1. Karya Tulis Ilmiah ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
2. Karya Tulis Ilmiah ini, adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya
3. Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terdapat pendapat yang telah ditulis atau di
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
Menyetujui:
Pembimbing
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Sidang
Karya Tulis Ilmiah Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Indramayu
Guna memenuhi sebagai syarat memperoleh gelar
Ahli Madya Keperawatan
Ketua Sidang
Anggota I Anggota II
Mengetahui:
Direktur,
iii
ABSTRAK
Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Asuhan Keperawatan Tn. W. Dengan
Isolasi Sosial Menarik Diri Di Ruang Sadewa Rumah Sakit Jiwa Pusat Prof. Dr.
Soerojo Magelang Tahun 2015”. Penulisan karya tulis ilmiah ini dilatarbelakangi
adanya kasus Isolasi Sosial: Menarik Diri sebanyak 291 orang (3,04 %).
Tujuan penulis adalah agar Mampu dan mendapatkan pengalaman yang
nyata serta mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan
komprehensif, meliputi bio-psiko-sosial- spiritual. Metode yang digunakan adalah
metode deskriptif dalam bentuk laporan kasus. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara observasi, wawancara, studi kepustakaan dan studi dokumentasi.
Sistematika penulisan terdiri dari lima bab yaitu: pendahuluan, tinjauan teoritis,
tinjauan kasus, pembahasan serta kesimpulan dan saran. Asuhan Keperawatan
dilakukan mulai tanggal 16 - `18 Februari 2015 dengan diagnosa keperawatan
yang ditemukan adalah: Perubahan Sensori Persepsi (PSP) : Halusinasi
berhubungan dengan Isolasi sosial: menarik diri dan Isolasi sosial : menarik diri
berhubungan dengan harga diri rendah. Kesimpulan: hasil yang diperoleh selama
memberikan asuhan keperawatan sudah dilakukan sesuai standar yang telah
ditentukan. Dari Karya Tulis Ilmiah ini disarankan agar perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan hendaknya melihat kondisi saat ini yang dialami
pasien gangguan jiwa yang mengalami Harga Diri Rendah.
iv
MOTTO
“Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk
diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan di
manapun kita berada kepada Dia-lah tempat meminta dan memohon”
v
KATA PENGANTAR
Tiada kata terindah selain rasa syukur kehadhirat Allah SWT yang telah
Karya Tulis Ilmiah ini di buat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
Judul Karya Tulis Ilmiah ini “Asuhan Keperawatan Tn. W. Dengan Isolasi Sosial
Menarik Diri Di Ruang Sadewa Rumah Sakit Jiwa Pusat Prof. Dr. Soerojo
1. Ibu Hj. Sri Ratna Amiarsih, S. Pd., SKM, MM, Direktur Akademi
4. Bapak Hasim Asyari, SKM, Pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang banyak
vi
6. Bapak dan Emak yang selalu ada dalam suka dan duka dan selalu
7. Seseorang yang selalu ada dan memberi semangat kepada penulis baik dikala
serta semua pihak yang banyak memberikan dorongan baik moril maupun
materil.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ……………………………………………………………… iv
B. Tujuan …………………………………………………. : 3
viii
BAB III TINJAUAN KASUS ……………………………………….. 35
A. Pengkajian ……………………………………………... 35
D. Perencanaan …………………………………………… 45
E. Pelaksanaan ……………………………………………. 52
A. Kesimpulan …………………………………………….. : 57
B. Saran ……………………………………………………. : 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Bimbingan :
3. LP
4. SP
xii
ASUHAN KEPERAWATAN TN. W. DENGAN ISOLASI SOSIAL:
MENARIK DIRI DI RUANG SADEWA RUMAH SAKIT
JIWA PUSAT PROF. DR. SOEROJO MAGELANG
TAHUN 2015
Oleh:
Mohammad Alfi Zabadi
NIM : 12 024
Oleh:
Mohammad Alfi Zabadi
NIM : 12 024
Agama : Islam
Indramayu
Pendidikan :
Pekerjaan :
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Depkes RI, 2009) Untuk
derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap individu, keluarga, dan
1
2
Menarik diri atau isolasi sosial menarik diri diartikan bahwa usaha
hubungan dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi rasa dan pikiran,
menderita gangguan jiwa berat (WHO, 2012). Bila separuh dari mereka
berjumlah 240 juta orang maka ini berarti bahwa 2.400.000 orang dengan
tersedia sekarang hanya sekitar kira-kira 10.000 tempat tidur (Yosep, 2010).
