Anda di halaman 1dari 42

SUPERVISI DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

Disusun Oleh : Kelompok 1

1. Ainun Nasikhatul Hanifah (202003028)


2. Aisiah Ambarwati (202003080)
3. Alifah Assa Diyah (202003044)
4. Ana Sambayon (202003059)
5. Bella Ernanda Ika Fitri Zanah (202003024)
6. Brilianti Rosa Anggelina (202003030)
7. Chania Putri Sherlita (202003051)
8. Cinika Ariantiva Sari (202003086)
9. Devi Ana Ariesta Bella (202003104)
10. Dewi Hafsah (202003072)
11. Dhita Alam Al Ishaqi (202003026)
12. Diah Fitrianah (202003096)
13. Dicky Bayu Wardana (202003069)
14. Dinda Oktavia Pratiwi (202003040)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah yang berjudul “Supervisi dalam Manajemen
Keperawatan” sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Adapun maksud dilaksanakannya penyusunan makalah ini, tidak lain
adalah untuk memenuhi tugas Manajemen Keperawatan. Tidak lupa ucapan
terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Mojokerto, Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan ..............................................................................................2.

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Supervisi ........................................................................................4

2.2 Tujuan Supervisi ..............................................................................................5

2.3 Manfaat Supervisi ............................................................................................5

2.4 Kompetensi Supervisor....................................................................................6

2.5 Fungsi Supervisi...............................................................................................6

2.6 Peran Supervisi.................................................................................................7

2.7 Elemen Proses Supervisi..................................................................................7

2.8 Prinsip – Prinsip Supervisi...............................................................................7

2.9 Cara Supervisi ….............................................................................................9

2.10 Model – Model Supervisi .............................................................................14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................16

3.2 Saran ..............................................................................................................16

DAFTARPUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang penting dalam manajemen


serta keseluruhan tanggung jawab pemimpin. Pemahaman ini juga ada dalam
manajemen keperawatan. Untuk mengelola asuhan keperawatan dibutuhkan
kemampuan manajemen dari perawat profesional diharapkan mempunyai
kemampuan dalam supervisi dan evaluasi. Pendelegasian merupakan elemen yang
esensial pada fase pengarahan dalam proses manajemen karena sebagian besar
tugas yang diselesaikan oleh manajer ( tingkat bawah, menengah dan atas ) bukan
hanya hasil usaha mereka sendiri, tetapi juga hasil usaha pegawai. Ada banyak
tugas yang sering kali harus diselesaikan oleh satu orang. Dalam situasi ini,
pendelegasian sering terkait erat dengan produktivitas. Ada banyak alasan yang
tepat untuk melakukan pendelegasian. Kadang kala manajer harus
mendelegasikan tugas rutin sehingga mereka dapat menangani masalah yang lebih
kompleks atau yang membutuhkan keahlian dengan tingkat yang lebih tinggi.

Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing pengarahan ( dalam


fungsi manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segala kegiatan
yang telah diprogram dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervisi secara
langsung memungkinkan manajer keperawatan menemukan berbagai hambatan
atau permasalahan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan dengan
mencoba memandang secara menyeluruh faktor-faktor yang mempengaruhi dan
bersama dengan staf keperawatan untuk mencari jalan pemecahannya. Sukar
seorang manajer keperawatan untuk mempertahankan mutu asuhan keperawatan
tanpa melakukan supervisi, karena masalah – masalah yang terjadi dapat diketahui
oleh manajer keperawatan melalui informasi yang diberikan oleh staff
keperawatan yang mungkin sangat terbatas tanpa melakukan supervisi
keperawatan.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi supervisi dalam manajemen keperawatan ?

2. Apa tujuan supervisi dalam manajemen keperawatan ?

3. Apa manfaat supervisi dalam manajemen keperawatan ?

4. Bagaimana kompentensi supervisor dalam manajemen keperawatan ?

5. Apa fungsi supervisi dalam manajemen keperawatan ?

6. Apa peran supervisi dalam manajemen keperawatan?

7. Apa elemen proses supervisi dalam manajemen keperawatan ?

8. Bagaimana prinsip – prinsip supervisi dalam manajemen keperawatan ?

9. Bagaimana cara supervisi dalam manajemen keperawatan ?

10. Bagaimana model – model supervisi dalam manajemen keperawatan ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

a. Menjelaskan definisi supervisi dalam manajemen keperawatan

b. Menjelaskan tujuan dan manfaat supervisi dalam manajemen keperawatan

c. Menjelaskan kompentensi supervisor dalam manajemen keperawatan

d. Menjelaskan fungsi supervisi dalam manajemen keperawatan

e. Menjelaskan peran supervisi dalam manajemen keperawatan

f. Menjelaskan elemen proses supervisi dalam manajemen keperawatan

g. Menjelaskan prinsip – prinsip supervisi dalam manajemen keperawatan

h. Menjelaskan cara dan model supervisi dalam manajemen keperawatan

2. Tujuan Khusus
2
a. Pembaca dapat memahami Pengertian, Tujuan, Manfaat supervisi dalam
manajemen keperawatan.

b. Pembaca khususnya mahasiswa ilmu keperawtan dapat memahami prinsip


supervisi dalam manajemen keperawatan

c. Perawat dapat menerapkan prinsip dalam manajemen keperawatan

BAB II

3
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Supervisi

Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi segala


bantuan dari pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertujuan untuk
perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan
keperawatan. Kegiatan supervisi semacam ini adalah merupakan dorongan,
bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan para
perawat. Supervisi diartikan sebagai pengamatan atau pengawasan secara
langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya rutin (Prajudi Atmosudiro
1982).

Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar,


mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara
terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga
setiap perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil,
aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan
keterbatasan dari perawat. Supervisi mengandung pengertian yang lebih
demokratis. ( Thora Kron 1987),

Supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber yang diperlukan


untuk penyelesaian tugas-tugasnya. Dalam pelaksanaannya supervisi bukan hanya
mengawasi apakah seluruh staf keperawatan menjalankan tugasnya dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan yang telah digariskan,
tetapi juga bersama para perawat bagaimanan memperbaiki proses keperawatan
yang sedang berlangsung ( Swansburg 1999).

Supervisi dalam keperawatan merupakan suatu proses untuk


meningkatkan pengetahuan, kesadaran diri dan keterampilan professional perawat
dalam melaksanakan praktik keperawatan pada pasien sehingga mampu
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan aman bagi masyarakat.
Supervisi mencakup dimensi perilaku, pengetahuan dan kemampuan psokomotor
perawat juga membangun kesadaran diri perawat tentang perannya. Supervisi

4
bukan untuk mencari kesalahan seseorang tetapi untuk meningkatkan kompetensi
perawat agar tujuan organisasi tercapai (Basuki D, 2018).

Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai


pelaksana pasif, melainkan diperlukan sebagai patner kerja yang memiliki ide-ide,
pendapat dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan diikutsertakan dalam
usaha-usaha perbaikan proses keperawatan. Dengan demikian supervisi diartikan
sebagai suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para tenaga
keperawatan dan staf lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.

2.2 Tujuan Supervisi

Menurut Arwani, 2005 mengatakan bahwa tujuan supervisi adalah


mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak hanya
meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para tenaga
keperawatan dan tenaga lainnya , juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan
perawatan agar memudahkan pelaksanaan tugas. Oleh karena itu tujuan supervisi
adalah :

1. Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan

2. Melatih staf dan pelaksana keperawatan

3. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan


mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan
keperawatan.

4. Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan dalam


memberikan asuhan keperawatan.

Dengan melakukan supervisi maka supervisor dapat melakukan prediksi risiko


pelayanan keperawatan yang mungkin terjadi dan dapat melakukan pengelolaan
kinerja perawat. Supervisi akan melatih perawat pelaksana bertanggung jawab
terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan serta memberikan respon yang
tanggap terhadap permasalahan yang terjadi (Basuki D, 2018).

2.3 Manfaat Supervisi

5
Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak
manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (Suarli & Bachtiar,
2009) :

1. Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja


ini erat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan
bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih
harmonis antara atasan dan bawahan.

2. Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan efesiensi kerja


ini erat kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan
bawahan, sehingga pemakaian sumber daya (tenaga, harta dan sarana) yang
sia-sia akan dapat dicegah. Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan,
sama artinya dengan telah tercapainya tujuan suatu organisasi. Tujuan pokok
dari supervisi ialah menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah
direncanakan secara benar dan tepat, dalam arti lebih efektif dan efesien,
sehingga tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan
memuaskan (Suarli & Bachtiar, 2008).

2.4 Kompetensi Supervisor


Seorang supervisor harus memiliki kemampuan dalam :

a. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas sehingga dapat dimengerti


oleh staf dan pelaksana keperawatan

b. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf dan pelaksana


keperawatan

c. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan pelaksana


keperawatan

d. Proses kelompok

e. Memberi latihan dan bimbingan yang diperlukan staf

f. Melakukan penilaian terhadap penampilan kerja perawat

6
g. Mengadakan pengawasan agar pelayanan keperawatan lebih baik

2.5 Fungsi Supervisi


a. Untuk mengatur dan mengorganisasi proses pemberian pelayanan keperawatan
yang menyangkut pelaksanaan kebijakan pelayanan keperawatan tentang staf
dan SOP
b. Menilai dan memperbaiki factor-faktor yang mempengaruhi proses pemberian
pelayanan asuhan keperawatan
c. Briggs, mengungkapkan bahwa fungsi utama supervisi dalam keperawatan
ialah mengkoordinasi, menstimuli dan mendorong kearah peningkatan kwalitas
asuhan keperawatan.

2.6 Peran Supervisi


1) Menurut Bowe dan Deas Lore, dikutip Yuslis ( 1995), menyatakan peranan
supervisor dalam keperawatan menitik beratkan kepada perencanaan,
pelaksanaan tugas, pelimpahan tanggung jawab, memberi kesempatan pada
staf untuk dapat menyelesaikan tugasnya sesuai dengan standar asuhan
keperawatan, memberi support, mempertahankan kebersamaan
2) Olivia (1976) mengatakan bahwa peranan supervisor adalah koordinator,
konsultan, pemimpin kelompok evaluator
3) Secara umum peranan supervisor dalam keperawatan adalah leader,
koordinator, pembantu/pelayan, pelatih, pembimbing, evaluator, peneliti dan
inspektur

2.7 Elemen Proses Supervisi


1) Standar praktek keperawatan yang digunakan sebagai acuan dalam menilai dan
mengarahkan penyimpangan yang terjadi.
2) Fakta empirik di lapangan, sebagai pembanding untuk pencapaian tujuan dan
menetapkan kesenjangan
3) Adanya tindak lanjut sebagai upaya mempertahankan kualitas maupun upaya
memperbaiki.

2.8 Prinsip – Prinsip Supervisi

7
Ada beberapa prinsip yang dilakukan di bidang keperawatan ( Nursalam,2007 )
antara lain :

1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi

2. Supervisi menggunakan pengetahuan dasar manajemen,keterampilan


hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip manajemen
dan kepimpinan

3. Fungsi supervsi diuraikan dengan jelas,terorganisasi dan dinyatakan melalui


petunjuk,peraturan,tugas dan standart.

4. Supervisi merupakan proses kerjasama yang demokratis antara supervisor dan


perawat pelaksana.

5. Supervisi merupakan visi,misi,falsafah,tujuan dan rencana yang spesifik.

6. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif,komunikasi


efektif,kreatifitas,dan motivasi.

7. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdayaguna dalam pelayanan


keperawatan yang memberikan kepuasan klien,perawat dan manajer.

Menurut keliat (1993 ) prinsip supervisi keperawatan adalah sebagai berikut :

1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi rumah sakit

2. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen,keterampilan hubungan


antar manusia,kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan
kepemimpinan

3. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas dan terorganisasi dan dinyatakan


melalui petunjuk,peraturan kebijakan dan uraian tugas standart.

4. Supervisi adalah proses kerjasama yang demokratis antar supervisor dan


perawat pelaksana.

5. Supervisi menggunakan proses manajemen termasuk menerapkan


misi,falsafah,tujuan,dan rencananya yang spesifik untuk mencapai tujuan.

8
6. Supervisi menciptakan lingkungan yang mendukung komunikasi
efektif,merangsang kreativitas dan motivasi.

2.9 Cara Supervisi

1. Langsung

Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung.


Pada supervisi modern diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar
pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Cara
memberikan pengarahan yang efektif adalah :

a. Pengarahan harus lengkap

b. Mudah dipahami

c. Menggunakan kata-kata yang tepat

d. Berbicara dengan jelas dan lambat

e. Berikan arahan yang logika

f. Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat

g. Pastikan bahwa arahan dipahami

h. Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak lanjut

2. Tidak langsung

Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan,.


Supervisor tidak melihat langsung kejadian di lapangan, sehingga mungkin
terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.

3. Kegiatan rutin supervisor

Tugas-tugas rutin yang harus dilakukan oleh supervisor setiap harinya


(bittel,a987) adalah sebagai berikut:

a. Sebelum pertukaran shift (15-30 menit)

9
 Mengecek kecukupan fasilitas/peralatan/sarana untuk hari itu

 Mengecek jadwal kerja

b. Pada waktu mulai shift (15-30 menit)

 Mengecek personil yang ada

 Menganalisa keseimbangan personil dan pekerjaan

 Mengatur pekerjaan, Mengidentifikasi kendala yang muncul

 Mencari jalan supaya pekerjaan dapat diselesaikan.

c. Sepanjang hari dinas (6-7 jam)

 Mengecek pekerjaan setiap personil, dapat mengarahkan, instruksi,


mengoreksi atau memberikan latihan sesuai kebutuhannya.

