Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan sosial ekonomi dan kebutuhan dasar presejahtera, belum dapat memenuhi

kebutuhan dasar minimal yakni pengajaran agama, sandang, pangan, papan,

kesehatan atau keluarga belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator KS

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Memperoleh pengetahuan pengalaman nyata dan memperluas wawasan mengenai

Asuhan Keperawatan Keluarga.

2. Tujuan Khusus

 Mengenal masalah kesehatan keluarga

 Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga

 Melakukan tindakan perawatan kesehatan pada anggota yang sakit sesuai

kemampuan

 Memodifikasi lingkungan keluarga

 Memanfaatkan sumber daya di masyarakat : puskesmas, posyandu

C. RUANG LINGKUP

Pada makalah ini kami membahas tentang asuhan keperawatan keluarga

D. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan terdiri dari tiga Bab yaitu

BAB I Pendahuluan tediri dari Latar belakang, Tujuan penulisan, Ruang lingkup, dan

sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan teoritis terdiri dari Pengertian, Kelompok Keluarga, Keluarga

sebagai Sistem, Askep Keluarga

BAB III Tinjauan Kasus

BAB IV Penutup terdiri dari kesimpulan

Asuhan Keperawatan Keluarga

1
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. PENGERTIAN

Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya

atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (uu. No 10, 1992)

Keluarga adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dengan keterikatan

aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing (friedman 1998)

Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya

atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (uu. No 10, 1992)

Keluarga adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan

aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing (friedman 1998)

2.1 CIRI-CIRI KELUARGA

* Diikat tali perkawinan

* Ada hubungan darah

* Ada ikatan batin

* Tanggung jawab masing –masing

* Ada pengambil keputusan

* Kerjasama

* Interaksi

* Tinggal dalam suatu rumah

2.2 STRUKTUR KELUARGA

1. Struktur peran keluarga formal dan informal

2. Nilai/norma keluarga, norma yg diyakini oleh keluarga berhubungan dengan

kesehatan

3. Pola komunikasi keluarga, bagaimana komunikasi orang tua-anak, ayah ibu dan

anggota lain

4. Struktur Keluarga, kemampuan mempengaruhi dan mengendalikan orang lain

untuk kesehatan

Asuhan Keperawatan Keluarga

2
2.3 CIRI –CIRI STRUKTUR KELUARGA

* Terorganisasi

* Bergantung satu sama lain

* Ada keterbatasan

* Perbedaan dan kekhususan

* Peran dan fungsi masing-masing

2.4 PERANAN KELUARGA

1. Peranan ayah sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, rasa aman, kepala

keluarga, anggota masyarakat.

2. Peranan ibu, mengurus rumah tangga, pengasuh/pendidik anak, pencari nafkah

tambahan, anggota masyarakat.

3. Peranan anak peran psikososial sesuai tingkat perkembangan baik mental, fisik,

sosial dan spiritual.

2.5 TYPE KELUARGA (SECARA TRADISIONAL)

1. Keluarga inti (nuclear family) terdiri dari ayah , ibu dan anaknya dari

keturunannya atau adopsi

2. Keluarga besar (extended family) keluarga inti ditambah anggota keluarga lain

yang masih ada hubungan darah (kakek, nenek , paman, bibi)

2.6 FUNGSI KELUARGA

1. Afektif, mengajarkan segala sesuatu untuk persiapan keluarga berhubungan

dengan orang lain.

2. Sosialisasi mengembangkan kehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah

3. Reproduksi, mempertahankan generasi, kelangsungan hidup

4. Ekonomi, memenuhi kebutuhan keluarga, meningkatkan penghasilan

5. Perawatan kesehatan, pendidikan, religius, rekreasi

Asuhan Keperawatan Keluarga

3
2.7 TUGAS KELUARGA DI BIDANG KESEHATAN (ETEOLOGI MASALAH)

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga

2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

4. Memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan keluarga

5. Memanfaatkan fasilitas Yankes di sekitarnya

2.8 TUGAS PERKEMBANGAN SESUAI DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN (DUVAL)

(SOCIOLOGICAL PERSPECTIVE)

1. Keluarga baru menikah

- membina hubungan intim

- membina hubungan dengan keluarga lain : teman dan kelompok sosial

- mendiskusikan rencana mempunyai anak

2. Keluarga dengan anak baru lahir

- persiapan menjadi orang tua

- adaptasi keluarga baru, interaksi keluarga, hubungan seksual

3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah

- memenuhi kebutuhan anggota keluarga : rumah, rasa aman

- membantu anak untuk bersosialisasi

- mempertahankan hubungan yang sehat keluarga intern dan luar

- kegiatan untuk stimulasi perkembangan anak

4. Keluarga dengan anak usia sekolah

- membantu sosialisasi anak dengan lingkungan luar

- mempertahankan keintiman pasangan

- memenuhi kebutuhan yang meningkat

5. Keluarga dengan anak remaja

- memberikan kebebasan seimbang dan bertanggug jawab

- mempertahankan hubungan intim dengan keluarga

- komunikasi terbuka : hindari, debat, permusuhan

- persiapan perubahan sistem peran

Asuhan Keperawatan Keluarga

4
6. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa

- perluas jaringan keluarga dari keluarga inti ke extended

- pertahankan keintiman pasangan

- membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru

- penataan kembali peran orang tua

7. Keluarga usia pertengahan

- pertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan

- hubungan serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya

- meningkatkan keakraban pasangan

8. Keluarga usia tua

- pertahankan suasana saling menyenangkan

- adaptasi perubahan : kehilangan pasangan,kekurangan Fisik, penghasilan

- pertahankan keakraban pasangan

- melakukan life review masa lalu

B. KELOMPOK KELUARGA DI INDONESIA

Berdasarkan sosial ekonomi dan kebutuhan dasar presejahtera, belum dapat memenuhi

kebutuhan dasar minimal yakni pengajaran agama, sandang, pangan, papan,

kesehatan atau keluarga belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator KS.

