Anda di halaman 1dari 9

Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan @ JDK 2020

DOI: 10.20527/dk.v8i1.8024 eISSN: 2541–5980; pISSN: 2337-8212


Received February 2020; Accepted Juny 2020

Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit


X Jakarta: Pilot Study

I Wayan Gede Saraswasta1,2, Rr. Tutik Sri Hariyati3, Umi Fatmawati4


1
Postgraduate Student, Faculty of Nursing, Universitas Indonesia
2
Vidyan Medika Clinic, Gianyar, Bali, Indonesia
3
Department Basic Science & Fundamental Nursing, Universitas Indonesia
4
Public Hospital Tarakan Jakarta, Indonesia

*E-mail korespondensi: i.wayan77@ui.ac.id

Abstrak

Kualitas dokumentasi keperawatan menunjukkan akuntabilitas perawat dalam memberikan asuhan


keperawatan kepada pasien. Namun pelaksanaan dokumentasi keperawatan di rumah sakit X masih di bawah
standar yaitu sebesar 58% sehingga diperlukan optimalisasi pelaksanaan dokumentasi keperawatan. Tujuan
penulisan ini adalah mendeskripsikan proyek inovasi untuk mengoptimalkan pelaksanaan dokumentasi
keperawatan. Metode yang digunakan adalah pilot study terhadap 70 dokumentasi keperawatan. Proses dimulai
dari identifikasi masalah, analisis masalah, plan of action, implementasi, serta evaluasi. Kualitas dokumentasi
keperawatan diukur menggunakan instrument audit dokumentasi keperawatan. Implementasi berupa
penyusunan panduan, standar prosedur operasional (SPO), sosialisasi, uji coba, pendampingan serta pembuatan
video roleplay dokumentasi keperawatan. Hasil studi menunjukkan adanya peningkatan pelaksanaan
dokumentasi keperawatan sebesar 11,40%. Kesimpulan yaitu pelaksanaan proyek inovasi dapat meningkatkan
pelaksanaan dokumentasi keperawatan. Rekomendasi yaitu menggunakan panduan, SPO dan video roleplay
sebagai referensi dalam melakukan dokumentasi keperawatan.

Kata-kata kunci: Kualitas dokumentasi keperawatan, Proses keperawatan, Optimalisasi dokumentasi


keperawatan

Abstract

The quality of nursing documentation demonstrates the accountability of nurses in providing nursing care to
patients. However, the implementation of nursing documentation at hospital X is 58% still below the standard
so that it is necessary to optimize the implementation of nursing documentation. The purpose of this study is to
describe an innovation project to optimize the implementation of nursing documentation. The method used was
a pilot study of 70 nursing documentation. The process starts from problem identification, problem analysis,
plan of action, implementation, and evaluation. The quality of nursing documentation is measured using a
nursing documentation audit instrument. Implementation in the form of guidelines, standart operational
procedure (SOP), socialization, trials, assistance and making video roleplay nursing documentation. The
results of the study showed an increase in the implementation of nursing documentation by 11.40%. The
conclusion is that the implementation of an innovation project can improve the implementation of nursing
documentation. The recommendation is to use a guide, SOP and roleplay videos as a reference in carrying out
nursing documentation.

Keywords: Nursing process, Optimization of nursing documentation, Quality of nursing documentation

Cite this as : Saraswasta IWG, Hariyati RRTS, Fatmawati U. Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit X Jakarta: Pilot Study. Dunia Keperawatan. 2020;8(2): 199-207

PENDAHULUAN keselamatan pasien (1). Kualitas pelayanan


kesehatan yang diberikan kepada pasien
Rumah sakit dalam memberikan pelayanan memengaruhi kepuasan dan kepercayaan
kesehatan kepada setiap pasien, keluarga dan pasien terhadap rumah sakit serta
masyarakat harus mengutamakan mutu dan memengaruhi pendapatan rumah sakit (2).
199
Dunia Keperawatan, Volume 8, Nomor 2, 2020: 199-207

