Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN KEPERAWATAN

SUPERVISI KEPERAWATAN

OLEH:
KELOMPOK 1 KELAS B13-B

NI MADE ARIANI (203221133)


I WAYAN JEVA SANISA PUTRA (203221134)
I MADE SEMARAGUNA SUINATA (203221135)
MADE ANGGA PERINGGA ADITYA (203221136)
PUTU DARA YULIANTI (203221137)
COK ISTRI OKTIA DEWI (203221138)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN NON- REGULER


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas
izinnya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Makalah Manajemen Keperawatan
dengan judul “Supervisi Keperawatan” dengan tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini dilakukan sebaik mungkin, akan tetapi penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Namun berkat arahan, bimbingan, dan
bantuan dari berbagai pihak termasuk dosen dan teman-teman, makalah ini dapat penulis
selesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu serta memberikan
arahan dan bimbingannya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca
umumnya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan tugas ini.

Denpasar, Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Supervisi Keperawatan .......................................................................... 3
B. Tujuan Supervisi Keperawatan ................................................................................ 4
C. Manfaat Supervisi Keperawatan .............................................................................. 5
D. Pelaksanaan Supervisi Keperawatan ....................................................................... 5
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................................... 11
B. Saran ...................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengelolaan pelayanan keperawatan membutuhkan sistem manajerial
keperawatan yang tepat untuk mengarahkan seluruh sumber daya keperawatan dalam
menghasilkan pelayanan keperawatan yang prima dan berkualitas. Manajemen
keperawatan merupakan koordinasi dan integrasi dari sumbersumber keperawatan
dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan.
Hal ini tentu perlu didukung oleh seorang manajer yang mempunyai kemampuan
manajerial yang handal untuk melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian aktivitas-aktivitas keperawatan.
Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang penting dalam manajemen serta
keseluruhan tanggung jawab pemimpin. Pemahaman ini juga ada dalam manajemen
keperawatan. Untuk mengelola asuhan keperawatan dibutuhkan kemampuan
manajemen dari Perawat profesional. Oleh karena itu sebagai seorang manajer
keperawatan atau sebagai Perawat profesional diharapkan mempunyai kemampuan
dalam supervisi dan evaluasi.
Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing pengarahan (dalam fungsi
manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segalam kegiatan yang telah
diprogram dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervisi secara langsung
memungkinkan manajer keperawatan menemukan berbagai hambatan/permasalahan
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan dengan mencoba memandang secara
menyeluruh faktor-faktor yang mempengaruhi dan bersama dengan staf keperawatan
untuk mencari jalan pemecahannya.
Sukar seorang manajer keperawatan untuk mempertahankan mutu asuhan
keperawatan tanpa melakukan supervisi, karena masalah –masalah yang terjadi di unit
keperawatan tidak seluruhnya dapat diketahui oleh manajer keperawatan melalui
informasi yang diberikan oleh staf keperawatan yang mungkin sangat terbatas tanpa
melakukan supervisi keperawatan

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari supervisi keperawatan ?
2. Apa tujuan supervisi keperawatan ?
3. Apa manfaat supervisi keperawatan ?
4. Bagaimana pelaksana supervisi keperawatan ?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui pengertian supervisi keperawatan
2. Agar mengetahui tujuan supervisi keperawatan
3. Agar mengetahui manfaat supervisi keperawatan
4. Agar mengetahui bagaimana pelaksana supervisi keperawatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Supervisi Keperawatan


Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi segala bantuan
dari pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk perkembangan para
perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan.
Kegiatan supervisi semacam ini adalah merupakan dorongan, bimbingan dan
kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan para perawat. Swansburg (2001),
Supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber yang diperlukan untuk
penyelesaian tugas-tugasnya. Thora Kron (1987), Supervisi adalah merencanakan,
mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki,
mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat dengan sabar,
adil serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan asuhan keperawatan
dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan
kemampuan dan keterbatasan dari perawat. Menurut American Nursing Association
(ANA) supervisi adalah proses aktif mengarahkan, memandu, dan memengaruhi hasil
kinerja individu pada suatu aktivitas atau tugas. Supervisi dimulai begitu tugas
didelegasikan kepada anggota staff.
Dalam pelaksanaannya supervisi bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf
keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau
ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bersama para perawat bagaimanan
memperbaiki proses keperawatan yang sedang berlangsung. Jadi dalam kegiatan
supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai pelaksanan pasif, melainkan
diperlukan sebagai patner kerja yang memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang
perlu didengar, dihargai dan diikutsertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses
keperawatan. Dengan demikian supervisi diartikan sebagai suatu aktifitas pembinaan
yang direncanakan untuk membantu para tenaga keperawatan dan staf lainnya dalam
melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Supervisor harus mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman.
Ini tidak hanya meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantara para tenaga
keperawatan dan tenaga lainnya. Juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan
peralatan agar memudahkan pelaksanaan tugas. Lingkungan yang sehat bila dapat