 Mengecek kemajuan pekerjaan dari personil sehingga dapat segera


membantu apabila diperlukan, Mengecek pekerjaan rumah tangga

 Mengecek kembali pekerjaan personil dan kenyamanan kerja,


terutama untuk personil baru. Berjaga-jaga di tempat apabila ada
pertanyaan, permintaan bantuan atau hal-hal yang terkait.

 Mengatur jam istirahat personil, Mendeteksi dan mencatat problem


yang muncul pada saat itu dan mencari cara memudahkannya.

 Mengecek kembali kecukupan alat/fasilitas/sarana sesuai kondisi


operasional, Mencatat fasilitas/sarana yang rusak kemudian
melaporkannya

 Mengecek adanya kejadian kecelakaan kerja

 Menyiapkan dan melaporkan secara rutin mengenai pekerjaan.

d. Sekali dalam sehari (15-30 menit)

10
 Mengobservasi satu personil atau area kerja secara kontinu untuk 15
menit. Melihat dengan seksama hal-hal yang mungkin terjadi seperti :
Keterlambatan pekerjaan, lamanya mengambil barang, kesulitan
pekerjaan dan lain sebagainya.

e. Sebelum pulang

 Membuat daftar masalah yang belum terselesaikan dan berusaha untuk


memecahkan persoalan tersebut keesokan harinya.

 Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang hari dengan


mengecek hasilnya, kecukupan material dan peralatannya.

 Lengkapi laporan harian sebelum pulang

 Membuat daftar pekerjaan untuk harinya, membawa pulang


memperlajari di rumah sebelum pergi bekerja kembali.

4. Supervisor Keperawatan

Yang termasuk supervisor keperawatan adalah:

a. Kepala ruangan, kepala ruangan bertanggung jawab dalam supervisi


pelayanan keperawatan diunit kerjanya. Kepala rungan merupakan ujung
tombak penentu tercapai tidaknya tujuan pelayanan dalam memberikan
asuhan keperawatan dan pendokumentasian di unit kerjanya.

b. Pengawas Keperawatan, beberapa ruangan atau unit pelayanan berada di


bawah satu instalasi, pengawas perawatan bertanggung jawab dalam
melakukan supervisi pada areanya yaitu beberapa kepala ruangan yang
berada dalam satu instalasi tertentu, misalnya instalasi rawat inap, instalasi
rawat jalan dan lain-lain.

c. Kepala seksi, beberapa instansi digabung dibawah satu pengawasan kepala


seksi. Kepala seksi mengawasi pengawas keperawatan dalam
melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh perawat secara tidak
langsung. Kepala Bidang keperawatan, Kabid Keperawatan bertanggung

11
jawab untuk melakukan supervisi kepada kepala seksi secara langsung dan
semua perawat secara tidak langsung.

Cara Supervisi menurut , (suyanto, 2009)

Supervisi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung,


penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta tujuan supervisi.

a. Supervisi Langsung :

Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung.


Cara supervisi ini ditujukan untuk bimbingan dan arahan serta mencegah dan
memperbaiki kesalahan yang terjadi. Cara supervisi terdiri dari :

1) Merencanakan

Seorang supervisor, sebelum melakukan supervisi harus membuat


perencanaan tentang apa yang akan disupervisi, siapa yang akan
disupervisi, bagaimana tekniknya, kapan waktunya dan alasan dilakukan
supervisi (Kron, 1987). Dalam membuat perencanaan diperlukan unsur-
unsur : Objektif / tujuan dari perencanaan, Uraian Kegiatan, Prosedur,
Target waktu pelaksanaan, penanggung jawab dan anggaran (Suarli,
2009).

2) Mengarahkan

Pengarahan yang dilakukan supervisor kepada staf meliputi pengarahan


tentang bagaimana kegiatan dapat dilaksanakan sehingga tujuan organisasi
dapat tercapai. Dalam memberikan pengarahan diperlukan kemampuan
komunikasi dari supervisor dan hubungan kerjasama yang demokratis
antara supervisor dan staf. Cara pengarahan yang efektif adalah :
Pengarahan harus lengkap, Menggunakan kata-kata yang tepat, Bebicara
dengan jelas dan lambat, Berikan arahan yang logis. Hindari memberikan
banyak arahan pada satu waktu, Pastikan bahwa arahan dipahami.
Yakinkan bahwa arahan supervisor dilaksanakan sehingga perlu kegiatan
tindak lanjut.

12
3) Membimbing

Agar staf dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, maka dalam


melakukan suatu pekerjaan, staf perlu bimbingan dari seorang supervisor.
Supervisor harus memberikan bimbingan pada staf yang mengalami
kesulitan dalam menjalankan tugasnya, bimbingan harus diberikan dengan
terencana dan berkala. Staf dibimbing bagaimana cara untuk melakukan
dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Bimbingan yang diberikan
diantaranya dapat berupa : pemberian penjelasan, pengarahan dan
pengajaran, bantuan, serta pemberian contoh langsung.

4) Memotivasi

Supervisor mempunyai peranan penting dalam memotivasi staf untuk


mencapai tujuan organisasi. Kegiatan yang perlu dilaksanakan supervisor
dalam memotivasi antara lain adalah (Nursalam, 2007) : Mempunyai
harapan yang jelas terhadap staf dan mengkomunikasikan harapan tersebut
kepada para staf, Memberikan dukungan positif pada staf untuk
menyelesaikan pekerjaan, Memberikan kesempatan pada staf untuk
menyelesaikan tugasnya dan memberikan tantangan-tantangan yang akan
memberikan pengalaman yang bermakna, Memberikan kesempatan pada
staf untuk mengambil keputusan sesuai tugas limpah yang diberikan,
Menciptakan situasi saling percaya dan kekeluargaan dengan staf, Menjadi
role model bagi staf.

5) Mengobservasi (Nursalam, 2007)

Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi staf dalam melaksanakan


tugasnya sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang
diharapkan, maka supervisor harus melakukan observasi terhadap
kemampuan dan perilaku staf dalam menyelesaikan pekerjaan dan hasil
pekerjaan yang dilakukan oleh staff.

