Dosen Pembimbing :
Duwi Basuki, S, Kep, Ns. M. Kep
JL. Raya jabon Km.06 mojoanyar kabupaten mojokerto telp/fax; (0321) 390203
Email : stikes.ppni@yahoo.co.id Website : www.stikes-ppni.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat – Nya,
sehingga kami telah menyelesaikan makalah kami berjudul “Supervisi Dalam
Manajemen Keperawatan” untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Manajemen”
Program Studi S1 Keperawatan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto.
Adapun penyelesaian makalah ini tak luput dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :
Penulis
Page | 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................5
1.1 Latar belakang................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................6
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................6
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................8
2.1 Pengertian Supervisi.......................................................................8
2.2 Tujuan Supervisi.............................................................................9
2.3 Manfaat Supervisi...........................................................................9
2.4 Kompetensi Supervisor................................................................10
2.5 Fungsi Supervisi...........................................................................10
2.6 Peran Supervisi.............................................................................11
2.7 Prinsip – Prinsip Supervisi...........................................................11
2.8 Cara Supervisi..............................................................................13
2.9 Model – Model Supervisi.............................................................19
BAB III PENUTUP...............................................................................21
3.1 Kesimpulan...................................................................................21
3.2 Saran.............................................................................................21
INSTRUMEN SUPERVISI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
SECARA LANGSUNGPADA PERAWAT ASOSIET........................23
PROPOSAL SUPERVISI KEPERAWATAN......................................27
SOP INJEKSI PROSEDUR TINDAKAN PEMBERIAN SUNTIKAN (
INJEKSI )..............................................................................................28
Page | 3
BAB I
PENDAHULUAN
Page | 4
keperawatan yang mungkin sangat terbatas tanpa melakukan supervisi
keperawatan.
A. Tujuan Umum
Page | 5
1. Pembaca dapat memahami Pengertian, Tujuan, Manfaat supervisi
dalam manajemen keperawatan.
2. Pembaca khususnya mahasiswa ilmu keperawtan dapat
memahami prinsip supervisi dalam manajemen keperawatan
3. Perawat dapat menerapkan prinsip dalam manajemen
keperawatan
Page | 6
BAB II
TINJAUAN TEORI
Page | 7
Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan
sebagai pelaksana pasif, melainkan diperlukan sebagai patner kerja yang
memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai
dan diikutsertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses keperawatan.
Dengan demikian supervisi diartikan sebagai suatu aktifitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para tenaga keperawatan dan staf lainnya
dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Page | 8
keterampilan bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan suasana
kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan.
2. Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan
efesiensi kerja ini erat kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan
yang dilakukan bawahan, sehingga pemakaian sumber daya (tenaga,
harta dan sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah. Apabila kedua
peningkatan ini dapat diwujudkan, sama artinya dengan telah
tercapainya tujuan suatu organisasi. Tujuan pokok dari supervisi ialah
menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah direncanakan
secara benar dan tepat, dalam arti lebih efektif dan efesien, sehingga
tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan
memuaskan (Suarli & Bachtiar, 2008).
4. Proses kelompok
Page | 9
II.5 Fungsi Supervisi
Page | 10
II.7 Prinsip – Prinsip Supervisi
Page | 11
4. Supervisi adalah proses kerjasama yang demokratis antar supervisor
dan perawat pelaksana.
1. Langsung
b. Mudah dipahami
2. Tidak langsung
Page | 12
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan,.
Supervisor tidak melihat langsung kejadian di lapangan, sehingga
mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara
tertulis.
Page | 13
d. Mengatur jam istirahat personil, Mendeteksi dan mencatat
problem yang muncul pada saat itu dan mencari cara
memudahkannya.
