Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

SUPERVISI DALAM MENEJEMEN KEPERAWATAN

DI SUSUN OLEH:

Kelompok 5

1. KrismayudhaBagus
2. YayangRidho
3. CandraFitriani
4. Ira Rahmawati
5. MarikaSeptiana
6. NurulHidayah
7. Suci Setio Lestari
8. Widyaningrum D

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

Tahun Ajaran 2020/ 2021


KATA PENGATAR

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah makalah dengan
tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “SUPERVISI
DALAM MANAJEMEN KESEHATAN”.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat
kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat.

Madiun,09Oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2
DaftarIsi 3
Bab IPendahuluan4
1. LatarBealakang 4
2. RumusanMasalah 4
3. Tujuan 4
Bab IIPembahasan 6
1. DefinisiSupervise 6
2. Tujuan Supervise 7

3. Manfaat Supervise 7

4. Sasaran Supervise 7

5. Kompetensi Supervise 7

6. Prinsip Supervise 8

7. Karateristik Supervise 8

8. Cara-Cara Supervise 8

9. Pelaksana Supervise 11

10. Alur Supervise 12

11. Langkah- Langkah Supervise 13

Bab IIINaskah Role Play 14


1. Naskah Role Play 14
Bab IV Penutup 23
1. Kesimpulan 23

2. Saran 23

DaftraPustaka 24

3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang penting dalam manajemen serta
keseluruhan tanggung jawab pemimpin. Pemahaman ini juga ada dalam manajemen
keperawatan. Untuk mengelola asuhan keperawatan dibutuhkan kemampuan manajemen
dari Perawat profesional. Oleh karena itu sebagai seorang manajer keperawatan atau
sebagai Perawat profesional diharapkan mempunyai kemampuan dalam supervisi dan
evaluasi.
Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing pengarahan (dalam fungsi
manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segalam kegiatan yang telah
diprogram dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervisi secara langsung
memungkinkan manajer keperawatan menemukan berbagai hambatan/permasalahan
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan dengan mencoba memandang secara
menyeluruh faktor-faktor yang mempengaruhi dan bersama dengan staf keperawatan
untuk mencari jalan pemecahannya.
Agarpelayanan keperawatan senantiasa memenuhi harapan konsumen dan sesuai
dengan standaryang berlaku maka diperlukan suatu pengawasan terhadap pelaksanaan
asuhan keperawatan.Melalui pengawasan atau supervisi diharapkan perawat dapat
melaksanakan asuhan yangberkualitas sesuai standar. Supervisi tersebut merupakan salah
satu bentuk kegiatan darimanajemen dan merupakan cara yang tepat untuk menjaga mutu
pelayanan keperawatan
2. RumusanMasalah
1. Apadefinisi supervise dalammanagemenKeperawatan?
2. Apatujuan supervise dalammanagemen Keperawatan?
3. Apamanfaat supervise dalammanagemen Keperawatan?
4. Bagaimanasasaran supervise dalammanagemen Keperawatan?
5. Bagaimanakompetensisupervise dalammanagemen Keperawatan?
6. Bagaimanaprinsip supervise dalammanagemen Keperawatan?
7. Apakarateristik supervise dalammanagemen Keperawatan?
8. Bagaimanacara-cara supervise dalammanagemen Keperawatan?
9. Bagaimanapelaksanaan supervise dalammanagemen Keperawatan?
10. Bagaimanaalur supervise dalammanagemen Keperawatan?
11. Apalangkah-langkah supervise dalammanagemen Keperawatan?
3. Tujuan
1. Tujuanumum
a. MampuMenjelaskandefinisi supervise dalammanagemen Keperawatan
b. MampuMenjelaskantujuansupervise dalammanagemen Keperawatan
c. MampuMenjelaskanmanfaat supervise dalammanagemen Keperawatan
d. MampuMenjelaskansasaran supervise dalammanagemen Keperawatan
e. MampuMenjelaskankompetensi supervise dalammanagemen Keperawatan
f. MampuMenjelaskanprinsip supervise dalammanagemen Keperawatan

