Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menjaga kebersihan merupakan suatu hal yang esensial dalam mencegah dan mengurangi resiko penularan penyakit. Dengan naiknya standard hidup di masyarakat memungkinkan masyarakat untuk lebih higienis. Beberapa waktu lalu UNICEF dan WHO pernah membuat laporan, laporan itu menyebutkan bahwa 29.000 balita dan anak-anak di seluruh dunia meninggal tiap hari karena penyakit penyakit yang berbasis lingkungan. Dan ironisnya, sebagian besar penyebab kematian ini sesungguhnya dapat dicegah. Khusus Indonesia, menurut survey Departemen Kesehatan angka kematian balita dan anak anak setiap tahun bisa mencapai 100.000 orang. Masalah yang dihadapi anak-anak biasanya berkaitan dengan kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti kebiasaan cuci tangan dan gosok gigi. Berdasarkan survey Health Service Program Tahun 2006 tentang persepsi dan perilaku terhadap kebiasaan mencuci tangan menemukan bahwa sabun telah sampai ke hampir setiap rumah di Indonesia. Namun sekitar 3% yang menggunakan sabun untuk cuci tangan,untuk di desa angkanya bisa lebih rendah lagi. Padahal menurut penelitian WHO mencuci tangan pakai sabun dapat menurunkan resiko diare hingga 50%. Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan adalah salah satu tindakan pencegahan yang menjadi perilaku sehat dan baru dikenal pada akhir abad ke 19. Perilaku sehat dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari penyakit menular yang terdapat pada negaranegara maju pada akhir abad 19 ini. Hal ini dilakukan bersamaan dengan isolasi dan pemberlakuan teknik membuang kotoran yang aman dan penyediaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi. Mencuci tangan dengan air saja lebih umum dilakukan, namun hal ini terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan dengan

mencuci tangan dengan sabun. Kuman atau bakteri meskipun sangat kecil dan tidak kelihatan apabila dilihat dengan mata telanjang, namun dapat menimbulkan berbagai masalah, mulai dari gangguan perut dan bahkan kematian. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa lebih dari 3,5 juta balita meninggal setiap tahun dari penyakit diare dan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri.Setiap tahun nya sekitar 3,5 juta anak berusia di bawah 5 tahun meninggal karena diare dan penyakit pernafasan (pneumonia). Mencuci tangan dengan sabun adalah cara terampuh dan paling efisien dalam mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kematian seperti diare, dengan potensi dapat menurunkan tingkat angka kematian yang di sebabkan oleh diare sebanyak 50% dan penyakit pernafasan sebanyak 25% (Sumber: unicef & USAID).

B. Ruang Lingkup Masalah

C. Rumusan Masalah

D.Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI


LOGO A Logo is the entry point to the brand
-Milton Glaser-

Berasal dari bahasa Yunani, logos yang berarti Kata, pikiran, dan akal budi. Logo sendiri, bisa diartikan sebagai simbol pada identitas visual. Ada berbagai alasan orang menciptakan logo. Yaitu; Meluncurkan sebuah organisasi baru Merger atau akuisisi Diversivikasi Re-positioning Mengadakan perubahan corporate culture Pengembangan internasional Suatu logo diperoleh maknanya dari suatu kualitas yang disimbolkan melalui corporate culture, positioning, historis atau aspirasi sang subyek itu sendiri. Fungsi dari logo adalah: Identitas diri Tanda kepemilikan Tanda jaminan kualitas Mencegah peniruan/pembajakan Menurut Alina Wheeler logo dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori, yaitu: Wordmarks: penggunaan sebuah kata sebagai logo Letter-form marks: penggunaan sebuah huruf sebagai logo Pictorial marks: penggunaan gambar sebagai logo

Abstract marks: penggunaan symbol-symbol abstrak untuk merepresentasikan ide atau bentuk. Characters: digunakan terutama untuk fokus kepada suatu brand, atau karakteristik tertentu yang dimiliki suatu produk.

WARNA Bedasarkan penelitian yang dilakukan oleh University Of Loyola, warna dapet meningkatkan brand recognition sebanyak 80% persen. Perpaduan warna yang digunakan secara tepat dapat memberikan visual impact kepada orang-orang yang melihatnya. Memilih warna untuk sebuah identita visual haruslah bedasarkan riset terhadap kepridadian entitas, produk, media dan market. IDENTITAS identity ( -d n t -t ) n. pl. identities 1. The collective aspect of the set of characteristics by which a thing is definitively recognizable or know
-the oxford dictionary-

Bedasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Arti kata identitas adalah ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang; jati diri. Dalam melakukan penilaian akan suatu identitas, terdapat beberapa tahapan, yaitu: Visual. Contoh: logo, typografi, warna, dkk Komunikasi. Contoh: iklan, annual report, customer service, public relation, dkk Perilaku. Corporate value, corporate culture, norma. Setelah melalui tahapan-tahapan diatas, akan muncul sebuah penilaian secara keseluruhan terhadap identitas tersebut.