1. KELUARGA SEJAHTRA (KS I)

Indikator :

- ibadah sesuai agama

- makan 2 kali sehari

- pakaian berbeda tiap keperluan

- lantai bukan tanah

- kesehatan : anak sakit, ber kb dibawa ke sarana kesehatan

2. KS II

Indikator :

- belum dapat menabung

- ibadah (anggota keluarga) sesuai agama

- makan 2 kali sehari

Asuhan Keperawatan Keluarga

5
- pakaian berbeda

- lantai bukan tanah

- kesehatan (idem)

- daging/ telur minimal 1 kali seminggu

- Pakaian baru setahun sekali

- Luas lantai 8 m2 per orang

- Sehat 3 bulan terakhir

- Anggota keluarga yang berumur 15 tahun ke atas punya penghasilan tetap

- Umur 10 – 60 th dapat baca tulis

- Umur 7-15 th bersekolah

- Anak hidup 2 /lebih

3. KS III

Indikator :

- belum berkontribusi pada masyarakat

- ibadah sesuai agama

- pakaian berbeda tiap keperluan

- lantai bukan tanah

- kesehatan (idem)

- daging/telur seminggu sekali

- memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir

- luas lantai 8 m2 perorang

- anggota keluarga sehat dalam 3 bulan terakhir

- keluarga berumur 15 th punya penghasilan tetap

- baca tulis latin 10 –60 th

- usia 7-15 bersekolah

- anak hidup 2/ lebih

- upaya meningkatkan agama

- keluarga punya tabungan

- makan bersama sehari sekali

- ikut kegiatan masyarakat

- rekreasi 6 bulan sekali

- menggunakan transportasi

Asuhan Keperawatan Keluarga

6
4. KS TAHAP III PLUS

- dpt memenuhi seluruh kebutuhannya : dasar, sosial, pengembangan, kontribusi pada

masyarakat

- memberikan sumbangan secara teratur pada masyarakat

- aktif sebagai pengurus yayasan / panti

Indikator GAKIN :

- tidak bisa makan 2 kali sehari atau lebih

- tidak daging/ikan /telur / minggu sekali

- tidak pakaian beda tiap aktifitas

- tidak pakaian baru, satu stel /tahun

- lantai mayoritas tanah

- lantai kurang dari 8 meter persegi untuk setiap penghuni

- tidak ada anggota umur 15 tahun berpenghasilan tetap

- anak sakit/pus ingin kb tak mampu ke yankes

- anak 7-15 tahun tak berekolah

KESIMPULAN FUNGSI DIATAS :

Asih, kasih sayang , perhatian, rasa aman kehangatan pada anggota keluarga

Asuh, perawatan agar selalu sehat fisik mental spiritual

Asah, kebutuhan pendidikan anak, untuk masa depan

C. KELUARGA SEBAGAI SISTEM

Keluarga merupakan sistem sosial yg terdiri kumpulan 2 atau lebih yang punya peran

sosial yang berbeda dengan ciri saling berhubungan dan tergantung antar individu

1. Alasan keluarga sebagai sistem :

- Keluarga punya subsistem : anggota, fungsi, peran, aturan , budaya

- Saling berhubungan dan ketergantungan

- Unit terkecil dari masyarakat sebagai suprasistem

- Komponen sistem keluarga

- Out put, hasil berupa perilaku : sosial, agama

- Feedback, pengontrol perilaku keluarga

Asuhan Keperawatan Keluarga

7
2. Karakteristik keluarga sebagai sistem

- Sistem terbuka, sistem yang punya kesempatan dan mau menerima /

memperhatikan

lingkungan sekitar

- Sistem tertutup, kurang punya kesempatan, kurang mau menerima /memberi

perhatian pada

lingkungan sekitar

D. ASKEP KELUARGA

 Pengkajian

 Diagnosis keperawatan

 Perencanaan

 Implementasi

 Evaluasi

PERSIAPAN :

1. Menetapkan keluarga sasaran

2. Buat jadwal kunjungan

3. Siapkan perlengkapan laporan

- family folder

- masalah klien dan keluarga

- phn kit

- alat bantu penyuluhan

PENGKAJIAN

Tahap yg perlu dilakukan :

1. Bhsp

- perkenalkan

- jelaskan tujuan kunjungan

2. Pengkajian Awal : terfokus

3. Pengkajian lanjut (tahap ke 2)

Asuhan Keperawatan Keluarga

8
PENGKAJIAN :

1. Berkaitan dengan keluarga

- demografi

- lingkungan

- struktur dan fungsi keluarga

- stress dan koping keluarga

- perkembangan keluarga

2. Berkaitan dengan individu sebagai anggota

- fisik

- mental

- sosial

- spiritual

- emosi

DIAGNOSIS :

Berdasar “ Nanda “

1. Gangguan proses keluarga

2. Gangguan pemeliharaan kesehatan

3. Nutrisi kurang /lebih

4. Gangguan peran

5. Pola eliminasi

6. Sanitasi kurang

7. Duka berkepanjangan

8. Konflik pengambilan keputusan

9. Koping keluarga inadekuat

10. Gangguan Manajemen Pemeliharaan rumah

11. Hambatan interaksi

12. Kurang pengetahuan

13. Resiko perubahan peran

14. Resiko trauma

Asuhan Keperawatan Keluarga

9
15. Resiko pk

16. Ketidak berdayaan

17. Isolasi sosial

18. Dll

Daftar Diagnosis Keperawatan Keluarga NANDA:

A. Lingkungan

1. Kerusakan penatalaksanaan rumah (kebersihan)

2. Resiko cedera

3. Resiko infeksi

B. Struktur komunikasi

1. Kerusakan komunikasi

C. Struktur peran

1. Isolasi sosial

2. Perubahan dalam proses keluarga (ada yg sakit)

3. Berduka disfungsional

4. Potensial pening menjadi orang tua

5. Perubahan penamp. Peran

6. Gangg. Citra tubuh

D. Afektif

1. Resiko tindakan kekerasan

2. Perub proses keluarga

3. Koping keluarga tak efektif

E. Sosial

1. Perilaku mencari bantuan kesehatan

2. Konflik peran orang tua

3. Perub pertukem

4. Perub pemeliharaan kesehatan

5. Kurang pengetahuan

6. Isolasi sosial

7. Ketidak patuhan

8. Gangguan identitas pribadi

Asuhan Keperawatan Keluarga

10
F. Fungsi perawat keluarga

1. Perilaku mencari pertolongan kesehatan

2. Ketidak efektifan penatalaksanaan terapeutik keluarga

3. Resiko penyebaran infeksi

G. Strategi koping

1. Potensial peningkatan koping keluarga

2. Koping keluarga tak efektif

3. Resiko tindakan kekerasan

Asuhan Keperawatan Keluarga

11
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. MS

DENGAN SALAH SATU ANGGOTA MENGALAMI TBC PARU

A. PENGKAJIAN
1. Struktur Dan Sifat Keluarga

a. Kepala Keluarga

Nama : Tn. MS

Jenis Kelamin : Laki – Laki

Suku : Jawa

Umur : 54 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani

Alamat : RT 22 RW 06 Dusun Kreweh Desa Gunungrejo

Kec. Singosari Kabupaten Malang

b. Susunan Anggota Keluarga

No. NAMA L/P USIA HUB.KK PEND PEKJ KET

1. Ny.M P 68 tahun Mertua - - Sakit

2. Ny. F P 48 tahun Istri SD Tani Sehat

3. Nn. S P 18 tahun
Anak SLTA - Sehat

4. An. AS L 12 tahun
Anak SD - Sehat

Asuhan Keperawatan Keluarga

12
c. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Sakit

: Meninggal

: Tinggal serumah

d. Jenis/type Keluarga

Jenis : Extended

Asuhan Keperawatan Keluarga

13
2. Faktor Sosio-Budaya-Ekonomi

a. Penghasilan Dan Pengeluaran

Sumber penghasilan adalah dari kegiatan bertani yang dilakukan oleh kepala

keluarga bersama istri, yaitu sekitar  Rp. 500.000,-/perbulan. Pengeluaran

perbulan untuk keperluan makan sekitar  Rp. 300.000,- dan sisanya untuk

keperluan lain –lain seperti membayar listrik, kebutuhan anak sekolah.

