Anda di halaman 1dari 24

2013

-
2014
Komunikasi
Keperawatan
Peran dan Fungsi serta Contoh Komunikasi
Perawat sebagai Supervisor

Kelompok 1 :
1.Evi Septiani 6. Nurul Intan
04121003005 04121003050
2. Desi Andriani 7. Suliana Mega
04121003016 Lestari
3. Fitriani 041210030
04121003028 8. Sendy
4. Dwi Purnama Sari 9. Yuni
04121003038
5. Melia Aini
04121003044

Program Studi Ilmu Keperawatan


FK UNSRI
i
2013-2014
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Peran dan Fungsi Serta Contoh
Perawat sebagai Supervisor. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Indralaya, 16 Maret 2014

Penyusun

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar ......................................................................................................................................... ii


BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Supervisi................................................................................................................ 2
2.2 Manfaat Supervisi ................................................................................................................... 3
2.3 Unsur Pokok Dalam Supervisi.................................................................................................. 4
2.3.1 Pelaksana......................................................................................................................... 4
2.3.2 Sasaran Supervisi ............................................................................................................. 4
2.3.3 Frekuensi ......................................................................................................................... 4
2.3.3 Tujuan Supervisi ............................................................................................................. 5
2.4 Peran Dan Fungsi Perawat Supervisi ....................................................................................... 5
2.4.1 Penerapan kepemimpinan dalam keperawatan ............................................................. 6
2.5 Prinsip ...................................................................................................................................... 6
2.6 PELAKSANA SUPERVISI ............................................................................................................ 7
2.7 TEKNIK SUPERVISI.................................................................................................................... 9
BAB IV PENUTUP .............................................................................................................................. 13
1.2 KESIMPULAN ......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................... iv
SKENARIO ................................................................................................................................................. v
1. Pemain/Tokoh .............................................................................................................................. v
2. Naskah Drama .............................................................................................................................. v

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang penting dalam manajemen serta
keseluruhan tanggung jawab pemimpin. Pemahaman ini juga ada dalam manajemen
keperawatan. Untuk mengelola asuhan keperawatan dibutuhkan kemampuan manajemen
dari Perawat profesional. Oleh karena itu sebagai seorang manajer keperawatan atau
sebagai Perawat profesional diharapkan mempunyai kemampuan dalam supervisi dan
evaluasi.
Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing pengarahan (dalam fungsi
manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segalam kegiatan yang telah
diprogram dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervisi secara langsung
memungkinkan manajer keperawatan menemukan berbagai hambatan/permasalahan
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan dengan mencoba memandang secara
menyeluruh faktor-faktor yang mempengaruhi dan bersama dengan staf keperawatan
untuk mencari jalan pemecahannya.
Sukar seorang manajer keperawatan untuk mempertahankan mutu asuhan
keperawatan tanpa melakukan supervisi, karena masalah masalah yang terjadi di unit
keperawatan tidak seluruhnya dapat diketahui oleh manajer keperawatan melalui
informasi yang diberikan oleh staf keperawatan yang mungkin sangat terbatas tanpa
melakukan supervisi keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Supervisi?
2. Apa manfaat supervisi?
3. Apa peran dan fungsi supervisi?
4. Bagaimana teknik supervisi?
5. Contoh praktek supervisor?

1.3 Tujuan
1. Memahami pengertian supervise.
2. Mengetahui manfaat supervisi.
3. Mengetahui peran dan fungsi supervisi.
4. Mengetahui teknik supervisi.
5. Mengetahui contoh supervisi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Supervisi


