RENDAH
MAKALAH
Puji dan syukur panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-
Nya dapat menyusun serta menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Dalam
makalah ini saya membahas ” Asuhan Keperawatan Gangguan Jiwa Harga Diri Rendah”.
Dalam penyusunan makalah ini banyak mendapatkan bantuan berupa arahan,
bimbangan serta dorongan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ibu Ira Oktavia, S.Kep, Ners, M.Kep, Sp.Kep J selaku dosen mata kuliah Keperawatan
Jiwa 2
2. Kepada orang tua kami yang telah memberikan dukungan dalam segi materi dan do’a.
3. Kepada teman-teman kelompok 2 yang telah bekerja sama dalam penyusunan makalah
ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
sehingga masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun akan diterima sebagai suatu masukan yang berharga. Harapan saya semoga
karya tulis ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca. Demikian makalah ini
penulis buat, semoga amal dan budi yang telah diberikan kepada semua pihak mendapat
imbalan pahala dan selalu dalam lindungan Allah SWT, Aamiin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
Daftar Gambar.....................................................................................................................iii
Daftar Tabel.........................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORITIS..........................................................................................
2.1 .......................................................................................................................................
2.2 .......................................................................................................................................
2.3 .......................................................................................................................................
2.4 .......................................................................................................................................
2.5 .......................................................................................................................................
2.6........................................................................................................................................
2.7........................................................................................................................................
BAB III PEMBAHASAN KASUS.....................................................................................
3.1 .......................................................................................................................................
3.2 .......................................................................................................................................
3.3 .......................................................................................................................................
3.4 .......................................................................................................................................
3.5........................................................................................................................................
3.6........................................................................................................................................
3.7........................................................................................................................................
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................
4.2 Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
ii
iii
DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel 3. Analisa Data
Tabel 3. Diagnosa Keperawatan
Tabel 3. Intervensi Keperawatan
Tabel 3. Implementasi dan Evaluasi
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
al. , 2016). Sehingga perubahan pada individu yang mengalami depresi akan
menyebababkan perubahan fisik, perubahan perasaan, perubahan pikiran dan
perubahan kebiasaan sehari—hari (Haryanto, dkk. 2015).
Harga diri yang tinggi dikaitkan dengan anxiety yang rendah, efektif dalam
kelompok dan penerimaan orang lain terhadap dirinya, sedangkan masalah kesehatan
dapat menyebabkan harga diri rendah, sehingga harga diri rendah dikaitkan dengan
hubungan interperonal yang buruk dan beresiko terjadinya depresi dan skizofrenia,
sehingga perasaan negatif mendasari hilangnya kepercayaan diri dan harga diri
individu dan menggambarkan gangguan harga diri (Muhith, A, 2016).
Adapun faktor penyebab dari harga diri rendah yang pertama yaitu faktor
predisposisi meliputi faktor yang mempengaruhi harga diri seperti penolakan dari
orang tua, harapan dan ideal diri yang tidak bisa tercapai, selalu menemui kegagalan,
tanggung jawab personal yang kurang serta ketergantungan terhadap orang lain, faktor
performa peran seperti peran gender, tuntutan kerja dan budaya yang dapat
mempengaruhi, sedangkan faktor identitas diri meliputi tekanan yang disebabkan dari
orang – orang terdekat seperti orang tua yang kurang percaya akan dirinya, tekanan
dari kelompok sebaya dan perubahan struktur sosial, yang kedua yaitu faktor stresr
pencetus dapat terjadi diakibatkan oleh truma seperti penganiyaan seksual dan pskosial
atau ancaman yang dapat mengganggu kehidupan, ketegangan peran yang
mengakibatkan individu frustasi atas posisi yang didapatkan. (Fitria dkk, 2013)
Menurut Undang—Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 bahwa
kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis,
untuk menegaskan kandungan UU nomor 36 tahun 2009 pada pasal 144 ayat (1)
menyebutkan upaya kesehatan jiwa ditunjukan setiap orang dapat menikmati
kehidupan kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan, dan gangguan lain yang dapat
mengganggu kesehatan jiwa, ayat (2) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
preventif, promotif, kuratif, rehabilitatid pasien gangguan jiwa dan masalah
psikososial.
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan jiwa adalah sikap positif
yang menggambarkan kedewasaan kepribadian yang mana seseorang terbebas dari
gangguan jiwa. Seseorang dikatakan sehat jiwa apabila pengendalian diri terhadap
menangani stresor di lingkungan sekitar tanpa tekanan fisik dan psikologis dengan
selalu berfikir positif, yang mengarah pada kestabilan emosi baik internal maupun
eksternal (Nasir dkk, 2016). Menurut Kemenkes tahun 2013, menunjukan gangguan
emosional sebesar 6% usia produktif mulai dari 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta
orang mengalami gejala depresi dan kecemasan. Sedangkan 1, 7 per 1000 penduduk
atau sekitar 400.000 orang mengalami seperti schrizophenia, gangguan jiwa berat.
Sedangkan 6,0% atau 37.728 dari subjek 703.946 orang secara nasional yang menjadi
subjek analisis gangguan mental dengan gangguan mental tertinggi adalah Sulawesi
Tengah dengan 11,6%, untuk Provinsi Lampung dengan presentase 1,2% adalah yang
terendah, sedangkan Provinsi Jawa Tengah dengan prresentase 4,6% menempati
urutan ke 12 dari 33 provinsi.
Gangguan harga diri rendah menggambarkan perasaan negatif terhadap diri
sendiri, hilang kepercayaan, dan merasa gagal untuk mencapai keinginannya (Muhith,
A, 2016) . Dengan gangguan harga diri yang rendah seseorang akan menghadapi
suasana hati dan ingatan tentang masa lalu yang negatif dan lebih rentan mengalami
depresi ketika menghadapi stress karena pola pikir yang buruk tentang diri sendiri,
tujuan hidup yang tidak jelas, dan masa depan yang lebih psimi, semakin rendah harga
diri seseorang akan lebih berisiko terkena gangguan kepribadian(Betty dkk. 2016).