Pusat Prof. dr. Soerojo Magelang – Jawa Tengah Tahun 2014, pasien yang di
4.979 orang (52,01 %), Perilaku Kekerasan sebanyak 810 orang (8,46 %),
Risiko Perilaku Kekerasan sebanyak 2.443 orang (25,52 %), Risiko Bunuh
3
Diri sebanyak 125 orang (1,31 %), Waham sebanyak 255 orang (2,66 %),
Harga Diri Rendah sebanyak 426 orang (4,45 %), Isolasi Sosial: Menarik
Diri sebanyak 291 orang (3,04 %) dan deficit perawatan diri sebanyak 244
isolasi sosial yang merupakan salah satu gejala negatif pasien psikotik
(Keliat, 2009). Dampak kegawatan yang akan terjadi jika isolasi sosial tidak
sensori persepsi : halusinasi dan risiko mencederai diri sendiri dan orang lain.
Isolasi Sosial Menarik Diri Di Ruang Sadewa Rumah Sakit Jiwa Pusat
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
proses keperawatan.
4
2. Tujuan Khusus
menarik diri
menarik diri
menarik diri
melihat gambaran yang ada pada saat melakukan studi kasus secara obyektif
teknik:
1. Observasi
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang
2. Wawancara
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukan informasi dan ide melalui tanya
tertentu.
3. Pemeriksaan fisik
auskultasi dan pemeriksaan fisik lainnya yang dimulai dari ujung rambut
4. Studi kepustakaan
5. Studi Dokumentasi
file pasien yang ada di Ruang Sadewa RSJP Prof. dr. Soerojo Magelang.
D. Sistematika Penulisan
Tn. W dengan Isolasi Sosial: Menarik Diri terdiri dari: Pengkajian, Diagnosa
Asuhan Keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian
sekitarnya secara wajar dan hidup dalam khayalan sendiri yang tidak
hal 36). Isolasi Sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh
2002). Isolasi sosial menarik diri adalah keadaan dimana individu atau
7
8
a. Faktor Predisposisi
a) Masa Bayi
harus diterapkan pada anak, karena pada saat ini anak mulai
remaja.
dapat dipertahankan.
11
laku.
a) Sikap bermusuhan/hostilitas
anak
meningkat)
4) Faktor Biologis
skizofrenia.
b. Faktor Presipitasi
isolasi sosial.
13
2) Stresor Biokimia
terjadinya skizofrenia.
laku psikotik.
maupun biologis.
14
4) Stresor Psikologis
tipe psikotik.
berasal dari id maupun realitas yang berasal dari luar. Ego pada
kesepian, rasa takut , kemarahan, malu, bersalah dan merasa tidak aman.
impulsive.
membutuhkan orang lain dan lingkungan social, tidak ada manusia yang
dengan lingkungan sosial bila ada dalam rentang yang adaptif dan
menyelesaikan masalahnya:
16
selanjutnya.
social.
(1) Manipulasi
(2) Implusif
diadalkan.
(3) Narkisisme
Data subjektif :
Data objektif :
pintu.
Menarik Diri
mungkin tidak dapat dilihat lngsung seperti pada masalah kesehatan jiwa
mungkin tidak dapat dilihat langsung seperti pada maslah kesehatan fisik,
(Keliat,dkk, 2001).
1. Pengkajian Keperawatan
2001).
19
a. Pengumpulan data
1) Identitas klien
informen.
2) Keluhan Utama
4) Faktor predisposisi
5) Pemerikssaan fisik
muka menunduk, tidak ada kontak mata, dan tidak ada aktifitas
motorik.
6) Psikologis
a) Genogram
b) Konsep diri
struktur sosial.
rendah.
c) Hubungan Sosial
lingkungan sosial.
8) Status Mental
a) Penampilan
perawatan diri.
b) Pembicaraan
membuka pembicaraaan.
c) Aktiivitas motorik
menurun.
menarik diri.
d) Alam perasaan
e) Afek
g) Presepsi sensori
halusinasi
h) Proses fikir
kelainan.
i) Isi pikir
j) Tingkat kesadaran
k) Memori
l) Tingkat kosentrasi
m) Kemampuan penilaian
2. Analisa Data
dapat diketahui kesan jangan atau masalah yang dihadapi klien (Effendy,
2008).
