-
2014
Komunikasi
Keperawatan
Peran dan Fungsi serta Contoh Komunikasi
Perawat sebagai Supervisor
Kelompok 1 :
1.Evi Septiani 6. Nurul Intan
04121003005 04121003050
2. Desi Andriani 7. Suliana Mega
04121003016 Lestari
3. Fitriani 041210030
04121003028 8. Sendy
4. Dwi Purnama Sari 9. Yuni
04121003038
5. Melia Aini
04121003044
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Peran dan Fungsi Serta Contoh
Perawat sebagai Supervisor. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
ii
Daftar Isi
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Memahami pengertian supervise.
2. Mengetahui manfaat supervisi.
3. Mengetahui peran dan fungsi supervisi.
4. Mengetahui teknik supervisi.
5. Mengetahui contoh supervisi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
3
tepat, dalam arti lebih efektif dan efisien, sehingga tujuan yang telah ditetapkan
organisasi dapat dicapai dengan memuaskan.
2.3.1 Pelaksana
Sasaran atau objek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
bawahan, serta bawahan yang melakukan pekerjaan. Sasaran yang harus
dicapai dalam supervisi adalah sebagai berikut :
2.3.3 Frekuensi
5
2. Manajemen operasional, meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan
dalam pelayanan keperawatan.
3. Manajemen kuliatas pelayan, meliputi pengembangan standar asuhan
keperarawatan, program kendali mutu, program evaluasi team dan persiapan untuk
akreditasi pelayanan keperawatan.
4. Manajemen finansial, meliputi budget, cost control dalam pelayanan keperawatan.
2.5 Prinsip
Prinsip-prinsip supervisi dalam keperawatan adalah :
1. Tujuan utama supervisi ialah untuk lebih meningkatkan kinerja bawahan,
bukan untuk mencari kesalahan. Peningkatan kinerja ini dilakukan dengan
melakukan pengamatan langsung terhadap pekerjaan bawahan, untuk
6
kemudian apabila ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau
bantuan untuk mengatasinya.
2. Sejalan dengan tujuan utama yang ingin dicapai, sifat supervisi harus
edukatif dan suportif, bukan otoriter.
3. Supervisi harus dilakukan secara teratur dan berkala. Supervisi yang hanya
dilakukan sekali, bukan supervisi yang baik.
4. Supervisi harus dapat dilaksanakan sedemikian rupa sehingga terjalin kerja
sama yang baik antara atasan dan bawahan, terutama pada saat proses
penyelesaian masalah, dan untuk lebih mengutamakan kepentingan
bawahan.
5. Strategi dan tata cara supervisi yang akan dilakukan harus sesuai dengan
kebutuhan masing-masing bawahan secara individu. Penerapan strategi dan
tata cara yang sama untuk semua kategori bawahan, bukan merupakan
supervisi yyang baik.
6. Supervisi harus dilakukan secara fleksibel dan selalu disesuaikan dengan
perkembangan.
7
6. Harus mempunyai waktu yang cukup, sabar, dan selalu berupaya
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku bawahan yang
disupervisi.
7. Harus memiliki keterampilan melakukan supervisi, artinya memahami
prinsip-prinsip pokok serta teknik supervisi. Maka untuk dapat menjadi
pelaksana supervisi yang baik manajer perlu mengikuti pendidikan dan
pelatihan yag bersifat khusus. Pelaksana supervisi yang baik membutuhkan
bekal yang banyak, termasuk bekal dalam melakukan komunikasi,
motivasi, pengarahan, bimbingan, dan juga kepemimpinan.
8
1. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat
dimengerti oleh staf dan pelaksana keperawatan.
2. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf/pelaksana
keperawatan
3. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan
pelaskanaan keperawatan
4. Proses kelompok (dinamika kelompok)
5. Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan
pelaksanaan keperawatan
6. Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat
7. Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan lebih baik.
12
BAB IV
PENUTUP
1.2 KESIMPULAN
Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam
pelaksanaannya supervisi bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf keperawatan
menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan
yang telah digariskan, tetapi juga bersama para perawat bagaimanan memperbaiki
proses keperawatan yang sedang berlangsung.
13
DAFTAR PUSTAKA
Suarli, S dan Yanyan Bahtiar. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta
: Erlangga Medical Series.
iv
SKENARIO
1. Pemain/Tokoh
Melia Aini : Perawat Primer
2. Naskah Drama
Ambulance datang dengan seorang pasien dan keluarganya. Lalu mereka masuk ke
UGD, di UGD mereka dilayani oleh perawat dan dokter pembantu.
Fitriani : Sabar kak, sekarang kita sudah di Rumah sakit. Dokter,suster tolong
periksa kakak saya. Dia sudah sakit sejak kemarin.
Yuni : bu, sepertinya ibu Evi perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut jadi
dianjurkan buat ibu untuk dirawat inap, bagaimana bu?