b. Pendidikan

Anggota keluarga semuanya berpendidikan semuanya berpendidikan tingkat

dasar, kecuali mertua yang tidak sekolah, dan anak pertama yang sedang sekolah

kelas 12 (SMA kelas III). Berkaitan dengan penyakit TBC yang diderita Tn. MS,

keluarga mengatakan tidak tahu bagaimana cara penularan TB paru kepada

orang lain dan bagaimana cara pencegahan terhadap anggota keluarga yang lain.

Setelah dijelaskan tentang pengertian penyakit, cara pencegahan dan

pengobatannya, Tn.MS dan Ny.F belum bisa menjawab pertanyaan sederhana

perawat

c. Suku Dan Agama

Keluarga merupakan suku Jawa dan beragama Islam, dalam menjalankan perintah

agama keluarga cukup taat dan rajin mengikuti kegiatan keagamaan seperti sholat

jamaah di Musholla, sholat Jumat di Mesjid, acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak

dan ibu-ibu), acara Diba’ (remaja putri dan ibu-ibu).

3. Kegiatan Sehari - Hari

a. Nutrisi

Keluarga lebih sering memasak sendiri dari pada membeli, dengan komposisi

sebagai berikut : makanan pokok yaitu nasi, tempe dan tahu, sayuran yang didapat

dari kebun/sawah, jarang makan buah dan minum susu. Keluarga dalam memasak

sayur dengan mencuci dulu lalu dipotong – potong. Keluarga makan tiga kali dalam

sehari dengan porsi yang cukup. Pemberian makan sama rata untuk seluruh

anggota keluarga. Cara menghidangkannya terbuka di atas meja. Alat makan

digunakan bersama atau tidak ada pemisahan dalam pemakaiannya. Pantangan

makan tidak ada.

Asuhan Keperawatan Keluarga

14
b. Eliminasi

Pola BAB anggota keluarga sehari sekali dan BAK tiga-empat kali sehari. Pada

anggota keluarga tidak ada yang mengalami gangguan dalam eliminasi. Tempat

BAB adalah di sungai atau menumpang di WC tetangga.

c. Olah Raga

Kepala keluarga mengatakan tidak menyediakan waktu khusus untuk melakukan

olah raga, tapi dia telah rutin pergi ke sawah setiap pagi dan sore. Kegiatan di

sawah mislnya mencangkul, mencari rumput untuk ternak, atau mencabuti rumput

yang mengganggu tanaman padi. Istri juga tidak meluangkan waktu untuk kegiatan

olah raga secara khusus, dia hanya ikut membantu suami kerja di sawah. Anak-

anak tidak ada kegiatan olah raga di rumah, sedangkan di sekolah sesuai jadwal

olah raga di sekolah masing-masing.

d. Kebersihan Diri

Kepala keluarga dan istri mandi 2 kali sehari, yaitu sepulang dari sawah dan pada

sore hari. Anak-anak mandi 2 kali sehari sebelum berangkat sekolah dan pada

sore hari. Kebersihan mandi dua kali sehari dengan menggunakan sabun mandi,

menggosok gigi sekali sehari dengan pasta gigi serta mencuci rambut tiga hari

sekali dengan menggunakan sampho, kebiasaan mandi keluarga di rumah dengan

air sumber yang berasal dari mata air Sumberawan. Berkaitan dengan TBC,

keluarga mengatakan tidak mengerti mengenai sanitasi yang sehat yang dapat

mencegah penularan TB paru. Tn.MS mengatakan tidak mempunyai tempat khusus

untuk pembuangan dahak, biasanya meludah di halaman atau dimana saja saat ia

berada.

e. Waktu Senggang/Hiburan/Rekreasi

Penggunaan waktu senggang oleh anggota keluarga dengan santai–santai atau

digunakan untuk membicarakan masalah keluarga. Anggota keluarga dalam

menggunakan waktu senggangnya sesuai dengan usia dan jenis kelamin. Untuk

mendapatkan hiburan keluarga melihat televisi dan radio.

Asuhan Keperawatan Keluarga

15
f. Istirahat

Pola istirahat keluarga jarang tidaur siang, kalau sempat tidur siang biasanya

selama 1 – 2 jam mulai pukul 12.30 – 14.30. Kebiasaan tidur pada malan hari jam

22.00 – 05.00. Pada Tn. MS tidurnya sering terganggu oleh karena sering batuk

pada malam hari, dan sering berkeringat dingin pada malam hari.

g. Kebiasaan Sosial

Semua anggota keluarga terlibat aktif dalam kegiatan sosial masyarakat seperti

kegiatan tahlilan, diba’ dan lain-lain. Kepala keluarga yaitu Tn. MS dahulu

merupakan perokok berat dengan frekuensi 1 pak perhari. Sejak sakit frekwensi

merokok dikurangi sekitar ½ pak perhari.

4. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga saat ini berada pada tahap ke III, yaitu keluarga

dengan anak usia sekolah. Anak pertama perempuan, masih sekolah di SLTA

dengan usia 18 tahun, sedangkan anak kedua laki-laki berusia 12 tahun dan masih

sekolah dibangku SD.

b. Riwayat Keluarga Inti

Keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan. Riwayat kesehatan masing masing

keluarga baik kecuali Tn. MS yang mempunyai riwayat TBC. Kebiasaan anggota

keluarga apabila ada yang sakit periksa ke Bidan Desa atau ke Mantri. Untuk

mengatasi penyakit yang diderita saat ini, Tn.MS berobat rutin ke Puskesmas

Singosari, dan sekarang ini obat sudah dapat diambil di Polindes.

c. Riwayat Keluarga Sebelumnya

Riwayat kesehatan sebelumnya, keluarga mengatakan tidak pernah sakit serius.

Mertua Tn.MS saat ini sudah lanjut usia, dan mengalami sakit batuk-batuk dan

linu-linu, belum pernah periksa lab/dahak, hanya berobat kalau linu-linunya dirasa

sangat mengganggu.