4
g. MampuMenjelaskankarateristik supervise dalammanagemen Keperawatan
h. MampuMenjelaskancara-cara supervise dalammanagemen Keperawatan
i. MampuMenjelaskanpelaksanaan supervise dalammanagemen Keperawatan
j. MampuMenjelaskanalur supervise dalammanagemen Keperawatan
k. MampuMenjelaskanlangkah-langkah supervise dalammanagemen
Keperawatan
2. Tujuankhusus
a. Pembacadapatmemahami Definisi, Tujuan, Manfaat, Sasaran, Kompetensi,
Prinsip, Karateristik, Cara, Pelaksanaan, alurdanlangkah-
langkahsupervisidalammanajemenkeperawatan.
b. Pembacakhususnyamahasiswailmukeperawatandapatmemahamiprinsipsupervisid
alammanajemen Keperawatan
c. Perawatdapatmenerapkanprinsipdalammanajemenkeperawatan

5
BAB II
PEMBAHASAN
1. DefinisiSupervisi
Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi segalam
bantuan dari pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk
perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan.
Kegiatan supervisi semacam ini adalah merupakan dorongan, bimbingan dan
kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan para perawat.
Prajudi Atmosudiro (1982), Supervisi diartikan sebagai pengamatan atau
pengawasan secara langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya rutin.
Swansburg (1999), Supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber
yang diperlukan untuk penyelesaian tugas-tugasnya.
Thora Kron (1987), Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing,
mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara
terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap
perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan
tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat.
Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam pelaksanaannya
supervisi bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf keperawatan menjalankan
tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan yang telah
digariskan, tetapi juga bersama para perawat bagaimanan memperbaiki proses
keperawatan yang sedang berlangsung. Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf
keperawatan bukan sebagai pelaksanan pasif, melainkan diperlukan sebagai patner kerja
yang memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan
diikutsertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses keperawatan. Dengan demikian
supervisi diartikan sebagai suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu
para tenaga keperawatan dan staf lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara
efektif.
Supervisor harus mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman.
Ini tidak hanya meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantara para tenaga
keperawatan dan tenaga lainnya. Juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan
peralatan agar memudahkan pelaksanaan tugas. Lingkungan yang sehat bila dapat
memberikan rasa bebas dan keinginan untuk bekerja lebih baik. Supervisor juga
mengusahakan semangat kebersamaan dengan lebih menekankan “kita” daripada “saya”.
Pada suatu saat supervisor akan memerlukan bantuan dalam mengambil
keputusan melalui pengamalan dalam tugas untuk menemukan metoda yang lebih baik
guna melaksankan pendelegasian tugas dalam kelompok kerja, tentu memerlukan
dukungan dari anggota kelompok. Walaupun supervisor memperhatikan kondisi dan hasil
kerja, tetapi perhatian utama ialah manusianya, untuk itu harus mengenal tiap individu
dan mampu merangsang agar tiap pelaksana mau meningkatkan diri. Salah satu tujuan
utama dari supervisi adalah orientasi, latihan dan bimbingan individu, berdasarkan

6
kebutuhan individu dan mengarah pada pemanfaatan kemampuan dan pengembangan
ketrampilan yang baru.
Dalam pelaksanaan supervisi, supervisor membuat suatu keputusan tentang suatu
pekerjaan yang akan dilaksanakan, kemudian siapa yang akan melaksanakan. Untuk itu
supervisor perlu memberikan penjelasan dalam bentuk arahan kepada para pelaksana.
2. TujuanSupervisi
Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak hanya
meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para tenaga
keperawatan dan tenaga lainnya , juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan
perawatan agar memudahkan pelaksanaan tugas. Oleh karena itu tujuan supervisi
adalah:
a. Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan
b. Melatih staf dan pelaksana keperawatan
c. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan mengerti
terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan keperawatan.
d. Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan.
3. Manfaat Supervisi
Dalam keperawatan fungsi supervisi adalah untuk mengatur dan mengorganisir
proses pemberian pelayanan keperawatan yang menyangkut pelaksanaan kebijakan
pelayanan keperawatan tentang standar asuhan yang telah disepakati.
a. Fungsi utama supervisi modern adalah menilai dalam memperbaiki factor-factor
yang mempengaruhi proses pemberian pelayanan asuhan keperawatan.
b. Fungsi utama supervisi dalam keperawatan adalah mengkoordinasikan, menstimuli,
dan mendorong ke arah peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
c. Fungsi supervisi adalah membantu (assisting), memberi support (supporting) dan
mangajak untuk diikutsertakan (sharing).
4. Sasaran Supervisi
Sasaran yang harus dicapai dalam supervisi adalah sebagai berikut :
a. Pelaksanan tugas sesuai dengan pola
b. Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana
c. Staf yang berkualitas dapat dikembangkan secara kontinue/sistematis
d. Penggunaan alat yang efektif dan ekonomis.
e. Sistem dan prosedur yang tidak menyimpanan
f. Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan objek/rational
g. Tidak terjadi penyimpangan/penyelewengan kekuasaan, kedudukan dan keuangan.
5. KompetensiSupervisi
Seorang supervisor harus memiliki kemampuan dalam :
a. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat dimengerti oleh
staf dan pelaksana keperawatan.
b. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf/pelaksana keperawatan