Namun berdasarkan penelitian yang informasi penting dan berhubungan dengan


dilakukan oleh Nadi et al. (2016), mengatakan angka mortalitas pasien yang dirawat di
bahwa harapan pasien terhadap pelayanan rumah sakit (11,16). Kualitas dokumentasi
yang diberikan dirumah sakit masih belum keperawatan dipengaruhi oleh beberapa faktor
terpenuhi (3). Perawat sebagai tenaga seperti belum adanya panduan yang jelas
kesehatan dengan jumlah terbanyak di rumah mengenai bagaimana melakukan dokumentasi
sakit memainkan peran penting dalam keperawatan sesuai dengan standar,
memberikan pelayanan yang berkualitas perbandingan jumlah pasien dengan perawat,
kepada pasien (4,5). pelatihan yang pernah diikuti oleh perawat,
tingkat pendidikan perawat, pengetahuan dan
Perawat dalam memberikan asuhan sikap perawat terhadap dokumentasi asuhan
keperawatan yang berkualitas kepada pasien keperawatan (13,14,17). Peran dan fungsi
mempunyai kerangka kerja yang disebut manajer keperawatan yang tidak optimal juga
dengan proses keperawatan (6). Proses berpengaruh terhadap kualitas dokumentasi
keperawatan merupakan metode sistematis keperawatan (18).
yang digunakan oleh perawat untuk
memberikan asuhan keperawatan kepada Rumah sakit X Jakarta berupaya untuk selalu
pasien. Setiap tahapan dalam proses memberikan pelayanan yang terbaik dan
keperawatan mulai pengkajian, diagnosis, bermutu kepada seluruh masyarakat melalui
perencanaan, implementasi dan evaluasi harus peningkatan keterampilan SDM, peningkatan
didokumentasikan oleh perawat sesuai dengan pemanfaatan teknologi, perbaikan sarana dan
standar (7,8). Dokumentasi keperawatan yang prasarana serta peningkatan keamanan dan
berkualitas tinggi sangat penting untuk kenyamanan pasien. Berdasarkan telaah
menunjukkan kualitas dan kontinuitas asuhan dokumentasi keperawatan terhadap 20
keperawatan (9,10). dokumentasi keperawatan didapatkan hasil
bahwa kualitas dokumentasi keperawatan
Namun dalam beberapa tahun terakhir hanya sebesar 50%. Hasil wawancara
kualitas dokumentasi keperawatan menjadi terhadap bidang keperawatan, komite
pemasalahan penting di seluruh dunia. Hasil keperawatan dan kepala ruangan menyatakan
penelitian yang dilakukan oleh Tasew, bahwa pelaksanaan dokumentasi keperawatan
Mariye, & Teklay, (2019) menjelaskan bahwa belum berjalan optimal. Cara penulisan
pelaksanaan dokumentasi asuhan dokumentasi keperawatan hanya dijelaskan
keperawatan hanya sebesar 47,8% dan melalui petunjuk teknis pengisian rekam
menurut Noorkasiani, Gustina, & Maryam, medis pasien. Panduan dan SPO mengenai
(2015) pelaksanaan dokumentasi keperawatan proses keperawatan dan dokumentasi
dalam kriteria baik hanya sebesar 47,4% keperawatan belum tersedia. Hasil audit
(11,12). Hal tersebut mengindikasikan dokumentasi keperawatan yang dilakukan
rendahnya kualitas dokumentasi keperawatan oleh Komite Keperawatan didapatkan hasil
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan kualitas dokumentasi keperawatan hanya
oleh Lindo et al., (2016) mengenai hasil audit sebesar 58%. Tujuan pilot studi ini adalah
dokumentasi keperawatan menyoroti untuk mengoptimalkan pelaksanaan
lemahnya kualitas dokumentasi keperawatan. dokumentasi asuhan keperawatan di ruang
Padahal menurut hasil penelitian yang rawat inap rumah sakit X Jakarta.
dilakukan oleh Blair & Smith, (2016)
menyebutkan bahwa perawat dapat METODE
menghabiskan hingga 25-50% dari waktu
mereka untuk melakukan dokumentasi Metode yang digunakan dalam studi ini
(13,15). adalah proyek inovasi menggunakan
pendekatan pilot study yang telah
Ketidaklengkapan dan rendahnya kualitas mendapatkan izin No. 1.142/-1.776.4 untuk
dokumentasi keperawatan berpengaruh melakukan pengumpulan data dan publikasi
terhadap kegagalan komunikasi yang dari Rumah Sakit X Jakarta. Metode ini
dilakukan oleh perawat dalam menyampaikan dimulai dari identifikasi masalah, analisis
masalah, penetapan prioritas masalah,
200
Saraswasta IWG, Hariyati RRTS, Fatmawati U. Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Tabel 1. Hasil Pengkajian