4) Sebelum pulang
4. Supervisor Keperawatan
Page | 14
a. Kepala ruangan, kepala ruangan bertanggung jawab dalam
supervisi pelayanan keperawatan diunit kerjanya. Kepala rungan
merupakan ujung tombak penentu tercapai tidaknya tujuan
pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan dan
pendokumentasian di unit kerjanya.
a. Supervisi Langsung :
1) Merencanakan
Page | 15
Seorang supervisor, sebelum melakukan supervisi
harus membuat perencanaan tentang apa yang akan
disupervisi, siapa yang akan disupervisi, bagaimana
tekniknya, kapan waktunya dan alasan dilakukan supervisi
(Kron, 1987). Dalam membuat perencanaan diperlukan
unsur-unsur : Objektif / tujuan dari perencanaan, Uraian
Kegiatan, Prosedur, Target waktu pelaksanaan, penanggung
jawab dan anggaran (Suarli, 2009).
2) Mengarahkan
3) Membimbing
Page | 16
penjelasan, pengarahan dan pengajaran, bantuan, serta
pemberian contoh langsung.
4) Memotivasi
6) Mengevaluasi
Page | 17
pekerjaan tersebut sudah dikerjakan sesuai dengan ketentuan
untuk mencapai tujuan organisasi. Evaluasi dapat dilakukan
dengan cara menilai langsung kegiatan, memantau kegiatan
melalui objek kegiatan. Apabila suatu kegiatan sudah di
evaluasi, maka diperlukan umpan balik terhadap kegiatan
tersebut.
1. Model konvensional
2. Model ilmiah
Page | 18
Supervisi dilakukan dengan pendekatan yang sudah
direncanakan sehingga tidak hanya mencari kealahan atau masalah
saja. Oleh karena itu supervisi yang dilakukan dengan model ini
memilki karasteristik sebagai berikut yaitu, dilakukan secara
berkesinambungan, dilakukan dengan prosedur, instrument dan
standar supervisi yang baku, menggunakan data yang objektif
sehingga dapat diberikan umpan balik dan bimbingan.
3. Model klinis
4. Model artistic
Page | 19
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
Page | 20
DAFTAR PUSTAKA
Page | 21
Page | 22
INSTRUMEN SUPERVISI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
NAMA PERAWAT :
HARI/TANGGAL :
SUPERVISOR :
RUANGAN :
PETUNJUK:
BERI TANDA CHECK LIST (V) PADA KOLOM “YA” BILA
PEKERJAAN DILAKUKAN DAN PADA KOLOM “TIDAK” BILA
PEKERJAAN TIDAK DILAKUKAN.
A. IDENTITAS PASIEN
B. ALASAN PASIEN MASUK RS
C. RIWAYAT PENYAKIT SAAT INI
D. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
E. GENOGRAM
F. KEBUTUHAN DASAR
G. RIWAYAT SOSIAL
H. PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE
I. REFLEKS
J. POLA TUMBUH KEMBANG
K. RIWAYAT IMUNISASI
L. RUMUSAN MASALAH KEPERAWATAN
3. PERAWAT MENDOKUMENTASIKAN HASIL
PENGKAJIAN PADA FORMAT YANG TERSEDIA
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
.
1. PERAWAT MERUMUSKAN DIAGNOSA
Page | 23
KEPERAWATAN BERDASARKAN DATA
2. PERAWAT MERUMUSKAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN MENGGUNAKAN FORMAT P-E-S
3. PERAWAT MENDOKUMENTASIKAN RUMUSAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA FORMAT YANG
TERSEDIA
C RENCANA KEPERAWATAN
.
1. PERAWA MEMBUAT RENCANA INTERVENSI SESUAI
DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. PERAWAT MENENTUKAN TUJUAN
3. PERAWAT MENENTUKAN KRITERIA HASIL
4. PERAWAT MENDOKUMENTASIKAN RENCANA
INTERVENSI PADA FORMAT YANG TERSEDIA
D IMPLEMENTASI
.