Yuni segera menghubungi kepala ruangan sedangkan perawat asosiate yang lain melakukan
tindakan medis kepada pasien sebelum dibawa ke bangsal penyakit
dalam
kringggg
v
Yuni : Selamat siang bu, saat ini di UGD ada pasien yang perlu untuk dirawat
inap. Apakah ada bangsal penyakit dalam yang tersedia?
Setelah itu kepala ruangan memanggil perawat primer untuk menyambut pasien yang baru
dari UGD tersebut.
Menelepon..
Melia : baik bu
Sesampai di ruangan..
Dwi : dan jangan lupa persiapkan askepnya dan letakan diatas meja
Lalu perawat primer melimpahkan tugasnya tadi kepada perawat pelaksa, diruang
perawat.
Melia : suster,akan ada yang mengisi bangsal penyakit dalam 17A disana,
tolong persiapkan ya.
Setelah selesai dipersiapkan,perawat pelaksana melapor kepada perawat primer yang tadi
melimpahkan tugasnya, Lalu perawat primer melapor kepada kepala
ruangan.
Perawat asosiate segera membawa pasien ke bangsal penyakit dalam yang telah
disediakan.
Dwi : Bu Melia, ibu evi menderita gagal jantung bagaimana kita lakukan ronde
keperawatan demi kesehatan ibu Evi?
Dwi : baiklah bu, tolong persiapkan segala sesuatu untuk preronde, segera
temui ibu Evi dan jelaskan tujuan dari preronde tersebut dan informed
consentnya.
Di ruang pasien..
Melia : Assalamualaikum. Bu Evi, bagaimana keadaannya?
Evi : Dada saya masih sakit Sus, saya tidak bisa tidur semalaman.
Melia : ibu sudah makan?
Fitriani : Dia tidak mau makan Sus, daritadi makanan tidak disentuh sama sekali.
Melia : ibu kenapa tidak mau makan? Ibu butuh asupan gizi yang cukup agar
membantu proses penyembuhan. Nah, begini Bu Evi, Bu Ani, disini
saya perawat Melia selaku ketua tim perawat ruangan ini mau meminta
persetujuan Bu Evi dan Bu Ani.
Fitriani : Persetujuan apa Sus?
Melia : Bu evi akan dijadikan pasien untuk ronde keperawatan. Ronde
keperawatan ini adalah suatu kegiatan yang nantinya pasien dan
keluarga akan diajak diskusi untuk menyelesakan masalah yang
dihadapi pasien.
Evi : Oh, gitu.. terus saya harus bagaimana Sus?
Melia : Ibu Evi hanya menyetujui saja. Dengan ronde keperawatan ini, nanti
masalah ibu Evi Insyaallah akan bisa diatasi.
Fitriani : Benar begitu Sus?
vii
Melia : Insyaallah Bu. Bagaimana, bersedia ya bu?
Evi : Oh, kalau begitu saya bersedia Sus.
Melia : Baik, kalau begitu silakan ibu Evi dan ibu ani tanda tangan disini.
Setelah mendapatkan persetujuan dari pasien, kemudian perawat primer
menuju ke ruang perawat untuk memberikan tugas kepada perawat
asosiet.
Di ruang perawat.
Melia : Assalamualaikum perawat Intan dan perawat Desi. Seperti yang sudah
direncanakan, hari ini kita akan melakukan tahap pra ronde
keperawatan, dimana pasien yang akan kita pilih adalah Ibu Evi.
Desi : Memangnya ibu evi menderita penyakit apa Bu?
Melia : Ibu Evi itu didiagnosis gagal jantung, dan beliau juga mengalami
gangguan harga diri rendah, soalnya sudah berumur hampir 40 tahun
tetapi belum menikah.
Desi dan Intan mengangguk
Melia : Maka dari itu, nanti tolong ya perawat Intan dan perawat Desi untuk
mengkaji lebih lanjut masalah yang ada pada ibu Evi.
Intan dan desi : Baik Bu.
Kemudian perawat asosiet melakukan pengkajian kepada pasien.
Di ruang pasien
Intan : Selamat pagi ibu evi? Bagaimana kabarnya?
evi : Wah, tidak ada perubahan sus. Dada saya masih sakit, saya tidak bisa
tidur semalam, sama mau makan rasanya tidak enak.
Desi : Oh, begitu ya bu, Baik, bu kami disini, nama saya Desi dan ini teman
saya Intan, akan melakukan pengkajian pada ibu, untuk mengetahui
masalah apa yang ada pada ibu.
Fitriani : Oh, iya, silakan Suster.
Perawat asosiet pun melakukan pengkajian kepada bu Evi. Ternyata didapatkan hasil bahwa
bu Evi mengalami nyeri pada dada, gangguan sulit tidur, susah makan dan mengalami
gangguan konsep diri, yaitu gangguan citra tubuh dan harga diri rendah.
Setelah mendapatkan data yang dirasa cukup, kemudian perawat asosiet melaporkan hasil
pengkajiannya kepada perawat primer.
Di ruang perawat
Intan : Bu, pengkajian sudah kami lakukan.