3
memberikan rasa bebas dan keinginan untuk bekerja lebih baik. Supervisor juga
mengusahakan semangat kebersamaan dengan lebih menekankan “kita” daripada
“saya”.
Ada dua jenis supervisi yakni :
1. Supervisi langsung, dilakukan ketika ketika manajer perawat mengamati dan
mengarahkan anggota staf mengerjakan setiap langkah tugas. Supervisi ini dapat
berlangsung ketika perawat mengerjakan suatu prosedur untuk pertama kalinya,
atau ketika suatu prosedur kompleks yang berefek samping serius dilakukan.
2. Supervisi tidak langsung, dilakukan ketika manajer perawat meninjau kinerja pada
suatu tugas. Tugas didelegasikan kepada seorang anggota staf, yang kemudian
bertanggung jawab untuk mengelola tiap langkah tugas secara independent dari
manajer perawat. Manajer perawat memastikan bahwa tugas dimulai tepat waktu
dan berhasil diselesaikan. Anggota staf bertanggung jawab untuk melaporkan
kepada manajer perawat semua alasan yang menghambat penyelesaian tugas.
Pada suatu saat supervisor akan memerlukan bantuan dalam mengambil
keputusan melalui pengamalan dalam tugas untuk menemukan metoda yang lebih baik
guna melaksankan pendelegasian tugas dalam kelompok kerja, tentu memerlukan
dukungan dari anggota kelompok. Walaupun supervisor memperhatikan kondisi dan
hasil kerja, tetapi perhatian utama ialah manusianya, untuk itu harus mengenal tiap
individu dan mampu merangsang agar tiap pelaksana mau meningkatkan diri. Salah satu
tujuan utama dari supervisi adalah orientasi, latihan dan bimbingan individu,
berdasarkan kebutuhan individu dan mengarah pada pemanfaatan kemampuan dan
pengembangan ketrampilan yang baru.
Dalam pelaksanaan supervisi, supervisor membuat suatu keputusan tentang suatu
pekerjaan yang akan dilaksanakan, kemudian siapa yang akan melaksanakan. Untuk itu
supervisor perlu memberikan penjelasan dalam bentuk arahan kepada para pelaksana.

B. Tujuan Supervisi Keperawatan


Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak hanya
meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para tenaga keperawatan
dan tenaga lainnya , juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan perawatan agar
memudahkan pelaksanaan tugas. Oleh karena itu tujuan supervisi adalah :
1. Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan

4
2. Melatih staf dan pelaksana keperawatan
3. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan mengerti
terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan keperawatan.
4. Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan.

C. Manfaat Supervisi Keperawatan


Dalam keperawatan fungsi supervisi adalah untuk mengatur dan mengorganisir
proses pemberian pelayanan keperawatan yang menyangkut pelaksanaan kebijakan
pelayanan keperawatan tentang standar asuhan yang telah disepakati. Supervisi dapat
dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak manfaat, diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Dapat lebih meningkatkan efektifitas kerja, peningkatan ini erat kaitannya dengan
peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin terbinanya
hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan.
2. Dapat lebih meningkatkan efisiensi kerja, peningkatan ini erat kaitannya dengan
makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan, sehingga pemakaian
sumber daya (tenaga, harta, dan sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah (Azwar 1996,
dalam Nursalam, 2011).
Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, maka sama artinya bahwa
tujuan organisasi telah tercapai dengan baik.

D. Pelaksanaan Supervisi Keperawatan.


Menurut Suyanto (2008) agar supervisi dapat dijalankan dengan baik maka
seorang supervisor harus memahami prinsip- prinsip supervisi dalam keperawatan
sebagai berikut :
1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
2. Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi.
3. Kegiatan direncanakan secara matang.
4. Bersifat edukatif, supporting dan informal.
5. Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksana keperawatan
6. Membentuk hubungan kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf.
7. Harus objektif dan sanggup mengadakan “self evaluation”.

5
8. Harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan kelebihan masing-
masing perawat yang disupervisi.
9. Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan kebutuhan.
10. Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan.
11. Supervisi dilakukan secara teratur dan berkala.
12. Supervisi dilaksanakan secara fleksibel dan selalu disesuaikan dengan
perkembangan.