Supervisi berasal dari kata super (bahasa Latin yang berarti di atas) dan videre
(bahasa Latin yang berarti melihat). Bila dilihat dari asal kata aslinya, supervisi berarti
melihat dari atas. Pengertian supervisi secara umum adalah melakukan pengamatan
secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilakukan
bawahan untuk kemudian bila ditemukan masalah, segera diberikan bantuan yang
bersifat langsung guna mengatasinya. Berikut pengertian menurut para ahli:
1. Prajudi Atmosudiro (1982), Supervisi diartikan sebagai pengamatan atau
pengawasan secara langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya rutin.
2. Swansburg (1999), Supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber yang
diperlukan untuk penyelesaian tugas-tugasnya.
3. Thora Kron (1987), Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing,
mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi
secara terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana
sehingga setiap perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik,
terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan
keterbatasan dari perawat.
Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam
pelaksanaannya supervisi bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf keperawatan
menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan
yang telah digariskan, tetapi juga bersama para perawat bagaimanan memperbaiki
proses keperawatan yang sedang berlangsung. Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh
staf keperawatan bukan sebagai pelaksanan pasif, melainkan diperlukan sebagai patner
kerja yang memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai
dan diikutsertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses keperawatan. Dengan
demikian supervisi diartikan sebagai suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan
untuk membantu para tenaga keperawatan dan staf lainnya dalam melakukan
pekerjaan mereka secara efektif.
Supervisor harus mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang
nyaman. Ini tidak hanya meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantara
2
para tenaga keperawatan dan tenaga lainnya. Juga meliputi jumlah persediaan dan
kelayakan peralatan agar memudahkan pelaksanaan tugas. Lingkungan yang sehat bila
dapat memberikan rasa bebas dan keinginan untuk bekerja lebih baik. Supervisor juga
mengusahakan semangat kebersamaan dengan lebih menekankan kita daripada
saya.
Pada suatu saat supervisor akan memerlukan bantuan dalam mengambil
keputusan melalui pengamalan dalam tugas untuk menemukan metoda yang lebih baik
guna melaksankan pendelegasian tugas dalam kelompok kerja, tentu memerlukan
dukungan dari anggota kelompok. Walaupun supervisor memperhatikan kondisi dan
hasil kerja, tetapi perhatian utama ialah manusianya, untuk itu harus mengenal tiap
individu dan mampu merangsang agar tiap pelaksana mau meningkatkan diri. Salah
satu tujuan utama dari supervisi adalah orientasi, latihan dan bimbingan individu,
berdasarkan kebutuhan individu dan mengarah pada pemanfaatan kemampuan dan
pengembangan ketrampilan yang baru.
Dalam pelaksanaan supervisi, supervisor membuat suatu keputusan tentang
suatu pekerjaan yang akan dilaksanakan, kemudian siapa yang akan melaksanakan.
Untuk itu supervisor perlu memberikan penjelasan dalam bentuk arahan kepada para
pelaksana.

2.2 Manfaat Supervisi


Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak
manfaat. Manfaat tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Supervisi dapat lebih meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja


ini erat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan,
serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara
atasan dan bawahan.
2. Supervisi dapat lebih meningkatkan efisiensi kerja. Penigkatan efisiensi kerja erat
kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan,
sehingga pemakaian sumber daya (tenaga, harta, dan sarana) yang sia-sia akan
dapat dicegah.
Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, sama artinya dengan telah
tercapainya tujuan suatu organisasi. Sesungguuhnya tujuan pokok dari supervisi ialah
menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah direncanakan secara benar dan

3
tepat, dalam arti lebih efektif dan efisien, sehingga tujuan yang telah ditetapkan
organisasi dapat dicapai dengan memuaskan.

2.3 Unsur Pokok Dalam Supervisi


Unsur-unsur pokok dalam supervisi adalah sebagai berikut.

2.3.1 Pelaksana

Yang bertanggung jawab melaksanakan supervisi adalah atasan


(supervisor) yang memiliki kelebihan dalam organisasi, karena fungsi
supervisor memang banyak terdapat pada tugas atasan. Namun, untuk
keberhasilan supervisi, yang lebih diutamakan adalah kelebihan dalam hal
pengetahuan dan keterampilan. Bertitik tolak dari ciri tersebut, sering
dikatakan bahwa keberhasilan supervisi lebih ditentukan oleh tingkat
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki atasan untuk pekerjaan yang tidak
disupervisi, bukan oleh wewenangnya.

2.3.2 Sasaran Supervisi

Sasaran atau objek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
bawahan, serta bawahan yang melakukan pekerjaan. Sasaran yang harus
dicapai dalam supervisi adalah sebagai berikut :

1. Pelaksanan tugas sesuai dengan pola.


2. Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana.
3. Staf yang berkualitas dapat dikembangkan secara kontinue/sistematis.
4. Penggunaan alat yang efektif dan ekonomis.
5. Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang.
6. Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan objek/rational.
7. Tidak terjadi penyimpangan/penyelewengan kekuasaan, kedudukan dan
keuangan.

2.3.3 Frekuensi

Supervisi harus dilakukan dengan frekuensi yang berkala. Supervisi


yang dilakukan hanya sekali, bisa dikatakan bukan supervisi yang baik, karena
organisasi/ lingkungan selalu berkembang. Oleh sebab itu, agar organisasi
4
selalu dapat mengikuti berbagai perkembangan dan perubahan, perlu dilakukan
berbagai penyesuaian. Supervisi dapat membantu penyesuaian tersebut, yaitu
melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan.

