Anda di halaman 1dari 33

SUPERVISI DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

Mata Kuliah Keperawatan Manajemen

Dosen Pembimbing :
Duwi Basuki, S, Kep, Ns. M. Kep

Disusun oleh Kelompok 05 :

1. Citra Aulia Wulandari (201701009)


2. Ita Fatikhatul Laila (201701010)
3. Desi Fitriani (201701027)
4. Safira Radina Sari (201701029)
5. Aldhea Putri Hapsari (201701030)
6. Aprilia Arum Pambudi (201701031)
7. Iif Octavia Indah Sari (201701032)
8. Revina Putri (201701033)
9. Selvy Quthrotun Nada (201701036)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TA 2019/2020

JL. Raya jabon Km.06 mojoanyar kabupaten mojokerto telp/fax; (0321) 390203
Email : stikes.ppni@yahoo.co.id Website : www.stikes-ppni.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat – Nya,
sehingga kami telah menyelesaikan makalah kami berjudul “Supervisi Dalam
Manajemen Keperawatan” untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Manajemen”
Program Studi S1 Keperawatan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto.

Adapun penyelesaian makalah ini tak luput dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Segenap dosen dan staff di lingkungan STIKes Bina Sehat PPNI


Mojokerto yang turut membantu menyediakan fasilitas belajar serta
arahan – arahan yang telah diberikan
2. Ucapan terimakasih kepada Bapak, Ibu serta semua keluarga yang telah
mendukung, mendorong serta memberikan fasilitas kepada penulis
sehingga makalah ini dapat terselesaikan
3. Serta Rekan – rekan mahasiswa STIKes Bina SeHat PPNI yang
ikutsertadalammembantumenyelesaikanmakalahini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Sehingga saran
dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan terutama


bagi pembaca, penulis dan mahasiswa STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto.

Mojokerto, 10 Mei 2020

Penulis

Page | 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................5
1.1 Latar belakang................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................6
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................6
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................8
2.1 Pengertian Supervisi.......................................................................8
2.2 Tujuan Supervisi.............................................................................9
2.3 Manfaat Supervisi...........................................................................9
2.4 Kompetensi Supervisor................................................................10
2.5 Fungsi Supervisi...........................................................................10
2.6 Peran Supervisi.............................................................................11
2.7 Prinsip – Prinsip Supervisi...........................................................11
2.8 Cara Supervisi..............................................................................13
2.9 Model – Model Supervisi.............................................................19
BAB III PENUTUP...............................................................................21
3.1 Kesimpulan...................................................................................21
3.2 Saran.............................................................................................21
INSTRUMEN SUPERVISI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
SECARA LANGSUNGPADA PERAWAT ASOSIET........................23
PROPOSAL SUPERVISI KEPERAWATAN......................................27
SOP INJEKSI PROSEDUR TINDAKAN PEMBERIAN SUNTIKAN (
INJEKSI )..............................................................................................28

Page | 3
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang penting dalam


manajemen serta keseluruhan tanggung jawab pemimpin. Pemahaman ini
juga ada dalam manajemen keperawatan. Untuk mengelola asuhan
keperawatan dibutuhkan kemampuan manajemen dari perawat profesional
diharapkan mempunyai kemampuan dalam supervisi dan evaluasi.
Pendelegasian merupakan elemen yang esensial pada fase pengarahan dalam
proses manajemen karena sebagian besar tugas yang diselesaikan oleh
manajer ( tingkat bawah, menengah dan atas ) bukan hanya hasil usaha
mereka sendiri, tetapi juga hasil usaha pegawai. Ada banyak tugas yang
sering kali harus diselesaikan oleh satu orang. Dalam situasi ini,
pendelegasian sering terkait erat dengan produktivitas. Ada banyak alasan
yang tepat untuk melakukan pendelegasian. Kadang kala manajer harus
mendelegasikan tugas rutin sehingga mereka dapat menangani masalah yang
lebih kompleks atau yang membutuhkan keahlian dengan tingkat yang lebih
tinggi.

Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing pengarahan


( dalam fungsi manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar
segala kegiatan yang telah diprogram dapat dilaksanakan dengan baik dan
lancar. Supervisi secara langsung memungkinkan manajer keperawatan
menemukan berbagai hambatan atau permasalahan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan di ruangan dengan mencoba memandang secara
menyeluruh faktor-faktor yang mempengaruhi dan bersama dengan staf
keperawatan untuk mencari jalan pemecahannya. Sukar seorang manajer
keperawatan untuk mempertahankan mutu asuhan keperawatan tanpa
melakukan supervisi, karena masalah – masalah yang terjadi dapat diketahui
oleh manajer keperawatan melalui informasi yang diberikan oleh staff

Page | 4
keperawatan yang mungkin sangat terbatas tanpa melakukan supervisi
keperawatan.

