SUPERVISI BIDAN
Pebimbing :
Dr. WIDIA SHOFA I., SST., M.Kes
Kelompok 2
Disusun Oleh :
1. SINTA MAHARANI HANIFAH
NIM : 15201.01.20013
2. USVATIMAH
NIM : 15201.01.20015
3. WILADATUL HOSNANIAH
NIM : 15201.01.20018
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Maha Yang Esa, karena
atas rahmat dan karunia - Nya kami bisa menyusun makalah dengan Supervisi Bidan dalam
mata kuliah Etika dan Hukum Kesehatan.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah., SH., MM sebagai Pengasuh Pondok
Pesantren Zainul Hasan.
2. Dr. H. Nur Hamim S.Kep. Ns., M.Kes sebagai Ketua STIKES Hafshawaty
Pesantren Zainul Hasan.
3. Widia Shofa I., SST., M.Kes sebagai Ketua Prodi S1 Kebidanan
4. Nova H., S.ST., M.Kes sebagai Wali Kelas Prodi S1 Kebidanan.
5. Widia Shofa I., SST., M.Kes sebagai dosen mata kuliah Etika dan Hukum
Kesehatan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Supervisi Tradisional
6
Kegiatan supervisi telah dilakukan sejak lama dalam manajemen pelayanan
kesehatan. Namun, kegiatan supervisi yang berlangsung selama ini ternyata
mempunyai beberapa kelemahan:
2. Supervisi Fasilitatif
1. Pengamatan langsung
7
2. Kajian Dokumen
Mengkaji kohort ibu, bayi, anak balita dan anak pra sekolah, laporan laporan
yang ada.
3. Wawancara
Tugas dan fungsi bidan coordinator sangat terkait dengan fungsi supervisi,
disbanding dengan fungsi pemantauan dan evaluasi yang lebih banyak merupakan
tugas dan fungsi jabatan di atasnya (kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Kabupaten).
Supervisi yang baik adalah supervise yang dijalankan secara efektif dan bersifat
fasilitatif, tidak mengagetkan atau mencari-cari kesalahan.
8
2.1.6 Sumber data penyediaan
d. Buku KIA
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Supervisi merupakan terjemahan dari supervision yang berasal dari dua suku kata
”super” (lebih) dan ”vision” (pandangan).
Supervisi adalah instrumen manajemen yang digunakan oleh petugas yang lebih tahu
(bidan koordinator) untuk memastikan bahwa petugas di bawahnya (bidan di desa)
melakukan pelayanan sesuai standar yang ditetapkan.
Supervisi fasilitatif adalah suatu proses pengarahan, bantuan dan pelatihan yang
mendorong peningkatan kinerja dalam pelayanan yang bermutu. Hasil yang diharapkan
dari supervisi fasilitatif adalah jaminan terhadap berjalannya perbaikan mutu. Klasifikasi
kepada dua BPM yang di supervisi bahwa supervisi fasilitatif masih dilakukan seperti
supervisi-supervisi sebelumnya tidak mendetail, waktunya singkat dan hanya
mengutamakan ada bukti supervisi dari BPM. Tujuan penelitian menganalisis
pelaksanaan pengawasan fasilitatif bidan koordinator puskesmas terhadap BPM
kehamilan dan persalinan.
3.2 Saran
Demikian makalah ini kami susun, semoga makalah ini dapat dijadikan pedoman kita
dalam pembelajaran. Apabila ada kekurangan dalam penulisan makalah ini, kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal. 2013. Paparan Capaian Kesehatan Ibu dan Anak
Kelompok Kerja Expanding Maternal And Neonatal Survival.
Ikatan Bidan Indonesia. 2006. Bidan Menyongsong Masa Depan-IBI 50 tahun. Depkes RI.
Jakarta.
11