Anda di halaman 1dari 26

KEPERAWATAN BENCANA

“GUNUNG MELETUS”

DISUSUN OLEH :

SEFTIN DIANA 201702040


SHAFIRA MUTIA K 201702041
SOFA HIDAYAH 201702042
SUCI SETIO 201702043
TATIK WIDYAWATI 201702044
TITIS YULIA EKA W 201702045

PRODI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA
MADIUN
2020
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
KEPERAWATAN BENCANA tanpa ada halangan suatu apapun. Adapun tujuan dari
penyusunan makalah ini agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami GUNUNG
MELETUS secara menyeluruh.

Dalam menyelesaikan makalah ini, kami tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:

Retno Hendrayani, MM selaku dosen mata kuliah keperawatan anak

Kami telah berusaha menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya agar bermanfaat bagi
para pembaca. Kami selaku penyusun masih menyadari bahwa kami masih banyak
kekurangan dalam menyusun laporan ini. Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak untuk perbaikan laporan ini.

Madiun, 21 Maret 2020

Peyususn

2
DAFRA ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................2

Daftra Isi ..................................................................................................................................3

BAB I Pendahuluan .............................................................................................................4

A. Latar Belakang ........................................................................................................4

B. Rumusan Masalah....................................................................................................5

C. Tujuan ......................................................................................................................5

BAB II Pembahasan ............................................................................................................6

A. Pengertian.................................................................................................................6

B. Factor Penyebab Kondisi Bencana ..........................................................................6

C. Penilaian Resiko Bencana Gunung Meletus ..........................................................8

D. Perencanaan Dalam Menghadapi Kondisi Gunung Meletus (Mitigasi)................11

E. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kondisi Gunung Melutus................................12

F. Permasalahan Kesehatan Dan Solusi Dalam Kondisi Gunung Meletus ................12

G. Prinsip Penanggulangan Bencana Gunung Meletus..............................................14

H. Teknik Evakuasi ....................................................................................................14

I. Perawatan Saat Dan Setelah Gunung Meletus .......................................................15

BAB III Penutup.................................................................................................................19

A. Kesimpulan ...........................................................................................................19

B. Saran.......................................................................................................................19

Lampiran.............................................................................................................................20

Daftar Pustaka....................................................................................................................22

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cairatau
lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai
ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yangdikeluarkan pada
saat meletus.Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa
hidupnya.Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat,
sebelumakhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu
istirahatdalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit
untukmenentukan keadaan sebenarnya daripada suatu gunung berapi itu, apakah
gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.

Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi


yangdidorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti
inilahgunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan batu
menyemburdengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang lavanya bisa
membanjiri daerahsejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa menimbulkan
korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer jauhnya dan bahkan
bisa mempengaruhi putaran iklim di bumi ini.

4
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan
suhuyang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang
keluardari dalam bumi disebut .lava Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-
1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat
menyembursampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri
sampaisejauh radius 90 km. Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi
yangsering meletus disebut gunung berapi aktif.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian bencana gunung api meletus?


2. Apa saja faktor penyebab kondisi bencana ?
3. Bagaimana penilaian resiko bencana gunung meletus ?
4. Bagaimana perencanaan dalam menghadapi kondisi bencana gunung meletus ?
5. Bagaimana pemberdayaan masyarakat dalam kondisi gunung meletus ?
6. Permasalahan kesehatan dan solusi dalam kondisi gunung meletus ?
7. Apa saja prinsip penanggulangan bencana gunung meletus ?
8. Bagaimana teknik evakuasi bencana gunung meletus?
9. Bagaimana perawatan saat dan setelah benvana gunung meletus terjadi ?
10. Bagaimana pemenuhan kebututuhan jangka panjang ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian bencana gunung api meletus.


2. Mengetahui faktor penyebab kondisi bencana.
3. Mengetahui penilaian resiko bencana gunung meletus.
4. Mengetahui cara perencanaan dalam menghadapi kondisi bencana gunung meletus .
5. Mengetahui bagaimana cara pemberdayaan masyarakat dalam kondisi gunung
meletus.
6. Mengetahui permasalahan kesehatan dan solusi dalam kondisi gunung meletus.
7. Mengetahui prinsip penanggulangan bencana gunung meletus .
8. Mengetahui teknik evakuasi bencana gunung meletus.
9. Mengetahui cara perawatan saat dan setelah bencana gunung meletus terjadi.
10. Mengetahui pemenuhan kebututuhan jangka panjang apa saja.

BAB II
5
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Gunung meletus adalah peristiwa keluarnya endapan magma dari dalam perut
bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Letusan gunung berapi adalah bagian dari aktivitas vulkanik yang disebut erupsi.
Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif. Erupsi
dimulai ketika pada batas lempeng bumi terjadi perubahan tekanan dan suhu yang
sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material disekitarnya, yaitu cairan pijar
(magma). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah melalui rekahan-rekahan, lalu
keluar mendekati permukaan bumi (BPBD Kulon Progo, 2015).
Menurut United National Development Program (UNDP), bencana adalah suatu
kejadian yang ekstrim dalam lingkungan alam atau manusia yang merugikan atau
mempengaruhi kehidupan manusia, harta benda atau aktivitas sampai pada tingkat
yang menimbulkan bencana.