BAB III ANALISA


A. Analisa Data Perusahaan Wawancara dengan Drs. Togar Sianipar 1.yayasan ini bergerak di bidang apa? Pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan sosial (pemberantasan narkoba pada khususnya) 2. Misi dari yayasan? Menyelamatkan kehidupan dan pemikiran kaum muda Indonesia melalui program-program pencegahan penyalahgunaan narkoba yang membawa kesadaran, pendidikan, dan pengembangan kemasyarakatan. 3. Apa yg melatarbelakangi didirikan YCAB? keprihatinan terhadap meningkatnya kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan pemuda Indonesia 4. Kegiatan yang dilakukan? Melakukan aktivitas-aktivitas seperti seminar, konserling, pelatihan, dan penelitian. 5. Bagaimana cara melakukan pendekatan terhadap publik? Dengan aktif melakukan aktifitas-aktifitas penyuluhan, edukasi kepada masyarakat, bekerja sama dsengan instansiinstansi lain, menggandeng tokoh-tokoh pemuka di masyarakat untuk menjadi bagian dari organisasi. 6. Apa yang menjadi pembeda YCAB dari yayasanyayasan/organisasi lain yang bergerak do bidang yang

sama? YCAB, tidak hanya melakukan program-program anti narkoba, tapi juga berusaha melakukan upaya-upaya pencegahan 8. Pesaing dari YCAB? YCAB tidak pernah melihat organisasi- organisasi lain yang bergerak di bidang yang sama dengan mereka sebagai pesaing, melainkan sebagai mitra yang dapat diandalkan. 9. Bagaimana cara anda memasarkan pelayanan? Dengan melakukan PSA, kunjungan ke sekolah-sekolah, seminar, sponsorship, dll 10. Bagaimana kecenderungan YCAB ini di masa dpn? Akan menjadi lembaga yang lebih terfokus dan pelopor terhadap perbaikan taraf hidup masyarakat dan Narkotika 12. apa saja hambatan-hambatan yang dialami YCAB dalam menjalankan programnya? Narrow mindednya masyarakat-masyarakat kecil, keterbatasan-keterbatasan dalam dana, adanya aparat yang sering kali tidak kooperatif dan sejalan dengan YCAB

Literatur

Begitu mendengar kata narkoba, sebagian orang mungkin langsung membayangkan makna kasih sayang. Sebab selama ini memang berkembang mitos bahwa kecanduan narkoba dikalangan remaja merupakan akibat kurangnya kasih sayang dan perhatian orangtua. Tapi benarkah hilangnya kasih sayang

orangtua selalu menjerumuskan seseorang pada jurang narkoba? Mungkin anggapan ini ada benarnya. Namun, hasil penelitian Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) menunujukkan bahwa kasih sayang bukanlah penyebab utama. Penelitian yang dilakukan sejak

Agustus 2000 hingga maret 2002 ini justru menempatkan rasa penasaran pada tempat teratas faktor-faktor penyebab seseorang kecanduan narkoba: 48 persen. Urutan berikutnya ditempati olehh bujuk rayu alias pengaruh teman (32 persen), masalah keluarga (10 persen), dan frustasi atau stress (delapan persen).

Narkotika yang paling sering digunakan di Indonesia adalah marijuana (ganja) dengan perkiraan 1.3% dari total populasi yang menggunakannya, sesuai laporan UNODC dalam Laporan Narkotika Dunia 2006. Zat Amphetamine (shabu) dan ekstasi juga mempunyai frekuensi pengguna yang tinggi, karena kedua zat tersebut dikonsumsi oleh 0.6% dari populasi, sementara putaw yang juga sudah tersebar meluas, dikonsumsi oleh 0.2% dari jumlah penduduk Indonesia. Meningkatnya penggunaan ATS (amphetamine type stimulants) di Indonesia, yang melebihi popularitas

opium/putau, mencerminkan sebuah tren baru dunia. Harus diingat pula, bahwa di saat Indonesia tidak populer sebagai negara produsen narkoba, ternyata di sini ada beberapa laboratorium ATS terselubung yang berhasil dibongkar pada beberapa tahun terakhir ini, yang mengilustrasikan kenaikan pengguna ATS di Indonesia. Bedasarkan penelitian lanjutan yang dilakukan dari YCAB, ditemukan bahwa banyak pengguna dan pengedar dari obat-obat terlarang (terutama berjenis ganja) berasal dari kalangan menengah-kebawah dengan tingkat pendidikan yang rendah. Orang-orang dari kalangan menengahkebawah ini memiliki kecenderungan untuk dalam perilaku dan lingkungan yang berisiko tinggi dalam penyalahgunaan narkoba.
Observasi

YCAB merupakan sebuah organisasi sosial yang bergerak dalam peningkatan taraf hidup, edukasi, dan pencegahan narkotika. Dengan fokus yang jelas terhadap visi misi mereka, mereka mampu menjadi pelopor dengan memberikan terobosan-terobosan yang berbeda dalam cara pencegahan narkoba.

