Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL

MPKP SUPERVISI
MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI PAVILIUN 2 RSK BUDI RAHAYU BLITAR

Disusun Oleh :
1. Desi Setya Ningrum (16Ns11014)
2. Iwit Ari Dewi (1912045)
3. Reka Dwi Intan (16Ns11029)
4. Samsiyah (1912048)
5. Tri Widarti (1912047)
6. Yosephine Meidila W. (20Ns12001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES PATRIA HUSADA
BLITAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengoptimalan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi
mandiri merupakan satu upaya dalam meningkatkan profesionalisme
pelayanan keperawatan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan
tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan
pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan
yang terjadi. Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan dirasakan
sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang ada
harus bersifat kondusif dengan belajar tentang konsep pelayanan
keperawatan dan langkah-langkah konkret dalam pelaksanaanya. Langkah-
langkah tersebut dapat berupa penataan ketenagaan dan pasien, penerapan
MPKP dan perbaikan dokumentasi keperawatan.
Dalam era globalisasi berusaha meningkatkan kualitas mutu pelayanan
kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Salah satu indikator untuk
menjaga kualitas pelayanan adalah peningkatan kinerja perawat pelaksana.
Agar kinerja perawat pelaksana meningkat dilakukan kegiatan supervisi
secara kontinyu. Supervisi adalah suatu usaha untuk meningkatkan kinerja
dengan cara merencanakan, mengarahkan, menilai, dan melatih dalam setiap
kegiatan supervisi, terhadap perawat pelaksana dalam memberikan Asuhan
Keperawatan. Pelatihan supervisi tentang peran supervisor sebagai
perencana, pengarah, penilai dan pelatih telah pernah dilakukan kepada para
supervisor.
Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang penting dalam manajemen
serta keseluruhan tanggung jawab pemimpin. Pemahaman ini juga ada dalam
manajemen keperawatan. Untuk mengelola asuhan keperawatan dibutuhkan
kemampuan manajemen dari Perawat profesional. Oleh karena itu sebagai
seorang manajer keperawatan atau sebagai Perawat profesional diharapkan
mempunyai kemampuan dalam supervisi dan evaluasi.
Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing pengarahan (dalam
fungsi manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segala
kegiatan yang telah diprogram dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar.
Supervisi secara langsung memungkinkan manajer keperawatan menemukan
berbagai hambatan/permasalahan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di
ruangan dengan mencoba memandang secara menyeluruh faktor-faktor yang
mempengaruhi dan bersama dengan staf keperawatan untuk mencari jalan
pemecahannya.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan supervisi, maka mahasiswa mampu
mengkomunikasikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan klien dengan
baik, sehingga kesinambungan informasi mengenai keadaan klien dapat
dipertahankan.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengorganisasikan staf dan pelaksanaan keperawatan
b. Melatih staf dan pelaksana keperawatan terhadap klien
c. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan
mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan
keperawatan.
d. Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Perawat
a. Mengatur dan mengorganisir proses pemberian pelayanan
keperawatan yang menyangkut pelaksanaan kebijakan pelayanan
keperawatan tentang standar asuhan yang telah disepakati.
b. Menilai dalam memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pemberian pelayanan asuhan keperawatan.
c. Mengkoordinasikan, menstimuli, dan mendorong ke arah peningkatan
kualitas asuhan keperawatan.
d. Membantu (assisting), memberi support (supporting) dan mangajak
untuk diikutsertakan (sharing).
1.3.2 Bagi Klien
Klien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Supervisi adalah upaya untuk membatu pembinaan dan
peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat
melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif
(Sudjana D, 2004).
Arief (1987) merumuskan supervisi sebagai suatu proses kegiatan
dalam upaya meningkatkan kemampuan dan ketrampilan tenaga pelaksana
program, sehingga program itu dapat terlaksana sesuai dengan proses dan
hasil yang diharapkan.
Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan
pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor
mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan dan
peralatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat (Depkes,
2000).
Supervisi adalah meliputi segala bantuan dari pemimpin/
penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk perkembangan para
perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan.
Kegiatan supervisi semacam ini adalah merupakan dorongan, bimbingan dan
kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan para perawat.
Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya
adalah mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama (H. Burton,
dalam Pier AS, 1997 : 20).
Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-
sumber yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai
tujuan.
Supervisi diartikan sebagai pengamatan atau pengawasan secara
langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya rutin (Prajudi
Atmosudiro, 1982).
Supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber yang
diperlukan untuk penyelesaian tugas-tugasnya (Swansburg, 1999).
Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing,
mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai,
mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil
serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan asuhan
keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh
sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat (Thora Kron,
1987).
Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam
pelaksanaannya supervisi bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf
keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bersama para
perawat bagaimanan memperbaiki proses keperawatan yang sedang
berlangsung. Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan
sebagai pelaksanan pasif, melainkan diperlukan sebagai patner kerja yang
memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai
dan diikutsertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses keperawatan. Dengan
demikian supervisi diartikan sebagai suatu aktifitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para tenaga keperawatan dan staf lainnya
dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Supervisor harus mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja
yang nyaman. Ini tidak hanya meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana
kerja diantara para tenaga keperawatan dan tenaga lainnya. Juga meliputi
jumlah persediaan dan kelayakan peralatan agar memudahkan pelaksanaan
tugas. Lingkungan yang s]ehat bila dapat memberikan rasa bebas dan
keinginan untuk bekerja lebih baik. Supervisor juga mengusahakan semangat
kebersamaan dengan lebih menekankan “kita” daripada “saya”.
Pada suatu saat supervisor akan memerlukan bantuan dalam
mengambil keputusan melalui pengamalan dalam tugas untuk menemukan
metoda yang lebih baik guna melaksankan pendelegasian tugas dalam
kelompok kerja, tentu memerlukan dukungan dari anggota kelompok.
Walaupun supervisor memperhatikan kondisi dan hasil kerja, tetapi perhatian
utama ialah manusianya, untuk itu harus mengenal tiap individu dan mampu
merangsang agar tiap pelaksana mau meningkatkan diri. Salah satu tujuan
utama dari supervisi adalah orientasi, latihan dan bimbingan individu,
berdasarkan kebutuhan individu dan mengarah pada pemanfaatan
kemampuan dan pengembangan ketrampilan yang baru.
Dalam pelaksanaan supervisi, supervisor membuat suatu
keputusan tentang suatu pekerjaan yang akan dilaksanakan, kemudian siapa
yang akan melaksanakan. Untuk itu supervisor perlu memberikan penjelasan
dalam bentuk arahan kepada para pelaksana.