I.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi supervisi dalam manajemen keperawatan ?


2. Apa tujuan supervisi dalam manajemen keperawatan ?
3. Apa manfaat supervisi dalam manajemen keperawatan ?
4. Bagaimana kompentensi supervisor dalam manajemen keperawatan ?
5. Apa fungsi supervisi dalam manajemen keperawatan ?
6. Apa peran supervisi dalam manajemen keperawatan?
7. Apa elemen proses supervisi dalam manajemen keperawatan ?
8. Bagaimana prinsip – prinsip supervisi dalam manajemen keperawatan ?
9. Bagaimana cara supervisi dalam manajemen keperawatan ?
10. Bagaimana model – model supervisi dalam manajemen keperawatan ?

I.3 Tujuan Penulisan

A. Tujuan Umum

1. Menjelaskan definisi supervisi dalam manajemen keperawatan


2. Menjelaskan tujuan Menjelaskan definisi supervisi dalam
manajemen keperawatan
3. Menjelaskan manfaat supervisi dalam manajemen keperawatan
4. Menjelaskan kompentensi supervisor dalam manajemen
keperawatan
5. Menjelaskan fungsi supervisi dalam manajemen keperawatan
6. Menjelaskan peran supervisi dalam manajemen keperawatan
7. Menjelaskan elemen proses supervisi dalam manajemen
keperawatan
8. Menjelaskan prinsip – prinsip supervisi dalam manajemen
keperawatan
9. Menjelaskan cara supervisi dalam manajemen keperawatan
10. Menjelaskan model supervisi dalam manajemen keperawatan
B. Tujuan Khusus

Page | 5
1. Pembaca dapat memahami Pengertian, Tujuan, Manfaat supervisi
dalam manajemen keperawatan.
2. Pembaca khususnya mahasiswa ilmu keperawtan dapat
memahami prinsip supervisi dalam manajemen keperawatan
3. Perawat dapat menerapkan prinsip dalam manajemen
keperawatan

Page | 6
BAB II

TINJAUAN TEORI

II.1 Pengertian Supervisi

Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi


segala bantuan dari pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang
tertujuan untuk perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam
mencapai tujuan asuhan keperawatan. Kegiatan supervisi semacam ini
adalah merupakan dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan
keahlian dan kecakapan para perawat. Supervisi diartikan sebagai
pengamatan atau pengawasan secara langsung terhadap pelaksanaan
pekerjaan yang sifatnya rutin. (Prajudi Atmosudiro 1982).

Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing,


mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai,
mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil
serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan asuhan
keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara
menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat.
Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. ( Thora Kron
1987),

Supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber yang


diperlukan untuk penyelesaian tugas-tugasnya. Dalam pelaksanaannya
supervisi bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf keperawatan
menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau
ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bersama para perawat
bagaimanan memperbaiki proses keperawatan yang sedang berlangsung.
( Swansburg 1999)

Page | 7
Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan
sebagai pelaksana pasif, melainkan diperlukan sebagai patner kerja yang
memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai
dan diikutsertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses keperawatan.
Dengan demikian supervisi diartikan sebagai suatu aktifitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para tenaga keperawatan dan staf lainnya
dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.

II.2 Tujuan Supervisi

Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini


tidak hanya meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya
para tenaga keperawatan dan tenaga lainnya , juga meliputi jumlah
persediaan dan kelayakan perawatan agar memudahkan pelaksanaan tugas.
Oleh karena itu tujuan supervisi adalah :

1. Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan


2. Melatih staf dan pelaksana keperawatan
3. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan
mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan
keperawatan.
4. Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan.

II.3 Manfaat Supervisi

Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak


manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (Suarli &
Bachtiar, 2009) :

1. Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas


kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan

Page | 8
keterampilan bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan suasana
kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan.
2. Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan
efesiensi kerja ini erat kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan
yang dilakukan bawahan, sehingga pemakaian sumber daya (tenaga,
harta dan sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah. Apabila kedua
peningkatan ini dapat diwujudkan, sama artinya dengan telah
tercapainya tujuan suatu organisasi. Tujuan pokok dari supervisi ialah
menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah direncanakan
secara benar dan tepat, dalam arti lebih efektif dan efesien, sehingga
tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan
memuaskan (Suarli & Bachtiar, 2008).