B. Faktor Penyebab Kondisi Bencana


a. Kondisi gunung berapi
Selama masa hidupnya, gunung berapi memiliki kondisi atau keadaan
yang terus berubah dari waktu ke waktu, terkadang masuk kondisi tidur yang
mana suatu gunung berapi namun tidak menunjukkan aktivitas sama sekali selama
puluhan hingga ratusan tahun. Namun di satu kondisi gunung akan kembali aktif
dan meletus dengan dahsyat seperti yang terjadi pada gunung Sinabung, Sumatera
utara yang terakhir kali meletus pada tahun 1600an dan pada tahun 2010 kembali
aktif serta akhirnya meletus pada tahun 2013 hingga sekarang aktivitas letusan-
nya masih berlangsung. Sementara itu untuk letusan gunung berapi merupakan
suatu aktivitas vulkanik yang sering disebut dengan istilah erupsi. Hampir semua
aktivitas letusan gunung berapi selalu berkaitan dengan zona kegempaan aktif, hal
ini terjadi akibat hubungan antar batas lempeng yang memiliki tekanan yang
sangat tinggi dan bersuhu lebih dari 1000℃ sehingga dapat melelehkan material
bebatuan di sekitarnya dan menjadi Magma.Magma terkumpul di dapur magma
yang terletak dibawah gunung berapi, ketika dapur magma sudah penuh, maka
magma akan terdorong keluar dari gunung berapi. Magma yang sudah keluar ini
disebut dengan Lava yang memiliki suhu 700 hingga 1200℃. Ketika meletus,
6
sebuah gunung berapi dapat melontarkan berbagai material hingga puluhan
kilometer jauhnya, tidak hanya itu, awan panas dan gas beracun juga kerap kali
menjadi ancaman serius bagi penduduk yang bertempat tinggal tak jauh dari
letusan. Letusan gunung berapi merupakan salah satu bencana alam yang banyak
menimbulkan berbagai kerusakan dengan total kerugian yang besar karena
menghancurkan areal pemukiman dan pertanian penduduk, belum lagi dampak
lainnya seperti pencemaran udara oleh gas beracum serta memicu penyebab banjir
lahar dingin yang dapat merusak infrastruktur umum.

b. Penyebab gunung meletus.


1) Peningkatan kegempaan vulkanik
Aktivitas yang tidak biasa pada gunung berapi, seperti frekuensi gempa
bumi meningkat yang mana dalam sehari bisa terjadi puluhan kali gempa
tremor yang tercatat di alat Seismograf. Selain itu terjadi peningkatan
aktivitas Seismik dankejadian vulkanis lainnya hal ini disebabkan oleh
pergerakan magma, hidrotermal yang berlangsung di dalam perut bumi.
Jika tanda-tanda seperti diatas muncul dan terus berlangsung dalam
beberapa waktu yang telah ditentukan maka status gunung berapi dapat
ditingkatkan menjadi level waspada. Pada level ini harus dilakukan
penyuluhan kepada masyarakat sekitar, melakukan penilaian bahaya dan
potensi untuk naik ke level selanjutnya dan kembali mengecek sarana serta
pelaksanaan shift pemantauan yang harus terus dilakukan.
2) Suhu kawah meningkat secara signifikan
Sebagai tanda bahwa magma telah naik dan mencapai lapisan kawah paling bawah sehingga
secara langsung akan mempengaruhi suhu kawah secara keseluruhan. Pada gunung dengan
status normal, volume magma tidak terlalu banyak terkumpul di daerah kawah sehingga
menyebabkan suhu di sekitar normal. Naiknya magma tersebut bisa disebabkan oleh
pergerakan tektonik pada lapisan bumi dibawah gunung seperti gerakan lempeng sehingga
meningkatkan tekanan pada dapur magma dan pada akhirnya membuat magma terdorong ke
atas hingga berada tepat dibawah kawah. Pada kondisi seperti ini, banyak hewan hewan di
sekitar gunung bermigrasi dan terlihat gelisah. Selain itu meningkatnya suhu kawah juga
membuat air tanah di sekitar gunung menjadi kering.
3) Terjadinya deformasi badan gunung

7
Peningkatan gelombang magnet dan listrik sehinggamenyebabkan
perubahan struktur lapisan batuan gunung yang dapat mempengaruhi
bagian dalam sepeti dapur magma yang volume-nya mengecil atau bisa
juga saluran yang menghubungkan kawah dengan dapur magma menjadi
tersumbat akibat deformasi batuan penyusun gunung.
4) Lempeng lempeng bumi yang saling berdesakan
Tekanan besar menekan dan mendorong permukaan bumi sehingga menimbulkan berbagai
gejala tektonik, vulkanik dan meningkatkan aktivitas geologi gunung. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya bahwa lempeng merupakan bagian dari kerak bumi yang terus
bergerak setiap saat, dan daerah pengunungan merupakan zona dimana kedua lempeng saling
bertemu, desakan lempeng bisa juga menjadi penyebab perubahan struktur dalam gunung
berapi.
5) Akibat tekanan yang sangat tinggi
Beberapa penyebab seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya
mendorong cairan magma untuk bergerak ke atas masuk ke saluran kawah
dan keluar. Jika sepanjang perjalananmagma menyusuri saluran kawah
terdapat sumbatan, bisa menimbulkan ledakan yang dikenal dengan
letusan gunung berapi. Semakin besar tekanan dan volume magma-nya
maka semakin kuat ledakan yang akan terjadi.