Tidak ada pedoman pasti mengenai berapa kali supervisi harus


dilakukan. Yang digunakan sebagai pegangan umum, supervisi biasanya
bergantung dari derajat kesulitan pekerjaan yang dilakukan, serta sifat
penyesuaian yang akan dilakukan. Jika derajat kesulitannya tinggi serta sifat
penyesuaiannya mendasar, maka supervisi harus lebih sering dilakukan.

2.3.3 Tujuan Supervisi


Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak
hanya meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para
tenaga keperawatan dan tenaga lainnya , juga meliputi jumlah persediaan dan
kelayakan perawatan agar memudahkan pelaksanaan tugas. Oleh karena itu
tujuan supervisi adalah :

1. Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan.


2. Melatih staf dan pelaksana keperawatan
3. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan
mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan
keperawatan.
4. Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan.

2.4 Peran Dan Fungsi Perawat Supervisi


Menutur Depkes RI 1994, Kepala ruangan adalah seorang tenaga perawat
profersional yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan
pelayanan keperawatan di satu ruang rawat.

Tanggung jawab kepala rungan dapat diidentifikasi sesuai dengan perannya


meliputi:

1. Manajemen personalia/ketenagaan, meliputi penerimaan, seleksi, orientasi,


pengembangan tenaga, penilain penampilan kerja, promosi dan penyediaan
ketenagaan staf keperawatan.

5
2. Manajemen operasional, meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan
dalam pelayanan keperawatan.
3. Manajemen kuliatas pelayan, meliputi pengembangan standar asuhan
keperarawatan, program kendali mutu, program evaluasi team dan persiapan untuk
akreditasi pelayanan keperawatan.
4. Manajemen finansial, meliputi budget, cost control dalam pelayanan keperawatan.

2.4.1 Penerapan kepemimpinan dalam keperawatan


Pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan
yang kompleks dan melibatkan berbagai individu. Agar tujuan keperawatan
tercapai maka diperlukan berbagai kegiatan dalam menerapkan kepeminpinan
khususnya bagi kepala rungan menurut Kron (1981) kegiatan tersebut
meliputi: Perencanaan dan pengorganisasian, membuat penugasan dan
memberi pengarahan, pemberian bimbingan, mendorong kerja sama dan
berpartisipasi, melakukan koordinasi kegiatan dan melakukan evaluasi hasil
penampilan kerja. Melalui kegiatan-kegiatan ini diharapkan kepala ruangan
dapat melakukan tanggung jawabnya sebagai manajer dan pemimpin yang
efektif.

Dalam melaksanakan pelayanan dan asuhan keperawatan kepala ruangan


sebagai pemimpin bertanggung jawab dalam :

1. Membantu perawat lain mencapai tujuan yang ditentukan.


2. Mengarahkan kegiatan-kegiatan keperawatan.
3. Bertanggung jawab atas tindakan keperawatan yang dilakukan.
4. Pelaksanaan keperawatan sebagai standar.
5. Penyelesaian pekerjaan dengan benar.
6. Pencapaian tujuan keperawatan.
7. Memperhatikan kesejahteraan bawahan.
8. Memotivasi bawahan.

2.5 Prinsip
Prinsip-prinsip supervisi dalam keperawatan adalah :
1. Tujuan utama supervisi ialah untuk lebih meningkatkan kinerja bawahan,
bukan untuk mencari kesalahan. Peningkatan kinerja ini dilakukan dengan
melakukan pengamatan langsung terhadap pekerjaan bawahan, untuk
6
kemudian apabila ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau
bantuan untuk mengatasinya.
2. Sejalan dengan tujuan utama yang ingin dicapai, sifat supervisi harus
edukatif dan suportif, bukan otoriter.
3. Supervisi harus dilakukan secara teratur dan berkala. Supervisi yang hanya
dilakukan sekali, bukan supervisi yang baik.
4. Supervisi harus dapat dilaksanakan sedemikian rupa sehingga terjalin kerja
sama yang baik antara atasan dan bawahan, terutama pada saat proses
penyelesaian masalah, dan untuk lebih mengutamakan kepentingan
bawahan.
5. Strategi dan tata cara supervisi yang akan dilakukan harus sesuai dengan
kebutuhan masing-masing bawahan secara individu. Penerapan strategi dan
tata cara yang sama untuk semua kategori bawahan, bukan merupakan
supervisi yyang baik.
6. Supervisi harus dilakukan secara fleksibel dan selalu disesuaikan dengan
perkembangan.