6) Mengevaluasi

13
Evaluasi merupakan proses penilaian pencapaian tujuan, apabila suatu
pekerjaan sudah selesai dikerjakan oleh staf, maka diperlukan suatu
evaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana yang
telah disusun sebelumnya. Evaluasi juga digunakan untuk menilai apakah
pekerjaan tersebut sudah dikerjakan sesuai dengan ketentuan untuk
mencapai tujuan organisasi. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara menilai
langsung kegiatan, memantau kegiatan melalui objek kegiatan. Apabila
suatu kegiatan sudah di evaluasi, maka diperlukan umpan balik terhadap
kegiatan tersebut.

b. Supervisi Tidak Langsung

Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis, seperti laporan pasien dan


catatan asuhan keperawatan dan dapat juga dilakukan dengan menggunakan
laporan lisan seperti saat timbang terima dan ronde keperawatan. Pada
supervisi tidak langsung dapat terjadi kesenjangan fakta, karena supervisor
tidak melihat langsung kejadian dilapangan. Oleh karena itu agar masalah
dapat diselesaikan , perlu klarifikasi dan umpan balik dari supevisor dan staf.

2.10 Model – Model Supervisi


Selain cara supervisi yang telah diuraikan, beberapa model supervisi dapat
diterapkan dalam kegiatan supervisi antara lain (Suyanto, 2008):

1. Model konvensional

Model supervisi dilakukan melalui inspeksi langsung untuk menemukan


masalah dan kesalahan dalam pemberian asuahan keperawatan. Supervisi
dilakukan untuk mengoreksi kesalahan dan memata-matai staf dalam
mengerjakan tugas. Model ini sering tidak adil karena hanya melihat
sisi negatif dari pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan para perawat
pelaksana sehingga sulit terungkap sisi positif, hal-hal yang baik ataupun
keberhasilan yang telah dilakukan

2. Model ilmiah

14
Supervisi dilakukan dengan pendekatan yang sudah direncanakan sehingga
tidak hanya mencari kealahan atau masalah saja. Oleh karena itu supervisi
yang dilakukan dengan model ini memilki karasteristik sebagai berikut yaitu,
dilakukan secara berkesinambungan, dilakukan dengan prosedur, instrument
dan standar supervisi yang baku, menggunakan data yang objektif sehingga
dapat diberikan umpan balik dan bimbingan.

3. Model klinis

Supervisi model klinis bertujuan untuk membantu perawat pelaksana dalam


mengembangkan profesionalisme sehingga penampilan dan kinerjanya dalam
pemberian asuahn keperawatan meningkat. Supervisi dilakukan secara
sistematis melalui pengamatan pelayanan keperawatan yang diberikan oleh
seorang perawat selanjutnya dibandingkan dengan standar keperawatan.

4. Model artistic

Supervisi model artistic dilakukan dengan pendekatan personal untuk


menciptakan rasa aman sehingga supervisor dapat diterima oleh perawat
pelaksana yang disupervisi. Dengan demikian akan tercipta hubungan saling
percaya sehingga hubungna antara perawat dan supervisor akan terbuka dam
mempermudah proses supervisi.

BAB III

15
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Supervisi keperawatan diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan


keperawatan di rumah sakit, supervisi bukan berarti menghukum tetapi
memberikan pengarahan dan petunjuk agar perawat dapat menyelesaikan
tugasnya secara efektif dan efisien.

Supervisor diharapkan mempunyai hubungan interpersonal yang


memuaskan dengan staf agar tujuan supervisi dapat tercapai untuk meningkatkan
motivasi, kreativitas dan kemampuan perawat yang pada akhirnya akan
berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.

Manfaat Supervisi, Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan


diperoleh banyak manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
(Suarli & Bachtiar, 2009) : Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja.
Peningkatan efektifitas kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan
suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan. Mengusahakan
seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak hanya meliputi
lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para tenaga keperawatan
dan tenaga lainnya.

3.2 Saran

Dalam pembuatan makalah ini penyusun menyadari tentu banyak


kekurangan dan kejanggalan baik dalam penulisan maupun penjabaran materi
serta penyusunan atau sistematik penyusunan.

Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca semua. Dan penyusun juga berharap semoga makalah ini dapat
memberi manfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

16
Arwani & Heru Supriyatno. 2006. Manajemen Bangsal keperawatan. Jakarta:
EGC

Cohen L. Elaine, Toni G. Cesta. 2005. Nursing Case Management From


Essentials to Advanced Practice Applications 4th edition. Missouri: Elsevier
Mosby

Basuki Dwi. 2018. Manajemen Keperawatan untuk Mahasiswa dan Praktisi.


Sidoarjo : Indomedia Pustaka

Gillies.19VIII9. Manajemen Keperawatan suatu pendekatan sistem. Edisi


Terjemahan. Alih Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta

Murnijaya, 1999. Manajemen Kesehatan. EGC. Jakarta

Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional (Edisi2). Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. 2014. Manajemen keperawatan: aplikasi dalam praktik keperawatan


professional (edisi 4). Jakarta: salemba medika

Roussel, Linda A, Russel C. swansburg, Richard J. Swanburg. 2003. Management


and Leadership for Nurse Administrator 4th edition. Toronto: Jones and
Barlett Publishers.

Suarli dan Bahtiar. 2009. Manajemen keperawatan. Jakarta: Erlangga

Surakhman, Winardi. 2000. Kepemimpinan dalam Manajemen. Rineka cipta,


Jakarta

Lampiran 1 Perencanaan Supervisi

JADWAL SUPERVISI BULAN OKTOBER 2020

Materi Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV


Supervisi
Dokumentasi   
Pemberian 

17
Terapi
Pelaksanaan  
Terapi
Health  
Education

Mojokerto, Oktober 2020


Karu,

(………………………..)

Lampiran 2
SOP Pemberian Terapi Teknik Relaksasi Slow Deep Breathing
Pada Klien Post Op Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL)

18
TERAPI SLOW DEEP BREATHING UNTUK
NYERI

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


Pengertian Slow deep brathing adalah gabungan dari metode nafas
dalam (deep breathing) dan napas lambat sehingga
dalam pelaksanaan latihan pasien melakukan nafas dalam
dengan frekuensi kurang dari atau sama dengan 10 kali
permenit.
Tujuan Terapi relaksasi nafas dalam dan lambat (slow deep
breathing) untuk mengurangi intensitas nyeri
Prosedur Waktu yang dibutuhkan untuk memberikan terapi
relaksasi slow deep breathing yaitu 30 menit
Pelaksanaan pemberian terapi relaksasi slow deep
breathing

1. Persiapan
a. Siapkan lingkungan yang nyaman dan tenang
b. Kontrak waktu dan jelaskan tujuan
2. Pelaksanaan
a. Persiapan sebelum terapi
1) Atur posisi klien duduk atau tidur
2) Mencuci tangan
3) Kedua tangan diletakan diatas perut
b. Pelaksanaan
1) Anjurkan klien melakukan napas secara
berlahan dan dalam melalui hidung dan tarik
napas secara perlahan selama 3 detik, rasakan
abdomen mengembang saat tarik napas.

19
2) Tahan napas selama 3 detik
3) Kerutkan bibir keluarkan melalui mulut dan
hembuskan napas secara perlahan selama 6
detik. Rasakan abdomen bergerak kebawah

4) Ulangi langkah 1 sampai 6 selama 15 menit.