C. Penilaian Resiko Bencana Gunung Meletus.


Tanda gunung meletus aktifnya gunung berapi
1) Suhu pada kawah dan sekitar gunung meningkat
Suhu meningkat tersebut tentu akan dirasakan oleh penduduk sekitar gunung
berapi, yang mana suhu menjadi lebih panas disebabkan oleh aliran magma yang
merambat ke arah kawah gunung, jarak magma panas yang lebih dekat dengan
permukaan bumi, mempengaruhi lapisan tanah sehingga suhu meningkat dan lebih
panas. Jika ada tanda-tanda seperti itu di dekat gunung ada baiknya anda waspada
akan terjadinya letusan gunung berapi.
2) Binatang hutan turun gunung
Hewan dalam hutan tentunya sangat peka dengan keadaan panas tersebut, dengan
suhu panas binatang-binatang tersebut tentu tidak merasa nyaman, mereka biasanya
akan berbondong-bondong turun gunung mereka menuju ke tempat-tempat dirasakan

8
lebih sejuk seperti kaki gunung, sehingga warga sekitar gunung melihat tanda-tanda
tersebut tentu perlu waspada, karena mencirikan hawa diatas panas dan ada
kemungkinan gunung akan meletus.
3) Sumber air mengering
Karena lapisan tanah panas karena magma yang merambat dari perut bumi,
mengakibatkan sumber-sumber air di sekitar gunung berapi akan kering. Seperti sifat
air, akan sangat cepat menguap karena ada panas, begitu juga dengan air yang
mengalir melewati lapisan-lapisan tanah, sebelum sampai ke tujuan air tersebut akan
menguap karena panas bumi. Jadi kalau tanda-tanda tersebut mulai kelihatan,
waspadalah kalau gunung tersebut ada kemungkinan meletus.
4) Tumbuhan di sekitar gunung layu
Banyak hal yang disebabkan oleh aliran magma pada lapisan tanah, sebelum
mengalami erupsi atau gunung tersebut meletus, tentunya tumbuh-tumbuhan sekitar
gunung akan layu, karena akar tumbuhan tersebut kepanasan, bahkan tumbuhan
tersebut bisa mati. Tanda-tanda tersebut bisa anda temukan di sekitaran gunung
berapa dan tentunya menjadi salah satu ciri kalau gunung tersebut akan meletus.
5) Terjadi gempa vulkanik
Tanda-tanda ini yang cukup dirasakan oleh penduduk yang berada di sekitaran
gunung yang akan meletus, semua terjadi karena magma yang berada dalam perut
bumi, magma yang semakin aktif selain menimbulkan panas, suara gemuruh dan juga
getaran-getaran sehingga sering terjadi gempa dengan intensitas yang cukup tinggi.
Getaran yang sampai pada permukaan bumi tidak terlalu besar pada umumnya lebih
kecil dari gempa tektonik
6) Terdengar suara gemuruh
Suara gemuruh yang keluar dari gunung berapi tersebut intensitasnya akan
semakin sering, jika gunung tersebut akan meletus ini, tanda-tanda atau ciri-ciri
tersebut perlu diwaspadai karena peningkatan aktivitas magma yang berada di perut
bumi. Suara gemuruh tersebut biasanya terjadi pada malam hari, bisa mencapai
puluhan kali, sebelum akhirnya terjadi letusan ataupun erupsi.
7) Keluar awan panas
Tanda-tanda atau ciri berikutnya gunung akan meletus adalah keluarnya awan
panas. Kepulan asap yang keluar dari kawah gunung tersebut menandakan aktivitas
magma semakin tinggi dan sudah siap untuk meletus. Warna asap atau awan yang

9
keluar terkadang coklat ataupun putih dengan kepulan asap yang sangat besar, awan
tersebut adalah awan panas yang berasal dari magma yang uapnya keluar dari kawah
gunung. Awan panas tersebut sangat berbahaya bisa membinasakan apa saja.
8) Hujan Abu
Turunya hujan abu ini merupakan tanda-tanda kalau gunung berapi tersebut akan
meletus ataupun sudah mengalami erupsi dan mungkin juga akan mengalami letusan
yang lebih besar dari sebelumnya. Ini adalah ciri-ciri ekstrim yang perlu diwaspadai.
Hujan Abu tersebut seperti awan panas, abu tersebut berasal dari perut bumi terbawa
saat letusan, karena cukup ringan abu tersebut mudah diterbangkan kemana saja
sesuai arah angin sehingga jangkauan hujan abu bisa jauh kemana-mana

Dampak letusan gunung berapi setiap bencana alam pasti membawa dampak
tersendiri yang dirasakan oleh penduduk yang berada disekitar bencana. Biasanya
bencana alam identik dengan dampak negatif namun tidak demikian terjadi pada
letusan gunung berapi yang justru membawa dampak positif disamping terdapat juga
efek negatifnya. Berikut ini adalah dampak letusan gunung berapi baik yang positif
maupun negatif :
a. Dampak negatif
Berikut adalah penjelasan mengenai dampak negatif mengenai letusan gunung
berapi :
1) Asap dan debu yang banyak keluar saat sebelum ataupun sesudah letusan dapat
menyebabkan ISPA bagi masyarakat yang tinggal didekat lokasi bencana.
2) Dengan meletusnya gunung berapi, maka otomatis segala aktivitas penduduk
menjadi lumpuh sehingga ekonomi tidak berjalan dengan semestinya
3) Lava dan lahar akan merusak semua yang dilaluinya seperti hutan, sungai, lahan
pertanian maupun pemukiman penduduk.
4) Karena lahar merusak hutan sekitar maka akan mempengaruhi ekosistem hayati
wilayah tersebut.
5) Terjadinya pencemaran udara karena saat terjadi letusan, gunung berapi
mengeluarkan debu dan gas gas beracun yang mengandung Sulfur dioksida,
Hidrogen sulfida, Nitrogen dioksida.