Asuhan Keperawatan Keluarga

16
5. Faktor Lingkungan

a. Karakteristik Perumahan

Perumahan yang digunakan adalah semi permanen dan miliknya sendiri. Luas

pekarangan 5 x 9 meter dengan bangunan rumah 8 x 12 meter. Lantai rumah

sebagian dari plester semen dan sebagian masih tanah, atap dari genting.

Ventilasi ada beberapa yaitu : di ruang tamu ada jendela, disekitar kamar dan

ruang tengah serta dapur, disetiap kamar dan ruang tengah serta dapur ada

lubang angin, Penerangan menggunakan lampu listrik. Kamar tamu ada sebuah

lampu neon 15 watt, ruang tengah terdapat bola lampu 20 watt, masing–masing

kamar dan dapur terdapat lampu pijar 10 watt.

Ruang tamu cukup rapi dan bersih, terdapat perabotan (kursi), ruang tidur,

dapur berdinding bambu anyam dan lantai tanah. Keluarga mempunyai kamar mandi

tapi tidak ada WC, bila buang air besar di sungai atau numpang di WC tetangga.

Halaman rumah tampak kurang bersih oleh rerumputan disekitar rumahnya.

Keluarga menggunakan air sumber dari mata air Sumberawan untuk minum

dan memasak, keadaan air secara fisik jernih, tidak berbau dan tidak berasa.

Keluarga menyimpan air dari sumur dalam gentong yang kebersihannya cukup dan

tertutup.

Keluarga mempunyai tempat pembuangan limbah yang dibuang langsung di

belakang rumah dan dibiarkan terbuka. Keluarga mempunyai ternak sapi dengan

kandang menempel di belakang dapur.

Pembuangan kotoran ternak berupa jurang terbuka berjarak 3 meter dari

kandang.

Asuhan Keperawatan Keluarga

17
b. Denah rumah

keterangan :

LKT = Limbah kotoran ternak

LKM = Limbah kamar mandi

LD = Limbah dapur
LKT
= Pintu

= Jalan kampung/gang

= Batas pekarangan

LD
Kandang sapi

Kamar mandi Dapur


LKM

R. Tidur An.AS R.Tidur Ny.M

Ruang keluarga/ R.
R. Tidur Tn.MS Makan

dan Ny.F

R. Tamu
R. Tidur Nn.S

Asuhan Keperawatan Keluarga

18
Keterangan denah rumah :

Rumah keluarga Tn. MS terdiri dari 1 ruang tamu; 1 ruang keluarga yang sekaligus

sebagai tempat makan; 4 kamar tidur masing-masing untuk Nn.S, Tn.MS bersama

Ny.F, Ny.M dan An.As; 1 dapur; 1 kamar mandi tanpa WC; dan kandang ternak.

Masing-masing kamar mempunyai ventilasi sekaligus sebagai pencahayaan sinar

matahari tapi masih terlalu sempit, kurang dari 10% luas lantai kamar.

Pencahayaan dan ventilasi ruang tamu cukup. Pencahayaan ruang keluarga kurang,

sinar matahari kurang dapat menyinari lantai ruang tamu. Sumber air bersih yang

digunakan untuk mandi dan memasak berasal dari mata air Sumberawan. Tempat

pembuangan air limbah dari kamar mandi berupa selokan terbuka, pembuangan air

limbah dari dapur tidak ada tempat khusus, langsung dibuang atau dialirkan ke

belakang dapur dan dibiarkan meresap sendiri.

c. Macam Tempat Tinggal

Keluarga bertempat tinggal di pedesaan jarak antara rumah satu dengan yang

lainnya berdekatan tapi tidak berhimpitan/menempel. Lingkungan tempat tinggal

adalah persawahan dengan udara yang sejuk

d. Karakteristik Tetangga Dan Komunikasi RW

Tetangga di sekitar keluarga Tn. MS adalah bersuku Jawa, bahasa komunikasi

sehari-hari yang digunakan adalah bahasa jawa, sebagian besar tetangga Tn. MS

bermata pencaharian sebagai petani. Keluarga mempunyai alat komunikasi seperti

televisi dan radio. Jika ada kegiatan sosial kemasyarakatan biasanya diumumkan

melalui pengeras suara yang ada di musholla atau mesjid.

e. Mobilitas Geografis Keluarga

Keluarga Tn. MS Keluarga jarang pergi ke tempat-tempat yang jauh. Kegiatan

rutin harian adalah bertani / pergi ke sawah yang tidak jauh dari rumahnya

(sekitar 1 km). Tempat tinggal keluarga juga tidak berpindah – pindah. Sanak

famili dari Tn.MS maupun Ny.F juga berada di sekitar tempat tinggalnya (masih

satu desa).

Asuhan Keperawatan Keluarga

19
f. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Keluarga Dengan Masyarakat.

Komunikasi antar keluarga/warga biasanya dilakukan saat mereka melakukan

kegiatan keagamaan seperti tahlilan, yasiinan, diba’ dan kegiatan-kegiatan

keagamaan lainnya.

g. Sistem Pendukung Keluarga

Jarak rumah ke Polindes sekitar ½ km, jarak ke puskesmas pembantu sekitar 1,5

km, jarak ke Puskesmas sekitar 5 km. Keluarga juga mempunyai jaminan

pemeliharaan kesehatan keluarga miskin (Askes Maskin).

6. Struktur Keluarga

a. Pola Komunikasi Keluarga

Keluarga Tn. MS dalam berkomunikasi menggunakan bahasa jawa. Dalam keluarga

mempunyai kebiasaan berkomunikasi setiap saat dan waktu santai. Komunikasi

saat makan sering dilakukan, dan terbiasa makan bersama.

b. Struktur Kekuatan Keluarga

Keluarga tidak mempunyai peran dalam masyarakat, hal ini terbukti dengan

ketidakmampuan keluarga Tn. MS dalam mempengaruhi tetangga. Kekuatan dalam

keluarga yang dapat digunakan untuk meningkatkan derajat kesehatan adalah Tn.

MS dan Ny.F cukup bijaksana, tampak sabar dalam menghadapi penyakit atau

masalah yang dialami oleh anggota keluarga, sehingga dapat mendorong Tn.MS

untuk berobat secara teratur sampai sembuh. Ny.F sering mengingatkan Tn.MS

jika lupa minum obat.

c. Struktur Peran ( Formal Dan Informal )

Keluarga dalam struktur peran formal tidak ada atau tidak mempunyai peran.

Begitu juga dalam perannya secara informal.

d. Nilai Dan Norma Keluarga

Keluarga Tn. MS menganut agama Islam, dalam kehidupan keseharian diwarnai

dengan kebiasaan secara agamis. Disamping itu keluarga menganut kebudayaan

Jawa, norma yang dianut juga kebudayaan jawa. Dalam kebiasaan keluarga Tn. MS

tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan.