2.6 PELAKSANA SUPERVISI


Yang bertanggung jawab untuk melaksanakan supervisi adalah atasan yang
memiliki kelebihan dalam organisasi. Idealnya, kelebihan tersebut tidak hanya dari
aspek status dan kedudukan, tetapi juga pengetahuan dan keterampilan. Berdasarkan
hal tersebut serta prinsip-prinsip pokok supervisi, maka untuk dapat melaksanakn
supervisi dengan baik, ada beberapa syarat atau karakteristik yang harus dimiliki oleh
pelaksana supervisi(supervisor). Karakteristik tersebut antara lain:

1. Mencerminkan kegiatan asuhan keprawatan yang sesungguhnya


2. Mencerminkan pola organisasi/struktur organisasi keperawatan yang ada
3. Kegiatan yang berkesinambungan yang teratur atau berkala
4. Dilaksanakan oleh atasan langsung (kepala unit/kepala ruangan atau
penanggung jawab yang ditunjuk).
5. Menunjukkan kepada kegiatan perbaikan dan peningkatan kualitas asuhan
keperawatan.

7
6. Harus mempunyai waktu yang cukup, sabar, dan selalu berupaya
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku bawahan yang
disupervisi.
7. Harus memiliki keterampilan melakukan supervisi, artinya memahami
prinsip-prinsip pokok serta teknik supervisi. Maka untuk dapat menjadi
pelaksana supervisi yang baik manajer perlu mengikuti pendidikan dan
pelatihan yag bersifat khusus. Pelaksana supervisi yang baik membutuhkan
bekal yang banyak, termasuk bekal dalam melakukan komunikasi,
motivasi, pengarahan, bimbingan, dan juga kepemimpinan.

Yang termasuk supervisor keperawatan adalah:

1. Kepala ruangan, kepala ruangan bertanggung jawab dalam supervisi


pelayanan keperawatan diunit kerjanya. Kepala rungan merupakan ujung
tombak penentu tercapai tidaknya tujuan pelayanan dalam memberikan
asuhan keperawatan dan pendokumentasian di unit kerjanya.
2. Pengawas Keperawatan, beberapa ruangan atau unit pelayanan berada di
bawah satu instalasi, pengawas perawatan bertanggung jawab dalam
melakukan supervisi pada areanya yaitu beberapa kepala ruangan yang
berada dalam satu instalasi tertentu, misalnya instalasi rawat inap, instalasi
rawat jalan dan lain-lain.
3. Kepala seksi, beberapa instansi digabung dibawah satu pengawasan kepala
seksi. Kepala seksi mengawasi pengawas keperawatan dalam
melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh perawat secara tidak
langsung.
4. Kepala Bidang keperawatan, Kabid Keperawatan bertanggung jawab untuk
melakukan supervisi kepada kepala seksi secara langsung dan semua
perawat secara tidak langsung.

Dengan demikian supervisi berikatan dengan struktur organisasi yang


menggambarkan garis tanggung jawab, siapa yang menjadi supervisor dan
siapa yang disupervisi.

Seorang supervisor harus memiliki kemampuan dalam :

8
1. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat
dimengerti oleh staf dan pelaksana keperawatan.
2. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf/pelaksana
keperawatan
3. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan
pelaskanaan keperawatan
4. Proses kelompok (dinamika kelompok)
5. Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan
pelaksanaan keperawatan
6. Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat
7. Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan lebih baik.

2.7 TEKNIK SUPERVISI


Teknik pokok supervisi pada dasarnya mencakup empat hal, yaitu:

1. Menetapkan masalah dan prioritasnya;


2. Menetapkan penyebab masalah, prioritas, dan jalan keluarnya;
3. Melaksanakan jalan keluar;
4. Menilai hasil yang dicapai untuk tindak lanjut.
Teknik pokok supervisi pada dasarnya identik dengan teknik penyelesaian masalah
(problem solving). Bedanya, pada supervisi, teknik pengumpulan data untuk
menetapkan masalah dan penyebab masalah menggunakan teknik pengamatan
langsung (direct observation) oleh pelaksana supervisi terhadap sasaran supervisi,
serta pelaksana supervisi, bersama-sama dengan sasaran supervisi secara langsung di
tempat (on the spot).
1. Pengamatan Langsung
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Pada
supervisi modern diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan
dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Cara memberikan
pengarahan yang efektif adalah :
Pengarahan harus lengkap
Mudah dipahami
Menggunakan kata-kata yang tepat
Berbicara dengan jelas dan lambat
Berikan arahan yang logis
9
Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat
Pastikan bahwa arahan dipahami
Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak lanjut

