MPKP SUPERVISI
MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI PAVILIUN 2 RSK BUDI RAHAYU BLITAR
Disusun Oleh :
1. Desi Setya Ningrum (16Ns11014)
2. Iwit Ari Dewi (1912045)
3. Reka Dwi Intan (16Ns11029)
4. Samsiyah (1912048)
5. Tri Widarti (1912047)
6. Yosephine Meidila W. (20Ns12001)
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan supervisi, maka mahasiswa mampu
mengkomunikasikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan klien dengan
baik, sehingga kesinambungan informasi mengenai keadaan klien dapat
dipertahankan.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengorganisasikan staf dan pelaksanaan keperawatan
b. Melatih staf dan pelaksana keperawatan terhadap klien
c. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan
mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan
keperawatan.
d. Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Perawat
a. Mengatur dan mengorganisir proses pemberian pelayanan
keperawatan yang menyangkut pelaksanaan kebijakan pelayanan
keperawatan tentang standar asuhan yang telah disepakati.
b. Menilai dalam memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pemberian pelayanan asuhan keperawatan.
c. Mengkoordinasikan, menstimuli, dan mendorong ke arah peningkatan
kualitas asuhan keperawatan.
d. Membantu (assisting), memberi support (supporting) dan mangajak
untuk diikutsertakan (sharing).
1.3.2 Bagi Klien
Klien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Supervisi adalah upaya untuk membatu pembinaan dan
peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat
melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif
(Sudjana D, 2004).
Arief (1987) merumuskan supervisi sebagai suatu proses kegiatan
dalam upaya meningkatkan kemampuan dan ketrampilan tenaga pelaksana
program, sehingga program itu dapat terlaksana sesuai dengan proses dan
hasil yang diharapkan.
Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan
pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor
mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan dan
peralatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat (Depkes,
2000).
Supervisi adalah meliputi segala bantuan dari pemimpin/
penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk perkembangan para
perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan.
Kegiatan supervisi semacam ini adalah merupakan dorongan, bimbingan dan
kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan para perawat.
Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya
adalah mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama (H. Burton,
dalam Pier AS, 1997 : 20).
Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-
sumber yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai
tujuan.
Supervisi diartikan sebagai pengamatan atau pengawasan secara
langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya rutin (Prajudi
Atmosudiro, 1982).
Supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber yang
diperlukan untuk penyelesaian tugas-tugasnya (Swansburg, 1999).
Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing,
mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai,
mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil
serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan asuhan
keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh
sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat (Thora Kron,
1987).
Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam
pelaksanaannya supervisi bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf
keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bersama para
perawat bagaimanan memperbaiki proses keperawatan yang sedang
berlangsung. Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan
sebagai pelaksanan pasif, melainkan diperlukan sebagai patner kerja yang
memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai
dan diikutsertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses keperawatan. Dengan
demikian supervisi diartikan sebagai suatu aktifitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para tenaga keperawatan dan staf lainnya
dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Supervisor harus mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja
yang nyaman. Ini tidak hanya meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana
kerja diantara para tenaga keperawatan dan tenaga lainnya. Juga meliputi
jumlah persediaan dan kelayakan peralatan agar memudahkan pelaksanaan
tugas. Lingkungan yang s]ehat bila dapat memberikan rasa bebas dan
keinginan untuk bekerja lebih baik. Supervisor juga mengusahakan semangat
kebersamaan dengan lebih menekankan “kita” daripada “saya”.
Pada suatu saat supervisor akan memerlukan bantuan dalam
mengambil keputusan melalui pengamalan dalam tugas untuk menemukan
metoda yang lebih baik guna melaksankan pendelegasian tugas dalam
kelompok kerja, tentu memerlukan dukungan dari anggota kelompok.
Walaupun supervisor memperhatikan kondisi dan hasil kerja, tetapi perhatian
utama ialah manusianya, untuk itu harus mengenal tiap individu dan mampu
merangsang agar tiap pelaksana mau meningkatkan diri. Salah satu tujuan
utama dari supervisi adalah orientasi, latihan dan bimbingan individu,
berdasarkan kebutuhan individu dan mengarah pada pemanfaatan
kemampuan dan pengembangan ketrampilan yang baru.
Dalam pelaksanaan supervisi, supervisor membuat suatu
keputusan tentang suatu pekerjaan yang akan dilaksanakan, kemudian siapa
yang akan melaksanakan. Untuk itu supervisor perlu memberikan penjelasan
dalam bentuk arahan kepada para pelaksana.