II.4 Kompetensi Supervisor

Seorang supervisor harus memiliki kemampuan dalam :

1. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas sehingga dapat


dimengerti oleh staf dan pelaksana keperawatan

2. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf dan pelaksana


keperawatan

3. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan


pelaksana keperawatan

4. Proses kelompok

5. Memberi latihan dan bimbingan yang diperlukan staf

6. Melakukan penilaian terhadap penampilan kerja perawat

7. Mengadakan pengawasan agar pelayanan keperawatan lebih baik

Page | 9
II.5 Fungsi Supervisi

1. Untuk mengatur dan mengorganisasi proses pemberian pelayanan


keperawatan yang menyangkut pelaksanaan kebijakan pelayanan
keperawatan tentang staf dan SOP
2. Menilai dan memperbaiki factor-faktor yang mempengaruhi proses
pemberian pelayanan asuhan keperawatan
3. Briggs, mengungkapkan bahwa fungsi utama supervisi dalam
keperawatan ialah mengkoordinasi, menstimuli dan mendorong kearah
peningkatan kwalitas asuhan keperawatan

II.6 Peran Supervisi

1. Menurut Bowe dan Deas Lore, dikutip Yuslis ( 1995), menyatakan


peranan supervisor dalam keperawatan menitik beratkan kepada
perencanaan, pelaksanaan tugas, pelimpahan tanggung jawab, memberi
kesempatan pada staf untuk dapat menyelesaikan tugasnya sesuai
dengan standar asuhan keperawatan, memberi support,
mempertahankan kebersamaan
2. Olivia (1976) mengatakan bahwa peranan supervisor adalah
koordinator, konsultan, pemimpin kelompok evaluator
3. Secara umum peranan supervisor dalam keperawatan adalah leader,
koordinator, pembantu/pelayan, pelatih, pembimbing, evaluator,
peneliti dan inspektur
4. Elemen Proses Supervisi
5. Standar praktek keperawatan yang digunakan sebagai acuan dalam
menilai dan mengarahkan penyimpangan yang terjadi.
6. Fakta empirik di lapangan, sebagai pembanding untuk pencapaian
tujuan dan menetapkan kesenjangan
7. Adanya tindak lanjut sebagai upaya mempertahankan kualitas maupun
upaya memperbaiki

Page | 10
II.7 Prinsip – Prinsip Supervisi

Ada beberapa prinsip yang dilakukan di bidang keperawatan ( Nursalam,2007


) antara lain :

1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi

2. Supervisi menggunakan pengetahuan dasar manajemen,keterampilan


hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip
manajemen dan kepimpinan

3. Fungsi supervsi diuraikan dengan jelas,terorganisasi dan dinyatakan


melalui petunjuk,peraturan,tugas dan standart.

4. Supervisi merupakan proses kerjasama yang demokratis antara


supervisor dan perawat pelaksana.

5. Supervisi merupakan visi,misi,falsafah,tujuan dan rencana yang


spesifik.

6. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif ,komunikasi efektif,


kreatifitas, dan motivasi.

7. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdayaguna dalam


pelayanan keperawatan yang memberikan kepuasan klien,perawat dan
manajer.

Menurut keliat (1993 ) prinsip supervisi keperawatan adalah


sebagai berikut :

1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi rumah sakit

2. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen,keterampilan


hubungan antar manusia,kemampuan menerapkan prinsip manajemen
dan kepemimpinan

3. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas dan terorganisasi dan


dinyatakan melalui petunjuk,peraturan kebijakan dan uraian tugas
standart.

Page | 11
4. Supervisi adalah proses kerjasama yang demokratis antar supervisor
dan perawat pelaksana.

5. Supervisi menggunakan proses manajemen termasuk menerapkan


misi,falsafah,tujuan,dan rencananya yang spesifik untuk mencapai
tujuan.

6. Supervisi menciptakan lingkungan yang mendukung komunikasi


efektif,merangsang kreativitas dan motivasi.

II.8 Cara Supervisi

1. Langsung

Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang


berlangsung. Pada supervisi modern diharapkan supervisor terlibat dalam
kegiatan agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan
sebagai perintah. Cara memberikan pengarahan yang efektif adalah :

a. Pengarahan harus lengkap

b. Mudah dipahami

c. Menggunakan kata-kata yang tepat

d. Berbicara dengan jelas dan lambat

e. Berikan arahan yang logika

f. Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat

g. Pastikan bahwa arahan dipahami

h. Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak lanjut

2. Tidak langsung

Page | 12
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan,.
Supervisor tidak melihat langsung kejadian di lapangan, sehingga
mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara
tertulis.

3. Kegiatan rutin supervisor

Tugas-tugas rutin yang harus dilakukan oleh supervisor setiap


harinya (bittel,a987) adalah sebagai berikut:

1) Sebelum pertukaran shift (15-30 menit)

a. Mengecek kecukupan fasilitas/peralatan/sarana untuk hari itu

b. Mengecek jadwal kerja

c. Pada waktu mulai shift (15-30 menit)

d. Mengecek personil yang ada

e. Menganalisa keseimbangan personil dan pekerjaan

f. Mengatur pekerjaan, Mengidentifikasi kendala yang muncul

g. Mencari jalan supaya pekerjaan dapat diselesaikan.