2.2 Kompetensi
Seorang supervisor harus memiliki kemampuan dalam :
a. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat
dimengerti oleh staf dan pelaksana keperawatan.
b. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf/pelaksana
keperawatan
c. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan
pelaskanaan keperawatan
d. Proses kelompok (dinamika kelompok)
e. Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan
pelaksanaan keperawatan
f. Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat
g. Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan lebih baik.

2.3 Manfaat
a. Dalam keperawatan fungsi supervisi adalah untuk mengatur dan
mengorganisir proses pemberian pelayanan keperawatan yang
menyangkut pelaksanaan kebijakan pelayanan keperawatan tentang
standar asuhan yang telah disepakati.
b. Fungsi utama supervisi modern adalah menilai dalam memperbaiki
factor-factor yang mempengaruhi proses pemberian pelayanan asuhan
keperawatan.
c. Fungsi utama supervisi dalam keperawatan adalah mengkoordinasikan,
menstimuli, dan mendorong ke arah peningkatan kualitas asuhan
keperawatan.
d. Fungsi supervisi adalah membantu (assisting), memberi support
(supporting) dan mangajak untuk diikutsertakan (sharing).

2.4 Prinsip
Prinsip-prinsip supervisi dalam keperawatan adalah :
a. Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi
b. Kegiatan yang direncanakan secara matang
c. Bersifat edukatif, supporting dan informal
d. Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksanaan keperawatan
e. Membentuk suatu kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf
dan pelaksana keperawatan.
f. Harus objektif dan sanggup mengadakan “self evaluation”.
g. Harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan kelebihan
masing-masing
h. Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan
kebutuhan.
i. Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan.
j. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi.
k. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, ketrampilan
hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip
manajemen dan kepemimpinan.
l. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan dinyatakan
melalui petunjuk, peraturan, uraian tugas dan standart.
m. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokrasi antara supervisor
dan perawat pelaksana.
n. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang
spesifik.
o. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif,
kreatifitas dan motivasi.
p. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdaya guna dalam
pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat dan
manajer.
2.5 Karakteristik
Untuk dapat melaksanakan supervisi dengan baik diperlukan beberapa syarat
atau karakteristik yang harus dimiliki oleh pelaksana supervisi atau
supervisor (Azwar, 1996) adalah :
a. Sebaiknya pelaksana supervisi adalah atasan langsung dari yang
disupervisi atau apabila tidak mungkin dapat ditunjuk staf khusus dengan
batas-batas wewenang dan tanggungjawab yang jelas.
b. Pelaksana supevisi harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang
cukup untuk jenis pekaryaan yang disupervisi
c. Pelaksana supervisi harus memiliki ketrmpilan melakukan supervisi
artinya memahami prinsip-prinsip pokok serta tekhnik supervisi
d. Pelaksana supervisi harus mempnyai sifat edukatif, suportif, dan bukan
otoriter
e. Pelaksana harus mempunyai waktu yang cukup, tidak tergesa-gesa
melainkan secara sabar berupaya meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap bawahan yang disupervisi
Dalam keperawatan, supervisi yang baik apabila memiliki karekteristik :
a. Mencerminkan kegiatan asuhan keprawatan yang sesungguhnya
b. Mencerminkan pola organisasi/struktur organisasi keperawatan yang ada
c. Kegiatan yang berkesinambungan yang teratur atau berkala
d. Dilaksanakan oleh atasan langsung (Kepala unit/Kepala Ruangan atau
penanggung jawab yang ditunjuk).
e. Menunjukkan kepada kegiatan perbaikan dan peningkatan kualitas
asuhan keperawatan
2.6 Alur Supervisi

Ka. Bid Perawatan

Kasi Perawatan

Ka. Perawatan IRNA

Menetapkan kegiatan dan tujuan Kepala Ruangan


serta instrumen / alat ukur

Supervisi

Menilai kinerja Perawat PPJA 1 PPJA 2

Delegasi

 Fair PP PP
 Feed Back
 Follow Up, pemecahan
masalah, reward

Kualitas Pelayanan Meningkat

Keterangan : Kegiatan supervisi


Delegasi dan supervisi
Bagan 2.1 Alur Supervisi Keperawatan (Nursalam, 2007)