7
c. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan pelaskanaan
keperawatan
d. Proses kelompok (dinamika kelompok)
e. Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan pelaksanaan
keperawatan
f. Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat
g. Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan lebih baik.
6. PrinsipSupervisi
Prinsip-prinsip supervisi dalam keperawatan adalah :
a. Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi
b. Kegiatan yang direncanakan secara matang
c. Bersifat edukatif, supporting dan informal
d. Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksanaan keperawatan
e. Membentuk suatu kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf dan
pelaksana keperawatan.
f. Harus objektif dan sanggup mengadakan “self evaluation”.
g. Harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan kelebihan masing-
masing
h. Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan kebutuhan.
i. Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan.
7. KarakteristikSupervisi
Dalam keperawatan, supervisi yang baik apabila memiliki karekteristik :
a. mencerminkan kegiatan asuhan keprawatan yang sesungguhnya
b. mencerminkan pola organisasi/struktur organisasi keperawatan yang ada
c. kegiatan yang berkesinambungan yang teratur atau berkala
d. dilaksanakan oleh atasan langsung (Kepala unit/Kepala Ruangan atau penanggung
jawab yang ditunjuk).
e. Menunjukkan kepada kegiatan perbaikan dan peningkatan kualitas asuhan
keperawatan.
8. Cara Supervisi
a. Langsung
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Pada
supervisi modern diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan
dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Cara memberikan
pengarahan yang efektif adalah :
1) Pengarahan harus lengkap
2) Mudah dipahami
3) Menggunakan kata-kata yang tepat
4) Berbicara dengan jelas dan lambat
5) Berikan arahan yang logis
6) Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat

8
7) Pastikan bahwa arahan dipahami
8) Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak lanjut
b. Tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan,. Supervisor
tidak melihat langsung kejadian di lapangan, sehingga mungkin terjadi kesenjangan
fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.
KEGIATAN RUTIN SUPERVISOR
Tugas-tugas rutin yang harus dilakukan oleh supervisor setiap harinya
(bittel,1987) adalah sebagai berikut:
a. Sebelum pertukaran shift (15-30 menit)
1) Mengecek kecukupan fasilitas/peralatan/sarana untuk hari itu
2) Mengecek jadwal kerja
b. Pada waktu mulai shift (15-30 menit)
1) Mengecek personil yang ada
2) Menganalisa keseimbangan personil dan pekerjaan
3) Mengatur pekerjaan
4) Mengidentifikasi kendala yangmuncul
5) Mencari jalan supaya pekerjaan dapat diselesaikan.
c. Sepanjang hari dinas (6-7 jam):
1) Mengecek pekerjaan setiap personil, dapat mengarahkan, instruksi, mengoreksi
atau memberikan latihan sesuai kebutuhannya.
2) Mengecek kemajuan pekerjaan dari personil sehingga dapat segera membantu
apabila diperlukan
3) Mengecek pekerjaan rumah tangga
4) Mengecek kembali pekerjaan personil dan kenyamanan kerja, terutama untuk
personil baru.
5) Berjaga-jaga di tempat apabila ada pertanyaan, permintaan bantuan atau hal-hal
yang terkait.
6) Mengatur jam istirahat personil
7) Mendeteksi dan mencatat problem yang muncul pada saat itu dan mencari cara
memudahkannya.
8) Mengecek kembali kecukupan alat/fasilitas/sarana sesuai kondisi operasional
9) Mencatat fasilitas/sarana yang rusak kemudian melaporkannya
10) Mengecek adanya kejadian kecelakaan kerja
11) Menyiapkan dan melaporkan secara rutin mengenai pekerjaan.
d. Sekali dalam sehari (15-30 menit)
1) Mengobservasi satu personil atau area kerja secara kontinu untuk 15 menit.
2) Melihat dengan seksama hal-hal yang mungkin terjadi seperti : Keterlambatan
pekerjaan, lamanya mengambil barang, kesulitan pekerjaan dan lain sebagainya.
e. Sebelum pulang
1) Membuat daftar masalah yang belum terselesaikan dan berusaha untuk
memecahkan persoalan tersebut keesokan harinya.
9
2) Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang hari dengan mengecek
hasilnya, kecukupan material dan peralatannya.
3) Lengkapi laporan harian sebelum pulang
4) Membuat daftar pekerjaan untuk harinya, membawa pulang memperlajari di
rumah sebelum pergi bekerja kembali.
SUPERVISOR KEPERAWATAN
Yang termasuk supervisor keperawatan adalah:
a. Kepala ruangan, kepala ruangan bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan
keperawatan diunit kerjanya. Kepala rungan merupakan ujung tombak penentu
tercapai tidaknya tujuan pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan dan
pendokumentasian di unit kerjanya.
b. Pengawas Keperawatan, beberapa ruangan atau unit pelayanan berada di bawah
satu instalasi, pengawas perawatan bertanggung jawab dalam melakukan
supervisi pada areanya yaitu beberapa kepala ruangan yang berada dalam satu
instalasi tertentu, misalnya instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan dan lain-lain.
c. Kepala seksi, beberapa instansi digabung dibawah satu pengawasan kepala seksi.
Kepala seksi mengawasi pengawas keperawatan dalam melaksanakan tugas
secara langsung dan seluruh perawat secara tidak langsung.
d. Kepala Bidang keperawatan, Kabid Keperawatan bertanggung jawab untuk
melakukan supervisi kepada kepala seksi secara langsung dan semua perawat
secara tidak langsung.
e. Dengan demikian supervisi berikatan dengan struktur organisasi yang
menggambarkan garis tanggung jawab, siapa yang menjadi supervisor dan siapa
yang disupervisi.
PERAN DAN FUNGSI KEPALA RUANGAN
Pada kesempayan ini yang akan dibahas lebih lanjut adalah peran dan fungsi
kepala ruangan dalam meningkatkan asuhan keperawatan, melalui supervisi.
Menutur Depkes RI 1994, “ Kepala ruangan adalah seorang tenaga perawat
profersional yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan
pelayanan keperawatan di satu ruang rawat.”
Tanggung jawab kepala rungan dapat diidentifikasi sesuai dengan perannya meliputi:
1. Manajemen personalia/ketenagaan, meliputi penerimaan, seleksi, orientasi,
pengembangan tenaga, penilain penampilan kerja, promosi dan penyediaan
ketenagaan staf keperawatan.
2. Manajemen operasional, meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan
dalam pelayanan keperawatan.
3. Manajemn kuliatas pelayan, meliputi pengembangan standar asuhan
keperarawatan, program kendali mutu, program evaluasi team dan persiapan
untuk akreditasi pelayanan keperawatan.
4. Manajemen finansial, meliputi budget, cost control dalam pelayanan keperawatan.
Penerapankepemimpinan dalam keperawatan
Pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan yang

10
kompleks dan melibatkan berbagai individu. Agar tujuan keperawatan
tercapai maka diperlukan berbagai kegiatan dalam menerapkan kepeminpinan
khususnya bagi kepala rungan menurut Kron (1981) kegiatan tersebut
meliputi: Perencanaan dan pengorganisasian, membuat penugasan dan
memberi pengarahan, pemberian bimbingan, mendorong kerja sama dan
berpartisipasi, melakukan koordinasi kegiatan dan melakukan evaluasi hasil
penampilan kerja.
Melalui kegiatan-kegiatan ini diharapkan kepala ruangan dapat melakukan
tanggung jawabnya sebagai manajer dan pemimpin yang efektif.
9. Pelaksana Supervisi
a. Kepala ruangan :

1) Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada klien di ruang


perawatan.

2) Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan pelayanan


kesehatan di rumah sakit.

3) Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktek keperawatan


diruang perawatan.

b. Kepala instalasi rawat inap :

Mengawasi instalasi rawat inap dalam melaksanakan tugas secara langsung dan
seluruh perawat secara tidak langsung.

c. Kepala sub. Bagian keperawatan :

Bertanggung jawab untuk melaksanakan supervisi kepala seksi perawatan secara


langsung dan semua perawat secara tidk langsung.