No Hasil Pengkajian
1 100% belum tersedia panduan, SPO pelaksanaan proses dan dokumentasi keperawatan
2 100% sudah tersedia panduan, SPO dan formulir audit dokumentasi keperawatan
3 Metode penugasan yang digunakan yaitu metode tim
4 Pelaksanaan dokumentasi dilakukan oleh Katim, PJ Shift dan perawat pelaksana
5 Perawat dengan tingkat pendidikan D3 sebesar 68,75%
6 75% perawat tidak mengetahui cara melakukan dokumentasi keperawatan dengan benar
(n=10)
7 100% perawat belum pernah mengikuti pelatihan dokumentasi keperawatan (n=10)
8 Tidak adanya sistem reward dan punishment terhadap pelaksanaan dokumentasi keperawatan
8 Hasil audit dokumentasi keperawatan yang dilakukan oleh komite keperawatan yaitu sebesar
58%
penyusunan plan of action, implementasi, yang dilakukan sebelum dan setelah proyek
serta evaluasi. Pengambilan data dilakukan inovasi.
melalui wawancara, observasi, dan studi
dokumen. Jumlah sampel yang digunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
yaitu 70 dokumentasi keperawatan. Hasil
analisis data digunakan dalam penetapan Hasil dari identifikasi masalah, analisis
masalah yang diidentifikasi, kemudian untuk masalah dan penetapan prioritas masalah
menentukan akar permasalahannya penulis dijelaskan pada tabel 1 (terlampir). Tabel 1
menggunakan diagram fishbone yang meliputi menunjukkan rendahnya kualitas
man, money, method, material dan dokumentasi keperawatan yaitu sebesar 58%,
environment. Hasil identifikasi masalah terdapat potensi pengembangan regulasi
tersebut menjadi dasar menentukan alternatif (panduan, SPO pelaksanaan proses
tindakan penyelesaian. keperawatan dan dokumentasi keperawatan)
serta kurangnya pengetahuan perawat dalam
Penyelesaian masalah menggunakan proses melaksanaan dokumentasi asuhan
Plan Do Study Action (PDSA) yang dimulai keperawatan.
dari penetapan Plan of Action (POA) yang
merupakan hasil brainstorming antara penulis Selanjutnya penulis melakukan pengkajian
dan pihak rumah sakit, implementasi terhadap pelaksanaan dokumentasi
menggunakan fungsi POSAC (Planning, keperawatan di empat ruangan rawat inap.
organizing, staffing, actuating, dan Hasil pengkajian terhadap 70 dokumentasi
controlling), Study diawali dengan melakukan keperawatan dijelaskan pada grafik 1
sosialisasi, pendampingan, pelaksanaan (terlampir). Grafik 1. menunjukkan hasil
roleplay dan video roleplay dokumentasi pengkajian terhadap 70 dokumentasi
keperawatan. Evaluasi menggunakan keperawatan di empat ruangan rawat inap
instrument audit dokumentasi keperawatan dengan kelas dan tipe yang berbeda. Terdapat
perbedaan hasil pengkajian pelaksanan

Tabel 2. Pelaksanaan dokumentasi keperawatan sebelum dan setelah dilakukan proyek inovasi
(n=70)
No Dokumentasi Keperawatan Pre Post
1 Pengkajian 58.08 70.46
2 Diagnosis Keperawatan 61.01 77.39
3 Perencanaan 57.87 73.04
4 Implementasi 60.16 64.43
5 Evaluasi 62.59 71.36

201
Dunia Keperawatan, Volume 8, Nomor 2, 2020: 199-207

Hasil Pengkajian (n=70)