2.7 Unsur Pokok Supervisi


Dalam melaksanakan supervisi terdapat beberapa unsure pokok. Unsure-
unsur pokok yang dimaksud menurut Azwar (1996) adalah :
1. Pelaksana
Pelaksana atau yang bertanggungjawab melaksanakan supervisi
adalah atasan, yakni merek yang memiliki klebihan dalam organisasi.
Kelebihan yang dimaksud sering dikaitkan dengan status yang lebih
tinggi (supervisor) dank arena itu fungsi supervisi memang dimiliki oleh
atasan. Namun untuk keberhasilan supervisi, yang lebih di utamakan
adalah kelebihan pengetahuan atau ketrampilan.
Ali Zaidin membagi tingkatan manajer dalam melakukan
supervisi, menjadi :
a. Manajer Puncak (Top Manager)
Manager puncak bertanggungjawab atas seluruh kegiatan dari hasil
kgiatan serta proses manajemen organisasi. Tugas utamanya
menetapkan kebijaksanaan (policy), memberi petunjuk atau
pengarahan umum berkaitan dengan tujuan misalnya: Kakanwil
Depkes Propinsi, Kadinkes Daerah, Direktur RS dan sebagainya
b. Manajer Menengah (Middle Manager)
Manajer menengah ini memimpin sebagian manajer tingkat pertama.
Tugasnya menjabarkan kebijaksanaan top manajer ke dalam program-
program. Misalnya: Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang,
Kasubdin Propinsi, Kassubag Dati II.
c. Manajer Tingkat Pertama (First Line, First Level Manager,
Supervisor Manager)
Manajer tingkat bawah yang bertugas memimpin langsung para
pelaksana atau pekarya. Melaksanakan supervisi sebagi mandor atau
supervisor. Misalnya: Kepala Seksi dan Kepala Urusan.
Menurut WHO (1999) proses pengawasan pegawai yang baik harus:
a. Tepat waktu, artinya untuk mempertahankan stndar kerja, tindakan
pengawasan harus dilakukan pada saat yang tepat.
b. Sederhana, artinya tindakan pengawasan harus sederhana, bila
tidk akan memerlukan waktu lama untuk menerapkan dan
menghasilkan efek yang di inginkan
c. Minimal, artinya pengawasan harus disediakan sedikit mungkin,
yakni sedikit yang diperlukan utuk menjamin pekaryaan akan
diseleikan dan standart dipertahankan
d. Luwes, artinya pengawasan yang selalu kaku dapat menjadi
seperti senjata makan tuan, para pekarya akan mencoba
menghindarinya.
2. Sasaran
Sasaran atau objek dari supervisi adalah pekaryaan yang
dilakukan oleh bawahan yang melakukan pekaryaan. Sasaran yang
dilakukan oleh bawahan disebut sasaran langsung
Sasaran yang harus dicapai dalam supervisi adalah sebagai berikut :
a. Pelaksanan tugas sesuai dengan pola
b. Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana
c. Staf yang berkualitas dapat dikembangkan secara kontinue/sistematis
d. Penggunaan alat yang efektif dan ekonomis.
e. Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang
f. Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan objek/rational
g. Tidak terjadi penyimpangan/penyelewengan kekuasaan, kedudukan
dan keuangan.

3. Frekuensi
Supervisi harus dilakukan dengan frekuensi yang berbeda.
Supervisi yang dilakukan hanya sekali, bukanlah supervisi yang baik.
Tidak ada pedoman yang pasti tentang seberapa sering supervisi
dilakukan. Pegangan umum yang digunakan bergantung pada derajat
kesulitan pekaryaan yang dilakukan serta sifat penyesuaian yang akan
dilakukan.
Menurut Nurssalam (2002) dalam melakukan supervisi yang tepat
supervisor harus bias menentukan kapan dan apa yang perlu dilakukan
supervisi dan bantuan. Sepanjang control/supervisi penting, bergantung
pada bagaimana staf melihatnya:
a. Overcontrol. Control ysng terlalu berlebihan akan merusak delegasi
yang diberikan sehingga staf tidak akan dapat memikul
tanggungjawabnya.
b. Undercontrol. Control yang kurang juga akan berdampak buruk
terhadap delegsi, dimana staf akan tidak produktif melaksanakan
tugas limpah dan berdampak secara signifikan terhadap hasil yang
diharapkan. Hal ini akan berdampak terhadap pemborosan waktu
dan anggaran yang sebenarnya dapat dihindarkan. Berikan
kesempatan waktu
4. Tujuan
Tujuan supervise adalah memberikan bantuan kepada bawahan
secara langsung, sehingga bawahan memiliki bekal yang cukup untuk
dapat melaksanakan tugas atau pekaryaan dengan hasil yang baik :
Menurut WHO (1999) tujuan pengawasan adalah :
a. Menjamin bahwa pekaryaan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan dalam tempo yang diberikan dengan menggunakan
sumber daya yang tersedia.
b. Memungkinkan pengawas menyadari kekurangan-kekurangan para
petugas kesehatan dalam hal kemampuan, pengetahuan dan
pemahaman serta mengatur pelatihan yang sesuai.
c. Memungkinkan para pengawas mengenali dan memberi penghargaan
atas pekaryaan yang baik dan mengenali staf yang layak diberikan
kenaikan jabatan dan pelatihan lebih lanjut.
d. Memungkinkan manajemen bahwa sumber yang disediakan bagi
petugas telah cukup dan dipergunakan dengan baik.
e. Memungkinkan manajemen menetukan penyebab kekurangan pada
kinerja tersebut.
Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman,
ini tidak hanya meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja
diantaranya para tenaga keperawatan dan tenaga lainnya , juga meliputi
jumlah persediaan dan kelayakan perawatan agar memudahkan
pelaksanaan tugas. Oleh karena itu tujuan supervisi adalah :
a. Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan
b. Melatih staf dan pelaksana keperawatan
c. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan
mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan
keperawatan.
d. Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan.
e. Pemenuhan dan peningkatan pelayananan pada klien dan keluarga
yang berfokus pada kebutuhan, ketrampilan dan kemampuan perawat
dalam melaksanakan tugas.
5. Tekhnik
Kegiatan pokok pada supervise pada dasarnya mencakup empat hal
yang bersifat pokok, yaitu: (1) menetapkan masalah dan prioritas, (2)
menetapkan penyebab masalah dan jalan keluarnya, (3) melaksanakan
jalan keluar, dan (4) menilai hasil yang dicapai untuk tindak lanjut
berikutnya
Untuk dapat melaksanakan supervise yang baik ada 2 tehnik yaitu:
a. Pengamatan langsung
Pengamatan yang langsung dilaksanakan supervise dan harus
memperhatikan :
1) Sasaran pengamatan
Pengamatan langsung yang tidak jelas sasarannya, dapat
menimbulkan kebingungan. Untuk mencegah keadaan ini maka
pengamataan langsung ditujukan pada sesuatu yang bersifat
pokok dan strategis saja.
2) Objekifitas pengamatan
Pengamatan langsung yang tidak terstandardisasi dapat
mengganggu objektifitas. Untuk mencegah keadaan seperti ini,
maka diperlukan suatu daftar isianatau checklist yang telah
dipersiapkan
3) Pendekatan pengamatan
Pengamatan langsung sering menimbulkan berbagai dampak dan
kesan negative, misalnya, rasa takut, tidak senang atau kesan
mengganggu pekaryaan. Dianjurkan pendekatan pengamatan
dilakukan secara edukatif dan suportif, bukan kekuasaan atau
otoriter.
b. Kerjasama
Keberhasilan pemberian bantuan dalam upaya meningkatkan
penampilan bawahan dalam supervise, perlu terjalin kerjasama antara
supervisor dengan yang disupervisi. Kerjasama tersebut akan
terwujud bila terjalin komunikasi yang baik, sehingga mereka yang
disupervisi merasakan masalah yang dihadapi adlah juga masalah
mereka sendiri.