5) Latihan slow deep breathing dilakukan dengan
frekuensi 3 kali sehari.

Evaluasi Evaluasi keadaan pasien setelah dilakukan tindakan


terapi relaksasi
Unit terkait • Instalasi rawat inap

20
Lampiran 3 Format Penilaian Supervisi

INSTRUMEN SUPERVISI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN


SECARA LANGSUNG PADA PERAWAT ASOSIET

Nama Perawat : Hari/Tanggal :


Supervisor : Ruangan :

Petunjuk:
Beri tanda check list (v) pada kolom “Ya” bila pekerjaan dilakukan dan pada
kolom “Tidak” bila pekerjaan tidak dilakukan.

No. Aspek yang dinilai Dilakukan


Ya Tidak
A. PENGKAJIAN
1. Perawat mengenalkan diri pada pasien
2. Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien:
a. Identitas pasien
b. Alasan pasien masuk RS
c. Riwayat penyakit saat ini
d. Riwayat kesehatan masa lalu
e. Genogram
f. Kebutuhan dasar
g. Riwayat sosial
h. Pemeriksaan fisik head to toe
i. Refleks
j. Pola tumbuh kembang
k. Riwayat imunisasi
l. Rumusan masalah keperawatan
3. Perawat mendokumentasikan hasil pengkajian pada format yang
tersedia
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perawat merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan data
2. Perawat merumuskan diagnosa keperawatan menggunakan
format P-E-S
3. Perawat mendokumentasikan rumusan diagnosa keperawatan
pada format yang tersedia
C. RENCANA KEPERAWATAN
1. Perawa membuat rencana intervensi sesuai dengan diagnosa
keperawatan
2. Perawat menentukan tujuan
3. Perawat menentukan kriteria hasil
4. Perawat mendokumentasikan rencana intervensi pada format
yang tersedia

21
D. IMPLEMENTASI
1. Perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
intervensi yang direncanakan
2. Perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan SOP
3. Perawat memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
4. Perawat melakukan tindakan sesuai dengan kebutuhan pasien
5. Perawat membina hubungan baik dengan pasien
6. Perawat menjaga privacy pasien dalam melakukan tindakan
keperawatan
7. Perawat memberikan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan
8. Perawat melaksanakan tindakan kolaboratif sesuai dengan
kebutuhan
9. Perawat mendokumentasikan tindakan keperawatan pada
format yang tersedia
E. EVALUASI
1. Perawat mengevaluasi tindakan mengacu pada kriteria hasil
2. Perawat membuat SOAP
3. Perawat memodifikasi rencana
4. Perawat mendokumentasikan evaluasi tindakan keperawatan
pada format yang tersedia
Total Skor
Keterangan:
Dilakukan = nilai 1 Nilai = Total skor x 100 = ………..
Tidak dilakukan = nilai 0 23

Tanggapan yang disupervisi :


………………………………………………………………………………………
………………………
Pengarahan langsung :
………………………………………………………………………………………
……………………………….. Saran dan tindak lanjut :
………………………………………………………………………………………
……………………………..

Yang disupervisi , Supervisor,

22
(………………………)
(………………………)

Mengetahui,
Manajer keperawatan

(…………………………………………………….)

INSTRUMEN SUPERVISI PADA KEPALA RUANG

23
Nama Perawat : Hari/Tanggal :

Supervisor : Ruangan :

Petunjuk:

Beri tanda check list (v) pada kolom “Ya” bila pekerjaan dilakukan dan pada
kolom “Tidak” bila pekerjaan tidak dilakukan.

No. Aspek yang dinilai Dilakukan


Ya Tidak
I. ASPEK MANAJEMEN
A. Perencanaan
1. Karu memiliki rencana harian
2. Karu memiliki rencana bulanan
3. Karu memiliki rencana tahunan
B. Pengorganisasian
1. Karu menyusun jadwal dinas ruangan
2. Karu memiliki daftar pasien
C. Pengarahan
1. Karu membuka operan
2. Karu melakukan pre conference
3. Karu memimpin post conference
4. Karu memberi motivasi dan dukungan kepada stafnya dalam
melaksanakan tugasnya
5. Karu menjadi role model bagi stafnya
6. Karu melibatkan stafnya dalam pengambilan keputusan
7. Karu mendelegasikan tugas kepada perawat yang memiliki
kompetensi yang dibutuhkan.
8. Karu mengevaluasi tugas yang telah didelegasikan kepada
staf
9. Karu memiliki jadwal supervisi untuk stafnya
10. Karu melaksanakan supervisi sesuai dengan kaidah supervisi
11. Karu menyampaikan hasil supervisi kepada staf
12. Karu memberikan umpan balik terhadap hasil supervisi
kepada staf
D. Pengendalian
1. Ruangan menjalankan dan memiliki indicator mutu
2. Karu melakukan audit dokumentasi asuhan keperawatan
3. Karu mengelola hasil angket kepuasan pasien/keluarga
II. ASPEK COMPENSATORY REWARD
1. Karu melakukan penilaian kinerja PP/Katim sesuai jadwal
2. Karu mendokumentasikan hasil penilaian kinerja perawat
PP/katim

24
3. Karu memiliki program pengembangan staf
III. ASPEK PROFESSIONAL RELATIONSHIP
1. Karu melakukan rapat keperawatan berdasarkan jadwal yang
telah ditetapkan
2. Karu memimpin kegiatan case conference
3. Karu mengikuti visite dokter
4. Karu melakukan ronde keperawatan dan journal reading
5. Karu menjalankan clinical pathway
6. Karu merencanakan dan mengadakan rapat rutin bulanan
dengan PP
7. Karu memonitor kebersihan ruang rawat
8. Karu mengendalikan patient safety dan infeksi nosokomial
di ruang rawat
9. Karu membuat rekapitulasi mutu, infeksi nosokomial, serta
SAK di ruang rawat
IV. ASPEK ASUHAN KEPERAWATAN
A. Persiapan
1. Mengkaji data subjektif dan objektif pasien/keluarga
2. Merumuskan masalah keperawatan pasien/keluarga
3. Merencanakan tindakan keperawatan untuk pasien
4. Merencanakan tindakan keperawatan untuk keluarga
B. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Mengucapkan salam
2. Melakukan evaluasi/validasi masalah pasien/keluarga
3. Membuat kontrak dengan pasien/keluarga
4. Mendiskusikan tentang masalah yang terjadi
5. Mendiskusikan cara-cara mengatasi masalah
6. Melatih pasien/keluarga cara mengatasi masalah
7. Memberikan pujian atas keberhasilan pasien/keluarga
8. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik
9. Mengevaluasi respon subjektif pasien/keluarga
10. Mengevaluasi respon objektif pasien/keluarga
11. Melakukan kontrak pertemuan berikutnya dengan
pasien/keluarga
12. Melakukan pertemuan dengan pasien dan keluarga minimal
setiap dua hari untuk membahas kondisi pasien
13. Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan
keluarga
14. Membuat perencanaan pasien pulang dan menyiapkan
kelengkapan pasien pulang
C. Dokumentasi Asuhan Keperawatan
1. Mendokumentasikan data hasil pengkajian
2. Mendokumentasikan masalah keperawatan pasien/keluarga
3. Mendokumentasikan tindakan keperawatan terhadap
pasien/keluarga

25
4. Mendokumentasikan evaluasi terhadap tindakan
keperawatan pasien/keluarga (SOAP)
Total skor
Keterangan:

Dilakukan = nilai 1 Nilai = Total skor x 100 = ………..