10
6) Menganggu parawisata yang terdapat pada titik tertentu yang mana sebelum
terjadinya bencana menjadi tujuan destinasi wisata. Dengan letusan gunung
berapi, beberapa lokasi wisata ditutup sehingga menghambat laju ekonomi.
b. Dampak positif
Berikut adalah penjelasan mengenai dampak positif pada letusan gunung berapi :
1) Saat terjadi letusan, banyak batu batu berbagai ukuran yang dimuntahkan gunung
yang mana dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai bahan bagunan.
2) Besarnya volume material vulkanik selama letusan berlangsung ternyata
membawa berkah tersendiri bagi masyarakat sekitar karena memiliki profesi baru
yakni sebagai penambang pasir.
3) Tanah tanah sekitar gunung yang terkena material letusan akan semakin subur,
tentu saja hal ini sangat menguntungkan para petani dimana mereka tidak perlu
mengeluarkan biaya lagi untuk membeli pupuk.
4) Setelah gunung meletus, biasanya muncul mata air makdani yaitu mata air yang
kaya dengan kandungan mineral.
5) Selain itu muncul pula sumber air panas / geyser baru secara bertahap dan
periodik, hal ini tentu saja dapat dimanfaatkan masyarakat untuk kesehatan kulit.
6) Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi sangat potensial untuk
dijadikan pembangkit listrik tenaga panas bumi yang tentu saja bernilai
ekonomis.

D. Perencanaan dalam menghadapi kondisi bencana gunung meletus (Mitigasi)


Gunung berapi atau gunung api adalah bentuk timbunan (kerucut dan lainnya)
dipermukaan bumi yang dibangun oleh tibunan rempah letusan, atau tempat
munculnya batuan lelehan atau magma/rempah lepas/gas yang berasal dari dalam
bumi. Dalam buku Manajemen Bencana disebutkan upaya-upaya mitigasi bencana
gunung berapi, yaitu:

1) Pemantauan, aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat


pencatat gempa (seismograf).

2) Tanggap Darurat, yaitu mengevaluasi laporan dan data, membentuk tim Tanggap

3) Darurat, mengirimkan tim ke lokasi, melakukan pemeriksaan secara terpadu.

11
4) Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat menjelaskan
jenis dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan
diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.

5) Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan


Geokimia.

6) Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah serta


masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi.

E. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kondisi Gunung Meletus


1) Masyarakat membutuhkan serangkaian kegiatan pemberdayaan secara
menyeluruh, antara kegiatan penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan. Karena,
selama ini masyarakat telah mendapat penyuluhan pelatihan dan bantuan, akan
tetapi untuk program pendampingan yang dibutuhkan tidak diberikan. Akibatnya
kurang mendukung pada keberlanjutan, penigkatan produktivitas dan pemasaran.
2) Masyarakat membutuhkan lembaga koperasi yang memiliki badan hokum
sebagai pusat usaha perekonomian untuk memenuhi kebutuhan permodalan,
bahan baku, dan akses jaringan pemasaran.
3) Masyarakat membutuhkan pelatihan secara periodic dan penguatan kembali
kelompok siaga bencana di tingkat desa.
Tujuan dilakukannya pemberdayaan masyarakat ini adalah :
1. Terwujudnya komitmen masyarakat dalam menghadapi bencana gunung
meletus.
2. Terlaksananya kesiapsiagaan dan kemampuan masyarakat dalam upaya
penanggulangan bencana.
3. Terwujudnya kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam melaksanakan
upaya pengurangan risiko bencana gunung meletus.

F. Permasalahan Kesehatan dan Solusi dalam kondisi gunung meletus


Permasalahan kesehatan yang muncul pada kondisi gunung meletus yaitu
dampak abu gunung api, dapat dibagi menjadi beberapa kategori, antara lain dampak

12
terhadap pernapasan, penyakit mata, iritasi kulit dan dampak tidak langsung akibat
abu gunung api.
a. Dampak terhadap pernapasan
Pada beberapa letusan gunung api, partikel abu sangat halus sehingga
dapat masuk ke paru-paru ketika kita bernapas. Apabila paparan terhadap abu
cukup tinggi, maka orang yang sehatpun akan mengalami kesulitan bernapas
disertai batuk dan iritasi. Beberapa tanda-tanda penyakit pernapasan akut
(jangka waktu pendek) akibat abu gunungapi:
a) Iritasi hidung dan pilek
b) Iritasi dan sakit tenggorokan, kadang disertai dengan batuk kering
c) Untuk penderita penyakit pernapasan, abu gunung api dapat menyebabkan
penyakit menjadi serius seperti tanda-tanda bronkitis akut selama beberapa
hari (seperti: batuk kering, produksi dahak berlebih, mengi dan sesak
napas)
d) Iritasi saluran pernapasan bagi penderita asma atau bronkitis; keluhan
umum dari penderita asma antara lain sesak nafas, mengi dan batuk
e) Ketidaknyamanan saat bernapas
b. Penyakit mata
Iritasi mata merupakan dampak kesehatan umum yang sering dijumpai.
Hal ini terjadi karena butiran-butiran abu yang tajam dapat merusak kornea
mata dan membuat mata menjadi merah. Pengguna lensa kontak diharapkan
menyadari hal ini dan melepas lensa kontak mereka untuk mencegah
terjadinya abrasi kornea. Tanda-tanda umum antara lain:
a) Merasakan seolah-olah ada partikel yang masuk ke mata
b) Mata menjadi sakit, perih, gatal atau kemerahan
c) Mengeluarkan air mata dan lengket
d) Kornea lecet atau tergores
e) Mata merah akut atau pembengkakan kantong mata sekitar bola mata
karena adanya abu, yang mengarah pada memerahnya mata, mata terbakar
dan menjadi sangat sensitif terhadap cahaya.
c. Iritasi kulit

