MAKALAH
Puji dan syukur panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-
Nya dapat menyusun serta menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Dalam
makalah ini saya membahas ” Asuhan Keperawatan Gangguan Jiwa Harga Diri Rendah”.
Dalam penyusunan makalah ini banyak mendapatkan bantuan berupa arahan,
bimbangan serta dorongan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ibu Ira Oktavia, S.Kep, Ners, M.Kep, Sp.Kep J selaku dosen mata kuliah Keperawatan
Jiwa 2
2. Kepada orang tua kami yang telah memberikan dukungan dalam segi materi dan do’a.
3. Kepada teman-teman kelompok 2 yang telah bekerja sama dalam penyusunan makalah
ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
sehingga masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun akan diterima sebagai suatu masukan yang berharga. Harapan saya semoga
karya tulis ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca. Demikian makalah ini
penulis buat, semoga amal dan budi yang telah diberikan kepada semua pihak mendapat
imbalan pahala dan selalu dalam lindungan Allah SWT, Aamiin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
Daftar Gambar.....................................................................................................................iii
Daftar Tabel.........................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan.........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORITIS..........................................................................................4
2.1 Definisi Harga Diri Rendah ..........................................................................................4
2.2 Penyebab Harga Diri Rendah........................................................................................5
2.3 Tanda Dan Gejala Harga Diri Rendah...........................................................................5
2.4 Rentang Respon Konsep Diri........................................................................................6
2.5 Etiologi..........................................................................................................................7
2.6 Proses Terjadinya Masalah............................................................................................7
2.7 Mekanisme Koping........................................................................................................9
2.8 Penatalaksanaan.............................................................................................................10
BAB III PEMBAHASAN KASUS.....................................................................................11
3.1 Pengkajian.....................................................................................................................11
3.2 Analisa Data..................................................................................................................16
3.3 Diagnosa Keperawatan..................................................................................................17
3.4 Intervensi.......................................................................................................................18
3.5 Implementasi dan Evaluasi............................................................................................29
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................38
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................38
4.2 Saran..............................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................39
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
depresi ketika menghadapi stress karena pola pikir yang buruk tentang diri sendiri,
tujuan hidup yang tidak jelas, dan masa depan yang lebih psimi, semakin rendah harga
diri seseorang akan lebih berisiko terkena gangguan kepribadian(Betty dkk. 2016).
Untuk itulah dalam kesempatan ini penulis tertarik mengambil pembahasan
dengan mengangkat judul: “Asuhan Keperawatan Gangguan Jiwa Harga Diri
Rendah”.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa definisi dari harga diri rendah?
2) Apa penyebab dari harga diri rendah?
3) Apa saja tanda dan gejala dari harga diri rendah?
4) Bagaimana rentang respon konsep diri harga diri rendah?
5) Apa etiologi dari harga diri rendah?
6) Bagaimana proses terjadinya masalah pada harga dri rendah?
7) Bagaimana mekanisme koping pada harga diri rendah?
8) Bagaimana penatalaksanaan pada harga diri rendah?
1.3 Tujuan Penulisan
1) Tujuan khusus
a) Untuk mengetahui definisi dari harga diri rendah
b) Untuk mengetahui penyebab dari harga diri rendah
c) Untuk mengetahui tanda dan gejala dari harga diri rendah
d) Untuk mengetahui rentang respon konsep diri harga diri rendah
e) Untuk mengetahui etiologi dari harga diri rendah
f) Untuk mengetahui proses terjadinya masalah pada harga dri rendah
g) Untuk mengetahui mekanisme koping pada harga diri rendah
h) Untuk mengetahui penatalaksanaan pada harga diri rendah
2) Tujuan umum
Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Keperawatan secara holistik dan
komprehensif kepada klien dengan Gangguan Harga Diri Rendah.
1.4 Manfaat Penulisan
Menambah wawasan kami sebagai penulis dalam hal melakukan studi kasus
dan mengaplikasikan ilmu tentang asuhan keperawatan pasien dengan masalah
gangguan harga diri rendah.