2) Sepanjang hari dinas (6-7 jam)

a. Mengecek pekerjaan setiap personil, dapat mengarahkan,


instruksi, mengoreksi atau memberikan latihan sesuai
kebutuhannya.

b. Mengecek kemajuan pekerjaan dari personil sehingga dapat


segera membantu apabila diperlukan, Mengecek pekerjaan
rumah tangga

c. Mengecek kembali pekerjaan personil dan kenyamanan kerja,


terutama untuk personil baru. Berjaga-jaga di tempat apabila
ada pertanyaan, permintaan bantuan atau hal-hal yang terkait.

Page | 13
d. Mengatur jam istirahat personil, Mendeteksi dan mencatat
problem yang muncul pada saat itu dan mencari cara
memudahkannya.

e. Mengecek kembali kecukupan alat/fasilitas/sarana sesuai


kondisi operasional, Mencatat fasilitas/sarana yang rusak
kemudian melaporkannya

f. Mengecek adanya kejadian kecelakaan kerja

g. Menyiapkan dan melaporkan secara rutin mengenai


pekerjaan.

3) Sekali dalam sehari (15-30 menit)

Mengobservasi satu personil atau area kerja secara kontinu


untuk 15 menit. Melihat dengan seksama hal-hal yang mungkin
terjadi seperti : Keterlambatan pekerjaan, lamanya mengambil
barang, kesulitan pekerjaan dan lain sebagainya.

4) Sebelum pulang

a. Membuat daftar masalah yang belum terselesaikan dan


berusaha untuk memecahkan persoalan tersebut keesokan
harinya.

b. Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang hari


dengan mengecek hasilnya, kecukupan material dan
peralatannya.

c. Lengkapi laporan harian sebelum pulang

d. Membuat daftar pekerjaan untuk harinya, membawa pulang


memperlajari di rumah sebelum pergi bekerja kembali.

4. Supervisor Keperawatan

Page | 14
a. Kepala ruangan, kepala ruangan bertanggung jawab dalam
supervisi pelayanan keperawatan diunit kerjanya. Kepala rungan
merupakan ujung tombak penentu tercapai tidaknya tujuan
pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan dan
pendokumentasian di unit kerjanya.

b. Pengawas Keperawatan, beberapa ruangan atau unit pelayanan


berada di bawah satu instalasi, pengawas perawatan bertanggung
jawab dalam melakukan supervisi pada areanya yaitu beberapa
kepala ruangan yang berada dalam satu instalasi tertentu, misalnya
instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan dan lain-lain.

c. Kepala seksi, beberapa instansi digabung dibawah satu pengawasan


kepala seksi. Kepala seksi mengawasi pengawas keperawatan
dalam melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh perawat
secara tidak langsung. Kepala Bidang keperawatan, Kabid
Keperawatan bertanggung jawab untuk melakukan supervisi
kepada kepala seksi secara langsung dan semua perawat secara
tidak langsung.

 Cara Supervisi menurut, (Suyanto, 2009)

Supervisi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung,


penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta tujuan
supervisi.

a. Supervisi Langsung :

Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang


berlangsung. Cara supervisi ini ditujukan untuk bimbingan dan
arahan serta mencegah dan memperbaiki kesalahan yang terjadi.
Cara supervisi terdiri dari :

1) Merencanakan

Page | 15
Seorang supervisor, sebelum melakukan supervisi
harus membuat perencanaan tentang apa yang akan
disupervisi, siapa yang akan disupervisi, bagaimana
tekniknya, kapan waktunya dan alasan dilakukan supervisi
(Kron, 1987). Dalam membuat perencanaan diperlukan
unsur-unsur : Objektif / tujuan dari perencanaan, Uraian
Kegiatan, Prosedur, Target waktu pelaksanaan, penanggung
jawab dan anggaran (Suarli, 2009).

2) Mengarahkan

Pengarahan yang dilakukan supervisor kepada staf


meliputi pengarahan tentang bagaimana kegiatan dapat
dilaksanakan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Dalam memberikan pengarahan diperlukan kemampuan
komunikasi dari supervisor dan hubungan kerjasama yang
demokratis antara supervisor dan staf. Cara pengarahan yang
efektif adalah : Pengarahan harus lengkap, Menggunakan
kata-kata yang tepat, Bebicara dengan jelas dan lambat,
Berikan arahan yang logis. Hindari memberikan banyak
arahan pada satu waktu, Pastikan bahwa arahan dipahami.
Yakinkan bahwa arahan supervisor dilaksanakan sehingga
perlu kegiatan tindak lanjut.