2.2 Kompetensi
Seorang supervisor harus memiliki kemampuan dalam :
a. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat
dimengerti oleh staf dan pelaksana keperawatan.
b. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf/pelaksana
keperawatan
c. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan
pelaskanaan keperawatan
d. Proses kelompok (dinamika kelompok)
e. Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan
pelaksanaan keperawatan
f. Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat
g. Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan lebih baik.
2.3 Manfaat
a. Dalam keperawatan fungsi supervisi adalah untuk mengatur dan
mengorganisir proses pemberian pelayanan keperawatan yang
menyangkut pelaksanaan kebijakan pelayanan keperawatan tentang
standar asuhan yang telah disepakati.
b. Fungsi utama supervisi modern adalah menilai dalam memperbaiki
factor-factor yang mempengaruhi proses pemberian pelayanan asuhan
keperawatan.
c. Fungsi utama supervisi dalam keperawatan adalah mengkoordinasikan,
menstimuli, dan mendorong ke arah peningkatan kualitas asuhan
keperawatan.
d. Fungsi supervisi adalah membantu (assisting), memberi support
(supporting) dan mangajak untuk diikutsertakan (sharing).
2.4 Prinsip
Prinsip-prinsip supervisi dalam keperawatan adalah :
a. Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi
b. Kegiatan yang direncanakan secara matang
c. Bersifat edukatif, supporting dan informal
d. Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksanaan keperawatan
e. Membentuk suatu kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf
dan pelaksana keperawatan.
f. Harus objektif dan sanggup mengadakan “self evaluation”.
g. Harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan kelebihan
masing-masing
h. Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan
kebutuhan.
i. Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan.
j. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi.
k. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, ketrampilan
hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip
manajemen dan kepemimpinan.
l. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan dinyatakan
melalui petunjuk, peraturan, uraian tugas dan standart.
m. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokrasi antara supervisor
dan perawat pelaksana.
n. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang
spesifik.
o. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif,
kreatifitas dan motivasi.
p. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdaya guna dalam
pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat dan
manajer.
2.5 Karakteristik
Untuk dapat melaksanakan supervisi dengan baik diperlukan beberapa syarat
atau karakteristik yang harus dimiliki oleh pelaksana supervisi atau
supervisor (Azwar, 1996) adalah :
a. Sebaiknya pelaksana supervisi adalah atasan langsung dari yang
disupervisi atau apabila tidak mungkin dapat ditunjuk staf khusus dengan
batas-batas wewenang dan tanggungjawab yang jelas.
b. Pelaksana supevisi harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang
cukup untuk jenis pekaryaan yang disupervisi
c. Pelaksana supervisi harus memiliki ketrmpilan melakukan supervisi
artinya memahami prinsip-prinsip pokok serta tekhnik supervisi
d. Pelaksana supervisi harus mempnyai sifat edukatif, suportif, dan bukan
otoriter
e. Pelaksana harus mempunyai waktu yang cukup, tidak tergesa-gesa
melainkan secara sabar berupaya meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap bawahan yang disupervisi
Dalam keperawatan, supervisi yang baik apabila memiliki karekteristik :
a. Mencerminkan kegiatan asuhan keprawatan yang sesungguhnya
b. Mencerminkan pola organisasi/struktur organisasi keperawatan yang ada
c. Kegiatan yang berkesinambungan yang teratur atau berkala
d. Dilaksanakan oleh atasan langsung (Kepala unit/Kepala Ruangan atau
penanggung jawab yang ditunjuk).
e. Menunjukkan kepada kegiatan perbaikan dan peningkatan kualitas
asuhan keperawatan
2.6 Alur Supervisi
Kasi Perawatan
Supervisi
Delegasi
Fair PP PP
Feed Back
Follow Up, pemecahan
masalah, reward
3. Frekuensi
Supervisi harus dilakukan dengan frekuensi yang berbeda.
Supervisi yang dilakukan hanya sekali, bukanlah supervisi yang baik.
Tidak ada pedoman yang pasti tentang seberapa sering supervisi
dilakukan. Pegangan umum yang digunakan bergantung pada derajat
kesulitan pekaryaan yang dilakukan serta sifat penyesuaian yang akan
dilakukan.