13
Meskipun jarang ditemukan, abu gunungapi dapat menyebabkan iritasi
kulit untuk sebagian orang, terutama ketika abu gunungapi tersebut bersifat
asam. Tanda-tandanya antara lain:
a) Iritasi dan memerahnya kulit.
b) Infeksi sekunder akibat garukan.
d. Dampak tidak langsung akibat abu gunung api
Selain risiko kesehatan jangka pendek dan jangka panjang, dampak tidak
langsung dari hujan abu besar juga harus dipertimbangkan. Hal ini terutama
timbul dari konsekuensi sekunder hujan misalnya:
a) Dampak terhadap jalan
Berkurangnya jarak pandang akibat abu gunungapi dapat menyebabkan
kecelakaan. Bahaya ini diperparah oleh jalan yang ditutupi oleh abu. Tidak
hanya marka jalan yang tertutup oeh abu gunungapi, namun jalanan
menjadi sangat licin baik oleh abu basah maupun licin. Akibatnya,
pasokan bahan kebutuhan dasar masyarakat dapat terhambat.
b) Dampak terhadap ketersediaan sumber daya listrik
Hujan abu dapat menyebabkan pemadaman listrik. Hal ini mungkin
memiliki implikasi bagi kesehatan karena kurangnya pemanasan atau
persyaratan infrastruktur lain yang bergantung pada listrik. Abu basah
memiliki sifat yang konduktif, sehingga sangat penting memastikan
pembersihan alat-alat listrik harus diawali dengan memutus aliran listrik
sebagai prosedur operasi yang aman.
c) Dampak terhadap ketersediaan air bersih
Hujan abu dapat mengakibatkan terkontaminasinya air bersih,
penyumbatan saluran air, serta kerusakan peralatan penyedia air bersih.
Pasokan air terbuka seperti tangki air di rumah-rumah sangat rentan
terhadap hujan abu. Sedikit saja abu yang masuk ke dalam tandon air dapat
mengakibatkan permasalahan kelayakan air minum. Meskipun risiko racun
rendah, pH dapat dikurangi atau disisi lain klorinasi terhambat. Selama dan
setelah hujan abu, ada kemungkinan kekurangan air yang diakibatkan oleh
kebutuhan air ekstra untuk bersih-bersih.
d) Dampak terhadap sanitasi : tidak beroperasinya sistem sanitasi dapat
menyebabkan peningkatan penyakit di wilayah yang terkena hujan abu.

14
e) Resiko atap runtuh
1) Atap bisa runtuh karena beban berat dari abu. Hal ini dapat berakibat
menyebabkan orang terluka bahkan meninggal bagi mereka yang tertimpa.
2) Bahaya atap runtuh ketika sedang membersihkan atap dari abu
gunungapi akibat tambahan beban berat seseorang di atas atap yang sudah
tidak mampu lagi menahan beban tambahan.
3) Pada beberapa letusan, beberapa orang meninggal setelah jatuh dari atap
rumah mereka saat membersihkan abu.
f) Kesehatan hewan
Jika abu terlapis dalam asam fluorida, abu bisa sangat beracun untuk
hewan ternak jika mereka memakan rumput yang tertutup abu dan tanah.

Berikut beberapa solusi yang dapat dilakukan dalam menghadapi


dampak dari letusan gunung berapi, yaitu :
1. Kurangi berkendara
Segera setelah hujan abu, meskipun hanya hujan abu ringan, jarak pandang dan
kualitas udara dapat secara dramatis terkena dampaknya, khususnya akibat
resuspensi abu oleh lalu lintas. Air hujan dapat memperbaiki kualitas udara,
namun ini sifatnya hanya sementara sampai abu menjadi kering kembali. Kami
rekomendasikan agar Anda tidak berkendara maupun tidak keluar rumah setelah
hujan abu. Jika ada harus berkendara, jaga jarak antara kendaraan Anda dengan
kendaraan di depan Anda serta berkendaralah pelan-pelan.
2. Kurangi jumlah abu di dalam rumah
Tutup semua pintu dan jendela selagi memungkinkan.
3. Perlindungan
Untuk kegiatan pembersihan abu gunung api, haruslah selalu menggunakan
masker. Jika masker tidak tersedia, gunakan masker dari kain yang akan
menyaring partikel abu yang menyebabkan iritasi tenggorokan dan mata. Basahi
kain dengan air akan meningkatkan efektivitas penyaringan abu. Penderita
bronkitis, emfisema dan asma dianjurkan untuk tetap berada di dalam ruangan
serta menghindari paparan abu.
4. Perlindungan mata