3) Membimbing

Agar staf dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik,


maka dalam melakukan suatu pekerjaan, staf perlu bimbingan
dari seorang supervisor. Supervisor harus memberikan
bimbingan pada staf yang mengalami kesulitan dalam
menjalankan tugasnya, bimbingan harus diberikan dengan
terencana dan berkala. Staf dibimbing bagaimana cara untuk
melakukan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Bimbingan
yang diberikan diantaranya dapat berupa : pemberian

Page | 16
penjelasan, pengarahan dan pengajaran, bantuan, serta
pemberian contoh langsung.

4) Memotivasi

Supervisor mempunyai peranan penting dalam


memotivasi staf untuk mencapai tujuan organisasi. Kegiatan
yang perlu dilaksanakan supervisor dalam memotivasi antara
lain adalah (Nursalam, 2007) : Mempunyai harapan yang
jelas terhadap staf dan mengkomunikasikan harapan tersebut
kepada para staf, Memberikan dukungan positif pada staf
untuk menyelesaikan pekerjaan, Memberikan kesempatan
pada staf untuk menyelesaikan tugasnya dan memberikan
tantangan-tantangan yang akan memberikan pengalaman
yang bermakna, Memberikan kesempatan pada staf untuk
mengambil keputusan sesuai tugas limpah yang diberikan,
Menciptakan situasi saling percaya dan kekeluargaan dengan
staf, Menjadi role model bagi staf.

5) Mengobservasi (Nursalam, 2007)

Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi staf


dalam melaksanakan tugasnya sehingga dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan, maka supervisor
harus melakukan observasi terhadap kemampuan dan
perilaku staf dalam menyelesaikan pekerjaan dan hasil
pekerjaan yang dilakukan oleh staf.

6) Mengevaluasi

Evaluasi merupakan proses penilaian pencapaian


tujuan, apabila suatu pekerjaan sudah selesai dikerjakan oleh
staf, maka diperlukan suatu evaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan rencana yang telah disusun
sebelumnya. Evaluasi juga digunakan untuk menilai apakah

Page | 17
pekerjaan tersebut sudah dikerjakan sesuai dengan ketentuan
untuk mencapai tujuan organisasi. Evaluasi dapat dilakukan
dengan cara menilai langsung kegiatan, memantau kegiatan
melalui objek kegiatan. Apabila suatu kegiatan sudah di
evaluasi, maka diperlukan umpan balik terhadap kegiatan
tersebut.

b. Supervisi Tidak Langsung

Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis, seperti laporan


pasien dan catatan asuhan keperawatan dan dapat juga dilakukan
dengan menggunakan laporan lisan seperti saat timbang terima dan
ronde keperawatan. Pada supervisi tidak langsung dapat terjadi
kesenjangan fakta, karena supervisor tidak melihat langsung
kejadian dilapangan. Oleh karena itu agar masalah dapat
diselesaikan , perlu klarifikasi dan umpan balik dari supevisor dan
staf.

II.9 Model – Model Supervisi

Selain cara supervisi yang telah diuraikan, beberapa model


supervisi dapat diterapkan dalam kegiatan supervisi antara lain (Suyanto,
2008):

1. Model konvensional

Model supervisi dilakukan melalui inspeksi langsung untuk


menemukan masalah dan kesalahan dalam pemberian asuahan
keperawatan. Supervisi dilakukan untuk mengoreksi kesalahan dan
memata-matai staf dalam mengerjakan tugas. Model ini sering
tidak adil karena hanya melihat sisi negatif dari pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan para perawat pelaksana sehingga sulit
terungkap sisi positif, hal-hal yang baik ataupun keberhasilan yang
telah dilakukan

2. Model ilmiah

Page | 18
Supervisi dilakukan dengan pendekatan yang sudah
direncanakan sehingga tidak hanya mencari kealahan atau masalah
saja. Oleh karena itu supervisi yang dilakukan dengan model ini
memilki karasteristik sebagai berikut yaitu, dilakukan secara
berkesinambungan, dilakukan dengan prosedur, instrument dan
standar supervisi yang baku, menggunakan data yang objektif
sehingga dapat diberikan umpan balik dan bimbingan.

3. Model klinis

Supervisi model klinis bertujuan untuk membantu perawat


pelaksana dalam mengembangkan profesionalisme sehingga
penampilan dan kinerjanya dalam pemberian asuahn keperawatan
meningkat. Supervisi dilakukan secara sistematis melalui pengamatan
pelayanan keperawatan yang diberikan oleh seorang perawat
selanjutnya dibandingkan dengan standar keperawatan.

4. Model artistic

Supervisi model artistic dilakukan dengan pendekatan personal


untuk menciptakan rasa aman sehingga supervisor dapat diterima oleh
perawat pelaksana yang disupervisi. Dengan demikian akan tercipta
hubungan saling percaya sehingga hubungna antara perawat dan
supervisor akan terbuka dam mempermudah proses supervisi.