 Proses supervisi keperawatan terdiri dari 3 elemen kelompok, yaitu :


a. Mengacu pada standar asuhan keperawatan.
b. Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding untuk
menetapkan pencapaian.
c. Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan
kualitas asuhan.
 Area Supervisi.
a. Pengetahuan dan pengertian tentang klien.
b. Ketrampilan yang dilakukan disesuaikan dengan standar.
c. Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kejujuran, empati
 Cara Supervisi
Supervisi dapat dilakukan melalui dua cara, Yaitu:
a. Langsung.
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang
berlangsung, dimana supervisor dapat terlibat dalam kegiatan, feed
back dan perbaikan. Adapun prosesnya adalah:
1) Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan
keperawatan didampingi oleh supervisor.
2) Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan,
reinforcement dan petunjuk.
3) Setelah selesai, supervisor dan perawat pelaksana melakukan
diskusi yang bertujuan untuk menguatkan yang telah sesuai dan
memperbaiki yang masih kurang. Reinforcement pada aspek
yang positif sangat penting dilakukan oleh supervisor.
Pada supervisi modern diharapkan supervisor terlibat dalam
kegiatan agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan
sebagai perintah. Cara memberikan pengarahan yang efektif adalah:
1) Pengarahan harus lengkap
2) Mudah dipahami
3) Menggunakan kata-kata yang tepat
4) Berbicara dengan jelas dan lambat
5) Berikan arahan yang logis
6) Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat
7) Pastikan bahwa arahan dipahami
8) Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak
lanjut
b. Supervisi secara tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan.
Supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi dilapangan
sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat
diberikan secara tertulis.

2.8 Kegiatan Rutin Supervisor


Tugas-tugas rutin yang harus dilakukan oleh supervisor setiap harinya
adalah sebagai berikut (Bittel, 1987) :
1. Sebelum pertukaran shift (15-30 menit)
a. Mengecek kecukupan fasilitas/peralatan/sarana untuk hari itu
b. Mengecek jadwal kerja
2. Pada waktu mulai shift (15-30 menit)
a. Mengecek personil yang ada
b. Menganalisa keseimbangan personil dan pekerjaan
c. Mengatur pekerjaan
d. Mengidentifikasi kendala yang muncul
e. Mencari jalan supaya pekerjaan dapat diselesaikan
3. Sepanjang hari dinas (6-7 jam)
a. Mengecek pekerjaan setiap personil, dapat mengarahkan, instruksi,
mengoreksi atau memberikan latihan sesuai kebutuhannya.
b. Mengecek kemajuan pekerjaan dari personil sehingga dapat segera
membantu apabila diperlukan
c. Mengecek pekerjaan rumah tangga
d. Mengecek kembali pekerjaan personil dan kenyamanan kerja, terutama
untuk personil baru
e. Berjaga-jaga di tempat apabila ada pertanyaan, permintaan bantuan atau
hal-hal yang terkait.
f. Mengatur jam istirahat personil
g. Mendeteksi dan mencatat problem yang muncul pada saat itu dan
mencari cara memudahkannya
h. Mengecek kembali kecukupan alat/fasilitas/sarana sesuai kondisi
operasional
i. Mencatat fasilitas/sarana yang rusak kemudian melaporkannya
j. Mengecek adanya kejadian kecelakaan kerja
k. Menyiapkan dan melaporkan secara rutin mengenai pekerjaan
4. Sekali dalam sehari (15-30 menit)
Mengobservasi satu personil atau area kerja secara kontinu untuk 15
menit. Melihat dengan seksama hal-hal yang mungkin terjadi seperti :
Keterlambatan pekerjaan, lamanya mengambil barang, kesulitan pekerjaan
dan lain sebagainya.
5. Sebelum pulang
a. Membuat daftar masalah yang belum terselesaikan dan berusaha untuk
memecahkan persoalan tersebut keesokan harinya
b. Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang hari dengan
mengecek hasilnya, kecukupan material dan peralatannya
c. Lengkapi laporan harian sebelum pulang
d. Membuat daftar pekerjaan untuk harinya, membawa pulang
memperlajari di rumah sebelum pergi bekerja kembali.