Asuhan Keperawatan Keluarga

20
7. Fungsi Keluarga

a. Fungsi Afektif

Dalam kehidupan keseharian, keluarga Tn. MS sangat harmonis, rukun dan

tentram. Semua keluarga merasa saling memiliki, apabila ada keluarga yang sakit

atau ditimpa musibah, maka anggota keluarga yang lain ikut merasakan akan hal

yang sama yaitu keadaan sakit atau ditimpa musibah.

b. Fungsi Sosialisasi

Hubungan dalam keluarga Tn. MS menganut kebudayaan jawa. Dalam berhubungan

dengan anggota masyarakat, keluarga tidak tampak kaku. Keluarga sangat

membaur dengan budaya yang ada disekitarnya.

c. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga Tn MS mampu untuk kurang mengenal dengan baik masalah kesehatan

yang dialami oleh salah satu anggota keluarga yaitu Tn. MS dengan TB paru. Hal

ini dibuktikan dengan bahwa keluarga belum mampu untuk menyebutkan tentang

tanda dan gejala serta faktor penyebab dari TB paru.

Kemampuan keluarga untuk mengerti tentang sifat masalah sudah tampak, karena

keluarga tidak menganggap bahwa batuk – batuk yang dialami oleh Tn. MS

dianggap sebagai batuk biasa dan keluarga sudah memeriksakannya ke Puskesmas

Singosari dan sudah mendapat terapi sejak bulan Oktober 2007. Sejak awal

pengobatan, Tn.MS mengatakan sudah berobat secara teratur. Kalau obat habis,

keluarga langsung pergi ke Puskesmas untuk mengambil obat. Tn.MS mengatakan

sebenarnya malas minum obat karena setelah minum obat, ia merasa mual dan

kembung. Tapi Tn.MS ingin cepat sembuh, sehingga walaupun malas ia tetap

meminum obatnya.

Pemanfaatan fasilitas kesehatan, keluarga Tn. MS mampu untuk

memanfaatkannya, karena Tn. MS selama sakit berobat ke Puskesmas Singosari.

d. Fungsi Reproduksi

Jumlah anak yang dimiliki oleh Tn. MS adalah 2 orang, Ny.F menggunakan KB

Suntik.

Asuhan Keperawatan Keluarga

21
e. Fungsi Ekonomi

Keluarga Tn. MS termasuk keluarga yang kurang mampu hal ini dapat dilihat dari

penghasilan tiap bulanya hanya sekitar Rp.500.000/perbulan. Dalam pemenuhan

sandang, pangan dan papan keluarga Tn. MS sangat sederhana. Untuk memenuhi

kebutuhan makan sehari-hari, Tn.MS menanam sayur di tepi sawahnya serta di

pekarangan rumahnya. Jika ingin makan lauk-pauk, Tn.MS biasa mencari ikan di

sungai dekat rumahnya.

8. Stres Dan koping Keluarga

a. Stressor Jangka Pendek Dan Panjang

Keluarga Tn. MS mengatakan hampir tidak pernah mengalami stress baik itu stess

jangka pendek ( < 6 bulan ) maupun jangka panjang ( > 6 bulan ). Tetapi keluarga

Tn. MS hanya mengalami stress biasa yang dapat dengan segera diatasi.

b. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi/Stressor

Pola pemecahan masalah dalam keluarga Tn. MS adalah dengan cara musyawarah

antar anggota keluarga, kadang juga melibatkan anaknya. Misalnya dalam

menentukan pengobatan Tn. MS, dalam pengambilan keputusan di keluarga yang

paling menonjol adalah Tn. MS

c. Strategi Adaptasi Disfungsional

Dalam menghadapi suatu permasalahan keluarga Tn. MS biasanya

mengkonsentrasikan pada bagaimana cara pemecahan masalah tersebut. Sehingga

keluarga tidak terganggu dalam melakukan pekerjaan keseharian.

9. Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan Fisik Tn. MS

Riwayat kesehatan sekarang : sejak enam bulan yang lalu Tn. MS sering batuk

yang disertai adanya dahak yang warnanya kekuningan dan kadang disertai darah

dalam dahaknya, demam di malam hari, nafsu makan menurun, berat badan agak

menurun.

Riwayat kesehatan masa lalu : Tn. MS tidak pernah menderita penyakit yang

berat, kronis atau penyakit yang menular. Tn. MS tidak pernah minum – minuman

keras, tapi merupakan perokok berat dengan frekwensi 1 – 1,5 pak perhari.

Asuhan Keperawatan Keluarga

22
Pemeriksaan Fisik :

Tanda vital : tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 84/menit, respirasi 22/menit,

tinggi badan 162 cm, berat badan 48 kg.

Bentuk kepala bulat, ukuran sedang dan simetris. Kulit kepala tidak ada luka,

ketombe dan bersih. Pertumbuhan rambut merata, warna hitam dan putih, tidak

rontok. Wajah agak pucat. Struktur simetris dan tidak ditemukan kesan sembab.

Mata lengkap, simetris, skelera tidak ikterus, tidak ada peradangan, konjungtiva

agak anemis, tidak ada benjolan abnormal, penglihatan agak kabur.

Telinga lengkap, simetris bilateral, pendengaran baik, tidak ada radang atau

benjolan yang abnormal.

Mulut dan faring : bibir tidak sianosis, kering dan tidak ada luka, gigi dan gusi

normal, adanya sisa makanan, caries tidak ada, terdapat karang gigi dan tidak

ditemukan perdarahan. Lidah berwarnah merah merata. Bau nafas tidak ada,

uvula simetris, tonsil tidak meradang dan tidak ada perubahan suara.

Hidung bersih, tidak ada secret, tidak terdapat tanda radang, tidak terjadi

deviasi septum nasi, tidak terdapat polip. Pernafasan cuping hidung tidak ada.

Leher , posisi trachea simetris, tidak ditemukan pembesaran tyroid dan

perubahan suara serta pembesaran kelenjar limfe.

Thorak : bentuk normal, frekwensi pernafasan 22 permenit, terdapat retraksi

intercosta dan batuk produktif serta pergerakan dada kanan dan kiri sama. Fokal

fremitus lebih bergetar paru kiri dari pada kanan, perkusi suara dullness. Suara

nafas bronchial dan bronkho-vesikuler terdapat ronkhi basah. Jantung suara S1

dan S2 tunggal, tidak ada tanda – tanda pembesaran jantung. Kelainan tulang

belakang tidak ditemukan.

Abdomen turgor baik, bentuk perut cekung, bising usus 12/menit, perkusi

tympani, hepar , lien tidak ada kelainan

Ekstrimitas simetris, tidaki terdapat edema, tidak ada varieses, kekuatan otot

empat.

Asuhan Keperawatan Keluarga

23
b. Pemeriksaan Fisik Ny. F

Riwayat Kesehatan masa lalu : Ny. F tidak pernah menderita penyakit yang berat,

kronis atau penyakit yang menular.