Dalam dunia keperawatan yang termasuk supervisor keperawatan adalah:


1. Kepala ruangan, kepala ruangan bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan
keperawatan diunit kerjanya. Kepala rungan merupakan ujung tombak penentu
tercapai tidaknya tujuan pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan dan
pendokumentasian di unit kerjanya.
2. Pengawas Keperawatan, beberapa ruangan atau unit pelayanan berada di bawah satu
instalasi, pengawas perawatan bertanggung jawab dalam melakukan supervisi pada
areanya yaitu beberapa kepala ruangan yang berada dalam satu instalasi tertentu,
misalnya instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan dan lain-lain.
3. Kepala seksi, beberapa instansi digabung dibawah satu pengawasan kepala seksi.
Kepala seksi mengawasi pengawas keperawatan dalam melaksanakan tugas secara
langsung dan seluruh perawat secara tidak langsung.
4. Kepala Bidang keperawatan, Kabid Keperawatan bertanggung jawab untuk
melakukan supervisi kepada kepala seksi secara langsung dan semua perawat secara
tidak langsung.

Dengan demikian supervisi berikatan dengan struktur organisasi yang


menggambarkan garis tanggung jawab, siapa yang menjadi supervisor dan siapa yang
disupervisi. Dimana cara supervisi terdiri dari :
1. Merencanakan
Seorang supervisor, sebelum melakukan supervisi harus membuat perencanaan
tentang apa yang akan disupervisi, siapa yang akan disupervisi, bagaimana tekniknya,
kapan waktunya dan alasan dilakukan supervisi (Kron, 1987). Dalam membuat
perencanaan diperlukan unsur-unsur : Objektif / tujuan dari perencanaan, Uraian

6
Kegiatan, Prosedur, Target waktu pelaksanaan, penanggung jawab dan anggaran
(Suarli, 2012).
2. Mengarahkan
Pengarahan yang dilakukan supervisor kepada staf meliputi pengarahan tentang
bagaimana kegiatan dapat dilaksanakan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Dalam memberikan pengarahan diperlukan kemampuan komunikasi dari supervisor
dan hubungan kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf. Cara
pengarahan yang efektif adalah :
a. Pengarahan harus lengkap
b. Menggunakan kata-kata yang tepat
c. Bebicara dengan jelas dan lambat
d. Berikan arahan yang logis.
e. Hindari memberikan banyak arahan pada satu waktu.
f. Pastikan bahwa arahan dipahami.
g. Yakinkan bahwa arahan supervisor dilaksanakan sehingga perlu kegiatan tindak
lanjut.
3. Membimbing
Agar staf dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, maka dalam melakukan suatu
pekerjaan, staf perlu bimbingan dari seorang supervisor. Supervisor harus
memberikan bimbingan pada staf yang mengalami kesulitan dalam menjalankan
tugasnya, bimbingan harus diberikan dengan terencana dan berkala. Staf dibimbing
bagaimana cara untuk melakukan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Bimbingan
yang diberikan diantaranya dapat berupa : pemberian penjelasan, pengarahan dan
pengajaran, bantuan, serta pemberian contoh langsung.
4. Memotivasi
Supervisor mempunyai peranan penting dalam memotivasi staf untuk mencapai
tujuan organisasi. Kegiatan yang perlu dilaksanakan supervisor dalam memotivasi
antara lain adalah (Nursalam, 2011) :
a. Mempunyai harapan yang jelas terhadap staf dan mengkomunikasikan harapan
tersebut kepada para staf.
b. Memberikan dukungan positif pada staf untuk menyelesaikan pekerjaan.

7
c. Memberikan kesempatan pada staf untuk menyelesaikan tugasnya dan
memberikan tantangan-tantangan yang akan memberikan pengalaman yang
bermakna.
d. Memberikan kesempatan pada staf untuk mengambil keputusan sesuai tugas
limpah yang diberikan.
e. Menciptakan situasi saling percaya dan kekeluargaan dengan staf.
f. Menjadi role model bagi staf.
5. Mengobservasi (Nursalam, 2011)
Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi staf dalam melaksanakan tugasnya
sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan, maka
supervisor harus melakukan observasi terhadap kemampuan dan perilaku staf dalam
menyelesaikan pekerjaan dan hasil pekerjaan yang dilakukan oleh staf.
6. Mengevaluasi
Evaluasi merupakan proses penilaian pencapaian tujuan, apabila suatu pekerjaan
sudah selesai dikerjakan oleh staf, maka diperlukan suatu evaluasi upaya pelaksanaan
dan membandingkan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Evaluasi juga
digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah dikerjakan sesuai dengan
ketentuan untuk mencapai tujuan organisasi. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara
menilai langsung kegiatan, memantau kegiatan melalui objek kegiatan. Apabila
suatu kegiatan sudah di evaluasi, maka diperlukan umpan balik terhadap kegiatan
tersebut.

Supervisi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung, penerapannya


disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta tujuan supervisi.
1. Langsung
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Pada
supervisi modern diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan dan
pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Cara memberikan pengarahan
yang efektif adalah :
a. Pengarahan harus lengkap
b. Mudah dipahami
c. Menggunakan kata-kata yang tepat
d. Berbicara dengan jelas dan lambat

8
e. Berikan arahan yang logis
f. Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat
g. Pastikan bahwa arahan dipahami
h. Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak lanjut
2. Tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan,. Supervisor tidak
melihat langsung kejadian di lapangan, sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta.
Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.