2. DO:
- Klien tampak sering menyendiri
- Klien sering terlihat melamun Risiko tinggi PSP :
- Klien terlihat hanya diam dirumah Halusinasi
Saja
3. DO :
- Klien terlihat sedih Gangguan konsep diri : Harga
- Klien tampak putus asa diri Rendah
- Kontak mata kurang
3. Daftar Masalah
4. Pohon Masalah.
Gambar.2.2.
Pohon Masalah
5. Diagnosa Keperawatan.
kehidupan.
menarik diri :
6. Perencanaan
(2007).
1) Tujuan Umum
2) Tujuan Khusus
orang lain.
3) Tindakan keperawatan
saling percaya.
untuk bicara
meningkatkan motivasi.
melakukan tindakan
melakukan tindakan.
lain
dialami.
keluarga.
mengurangi kecemasan.
dirasakan.
30
a) Pada Klien
b) Pada Keluarga
terapeutik
1) Tujuan Umum
2) Tujuan Khusus
yang dimiliki.
sakit
4) Tindakan keperawatan
rasakan
yang dimiliki.
dimiliki Klien.
pada klien.
yang Realita.
33
dicapai.
di rumah
berharga.
kemampuan.
merawat klien.
motivasi
dirumah.
membuat
7. Pelaksanaan.
insiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik dimana
dimulai setelah rencana tindakan yang disusun dan dirujukan pada perawat
8. Evaluasi.
dengan membandingkan respon klien pada tujuan khusus dan umum yang
BAB III
TNJAUAN KASUS
A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama : Tn. W
Umur : 28 tahun
Pendidikan : SMK
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
No. MR : 111970
35
36
Nama : Tn. J
Umur : 61
Pekerjaan : Swasta
oleh keluarga
d. Faktor Predisposisi
lalu. Klien perhan punya pacar tapi gagal menikah, begitupun waktu
e. Pemeriksaan fisik
lesu.
2) Tanda-tanda vital
TD : 130/80 S : 37,5 c
N : 80 X/ menit R : 20 X/ menit
3) Fisik
Berat badan : 56 kg
f. Data penunjang
THP 2x2 mg
RPD 2x2 mg
Piracetam 2x400 mg
g. Genogram
x x x x
x x x
38
Keterangan :
x : Perempuan (meninggal)
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Tinggal 1 rumah
Keterangan :
1) Konsep diri
badannya.
membantu orangtuannya.
orang tuanya.
2) Hubungan sosial
perawat.
mata
muslim
40
4) Status mental
lingkungan sekitarnya)
pertanyaan
kooperatif
(g) Persepsi
atau phobia
41
(k) Memori
penyakit
h. Kebutuhan sehari-hari
2) BAB/BAK
berhias
4) Berpakaian
secara mandiri
i. Mekanisme koping
2. Analisa Data
Tabel 2.1. Analisa Data Keperawatan Klien Tn. W dengan Isolasi Sosial:
Menarik Diri
DO :
- Tidak ada kontak mata Isolasi sosial : Menarik Diri
- Klien menunduk saat berkomunikasi.
- Klien tidak mampu memulai
pembicaraan.
- Klien tampak malas berkumpul dengan
sesama klien dan perawat.
- Klien terlihat sering menyendiri
- Klien menarik diri dari lingkungan
- Klien tidak mau bergaul
2. DS :
Klien mengatakan malu karena telah
mengecewakan kedua orang tuanya.
DO :
- Klien berbicara dengan suara pelan dan
lambat. Gangguan Konsep Diri :
- Klien terlihat sedih Harga Diri Rendah
- Klien tampak putus asa
- Kontak mata kurang
- Klien menunduk saat berkomunikasi.
- Tidak ada kontak mata.
- Klien terlihat lesu.
3. DS :
Klien sebelumnya pernah mengalami
halusinasi
DO :
- Klien tampak sering menyendiri
- Klien sering terlihat melamun Risiko PSP: Halusinasi
- Klien lebih banyak diam.
- Klien menjawab pertanyaan dengan
suara yang pelan dan singkat.
- Klien menjawab jika ditanya.
- Klien tidak mampu memulai
pembicaraan.
44
muncul pada Tn. W dengan Isolasi Sosial: Menarik Diri sebagai berikut:
3. Pohon Masalah
Gambar 3.1.