Tidak dilakukan = nilai 0 54

Tanggapan yang disupervisi :


………………………………………………………………………………………
………………………

Pengarahan langsung :
…………………………………………………………………………………
…………………………………….. Saran dan tindak lanjut :
…………………………………………………………………………………
…………………………………..

Perawat yang disupervisi, Supervisor,

(……………………………..)
(……………………………..)
Mengetahui,
Manajer Keperawatan

(………………………………………………..)

INSTRUMEN SUPERVISI PADA PERAWAT PRIMER / KETUA TIM

Nama Perawat : Hari/Tanggal :

Supervisor : Ruangan :

Petunjuk:

Beri tanda check list (v) pada kolom “Ya” bila pekerjaan dilakukan dan pada
kolom “Tidak” bila pekerjaan tidak dilakukan.
26
No. Aspek yang dinilai Dilakukan
Ya Tidak
I. ASPEK MANAJEMEN
A. Perencanaan
1. PP / Katim memiliki rencana harian
2. PP / Katim memiliki rencana bulanan
B. Pengorganisasian
1. PP / Katim memiliki jadwal dinas untuk timnya
2. PP / Katim memiliki daftar pasien yang dikelola timnya
3. PP / Katim menetapkan PA yang bertanggung jawab pada
pasien setaip shift
C. Pengarahan
1. Perawat memimpin pre conference
2. Perawat memimpin post conference
3. PP / Katim memberi motivasi dan dukungan kepada PA
dalam melaksanakan tugasnya
4. PP / Katim menjadi role model bagi PA
5. PP / Katim melibatkan PA dalam pengambilan keputusan
6. PP / Katim mendelegasikan tugas kepada perawat yang
memiliki kompetensi yang dibutuhkan.
7. PP / Katim mengevaluasi tugas yang telah didelegasikan
kepada PA
8. PP / Katim memiliki jadwal supervisi untuk stafnya
9. PP / Katim melaksanakan supervisi sesuai dengan kaidah
supervisi
10. PP / Katim menyampaikan hasil supervisi kepada PA
11. PP / Katim memberikan umpan balik terhadap hasil supervisi
kepada PA
D. Pengendalian
1. PP / Katim memonitor pelaksanaan dokumentasi pada
catatan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh PA
2. PP/ Katim menyebarkan angket kepuasan pasien/keluarga
II. ASPEK COMPENSATORY REWARD
1. PP / Katim melakukan penilaian kinerja perawat pelaksana
sesuai jadwal
2. PP / Katim mendokumentasikan hasil penilaian kinerja
perawat PA
III. ASPEK PROFESSIONAL RELATIONSHIP
1. PP / Katim mengikuti kegiatan case conference
2. PP / Katim mengikuti studi kasus ronde keperawatan dan
jornal reading yang dilaksanakan oleh kepala ruang
3. PP / Katim melaksanakan cinical pathway
4. PP / Katim membimbing mahasiswa yang sedang praktek
keperawatan di unit kerja dan bekerjasama dengan CI dan

27
HN
5. PP / Katim melakukan kolaborasi dengan dokter dalam hal
perkembangan kesehatan pasien, program terapi dan evaluasi
pelayanan keperawatan yang diberikan pada pasien
6. PP / Katim mengikuti visite dokter
IV. ASPEK ASUHAN KEPERAWATAN
A. Persiapan
1. Mengkaji data subjektif dan objektif pasien/keluarga
2. Merumuskan masalah keperawatan pasien/keluarga
3. Merencanakan tindakan keperawatan untuk pasien
4. Merencanakan tindakan keperawatan untuk keluarga
B. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Mengucapkan salam
2. Melakukan evaluasi/validasi masalah pasien/keluarga
3. Membuat kontrak dengan pasien/keluarga
4. Mendiskusikan tentang masalah yang terjadi
5. Mendiskusikan cara-cara mengatasi masalah
6. Melatih pasien/keluarga cara mengatasi masalah
7. Memberikan pujian atas keberhasilan pasien/keluarga
8. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik
9. Mengevaluasi respon subjektif pasien/keluarga
10. Mengevaluasi respon objektif pasien/keluarga
11. Melakukan kontrak pertemuan berikutnya dengan
pasien/keluarga
12. Melakukan pertemuan dengan pasien dan keluarga minimal
setiap dua hari untuk membahas kondisi pasien
13. Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga
14. Membuat perencanaan pasien pulang dan menyiapkan
kelengkapan pasien pulang
C. Dokumentasi Asuhan Keperawatan
1. Mendokumentasikan data hasil pengkajian
2. Mendokumentasikan masalah keperawatan pasien/keluarga
3. Mendokumentasikan tindakan keperawatan terhadap
pasien/keluarga
4. Mendokumentasikan evaluasi terhadap tindakan keperawatan
pasien/keluarga (SOAP)
Total skor
NILAI AKHIR
Keterangan:

Dilakukan = nilai 1 Nilai = Total skor x 100 = ………..

Tidak dilakukan = nilai 0 48

28
Tanggapan yang disupervisi :
………………………………………………………………………………………
………………………

Pengarahan langsung :
…………………………………………………………………………………
…………………………………….. Saran dan tindak lanjut :
…………………………………………………………………………………
…………………………………..

Perawat yang disupervisi, Supervisor,

(……………………………..)
(……………………………..)
Mengetahui,
Manajer Keperawatan

(………………………………………………..)

INSTRUMEN SUPERVISI PADA SUPERVISOR KEPERAWATAN

Nama Perawat : Hari/Tanggal :

Supervisor : Ruangan :

Petunjuk:

Beri tanda check list (v) pada kolom “Ya” bila pekerjaan dilakukan dan pada kolom
“Tidak” bila pekerjaan tidak dilakukan.