Menurut Nurssalam (2002) dalam melakukan supervisi yang tepat
supervisor harus bias menentukan kapan dan apa yang perlu dilakukan
supervisi dan bantuan. Sepanjang control/supervisi penting, bergantung
pada bagaimana staf melihatnya:
a. Overcontrol. Control ysng terlalu berlebihan akan merusak delegasi
yang diberikan sehingga staf tidak akan dapat memikul
tanggungjawabnya.
b. Undercontrol. Control yang kurang juga akan berdampak buruk
terhadap delegsi, dimana staf akan tidak produktif melaksanakan
tugas limpah dan berdampak secara signifikan terhadap hasil yang
diharapkan. Hal ini akan berdampak terhadap pemborosan waktu
dan anggaran yang sebenarnya dapat dihindarkan. Berikan
kesempatan waktu
4. Tujuan
Tujuan supervise adalah memberikan bantuan kepada bawahan
secara langsung, sehingga bawahan memiliki bekal yang cukup untuk
dapat melaksanakan tugas atau pekaryaan dengan hasil yang baik :
Menurut WHO (1999) tujuan pengawasan adalah :
a. Menjamin bahwa pekaryaan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan dalam tempo yang diberikan dengan menggunakan
sumber daya yang tersedia.
b. Memungkinkan pengawas menyadari kekurangan-kekurangan para
petugas kesehatan dalam hal kemampuan, pengetahuan dan
pemahaman serta mengatur pelatihan yang sesuai.
c. Memungkinkan para pengawas mengenali dan memberi penghargaan
atas pekaryaan yang baik dan mengenali staf yang layak diberikan
kenaikan jabatan dan pelatihan lebih lanjut.
d. Memungkinkan manajemen bahwa sumber yang disediakan bagi
petugas telah cukup dan dipergunakan dengan baik.
e. Memungkinkan manajemen menetukan penyebab kekurangan pada
kinerja tersebut.
Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman,
ini tidak hanya meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja
diantaranya para tenaga keperawatan dan tenaga lainnya , juga meliputi
jumlah persediaan dan kelayakan perawatan agar memudahkan
pelaksanaan tugas. Oleh karena itu tujuan supervisi adalah :
a. Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan
b. Melatih staf dan pelaksana keperawatan
c. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan
mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan
keperawatan.
d. Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan.
e. Pemenuhan dan peningkatan pelayananan pada klien dan keluarga
yang berfokus pada kebutuhan, ketrampilan dan kemampuan perawat
dalam melaksanakan tugas.
5. Tekhnik
Kegiatan pokok pada supervise pada dasarnya mencakup empat hal
yang bersifat pokok, yaitu: (1) menetapkan masalah dan prioritas, (2)
menetapkan penyebab masalah dan jalan keluarnya, (3) melaksanakan
jalan keluar, dan (4) menilai hasil yang dicapai untuk tindak lanjut
berikutnya
Untuk dapat melaksanakan supervise yang baik ada 2 tehnik yaitu:
a. Pengamatan langsung
Pengamatan yang langsung dilaksanakan supervise dan harus
memperhatikan :
1) Sasaran pengamatan
Pengamatan langsung yang tidak jelas sasarannya, dapat
menimbulkan kebingungan. Untuk mencegah keadaan ini maka
pengamataan langsung ditujukan pada sesuatu yang bersifat
pokok dan strategis saja.
2) Objekifitas pengamatan
Pengamatan langsung yang tidak terstandardisasi dapat
mengganggu objektifitas. Untuk mencegah keadaan seperti ini,
maka diperlukan suatu daftar isianatau checklist yang telah
dipersiapkan
3) Pendekatan pengamatan
Pengamatan langsung sering menimbulkan berbagai dampak dan
kesan negative, misalnya, rasa takut, tidak senang atau kesan
mengganggu pekaryaan. Dianjurkan pendekatan pengamatan
dilakukan secara edukatif dan suportif, bukan kekuasaan atau
otoriter.
b. Kerjasama
Keberhasilan pemberian bantuan dalam upaya meningkatkan
penampilan bawahan dalam supervise, perlu terjalin kerjasama antara
supervisor dengan yang disupervisi. Kerjasama tersebut akan
terwujud bila terjalin komunikasi yang baik, sehingga mereka yang
disupervisi merasakan masalah yang dihadapi adlah juga masalah
mereka sendiri.
3.1 Pelaksanaan
Kegiatan supervisi tindakan pemasangan infus akan dilaksanakan pada:
Hari/ tanggal : Sabtu/29 Agustus 2021
Waktu : 12.00
Tempat : Paviliun 2 RSK Budi Rahayu Blitar
Topik : Supervisi peran perawat dalam tindakan pemasangan
infus
Supervisor : Natalusia Rihardini, S. Kep., Ns
Sasaran : Pasien
3.6 Evaluasi
1. Struktur:
1) Menentukan penanggungjawab supervisi keperawatan
2) Menyusun konsep supervisi keperawatan.
3) Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
4) Menentukan materi supervisi.
5) Persiapan alat dan pasien
2. Proses:
1) Melaksanakan supervisi keperawatan oleh Karu kepada PPJA dan PP
2) PPJA dan PP melaksanakan tugas sesuai dengan diskripsi tugas masing-
masing
3) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
4) Karu mengisi lembar penilaian sesuai petunjuk teknis pengisian
3. Hasil:
1) Mahasiswa mampu melaksanakan supervisi secara optimal.
2) Supervisi dilaksanakan sesuai dengan rencana
3) Supervisor mengevaluasi hasil supervisi dan memberikan reward pada
PPJA dan PP
MANEJEMEN KEPERAWATAN
MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKes PATRIA HUSADA BLITAR
PPJA
1. Melakukan cross check kelengkapan pemasangan infus
2. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur
pemasangan infus yang akan dilaksanakan
3. Mendelegasikan pada PP untuk melakukan pemasangan infus
Melakukan langkah-langkah pemasangan infus:
a) Menyiapkan lingkungan yang aman dan nyaman
b) Memasang sketsel
c) Membawa alat-alat ke dekat pasien
d) Mencuci tangan
e) Mengatur letak baring pasien
f) Periksa larutan dengan tekhnik 6 benar
g) Buka set infuse dengan memperhatikan sterilitas
h) Tempatkan klem rol kurang lebih 2-5 cm dibawah ruang drip dan
gerakkan klem rol pada posisi off
i) Tusukkan set infus kedalam botol. Alirkan cairan kedalam selang
dengan menekan ruang drip
j) Yakinkan selang bersih dari udara
k) Pakai sarung tangan disposible
l) Menyiapkan area yang akan ditusukMenutup jarum infus dengan
penutupnya lalu diplesterkan ke tiang infus
m) Memasang Pengalas dibawah anggota badan yang akan dipasang
infus
n) Bendung dengan menggunakan torniquet
o) Menghapus hamakan kulit dengan kapas alkohol
p) Menusukkan jarum infus ke vena dengan lubang jarum menghadap
ke atas
q) Torniquet dilepas bila darah sudah masuk selang
r) Menutup bagian yang ditusuk dengan kassa steril yang sudah
diberi betadin
s) Pasang selang infus dengan venflon
t) Menghitung tetesan infus sesuai dengan kebutuhan
u) Fiksasi selang infus
v) Merapikan pasien
w) Membereskan alat
x) Perawat cuci tangan
y) Mendokumentasikan tindakan
Dilakuka
Aspek n Keterang
Parameter Bob
Penilaian Y Tida an
ot
a k
Persiapan A. Menyiapkan Alat Steril.
1. Inf 1
us Set Steril 1
2. KassaSteril. 1
3. Bak Injeksi. 1
4. Spuit sesuai kebutuhan
2
Sikap perawat pada waktu injeksi: 2
1. Komunikasi.
2. Kerjasama.
3. Tanggung Jawab.
4. Kewaspadaan
Evaluasi:
1. Mengevaluasi lokasi
penyuntikan dan kelancaran
tetesan.
2. Mengevaluasi kenyamanan
posisi.
3. Mengobservasi kemungkinan
plebitis.
Total Nilai 90
Kriteria:
Baik : 75-90
Cukup : 50-75
Kurang : < 50
Blitar,
Kepala ruangan
( )
PENDIDIKAN PRAKTIK PROFESI NERS
MANEJEMEN KEPERAWATAN
STIKes PATRIA HUSADA BLITAR
Aspek Dilakukan
Parameter Keterangan
Penilaian Ya Tidak
Tugas 1. Membuat jadwal rencana
PPJA pemasangan infus.
2. Mengkomunikasikan dan
mengkoordinasikan
pemasangan infus.
Sikap Meliput:
1. Komunikasi.
2. Kerjasama.
3. Tanggung Jawab.
4. Kewaspadaan
Blitar,
Kepala ruangan
( )
PENDIDIKAN PRAKTIK PROFESI NERS
MANEJEMEN KEPERAWATAN
STIKes PATRIA HUSADA BLITAR
Hari/Tanggal : Supervisor :
Yang disupervisi : Ruangan :
Masalah Solusi Follow Up