Pohon Masalah
4. Diagnosa Keperawatan
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI/
IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
TANGGAL
1 2 3 4
Kamis 1.1. Salam terapeutik : “Assalamu’alaikum “ S: Alfi
26-02-2015 (menjabat tangan klien) -
10.00 1.2. Perkenalkan nama saya Alfi, saya biasa dipanggil Alfi, saya
mahasiswa Akper Pemda Indramayu, nama mas siapa dan biasa O:
dipanggil apa? - Klien menjabat tangan tanpa membalas
1.3. “Saya akan membantu merawat mas dari tanggal 26 s.d. 28 salam.
Februari 2015. Saya akan coba membantu permasalahan yang - Klien hanya diam
sedang mas hadapi”. - Klien sering menunduk
1.4. “ Baiklah mas kita akan bertemu lagi besok kira-kira pukul - Klien hanya mengangguk dan kontak mata
berapa? 13.00 atau 14.00 WIB dan dimana tempatnya? Kita kurang.
ketemu besok pukul 14.00 WIB di ruangan ini lagi, Baiklah
kalau begitu saya permisi dulu. A:
Hubungan saling percaya perawat dan klien
sudah terbina tetapi belum sepenuhnya.
P:
Lebih lanjut menyepakati kontrak
melanjutkan TUK I pada tanggal 27-02-2015
pukul 14.00 WIB di ruang perawatan
Jum;at 2.1.“Assalamu’alaikum “ (menjabat tangan klien) S:
27-02-2015 2.2. “ Mas masih ingat dengan saya, Nama saya Alfi, saya Klien menjawab salam sambil berjabat tangan
14.00 mahasiswa Akper Pemda Indramayu, nama mas siapa dan biasa dan mengatakan namanya ” nama saya Wisnu,
dipanggil apa? panggil saja saya Wisnu”
53
HARI/
IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
TANGGAL
1 2 3 4
O:
2.3.“ Baiklah mas kita akan bertemu lagi besok tanggal 28 Februari
- Klien membalas salam dan menjabat tangan.
2015, kira-kira pukul berapa 09.00 atau 10.00 dan dimana
- Klien menyebutkan nama.
tempatnya, dan bagaimana kalau di tempat ini saja? Dan nanti
- Selama interaksi klien menunduk.
kita akan membicarakan tentang penyebab mas tidak
berhubungan dengan orang lain. Apakah mas setuju? Baiklah
kalau begitu saya permisi dulu dan terima kasih atas A :
Hubungan saling percaya perawat dan klien
kerjasamanya”.
sudah terbina .
P:
Lanjutkan ke TUK 2 dengan kontrak Alfi
selanjutnya pada tanggal 28 Februari 2015
pukul 09.00 WIB disini.
54
HARI/
IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
TANGGAL
1 2 3 4
Sabtu 2.1.“ Assalamu’alaikum, bagaimana khabar mas hari ini, masih
27-02-2015 ingat dengan saya dan masih ingat tentang pembicaraan yang S:
14.00 akan didiskusikan hari ini?” - ” Wa’alaikum salam, baik-baik saja ”
2.2.”Saya senang mas masih ingat dengan saya dan masih ingat - ” Saya masih ingat, namanya mbak Alfi dan
dengan pembicaraan yang akan kita bicarakan. Ada apa dengan akan membicarakan tentang tanda-tanda
mas sehingga mas tidak mau berhubungan dengan orang lain?” orang yang tidak mau berhubungan dengan
2.3.”Bagus....baiklah mas sudah dapat mengungkapkan perasaan orang lain“
mas, seperti janji kita kemarin, saya akan menjelaskan tanda- - ” Saya malu sama orang tua saya mas,
tanda dan penyebab orang yang tidak mau berhubungan dengan karena saya tidak bisa membantu mereka
orang lain. Tanda-tandanya: menyendiri, jarang mengobrol bekerja“
dengan orang lain, berdiam diri di kamar, penyebabnya rasa - ” Pukul 11.00 WIB disini saja“
Alfi
malu dan rendah diri. - ” Saya juga senang”.
2.4.” Saya sangat senang ngobrol dengan mas, apalagi hari ini mas O:
mau ngobrol dengan saya, Mas senang tidak ngobrol dengan - Klien mendengarkan .
saya? Hari ini saya cukupkan sekian, besok kita ketemu lagi, - Klien mengangguk.
kira-kira pukul berapa, 10.00 atau 11.00 dan bagaimana kalau - Kontak mata kurang
tempatnya disini saja? Kita akan mebicarakan tentang
keuntungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain A:
dan cara berhubungan dengan orang lain”. Penyebab menarik diri sudah teridentifikasi.