Tugas-tugas rutin yang harus dilakukan oleh supervisor setiap harinya (Bittel,1987)
adalah sebagai berikut:
1. Sebelum pertukaran shift (15-30 menit)
a. Mengecek kecukupan fasilitas/peralatan/sarana untuk hari itu
b. Mengecek jadwal kerja
2. Pada waktu mulai shift (15-30 menit)
a. Mengecek personil yang ada
b. Menganalisa keseimbangan personil dan pekerjaan
c. Mengatur pekerjaan
d. Mengidentifikasi kendala yang muncul
e. Mencari jalan supaya pekerjaan dapat diselesaikan.
3. Sepanjang hari dinas (6-7 jam):
a. Mengecek pekerjaan setiap personil, dapat mengarahkan, instruksi, mengoreksi
atau memberikan latihan sesuai kebutuhannya.
b. Mengecek kemajuan pekerjaan dari personil sehingga dapat segera membantu
apabila diperlukan
c. Mengecek pekerjaan rumah tangga
d. Mengecek kembali pekerjaan personil dan kenyamanan kerja, terutama untuk
personil baru.
e. Berjaga-jaga di tempat apabila ada pertanyaan, permintaan bantuan atau hal-hal
yang terkait.
f. Mengatur jam istirahat personil
g. Mendeteksi dan mencatat problem yang muncul pada saat itu dan mencari cara
memudahkannya.

9
h. Mengecek kembali kecukupan alat/fasilitas/sarana sesuai kondisi operasional
i. Mencatat fasilitas/sarana yang rusak kemudian melaporkannya
j. Mengecek adanya kejadian kecelakaan kerja
k. Menyiapkan dan melaporkan secara rutin mengenai pekerjaan.
4. Sekali dalam sehari (15-30 menit)
a. Mengobservasi satu personil atau area kerja secara kontinu untuk 15 menit.
b. Melihat dengan seksama hal-hal yang mungkin terjadi seperti : Keterlambatan
pekerjaan, lamanya mengambil barang, kesulitan pekerjaan dan lain sebagainya.
5. Sebelum pulang
a. Membuat daftar masalah yang belum terselesaikan dan berusaha untuk
memecahkan persoalan tersebut keesokan harinya.
b. Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang hari dengan mengecek
hasilnya, kecukupan material dan peralatannya.
c. Lengkapi laporan harian sebelum pulang
d. Membuat daftar pekerjaan untuk harinya, membawa pulang memperlajari di
rumah sebelum pergi bekerja kembali.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing pengarahan (dalam fungsi
manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segalam kegiatan yang telah
diprogram dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervisi secara langsung
memungkinkan manajer keperawatan menemukan berbagai hambatan/permasalahan
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan dengan mencoba memandang secara
menyeluruh faktor-faktor yang mempengaruhi dan bersama dengan staf keperawatan
untuk mencari jalan pemecahannya. Dalam pelaksanaannya supervisi bukan hanya
mengawasi apakah seluruh staf keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaik-
baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga
bersama para perawat bagaimanan memperbaiki proses keperawatan yang sedang
berlangsung. Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai
pelaksanan pasif, melainkan diperlukan sebagai patner kerja yang memiliki ide-ide,
pendapat dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan diikutsertakan dalam
usaha-usaha perbaikan proses keperawatan.

B. Saran
Agar dijadikan referensi, sehingga mahasiswa dapat menekankan supervisi dalam
manajemen keperawatan. Agar mahasiswa mampu menerapkan supervisi dalam
manajemen keperawatan. Dan memahami manfaat, tujuan, prinsip supervisi dalam
manajemen keperawatan

11
DAFTAR PUSTAKA

Kron and Gray.1987. The management of patient care putting leadership skills to work. 6th
ed.W.B.Sounders,Philadelphia.
McEachen,Irene.2018.Manajemen Keperawatan DeMYSTified-Nurse Management
DeMYSTiFied, A Self-Teaching Guide-Ed 1.Yogyakarta: ANDI
Nursalam.2011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan
professional. (Edisi 3). Jakarta: Salemba Medika
Suarli, S dan Bahtiar.2012. Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis. Jakarta:
Erlangga
Suyanto, SK.2008. Mengenal kepemimpinan dan manajemen Keperawatan di Rumah Sakit
Jogjakarta: Mitra Cendikia.
Swansburg, R. C. (2001). Pengembangan staf keperawatan: suatu pengembangan sumber
daya manusia. Jakarta: EGC

12

Anda mungkin juga menyukai