2.9 Supervisor Keperawatan


Yang termasuk supervisor keperawatan adalah:
a. Kepala ruangan, kepala ruangan bertanggung jawab dalam supervisi
pelayanan keperawatan diunit kerjanya. Kepala rungan merupakan ujung
tombak penentu tercapai tidaknya tujuan pelayanan dalam memberikan
asuhan keperawatan dan pendokumentasian di unit kerjanya.
b. Pengawas Keperawatan, beberapa ruangan atau unit pelayanan berada di
bawah satu instalasi, pengawas perawatan bertanggung jawab dalam
melakukan supervisi pada areanya yaitu beberapa kepala ruangan yang
berada dalam satu instalasi tertentu, misalnya instalasi rawat inap,
instalasi rawat jalan dan lain-lain.
c. Kepala seksi, beberapa instansi digabung dibawah satu pengawasan
kepala seksi. Kepala seksi mengawasi pengawas keperawatan dalam
melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh perawat secara tidak
langsung.
d. Kepala Bidang keperawatan, Kabid Keperawatan bertanggung jawab
untuk melakukan supervisi kepada kepala seksi secara langsung dan
semua perawat secara tidak langsung.
Dengan demikian supervisi berikatan dengan struktur organisasi yang
menggambarkan garis tanggung jawab, siapa yang menjadi supervisor dan
siapa yang disupervisi.

2.10 Peran dan Fungsi Kepala Ruangan


Menurut Depkes RI 1994, “ Kepala ruangan adalah seorang tenaga
perawat profersional yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam
mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di satu ruang rawat.”
Tanggung jawab kepala rungan dapat diidentifikasi sesuai dengan
perannya meliputi:
a. Manajemen personalia/ketenagaan, meliputi penerimaan, seleksi,
orientasi, pengembangan tenaga, penilain penampilan kerja, promosi
dan penyediaan ketenagaan staf keperawatan.
b. Manajemen operasional, meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan
pengarahan dalam pelayanan keperawatan.
c. Manajemn kuliatas pelayan, meliputi pengembangan standar asuhan
keperarawatan, program kendali mutu, program evaluasi team dan
persiapan untuk akreditasi pelayanan keperawatan.
d. Manajemen finansial, meliputi budget, cost control dalam pelayanan
keperawatan.
e. Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada klien
di ruang perawatan
f. Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
g. Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktek
keperawatan diruang perawatan.
Penerapan kepemimpinan dalam keperawatan. Pemberian
pelayanan dan asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan yang
kompleks dan melibatkan berbagai individu. Agar tujuan keperawatan
tercapai maka diperlukan berbagai kegiatan dalam menerapkan
kepeminpinan khususnya bagi kepala ruangan menurut Kron (1981)
kegiatan tersebut meliputi: Perencanaan dan pengorganisasian, membuat
penugasan dan memberi pengarahan, pemberian bimbingan, mendorong
kerja sama dan berpartisipasi, melakukan koordinasi kegiatan dan
melakukan evaluasi hasil penampilan kerja.
Melalui kegiatan-kegiatan ini diharapkan kepala ruangan dapat
melakukan tanggung jawabnya sebagai manajer dan pemimpin yang
efektif. Dalam melaksanakan pelayanan dan asuhan keperawatan kepala
ruangan sebagai pemimpin bertanggung jawab dalam :
a. Membantu perawat lain mencapai tujuan yang ditentukan
b. Mengarahkan kegiatan-kegiatan keperawatan
c. Bertanggung jawab atas tindakan keperawatan yang dilakukan
d. Pelaksanaan keperawatan sebagai standar
e. Penyelesaian pekerjaan dengan benar
f. Pencapaian tujuan keperawatan
g. Memperhatikan kesejahteraan bawahan
h. Memotivasi bawahan

2.11 Langkah-langkah Supervisi


1. Pra supervise
a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
b. Supervisor menetapkan tujuan
2. Supervisi
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau
instrumen yang telah disiapkan.
b. Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan.
c. Supervisor memanggil PPJA dan Perawat Pelaksana untuk mengadakan
pembinaan dan klarifikasi permasalahan.
d. Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.
e. Supervisor melakukan tanya jawab dengan PPJA dan Perawat
Pelaksana
f. Supervisor memberikan masukan dan solusi pada PPJA dan Perawat
Pelaksana
3. Pasca Supervisi
a. Supervisor memberikan reinforcement pada PPJA dan Perawat
Pelaksana
b. Supervisor memberikan penilaian supervise
c. Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi

2.12 Peran Supervisor dan Fungsi Supervisi Keperawatan


Peran dan fungsi supervisor dalam supervisi adalah mempertahankan
keseimbangan pelayanan keperawatan dan manajemen sumber daya yang
tersedia :
1. Manajemen pelayanan keperawatan
Tanggung jawab supervisor adalah :
a. Menetapkan dan mempertahankan standar praktek keperawatan.
b. Menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang diberikan.
c. Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur pelayanan
keperawatan, kerjasama dengan tenaga kesehatan lain yang terkait
2. Manajemen anggaran
Manajemen keperawatan berperan aktif dalam membantu perencanaan,
dan pengembangan. Supervisor berperan dalam :
a. Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan dana
tahunan yg tersedia, mengembangkan tujuan unit yang dapat dicapai
sesuai tujuan RS.
b. Membantu mendapatkan informasi statistik untuk perencanaan
anggaran keperawatan.
c. Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola.
Supervisi yang berhasil guna dan berdaya guna tidak dapat terjadi
begitu saja, tetapi memerlukan praktek dan evaluasi penampilan agar dapat
dijalankan dengan tepat. Kegegalan supervisi dapat menimbulkan
kesenjangan dalam pelayanan keperawatan.
BAB III
KEGIATAN