1. PERAWAT MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SESUAI DENGAN INTERVENSI YANG
DIRENCANAKAN
2. PERAWAT MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SESUAI DENGAN SOP
3. PERAWAT MEMBERIKAN PENJELASAN TENTANG
TINDAKAN YANG AKAN DILAKUKAN
4. PERAWAT MELAKUKAN TINDAKAN SESUAI
DENGAN KEBUTUHAN PASIEN
5. PERAWAT MEMBINA HUBUNGAN BAIK DENGAN
PASIEN
6. PERAWAT MENJAGA PRIVACY PASIEN DALAM
MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN
7. PERAWAT MEMBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN
SESUAI KEBUTUHAN
8. PERAWAT MELAKSANAKAN TINDAKAN
KOLABORATIF SESUAI DENGAN KEBUTUHAN
9. PERAWAT MENDOKUMENTASIKAN TINDAKAN
KEPERAWATAN PADA FORMAT YANG TERSEDIA
E EVALUASI
.
1. PERAWAT MENGEVALUASI TINDAKAN MENGACU
PADA KRITERIA HASIL
2. PERAWAT MEMBUAT SOAP
3. PERAWAT MEMODIFIKASI RENCANA
4. PERAWAT MENDOKUMENTASIKAN EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA FORMAT YANG
TERSEDIA
Page | 24
TOTAL SKOR
KETERANGAN:
………..
………………………………………………………………………………………
………………………
PENGARAHAN LANGSUNG :
………………………………………………………………………………………
………………………………..
Page | 25
SARAN DAN TINDAK LANJUT :
………………………………………………………………………………………
……………………………..
(………………………….……) (……………………………….)
MENGETAHUI,
MANAJER KEPERAWATAN
(…………………………………………………….)
Page | 26
PROPOSAL SUPERVISI KEPERAWATAN
1. PELAKSANAAN
Kegiatan supervisi prosedur pemasangan infus akan dilaksanakan pada:
Hari/ tanggal :
Waktu : WIB
Perawat Associate
Persiapan Alat
Page | 27
5. PELAKSANA KEGIATAN
Page | 28
SOP INJEKSI
Page | 1
6) Tentukan vena yang akan ditusuk ( vena basilika dan vena
chefalika), syarat vena: tidak bercabang, bukan bekas
tusukan, kulit tidak berbulu.
7) Pasang perlak di bawah area yang akan disuntik
8) Bila vena sudah ditemukan ( misal vena basilika) atur
lengan lurus dan pasang tourniquet sampai vena benar-
benar dapat dilihat dan diraba
9) Siapkan spuit yang sudah berisi obat, bila masih terdapat
udara dalam spuit, maka udara harus dikeluarkan
10) Bila klien terpasang veinflon, bersihkan port penyuntikan
yang mengarah ke aliran iv yang utama dengan kapas
alkohol.
11) Buka aliran port i.v tersebut dan buka jarum spuit kemudian
masukkan spuit tanpa jarum ke dalam veinflon dan
suntikkan obat.
12) Tusukkan jarum ke dalam vena dengan posisi jarum sejajar
dengan vena dengan sudut 15
13) Lakukan aspirasi dengan cara menarik plunger spuit. Bila
darah sudah terhisap lepaskan tourniquet dan dorong obat
pelan-pelan ke dalam vena
14) Setelah obat masuk vena, segera tarik spuit, usap dengan
kapas alkohol dengan sedikit menekan
15) Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
16) Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang telah
tersedia (sampah medis untuk benda tajam.
17) Observasi respon pasien terhadap penyuntikan
18) Lepas sarung tangan dan cuci tangan
19) Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat, tepat dosis,
tepat pasien, tepat waktu, tepat cara pemberian dan
waspada)
20) Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas)
Page | 2
3. Terminasi
1) Berikan pujian pada klien
2) Ucapkan terima kasih
Page | 3
Yang diSupervisi :
kelancaran tetesan
2. Mengevaluasi kenyamanan posisi 1
3. Mengobservasi kemungkinan plebitis 2
Total Nilai 40
Kriteria Skor : Baik : 35-40 Cukup : 30-35 Kurang: <30
Page | 1
Masalah yang Pemecahan Masalah Konsep Solusi / Follow
ditemukan Up
Mojokerto,
Perawat Primer
SUPERVISOR
( ) ( )
Page | 2