P:
Melanjutkan ke TUK 3 dan akan
membicarakan keuntungan dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain
45
Diagnosa Perencanaan
No Tanggal Keperawatan Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
evaluasi
1 2 3 4 5 6 7
1. 26-02-15 Risiko PSP: Tujuan Umum :
Halusinasi Klin dapat
berhubungan berkomunikasi
dengan isolasi verbal
sosial : menarik
diri Tujuan Khusus : Setelah 2 kali 1. Bina hubungan saling 1. Hubungan saling percaya
1. Klien dapat pertemuan : Klien percaya melupakan langkah
Membina dapat membina .1. Salam terapeutik pertama untuk menjalin
hubungan hubungan saling .2. Perkenalkan diri hubungan selanjutnya
saling percaya percaya, .3. Jelaskan tujuan
membalas salam,
interaksi
berjabat tangan,
menyebutkan .4. Ciptakan lingkungan
nama, mau yang tenang
mengutarakan .5. Buat kontrak yang
masalah yang jelas pada tiap
dihadapi pertemuan
.6. Selalu kontak mata
selama interaksi
46
1 2 3 4 5 6 7
2. Klien dapat Setelah 2 kali 2. Bantu klien untuk 2. Dengan bantuan perawat
mengenal pertemuan klien mengungkapkan diharapkan klien mampu
perasaan yang dapat penyebab menarik diri mengidentifikasi
menyebabkan menyebutkan 2.1. Kaji pengetahuan penyebab menarik diri.
perilaku penyebab klien tentang
menarik diri perilaku perilaku menarik
dengan menarik diri diri dan tanda-
lingkungan tandanya.
2.2. Beri kesempatan
klien untuk
mengungkapkan
perasaan penyebab
klien tidak mau
bergaul/menarik
diri.
2.3. Diskusikan bersama
klien tentang
perilaku menarik
diri, tanda-tanda dan
penyebab yang
mungkin terjadi.
2.4. Beri pujian terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaannya
47
1 2 3 4 5 6 7
3. Klien dapat Setelah 2 kali 3.1.Kaji pengetahuan klien 3. Dengan mengetahui
menyebutkan pertemuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan
keuntungan dapat keuntungan erhubungan dengan orang lain dan
berhubungan menyebutkan dengan orang lain. kerugian tidak
dengan orang berhubungan 3.2.Berikan kesempatan berhubungan dengan
lain dan dengan orang pada klien untuk orang lain dapat
kerugian tidak lain dan mengungkapkan memotivasi klien untuk
berhubungan kerugian tidak perasaan tentang dapat berhubungan
dengan orang berhubungan kerugian bila tidak dengan orang lain.
lain dengan orang berhubungan dengan
lain orang lain.
3.3.Diskusikan bersama klien
tentang kerugian tidak
berhubungan dengan orang
lain
1 2 3 4 5 6 7
4.2.Dorong dan bantu untuk
berhubungan dengan
orang lain melalui tahap:
Klien-perawat-perawat
lain
Klien-perawat-perawat
lain-klien lain
Klien –kelompok kecil
Klien—keluarga/
masyarakat
4.3.Beri pujian atas
keberhasilan yang telah
dicapai klien.
4.4.Bantu klien
mengungkapkan
manfaat dari
berhubungan.
4.5.Diskusikan jadual harian
yang dapat dilakukan
klien dalam mengisi
waktu Motivasi klien
untuk mengikuti
kegiatan rumah.
4.6.Beri pujian atas keikut
sertaan klien dalam
kegiatan rumah.
49
1 2 3 4 5 6 7
5. Klien dapat Setelah 2 kali 5.1. Dorong klien untuk 5. Dengan berdiskusi dapat
mengungkapk pertemuan klien mengungkapkan menimbulkan motivasi
an dapat:mengungk perasaannya bila untuk mengungkapkan
perasaannya apkan berhubungan dengan perasaannya.
setelah perasaannya orang lain.
berhubungan berhubungan 5.2. Diskusikan dengan
dengan orang dengan orang klien tentang
lain lain untuk diri perasaannya bila
sendiri dan berhubungan dengan
orang lain. orang lain.
5.3. Beri respon positif atas
penampilan klien
mengungkapkan
perasaan manfaat
berhubungan dengan
orang lain.