11
10. Alur Supervisi

Kepala Sub. Bagian


11. Keperawatan

Ka. Instalasi Rawat Inap

Kepala Ruangan

Supervisi

Perawat Primer

Delegasi

Perawat Asosiate

Kinerja perawat dan kualitas


pelayanan

Keterangan :

Kegiatan supervisi

Delegasi dan supervisi

12
12. Langkah-langkah Supervisi
a. Pra supervisi

1) Supevisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi

2) Supervisor menetapkan tujuan

b. Supervisi

1) Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan instrument atau alat ukur yang
telah disiapkan.

2) Supervisor menemukan beberapa hal yang memerlukan pembinaan.

3) Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan klarifikasi


masalah

4) Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan memvalidasi data


sekunder.

a) Supervisor mengklarifikasi masalah yang ada.

b) Supervisor melakukan tanya jawab dengan PP dan PA

c. Pasca supervisi 3F

1) Supervisor memberikan penilaian supervisi (F – Fair).

2) Supervisi memberikan Feed Back dan Klarifikasi

3) Supervisi memberikan reinforcement dan Follow up perbaikan.

13
BAB III
Naskah Role Play

SUPERVISI DALAM MANAJEMAN KEPERAWATAN

Kepala Ruangan : Suci Setio Lestari

Perawat A : Krismayudha( Tim I)

Perawat B : Yayang Ridho (Tim Ii)

Perawat C : Candra Fitriani

Perawat D : Ira Rahmawati

Perawat E : NurulHidayah

Pasien : MarikaSeptiana

Keluarga Pasien : Widyaningrum

Di sebuah Rumah Sakit A di ruang penyakit dalam para perawat di pagi hari melakukan
operan shift pada pukul 07.00 WIB di ruang perawat.

Kepala Ruangan : Assalamualaikum wrb . . . . Selamat pagi, alhamdulillah kita masih


diberi kesehatan. Sehingga bisa bertemu lagi seperti hari biasanya, baik
langsung saja laporan dari masing-masing TIM.

Perawat A : Dari TIM I jumlah pasien ada 7, Tn. A mengeluh sesak dan sudah
diberikan oksigen, N y. B tambahan infus 500cc karena mengalami diare,
Ny. C hari ini sudah boleh pulang.

Perawat B : Dari TIM II jumlah pasien 5, Ny. A tadi sudah dilakukan transfusi, Ny.
B pasien baru masuk dengan keluhan sesak, batuk lebih dari 2 minggu,
dan Ny. E tadi mengeluh nyeri dan sulit untuk tidur.

Kepala Ruangan : Baik terima kasih atas laporannya, sekarang mari kita berdoa sesuai
kepercayaan masing-masing.

Setelah selesai operan para perawat melakukan verbed dan TTV lalu perawat beserta
kepala ruangan mengecek pasien satu per satu hingga sampailah pada Ny. D

Kepala Ruangan : Selamat pagi Ibu ... bagaimana tidurnya tadi malam? Nyenyak atau
tidak?

Pasien : Tidak Bu,

Kepala Ruangan : Kenapa???

Pasien : Ini Bu, kaki saya rasannya sakit, nyeri jadi saya tidak bisa tidur.

14
Kepala Ruangan : Baik, sekarang istirahat dulu nanti ada perawat yang akan mengajari ibu
teknik relaksasi agar ibu tidak merasa nyeri lagi.

Pasien : Baik Bu,

Setelah mengecek satu per satu pasien perawat dan kepala ruangan kembali ke ruangan
untuk melakukan tindakan lebih lanjut kepada pasien.

Kepala Ruangan : Sus, nanti pasien Ny. E tolong di ajarkan tehnikrelaksasi ya? Supaya
nyeri yang dia rasakan bisa berkurang.

Perawat D : baik Bu. Saya akan ajarkan tehnik relaksasi.

Setelah itu perawat menuju ruang Ny.E untuk melakukan relaksasi.

Perawat D : selamat pagi bu?

Pasien : Pagi sus.

Perawat D : Bu, saya perawat D yang jagapagihari ini akan mengajarkan ibu teknik
relaksasi supaya nyeri yang ibu rasakan sedikit berkurang, jadi ibu bisa
tidur nyenyak. Untukwaktunyakuranglebihwaktunya 15 menit ,apakahIbu
bersedia?