YCAB sendiri juga memiliki banyak afiliasi dengan organisasi-organisasi, perusahaan, maupun instansi

pemerintah yang memiliki visi misi atau kepedulian yang mendalam terhadap nasib masa depan bangsa kita. Selain itu, YCAB sendiri juga banyak memberikan kontribusi berupa hasil-hasil penelitian, beasiswa, maupun menaungi usaha-usaha kecil-menengah dalam masyarakat indonesia.

YCAB juga selalu berusaha mengembangkan programprogram yang dimilikinya, sesuai dengan riset dan hasil lapangan. Seperti yang sedang mereka lakukan, yaitu melalui program-program pencegahan penyalahgunaan narkoba yang membawa kesadaran, pendidikan, dan pengembangan kemasyarakatan.

Visi YCAB: Berdasarkan kasih dan keprihatinan yang mendalam, YCAB ingin memberikan harapan untuk kehidupan dan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak bangsa. Misi YCAB:

Menyelamatkan kehidupan dan pemikiran kaum

muda Indonesia melalui program-program pencegahan penyalahgunaan narkoba yang membawa kesadaran, pendidikan, dan pengembangan kemasyarakatan.

Membuat masyarakat meniru usaha yang telah di

lakukan, dengan membuat dan menyediakan riset yang terjangkau berdasarkan program-programnya.

Mempelopori program-program pengembangan yang

mencetak SDM, kolaborasi antara tiga sektor dan kewirausahaan sosial

B. Target Market YCAB, sebagai sebuah yayasan sosial, memiliki 2 target market yaitu: Target 1: merupakan sasaran dari program-program semula yang diberdayakan telah oleh YCAB, yaitu anakanak muda yang memiliki rasa ingin tau dan penasaran yang tinggi, yang rentan menjadi sasaran Narkoba. Target 2: kelompok masyarakat kelas bawah yang ingin diberdayakan oleh YCAB sehingga mereka dapat hidup yg labih baik dan memiliki tingkat awareness yang lebih tinggi. Geografis Tinggal / hidup di Indonesia secara keseluruhan. Demografis Umur: 13-21 tahun (target 1) 13-40 tahun (target 2) Jenis Kelamin: Pria & wanita Pendidikan: SLTP-Kuliah (target 1) SD/sederajat (target 2) Kelas Sosial: Target 1: Kelas A sampai B Target 2: kelas B- sampai C

Psikografis: Target 1: memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, emosi berubah-ubah, mudah terpengaruh lingkungan sekitarnya Target 2: Sangat menghargai uang, hidup sederhana, Strenght: telah memiliki nama yang cukup dikenal dalam lingkup yayasan sosial masyarakat. Weakness: karena merupakan organisasi nirlaba, maka pemasukan kasnya sangat bergantung kepada donatur. Threath: jaringan pengedar narkoba tidak semua pihak ingin bekerja sama dengan yayasan non profit sikap ignorant masyarakat terhadap masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat. Positioning: merupakan organisasi sosial anti narkoba yang juga bergerak dalam pemerangan narkoba dan pengentasan kemiskinan dan juga peningkatan taraf hidup masyarakat demi terciptanya masa depan bangsa yang lebih baik.

BAB IV STRATEGI VISUAL


Pendekatan Visual yang akan saya gunakan dalam redesign logo/visual identity dari YCAB adalah pendekatan pendekatan persuasive karena dengan pendekatan persuasive, menyesuaikan dengan program-program kerja dan campaign campaign yang dilakukan oleh yayasan sebelumnya sebelum terjadinya pemekaran visi dan misi. Saya memilih pendekatan persuasive untuk agar menampilkan pencitraan image bersahabat dan dekat dengan kalangan-kalangan yang menjadi target dari YCAB itu sendiri .

BAB V KESIMPULAN
YCAB, atau Yayasan Cinta Anak Bangsa, merupakan organisasi sosial yang tadinya hanya bergerak di bidang pencegahan dan pemberantasan narkoba. Namun seiringnya waktu, banyak fakta- fakta dilapangan dan juga hasil-hasil penelitian yang menunjukkan adanya kaitan tentang kemiskinan dan penyalahgunaan narkoba. Oleh karena itu, YCAB-pun melakukan perluasan program-program dan visi misinya. Dengan perluasan visi-misi tersebut tentu saja diperlukan sebuah identitas visual yang baru, yang diharapkan mampu mewakili kepribadian visi dan misi Yayasan ini dan memberikan citra yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA
Safanayong, Yongky, Prof., Drs., Desain komunikasi Visual Terpadu Jakarta: Arte Intimedia, 2010 Rustan, Suriyanto, Ssn., Mendesain logo New York: Jhon Wiley & Sons, Inc., 2006
http://www.ycab.org/ http://www.BNN.go.id/

DKV 5 TUGAS PAPER

CREATIVE BRIEF YAYASAN CINTA ANAK BANGSA


Bulan Kusuma Wati O2320060146

Anda mungkin juga menyukai