80%

75%

70%
Nilai

65%

60%

55%

50%
R. A R.B R.C R.D
Series1 62,46 62,94 57,16 57,20

Grafik1. Hasil pengkajian pelaksanaan dokumentasi keperawatan


dokumentasi keperawatan di ruangan rawat dokumentasi keperawatan. Kemudian
inap. Pelaksanaan dokumentasi keperawatan melakukan fungsi pengorganisasian dan
paling tinggi di ruang B sebesar 62,94% dan ketenagaan yaitu melakukan koordinasi dan
paling rendah di ruang C sebesar 57,16%. diskusi dengan Kepala Bidang Keperawatan,
Komite keperawatan dan kepala ruangan
Berdasarkan data-data tersebut, penulis dalam penyusunan draft panduan, SPO
bersama dengan unit terkait di rumah sakit X mengenai dokumentasi Keperawatan.
Jakarta mengidentifikasi dan memprioritas Selanjutnya melakukan pengarahan berupa
masalah terkait pengelolaan pelayanan sosialisasi, uji coba dan pendampingan.
keperawatan di ruang rawat inap yaitu belum
optimalnya pelaksanaan dokumentasi Penulis menggunakan video untuk membantu
keperawatan. Setelah mendapatkan masalah pelaksanaan sosialisasi mengenai
tersebut, penulis melakukan analisis dokumentasi keperawatan sesuai standar.
permasalahan dengan menggunakan fishbone Evaluasi dilakukan setelah ujicoba dan
analysis. Hasil analisis fishbone dijelaskan pendampingan melalui pelaksanaan monev
pada gambar 1 (terlampir). Gambar 1. terhadap 70 dokumentasi keperawatan mulai
menunjukkan bahwa belum optimalnya pengkajian, diagnosis keperawatan,
pelaksanaan dokumentasi keperawatan perencanaan, implementasi dan evaluasi
didominasi oleh metode yaitu belum tersedia keperawatan. Hasil monitoring dan evaluasi
panduan, SPO proses keperawatan dan pelaksanaan dokumentasi keperawatan
dokumentasi keperawatan, 100% belum dijelaskan pada grafik 2 (terlampir). Grafik 2
pernah mendapatkan pelatihan dokumentasi menunjukkan perubahan pelaksanaan
keperawatan dari rumah sakit serta belum dokumentasi keperawatan setelah dilakukan
optimalnya pelaksanaan supervisi kepala proyek inovasi dimana nilai paling tinggi
ruangan terhadap pelaksanaan dokumentasi yaitu ruang B sebesar 73,32% dan paling
keperawatan. rendah di ruang C sebesar 65,78%. Hasil
tersebut menunjukkan peningkatan
Hasil analisis fishbone menjadi dasar pelaksanaan dokumentasi keperawatan.
penyusunan plan of action dan implementasi. Perbandingan pelaksanaan dokumentasi
Implementasi menggunakan pendekatan keperawatan sebelum dan setelah optimalisasi
fungsi manajemen yaitu POSAC. Diawali pelaksanaan dokumentasi keperawatan dapat
dengan fungsi perencanaan berupa dilihat pada tabel 2 (terlampir). Tabel 2.
penyusunan draft panduan, SPO mengenai Menunjukkan nilai pelaksanaan dokumentasi
proses keperawatan dan dokumentasi keperawatan sebelum dan setelah proyek
keperawatan, penyusunan skenario video inovasi mulai pengkajian, diagnosis
202
Saraswasta IWG, Hariyati RRTS, Fatmawati U. Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan

keperawatan, perencanaan, implementasi dan unfreezing manajer perawat harus dapat