Tanda vital : tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80/menit, respirasi 14/menit,

tinggi badan 152 cm, berat badan 52 kg.

Tidak tampak gejala-gejala penyakit yang serius, tanda-tanda penularan kuman

TBC dari Tn.MS ke Ny.F. Fungsi pernafasan baik, tidak mengeluh batuk-batuk

yang menetap. Juga tidak mengeluhkan gejala-gejala penyakit yang lain.

c. Pemeriksaan Fisik An. AS

Riwayat Kesehatan masa lalu : An.AS tidak pernah menderita penyakit yang

berat, kronis atau penyakit yang menular.

Tanda vital : tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 80/menit, respirasi 18 x/menit,

tinggi badan 144 cm, berat badan 38 kg.

Tidak tampak gejala-gejala penyakit yang serius, tanda-tanda penularan kuman

TBC dari Tn.MS ke An.AS. Fungsi pernafasan baik, tidak mengeluh batuk-batuk

yang menetap. Juga tidak mengeluhkan gejala-gejala penyakit yang lain.

d. Pemeriksaan Fisik Nn. S

Riwayat Kesehatan masa lalu : menurut Ny.F, Nn.S tidak pernah menderita

penyakit yang berat, kronis atau penyakit yang menular. Saat kumnjungan

pertama, perawat tidak berjumpa dengan Nn.S karena belum pulang dari

sekolahnya.

e. Pemeriksaan Fisik Ny.M

Riwayat Kesehatan masa lalu : menurut Ny.F, Ny.M sudah lama mempunyai

penyakit linu-linu.

Tanda vital : tekanan darah 160/90 mmHg, nadi 76/menit, respirasi 16 x/menit,

tinggi badan 150 cm, berat badan 50 kg.

Wajah agak pucat. Struktur simetris dan tidak ditemukan kesan sembab.

Asuhan Keperawatan Keluarga

24
Mata lengkap, bola mata keruh, penglihatan agak kabur.

Telinga lengkap, simetris bilateral, fungsi pendengaran menurun

Leher , posisi trachea simetris, tidak ditemukan pembesaran tyroid dan

perubahan suara serta pembesaran kelenjar limfe.

Thorak : bentuk normal, frekwensi pernafasan 16 x/menit. Jantung suara S1 dan

S2 tunggal, tidak ada tanda – tanda pembesaran jantung. Tulang belakang agak

membungkuk.

Ekstremitas : terjadi penurunan fungsi gerak (gerakan agak terbatas). Tidak ada

edema ekstremitas. Kekuatan otot nilia 4.

10. Harapan Keluarga

Keluarga berharap agar batuk Tn.MS segera sembuh sehingga tidak mengalami

gangguan jika bekerja di sawah.

B. ANALISA DATA

No Data Masalah Etiologi

1. DS :

- Tn. MS mengatakan biasa Resiko penyebaran Perilaku kurang


membuang ludah di halaman, / penularan higienis
tidak ada tempat khusus. infeksi
- Tn. MS mengatakan belum
tahu akibat bila tidak
melakukan tindakan
pencegahan pada keluarga.
- Ny. F mengatakan kurang
mengerti tentang pencegahan
TBC
- Keluarga tidak tahu
bagaimana cara penularan TB
paru kepada orang lain dan
bagaimana cara pencegahan
terhadap anggota keluarga
yang lain.
- Keluarga mengatakan tidak
mengerti mengenai sanitasi

Asuhan Keperawatan Keluarga

25
yang sehat yang dapat
mencegah penularan TB paru.
- Tn.MS aktif mengikuti
kegiatan sosial keagamaan di
masyarakat seperti acara
tahlilan, yaasinan, dsb.

DO :

- Lantai rumah sebagian


terbuat dari tanah, tampak
lembab dan kotor.
- Tidak ada tempat khusus
untuk membuang dahak
- Tidak ada tempat khusus
untuk pembuangan limbah
rumah.
- Alat makan keluarga tidak ada
pemisahan atau digunakan
bersama
- Pencahayaan rumah (kamar
tidur) kurang.
- Tn.MS tidur sekamar dengan
Ny.F

DS :

- Keluarga mengatakan sejak Kurang Kurang informasi


lima bulan yang lalu sering pengetahuan dan
batuk yang disertai dahak. keterbatasan
- Keluarga mengatakan bahwa
kemampuan
Tn.MS sakit paru-paru, tapi
mencerap
tidak tahu jenis penyakit,
penyebab, pencegahan, informasi
perawatan dan pengobatannya.
- Tn. MS mengatakan, “ saya
belum tahu akibat yang
terjadi, bila penyakit saya
tidak diobati “.
- Ny. F mengatakan ,” Tn. MS
sudah diperiksakan di RS
Soepraoen“. Tetapi batuknya
masih sering dan agak sesak.

Asuhan Keperawatan Keluarga

26
DO :

- Keluarga tidak bisa menjawab


pertanyaan tentang pengertian
penyakit, pencegahan,
perawatan dan pengobatannya
- Pendidikan Tn.MS dan Ny.F SD
- Setelah dijelaskan tentang
pengertian penyakit, cara
pencegahan dan
pengobatannya, Tn.MS dan
Ny.F belum bisa menjawab
pertanyaan sederhana perawat

DS :

- Keluarga mengatakan Tn.MS Resiko kerusakan


sudah menjalani pengobatan penatalaksanaan
sejak bulan Oktober 2007 program terapi di
- Tn.MS mengatakan sering lupa rumah
minum obat, tapi selalu (pengobatan tidak
diingatkan oleh istrinya tuntas)
- Tn.MS mengatakan sering mual
dan kembung setelah minum
obat
- Tn.MS mengatakan sebenarnya
malas minum obat, tapi ia ingin
penyakitnya cepat sembuh

DO :

- Pemeriksaan fisik : bentuk


dada normal, terdapat
retraksi intercosta, batuk
produktif. Nafas agak sesak.
- lantai ruang tamu dari
porselin, sisanya terbuat dari
tanah keadaannya kotor dan
lembab.
- Ventilasi kurang karena
jendela / lubang angin terlalu
sempit (kurang dari 10% luas
lantai).

Asuhan Keperawatan Keluarga

27
C. PRIORITAS MASALAH

1. Resiko penyebaran infeksi sehubungan dengan perilaku kurang higienis.

NO Kreteria Perhit Nilai Pembenaran

1 Sifat masalah : 2/3 X 1 2/3 Klien telah berobat secara

ancaman teratur, tapi biasa meludah di

sembarang tempat, aktif dalam

kegiatan perkumpulan di

masyarakat, tidur sekamar

dengan istri

2 Kemungkinan masalah 2/2 X 2 2 Selama pasien berobat secara

untuk diubah : teratur, kuman TBC

mudah kemungkinan besar tidak akan

aktif. Tapi perlu didukung oleh

perubahan perilaku yang lebih

higienis

3 Potensial masalah 3/3 X 1 1 Penyebaran kuman TB paru

untuk dicegah : tinggi dapat dicegah asal keluarga

mau hidup sehat dan hubungan

dengan petugas kesehatan

cukup baik.