1 2 3 4 5 6 7
- Mendemonstra 6.2. Diskusikan dengan 6.2.Memungkinkan keluarga
sikan cara anggota keluarga untuk melakukan
perawatan tentang: penilaian terhadap
klien - Perilaku menarik diri. perilaku menarik diri.
- Berpartisipasi - Akibat yang akan
dalam terjadi bila perilaku
perawatan menarik diri tidak
klien menarik ditanggapi.
diri - Penyebab perilaku
menarik diri.
- Cara keluarga
menanggapi klien
menarik diri.
1 2 3 4 5 6 7
7. Klien dapat Setelah 2 kali 7.1.Jelaskan jenis-jenis obat
menggunakan pertemuan klien yang diminum klien
obat dengan dapat pada klien dan keluarga.
benar (sesuai menyebutkan 7.2.Diskusikan manfaat
program) obat-obat yang minum obat dan
diminum dan kerugian berhenti
kegunaannya minum obat tanpa seizin
(Jenis, waktu, dokter.
dosis dan efek) 7.3.Anjurkan klien minta
dan klien dapat obta dan minum obat
minum obat tepat waktu.
sesuai program 7.4.Anjurkan klien
pengobatan. melaporkan pada
perawat/dokter jika klien
merasakan efek yang
tidak menyenangkan.
7.5.Beri pujian jika klien
minum obat dengan
benar.
55
BAB IV
PEMBAHASAN
dan praktek yang dimulai dari tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan,
A. Tahap pengkajian.
waktu mengkaji klien dikarenakan klien menjawab hanya ketika ditanya saja,
masalah tersebut dapat diatasi. Pada tahap pengkajian penulis tidak menemukan
kesenjangan, namun pada status mental klien dengan isolasi sosial menarik diri
yang biasanya klien terlihat kurang bersih, kurang rapih dan kurang dalam hal
perawatan diri tetapi pada kenyataannya klien sebaliknya, yaitu terlihat bersih,
55
56
C. Tahap Perencanaan
klien dan keluarga menyetujui atas rencana tindakan yang akan dilaksanakan
D. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini penulis tidak menemukan hambatan yang berarti, ketika
klien diajak bicara untuk kolaborasi dengan Tim Medis, klien awalnya menolak
sehingga digunakan pendekatan yang lain yaitu perawat sendiri yang kolaborasi
dengan dokter dan mengambil obat sesuai advis dokter. Tindakan yang lain dapat
E. Tahap Evaluasi
keperawatan yang telah dibuat, dengan hasil evaluasi sebagian besar masalah
BAB V
A. Kesimpulan
menarik diri.
57
58
proses keperawatan.
B. Saran
jiwa, selain sesuai format juga harus melakukan validasi baik pada
here and now (disini dan saat ini) mengingat kondisi pasien yang
berubah cepat.
59
mungkin agar bisa dilaksanakan tidak hanya oleh yang membuat asuhan
evaluasi proses.
60
DAFTAR PUSTAKA
Farida dan Hartono, 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta: Salemba
Medika.
Riyadi dan Purwanto, 2010. Asuhan Keperawatan Jiwa, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Stuart, CW dan Sandra J. Sundeen, 2008, Keperawatan Jiwa, Alih Bahasa Achir
Yani, EGC, Jakarta.
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI/
IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
TANGGAL
1 2 3 4
Kamis 1.1. Salam terapeutik : “Assalamu’alaikum “ S: Alfi
26-02-2015 (menjabat tangan klien) -
10.00 1.2. Perkenalkan nama saya Alfi, saya biasa dipanggil Alfi, saya
mahasiswa Akper Pemda Indramayu, nama mas siapa dan biasa O:
dipanggil apa? - Klien menjabat tangan tanpa membalas
1.3. “Saya akan membantu merawat mas dari tanggal 26 s.d. 28 salam.
Februari 2015. Saya akan coba membantu permasalahan yang - Klien hanya diam
sedang mas hadapi”. - Klien sering menunduk
1.4. “ Baiklah mas kita akan bertemu lagi besok kira-kira pukul - Klien hanya mengangguk dan kontak mata
berapa? 13.00 atau 14.00 WIB dan dimana tempatnya? Kita kurang.
ketemu besok pukul 14.00 WIB di ruangan ini lagi, Baiklah
kalau begitu saya permisi dulu. A:
Hubungan saling percaya perawat dan klien
sudah terbina tetapi belum sepenuhnya.