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
5
memiliki harga diri yang rendah maka lingkungan yang dilihat akan terasa
mengancam bagi dirinya. Penyebab harga diri rendah juga dapat terjadi
pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya.
Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak
diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal
disekolah, pekerjaan atau pergaulan.
Seseorang yang berada pada situasi stressor berusaha menyelesaikannya
tapi tidak tuntas serta ditambah pikiran tidak mampu atau merasa gagal
menjalankan fungsi dan peran itu bisa disebut dengan kondisi harga diri
rendah situasional, jika pada situasi tersebut lingkungan tidak mendukung
positif dan justru menyalahkan secara terus menerus maka akan
mengakibatkan harga diri rendah kronis.
2.7 Mekanisme Koping
Seseorang dengan harga diri rendah memiliki mekanisme koping
jangka pendek dan jangka panjang. Jika mekanisme koping jangka pendek
tidak memberikan hasil yang telah diharapkan individu, maka individu dapat
mengembangkan mekanis koping jangka panjang (Direja, 2011). Mekanisme
tersebut mencakup sebagai berikut :
1. Jangka Pendek
a. Aktivitas yang dilakukan untuk pelarian sementara yaitu : pemakaian obat-
obatan, kerja keras, nonton tv secara terus menerus.
b. Aktivitas yang memberikan penggantian identitas bersifat sementara,
misalnya ikut kelompok sosial, agama, dan politik).
c. Aktivitas yang memberikan dukungan bersifat sementara misalnya
perlombaan.
2. Jangka Panjang
a. Penutupan identitas : terlalu terburu-buru mengadopsi identitas yang
disukai dari orang-orang yang berarti tanpa memperhatikan keinginan atau
potensi diri sendiri.
b. Identitas Negatif : asumsi identitas yang bertentangan dengan nilai-
nilai dan harapan masyarakat.
10
2.8 Penatalaksanaan
Menurut NANDA 2015 terapi yang dapat diberikan pada penderita Harga
Diri Rendah yaitu :
1. Psikoterapi
Terapi ini digunakan untuk mendorong klien bersosialisasi lagi
dengan orang lain. Tujuannya agar klien tidak menyendiri lagi karena
jika klien menarik diri, klien dapat membentuk kebiasaan yang buruk
lagi.
2. Therapy aktivitas kelompok
Terapi aktivitas kelompok sangat relevan untuk dilakukan pada
klien harga diri rendah. Terapi aktivitas kelompok ini dilakukan dengan
menggunakan stimulasi atau diskusi untuk mengetahui pengalaman atau
perasaan yang dirasakan saat ini dan untuk membentuk kesepakatan persepsi
atau penyelesaian masalah.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Klien datang kerumah sakit dengan kesadaran menurun, dan tiba-tiba 1 hari ini
BAK sedikit dan klien adalah pasien Hemodialisa. Keluarga juga mengatakan bahwa
Ny. A sering berputus asa dan bosan hidup karena memikirkan penyakitnya.
3.1 Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 21 November 2021 pukul 14.15 di Ruang VIII
Graha Irawan
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Alamat : Pedurungan, Semarang
Masuk tanggal : 29 Oktober 2021
Nomor register : 043523
Pendidikan terakhir : STM
Diagnosa medis : skizofrenia paranoid.
2. Identitas penanggung jawab :
Nama : Tn. J
Umur : 48 tahun
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Pedurungan, Semarang
Hubungan dengan pasien : Orang Tua Kandung
B. Riwayat kesehatan sekarang
a) Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya
Pasien merasa dirinya serba kekurangan karena penyakitnya yang
membuat dirinya menjadi tidak bisa berbuat apa-apa
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Perawatan selama di rumah sakit dan obat-obatan
11
12
b) Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
Pasien merasa sedih dan kesal
3. Bagaimana dilihat
Pasien terkadang melamun sendiri di atas tempat tidur
C. Faktor Predisposisi
Pasien sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa, Kemudian yang
mengakibatkan pasien menjadi gangguan jiwa lagi Ny. M karena suami Ny. M
selingkuh dengan wanita lain dan juga karena penyakit yang dialaminya tidak
kunjung sembuh. Itu yang menyebabkan Ny. M menarik diri, Ny. M merasa
dirinya tidak berguna lagi sehingga ia lebih menutup diri Masalah keperawatan
yang muncul : Harga Diri Rendah Kronis
D. Riwayat kesehatan masalalu
1. Penyakit yang pernah dialami
Klien mengatakan sebelumnya sudah pernah masuk ke rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara 23 pada tahun 2017
2. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Klien mendapat perawatan dari rumah sakit serta obat-obatan.