4 Menonjolnya masalah 1/2 1/2 Keluarga tahu bahwa penyakit

: keluarga tahu ada Paru yang dialami Tn.MS bisa

masalah tapi merasa menular tapi merasa bukan

bukan sebagai bahaya sebagai bahaya.

Jumlah 4 1/6

Asuhan Keperawatan Keluarga

28
2. Kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab, cara pencegahan, perawatan dan
pengobatann s.d kurangnya informasi dan keterbatasan mencerap informasi

NO Kreteria Perhit Nilai Pembenaran

1 Sifat masalah : aktual 3/3 X 1 1 Keluarga tidak memahami

dengan baik masalah kesehatan

yang dialami Tn.MS

2 Kemungkinan masalah ½X2 1 Pemberian informasi tentang

dapat diubah : hanya penyakit dan kebutuhan

sebagian perawatan akan sulit dipahami

karena kemampuan keluarga

menyerap informasi kurang

baik, pendidikan rendah

3 Potensial masalah 2/3 X 1 2/3 Membantu keluarga memaha-mi

untuk dicegah : cukup masalah kesehatan bisa

dilakukan melalui bahasa

keluarga dengan mediasi

anaknya pertamanya yang

sekolah SMA.

4 Menonjolnya masalah: 2/2 x 1 1 Keluarga tidak merasakan

keluarga menyadari adanya masalah yang harus

bahwa mereka kurang segera ditangani

paham dan mereka

ingin diberi penjelasan

yang lebih rinci

Jumlah 3 2/3

Asuhan Keperawatan Keluarga

29
3. Resiko kerusakan manajemen terapeutik / tatalaksana pengobatan dirumah
(pengobatan terputus) s.d. efek samping obat dan pengobatan jangka panjang

NO Kreteria Perhit Nilai Pembenaran

1 Sifat masalah : 2/3 X 1 2/3 Tn. MS merasa malas minum

potensial obat, dan sering lupa

2 Kemungkinan masalah ½X2 1 Pengobatan jangka panjang

dapat diubah : hanya membutuhkan kesabaran dan

sebagian dukungan yang besar dari

orang-orang terdekat, yang mau

mengingatkannya jika upa

minum obat

3 Potensial masalah 2/3 X 1 2/3 Dukungan istri cukup baik,

untuk dicegah : cukup selalu mengingatkan Tn.MS jika

lupa minum obat

4 Menonjolnya masalah: 1/2 x 1 1/2 Keluarga tidak merasakan

masalah dirasakan adanya masalah yang harus

tapi tidak perlu segera ditangani

segera ditangani

Jumlah 3 1/6

Maka prioritas masalahnya sebagai berikut :

1. Resiko penyebaran infeksi sehubungan dengan perilaku kurang higienis

2. Kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab, cara pencegahan, perawatan dan

pengobatann s.d kurangnya informasi dan keterbatasan mencerap informasi

3. Resiko kerusakan manajemen terapeutik / tatalaksana pengobatan dirumah

(pengobatan terputus) s.d. efek samping obat dan pengobatan jangka panjang

Asuhan Keperawatan Keluarga

30
D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. Resiko penyebaran infeksi TBC

Tujuan umum : terhindarnya penularan dan penyebaran kuman TBC ke orang-orang

terdekat maupun pada masyarakat sekitar

Intervensi :

- Jelaskan penyebab TB paru adalah basil mycobacterium tuberculosa, dimana

dapat menyerang semua orang baik kecil, tua, muda, kaya, miskin.

- Jelaskan dengan bahasa sederhana tentang cara penularan TB paru yaitu

melalui percikan ludah atau sputum pada waktu klien TB paru : bersin , batuk dan

menguap. Daya tahan tubuh yang dipengaruhi oleh usia, nutrisi dan faktor faali.

- Kaji cara keluarga dalam mengambil keputusan untuk mencegah terjadinya

penularan penyakit TB paru.

- Jelaskan akibat bila tidak dilakukan perawatan pada anggota keluarga misal

penularan pada anggota keluarga.

- Jelaskan cara menghindari penularan TB paru seperti menjaga kondisi tubuh

sebaik mungkin karena dalam kondisi tubuh yang buruk mudah tertular.

- Motivasi keluarga untuk melakukan usaha pencegahan

- Jelaskan dan demontrasikan cara hidup sehat seperti : pada saat batuk, bersin

dan menguap sebaiknya mulut dan hidung ditutup ; cara membuang dahak atau

ludah yaitu di kloset kemudian di siram, apabila dahak dibuang dihalaman maka

harus diuruk dengan tanah ; alat makan sebaiknya tersendiri, setelah dipakai

sebaiknya disiram dengan air mendidih kemudian dicuci bersih.

- Jelaskan dan demontrasikan tentang rumah yang mendukung tidak terjadinya

penularan TB paru, seperti menjaga kebersihan lingkungan dari polusi udara,

ventilasi rumah harus cukup sehingga udara dapat tertukar dengan leluasa,

pencahayaan dalam rumah harus cukup, sinar matahari bisa masuk secukupnya

karena kuman TB dan beberapa kuman lain akan mati bila terkena sinar matahari.

- Jelaskan bahwa klien TB perlu dukungan semangat untuk hidup panjang umur

dan jangan putus asa .

- Jelaskan bahwa klien butuh udara segar.

- Demontrasikan cara menciptakan linkungan rumah yang sehat.

Asuhan Keperawatan Keluarga

31
- Motivasi keluarga untuk mewujudkan lingkungan rumah yang sehat dengan syarat

yaitu fisik (kontruksi harus baik dan kuatserta tidak lembab.).psikologis

(pembagian ruangan yang baik, penataan perabot yang rapi, kelengkapan fasilitas

sanitasi) dan fisiologis (fentilasi harus baik, pencahayaan harus cukup dan

terhindar dari kebisingan)

- Kaji pengetahuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

ada di masyarakat

- Jelaskan kepada keluarga tentang manfaat fasilitas keluarga

- jelaskan bahwa pengobatan TB paru perlu kesabaran karena harus rajin berobat

dan paling sedikit 6 bulan.

- Jelaskan tentang jadwal pemeriksaan spetum yaitu , kantrol sputum BTA

dilakukan sebulan sekali, bila sudah negatif sputum BTA tetap diperiksa

sedikitnya sampai tiga kali berturut-turut

- Jelaskan bahwa pemeriksaan radiologis dilakukan tiap tiga bulan sekali.