P:
Lebih lanjut menyepakati kontrak
melanjutkan TUK I pada tanggal 27-02-2015
pukul 14.00 WIB di ruang perawatan
Jum;at 2.1.“Assalamu’alaikum “ (menjabat tangan klien) S:
27-02-2015 2.2. “ Mas masih ingat dengan saya, Nama saya Alfi, saya Klien menjawab salam sambil berjabat tangan
14.00 mahasiswa Akper Pemda Indramayu, nama mas siapa dan biasa dan mengatakan namanya ” nama saya Wisnu,
dipanggil apa? panggil saja saya Wisnu”
53
HARI/
IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
TANGGAL
1 2 3 4
O:
2.3.“ Baiklah mas kita akan bertemu lagi besok tanggal 28 Februari
- Klien membalas salam dan menjabat tangan.
2015, kira-kira pukul berapa 09.00 atau 10.00 dan dimana
- Klien menyebutkan nama.
tempatnya, dan bagaimana kalau di tempat ini saja? Dan nanti
- Selama interaksi klien menunduk.
kita akan membicarakan tentang penyebab mas tidak
berhubungan dengan orang lain. Apakah mas setuju? Baiklah
kalau begitu saya permisi dulu dan terima kasih atas A :
Hubungan saling percaya perawat dan klien
kerjasamanya”.
sudah terbina .
P:
Lanjutkan ke TUK 2 dengan kontrak Alfi
selanjutnya pada tanggal 28 Februari 2015
pukul 09.00 WIB disini.
54
HARI/
IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
TANGGAL
1 2 3 4
Sabtu 2.1.“ Assalamu’alaikum, bagaimana khabar mas hari ini, masih
27-02-2015 ingat dengan saya dan masih ingat tentang pembicaraan yang S:
14.00 akan didiskusikan hari ini?” - ” Wa’alaikum salam, baik-baik saja ”
2.2.”Saya senang mas masih ingat dengan saya dan masih ingat - ” Saya masih ingat, namanya mbak Alfi dan
dengan pembicaraan yang akan kita bicarakan. Ada apa dengan akan membicarakan tentang tanda-tanda
mas sehingga mas tidak mau berhubungan dengan orang lain?” orang yang tidak mau berhubungan dengan
2.3.”Bagus....baiklah mas sudah dapat mengungkapkan perasaan orang lain“
mas, seperti janji kita kemarin, saya akan menjelaskan tanda- - ” Saya malu sama orang tua saya mas,
tanda dan penyebab orang yang tidak mau berhubungan dengan karena saya tidak bisa membantu mereka
orang lain. Tanda-tandanya: menyendiri, jarang mengobrol bekerja“
dengan orang lain, berdiam diri di kamar, penyebabnya rasa - ” Pukul 11.00 WIB disini saja“
Alfi
malu dan rendah diri. - ” Saya juga senang”.
2.4.” Saya sangat senang ngobrol dengan mas, apalagi hari ini mas O:
mau ngobrol dengan saya, Mas senang tidak ngobrol dengan - Klien mendengarkan .
saya? Hari ini saya cukupkan sekian, besok kita ketemu lagi, - Klien mengangguk.
kira-kira pukul berapa, 10.00 atau 11.00 dan bagaimana kalau - Kontak mata kurang
tempatnya disini saja? Kita akan mebicarakan tentang
keuntungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain A:
dan cara berhubungan dengan orang lain”. Penyebab menarik diri sudah teridentifikasi.
P:
Melanjutkan ke TUK 3 dan akan
membicarakan keuntungan dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN ISOLASI SOSIAL MENARIK DIRI
DI RSJP Prof. dr. Soerojo Magelang
Oleh:
Mohammad Alfi Zabadi
NIM : 12 024
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Masalah Utama
Isolasi sosial : menarik diri
3. Pohon masalah:
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain.