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan :


a. Sasaran pengamatan
Ditujukan pada sesuatu yang bersifat pokok dan strategis saja (selective
supervision)
b. Objektivitas pengamatan
Diperlukan suatu daftar isi (check list) yang telah dipersiapkan. Daftar isi
tersebut ditujukan untuk setiap sasaran pengamatan secara lengkap dan apa
adanya.
c. Pendekatan pengamatan
d. Pengamatan langsung tersebut harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
berbagai dampak atau kesan negative tersebut tidak sampai muncul. Sangat
dianjurkan pengamatan tersebut dapat dilakukan secara edukatif dan suportif,
bukan menunjukkan kekuasaan atau otoritas.
2. Tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan,. Supervisor tidak
melihat langsung kejadian di lapangan, sehingga mungkin terjadi kesenjangan
fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.
3. Kerja Sama
Tujuan pokok supervisi adalah meningkatkan kinerja bawahan dengan
memberikan bantuan secara langsug di tempat, sesuai dengan kebutuhannya.
Untuk mengatasi masalah yang ditemukan, diperlukan kerja sama antara pelaksana
supervisi dan yang disupervisi. Kerja sama ini akan berhasil bila ada komunikasi
yang baik antara pelaksana supervisi dan yang disupervisi, serta mereka yang
disupervisi merasakan masalah yang dihadapi juga merupakan masalah mereka
sendiri (sense of belonging).
Agar komunikasi yang baik dan rasa memiliki ini dapat muncul, pelaksanaan
supervisi dan yang disupervisi perlu bekerja sama dalam penyelesaian masalah,
sehingga prinsip-prinsip kerja sama kelompok (team work) dapat diterapkan.
Masalah, penyebab masalah, serta upaya alternatif penyelesaian masalah harus
dibahas secara bersama-sama. Kemudian, upaya penyelesaian masalah tersebut
dilaksanakan secara bersama-sama pula.
10
2.8 KEGIATAN RUTIN SUPERVISOR
Tugas-tugas rutin yang harus dilakukan oleh supervisor setiap harinya (bittel,a987)
adalah sebagai berikut:
1. Sebelum pertukaran shift (15-30 menit)
Mengecek kecukupan fasilitas/peralatan/sarana untuk hari itu
Mengecek jadwal kerja
2. Pada waktu mulai shift (15-30 menit)
Mengecek personil yang ada
Menganalisa keseimbangan personil dan pekerjaan
Mengatur pekerjaan
Mengidentifikasi kendala yang muncul
Mencari jalan supaya pekerjaan dapat diselesaikan.
3. Sepanjang hari dinas (6-7 jam):
Mengecek pekerjaan setiap personil, dapat mengarahkan, instruksi, mengoreksi
atau memberikan latihan sesuai kebutuhannya.
Mengecek kemajuan pekerjaan dari personil sehingga dapat segera membantu
apabila diperlukan
Mengecek pekerjaan rumah tangga
Mengecek kembali pekerjaan personil dan kenyamanan kerja, terutama untuk
personil baru.
Berjaga-jaga di tempat apabila ada pertanyaan, permintaan bantuan atau hal-
hal yang terkait.
Mengatur jam istirahat personil
Mendeteksi dan mencatat problem yang muncul pada saat itu dan mencari cara
memudahkannya.
Mengecek kembali kecukupan alat/fasilitas/sarana sesuai kondisi operasional
Mencatat fasilitas/sarana yang rusak kemudian melaporkannya
Mengecek adanya kejadian kecelakaan kerja
Menyiapkan dan melaporkan secara rutin mengenai pekerjaan.
4. Sekali dalam sehari (15-30 menit)
Mengobservasi satu personil atau area kerja secara kontinu untuk 15 menit.
Melihat dengan seksama hal-hal yang mungkin terjadi seperti : Keterlambatan
pekerjaan, lamanya mengambil barang, kesulitan pekerjaan dan lain sebagainya.
11
5. Sebelum pulang
Membuat daftar masalah yang belum terselesaikan dan berusaha untuk
memecahkan persoalan tersebut keesokan harinya.
Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang hari dengan mengecek
hasilnya, kecukupan material dan peralatannya.
Lengkapi laporan harian sebelum pulang
Membuat daftar pekerjaan untuk harinya, membawa pulang memperlajari di
rumah sebelum pergi bekerja kembali.

12
BAB IV

PENUTUP

1.2 KESIMPULAN
Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam
pelaksanaannya supervisi bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf keperawatan
menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan
yang telah digariskan, tetapi juga bersama para perawat bagaimanan memperbaiki
proses keperawatan yang sedang berlangsung.

Manfaat supervisi yaitu dapat lebih meningkatkan efektifitas kerja dan


supervisi dapat lebih meningkatkan efisiensi kerja. Menutur Depkes RI 1994, Kepala
ruangan adalah seorang tenaga perawat profersional yang diberi tanggung jawab dan
wewenang dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di satu ruang rawat.