Pasien : Iya saya mau.

Perawat D : Iya, baiklah ibu berhubung anak ibu ada disini juga, jadi dapat melihat
teknik relaksasi yang saya ajarkan, supaya anak ibu nantinya bisa
mengingatkan cara relaksasinya nanti kalau ibu merasakan nyeri.

Keluarga Pasien : iya sus,.. nanti saya ingatkan caranya kalau ibu saya merasakan nyeri.

Perawat D : Ibu bisa melihat saya terlebih dahulu setelah itu ibu sendiri sambil saya
ajari.

Pasien : (mengangguk) Iya sus.

Perawat D : Pertama ibu tarik napas melalui hidung, tahan 3 detik lalu hembuskan
pelan-pelan lewat mulut (sambil mempraktikkan). Ini diulang beberapa
kali sampai nyeri berkurang. Ibu sekarang sudah mengerti? Sekarang
coba ganti ibu yang mempraktikkan?

Pasien : (Melakukan relaksasi) seperti ini ya sus?

Perawat D : Iya , bu. Bagus. Sekali lagi bu. Nanti kalau ibu sudah capek, ibu bisa
istirahat dulu.

Pasien : Iya sus.

15
Perawat D : Mbak bisa dipahami teknik relaksasi tadi.

Keluarga pasien : bisa diulang lagi sus..

Perawat D : Pertama, tarik napas melalui hidung, tahan 3 detik lalu hembuskan
pelan-pelan lewat mulut (sambil mempraktikkan). sekarang sudah
mengerti? Coba mbak praktikkan?

Keluarga pasien : (Mempraktikkan teknik relaksasi), jadi kalau saya nyeri juga bisa saya
lakukan cara ini suster supaya nyeri saya berkurang suster.

Perawat D : Iya, bisa mbak, jadi cara ini di ulang beberapa kali sampai nyerinya
berkurang.

Keluarga Pasien : iya sus, terima kasih..

Perawat D : Ya sudah bu. Sekarang saya sudah selesai, ibu silahkan istirahat dulu
saya mau kembali ke ruangan dulu. Kalau ibu perlu bantuan ibu bisa
panggil saya.

Pasien : Baik sus.

Setelah selesai melakukan teknik relaksasi perawat melapor pada Kepala Ruangan.

Perawat D :Tok ,,, Tok,,, permisi Bu.

Kepala ruangan : Oh ... iya silahkan masuk, silahkan duduk.

Perawat D : Maaf Bu, saya mau melapor bahwa saya sudah mengajarkan teknik
relaksasi kepada Ny.E.

Kepala ruangan :Baik sus. Bagaimana respon dari pasien? Apakah pasien bisa melakukan
sendiri dan apakah nyerinya berkurang sekarang?

Perawat D : Pasien sudah bisa melakukannya sendiri dan nyeri yang pasien rasakan
juga telah berkurang.

Kepala Ruangan : Baik sus, terima kasih. Nanti saya akan mengeceknya. Silahkan
melanjutkan pekerjaan.

Perawat D : Baik pak.

Setelah Kepala Ruangan menyelesaikan pekerjaannya, Kepala Ruangan mengunjungi

Ny.E .

Kepala Ruangan : Selamat pagi Bu?

Pasien : Pagi Bu.

16
Kepala Ruangan : Bagaimana Bu keadaannya? Tadi kan sudah diajarkan teknik relaksasi,
apakah nyerinya sudah berkurang?

Pasien : Anu Bu. Nyerinya sudah berkurang tapi sedikit. Saya masih merasa
nyeri walau saya sudah lakukan teknik relaksasi. Ini bagaimana Bu?

Kepala Ruangan : Baik bu. Saya akan berusaha membantu ibu untuk mengatasi masalah
ibu. Sayaakan mencari cara lain untuk mengurangi rasa nyeri yang ibu
rasakan.

Pasien : Iya Bu. Terima kasih.

Setelah itu Kepala Ruangan dan semua perawat berdiskusi.

Perawat C : Permisi Bu?

Kepala Ruangan : Ya silahkan.

Perawat C : Ada keperluan apa bapak memanggil kita semua?

