Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA REMAJA

DENGAN MEROKOK

Mata Kuliah : Keperawatan Keluarga

Disusun Oleh Kelompok 3 :


1. Bambang Supriyanto
2. Tri Alan Mugi Rahayu
3. Frida Sari Endarwati
4. Aliyah
5. Febriani Wulandari
6. Aulia Cahyani
7. Cahya Miftakhul Fara
8. Annisa Latifatul Irsiana
9. Yoepiana
10. Amalia Putridiana
11. Eza Nagita Pramudita

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO


2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO), remaja merupakan

penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Menteri

Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja merupakan penduduk dalam

rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga

Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum

menikah (Kemenkes RI, 2017).

Karakterisktik ini menimbulkan rasa keingintahuan yang tinggi

pada remaja, sehingga pada remaja cenderung mencoba hal-hal baru

untuk mencari jati dirinya tanpa memperhatikan akibat yang ditimbulkan

(Depkes, 2010).

Perilaku tersebut dipengaruhi oleh teman sebaya, keluarga dan

karakteristik masyarakat dimana mereka tinggal. Perawat kesehatan

keluarga dapat membantu orang tua dan masyarakat dalam memahami

perilaku berisiko dan dapat membantu dalam pengembangan strategi

masyarakat menangani mereka secara efektif (Nies, 2019).

Perilaku merokok sangat berdampak negatif pada remaja. Disamping

perilaku merokok merupakan suatu pemborosan, merokok juga dapat

menimbulkan pencemaran lingkungan dan masalah kesehatan yang

kompleks. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar Nasional


(Riskesdas, 2018) prevalensi merokok pada remaja usia 10 sampai 18

Tahun mengalami peningkatan sebesar 1,9% dari Tahun 2013 (7,20%) ke

Tahun 2018 (9,10%) (Riskesdas,2018).

Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi

perokok. Timbulnya rasa kepercayaan diri yang tinggi pada pelajar dan

lebih meningkatkan konsentrasi dalam menghadapi masalah. Aspek

psikologis turut berkontribusi dalam pola merokok di kalangan remaja

(Sulastri, 2018).

Secara umum merokok dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti

jantung, paru, gangguan syaraf sensorik, motorik dan kecerdasan.

Kandungan zat kimia pada rokok diantaranya nikotin adalah zat racun dan

mempengaruhi sistem syaraf pusat dan tar adalah ratusan bahan kimia

bersifat lengket dan ini dapat merusak saluran pernapasan, paru- paru dan

merusak gigi (Andriyani, 2011).

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini membahas tentang Asuhan Keperawatan

keluarga pada remaja dengan perokok.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Memperoleh informasi dan gambaran tentang Asuhan

Keperawatan keluarga pada remaja.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu menjelaskan konsep dasar keluarga.


b. Mampu menjelaskan konsep dasar remaja.

c. Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan keluarga pada

remaja dengan perokok.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keluarga

1. Definisi

Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak

tempat belajar dan mengatakan sebagai makluk sosial. Dalam

keluarga umumnya anak melakukan interaksi yang intim. Menurut

Mubarak, dkk (2009) keluarga adalah perkumpulan dua orang atau

lebih yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan

tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain.


Berdasarkan keanggotaannya, keluarga dapat dibagi dalam 3 jenis

(Duval, 1972 dalam Setiadi 2013), yaitu :

a. Nuclear family, sering disebut dengan keluarga inti, yaitu keluarga

yang anggotanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang belum

menikah.

b. Extended family, atau keluarga besar, yaitu keluarga yang

anggotanya terdiri dari ayah, ibu, serta family dari kedua belah

pihak.

c. Horizontal extended family, yaitu keluarga yang anggotanya terdiri

dari ayah, ibu dan anak yang telah menikah dan masih menumpang

pada orang tuanya.

2. Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Anak Usia Remaja

Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir

pada saat anak terkahir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini

tergantung jumlah anak dan ada atau tidaknya anak yang belum

berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua. Tugas perkembangan

Keluarga dengan anak usia remaja adalah :

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

2) Mempertahankan keintiman pasangan

3) Membantu orang tua memasuki masa tua

4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

B. Konsep Dasar Remaja


1. Definisi

Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat

pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai

saat ia mencapai kematangan seksual (Sarwono, 2013). Remaja pada

tahap tersebut mengalami perubahan banyak perubahan baik secara

emosi, tubuh, minat, pola perilaku dan juga penuh dengan masalah-

masalah pada masa remaja (Hurlock, 2011).