15
Dalam lingkungan dengan abu gunungapi halus, pakai kacamata atau kacamata
korektif daripada lensa kontak untuk melindungi mata dari iritasi.
5. Air minum
Setelah hujan abu ringan, biasanya aman mengkonsumsi air yang terkontaminasi
abu gunung api, namun akan lebih baik jika kita menyaringnya terlebih dahulu
sebelum mengkonsumsinya. Meskipun demikian, abu akan meningkatkan
kebutuhan klorin untuk mensterilkan air. Hal ini menyebabkan air menjadi tidak
layak minum bila dilihat dari aspek mikrobiologis. Abu pada awalnya membuat
rasa air menjadi tidak enak dan pada akhirnya membuat air tidak aman untuk
dikonsumsi. Cara paling aman adalah dengan mempersiapkan stok air sebelum
terjadinya hujan abu. Persiapkan air minum yang cukup paling tidak untuk satu
minggu (satu galon atau 3-4liter, per orang per hari). Jika Anda bergantung pada
air hujan, tutuplah tangki air dan putus saluran pipa sebelum hujan abu turun.
6. Sayuran yang ditanam di rumah
Sayuran yang tertutup abu gunung api di ladang aman untuk dikonsumsi asal
sebelum dikonsumsi sayuran tersebut harus dicuci dengan air bersih.
7. Pembersihan abu
Berilah sedikit air pada abu gunung api sebelum diangkat menggunakan sekop.
Berhati-hatilah dalam memberikan air pada abu di atas atap, karena dapat
menyebabkan kelebihan beban dan runtuhnya atap. Penyapuan abu gunungapi
kering akan menyebabkan abu terbang ke udara, hal ini harus dihindari.
Menyemprot abu dengan banyak air juga berpengaruh pada ketersediaan air bersih
di daerah yang padat penduduk.

G. Prinsip Penanggulangan Bencana Gunung Meletus


Prinsip penanggulangan bencana saat terjadi gunung meletus:
1. Menyiapkan tempat evakuasi untuk mengungsi saat bencana terjadi
Tempat evakuasi dan jalur evakuasi bila gunung meletus  harus disiapkan, yang
jauh dari jalur turunnya lahar dan lava panas. Ini agar saat meletus bencana benar terjadi
warga dapat melakukan evakuasi agar berada di wilayah aman. Dengan evakuasi, jumlah
korban bencana dapat dikurangi.
2. Memetakan wilayah rawan bencana gunung meletus  

16
Wilayah tertentu di dekat gunung berapi rawan bencana, seperti di dekat lereng
yang merupakan jalur keluarnya lahar dan lava panas. Dengan memetakan daerah rawan
ini, kita bisa melakukan evakuasi untuk mencegah timbulnya korban jiwa.
3. Melakukan pendidikan kepada masyarakat yang berada di dekat gunung berapi
Masyarakat di sekitar wilayah rawan bencana gunung meletus  harus dididik
tentang kemungkinan bahaya dan tindakan apa yang harus dilakukan ketika bencana
terjadi. Hal ini bisa dilakukan melalui penggunaan brosur, ceramah, atau media
elektronik. Warga di daerah yang berpotensi bahaya bencana harus tahu tentang rute dan
tempat evakuasi jika terjadi bencana. Latihan tanggap bencana perlu dilakukan pula untuk
menyiagakan warga.
4. Pemberian pertolongan segera saat gunung meletus  
Dalam gunung meletus, bila sudah terjadi maka perlu segera diberikan bantuan.
Misalnya dengan memberikan bantuan obat dan makanan. hal ini untuk mencegah
dampak susulan bencana, seperti kelaparan dan wabah penyakit.

H. Teknik evakuasi
1. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
2. Bersihkan tempat dari timbunan abu

3. Hindari berkendara didaerah terkena hujan abu, karena bisa merusak mesin motor,
rem, transmisi hingga pengapian

4. Ikuti informasi melalui sumber informasi yang ada (radio/tv) atau kontak instansi
terkait.

5. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar di tempat penampungan (pos kesehatan


lapangan)
6. Memeriksa kualitas air bersih dan sanitasi lingkungan
7. Melaksanakan surveilans penyakit menular dan gizi buruk yang mungkin timbul
8. Segera melapor ke dinkes kabupaten/kota bila terjadi KLB penyakit menular dan gizi
buruk
9. Memfasilitasi relawan, kader dan petugas pemerintah kecamatan dalam memberikan
komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada masyarakat luas, bimbingan pada
kelompok serta konseling pada individu yang berpotensi mengalami gangguan stress
pascatrauma.

17
10. Merujuk penderita yang tidak dapat ditangani dengan konseling awal dan
membutuhkan konseling lanjut, psikoterapi atau penanggulangan lebih spesifik

I. Perawatan Saat Dan Setelah Bencana Gunung Meletus


Saat terjadi letusan gunung api

Biasanya saat terjadi letusan terdapat bunyi sirine sebagai tanda peringatan.
Jika Anda tinggal di area yang masuk daerah rawan, bergegaslah menuju titik kumpul
sambil membawa perlengkapan darurat yang sudah disiapkan sebelumnya dan
lakukan proses evakuasi sesuai dengan instruksi yang diarahkan petugas.

Perhatikan instruksi darurat saat terjadi letusan dengan baik dan seksama.
Instruksi ini akan mengarahkan Anda harus dievakuasi ke tempat lain atau dapat tetap
berada di tempat karena efeknya diketahui tak begitu besar. Korban letusan biasanya
banyak berjatuhan akibat tidak mengindahkan instruksi darurat ini.