3. Pernah dirawat/dioperasi
Klien mengatakan tidak pernah dioperasi
4. Lama dirawat
Sebelumnya klien dirawat selama 1 bulan.
5. Alergi
Klien mengatakan tidak memiliki alergi.
E. Riwayat kesehatan keluarga
1. Orang tua
Klien mengatakan orangtuanya tidak memiliki penyakit yang serius.
2. Saudara kandung
Klien mengatakan saudaranya tidak memiliki penyakit yang serius.
3. Penyakit keturunan yang ada
Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan.
13
1.
Penjelasan :
Pasien anak pertama dari 8 bersaudara, pasien berinisial Ny.L pasien sudah
tidak memiliki ayah dan ibu dan saat usia pasien 10 tahun. Ny. L belum
menikah. Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Pasien
: Garis keturunan
: Meninggal
2. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Klien mengatakan sudah bosan hidup karena penyakitnya tidak juga
sembuh selama ia minum obat secara teratur.
14
3. Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien mengatakan sangat menyukai matanya yang
berwarna cokelat.
b. Ideal diri : Klien mengatakan ingin menjadi seorang pengusaha butik.
c. Harga diri : Klien mengatakan merasa malu pada dirinya, Universitas
Sumatera Utara 24 sendiri dan orang lain karena penyakitnya, klien
juga menganggap dirinya sangat lemah karena tidak bisa beraktivitas
seperti biasanya, dan klien juga mengatakan bahwa dirinya tidak
berguna lagi karena penyakit yang di alaminya.
d. Peran diri : Klien mengatakan merasa gagal karena menjadi seorang
ibu sekaligus nenek yang tidak berguna.
e. Identitas : Sebagai seorang ibu, klien merasa sangat bodoh karena saat
klien sehat, klien tidak mau mendengarkan nasihat orang disekitarnya.
4. Keadaan emosi
Klien terkadang tampak sedih, lesu, tidak bersemangat, dan kurang
dalam berkontak mata.
5. Hubungan social
a. Orang yang berarti : Anak-anak
b. Hubungan dengan keluarga :Kurang harmonis
c. Hubungan dengan orang lain : Klien mengatakan tidak terlalu
sering berinteraksi dengan orang lain dan klien lebih suka menyendiri
d. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Pasien malu
karena sekarang ia tidak bisa seperti dulu dan klien mengatakan malu
dengan kondisinya jika bergaul takutadanya penolakan dan dicela oleh
teman-temannya karena teman teman nya juga tau bahwa suaminya
selingkuh.
e. Spriritual
Nilai dan keyakinan : Klien menganut agama Islam. Kegiatan
ibadah :Klien mengatakan dulu sebelum sakit sering beribadah tetapi
setelah masuk ke rumah sakit, klien tidak pernah beribadah.
15
G. Status mental
1. Tingkat kesadaran : Compos mentis, klien dalam keadaan sadar ketika diberi
pertanyaan
2. Penampilan : Klien tampak kumal dan kurang rapi
3. Pembicaraan : Klien berbicara dengan lambat
4. Alam perasaan : Lesu, klien tampak tidak terlalu bersemangat dan tampak
sedih
5. Afek : Tidak sesuai
6. Interaksi selama wawancara : Klien kooperatif tetapi kurang dalam kontak
mata saat berbicara dan selalu menunduk.