Menurut Setiadi, 2013. Tahap dengan anak remaja, tahap ini

dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya

berakhir sampai pada usia 19-20 tahun. Pada saat anak meninggalkan

rumah orang tuanya. Tujuan keluarga adalah melepas anak remaja dan

memberi tanggung jawab. Serta kebutuhan yang lebih besar untuk

mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.

Berdasarkan tumbuh kembang adolescense (anak remaja) :

a. Pertumbuhan fisik :

1) Pertumbuhan yang pesat (growth sprut) TB 25%, BB 50%

2) Semua sistem berubah, paling banyak perubahan endokrin

3) Bagian-bagian tubuh tertentu memanjang misalnya : tangan,

kaki, proporsi tubuh memanjang

b. Sosial emosional

1) Kemampuan bersosialisasi meningkat

2) Relasi dengan teman wanita/pria, tetapi lebih penting dengan

kawan sejenis
3) Penampilan fisik adolescense sangat penting, karena supaya

diterima oleh kawan dan di samping itu persepsi terhadap

badannya mempengaruhi konsep diri

4) Peranan orang tua/keluarga sudah tidak dianggap penting,

tetapi sudah beralih pada teman sebaya

c. Sosialisasi pada adolescense dibagi dalam tiga (3) tahap:

1) Tahap awal

Orang tua masih berperan penting baik fisik, sosial, emosional,

tetapi ketergantungan ini tidak sebesar pada usia dini

2) Tahap kedua

Anak berubah menjadi independent. Periode ini sering terjadi

konflik dengan orang tua

3) Tahap ketiga

Relatif independent dengan orang tua. Anak memperlihatkan

peran independent dalam berfungsi dimasyarakat.

d. Bermain pada anak

Pada usia ini anak dapat bermain dalam kelompok (keluar),

misalnya melalui sepak bola, basket, badminton, mendengar

musik atau TV serta dengan buku-buku.

e. Hospitalisasi pada anak dan keluarga

Kecemasan yang timbul pada anak remaja yang dirawat dirumah

sakit adalah akibat perpisahan dengan teman-teman

sebaya/kelompok. Anak tidak merasa takut berpisah dengan orang


tua tetapi takut kehilangan status dan hubungan dengan

sekelompok. Kecemasan lain disebabkan oleh akibat yang

ditimbulkan akibat penyakit fisik, kecacatan serta kurangnya

privacy

f. Pola minat seks

1) Minat pada perubahan

2) Suka lawan jenis

2. Tahap Perkembangan Remaja

Menurut Sarwono (2011) dan Hurlock (2011) ada tiga tahap

perkembangan remaja, yaitu :

a. Remaja awal (early adolescence) usia 11-13 tahun

Seorang remaja pada tahap ini masih heran akan perubahan

perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Remaja mengembangkan

pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah

terangsang secara erotis. Pada tahap ini remaja awal sulit untuk

mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa. Remaja ingin bebas

dan mulai berfikir abstrak.

b. Remaja Madya (middle adolescence) 14-16 tahun

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman-teman.

Remaja merasa senang jika banyak teman yang menyukainya. Ada

kecendrungan “narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan

menyukai teman-teman yang mempunyai sifat yang sama pada

dirinya. Remaja cendrung berada dalam kondisi kebingungan


karena ia tidak tahu harus memilih yang mana. Pada fase remaja

madya ini mulai timbul keinginan untuk berkencan dengan lawan

jenis dan berkhayal tentang aktivitas seksual sehingga remaja

mulai mencoba aktivitas-aktivitas seksual yang mereka inginkan.

c. Remaja akhir (late adolesence) 17-20 tahun

Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa

yang ditandai dengan pencapaian 5 hal, yaitu :

1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang

dan dalam pengalaman-pengalaman yang baru.

3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri.

5) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private

self) dan publik.