evaluasi mengalami peningkatan. meyakinkan staf pentingnya melakukan
Dokumentasi diagnosis keperawatan dokumentasi keperawatan sesuai dengan
mengalami peningkatan paling tinggi sebesar standar. Selanjutnya tahap moving yaitu
16,39% sedangkan peningkatan paling rendah menyusun perencanaan dan mulai bergerak
pada dokumentasi implementasi sebesar untuk mengoptimalkan pelaksanaan
4,28%. dokumentasi keperawatan. Terakhir tahap
unfreezing yaitu setelah berhasil melakukan
Perawat dalam melaksanakan praktik perubahan manajer perawat harus memastikan
keperawatan berkewajiban untuk retensi terhadap perubahan yang telah
mendokumentasikan Asuhan Keperawatan dilakukan untuk menjamin kualitas pelayanan
sesuai dengan standar (19). Beberapa strategi yang diberikan kepada pasien (25).
dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas
dokumentasi keperawatan seperti memastikan Hasil pengkajian menunjukkan bahwa
tersedianya regulasi yang menjadi dasar 68,75% perawat masih bependidikan diploma
pelaksanaan dokumentasi keperawatan, 3 dan 100% belum pernah mendapatkan
terpenuhinya jumlah perawat yang pelatihan dokumentasi keperawatan dari
diperlukan, pelatihan mengenai cara rumah sakit. Hal tersebut juga didapatkan dari
melakukan dokumentasi keperawatan, serta hasil penelitian yang dilakukan oleh Malawat,
penerapan sistem informasi keperawatan Hariyati, & Purwandari, (2018) yang
untuk memastikan kesinambungan perawatan, menyebutkan 88,9% perawat berpendidikan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi diploma 3 dan 44,4% belum mengikuti
layanan (20,21). Manajer perawat pelatihan dokumentasi keperawatan. Tingkat
bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan dan pelatihan merupakan salah
pengarahan, melakukan monitoring dan satu faktor yang mempengaruhi kualitas
evaluasi secara berkelanjutan mengenai dokumentasi keperawatan (26). Hal tersebut
proses keperawatan dan dokumentasi (22). sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Siswanto, Hariyati, & Sukihananto
Manajer perawat sebagai agen pembaharu (2013), yang menyebutkan bahwa faktor yang
mempunyai peran yang sangat penting dalam paling dominan mempengaruhi kelengkapan
penerapan sistem baru agar perubahan yang dokumentasi adalah pelatihan dan beban kerja
dilakukan berjalan secara optimal (23,24). (27). Sehingga diperlukan dukungan
Terdapat tiga tahapan dalam melakukan melaksanakan pendidikan berkelanjutan
perubahan menurut kurt lewin yaitu untuk memastikan kepatuhan terhadap
unfreezing, moving dan refreezing. Pada tahap prosedur dokumentasi keperawatan dan

Hasil Monev (n=70)


80%

75%

70%
Nilai

65%

60%

55%

50%
R. A R. B R. C R. D
Series1 73,25 73,32 65,78 73,00

Grafik 2. Hasil monev pelaksanaan dokumentasi keperawatan

203
Dunia Keperawatan, Volume 8, Nomor 2, 2020: 199-207

Gambar 1. Hasil analisis fishbone pelaksanaan dokumentasi keperawatan belum optimal


meningkatkan kualitas dokumentasi studi ini digunakan untuk meningkatkan
keperawatan (28). pengetahuan dan pemahaman perawat dalam
melakukan dokumentasi keperawatan sesuai
Berdasarkan hasil analisis fishbone dapat dengan standar. Hal tersebut sesuai dengan
diidentifikasi salah satu penyebab studi yang dilakukan oleh Wright &
pelaksanaan dokumentasi keperawatan yang Charnock, (2018) yang menyebutkan bahwa
belum optimal adalah karena belum adanya pembuatan video roleplay merupakan bagian
panduan, SPO mengenai proses keperawatan dari media pembelajaran yang efektif untuk
dan dokumentasi keperawatan. Penyusunan menyampaikan pesan melalui kombinasi
draft panduan, SPO mengenai proses dan isyarat verbal dan non-verbal (30). Roleplay
dokumentasi keperawatan merupakan hal atau simulasi merupakan metode pendidikan
yang sangat penting untuk mengoptimalkan yang realistis dan efektif dalam persiapan
pelaksanaan dokumentasi keperawatan. SPO praktik. Pelaksanaan roleplay membantu
digunakan sebagai acuan perawat dalam perawat dalam memahami tanggung jawab
mewujukan profesionalisme dan menghindari terutama dalam melakukan dokumentasi
kejadian yang tidak diinginkan. Pembuatan keperawatan (31).
SPO adalah suatu keharusan dalam suatu
kegiatan terutama dalam pemberian asuhan Pelaksanaan dokumentasi keperawatan
keperawatan kepada pasien (29). setelah proyek inovasi mengalami
peningkatan sebesar 11,40%. Dokumentasi
Selain itu proyek inovasi yang dilakukan keperawatan merupakan tanggung jawab
dalam studi ini adalah pembuatan video profesional perawat yang dapat menunjukkan
roleplay. Pembuatan video roleplay dalam akuntabilitas perawat dalam memberikan
204
Saraswasta IWG, Hariyati RRTS, Fatmawati U. Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan

asuhan keperawatan. Dokumentasi penting dalam mengoptimalkan pelaksanaan


keperawatan yang akurat berperan dalam dokumentasi keperawatan.
kesinambungan asuhan yang diberikan
kepada pasien, mutu dan keselamatan pasien Rekomendasi untuk bidang keperawatan yaitu
(32). Dokumentasi keperawatan dapat mengusulkan panduan dan SPO mengenai
digunakan untuk mengkomunikasikan hasil proses keperawatan dan dokumentasi menjadi
observasi, keputusan, tindakan, dan hasil referensi dalam melaksanakan dokumentasi
tindakan yang dilakukan terhadap pasien (33). keperawatan. Selain itu juga mengusulkan
Peningkatan kualitas pelaksanaan untuk mengintegrasikan sistem informasi
dokumentasi keperawatan diharapkan dapat manajemen rumah sakit dengan dokumentasi
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan keperawatan. Rekomendasi diberikan kepada
yang diberikan kepada pasien. kepala ruangan yaitu memastikan staf
melakukan dokumentasi keperawatan dengan
Hasil evaluasi pelaksanaan dokumentasi tepat dengan memotivasi staf dan
keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosis melaksanakan supervisi. Perawat pelaksana
keperawatan, perencanaan, implementasi dan diharapkan dapat melakukan dokumentasi
evaluasi keperawatan mengalami keperawatan sesuai dengan SPO serta
peningkatan. Peningkatan paling tinggi terjadi mengutamakan mutu dan keselamatan pasien.
pada dokumentasi diagnosis keperawatan
yaitu sebesar 16,39%. Diagnosis keperawatan REFERENSI
merupakan penilaian klinis tentang respon
individu, keluarga atau komunitas terhadap 1. Sutoto, Utarini A. Mendorong Riset
masalah kesehatan aktual atau potensial, yang dan Berbagi Pengalaman Untuk
dapat diidentifikasi secara legal oleh perawat Peningkatan Mutu dan Keselamatan
dan menjadi dasar perawat dalam menentukan Pasien di Rumah Sakit. J Hosp
intervensi yang sesuai (34). Proses Accredit. 2019;01:1–2.
keperawatan sebagai cara sistematis dalam 2. Shafiq M, Naeem MA, Munawar Z,
memberikan asuhan keperawatan kepada Fatima I. Service quality assessment
pasien terdiri dari lima langkah yang saling of hospitals in Asian context: An
berhubungan. Diagnosis keperawatan empirical evidence from Pakistan. Inq
merupakan dasar dalam menentukan (United States). 2017;54.
intervensi keperawatan (35). 3. Nadi A, Shojaee J, Abedi G, Siamian
H, Abedini E, Rostami F. Patients’
KETERBATASAN Expectations and Perceptions of
Service Quality in the Selected
Salah satu keterbatasan dalam studi ini adalah Hospitals. Med Arch (Sarajevo,
terbatasnya waktu pelaksanaan kegiatan Bosnia Herzegovina).
sehingga tidak dapat diketahui bagaimana 2016;70(2):135–9.
keberlanjutan program inovasi tersebut. 4. Weldetsadik AY, Gishu T, Tekleab
AM, Mekonnen Asfaw Y, Girma
KONFLIK KEPENTINGAN Legesse T, Demas T. Quality of
Penulis menyatakan tidak ada konflik nursing care and nurses’ working
kepentingan dalam penyusunan tulisan ini. environment in Ethiopia: Nurses’ and
physicians’ perception. Int J Africa
Nurs Sci [Internet].
PENUTUP 2019;10(March):131–5. Available
from:
Pelaksanaan dokumentasi asuhan
https://doi.org/10.1016/j.ijans.2019.03
keperawatan menjadi optimal setelah
.002
dilakukan proyek inovasi melalui penyusunan
5. Basyah H, Lubis AR, Yunus M,
regulasi, sosialisasi dan pendampingan dalam
Darsono N. The Role of Leadership
melaksanakan dokumentasi keperawatan serta
Style of Head of Ward, Electronic
pembuatan video roleplay. Manajer
Documenting, and Nurses’
keperawatan mempunyai peran yang sangat
205
Dunia Keperawatan, Volume 8, Nomor 2, 2020: 199-207