No. Kriteria Penilaian


SE EK
I. PENDEKATAN MANAJEMEN
A. Perencanaan
1. Supervisor memiliki program kerja sesuai dengan
bidangnya
2. Menyusun RKAT dan anggaran bisnis keperawatan
B. Pengorganisasian
1. Koordinasi dengan pihak terkait dalam pelaksanaan tugas
2. Koordinasi dengan IPS, Satpam, Farmasi, Rumah Tangga

29
dan Gizi sesuai kebutuhan di wilayah kerjanya
C. Pengarahan
1. Melakukan supervisi keperawatan kepada kepala ruangan
2. Mengikuti supervise keliling / ronde keperawatan
3. Melakukan tugas jaga kontrole pada hari Minggu, hari besar
dan supervisor incharge
4. Menampung keluhan-keluhan dan membantu
menyelesaikan masalah dari ruangan
5. Memantau kepala ruangan melakukan operan pada shift
pagi dan siang di wilayah kerjanya.
D. Pengendalian
1. Memantau kehadiran kerja kepala ruangan di wilayah
kerjanya
2. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kerja
II. COMPENSATORY REWARD
1. Melakukan penilaian kinerja karu sesuai jadwal
2. Mengajukan usulan kenaikan pangkat dan mengoreksi
angka kredit perawat
III. PROFESSIONAL RELATIONSHIP
1. Mengikuti rapat-rapat koordinasi di lingkungan departemen
IKA
2. Mengadakan rapat pertemuan berkala dengan kepala
ruangan dan tenaga kesehatan lain
3. Menyampaikan kebijakan dan pengumuman dari jajaran
direksi dan bidang keperawatan
4. Memberikan usulan masukan kepada manajer keperawatan
dan jajaran departemen IKA
Total skor
NILAI AKHIR
Keterangan:

Dilakukan = nilai 1 Nilai = Total skor x 100 = ………..

Tidak dilakukan = nilai 0 17

Tanggapan yang disupervisi :


………………………………………………………………………………………
………………………

Pengarahan langsung :
…………………………………………………………………………………
…………………………………….. Saran dan tindak lanjut :
…………………………………………………………………………………
…………………………………..

30
Perawat yang disupervisi, Supervisor,

(……………………………..)
(……………………………..)
Mengetahui,
Manajer Keperawatan

(………………………………………………..)

LEMBAR OBSERVASI PROSEDUR TERAPI RELAKSASI


No Prosedur Terapi Relaksasi Tidak Dilakukan Dilakukan
A PERSIAPAN
1. Siapkan lingkungan yang nyaman dan 
tenang
2. Kontrak waktu dan jelaskan tujuan 
B PELAKSANAAN
3. Waktu yang dibutuhkan untuk memberikan 
terapi relaksasi slow deep breathing yaitu 30
menit Pelaksanaan pemberian terapi
relaksasi slow deep breathing
4. Persiapan sebelum terapi 
5. Atur posisi klien duduk atau tidur 
6. Mencuci tangan 
7. Kedua tangan diletakan diatas perut 
8. Anjurkan klien melakukan napas secara 
berlahan dan dalam melalui hidung dan tarik
napas secara perlahan selama 3 detik,
rasakan abdomen mengembang saat tarik
napas.
9. Tahan napas selama 3 detik 
10. Kerutkan bibir keluarkan melalui mulut dan 
hembuskan napas secara perlahan selama 6

31
detik. Rasakan abdomen bergerak kebawah
11. Ulangi langkah 1 sampai 6 selama 15 menit. 
12. Latihan slow deep breathing dilakukan 
dengan frekuensi 3 kali sehari.
C EVALUASI
13. Evaluasi keadaan pasien setelah dilakukan 
tindakan terapi relaksasi
TOTAL SKOR 2 11

Keterangan:

Dilakukan = nilai 1 Nilai = 11/13 x 100 = 84,6

Tidak dilakukan = nilai 0

Lampiran 4 Dokumentasi Hasil Supervisi


Tanggal Materi Hasil Supervisi Rencana Tindak TTD TTD
Supervisi Lanjut Perawat Supervisor
31 Pemberian - Nilai 85 - Menjelaskan AB AA
Oktober Terapi - Tidak cuci pentingnya
2020 Relaksasi tangan manajemen
untuk - Dalam nyeri
Mengatasi tahap - Harus
Nyeri persiapan dilakukan
Pada Kaki perawat minimal 3x
tidak sehari saat
menganjur nyeri timbul
kan pasien - Memberikan
untuk terapi yang
meletakkan lain untuk
tangannya mengurangi
diatas perut nyeri dengan
cepat dan
efisien
- Lakukan
supervisi
ulang

Mojokerto,31 Oktober 2020


Kepala Ruang,

(…………………………...)

32
Lampiran 5
Naskah Role Play

SUPERVISI DALAM MANAJEMAN KEPERAWATAN

Kepala Ruangan : Aisiah Ambarwati

Perawat A : Ainun Nasikhatul Hanifah

Perawat B : Alifah Assa Diyah

Perawat C : Ana Sambayon

Perawat D : Bella Ernanda

Pasien : Ariska (Alifah)

Keluarga Pasien : Pamela (Ainun)

Di sebuah Rumah Sakit A di ruang penyakit dalam para perawat di pagi


hari melakukan operan shift pada pukul 07.00 WIB di ruang perawat.

33
Aisiah : Assalamualaikum wr. wb . . . . Selamat pagi,
alhamdulillah kita masih diberi kesehatan. Sehingga bisa
bertemu lagi seperti hari biasanya, baik langsung saja
laporan dari masing-masing TIM.

Ainun : Dari TIM I jumlah pasien ada 7, Tn. Anas mengeluh


sesak dan sudah diberikan oksigen, Ny. Tanti tambahan
infus 500cc karena mengalami diare, Ny. Citra hari ini
sudah boleh pulang.

Alifah : Dari TIM II jumlah pasien 5, Ny. Wita tadi sudah


dilakukan transfusi, Tn. Edo pasien baru masuk dengan
keluhan sesak, batuk lebih dari 2 minggu, dan Ny. Ariska
tadi mengeluh nyeri dan sulit untuk tidur.

Aisiah : Baik terima kasih atas laporannya, sekarang mari kita


berdoa sesuai kepercayaan masing-masing.

Setelah selesai operan para perawat melakukan verbed dan TTV lalu
perawat beserta kepala ruangan mengecek pasien satu per satu hingga
sampailah pada Ny. Ariska

Aisiah : Selamat pagi Ibu ... bagaimana tidurnya tadi malam?


Nyenyak atau tidak?

Ariska : Tidak mbak,

Aisiah : Kenapa???

Ariska : Ini mbak, kaki saya rasannya sakit, nyeri jadi saya tidak
bisa tidur.

Aisiah : Ya sudah sekarang istirahat dulu nanti ada perawat yang


akan mengajari ibu teknik relaksasi agar ibu tidak merasa
nyeri lagi.

34
Ariska : Baik mbak,

Setelah mengecek satu per satu pasien perawat dan kepala ruangan kembali
ke ruangan untuk melakukan tindakan lebih lanjut kepada pasien.