3. Kenakalan remaja

Menurut Sarwono (2013) kenakalan remaja adalah perilaku yang

menyimpang dari kebiasaan atau melanggar hukum. Sedangkan

kecenderungan kenakalan remaja dipahami sebagai perilaku yang

mengarah pada tindakan melanggar norma sosial, melawan status,

hingga pelanggaran hukum.

a. Perilaku merokok pada remaja

Periaku merokok banyak dilakukan pada usia remaja, masa remaja

adalah masa peralihan dari usia kanak-kanak ke usia dewasa.


Erikson (papalia, 2008) mengatakan bahwa remaja mengalami

krisis aspek psikososial pada masa perkembangannya yaitu masa

ketika mereka sedang mencari jati dirinya. Remaja sering berusaha

memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa dengan

bertingkah laku seperti orang dewasa, minum minuman keras dan

menggunakan obat-obatan. Perokok laki-laki jauh lebih tinggi

dibandingkan perempuan dimana jika diuraikan menurut umur,

prevalensi perokok laki-laki paling tinggi pada umur 15-19 tahun.

Hal ini dapat dikaitkan dengan stres yang dialami oleh remaja.

Faktor penyebab perilaku merok pada remaja adalah pengaruh

orang tua, teman sebaya, faktor kepribadian, dan pengaruh iklan.

Napza dan remaja

b. Masalah rokok pada hakikatnya sudah menjadi masalah nasional,

bahkan internasional. Sering sekali kita melihat orang merokok

dimana-mana dalam kehidupan sehari-hari, dipasar ataupun ditempat

umum lainnya atau bahkan dikalangan rumah tangga sendiri. Mulai

dari orang dewasa sampai dengan anak kecil mengkonsumsi rokok.

Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat

merugikan, baik untuk diri sendiri maupun orang disekelilingnya.

Pengaruh bahan-bahan kimia yang dikandung seperti nikotin, CO, dan

tar dapat menimbulkan dampak negatif bagi orang yang berada

disekeliling perokok. Resiko yang ditanggung perokok pasif lebih


berbahaya dari pada perokok aktif karena daya tahan terhadap zat-zat

yang berbahaya sangat rendah.

c. Perilaku merokok banyak dilakukan pada usia remaja. Masa remaja

adalah masa peralihan dari usia kanak-kanak ke usia dewasa. Erikson

(Papalia, 2008) mengatakan bahwa remaja mengalami krisis aspek

psikososial pada masa perkembangannya yaitu masa ketika mereka

sedang mencari jati dirinya. Remaja sering berusaha memberikan

kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa dengan bertingkah laku

seperti orang dewasa, yaitu merokok, minum minuman keras dan

menggunakan obat-obatan. Perokok laki-laki jauh lebih tinggi

dibandingkan perempuan dimana jika diuraikan menurut umur,

prevalensi perokok laki-laki paling tinggi pada umur 15-19 tahun. Hal

ini dapat dikaitkan dengan stres yang dialami oleh remaja.

d. Faktor penyebab perilaku merokok pada remaja adalah pengaruh orang

tua, teman sebaya, faktor kepribadian, dan pengaruh iklan. Keempat

faktor ini menyebabkan remaja menjadi merokok, memiliki teman

sebaya yang merokok dan adanya iklan rokok mempengaruhi mereka

untuk merokok.

4. Kemampuan keluarga dalam Fungsi Keperawatan

a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan sejauh mana keluarga mengetahui fakta-fakta dari

masalah kesehatan yang meliputi pengertian, faktor penyebab,

tanda dan gejala serta yang mempengaruhi keluarga terhadap


masalah, kemampuan keluarga dapat mengenal masalah, tindakan

yang dilakukan oleh keluarga akan sesuai dengan tindakan

keperawatan, karena merokok memerlukan perawatan yang khusus

yaitu mengenai cara berhenti merokok. Jadi disini keluarga perlu

tahu bagaimana bahaya merokok pada keluarga dan cara berhenti

merokok.

b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan

mengenai tindakan kesehatan yang tepat. Yang perlu dikaji adalah

bagaimana keluarga mengambil keputusan apabila anggota

keluarga terutama anak remaja memiliki kebiasaan merokok.

Kemampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat akan

mendukung berhentinya kebiasaan merokok.

c. Untuk mengetahui sejauh mana keluarga merawat anggota keluarga

yang merokok. Yang perlu dikaji sejauhmana keluarga mengetahui

keadaan kesehatan anggota keluarga yang merokok.

d. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara

lingkungan rumah yang sehat. Yang perlu dikaji bagaimana

keluarga mengetahui keuntungan atau manfaat pemeliharaan

lingkungan kemampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan

akan dapat mencegah kebiasaan merokok.

e. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan

fasilitas kesehatan yang mana akan mendukung terhadap kesehatan

seseorang.
a. Fungsi Sosialisasi

Pada kasus remaja merokok yang sudah mengalami komplikasi

seperti batuk dan sesak nafas, dapat mengalami gangguan fungsi

sosial baik di dalam keluarga maupun didalam komunitas sekitas

keluarga.

b. Fungsi Reproduksi

Pada remaja perokok perlu dikaji riwayat kehamilannya untuk

mengetahui adanya tanda-tanda gangguan kehamilan dan janin.

Pada pria juga perlu dikaji kemungkinan terjadi gangguan

reproduksi seperti disfungsional ereksi, kecenderungan yang terjadi

pada perokok dengan jenis kelamin laki-laki mengalami gangguan

fungsi ereksi.

c. Fungsi Ekonomi

Status ekonomi keluarga sangat mendukung terhadap berhentinya

kebiasaan merokok. Biasanya karena faktor ekonomi orang segan

untuk membeli rokok.


Adapun paradigma perilaku merokok pada remaja laki-laki antara lain :

Remaja

Ciri-ciri remaja
Masa remaja awal
(10-12 tahun)
Masa remaja tengah (13-15
tahun)
Masa remaja akhir
(16-19 tahun)

Faktor penyebab perilaku


merokok pada remaja
Pengaruh orang tua Merokok Tidak merokok
Pengaruh teman sebaya
Faktor kepribadian
Iklan

Tahap Merokok Sikap teguh


Persiapan terhadap akibat
Permulaan dari rokok
Menjadi seorang perokok
FORMAT PENGKAJIAN Mempertahankan
ASUHAN perilaku
KEPERAWATAN KELUARGA
merokok
DENGAN ANAK REMAJA

(format singkat model pengkajian keluarga Friedman, 2002)

1. Gambaran Kasus
Keluarga Tn A adalah sebuah keluarga yang terdiri dari orangtua dan anak
(nuclear family). Bp A memiliki seorang anak remaja usia 16 tahun yang
bernama C dan saat ini duduk dibangku SMA. C adalah anak Pertama dari Tn A
dan Ny B. Bp A adalah seorang nelayan dan istrinya seorang pedangan sayur
keliling, karena perekonomian yang kurang baik, Tn A dan Ny B sibuk bekerja.
Sehingga, C lebih suka nongkrong dengan teman-teman dari pada di rumah. Tn
A berusia 50 tahun dan Ny S berusia 45 tahun. Orang tua C pernah mendapati C
sedang merokok dengan teman - teman nya di sebuah warung. Orang tua sibuk
mencari uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Tn A juga sering
mendapat laporan dari tentangga dan sering mendapatkan surat peringatan dari
BK karena C sering membolos sekolah. C mengatakan lebih suka
menyampaikan masalahnya ke teman-temannya.
2. Pengkajian
A. Data umum
1) Nama kepala keluarga : Tn. A
2) Usia kepala keluarga : 50 th
3) Alamat : Jl merpati
4) Pedidikan kepala kieluarga : SMA
5) Pekerjaan : Nelayan
6) Komposisi keluarga :

No Nama Jenis Hubunga Usia Pendidikan Pekerjaan


. kelamin n KK
1. Tn A L Suami 50th SMA Nelayan
2. Ny B P istri 45th SMP Ibu
rumah
tangga
th
3. C L anak 16 SMP SMA
7) Genogram
Keterangan :

: Laki- laki

: perempuan

: tinggal dalam satu rumah

: meninggal

8) Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. A adalah nuclear family yang terdiri dari suami,
istri dan anak.
9) Suku bangsa
Keluarga Tn. A berasal dari suku Jawa
10) Agama
Agama yang dianut keluarga ini adalah agama islam

11) Status sosial Ekonomi Keluarga


Keluarga Tn.A merupakan salah satu keluarga dengan status ekonomi
yang kurang, penghasilan perbulan kurang lebih Rp. 1.000.000,-.