Teknik pokok supervisi pada dasarnya identik dengan teknik penyelesaian


masalah (problem solving). Bedanya, pada supervisi, teknik pengumpulan data untuk
menetapkan masalah dan penyebab masalah menggunakan teknik pengamatan
langsung (direct observation) oleh pelaksana supervisi terhadap sasaran supervisi,
serta pelaksana supervisi, bersama-sama dengan sasaran supervisi secara langsung di
tempat (on the spot).

13
DAFTAR PUSTAKA

Suarli, S dan Yanyan Bahtiar. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta
: Erlangga Medical Series.

Sukarjo. 2010. Supervisi dalam Keperawatan. Online


http://sukardjoskmmkes.blogspot.com/2010/10/supervisi-dalam-menejemen-
keperawatan.html Di akses tanggal 15 Maret 2014.

iv
SKENARIO

1. Pemain/Tokoh
Melia Aini : Perawat Primer

Desi Andriani : Perawat Asosiate 2

Nurul Intan : Perawat Asosiate 3

Fitriani : Keluarga Pasien

SulianaMega L : Perawat Spesialisasi dan Dokter

Evi Septiani : Pasien

Dwi Purnama S : Kepala Ruangan

Yuni : Perawat administrasi

2. Naskah Drama

Ambulance datang dengan seorang pasien dan keluarganya. Lalu mereka masuk ke
UGD, di UGD mereka dilayani oleh perawat dan dokter pembantu.

Evi : Aduhhh (sambil memegang jantungnya dan meringis)

Fitriani : Sabar kak, sekarang kita sudah di Rumah sakit. Dokter,suster tolong
periksa kakak saya. Dia sudah sakit sejak kemarin.

Sendy : Baiklah, saya akan periksa dulu ya bu

Dokter memeriksa pasien.

Yuni : bu, sepertinya ibu Evi perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut jadi
dianjurkan buat ibu untuk dirawat inap, bagaimana bu?

Fitriani : baiklah sus, kami setuju

Yuni : tolong ibu tanda tangani surat persetujuannya ya bu.

Yuni segera menghubungi kepala ruangan sedangkan perawat asosiate yang lain melakukan
tindakan medis kepada pasien sebelum dibawa ke bangsal penyakit
dalam

kringggg

Dwi : iya selamat siang

v
Yuni : Selamat siang bu, saat ini di UGD ada pasien yang perlu untuk dirawat
inap. Apakah ada bangsal penyakit dalam yang tersedia?

Dwi : Iya, ada di kamar 17A kosong suster.

Yuni : baiklah,terima kasih bu.

Setelah itu kepala ruangan memanggil perawat primer untuk menyambut pasien yang baru
dari UGD tersebut.

Menelepon..

Dwi : Bu Melia tolong keruangan saya segera.

Melia : baik bu

Sesampai di ruangan..

Dwi : Bu Melia, tolong sekarang persiapkan bangsal penyakit dalam 17A


untuk pasien dari UGD yang bernama ibu Evi usia 40 tahun, dengan
keluhan sakit pada dadanya dan tolong ambil berkas formulirnya
beserta hasil observasinya. Setelah pasien tiba diruangan pastikan
fasilitas yang ada dan 1 perawat bertanggung jawab untuk 1 pasien.
Jangan lupa untuk menjelaskan tata tertib rumah sakit kepada pasien
dan keluarganya beserta fasilitas-fasilitas yang ada.

Melia : Iya,baik bu.

Dwi : dan jangan lupa persiapkan askepnya dan letakan diatas meja

Melia : baik bu.

Dwi : ok, terimakasih ya.

Lalu perawat primer melimpahkan tugasnya tadi kepada perawat pelaksa, diruang
perawat.

Melia : suster,akan ada yang mengisi bangsal penyakit dalam 17A disana,
tolong persiapkan ya.

Intan : iya bu segera saya laksanakan.

Melia : ok, terima kasih sus.

Setelah selesai dipersiapkan,perawat pelaksana melapor kepada perawat primer yang tadi
melimpahkan tugasnya, Lalu perawat primer melapor kepada kepala
ruangan.

Melia : bu, kamar 17A sudah dipersiapkan.

Dwi : oke,terimakasih ya.

Setelah selesai, lalu kepala ruangan memberitahu perawat asosiate di UGD.


vi
Dwi : suster, kamarnya sudah siap. Pasien bisa segera dibawa keruangan.

Yuni : baik bu.

Perawat asosiate segera membawa pasien ke bangsal penyakit dalam yang telah
disediakan.

Beberapa hari kemudian setelah pasien menjalani beberapa pemeriksaan didapat


diagnosis gagal jantung.