Tindakan :
3.1 Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi ( tidur,
marah, menyBapakkkan diri dll)
3.2 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang
lain
a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan prang lain
b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain
3.3 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
a. beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain
b. diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
c. beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
Referensi:
Budi Anna Keliat. 2009. Model praktik keperawatan professional jiwa. Jakarta. ECG
Yosep Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta. ECG
Lampiran
PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU
AKADEMI KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien dengan isolasi sosial menarik diri jarang bahkan tidak mampu melakukan interaksi
dengan orang lain (Rawlins, 1993). Klien sering menunjukan tanda dan gejala seperti
kurang spontan, apatis, akspresi wajah kurang berseri, afek datar, kontak mata kurang,
komunikasi verbal menurun, mengisolasi diri (menyendiri), posisi a(ceritakan kondisi
klien , gambaraan pasienny seperti apa)
2. Diagnosa keperawatan: Isolasi Sosial Menarik Diri
3. Tujuan
Mampu membina hubungan saling percaya dengan klien
Klien mampu menyebutkan penyebab isolasi sosial menarik diri
Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Klien mampu berkenalan dengan orang lain.
4. Strategi pelaksanaan:
Orientasi :
Orientasi (Perkenalan):
“Selamat pagi ”
“Saya Muhammad Alfi Saya senang dipanggil Alfi … Saya mahasiswa keperawatan Akper
Pemda Indramayu, saya yang akan membantu merawat Bapak dari sekarang sampai 2 hari
kedepan
“Siapa nama Bapak? Senang dipanggil siapa?”
“Apa keluhan Tn. W.. hari ini?” Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan
teman-teman Tn. W.. ? Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang tamu?
Mau berapa lama Tn. W.. ...? Bagaimana kalau 15 menit”
Kerja:
(Jika pasien baru)
”Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan Tn. W.. ? Siapa yang
jarang bercakap-cakap dengan Tn. W.. ? Apa yang membuat Tn. W.. jarang bercakap-cakap
dengannya?”
(Jika pasien sudah lama dirawat)
”Apa yang Tn. W.. rasakan selama S dirawat disini? Apakah Tn. W.. merasa sendirian?
Siapa saja yang Tn. W.. kenal di ruangan ini”
“Apa saja kegiatan yang biasa Tn. W.. lakukan dengan teman yang Tn. W.. kenal?”
“Apa yang menghambat Tn. W.. dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien yang
lain?”
”Menurut Tn. W.. apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman ? Wah benar, ada
teman bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah kalau
kerugiannya tidak mampunyai teman apa ya Tn. W.. ? Ya, apa lagi ? (sampai pasien
dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu
inginkah Tn. W.. belajar bergaul dengan orang lain ?
« Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain”
“Begini lho Tn. W.. , untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan
nama panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama Saya S, senang dipanggil
Si. Asal saya dari Bireun, hobi memasak”
“Selanjutnya Tn. W.. menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini:
Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana/ Hobinya apa?”
“Ayo S dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan S. Coba berkenalan dengan saya!”
“Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali”
“Setelah Tn. W.. berkenalan dengan orang tersebut S bisa melanjutkan percakapan tentang
hal-hal yang menyenangkan Tn. W.. bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi,
tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya.”
Terminasi:
”Bagaimana perasaan Tn. W.. setelah kita latihan berkenalan?”
” Tn. W.. tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali”
”Selanjutnya Tn. W.. dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak
ada. Sehingga Tn. W.. lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. Tn. W.. mau
praktekkan ke pasien lain. Mau jam berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada jadwal
kegiatan hariannya.”
”Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak Tn. W.. berkenalan dengan
teman saya, perawat Alfi. Bagaimana Tn. W.. mau kan?”
”Baiklah, sampai jumpa.”
55
BAB IV
PEMBAHASAN
dan praktek yang dimulai dari tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan,
A. Tahap pengkajian.
waktu mengkaji klien dikarenakan klien menjawab hanya ketika ditanya saja,
masalah tersebut dapat diatasi. Pada tahap pengkajian penulis tidak menemukan
kesenjangan, namun pada status mental klien dengan isolasi sosial menarik diri
yang biasanya klien terlihat kurang bersih, kurang rapih dan kurang dalam hal
perawatan diri tetapi pada kenyataannya klien sebaliknya, yaitu terlihat bersih,
55
56
C. Tahap Perencanaan
klien dan keluarga menyetujui atas rencana tindakan yang akan dilaksanakan
D. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini penulis tidak menemukan hambatan yang berarti, ketika
klien diajak bicara untuk kolaborasi dengan Tim Medis, klien awalnya menolak
sehingga digunakan pendekatan yang lain yaitu perawat sendiri yang kolaborasi
dengan dokter dan mengambil obat sesuai advis dokter. Tindakan yang lain dapat
E. Tahap Evaluasi
keperawatan yang telah dibuat, dengan hasil evaluasi sebagian besar masalah