B. Tahap perkembangan dan riwayat keluarga


1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. A berada pada tahap perkembangan keluarga dengan
anak remaja.
2) Sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangan
Tn A mengatakan tidak mengetahui tugas orangtua dalam menghadapi
perkembangan maupun tanggung jawabnya sebagai orangtua yang
memiliki anak remaja.
3) Riwayat keluarga inti
Tn A mengatakan tidak ada riwayat penyakit dalam keluarganya.
Namun Tn A mengatakan bahwa dirinya merokok.

C. Data Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Rumah yang ditinggali Tn. A sekeluarga adalah rumah permanen
peninggalan orang tua Tn. A yang berukuran 70 m2. Desain interior
rumah terbagi menjadi 5 ruangan. Terdapat 2 jendela yang kurang
lebih berukuran 1 x 1 meter di depan samping pintu masuk.
3) Karakteristik lingkungan dan komunitas yang lebih besar
Keluarga Tn. A bertetangga dengan beberapa keluarga yang bereda
mata pencahariannya semua tetangga Tn. A beragama islam dan
bersuku jawa dan komunikasi antar keluarga cukup baik.
4) Mobilisasi geografis keluarga
Sejak Tn. A dan Ny. B menikah dan tidak pernah berpindah- pindah
tempat tinggal.
5) Interaksi keluarga dengan masyarakat
Keluarga Tn.A berinteraksi dengan baik dengan masyarakat sekitar
dan aktif mengikuti kegiatan masyarakat.
D. Struktur keluarga
1) Pola komunkasi keluarga
Tn A mengatakan bahwa komunikasi pada keluarganya menekankan
keterbukaan. Namun C mengatakan kurang terbuka kepada kedua
orangtuanya. Tn A sibuk bekerja dan jarang pulang kerumah, beliau
berangkat petang pulang malam sehingga jarang bertemu dengan C.
2) Struktur kekuasaan kelurga
Keputusan diambil melalui musyawarah. Tn A mengatakan bahwa
dalam berdiskusi sering menyampaikan pendapat satu sama lain.
3) Struktur peran
a. Tn. A sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur
rumah tangga
b. Ny. B sebagai istri dan ibu rumah tangga
c. An. C sebagai anak pertama sekolah SMA
4) Nilai keluarga
Tidak ada nilai keluarga yang menyimpang

E. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Tn. A mengatakan bahwa memang dikeluarganya kurang dalam
penunjukkan rasa kasih sayang satu sama lain. Tn A dan Ny. B
menganggap anaknya tumbuh dengan baik, namun An. C memang
kurang terbuka dan sering terlambat pulang sekolah dan merokok
bersama teman sebayannya.
2. Fungsi sosial
Keluarga Tn A aktif dalam kegiatan keagamaan.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Tn A menagtakan bahwa ketika ada anggota keluarga yang sakit, maka
kelurga langsung memberikan obat yang beli di warung. Namun,
apabila tidak kunjung sembuh keluarga periksa di bidan desa.
F. Stress dan koping keluarga
1) Stressor, kekuatan, dan persepsi keluarga
Keluarga mengatakan bahwa masalah yang sedang dihadapi keluarga
yaitu meliputi masalah dalam perkembangan anak. Tn A mengatakan
kurang mengetahui menyikapi peran dalam perkembangan anak.
Ditambah lagi dengan C yang tidak terbuka dengan orangtuannya, Tn
A juga mengatakan bahwa jarang berdiskusi dengan C karena beliau
pulang bekerja, C sudah tidur.
2) Strategi koping keluarga
Tn A mengatakan mendiskusikan masalah yang ada didalam keluarga
dengan istri.