Page | 19
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Supervisi keperawatan diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan


keperawatan di rumah sakit, supervisi bukan berarti menghukum tetapi
memberikan pengarahan dan petunjuk agar perawat dapat menyelesaikan
tugasnya secara efektif dan efisien.

Supervisor diharapkan mempunyai hubungan interpersonal yang


memuaskan dengan staf agar tujuan supervisi dapat tercapai untuk
meningkatkan motivasi, kreativitas dan kemampuan perawat yang pada
akhirnya akan berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.

Manfaat Supervisi, Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik,


akan diperoleh banyak manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut (Suarli & Bachtiar, 2009) : Supervisi dapat meningkatkan efektifitas
kerja. Peningkatan efektifitas kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin terbinanya hubungan
dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan.
Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak
hanya meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para
tenaga keperawatan dan tenaga lainnya.

III.2 Saran

Dalam pembuatan makalah ini penyusun menyadari tentu banyak


kekurangan dan kejanggalan baik dalam penulisan maupun penjabaran materi
serta penyusunan atau sistematik penyusunan. Untuk itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca semua. Dan
penyusun juga berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua.

Page | 20
DAFTAR PUSTAKA

Arwani & Heru Supriyatno. 2006. Manajemen Bangsal keperawatan. Jakarta:


EGC

Cohen L. Elaine, Toni G. Cesta. 2005. Nursing Case Management From


Essentials to Advanced Practice Applications 4th edition. Missouri: Elsevier
Mosby

Gillies.19VIII9. Manajemen Keperawatan suatu pendekatan sistem. Edisi


Terjemahan. Alih Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta

Murnijaya, 1999. Manajemen Kesehatan. EGC. Jakarta

Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional (Edisi2). Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. 2014. Manajemen keperawatan: aplikasi dalam praktik keperawatan


professional (edisi 4). Jakarta: salemba medika

Roussel, Linda A, Russel C. swansburg, Richard J. Swanburg. 2003. Management


and Leadership for Nurse Administrator 4th edition. Toronto: Jones and
Barlett Publishers.

Suarli dan Bahtiar. 2009. Manajemen keperawatan. Jakarta: Erlangga

Surakhman, Winardi. 2000. Kepemimpinan dalam Manajemen. Rineka


cipta, Jakarta

Wiyana, Muncul. 2008. Supervisi dalam Keperawatan. Diunduh


http://www.akpermadiun.ac.id/index.php?link=artikeldtl.php&id=3 pada
tanggal 7 Oktober 2015

Page | 21
Page | 22
INSTRUMEN SUPERVISI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

SECARA LANGSUNGPADA PERAWAT ASOSIET

NAMA PERAWAT :

HARI/TANGGAL :

SUPERVISOR :

RUANGAN :

PETUNJUK:
BERI TANDA CHECK LIST (V) PADA KOLOM “YA” BILA
PEKERJAAN DILAKUKAN DAN PADA KOLOM “TIDAK” BILA
PEKERJAAN TIDAK DILAKUKAN.

NO. ASPEK YANG DINILAI DILAKUK


AN
YA TIDAK
A PENGKAJIAN
.
1. PERAWAT MENGENALKAN DIRI PADA PASIEN
2. PERAWAT MELAKUKAN PENGKAJIAN TERHADAP
PASIEN:

A. IDENTITAS PASIEN
B. ALASAN PASIEN MASUK RS
C. RIWAYAT PENYAKIT SAAT INI
D. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
E. GENOGRAM
F. KEBUTUHAN DASAR
G. RIWAYAT SOSIAL
H. PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE
I. REFLEKS
J. POLA TUMBUH KEMBANG
K. RIWAYAT IMUNISASI
L. RUMUSAN MASALAH KEPERAWATAN
3. PERAWAT MENDOKUMENTASIKAN HASIL
PENGKAJIAN PADA FORMAT YANG TERSEDIA
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
.
1. PERAWAT MERUMUSKAN DIAGNOSA

