Dosen Pembimbing :
Oleh :
Puji Syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
proposal ini yang diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Stase Gerontik bisa
selesai tepat pada waktunya.
2. Bapak dan Ibu lansia, yang telah bersedia dikaji dan mengikuti acara TAK
3. Anggota kelompok besar yang telah bekerja sama dan saling membantu dalam
suksesnya acara TAK
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Setelah selesai mengikuti terapi aktifitas kelompok :
mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawaan stase gerontik
mengenai penyakit Hipertensi dan cara penangan Hipertensi
dengan senam Pronalis untuk menurunkan tekanan darah pada
lansia yang memiliki riwayat Hipertensi
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan terapi aktifitas kelompok :
a. Diharapkan klien dapat meningkatkan harga diri
b. Diharapkan klien mampu mendemonstrasikan senam
pronalis yang dilaksakana
c. Diharapkan klien mampu menerapkan senam pronalis
untuk menurunkan tekanan darah pada klien yang memiliki
riwayat hipertensi
3. Manfaat
1) Untuk Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan gerontik secara
nyata kepada masyarakat.
b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan terapi
aktifitas kelompok di stase gerontic
c. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analis, dan
bijaksana dalam menghadapi dinamika masyarakat.
d. Meningkatkan keterampilan, kemandirian dan hubungan
interpersonal.
2) Untuk masyarakat
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif
dalam upaya meningkatkan kesehatan dan pencegahan
penyakit.
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan
menyadari masalah kesehatan dan mengetahui cara
menyelesaikan masalah kesehatan yang di alami masyarakat.
c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan
mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Lansia
1. Definisi Lansia
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua bukanlah
penyakit, tetapi merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan dari dalam dan luar tubuh (Kholifah, 2016). Lanjut usia bukan merupakan suatu
penyakit, melainkan suatu tahap lanjut dari suatu kehidupan dimana lansia berada pada fase
akhir yang ditandai dengan menurunnya kemampuan tubuh dalam melakukan adaptasi
dengan lingkungannya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang terjadi di dalam tubuhnya. Individu dikategorikan ke dalam lansia ketika
telah memasuki usia diatas 60 tahun .
2. Ciri-Ciri Lansia
Menurut Ratnawati (2017) tahap pada lansia, individu mengalami banyak perubahan baik
secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan
yang pernah dimilikinya. Perubahan fisik yang dimaksud antara lain rambut yang mulai
memutih, muncul kerutan diwajah, ketajaman panca indra menurun, serta terjadi
kemunduran daya tahan tubuh. Lansia juga harus berhadapan dengan kehilangan peran diri,
kedudukan sosial, serta perpisahan dengan orang yang dicintai, sehingga dibutuhkan
kemampuan beradaptasi yang cukup besar untuk dapat menyikapi perubahan di usia lanjut
secara bijak.
Pada umumnya lansia mengalami berbagai macam masalah kesehatan seperti penurunan
fungsi organ yang memicu terjadinya berbagai penyakit degeneratif termasuk hipertensi.
Penyakit degeneratif pada lansia jika tidak ditangani dengan baik maka menurunkan kualitas
hidup lansia. Hipertensi merupakan suatu gejala penyakit degeneratif kardiovaskuler yang
paling banyak di alami oleh lansia dan belum dapat diketahui dengan pasti penyebabnya.
Penatalaksanaan hipertensi pada lansia selain dengan farmakologi dapat pula dilakukan
dengan non farmakologi seperti senam hipertensi.
3. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah
di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka
kematian (mortalitas). Hipertensi pada lansia didefinisikan dengan tekanan sistolik di atas
160 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Kejadian hipertensi pada lansia penyebab
utama hipertensi adalah faktor keturunan dan gaya hidup. Seseorang yang menderita
hipertensi mempunyai resiko penyakit jantung dua kali dan penyakit stroke delapan kali
dibandingkan orang dengan tensi normal, hipertensi yang menetap akan merusak pembuluh
darah ginjal, jantung, dan otak serta menyebabkan peningkatan gagal ginjal, penyakit
koronaria, gagal jantung, stroke, dan demensia. Hipertensi selain mengakibatkan angka
kematian yang tinggi (high case fatality rate) juga berdampak kepada penurunan kualitas
hidup (Sudarmako, 2008). Tata laksana untuk hipertensi adalah secara farmakologis dan non
farmakologis (Sudoyo, 2006). Secara nonfarmakologis salah satunya adalah olahraga.
Olahraga yang dianjurkan untuk pasien hipertensi adalah olahraga yang dilakukan secara
khusus, yaitu olahraga yang dilakukan secara bertahap dan tidak boleh memaksakan diri,
antara lain senam hipertensi (Armilawati, 2007).
Senam hipertensi merupakan olahraga yang ditunjukkan untuk penderita hipertensi dan
usia lanjut untuk mengurangi berat badan dan mengelola stres (faktor yang mempertinggi
hipertensi) yang dilakukan selama 30 menit dan dilakukan seminggu minimal 2x (Sherwood,
2005 dalam Totok dan Rosyid, 2017). Tujuan lain adalah untuk meningkatkan aliran darah
dan pasokan oksigen ke dalam otot-otot dan rangka yang aktif khususnya terdapat otot
jantung sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Setelah beristirahat pembuluh darah akan
berdilatasi atau meregang, dan aliran darah akan turun sementara waktu, sekitar 30-120
menit kemudian akan kembali pada tekanan darah sebelum senam. Jika melakukan olahraga
secara rutin dan secara terus menerus, maka pembuluh darah akan lebih elastis dan
penurunan tekanan darah akan berlangsung lebih lama. Sehingga dengan melebarnya
pembuluh darah, tekanan darah akan menurun setelah melakukan aktifitas olahraga (Totok
dan Rosyid, FN, 2017).