Kepala Ruangan : Begini, tadi kan saya sudah mengecek keadaan pasien Ny.E yang
mengeluh nyeri. Dia tadi sudah mendapatkan teknik relaksasi untuk
mengurangi rasa nyeri tapi setelah saya kaji Ny.E masih merasa nyeri.
Dia berkata bahwa nyerinya hanya berkurang sedikit. Saya merasa bahwa
pelayanan kita di manajemen nyeri masih kurang sehingga perlu
ditingkatkanlagi.

Perawat D : Iya saya rasa juga begitu. Karena Tn.H juga mengeluh masih merasa
nyeri juga.

Perawat E : Iya. Bagaimana kalau kita juga melakukan distraksi dalam manajemen
nyeri.

Perawat C : Iya ya. Betul tuch.

Kepala Ruangan : Saya rasa itu ide yang baik. Apakah kalian semua setuju? Atau ada yang
mempunya ide lain?

Perawat E : Begini pak, saya juga setuju jika kita juga melakukan distraksi. Tapi
saya mau menambahkan bagaimana kalau beberapa dari kita mengikuti
pelatihan manajemen nyeri agar kita bisa mempunyai banyak referensi
dari manajemen nyeri dan kita juga bisa meningkatkan pelayanan
dibidang manajemen nyeri. Bagaimana pak?

Kepala Ruangan : Wah idemu bagus sekali. Bagaimana pendapat yang lain? Kalian semua
setuju?

Perawat C : Iya Bu. Itu ide yang bagus, saya setuju.

17
Perawat D & E : Iya pak setuju. (sambil mengangguk-angguk)

Kepala Ruangan : Baik kalau begitu saya akan mengirim beberapa dari kalian untuk
mengikuti pelatihan manajemen nyeri. Saya akan memberitahukannya
secepatnya. Sekarang diskusi ini saya akhiri, terima kasih atas
partisipasinya. Semoga nanti hasilnya memuaskan. Amin. Sekarang
kalian bisa kembali melaksanakan pekerjaan yang tadi tertunda.

Semua Perawat : Iya Bu. Permisi.

Setelah 2 hari beberapa perawat mengikuti pelatihan manajemen nyeri kemudian perawat
menerapkan ilmu yang mereka dapat pada pelatihan tersebut. Setelah beberapa hari cara
ini diterapkan ada peningkatan dalam pelayanan di ruangan tersebut, dan pasien merasa
puas dengan pelayanan di ruangan itu.

18
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )

Teknik Mengatasi Nyeri Atau Relaksasi Nafas Dalam

Pengertian :

Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien yang mengalami
nyeri kronis. Rileks sempurna yang dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh,
kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulasi nyeri

Ada tiga hal yang utama dalam teknik relaksasi :

1. Posisikan pasien dengan tepat


2. Pikiran beristirahat
3. Lingkungan yang tenang
Tujuan :

Untuk menggurangi atau menghilangkan rasa nyeri

Indikasi :

Dilakukan untuk pasien yang mengalami nyeri kronis

Prosedur pelaksanaan :

A. Tahap prainteraksi
1.    Menbaca status pasien
2.    Mencuci tangan
3.    Meyiapkan alat

B. Tahap orientasi
1.    Memberikan salam teraupetik
2.    Validasi kondisi pasien
3.    Menjaga perivacy pasien
4.    Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dan
keluarga

C. Tahap kerja
1.  Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya jika ada ynag kurang jelas
2.   Atur posisi pasien agar rileks tanpa beban fisik
3.  Instruksikan pasien untuk tarik nafas dalam sehingga rongga paru berisi udara
4.   Intruksikan pasien secara perlahan dan menghembuskan udara membiarkanya
keluar dari setiap bagian anggota tubuh, pada waktu bersamaan minta pasien
untuk memusatkan perhatian betapa nikmatnya rasanya
5.    Instruksikan pasien untuk bernafas dengan irama normal beberapa saat ( 1-2
menit )

19
6.    Instruksikan pasien untuk bernafas dalam, kemudian menghembuskan secara
perlahan dan merasakan saat ini udara mengalir dari tangan, kaki, menuju
keparu-paru kemudian udara dan rasakan udara mengalir keseluruh tubuh
7.    Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada kaki dan tangan, udara yang
mengalir dan merasakan keluar dari ujung-ujung jari tangan dan kai dan
rasakan kehangatanya
8.    Instruksiakan pasien untuk mengulani teknik-teknik ini apa bial ras nyeri
kembali lagi
9.    Setelah pasien merasakan ketenangan, minta pasien untuk melakukan secara
mandiri