G. Pemeriksaan fisik
No. Pemeriksaan Tn. Y Ny. S An. D
1. Tekanan darah 132/90 130/70 120/80
2. Timbangan koposisi Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
tubuh

H. Aalisa data

Data Objektif Data Subyektif


- Aktivitas hidup sehari-hari - Keluarga tidak mampu
tidak efektif untuk mengungkapkan perasaan
memenuhi tujuan secara leluasa
kesehatan gagal melakukan - Tn. Y Td : 132/90 MmHg
tindaan untuk mengurangi Ny. S Td : 130/70 MmHg
faktor resiko An. D Td : 120/80 MmHg
- Keluarga tidak mampu
memenuhi kebutuhan
emosional anggota
keluarga.
- tidak mampu
berkomunikasi secara
terbuka diantara anggota
keluarga

 Diagnosa keperawatan
1. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko b/d Pemilihan gaya hidup
tidak sehat (Merokok)
2. Gangguan Proses Keluarga b/d perubahan status kesehatan anggota
keluarga
3. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif b/d Ketidakefektifan pola
perawatan kesehatan keluarga
N SDKI SLKI SIKI
O
1 D. 0099 L.12107 I.01001 Dukuangan
Perilaku kesehatan Perilaku Kesehatan Berhenti Merokok
cenderung beresiko b/d Definisi : Definisi : meningkatkan
pemilihan gaya hidup tidak kemampuan dalam kinginan dan kesiapan
sehat ( Merokok) mengubah gaya proses berhenti merokok.
hidup untuk Tindakan:
memperbaiki status Observasi :
Definisi: hambatan kesehatan - Identifikasi
kemampuan dalam Setelah dilakukan keinginan
mengubah gaya tindakan berhenti merokok
hidup/perilaku untuk keperawatan klien - Identifikasi upaya
memperbaiki status diharapkan dapat berhenti merokok
kesehatan. memenuhi kebetuhan Terapeutik :
dengan Kriteria - Diskusikan
Hasil : motivasi
1. Penerimaan penghentian
terhadap status merokok
kesehatan - Diskusikan
ditingkatkan dari perrubahan gaya
skala 3 (cukup hidup
menurun) menjadi - Lakukan
skala 4 (cukup pendekatan
meningkat) psikoedukasi
2. Kemampuan untuk mendukung
melakukan dan membimbing
tindakan upaya berhenti
pencegahan Edukasi :
masalah - Jelaskan efek
kesehatan langsung berhenti
ditingkatkan dari merokok
skala 3 (cukup
menurun) menjadi
skala 4 (cukup
meningkat)
3. Kemampuan
meningkatkan
kesehatan
ditingkatkan dari
skala 3 (cukup
menurun) menjadi
skala 4 (cukup
meningkat)
4. Pencapaian
pengendalian
kesehatan
ditingkatkan dari
skala 3 (cukup
menurun) menjadi
skala 4 (cukup
meningkat)
2 D.0120 Gangguan Proses L. 13123 Proses I12401
Keluarga b/d perubahaan Keluarga Edukasi orang tua : fase
status kesehatan anggota Definisi : remaja.
keluarga Kemampuan untuk Definisi : memberikan
Definisi : Perubahan dalam berubah dalam informasi dan dukungan
hubungan atau fungsi hubungan atau pada orang tua untuk
keluarga. fungsi keluarga. memahami anak pada
Ditandai dengan adanya Setelah dilakukan tahap remaja.
gejala dan tanda mayor tindakan Tindakan :
Objektif: keperawatan klien Observasi :
- tidak mampu diharapkan dapat - Identifikasi
berkomunikasi memenuhi kebutuhan kesiapan dan
secara terbuka dengan Kriteria kemampuan orang
diantara anggota Hasil : tua menerima
keluarga 1. Adaptasi keluarga informasi
Tanda dan gejala minor terhadap situasi - Identifikasi faktor
Subjektif: ditingkatkan dari yang
- Keluarga idak skala 3 (cukup mempengaruhi
mampu menurun) menjadi program edukasi
mengungkapkan skala 4 (cukup (nilai,budaya,
perasaan secara meningkat). pengalaman)
leluasa 2.Kemampuan Terapoetik :
Objektif : keluarga - Sediakan materi
- Keluarga tidak berkomunikasi secara dan media
mampu memenuhi erbuka diantra pendidikan
kebutuhan anggota keluarga kesehatan
emosional anggota ditingkatkan dari - Berikan bahan
keluarga. skala 3 (cukup bacaan mengenai
menurun) menjadi remaja
skala 4 (cukup Edukasi :
meningkat) - Jelaskan tugas
3.Ketidaktepatan atau sasaran
peran keluarga pada perkembangan
tahap perkembangan masa remaja
ditingkatkan dari - Jelaskan pola
skala 3 (cukup hubungan antara
menurun) menjadi orang tua dan
skala 4 (cukup remaja
meningkat) - Ajarkan
4. sikap respect antar memberikan
anggota keluarga kehangatan,meng
ditingkatkan dari ungkapkan
skala 3 (cukup sayang.
menurun) menjadi
skala 4 (cukup
meningkat)
3 D.0116 Manajemen L.12104 Manajemen I12383 Edukasi
Kesehatan Tidak efektif kesehatan Kesehatan
b/d Ketidakefektifan pola Dfinisi : kemampuan Definisi : mengajarkan
perawatan kesehatan mengatur dan pengelolaan faktor resiko
keluarga . mengintregasikan penyakit dan perilaku
Definisi : penanganan masalah hidup bersih dan sehat.
Pola pengaturan dan kesehatan dalam Tidakan :
pengintegrasian kehidupan sehari-hari Observasi
penanganan masalah untuk mencapai - Identifikasi
kesehatan kedalam status kesehatan kesiapan dan
kebiasaan hidup sehari-hari optimal. kemampuan
tidak memuaskan untuk Setelah dilakukan meneriama
mencapai status kesehatan tindakan informasi
yang di harapkan . keperawatan klien - Identifikasi
Ditandai dengan adanya diharapkan dapat faktor-faktor yang
Gejala dan tanda mayor memenuhi kebutuhan dapat
Objektif: dengan Kriteria meningkatkan dan
- Aktivitas hidup Hasil : menurunkan
sehari-hari tidak 1. melakukan motivasi perilaku
efektif untuk tindakan untuk hidup bersih ddan
memenuhi tujuan mengurangi faktor sehat.
kesehatan gagal resiko ditingkatkan Terapeutik:
melakukan tindaan dari skala 3 (cukup - Sediakan materi
untuk mengurangi menurun) menjadi dan media
faktor resiko skala 4 (cukup pendidikan
meningkat) kesehatan
2. aktivitas hidup - jadwalkan penkes
sehari-hari efektif sesuai
memenuhi tujuan kesepakatan
kesehatan - berikan
ditingkatkan dari kesempatan untuk
skala 3 (cukup bertanya.
menurun) menjadi Edukasi
skala 4 (cukup - Jelaskan faktor
meningkat) resiko yang
mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan hidup
bersih dan sehat