Melia : Ok, kemudian bagaimana hasilnya?
viii
Desi : Ternyata masalah yang dihadapi oleh pasien banyak sekali Bu. (sambil
menggeleng gelengkan kepalanya dan membuka hasil pengkajian)
Intan : Pasien mengalami nyeri dada, gangguan tidur, susah makan, dan
gangguan konsep diri Bu.
Melia : Baiklah kalau begitu, mari kita lakukan validasi data, langsung ke
pasiennya saja ya..
Desi : Baik Bu.
Kepala tim dan perawat asosiet melakukan validasi data. Setelah selesai
melakukan validasi data, perawat primer melakukan kontrak waktu
esok hari untuk ronde keperawatan
Di ruang pasien
Melia : Baik, terima kasih atas kerja samanya. Bu evi dan Bu Ani yang luar
biasa. Kita ketemu lagi besok ya Bu, untuk melakukan ronde
keperawatan.
Evi : Oh, iya. Terima kasih Sus..
Melia : Iya, sama sama bu. Kami permisi dulu ya, Wassalamualaikum..
Fitriani : Waalaikumsalam.
Keesokan harinya, ronde keperawatan pun dimulai.. ronde tersebut dihadiri oleh ketua tim,
perawat asosiet, kepala ruang, dan perawat specialis.
Di ruang perawat..
Dwi : Assalamualaikum, selamat pagi Ibu. Di pagi hari ini, kita akan
melaksanakan ronde keperawatan, sebagaimana yang sudah
dijadwalkan sebelumnya. Langsung saja, silakan Bu Melia
membacakan data pasiennya..
Melia : Baik, terima kasih.. Assalamualaikum.. pasien dalam ronde
keperawatan kita kali ini adalah ibu evi, dengan diagnosa medis gagal
jantung. Setelah dilakukan pengkajian kemarin oleh perawat Intan
dan perawat Desi, didapatkan data bahwa pasien ini mengalami nyeri
pada dada, susah tidur, tidak mau makan, dan mengalami gangguan
konsep diri.
Suliana : Gangguan konsep diri yang bagaimana Bu?
Melia : Jadi dia mengalami gangguan citra tubuh karena dia merasa tubuhnya
itu tidak berguna, pasien sakit sakitan sudah sejak lama, jadi dia
tidak bisa bekerja. Dia juga sekarang umurnya hampir 40
ix
tahun tetapi belum menikah, jadi sekarang dia merasa minder.
Mengalami harga diri rendah juga.
Dwi : Iya, terima kasih kepada bu Melia, sebelum kita melakukan validasi
data, ada yang ingin ditanyakan?
Intan : Tidak Bu, cukup.
Dwi : OK, langsung saja kita ke pasiennya ya..
Tim ronde keperawatan menuju ke ruang pasien.
Di ruang pasien
Dwi : Assalamualaikum.. Selamat pagi bu evi? Bagaimana? Bisa tidur tadi
malam?
Evi : Wah, masih tidak bisa tidur Bu. Dada saya ini lho sakit banget
rasanya.
Dwi : baiklah bu saya Dwi selaku kepala ruangan disini akan melakukan
validasi data untuk kepentingan data ronde keperawatan kita nanti.
Evi : baiklah bu, silahkan.
Setelah selesai melakukan validasi data, tim ronde keperawatan
kembali ke ruang perawat.
Di ruang perawat
Dwi : Baik, tadi kita sudah sama sama mengetahui keadaan pasien
tersebut, bagaimana sebaiknya? Ada yang punya usul?
Suliana : Kita harus melakukan rontgent dulu pada pasien Bu.
Melia : Iya, untuk mengetahui keadaan jantung. Apa perlu melakukan
cangkok jantung Bu?
Suliana : Saya belum bisa memastikan, kita lihat dulu saja hasilnya, baru saya
bisa menentukan.
Dwi : Untuk masalah gangguan konsep dirinya, kita diskusi dengan
keluarganya saja ya Bu
Suliana : Iya Bu, Saya rasa itu perlu.
Pemecahan masalah pun telah ditemukan. Akhirnya keluarga klien
diajak untuk berdiskusi mengenai masalah gangguan konsep diri
klien. Keluarga diberi pengarahan bagaimana cara meningkatkan
harga diri klien.
Setelah dilakukan diskusi dengan klien, tugas didelegasikan kepada
perawat asosiet.
x
Melia : Baik, perawat Intan dan perawat Desi, Anda sudah tahu apa yang akan
Anda lakukan?
Desi : Sudah Bu.
Intan : Sudah.
Melia : OK, bagus.. Kalau begitu silakan nanti Anda lakukan tugas yang
harus Anda lakukan
Intan : Siap Bu.
Dwi : OK, ronde keperawatan kita kali ini sudah selesai. Terima kasih atas
kerja samanya, semuanya bekerja dengan sangat baik. Semoga
masalah pasien kita dapat segera teratasi. Wassalamualaikum.
Semua : Waalaikumsalam..
Akhirnya ronde keperawatan telah selesai dilakukan, perawat asosiet mulai menjalankan
tugasnya.
xi