Diruang kepala ruangan

Dwi : Bu Melia, ibu evi menderita gagal jantung bagaimana kita lakukan ronde
keperawatan demi kesehatan ibu Evi?

Melia : saya setuju bu berhubungan dengan kondisinya yang tidak menunjukkan


kemajuan.

Dwi : baiklah bu, tolong persiapkan segala sesuatu untuk preronde, segera
temui ibu Evi dan jelaskan tujuan dari preronde tersebut dan informed
consentnya.

Melia : baiklah bu saya segera persiapkan.

Dwi : ok, terima kasih.

Di ruang pasien..
Melia : Assalamualaikum. Bu Evi, bagaimana keadaannya?
Evi : Dada saya masih sakit Sus, saya tidak bisa tidur semalaman.
Melia : ibu sudah makan?
Fitriani : Dia tidak mau makan Sus, daritadi makanan tidak disentuh sama sekali.
Melia : ibu kenapa tidak mau makan? Ibu butuh asupan gizi yang cukup agar
membantu proses penyembuhan. Nah, begini Bu Evi, Bu Ani, disini
saya perawat Melia selaku ketua tim perawat ruangan ini mau meminta
persetujuan Bu Evi dan Bu Ani.
Fitriani : Persetujuan apa Sus?
Melia : Bu evi akan dijadikan pasien untuk ronde keperawatan. Ronde
keperawatan ini adalah suatu kegiatan yang nantinya pasien dan
keluarga akan diajak diskusi untuk menyelesakan masalah yang
dihadapi pasien.
Evi : Oh, gitu.. terus saya harus bagaimana Sus?
Melia : Ibu Evi hanya menyetujui saja. Dengan ronde keperawatan ini, nanti
masalah ibu Evi Insyaallah akan bisa diatasi.
Fitriani : Benar begitu Sus?
vii
Melia : Insyaallah Bu. Bagaimana, bersedia ya bu?
Evi : Oh, kalau begitu saya bersedia Sus.
Melia : Baik, kalau begitu silakan ibu Evi dan ibu ani tanda tangan disini.
Setelah mendapatkan persetujuan dari pasien, kemudian perawat primer
menuju ke ruang perawat untuk memberikan tugas kepada perawat
asosiet.
Di ruang perawat.
Melia : Assalamualaikum perawat Intan dan perawat Desi. Seperti yang sudah
direncanakan, hari ini kita akan melakukan tahap pra ronde
keperawatan, dimana pasien yang akan kita pilih adalah Ibu Evi.
Desi : Memangnya ibu evi menderita penyakit apa Bu?
Melia : Ibu Evi itu didiagnosis gagal jantung, dan beliau juga mengalami
gangguan harga diri rendah, soalnya sudah berumur hampir 40 tahun
tetapi belum menikah.
Desi dan Intan mengangguk
Melia : Maka dari itu, nanti tolong ya perawat Intan dan perawat Desi untuk
mengkaji lebih lanjut masalah yang ada pada ibu Evi.
Intan dan desi : Baik Bu.
Kemudian perawat asosiet melakukan pengkajian kepada pasien.
Di ruang pasien
Intan : Selamat pagi ibu evi? Bagaimana kabarnya?
evi : Wah, tidak ada perubahan sus. Dada saya masih sakit, saya tidak bisa
tidur semalam, sama mau makan rasanya tidak enak.
Desi : Oh, begitu ya bu, Baik, bu kami disini, nama saya Desi dan ini teman
saya Intan, akan melakukan pengkajian pada ibu, untuk mengetahui
masalah apa yang ada pada ibu.
Fitriani : Oh, iya, silakan Suster.
Perawat asosiet pun melakukan pengkajian kepada bu Evi. Ternyata didapatkan hasil bahwa
bu Evi mengalami nyeri pada dada, gangguan sulit tidur, susah makan dan mengalami
gangguan konsep diri, yaitu gangguan citra tubuh dan harga diri rendah.
Setelah mendapatkan data yang dirasa cukup, kemudian perawat asosiet melaporkan hasil
pengkajiannya kepada perawat primer.
Di ruang perawat
Intan : Bu, pengkajian sudah kami lakukan.
Melia : Ok, kemudian bagaimana hasilnya?
viii
Desi : Ternyata masalah yang dihadapi oleh pasien banyak sekali Bu. (sambil
menggeleng gelengkan kepalanya dan membuka hasil pengkajian)
Intan : Pasien mengalami nyeri dada, gangguan tidur, susah makan, dan
gangguan konsep diri Bu.
Melia : Baiklah kalau begitu, mari kita lakukan validasi data, langsung ke
pasiennya saja ya..
Desi : Baik Bu.
Kepala tim dan perawat asosiet melakukan validasi data. Setelah selesai
melakukan validasi data, perawat primer melakukan kontrak waktu
esok hari untuk ronde keperawatan
Di ruang pasien
Melia : Baik, terima kasih atas kerja samanya. Bu evi dan Bu Ani yang luar
biasa. Kita ketemu lagi besok ya Bu, untuk melakukan ronde
keperawatan.
Evi : Oh, iya. Terima kasih Sus..
Melia : Iya, sama sama bu. Kami permisi dulu ya, Wassalamualaikum..
Fitriani : Waalaikumsalam.
Keesokan harinya, ronde keperawatan pun dimulai.. ronde tersebut dihadiri oleh ketua tim,
perawat asosiet, kepala ruang, dan perawat specialis.
Di ruang perawat..
Dwi : Assalamualaikum, selamat pagi Ibu. Di pagi hari ini, kita akan
melaksanakan ronde keperawatan, sebagaimana yang sudah
dijadwalkan sebelumnya. Langsung saja, silakan Bu Melia
membacakan data pasiennya..
Melia : Baik, terima kasih.. Assalamualaikum.. pasien dalam ronde
keperawatan kita kali ini adalah ibu evi, dengan diagnosa medis gagal
jantung. Setelah dilakukan pengkajian kemarin oleh perawat Intan
dan perawat Desi, didapatkan data bahwa pasien ini mengalami nyeri
pada dada, susah tidur, tidak mau makan, dan mengalami gangguan
konsep diri.
Suliana : Gangguan konsep diri yang bagaimana Bu?
Melia : Jadi dia mengalami gangguan citra tubuh karena dia merasa tubuhnya
itu tidak berguna, pasien sakit sakitan sudah sejak lama, jadi dia
tidak bisa bekerja. Dia juga sekarang umurnya hampir 40