Performance in Service Innovation in Public Hospitals in Jamaica. J Nurs


Meuraxa Hospital. South East Asian J Scholarsh. 2016;48(5):499–507.
Manag [Internet]. 2018;12(1):65–84. 14. Blair W, Smith B. Nursing
Available from: documentation: Frameworks and
https://search.proquest.com/docview/ barriers. Contemp Nurse.
2054135736?accountid=17242 2016;41(2):160–8.
6. Miskir Y, Emishaw S. Determinants 15. Smith LD. Communication Process
of Nursing Process Implementation in Improvement among Bedside Nursing
North East Ethiopia: Cross-Sectional Staff on a Skilled Nursing
Study. Nurs Res Pract. 2018;2018:1– Rehabilitation Unit. 2016;
9. 16. Braaf S, Riley R, Manias E. Failures
7. Hamed Mahmoud M, Bayoumy HM. in communication through documents
Barriers and Facilitators for Execution and documentation across the
of Nursing Process From Nurses’ perioperative pathway. J Clin Nurs.
Perspective. Int J Adv Res [Internet]. 2015;24(13–14):1874–84.
2014;2(2):300–15. Available from: 17. Kebede M, Endris Y, Zegeye DT.
http://www.journalijar.com Nursing care documentation practice:
8. Potter PA, Perry AG, Stockert PA, The unfinished task of nursing care in
M.Hall A. Canadian Fundamental of the University of Gondar Hospital.
Nursing. 6th ed. Astle BJ, Duggleby Informatics Heal Soc Care.
W, editors. Vol. 53, Library and 2017;42(3):290–302.
Archive Canada Cataloguing in 18. Vafaei SM, Manzari ZS, Heydari A,
Publication. Canada: Elsevier Canada, Froutan R, Farahani LA. Nurses’
a division of read elesevier perception of nursing services
Canada,Ltd; 2019. 1689–1699 p. documentation barriers: A qualitative
9. De Groot K, Triemstra M, Paans W, approach. Electron J Gen Med.
Francke AL. Quality criteria, 2018;15(3):3–10.
instruments, and requirements for 19. Kementerian Kesehatan RI. Undang-
nursing documentation: A systematic undang Republik Indonesia Nomor 38
review of systematic reviews. J Adv Tahun 2014 tentang
Nurs. 2019;75(7):1379–93. KeperawatanKementerian Kesehatan
10. Saraswasta IWG, Hariyati RTS. The RI. (2014). Undang-undang Republik
Implementation of Electronic-Based Indonesia Nomor 38 Tahun 2014
Nursing Care Documentation on tentang Keperawatan, Kemenkes RI.
Quality of Nursing Care : A Literature Retrieved from
Review. Int J Nurs Heal Serv. https://www.kemenkopmk.go.id/sites/
2018;1(2). default/file. 2014;Kemenkes RI.
11. Tasew H, Mariye T, Teklay G. Available from:
Nursing documentation practice and https://www.kemenkopmk.go.id/sites/
associated factors among nurses in default/files/produkhukum/UU
public. BMC Res Notes [Internet]. Nomor 38 Tahun 2014.pdf.
2019;1–6. Available from: 20. Tajabadi A, Ahmadi F, Sadooghi Asl
https://doi.org/10.1186/s13104-019- A, Vaismoradi M. Unsafe nursing
4661-x documentation: A qualitative content
12. Noorkasiani N, Gustina G, Maryam analysis. Nurs Ethics.
RS. Faktor-Faktor yang Berhubungan 2019;096973301987168.
dengan Kelengkapan Dokumentasi 21. Hariyati RTS, Kobayashi N, Sahar J.
Keperawatan. J Keperawatan Indones. Simplicity and Completeness of
2015;18(1):1–8. Nursing Process Satisfaction Using
13. Lindo J, Stennett R, Stephenson- Nursing Management Information
Wilson K, Barrett KA, Bunnaman D, System at the Public Health Service
Anderson-Johnson P, et al. An Audit “X” Indonesia. Intertaional J caring
of Nursing Documentation at Three Sci. 2018;11(2):1034–42.