D. Tahap terminasi
1.    Evaluasi hasil kegiatan
2.    Lakukan kontrak untuk kegistsn selanjutnya
3.    Akhiri kegiatan dengan baik
4.    Cuci tangan

E. Dokumentasi
1.    Catat waktu pelaksanaan tindakan
2.    Catat respons pasien
3.    Paraf dan nama perawat jaga

20
STANDAR OPERASIONAK PROSEDUR ( SOP )

Teknik Mengatasi Nyeri Atau Distrasi

Pengertian :

Suatu metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian pasien
pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang dirasakan

Tujuan :

Untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri pada pasien

Indikasi :

Dilakukan pada pasiendengan gangguan nyeri kronis

Prosedur pelaksanaan :

A. Tahap prainteraksi
1.    Membaca status pasien
2.    Mencuci tangan
3.    Menyiapkan peralatan

B. Tahap orientasi
1.    Menmberikan salam kepada pasien
2.    Validasi kondisi pasien
3.    Kontrak waktu
4.    Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan pada pasien dan
keluarga

C. Tahap kerja
1.    Berikan kesempatan pada pasien untuk bertanya jika kurang jelas
2.    Tanyakan keluhan pasien
3.    Menjaga privacy pasien
4.    Memuli dengan cara yang baik
5.    Mengatur posisi pasien agar rileks tanap beban fisik
6.    Menberikan penjelasan pada pasien beberapa cara distrasi
a.    Bernafas pelan-pelan
b.    Massage sambilbernafas pelan-pelan
c.    Mendengarkan lagu sambil, menepuk-nepuk jari kaki
d.    Menbanyangkan hal-hal yang indah sambil menutup mata
e.    Menonton TV
f.     Berbincang-bincang dengan orang lain
7.    Menganjurkan pasien untuk melakukan salah satu teknik distraksi tersebut

21
8.    Menganjurkan pasien untuk mencoba teknik tersebut bila terasa nyaman atau
ketidak nyamanan

D. Tahap terminasi
1.    Evaluasi hasil kegiatan
2.    Lakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
3.    Akhiri kegiatan dengan bsik
4.    Cuci tangan

E. Dokumentasi
1.    Catat waktu pelaksanaan tindakan
2.    Catat respon pasien terhadap teknik distraksi
3.    Paraf dan nama perawat jaga.

22
BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Supervisikeperawatndiperlukanuntukmencapaitujuanpelayanankeperawatan di
rumahsakit. Supervisi modern bukanmencari kesalahan danmenghukum,
tetapimemberipengarahandanpetunjuk agar perawatdapatmenyelesaikantugas yang
diberikansecaraefektifdanefisien.
Supervisor perlumembuatrencanasupervisidengandilengkapiolehstandaracuan
agar
hasilsupervisidapatdianalisauntuktindaklanjutperbaikanataupemeliharaanperilakustafkepe
rawatan. Olehkarenaitumelaluisupervisidapattercapaimotivasikerja, kreatifitas,
ketrampilandanpengetahuanperawat yang
akhirnyaakanmeningkatkankualitaspelayanankeperawatan.
Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan
keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan kemampuan perawat dalam
melaksanakan tugas.

2. Saran
Agar dijadikanreferensi,
sehinggamahasiswadapatmenekankansupervisidalammanajemenkeperawatan.
Agar mahasiswamampumenerapkansupervisidalammanajemenkeperawatan. Dan
memahamimanfaat, tujuan, prinsipsupervisidalammanajemenkeperawatan

23
DaftarPustaka

Douglass (1992), The effective nurse ; leader and manager 4th, St Lonis, Masby Year Book.

Kron and Gray (1987), The management of patient care putting leadership skills to work.
6thed.W.B.Sounders,Philadelphia.

Marquis and Houston ( 2000) , Leadership roles and management functions in nursing; theori
and applications.Philadelphia.Lippincot

Tim pusatpengembangankeperawatancarolus( 1995 ),


Lokakaryamanjemenkepalabidangkeperawatan. Jakarta

Swansburg, RC &Swansburg RJ ( 1999 ). Introductory management and leadership for nurses


an interactive text, second edition. Canada : Jones and Barlett Publisher

24

Anda mungkin juga menyukai