Page | 23
KEPERAWATAN BERDASARKAN DATA
2. PERAWAT MERUMUSKAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN MENGGUNAKAN FORMAT P-E-S
3. PERAWAT MENDOKUMENTASIKAN RUMUSAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA FORMAT YANG
TERSEDIA
C RENCANA KEPERAWATAN
.
1. PERAWA MEMBUAT RENCANA INTERVENSI SESUAI
DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. PERAWAT MENENTUKAN TUJUAN
3. PERAWAT MENENTUKAN KRITERIA HASIL
4. PERAWAT MENDOKUMENTASIKAN RENCANA
INTERVENSI PADA FORMAT YANG TERSEDIA
D IMPLEMENTASI
.
1. PERAWAT MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SESUAI DENGAN INTERVENSI YANG
DIRENCANAKAN
2. PERAWAT MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SESUAI DENGAN SOP
3. PERAWAT MEMBERIKAN PENJELASAN TENTANG
TINDAKAN YANG AKAN DILAKUKAN
4. PERAWAT MELAKUKAN TINDAKAN SESUAI
DENGAN KEBUTUHAN PASIEN
5. PERAWAT MEMBINA HUBUNGAN BAIK DENGAN
PASIEN
6. PERAWAT MENJAGA PRIVACY PASIEN DALAM
MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN
7. PERAWAT MEMBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN
SESUAI KEBUTUHAN
8. PERAWAT MELAKSANAKAN TINDAKAN
KOLABORATIF SESUAI DENGAN KEBUTUHAN
9. PERAWAT MENDOKUMENTASIKAN TINDAKAN
KEPERAWATAN PADA FORMAT YANG TERSEDIA
E EVALUASI
.
1. PERAWAT MENGEVALUASI TINDAKAN MENGACU
PADA KRITERIA HASIL
2. PERAWAT MEMBUAT SOAP
3. PERAWAT MEMODIFIKASI RENCANA
4. PERAWAT MENDOKUMENTASIKAN EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA FORMAT YANG
TERSEDIA

Page | 24
TOTAL SKOR

KETERANGAN:

DILAKUKAN = NILAI 1 NILAI = TOTAL SKOR X 100 =

………..

TIDAK DILAKUKAN = NILAI 0 23

TANGGAPAN YANG DISUPERVISI :

………………………………………………………………………………………

………………………

PENGARAHAN LANGSUNG :

………………………………………………………………………………………

………………………………..

Page | 25
SARAN DAN TINDAK LANJUT :

………………………………………………………………………………………

……………………………..

YANG DISUPERVISI , SUPERVISOR,

(………………………….……) (……………………………….)

MENGETAHUI,

MANAJER KEPERAWATAN

(…………………………………………………….)

Page | 26
PROPOSAL SUPERVISI KEPERAWATAN

1. PELAKSANAAN
Kegiatan supervisi prosedur pemasangan infus akan dilaksanakan pada:

Hari/ tanggal :

Waktu : WIB

Tempat : Di Ruang Mawar RS. Bina Sehat

Topik : Supervisi peran perawat dalam prosedur pemberian obat

melalui injeksi intravena

Supervisor : Kepala ruangan

Sasaran : Perawat primer yang mendelegasikan tugas kepada

Perawat Associate

2. MATERI YANG DISUPERVISI


1. Persiapan prosedur pemberian obat melalui injeksi intravena
2. Pelaksanaan prosedur pemberian obat melalui injeksi intravena
3. INSTRUMEN
1. Instrumen pemberian obat melalui injeksi intravena

Persiapan Alat

1) Instrumen penilaian Supervisi


2) Format penilaian instrumen supervisi prinsip pelaksanaan
pemberian obat intarvena
3) Format laporan supervisi keperawatan
4. STRUKTUR PENGORGANISASIAN
Penanggung jawab :..................................S.Kep
Kepala Ruangan :...............................................S.Kep
Perawat Primer 1 :...............................................S.Kep
Perawat Primer 2 :...............................................S.Kep
Perawat Associate 1 :...............................................S.Kep
Perawat Associate 2 :...............................................S.Kep

Page | 27
5. PELAKSANA KEGIATAN

TAHAP KARU PERAWAT PERAWAT TEMPAT


KEGIAT PRIMER ASSOCIATE
AN
PRA 1. Salam Pembukaan Menguraikan Menerima delegasi Ruang
SUPERVI 2. Menyampaikan KARU
tentang tindakan
SI 5 menit tujuan supervise dari Perawat
pemberian obat
3. Menentukan
primer untuk menyi
kegiatan yang akan intarvena itu
disupervisi: Mendelegasikan apkan pemberian
mengecek
kepada perawat
kondisi pasien yang obat intarvena
akan dilakukan associate
pemberian obat untuk menyiapkan
intarvena
 perlengkapan
4. Menjelaskan
instrumen/ format pemberian obat
penilaian yang akan intarvena
digunakan.
5. Mempersilahkanper
awat primer untuk
tindakan pemberian
obat intarvena

SUPERVI Melakukan Melakukan cross Membantu perawat Bed pasien


SI
pengawasan & cek kelengkapan
15 menit primer mempersia-
koordinasi pemberian obat
kan alat yang
Melakukan intarvena
crosscheck kelengkapa Menjelaskan belum ada untuk 
n alat. kepada pasien dan
pemberian obat
Menilai keluarga tentang
intarvena
 pelaksanaan prosedur 