206
Saraswasta IWG, Hariyati RRTS, Fatmawati U. Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan

22. Asmirajanti M, Hamid AYS, Hariyati e/pii/S2214139117301208


RTS. Nursing care activities based on 29. Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
documentation. BMC Nurs. Standar Nasional Akreditasi Rumah
2019;18(S1):1–5. Sakit. 2017;Edisi 1.
23. Hariyati RTS, Hamid AY, Eryando T, 30. Wright N, Charnock D. Challenging
Hasibuan ZA. Usability and oppressive practice in mental health:
satisfaction of using electronic The development and evaluation of a
nursing documentation, lesson- video based resource for student
learned from new system nurses. Nurse Educ Pract [Internet].
implementation at a hospital in 2018;33(June):42–6. Available from:
Indonesia. Int J Healthc Manag https://doi.org/10.1016/j.nepr.2018.08
[Internet]. 2018;0(0):1–8. Available .016
from: 31. Akselbo I, Olufsen V, Ingebrigtsen O,
https://doi.org/10.1080/20479700.201 Aune I. Simulation as a learning
8.1504387 method in public health nurse
24. Rafferty AM. Nurses as change education. Public Health Nurs.
agents for a better future in health 2019;36(2):226–32.
care: The politics of drift and dilution. 32. Tuinman A, de Greef MHG, Krijnen
Heal Econ Policy Law. 2018;13(3– WP, Paans W, Roodbol PF. Accuracy
4):475–91. of documentation in the nursing care
25. Robbins S, Judge TA. Organizational plan in long-term institutional care.
Behavior. Seventeeth. Wall Geriatr Nurs (Minneap) [Internet].
stephanie, editor. USA: Pearson; 2017;38(6):578–83. Available from:
2017. http://dx.doi.org/10.1016/j.gerinurse.2
26. Malawat KY, Hariyati RTS, 017.04.007
Purwandari R. Improvement Legal 33. Abid RI, Majeed HM, Mohammed
Aspects and Completeness of TR. Assessment of nurses
Documentation using Electronic documentation for nursing care at
Nursing Record : A Report Study. Int surgical wards in baghdad teaching
Nurs Heal Serv. 2018;1(2):32–9. hospitals. J Pharm Sci Res.
27. Siswanto LMH, Hariyati RTS, 2018;10(10):2568–71.
Sukihananto. Faktor-faktor yang 34. da Costa C, da Costa Linch GF,
berhubungan dengan kelengkapan Nogueira de Souza E. Nursing
pendokumentasian asuhan Diagnosis Based on Signs and
keperawatan. J Keperawatan Indones. Symptoms of Patients With Heart
2013;16(2):77–84. Disease. Int J Nurs Knowl.
28. Kamil H, Rachmah R, Wardani E. 2016;27(4):210–4.
What is the Problem with Nursing 35. Herdman TH, Kamitsuru S. NANDA
Documentation? Perspective of International Diagnosis Keperawatan
Indonesian Nurses. Int J Africa Nurs Definisi & Klasifikasi 2015-2017.
Sci [Internet]. 2018; Available from: Vol. 16, Penerbit Buku Kedokteran
https://linkinghub.elsevier.com/retriev EGC. 2014. e365 p.

207

Anda mungkin juga menyukai