Aisiah : Mbak, nanti pasien Ny. Ariska tolong di ajarkan relaksasi


ya? Supaya nyeri yang dia rasakan bisa berkurang.

Bella : Baik bu. Saya akan lakukan.

Setelah itu perawat menuju ruang Ny. Ariska untuk melakukan relaksasi.

Bella : Selamat pagi bu?

Ariska : Pagi mbak.

Bella : Bu, saya hari ini akan mengajarkan ibu teknik relaksasi
supaya nyeri yang ibu rasakan sedikit berkurang, jadi ibu
bisa tidur nyenyak. Ibu bersedia kan?

Ariska : Iya saya mau.

Bella : Iya, baiklah ibu berhubung anak ibu ada disini juga, jadi
dapat melihat teknik relaksasi yang saya ajarkan, supaya
anak ibu nantinya bisa mengingatkan cara relaksasinya
nanti kalau ibu merasakan nyeri.

Pamela : Iya mbak, nanti saya ingatkan caranya kalau ibu saya
merasakan nyeri.

Bella : Ibu bisa melihat saya terlebih dahulu setelah itu ibu
sendiri sambil saya ajari.

Ariska : (Mengangguk) Iya sus.

Bella : Pertama ibu tarik napas melalui hidung, tahan 3 detik


lalu hembuskan pelan-pelan lewat mulut (sambil
mempraktikkan). Ini diulang beberapa kali sampai nyeri

35
berkurang. Ibu sekarang sudah mengerti? Sekarang coba
ganti ibu yang mempraktikkan?

Ariska : (Melakukan relaksasi) seperti ini ya sus?

Bella : Iya , bu. Bagus. Sekali lagi bu. Nanti kalau ibu sudah
capek, ibu bisa istirahat dulu.

Ariska : Iya mbak.

Bella : Mbak bisa dipahami teknik relaksasi tadi.

Pamela : Bisa diulang lagi mbak..

Bella : Pertama, tarik napas melalui hidung, tahan 3 detik lalu


hembuskan pelan-pelan lewat mulut (sambil
mempraktikkan). Sekarang sudah mengerti? Coba mbak
praktikkan?

Pamela : (Mempraktikkan teknik relaksasi), jadi kalau saya


nyeri juga bisa saya lakukan cara ini ya mbak supaya nyeri
saya berkurang suster.

Bella : Iya, bisa mbak, jadi cara ini di ulang beberapa kali
sampai nyerinya berkurang.

Pamela : Iya mbak, terima kasih..

Bella : Ya sudah bu. Sekarang saya sudah selesai, ibu silahkan


istirahat dulu saya mau kembali ke ruangan dulu. Kalau
ibu perlu bantuan ibu bisa panggil saya.

Ariska : Baik mbak.

Setelah selesai melakukan teknik relaksasi perawat melapor pada Kepala


Ruangan.

Bella : Tok ,,, tok,,, permisi bu

36
Aisiah : oh ... iya silahkan masuk, silahkan duduk

Bella : Maaf bu, saya mau melapor bahwa saya sudah


mengajarkan teknik relaksasi kepada Ny. Ariska

Aisiah : Baik mbak. Bagaimana respon dari pasien? Apakah


pasien bisa melakukan sendiri dan apakah nyerinya
berkurang sekarang?

Bella : Pasien sudah bisa melakukannya sendiri dan nyeri yang


pasien rasakan juga telah berkurang.

Aisiah : Baik mbak, terima kasih. Nanti saya akan mengeceknya.


Silahkan melanjutkan pekerjaan.

Bella : Baik bu.

Setelah Kepala Ruangan menyelesaikan pekerjaannya, Kepala Ruangan


mengunjungi Ny. Ariska.

Aisiah : Selamat pagi bu?

Ariska : Pagi bu.

Aisiah : Bagaimana bu keadaannya? Tadi kan sudah diajarkan


teknik relaksasi, apakah nyerinya sudah berkurang?

Ariska : Anu bu. Nyerinya sudah berkurang tapi sedikit. Saya


masih merasa nyeri walau saya sudah lakukan teknik
relaksasi. Ini bagaimana bu?

Aisiah : Baik bu. Saya akan berusaha membantu ibu untuk


mengatasi masalah ibu. Saya mencari cara untuk
mengurangi rasa nyeri yang ibu rasakan.

Ariska : Iya bu. Terima kasih.

Setelah itu Kepala Ruangan dan semua perawat berdiskusi.

37
Ana : Permisi bu?

Aisiah : Ya silahkan.

Ana : Ada keperluan apa ibu memanggil kita semua?

Aisiah : Begini, tadi kan saya sudah mengecek keadaan pasien


Ny. Ariska yang mengeluh nyeri. Dia tadi sudah
mendapatkan teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri
tapi setelah saya kaji Ny. Ariska masih merasa nyeri. Dia
berkata bahwa nyerinya hanya berkurang sedikit. Saya
merasa bahwa pelayanan kita di manajemen nyeri masih
kurang sehingga perlu tingkatkan.

Bella : Iya saya rasa juga begitu. Karena Tn. Dendi juga
mengeluh masih merasa nyeri juga.

Alifah : Iya. Bagaimana kalau kita juga melakukan distraksi


dalam manajemen nyeri.

Ana : Iya ya. Betul itu.

Aisiah : Saya rasa itu ide yang baik. Apakah kalian semua setuju?
Atau ada yang mempunya ide lain?

Ainun : Begini bu, saya juga setuju jika kita juga melakukan
distraksi. Tapi saya mau menambahkan bagaimana kalau
beberapa dari kita mengikuti pelatihan manajemen nyeri
agar kita bisa mempunyai banyak referensi dari
manajemen nyeri dan kita juga bisa meningkatkan
pelayanan dibidang manajemen nyeri. Bagaimana bu?

Aisiah : Wah idemu bagus sekali. Bagaimana pendapat yang lain?


Kalian semua setuju?

Ana : Iya pak. Itu ide yang bagus, saya setuju.

38
Semua perawat : Iya pak setuju. (sambil mengangguk-angguk)

Aisiah : Baik kalau begitu saya akan mengirim beberapa dari


kalian untuk mengikuti pelatihan manajemen nyeri. Saya
akan memberitahukannya secepatnya. Sekarang diskusi ini
saya akhiri, terima kasih atas partisipasinya. Semoga nanti
hasilnya memuaskan. Amin. Sekarang kalian bisa kembali
melaksanakan pekerjaan yang tadi tertunda.

Semua Perawat : Iya bu. Permisi.

Setelah 2 hari beberapa perawat mengikuti pelatihan manajemen nyeri


kemudian perawat menerapkan ilmu yang mereka dapat pada pelatihan
tersebut. Setelah beberapa hari cara ini diterapkan ada peningkatan dalam
pelayanan di ruangan tersebut, dan pasien merasa puas dengan pelayanan di
ruangan itu.

39

Anda mungkin juga menyukai