Nursalam.2001 .Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan


Praktik .
Salemba Medika. Jakarta
Potter&Perry.2005. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik . Edisi 4.EGC. Jakarta

Page | 28
SOP INJEKSI

PROSEDUR TINDAKAN PEMBERIAN SUNTIKAN ( INJEKSI )

A. INJEKSI INTRA VENA


a. Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat kedalam pembuluh
darah vena
b. Injeksi intravena diberikan jika diperlukan reaksi obat yang cepat
c. Sudut penyuntikan 15o-30 o kemudian sejajar dengan vena
d. Tempat penyuntikan pada vena yang terlebih dahulu dicari vena
bagian distal kemudian ke bagian proksimal
1. Persiapan
1) Persiapan alat
a. Spuit dengan jarum no.22-25
b. Kapas alcohol
c. Obat dari ampul atau vial
d. Sarung tangan bersih
e. Catatan pengobatan
f. Tourniquet
g. Bak injeksi
h. Bengkok 
i. Perlak 
2) Persiapan Pasien
a. Sapa pasien dengan senyum ramah
b. Jelaskan prosedur tindakan
2. Kerja
1) Tutup tirai atau pintu
2) Cuci tangan
3) Ambil obat sesuai dosis
4) Pakai sarung tangan
5) Posisikan pasien nyaman dan rileks

Page | 1
6) Tentukan vena yang akan ditusuk ( vena basilika dan vena
chefalika), syarat vena: tidak bercabang, bukan bekas
tusukan, kulit tidak berbulu.
7) Pasang perlak di bawah area yang akan disuntik 
8) Bila vena sudah ditemukan ( misal vena basilika) atur
lengan lurus dan pasang tourniquet sampai vena benar-
benar dapat dilihat dan diraba
9) Siapkan spuit yang sudah berisi obat, bila masih terdapat
udara dalam spuit, maka udara harus dikeluarkan
10) Bila klien terpasang veinflon, bersihkan port penyuntikan
yang mengarah ke aliran iv yang utama dengan kapas
alkohol.
11) Buka aliran port i.v tersebut dan buka jarum spuit kemudian
masukkan spuit tanpa jarum ke dalam veinflon dan
suntikkan obat.
12) Tusukkan jarum ke dalam vena dengan posisi jarum sejajar
dengan vena dengan sudut 15
13) Lakukan aspirasi dengan cara menarik plunger spuit. Bila
darah sudah terhisap lepaskan tourniquet dan dorong obat
pelan-pelan ke dalam vena
14) Setelah obat masuk vena, segera tarik spuit, usap dengan
kapas alkohol dengan sedikit menekan
15) Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
16) Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang telah
tersedia (sampah medis untuk benda tajam.
17) Observasi respon pasien terhadap penyuntikan
18) Lepas sarung tangan dan cuci tangan
19) Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat, tepat dosis,
tepat pasien, tepat waktu, tepat cara pemberian dan
waspada)
20) Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas)

Page | 2
3. Terminasi
1) Berikan pujian pada klien
2) Ucapkan terima kasih

FASE TUGAS PERAWAT


Pra interaksi  Untuk Melakukan verifikasi data
sebelumnya bila ada
 Untuk Mencuci tangan
 Untuk Menyiapkan obat dengan benar 
 Untuk Menempatkan alat didekat pasien
dengan benar 

Page | 3
Yang diSupervisi :

Aspek Parameter Bobot Dilakukan Ket


Penilaian Ya Tidak
Persiapan Persiapan Alat Steril :
1. 1
2. 1
3. 1
4. 1
5. 1
6. 1
7. 1
8. 1
9. 1
10. 1
11. 1
Menyiapkan Pasien :
1. Memberi penjelaskan kepada pasien 1
tentang prosedur yang akan dilakukan
2. Menyiapkan lingkungan 1
Pelaksanaan Pelaksanaan Pemberian Obat :
1. Tutup gorden dan pintu kamar pasien 1
2. Baca basmalah 1
3. Cuci tangan 2
4. 2
5. 2
6. 2
7. 1
8. 1
9. 1
10. 1
11. 1
12. 1
13. 1
14. 1
Sikap Perawat :
1. Komunikasi dan kerjasama 1
2. Kecekatan 1
3. Tanggung jawab dan kewaspadaan 1
Evaluasi 1. Mengevaluasi lokasi penyuntikan dan 1

kelancaran tetesan
2. Mengevaluasi kenyamanan posisi 1
3. Mengobservasi kemungkinan plebitis 2
Total Nilai 40
Kriteria Skor : Baik : 35-40 Cukup : 30-35 Kurang: <30

Page | 1
Masalah yang Pemecahan Masalah Konsep Solusi / Follow
ditemukan Up

Mojokerto,

Perawat Primer
SUPERVISOR

( ) ( )

Page | 2

Anda mungkin juga menyukai