3.1 Pelaksanaan
Kegiatan supervisi tindakan pemasangan infus akan dilaksanakan pada:
Hari/ tanggal : Sabtu/29 Agustus 2021
Waktu : 12.00
Tempat : Paviliun 2 RSK Budi Rahayu Blitar
Topik : Supervisi peran perawat dalam tindakan pemasangan
infus
Supervisor : Natalusia Rihardini, S. Kep., Ns
Sasaran : Pasien

3.2 Struktur Pengorganisasian


1. Kepala Ruangan : Yosephine Meidila W., S. Kep
2. PPJA : Desi Setya Ningrum, S. Kep
3. Perawat Pelaksana : Iwit ari Dewi, S. Kep

3.3 Materi Yang Disupervisi


1. Persiapan tindakan pemasangan infus
2. Pelaksanaan tindakan pemasangan infus

3.4 Media Supervisi


1. Instrumen pemasangan infus
2. Instrumen Supervisi
1) Format instrumen supervisi
2) Format laporan supervisi keperawatan
3.5 Mekanisme Kegiatan
Tahap
Tempa
kegiata KARU PPJA PP
t
n
Pra 1. Salam 1. Menguraikan 1.Menerima Ruan
Supervi Pembuka tentang tindakan delegasi dari g
si 2. Menyampaika pemasangan infus PPJA untuk Karu
5 menit n tujuan hari itu menyiapkan
supervisi 2. Mendelegasikan perlengkapan
3. Menentukan kepada PP untuk pemberian
kegiatan yang menyiapkan pemasangan
akan perlengkapan infus
disupervisi: pemasangan infus
mengecek
jadwal
pemasangan
infus milik PP
4. Menjelaskan
instrumen/
format
penilaian
yang akan
digunakan.
5. Mempersilahk
an PP untuk
tindakan
pemasangan
infus
Supervi 1. Melaku 1. Melakukan cross 1. Mempersiapk Bed
si kan check kelengkapan an alat yang Pasien
15 pengawasan & pemasangan infus belum ada
menit koordinasi 2. Menjelaskan kepada untuk
2. Menilai pasien dan keluarga pemasangan
pelaksanaan tentang prosedur infus
pemasangan pemasangan infus 2. Membawa
infus yang akan peralatan
berdasarkan dilaksanakan pemasangan
format 3. Melakukan langkah- infus ke bed
supervisi langkah pemasangan pasien
3. Melaku infus :
kan a) Menyiapkan
crosscheck lingkungan yang
kelengkapan aman dan
alat. nyaman
4. Mencat b) Memasang
at jika sketsel
ditemukan ada c) Membawa alat-
hal-hal yang alat ke dekat
perlu pasien
didiskusikan d) Mencuci tangan
bersama PPJA e) Mengatur letak
dan PP. baring pasien
5. Mengisi f) Periksa larutan
format/ dengan tekhnik 6
instrumen benar
penilaian g) Buka set infuse
supervisi dengan
6. Menya memperhatikan
mpaikan hasil sterilitas
penilaian h) Tempatkan klem
supervisi rol kurang lebih
7. Member 2-5 cm dibawah
ikan feedback, ruang drip dan
reward, follow gerakkan klem
up dan konsep rol pada posisi
solusi terhadap off
masalah yang i) Tusukkan set
ditemukan infus kedalam
botol. Alirkan
cairan kedalam
selang dengan
menekan ruang
drip
j) Yakinkan selang
bersih dari udara
k) Pakai sarung
tangan
disposible
l) Menyiapkan area
yang akan
ditusuk
m)Menutup jarum
infus dengan
penutupnya lalu
diplesterkan ke
tiang infus
n) Memasang
engalas dibawah
anggota badan
yang akan
dipasang infus
o) Bendung dengan
menggunakan
torniquet
p) Menghapus
hamakan kulit
dengan kapas
alkohol
q) Menusukkan
jarum infu ke
vena dengan
lubang jarum
menghadap ke
atas
r) Torniquet dilepas
bila darah sudah
masuk selang
s) Menutup bagian
yang ditusuk
dengan kassa
steril yang sudah
diberi betadin
t) Pasang selang
infus dengan
venflon
u) Menghitung
tetesan infus
sesuai dengan
kebutuhan
v) Fiksasi selang
infus
w) Merapikan pasien
x) Membereskan
alat
y) Perawat cuci
tangan
z) Mendokumentasi
kan tindakan
4. Menemui Karu
untuk evaluasi
tindakan PPJA dan
PP
5. Mendengarkan
Post 1. Dokum 1. Tanda tangan 1.Mendengarka Ruang
Supervi entasi hasil hasil supervisi n dengan Karu
si supervisi 2. Mendengarkan seksama
10 2. Salam dengan seksama 2.Menerima
menit penutup 3. Menerima hasil hasil
penilaian penilaian

3.6 Evaluasi
1. Struktur:
1) Menentukan penanggungjawab supervisi keperawatan
2) Menyusun konsep supervisi keperawatan.
3) Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
4) Menentukan materi supervisi.
5) Persiapan alat dan pasien
2. Proses:
1) Melaksanakan supervisi keperawatan oleh Karu kepada PPJA dan PP
2) PPJA dan PP melaksanakan tugas sesuai dengan diskripsi tugas masing-
masing
3) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
4) Karu mengisi lembar penilaian sesuai petunjuk teknis pengisian
3. Hasil:
1) Mahasiswa mampu melaksanakan supervisi secara optimal.
2) Supervisi dilaksanakan sesuai dengan rencana
3) Supervisor mengevaluasi hasil supervisi dan memberikan reward pada
PPJA dan PP