Untuk itulah dalam kesempatan ini penulis tertarik mengambil pembahasan
dengan mengangkat judul: “Asuhan Keperawatan Gangguan Jiwa Harga Diri
Rendah”.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa definisi dari harga diri rendah?
2) Apa penyebab dari harga diri rendah?
3) Apa saja tanda dan gejala dari harga diri rendah?
4) Bagaimana rentang respon konsep diri harga diri rendah?
5) Apa etiologi dari harga diri rendah?
6) Bagaimana proses terjadinya masalah pada harga dri rendah?
7) Bagaimana mekanisme koping pada harga diri rendah?
8) Bagaimana penatalaksanaan pada harga diri rendah?
1.3 Tujuan Penulisan
1) Tujuan khusus
a) Untuk mengetahui definisi dari harga diri rendah
b) Untuk mengetahui penyebab dari harga diri rendah
c) Untuk mengetahui tanda dan gejala dari harga diri rendah
d) Untuk mengetahui rentang respon konsep diri harga diri rendah
e) Untuk mengetahui etiologi dari harga diri rendah
f) Untuk mengetahui proses terjadinya masalah pada harga dri rendah
g) Untuk mengetahui mekanisme koping pada harga diri rendah
h) Untuk mengetahui penatalaksanaan pada harga diri rendah
2) Tujuan umum
Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Keperawatan secara holistik dan
komprehensif kepada klien dengan Gangguan Harga Diri Rendah.
1.4 Manfaat Penulisan
Menambah wawassan kami sebagai penulis dalam hal melakukan studi
kasus dan mengaplikasikan ilmu tentang asuhan keperawatan pasien dengan
masalah gangguan harga diri rendah.
Wandono, W. A., & Arum Pratiwi, S. (2017). Upaya peningkatan harga diri
rendah pada pasien depresi (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
BAB II
TINJAUAN TEORI
5
2.2 Penyebab Harga Diri Rendah
Harga diri rendah disebabkan karena adanya ketidakefektifan koping individu
akibat kurangnya umpan balik yang positif. Penyebab harga diri rendah juga dapat
terjadi pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya.
Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi
kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah,
pekerjaan atau pergaulan.
Menurut NANDA (2015) faktor yang mempengaruhi harga diri rendah meliputi
faktor Predisposisi dan faktor Presipitasi yaitu :
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah meliputi penolakan dari orang
tua,seperti tidak dikasih pujian, dan sikap orang tua yang terlalu mengekang,
sehingga anak menjadi frustasi dan merasa tidak berguna lagi serta merasa
rendah diri.
b. Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah juga meliputi ideal diri seperti
dituntut untuk selalu berhasil dantidak boleh berbuat salah, sehingga anak
kehilangan rasa percaya diri.
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal misalnya ada
salah satu anggota yang mengalami gangguan mental sehingga keluarga merasa
malu dan rendah diri. Pengalaman traumatik juga dapat menimbulkan harga diri
rendah seperti penganiayaan seksual, kecelakaan yang menyebabkan seseorang
dirawat di rumah sakit dengan pemasangan alat bantu yang tidak nyaman
baginya. Respon terhadap trauma umumnya akan mengubah arti trauma dan
kopingnya menjadi represi dan denial.
2.3 Tanda dan Gejala
Menurut Carpenito, L.J dan Keliat, B A dalam buku Kartika Sari
(2015)tanda dan gejala pada harga diri rendah yaitu :
1. Data Subjektif
a. Mengintrospeksi diri sendiri.
b. Perasaan diri yang berlebihan.
c. Perasaan tidak mampu dalam semua hal.
d. Selalu merasa bersalah
e. Sikap selalu negatif pada diri sendiri.
f. Bersikap pesimis dalam kehidupan.
g. Mengeluh sakit fisik.
h. Pandangan hidup yang terpolarisasi.
i. Menentang kemampuan diri sendiri.
j. Menjelek-jelekkan diri sendiri.
k. Merasakan takut dan cemas dalam suatu keadaan.
l. Menolak atau menjauh dari umpan balik positif.
m. Tidak mampu menentukan tujuan.
2. Data Obyektif
a. Produktivitas menjadi menurun.
b. Perilaku distruktif yang terjadi pada diri sendiri.
c. Perilaku distruktif yang terjadi pada orang lain.
d. Penyalahgunaan suatu zat.
e. Tindakan menarik diri dari hubungan sosial.
f. Mengungkapkan perasaan bersalah dan malu.
g. Muncul tanda depresi seperti sukar tidur dan makan.
h. Gampang tersinggung dan mudah marah.
2.4 Rentang Respon Konsep Diri
Respon individu terhadap konsep dirinya dimulai dari respon
adaptif dan maladaptif. Menurut Keliat dalam Ade Herman (2011)
rentang respon digambarkan sebagai berikut :
Respon adaptif Respon maladaptif
3.1
3.2
3.3
3.4
Analisa Data
3. Tabel Analisa Data
NO. DATA PENDUKUNG MASALAH
Diagnosa Keperawatan
Tabel 3. Diagnosa Keperawatan
Rencana Keperawatan
3
Tabel 3. Intervensi Keperawatan
Kriteria Hasil:
2. Tujuan:
Kriteria Hasil:
3. Tujuan:
Kriteria Hasil:
22-11-2021 2
22-11-2021 3
23-11-2021 1
23-11-2021 2
23-11-2021 3
4
5
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
6
DAFTAR PUSTAKA