Meski kelihatannya aman tinggal di rumah dan menunggu letusan, hal itu bisa
sangat berbahaya. Pasalnya, gunung berapi memuntahkan gas panas, abu, lahar, dan
batu yang sangat merusak. Jadi, jangan pernah abaikan instruksi darurat yang
diberikan petugas berwenang.
Berikut ini beberapa hal yang harus perhatikan ketika sedang terjadi letusan
gunung berapi.
1. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, dan aliran lahar.
2. Jauhi daerah yang mengarah angin dari gunung berapi untuk menghindari hujan abu.
3. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti baju lengan panjang, celana
panjang, topi, dan lainnya.
4. Gunakan kacamata dan jangan memakai lensa kontak.
5. Pakai masker atau kain untuk menutup mulut dan hidung.
Setelah terjadi letusan gunung berapi
1. Pastikan Anda tetap menyalakan radio untuk mengetahui situasi terkini. Jika Anda
salah satu penduduk yang tidak dinstruksikan mengungsi, pastikan Anda tetap berada
di dalam rumah hingga Anda mendengar kabar bahwa telah aman bagi Anda dan
keluarga untuk keluar rumah.
2. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu karena abu vulkanik mengandung partikel-
partikel kecil yang bisa merusak paru-paru.
18
3. Jika situasi dirasa sudah aman, bersihkan atap rumah dari timbunan abu karena
timbunan abu yang menumpuk pada atap bisa merusak atau meruntuhkan atap
bangunan.
4. Jangan menyalakan AC atau membuka ventilasi rumah sebelum abu vulkanik benar-
benar dibersihkan.
5. Mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin
kendaraan seperti rem, persneling, hingga knalpot.

J. Pemenuhan kebutuhan
1) Bantuan Tempat Penampungan / Hunian Sementara
Bantuan penampungan/hunian sementara diberikan dalam bentuk tenda-tenda,
barak atau gedung fasilitas umum/sosial, seperti tempat ibadah, gedung olah raga,
balaidesa,
dan sebagainya, yang memungkinkan untuk digunakan sebagai tempat tinggal
sementara.
2) Bantuan Pangan
Bantuan pangan diberikan dalam bentuk bahan makanan, atau masakan yang
disediakan oleh dapur umum. Penyelenggaraan Dapur Umum dilakukan apabila
tidak memungkinkan bantuan mentah untuk korban bencana. Penyelenggaraan
Dapur Umum untuk melayani kebutuhan makan para penderita / korban bencana
bukan monopoli kegiatan penaggulangan tapi jadi bagian yg sangat penting dalam
penanggulangan bencana.
3) Bantuan Non Pangan
Bantuan non pangan diberikan kepada korban bencana dalam status pengungsi di
tempat hunian sementara pada pasca tanggap darurat, dalam bentuk:
a) Peralatan Memasak dan Makan Masing-masing rumah tangga korban bencana
dapat memperoleh bantuan peralatan memasak dan perlengkapan untuk
makan.
b) Kompor, Bahan Bakar, dan Penerangan
Masing-masing rumah tangga korban bencana dapat memperoleh sarana
memasak, yaitu kompor dan pasokan bahan bakar dan lampu penerangan
secara memadai.
c) Alat-alat dan Perkakas

19
Korban bencana dapat memperoleh bantuan alat-alat dan perkakas untuk
memperbaiki hunian sementara.
4) Bantuan Sandang
a) Perlengkapan Pribadi Perlengkapan pribadi merupakan kebutuhan manusia
yang sangat penting untuk melindungi diri dari iklim, memelihara kesehatan
serta mampu menjaga privasi dan martabat.
b) Kebersihan Pribadi Tiap rumah tangga memperoleh kemudahan mendapatkan
bantuan sabun mandi dan barang-barang lainnya untuk menjaga kebersihan,
kesehatan, searta martbat manusia.
5) Bantuan Air Bersih dan Sanitasi
a) Bantuan Air Bersih
Diberikan dalam bentuk air yang kualitasnya memadai untuk kebersihan
pribadi maupun rumah tangga tanpa menyebabkan risiko yang berarti terhadap
kesehatan. Bantuan air bersih diberikan dalam bentuk sumber air beserta
peralatannya.
b) Bantuan Air Minum
Diberikan dalam bentuk air yang dapat diminum langsung atau air yang
memenuhi persyaratan kesehatan untuk dapat diminum.
c) Bantuan Sanitasi
Diberikan dalam bentuk pelayanan kebersihan dan kesehatan lingkungan
yang berkaitan dengan saluran air (drainase), pengelolaan limbah cair dan
limbah padat, pengendalian vektor, serta pembuangan tinja.
d) Bantuan Pelayanan Kesehatan
Korban bencana, baik secara individu maupun berkelompok, terutama
untuk kelompok rentan, dapat memperoleh bantuan pelayanan kesehatan.