MANEJEMEN KEPERAWATAN
MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKes PATRIA HUSADA BLITAR

LEMBAR EVALUASI SUPERVISI KEPERAWATAN


Dilakukan
No. Evaluasi
Ya Tidak
Struktur
1. Menentukan penanggungjawab supervisi keperawatan
2. Menyusun konsep supervisi keperawatan.
3. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
4. Menentukan materi supervisi.
5. Persiapan alat dan pasien
Proses
1. Melakukan cross check kelengkapan pemasangan
2. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur pemasangan
infus yang akan dilaksanakan
3. Melakukan langkah-langkah tindakan pemasangan infus:
a) Menyiapkan lingkungan yang aman dan nyaman
b) Memasang sketsel
c) Membawa alat-alat ke dekat pasien
d) Mencuci tangan
e) Mengatur letak baring pasien
f) Periksa larutan dengan tekhnik 6 benar
g) Buka set infuse dengan memperhatikan sterilitas
h) Tempatkan klem rol kurang lebih 2-5 cm dibawah ruang drip dan
gerakkan klem rol pada posisi off
i) Tusukkan set infus kedalam botol. Alirkan cairan kedalam selang
dengan menekan ruang drip
j) Yakinkan selang bersih dari udara
k) Pakai sarung tangan disposible
l) Menyiapkan area yang akan ditusuk
m) Menutup jarum infus dengan penutupnya lalu diplesterkan ke tiang
infus
n) Memasang engalas dibawah anggota badan yang akan dipasang
infus
o) Bendung dengan menggunakan torniquet
p) Menghapus hamakan kulit dengan kapas alkohol
q) Menusukkan jarum infu ke vena dengan lubang jarum menghadap
ke atas
r) Torniquet dilepas bila darah sudah masuk selang
s) Menutup bagian yang ditusuk dengan kassa steril yang sudah diberi
betadin
t) Pasang selang infus dengan venflon
u) Menghitung tetesan infus sesuai dengan kebutuhan
v) Fiksasi selang infus
w) Merapikan pasien
x) Membereskan alat
y) Perawat cuci tangan
z) Mendokumentasikan tindakan
Hasil
1. Mahasiswa mampu melaksanakan supervisi secara optimal.
2. Supervisi dilaksanakan sesuai dengan rencana
3. Supervisor mengevaluasi hasil supervisi dan memberikan reward pada
PPJA dan PP
Mekanisme Pelaksanaan Supervisi
Dilakukan
No. Evaluasi
Ya Tidak
Pra Supervisi
Kepala Ruangan
1. Salam Pembuka
2. Menyampaikan tujuan supervisi
3. Menentukan kegiatan yang akan disupervisi: mengecek jadwal
pemasangan infus milik PP
4. Menjelaskan instrumen/ format penilaian yang akan digunakan.
5. Mempersilahkan PP untuk tindakan pemasangan infus
PPJA
1. Menguraikan tentang tindakan pemasangan infus hari itu
2. Mendelegasikan kepada PP untuk menyiapkan perlengkapan
pemasangan infus
Perawat Pelaksana
1. Menerima delegasi dari PPJA untuk menyiapkan perlengkapan
pemasangan infus
Supervisi
Kepala Ruangan
1. Melakukan pengawasan & koordinasi
2. Melakukan crosscheck kelengkapan alat.
3. Menilai pelaksanaan pemasangan infus berdasarkan format supervisi
4. Mencatat jika ditemukan ada hal-hal yang perlu didiskusikan bersama
PPJA dan PP.
5. Mengisi format/ instrumen penilaian supervisi
6. Memberi kesempatan pada PP untuk evaluasi diri
7. Menyampaikan hasil penilaian supervisi
8 Memberikan feedback, reward, follow up dan konsep solusi terhadap
masalah yang ditemukan

PPJA
1. Melakukan cross check kelengkapan pemasangan infus
2. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur
pemasangan infus yang akan dilaksanakan
3. Mendelegasikan pada PP untuk melakukan pemasangan infus
Melakukan langkah-langkah pemasangan infus:
a) Menyiapkan lingkungan yang aman dan nyaman
b) Memasang sketsel
c) Membawa alat-alat ke dekat pasien
d) Mencuci tangan
e) Mengatur letak baring pasien
f) Periksa larutan dengan tekhnik 6 benar
g) Buka set infuse dengan memperhatikan sterilitas
h) Tempatkan klem rol kurang lebih 2-5 cm dibawah ruang drip dan
gerakkan klem rol pada posisi off
i) Tusukkan set infus kedalam botol. Alirkan cairan kedalam selang
dengan menekan ruang drip
j) Yakinkan selang bersih dari udara
k) Pakai sarung tangan disposible
l) Menyiapkan area yang akan ditusukMenutup jarum infus dengan
penutupnya lalu diplesterkan ke tiang infus
m) Memasang Pengalas dibawah anggota badan yang akan dipasang
infus
n) Bendung dengan menggunakan torniquet
o) Menghapus hamakan kulit dengan kapas alkohol
p) Menusukkan jarum infus ke vena dengan lubang jarum menghadap
ke atas
q) Torniquet dilepas bila darah sudah masuk selang
r) Menutup bagian yang ditusuk dengan kassa steril yang sudah
diberi betadin
s) Pasang selang infus dengan venflon
t) Menghitung tetesan infus sesuai dengan kebutuhan
u) Fiksasi selang infus
v) Merapikan pasien
w) Membereskan alat
x) Perawat cuci tangan
y) Mendokumentasikan tindakan

Menemui Karu untuk evaluasi tindakan PPJA dan PP


5.
Post Supervisi
Kepala Ruangan
1. Dokumentasi hasil supervisi
2. Salam penutup
PPJA
3. Mendengarkan dengan seksama
4. Menerima hasil penilaian
Perawat Pelaksana
5. Tanda tangan hasil supervisi
6. Mendengarkan dengan seksama
7. Menerima hasil penilaian
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam.2007.Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional. Edisi kedua. Salemba Medika. Jakarta.
Nursalam.2001.Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.
Salemba Medika. Jakarta
PENDIDIKAN PRAKTIK PROFESI NERS
MANEJEMEN KEPERAWATAN
STIKes PATRIA HUSADA BLITAR

FORMAT SUPERVISI PEMASANGAN INFUS

Hari/Tanggal : :......................... Supervisor : ....................