ix
tahun tetapi belum menikah, jadi sekarang dia merasa minder.
Mengalami harga diri rendah juga.
Dwi : Iya, terima kasih kepada bu Melia, sebelum kita melakukan validasi
data, ada yang ingin ditanyakan?
Intan : Tidak Bu, cukup.
Dwi : OK, langsung saja kita ke pasiennya ya..
Tim ronde keperawatan menuju ke ruang pasien.
Di ruang pasien
Dwi : Assalamualaikum.. Selamat pagi bu evi? Bagaimana? Bisa tidur tadi
malam?
Evi : Wah, masih tidak bisa tidur Bu. Dada saya ini lho sakit banget
rasanya.
Dwi : baiklah bu saya Dwi selaku kepala ruangan disini akan melakukan
validasi data untuk kepentingan data ronde keperawatan kita nanti.
Evi : baiklah bu, silahkan.
Setelah selesai melakukan validasi data, tim ronde keperawatan
kembali ke ruang perawat.
Di ruang perawat
Dwi : Baik, tadi kita sudah sama sama mengetahui keadaan pasien
tersebut, bagaimana sebaiknya? Ada yang punya usul?
Suliana : Kita harus melakukan rontgent dulu pada pasien Bu.
Melia : Iya, untuk mengetahui keadaan jantung. Apa perlu melakukan
cangkok jantung Bu?
Suliana : Saya belum bisa memastikan, kita lihat dulu saja hasilnya, baru saya
bisa menentukan.
Dwi : Untuk masalah gangguan konsep dirinya, kita diskusi dengan
keluarganya saja ya Bu
Suliana : Iya Bu, Saya rasa itu perlu.
Pemecahan masalah pun telah ditemukan. Akhirnya keluarga klien
diajak untuk berdiskusi mengenai masalah gangguan konsep diri
klien. Keluarga diberi pengarahan bagaimana cara meningkatkan
harga diri klien.
Setelah dilakukan diskusi dengan klien, tugas didelegasikan kepada
perawat asosiet.

x
Melia : Baik, perawat Intan dan perawat Desi, Anda sudah tahu apa yang akan
Anda lakukan?
Desi : Sudah Bu.
Intan : Sudah.
Melia : OK, bagus.. Kalau begitu silakan nanti Anda lakukan tugas yang
harus Anda lakukan
Intan : Siap Bu.
Dwi : OK, ronde keperawatan kita kali ini sudah selesai. Terima kasih atas
kerja samanya, semuanya bekerja dengan sangat baik. Semoga
masalah pasien kita dapat segera teratasi. Wassalamualaikum.
Semua : Waalaikumsalam..
Akhirnya ronde keperawatan telah selesai dilakukan, perawat asosiet mulai menjalankan
tugasnya.

xi

Anda mungkin juga menyukai