Kelompok :
Ruangan :
C. Landasan Teori
1. Konsep dasar lansia
Lansia merupakan makhluk sosial yang cenderung
mengalami masalah dengan kesehatannya. Tidak hanya gangguan
biologis dan fisiologis yang dialami, akan tetapi sering mengalami
masalah psikologis. Hal ini disebabkan kurangnnya paparan
informasi atau pengetahuan terkait mekanisme koping atau
manajemen stress yang dilakukan klien untuk menanggulangi
masalah psikologi yang dialami, Oleh karena itu klien
membutuhkan suatu kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengisi
waktu luang sehingga tidak merasa jenuh dan dapat mengatasi
masalah psikologi yang dihadapi.
Senam pronalis bertujuan untuk menurunkan tekanan darah
Pada lansia yang sangat tua, serta lansia dapat mengatasi masalah
tekana darah
2. Karakteristik lansia
a. Klien yang ada di sekitar kita
b. Klien mau berpartisipasi mengikuti kegiatan senam pronalis
c. klien yg memiliki gejala hipertensi
3. proses seleksi
proses seleksi di lakukan dengan lansia yang mempunyai gejala
hipertensi, dengan cara mewawancara para lansia, yang belum bisa
melakukan kegiatan tersebut
4. sasaran
sasaran terapi aktifitas kelompok pada lansia dengan tema
senam pronalis yaitu berjumlah 10 orang
D. Pengorganisasian
Leader : (Melinda Dini Nurfitri)
a. Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan senam aktifitas
kelompok sebelum kegiatan dimulai
b. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya
c. Mampu memimpin senam aktifitas kelompok dengan baik dan tertib
d. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
e. Menjelaskan permainan
2. Co leader : (Yostina Tunay)
Menganalisa dan mengobservasi pola-pola komunikasi yang terjadi dalam
kelompok, membantu anggota kelompok, menjadi motivator, membantu
kelompok menetapkan tujuan dan membuat peraturan serta mengarahkan dan
memimpin jalannya senam aktivitas kelompok
4. Pasien
- Lansia yang mengalami hipertensi
E. METODE
Pelaksanaan senam aktifitas kelompok pada lansia dengan tema senam
pronalis dengan bermain musik dan bergoyang secara daring yang mana
masing-masing lansia di dampingi oleh mahasiswa dalam pelaksanaan
TAK dari awal sampai akhir.
F. WAKTU PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Kamis, 28 Oktober
2021
Waktu : Pukul 11.00 - Selesai
Alokasi Waktu : Perkenalan dan Pengarahan (5 menit)
Permainan (30 menit)
Ekspress Feeling (15 menit)
Penutup (5 menit)
G. TEMPAT
Media Online (Zoom Meeting)
H. ALAT
Alat – alat yang di gunakan untuk terapi aktifitas kelompok pada lansia
- Media Online (Zoom Meeting)
I. Proses Pelaksanaan
1. Perkenalan (persiapan)
a. Kelompok perawat memperkenalkan diri, urutan dimulai dari
pembimbing untuk memulai menyebut nama,
b. kemudian leader menjelaskan tujuan dan peraturan kegiatan
dalam kelompok
c. Bila akan mengemukakan perasaannya klien diminta untuk lebih
dulu menunjukkan tangannya
d. Bila klien ingin keluar untuk minum, BAB/BAK harus minta ijin
pada perawat
e. Pada akhir perkenalan pemimpin mengevaluasi kemampuan
identifikasi terhadap perawat dengan menanyakan nama perawat
yang ditunjuk oleh leader
2. Permainan ( fase kerja )
a. Klien masuk Media Online (Zoom Meeting)
b. Klien diberikan nomer urutan
c. Kemudian Co leader memutar lagu dangdut untuk berjoget
4. Penutup
a. Klien dapat menyebutkan kembali tujuan kegiatan
b. Leader menjelaskan kembali tentang tujuan dan manfaat dari
kegiatan kelompok ini
Antisipasi Masalah
1. Penanganan klien yang tidak aktif saat terapi
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab
tujuan dari kegiatan tersebut
Lumempouw, D. O., Wungouw, H. I., & Polii, H. (2016). Pengaruh Senam Prolanis
Terhadap Penyandang Hipertensi. Ebiomedik, 4(1).
Basuki, S. P. H., & Barnawi, S. R. (2021). Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap
Tekanan Darah Pada Komunitas Lansia Desa Petir Kecamatan Kalibagor,
Banyumas. Sainteks, 18(1), 87-93.
Musri, M., & Selviawati, R. (2018). Senam Lansia Sebagai Terapi Tambahan Pada
Lansia Dengan Hipertensi: Studi Pre-Experimental. Prosiding Pin-Litamas
1, 1(1), 39-48.
Rahmawati, L., & Aizza, N. (2018). Pengaruh Senam Prolanis Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Lansia Di Desa Glagahwero Kecamatan Panti Kabupaten
Jember. The Indonesian Journal Of Health Science, 150-154.
Susiani, A., & Magfiroh, R. (2020). Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Prolanis
Terhadap Kekambuhan Hipertensi. Jurnal Kesehatan, 11(1), 1-9.
Sidiq, M. N., & Widodo, A. (2019). Pengaruh Senam Prolanis Terhadap Tekanan
Darah Pasien Hipertensi Di Puskesmas Purwodiningratan Kota
Surakarta (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).