- Jelaskan bila klien di runah mengalami sesuatu misal batuk darah, maka anjurkan

untuk mengunjungi fasilitas kesehatan meskipun belum waktunya kontrol.

- Jelaskan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat selain puskesmas juga

dokter-dokter swasta, rumah sakit swasta dan lain-lain.

2. Kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab, cara pencegahan, perawatan dan

pengobatann s.d kurangnya informasi dan keterbatasan mencerap informasi

Tujuan Umum : keluarga mampu melakukan tindakan untuk mencegah terjadinya

penularan penyakit TB paru pada anggota.

Intervensi :

- Jelaskan dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti

tentang gejala penyakit Tb paru seperti klien merasa lesu, pucat, anorexia,

demam dimalam hari dengan atau tanpa berkeringat dingin, sesak nafas,

batuk/batuk darah.

- Jelaskan bahwa batuk darah yang hebat dapat mengakibatkan pneumonia

aspirasi, tersumbatnya jalan nafas.

- kaji pengetahuan keluarga tentang cara – cara pemecahan masalah yang tepat.

Asuhan Keperawatan Keluarga

32
- Jelaskan cara prinsip pemecahan masalah pada TB paru yaitu dengan pengobatan

dan perawatan yang tepat dan teratur.

- Jelaskan akibat bila Tb paru tidak diobati dalam jangka waktu yang lama dapat

menimbulkan komplikasi seperti batuk darah.

- kaji pengetahuan keluarga tentang tata cara perawatan klien TB paru.

- Jelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti tentang perawatan klien TB

paru : makan yang banyak dan bergizi tinggi, istirahat yang cukup , pikiran

diusahakan santai hindari stres yang berlarut – larut, berhenti merokok dan

hindari polusi udara. Gerak badan dianjurkan bila penyakit tampak sembuh.

- Jelaskan pengobatan TB paru dan cara minum obat serta berapa lama harus

minum obat.

3. Resiko kerusakan manajemen terapeutik

Tujuan : Keluarga memahami tentang kondisi, tindakan pencegahan infeksi,

penatalaksanaan stress, faktor pemberat, tanda dan gejala komplikasi, dan sumber-

sumber di komunitas yang dapat digunakan.

Kriteria hasil :

- Menunjukkan niat untuk berbagi masalah dengan anggota keluarga yang lain atau

teman yang dapat dipercaya.

- Menyebutkan efek samping obat.

- Mengidentifikasi strategi untuk mengurangi stress.

- Mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala yang harus dilaporkan pada tenaga

kesehatan.

- Menggambarkan penatalaksanaan jangka panjang penyakit.

- Menyebutkan manfaat penggunaan gelang Kewaspadaan-Medis.

Intervensi :

- Ajarkan mengenai diagnosis dan penatalaksanaan penyakit jangka panjang untuk

menentukan tingkat pembelajaran klien-keluarga.

- Ajarkan inkompatibilitas obat - obatan :

- Ajarkan pemberian obat-obatan :

- Ajarkan strategi penatalaksanaan stess : gunakan tehnik relaksasi, bimbingan

imajinasi, rujuk ke sumber komunitas untuk program penatalaksanaan stress.

Asuhan Keperawatan Keluarga

33
- Ajarkan konservasi energi.

- Informasikan klien tentang faktor yang diketahui mencetuskan eksaserbasi :

- Jelaskan tanda dan gejala yang harus dilaporkan pada profesional pelayanan

kesehatan :

- Ajarkan tehnik mengunyah dan menelan

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO Tanggal Diagnosa Impelementasi Evaluasi

1. 22 Des 2007 Resiko penyebaran  menjelaskan S : keluarga mengatakan

Sabtu pagi penyakit penyabab TB masih sulit untuk

paru mengerti tentang

 menjelaskan penyebab dan gejala TB

tentang gejala paru.

TB paru O : keluarga tidak mampu

menyebutkan dengan

bahasa yang sederhana

tentang penyebab dan

gejala TB paru.

A : masalah belum

teratasi

P : lanjutkan intervensi.

2. 27 Des 2007 Kurang pengetahuan - mengkaji S : keluarga mengatakan

Kamis pagi pengetahuan sudah tahu cara

keluarga tentang penularan TB paru pada

resiko terjadinya anggota keluarga

penularan TB dengan cara percikan

paru pada ludah.

anggota O : keluarga mampu

keluarga. menjelaskan dengan

- Menjelaskan bahasa yang sederhana

tentang cara tentang cara penularan

Asuhan Keperawatan Keluarga

34
penularan TB TB paru yaitu melalui

paru percikan ludah.

A : masalah teratasi

P : hentikan intervensi.

3. 8 Jan 2008 Resiko kerusakan - Menjelaskan S : klg mengatakan telah

Selasa pagi manajemen kepada keluarga tahu manfaat yang di

penatalaksanaan di tentang dapat dari fasilitas

rumah manfaat kesehatan yang ada di

fasilitas masyarakat

kesehatan yang O : keluarga mampu

ada di menjelaskan manfaat

masyarakat. dari fasilitas kesehatan

- Mengjkaji yang ada di masyarakat.

pengetahuan klg A : masalah teratasi

tentang sebagian.

manfaat P : lanjutkan intervensi.

fasilitas

kesehatan yang

ada di

masyarakat.

4. 11 Des 2001 Resiko penularan -menjelaskan cara S : keluarga mengatakan

Jumat pagi penyakit menghindari telah mengetahui cara

penularan TB paru merawat anggota

seperti menjaga keluarga agar tidak

kondisi tubuh. tertular, tapi belum

-Memotivasi dan mampu melakukan

mendemontrasikan khusus memisahkan alat

cara hidup sehat makan dengan klien.

seperti : menutup O : keluarga mampu

mulut pada saat menjelaskan dan belum

batuk atau bersin mampu

, cara membuang mendemontrasikan cara

Asuhan Keperawatan Keluarga

35
dahak atau ludah perawatan pada anggota

bila dibuang di keluarga agar tidak

halaman maka tertular TB paru.

harus diuruk A : masalah teratasi

dengan tanah. sebagian

Alat makan harus P : lanjutkan intervensi

terpisah

Asuhan Keperawatan Keluarga

36
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya

atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. Keluarga adalah kumpulan dua orang /

lebih hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu

punya peran masing-masing. Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari

suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. Keluarga adalah

kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan aturan dan emosional, dan

setiap individu punya peran masing-masing.

Keluarga merupakan sistem sosial yg terdiri kumpulan 2 /lebih yg punya peran


sosial yg berbeda dengan ciri saling berhub dan tergantung antar individu.

Asuhan Keperawatan Keluarga

37
DAFTAR PUSTAKA

 UU no 10 tahun 1992

 Askep-kel.htm

 Nurse.blog

Asuhan Keperawatan Keluarga

38

Anda mungkin juga menyukai