Yang disupervisi : .......................... Ruangan : ....................

Dilakuka
Aspek n Keterang
Parameter Bob
Penilaian Y Tida an
ot
a k
Persiapan A. Menyiapkan Alat Steril.
1. Inf 1
us Set Steril 1
2. KassaSteril. 1
3. Bak Injeksi. 1
4. Spuit sesuai kebutuhan

B. Menyiapkan alat non steril. 1


1. Cairan Infus 1
2. Abocath 1
3. Sarung Tangan. 1
4. Alkohol 70%. 1
5. Kapas 1
6. Betadin 1
7. Torniquet 1
8. Pengalas. 1
9. Perlak 1
10. Bengkok. 1
11. Korentang 1
12. Plester 1
13. Guntung 1
14. Alat tulis.. 1
15. Jam tangan dengan
detikan. 1
Pelaksana
an C. Menyiapkan bahan-bahan.
1. Obat.
3
D. Menyiapkan Pasien.
1. Memberi penjelasan
kepada pasien tentang 2
prosedur yang akan
dilakukan.
2. Mengatur posisi pasien
yang nyaman. 1
Pelaksanaan Pemasangan Infus: 2
a) Menyiapkan lingkungan yang 2
aman dan nyaman 3
b) Memasang sketsel 2
c) Membawa alat-alat ke dekat 2
pasien
d) Mencuci tangan 3
e) Mengatur letak baring pasien
f) Periksa larutan dengan 3
tekhnik 6 benar
g) Buka set infuse dengan 2
memperhatikan sterilitas 3
h) Tempatkan klem rol kurang
lebih 2-5 cm dibawah ruang
drip dan gerakkan klem rol 3
pada posisi off 3
i) Tusukkan set infus kedalam 2
botol. Alirkan cairan kedalam
selang dengan menekan ruang
drip
j) Yakinkan selang bersih dari 2
udara
k) Pakai sarung tangan
disposible 1
l) Menyiapkan area yang akan
ditusukMenutup jarum infus 1
dengan penutupnya lalu
diplesterkan ke tiang infus 2
m) Memasang pengalas dibawah
anggota badan yang akan
dipasang infus 2
n) Bendung dengan
menggunakan torniquet 3
o) Menghapus hamakan kulit
dengan kapas alkohol
p) Menusukkan jarum infu ke 3
vena dengan lubang jarum 2
menghadap ke atas
q) Torniquet dilepas bila darah 2
sudah masuk selang 1
r) Menutup bagian yang ditusuk 1
dengan kassa steril yang 1
sudah diberi betadin 1
s) Pasang selang infus dengan
venflon
t) Menghitung tetesan infus
Sikap sesuai dengan kebutuhan 1
u) Fiksasi selang infus 1
v) Merapikan pasien 3
w) Membereskan alat 3
x) Perawat cuci tangan
Evaluasi y) Mendokumentasikan tindakan 2

2
Sikap perawat pada waktu injeksi: 2
1. Komunikasi.
2. Kerjasama.
3. Tanggung Jawab.
4. Kewaspadaan
Evaluasi:
1. Mengevaluasi lokasi
penyuntikan dan kelancaran
tetesan.
2. Mengevaluasi kenyamanan
posisi.
3. Mengobservasi kemungkinan
plebitis.

Total Nilai 90

Kriteria:
Baik : 75-90
Cukup : 50-75
Kurang : < 50

Blitar,
Kepala ruangan

( )
PENDIDIKAN PRAKTIK PROFESI NERS
MANEJEMEN KEPERAWATAN
STIKes PATRIA HUSADA BLITAR

LEMBAR PENILAIAN PERAN PERAWAT


DALAM TINDAKAN PEMASANGAN INFUS

Hari/Tanggal :......................... Supervisor : .................................


Yang disupervisi : .......................... Ruangan : .................................

Aspek Dilakukan
Parameter Keterangan
Penilaian Ya Tidak
Tugas 1. Membuat jadwal rencana
PPJA pemasangan infus.
2. Mengkomunikasikan dan
mengkoordinasikan
pemasangan infus.

Sikap Meliput:
1. Komunikasi.
2. Kerjasama.
3. Tanggung Jawab.
4. Kewaspadaan

Tugas PP 1. Memberikan pemasangan infus


sesuai jadwal rencana.
2. Memberi rasa aman dan
nyaman pada saat pemasangan
infus.
3. Mencatat dan melaporkan
tindakan yang dilakukan dan
respon pasien.
Sikap
Meliputi:
1. Komunikasi.
2. Kerjasama.
3. Tanggung Jawab.
4. Kewaspadan.

Blitar,
Kepala ruangan

( )
PENDIDIKAN PRAKTIK PROFESI NERS
MANEJEMEN KEPERAWATAN
STIKes PATRIA HUSADA BLITAR

FORMAT DOKUMENTASI SUPERVISI

Hari/Tanggal : Supervisor :
Yang disupervisi : Ruangan :
Masalah Solusi Follow Up

Anda mungkin juga menyukai