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Remaja adalah masa kesehatan yang baik. Ini adalah periode ketika
praremaja dan remaja membentuk kebiasaan kesehatan seumur hidup,
termasuk pola makan dan kebiasaan olahraga dan ketrampilan kesehatan
emosional seperti pemecahan masalah dan strategi koping. Perilaku
merokok dapat dipengaruhi oleh teman sebaya, keluarga dan karakteristik
masyarakat dimana mereka tinggal. Perawat kesehatan keluarga dapat
membantu orang tua dan masyarakat dalam memahami perilaku berisiko
dan dapat membantu dalam mencari solusi.

B. Saran
Sebaiknya dalam proses perkembangan remaja, orang tua ikut
berproses didalamnya.

DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, R. 2011. Bahaya Merokok. Jakarta: Sarana Bangun Pustaka.

Depkes. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Salemba Medika:


Jakarta

Hurlock, Elzabeth B., 2011., Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan


Sepanjang Rentang Kehidupan., Jakarta : Erlangga

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta

Sarwono, S, W., 2013,. Psikologi Remaja., Jakarta : Rajawali Pers

Setiadi, A., 2013., Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga., Yogyakarta :


Graha Ilmu

Sulastri., dkk. 2018. Keinginan Berhenti Merokok Pada Pelajar Perokok


Berdasarkan Global Youth Tobacco Survey di SMK Negeri Kota
Padang. Jurnal Kesehatan Andalas.

Anda mungkin juga menyukai