K. RANGE KEJADIAN GUNUNG MELETUS


20
a) Zona Aman ( Di Atas 10km Dari Kawah Aktif )
Biasanya, area ini hanya terpengaruh oleh letusan yang sifatnya luar biasa.
Letusan ersebut biasanya terjadi dalam jangka waktu beberapa dekade dalam
suatu tempat. Risiko yang dimunculkan akibat vulkanik terhadap properti pun
tergolong kecil, sehingga zona ini tergolong aman untuk dihuni.
b) Zona Rendah Risiko ( 3km Hingga 10km )
Salah satu daerah yang termasuk zona ini adalah desa-desa yang berada di
sekitar gunung Merapi Indonesia. Letusan luar biasapun masih mempengaruhi
zona ini, sehingga memunculkan risiko yang terlalu besar untuk rumah dan
properti yang dibangun di daerah ini.
c) Zona Medium Risiko ( 300 m Hingga 3 Km )
Risiko cedera atau kematian akibat letusan gunung berapi di zona ini
sebanding dengan kegiatan lain yang mengandung risiko. Walaupun berbahaya,
area ini menjadi area yang menarik bagi pengamat gunung api atau ahli
vulkanologi, karena memungkinkan untuk melihat aktivitas vulkanik gunung
berapi sekaligus membatasi risiko pada tingkat yang nyaman bagi kebanyakan
orang.
d) Zona Risiko Tinggi ( 100m hiingga 300m )
Di area ini, peluang untuk terluka bahkan terbunuh cukuplah besar. Biasanya,
area tersebut sering dipengaruhi oleh fenomena erupsi yang ditunjukkan oleh
gunung berapi. Zona risiko tinggi biasanya ditandai dengan area dimana proyektil
vulkanik jatuh secara teratur. Zona ini bisa meluas menjadi beberapa km jauhnya
dari gunung berapi apabila terdapat banyak bebatuan piroklastik yang berjalan
melalui lembah di dekatnya.

21
e) Zona Risiko Ekstrim ( 100m dari Kawah Aktif )
Zona ini bisa dianggap zona kematian, sehingga tidak cocok sebagai habitat
kehidupan. Zona ini bahkan menimbulkan resiko gempa bumi intra kawah, suhu
yang ekstrim, gas beracun serta daerah yang tidak stabil. Anak Gunung Krakatau
dan puncak Gunung Sumeru adalah contoh dari zona ini.

BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Bencana adalah suatu kejadian yang ekstrim dalam lingkungan alam atau
manusia yang merugikan atau mempengaruhi kehidupan manusia, harta benda atau
aktivitas sampai pada tingkat yang menimbulkan bencana. Menurut United National
Development Program (UNDP).
Gunung meletus adalah peristiwa keluarnya endapan magma dari dalam perut
bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Letusan gunung berapi adalah bagian dari aktivitas vulkanik yang disebut
erupsi. Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif.
22
Erupsi dimulai ketika pada batas lempeng bumi terjadi perubahan tekanan dan suhu
yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material disekitarnya, yaitu cairan
pijar (magma). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah melalui rekahan-rekahan,
lalu keluar mendekati permukaan bumi (BPBD Kulon Progo, 2015).
Faktor Penyebab Kondisi Bencana gunung meletus :
1) Peningkatan kegempaan vulkanik
2) Suhu kawah meningkat secara signifikan
3) Terjadinya deformasi badan gunung
4) Lempeng lempeng bumi yang saling berdesakan
5) Akibat tekanan yang sangat tinggi
Tanda dan gejalanya Suhu pada kawah dan sekitar gunung
meningkat,Binatang hutan turun gunung,Sumber air mongering,Tumbuhan di sekitar
gunung layu,Terjadi gempa vulkanik,Terdengar suara gemuruh,Keluar awan
panas,Hujan Abu.
B. Saran
Sebaiknya di setiap gunung api yang masih aktif ada pos pengawasan yang
dilengkapi dengan alat-alat pemantauan yang akurat. Informasikan atau komukasikan
segala tanda bahaya yang diperoleh sedini mungkin kepada masyarakat atau melalui
kepala desa masing-masing.Buat sirene tanda bahaya untuk mengingatkan penduduk
untuk segera mengungsi bila keadaaan tambah gawat.Pembuatan sungai yang khusus
untuk aliran lahar dan membuat tanggul yang kokoh untuk melindungi desa dari aliran
lahar.

Lampiran

GAMBAR KEADAAN BENCANA GUNUNG MELETUS

23
24
DAFTAR PUSTAKA

Aminudin, (2013). Mitigasi dan Kesiapsiagaan Bencana Alam. Bandung: Angkasa

25
Anonim (2008), Memahami Bencana Informasi Tindakan Masyarakat Memgurangi
Risiko Bencana. Jakarta : Badan Informasi, Dept. Kominfo
Anonim, (2006). Pengembangan Framework untuk Mengukur Kesiapsiagaan
Masyarakat Terhadap bencana Alam. LIPI-UNESCO/ISDR
Anonim. (2001). Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi Nomor 2
Tahun 2001 Tentang Pedoman Umum Penangulangan dan penanganan Pengungsi.
Sekertaris Badan Kooridasi Nasional
Anonim. (2004). Mitigasi becana yang Efektif. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Jawa Barat
Anonim. (2007). Keputusan Mentri Pekerjaan Umum No.21 tahun 2007 Tentang
Pedomaan Penaataan Ruang Kawasan Rawan bencana Letusan Gunung Berapi dan
Gempa, Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum, Direktoraat Jendral Penataan Ruang.

Anonim. (2008). Memahami Bencana, LIPI-UNESCO/ISDR

Azwar, Saifuddin (1995). Sikap Manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Badan Penangulangan Bencana. (2010). Bencana di Indonesi. BNPB

Bahari, Hamid (2014). Ensklopedia Gunung Berapi Seduia. Jakarta : Diva Press

BAKORNAS PB Nomor 2. (2001), Pedoman Umum Penangulangan dan Penanganan


Pegungsi. Jakarta : Sekertaris Badan Koordinasi Nasional Penangulangan Bencana
dan Penanganan Pengungsi
Darmadi, Hamid. (2013). Metode Penelitian pendidikan dan Sosial. Bandung:
Alfabeta
Ferrinadewi, Erna. (2008). Merek dan Psikologi Konsumen. Yogyakarta : Graha Ilmu.

26

Anda mungkin juga menyukai