7. Persepsi : Klien mengatakan tidak mengalami gangguan persepsi.
8. Proses pikir : Pengulangan pembicaraan.
9. Isi pikir : Rendah diri ini dibuktikan ketika berbicara klien selalu mengatakan
malu karena kondisipenyakitnya yang membuat klien tidak bisa berbuat apa-
apa lagi.
10. Memori : Klien tidak memiliki gangguan dalam mengingat.
H. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Kondisi fisik klien terlihat lemah.
2. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/mnt
N : 80 x/mnt
BB : 55 kg
TB : 165 cm
I. Aspek Medik
a) Diagnosa Medis
Schizofrenia Paranoid
b) Terapi
- Haloperidol 2x5 mg
- Trihexiperidine 2x2 mg
16
J. Mekanisme koping
Maladaptif
Jika klien mengalami masa yang sangat sulit seperti penyakitnya tiba-tiba
kambuh, klien langsung berteriak dan kadang menangis berlebihan hingga
tengah malam. Klien tidak memperdulikan istirahat dan kesehatannya.
DO:
1. Klien sering berpaling dalam interaksi,
kontak mata kurang, pembicaraan
berbelit-belit, suara pelan, pandangan
menunduk, klien bicara seperlunya.
2. Isolasi sosial : menarik
DS: diri
1. Klien mengatakan lebih suka menyendiri
2. Klien mengatakan sulit bila memulai
pembicaraan
3. Klien mengatakan bingung bila mau
ngomong dengan orang lain
DO:
1. Klien jarang berkomunikasi dengan
teman
2. Klien lebih sering menyendiri dan
diam
3. Kontak mata klien kurang saat
17
berkomunikasi
4. Menghindari bila diajak bicara
3.
DS: Keputusasaan
1. Klien mengatakan Ia jarang bergaul
maupun berosialisasi dengan orang lain
karena klien takut adanya penolakan.
2. Klien mengatakan lebih baik menyendiri
daripada bergabung dengan temannya
yang lain karena takut di cela.
3. Klien mengatakan hidupnya tidak
berguna karena penyakit yang di alaminya
DO:
3.4 Intervensi
Tabel 3.3 Intervensi
Tgl No. Diagnosa Perencanaan Intervensi
Keperawatan
Dx Tujuan Kriteria Evaluasi
21-11- 1 Isolasi sosial : 1. Klien dapat 1.1 Ekspresikan wajah 1.1.1 Bina hubungan saling percaya
2021 menarik diri berhubungan dengan bersahabat, menunjukkan dengan mengungkapkan prinsip
berhubungan orang lain secara
dengan harga diri optimal. rasa senang, ada kontak komunikasi terapeutik. Sapa klien
rendah mata, mau berjabat tangan, dengan ramah baik verbal maupun
2. Klien dapat
membina hubungan mau menyebutkan nama, non verbal :
saling percaya.
mau menjawab salam, klien 3.4.1 Perkenalkan diri dengan
mau duduk berdampingan sopan
dengan perawat, mau 3.4.2 Tanyakan nama lengkap
mengutarakan masalah klien dan nama panggilan disukai
yang dihadapi. klien
3.4.3 Jelaskan tujuan pertemuan
3.4.4 Jujur dan menepati janji
3.4.5 Tunjukkan sikap empati dan
menerima klien apa ada
19
1. Klien dapat 2.1 Daftar kemampuan yang 2.1.1 Diskusikan kemampuan dan aspek
mengidentifikasi dimiliki klien di rumah positif yang dimiliki buat daftarnya
kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki. sakit, rumah, sekolah dan 2.1.2 Setiap bertemu klien dihindarkan dari
tempat kerja memberi penilaian negatif
2.2 Daftar positif keluarga 2.1.3 Utamakan memberi pujian yang
klien realistik pada kemampuan dan aspek
2.3 Daftar positif lingkungan positif klien
klien
1. Klien dapat menilai 3.1 Klien menilai kemampuan 3.1.1 Diskusikan dengan klien kemampuan
kemampuan yang yang dapat digunakan di yang masih dapat digunakan selama
digunakan
rumah sakit sakit
3.2 Klien menilai kemampuan 3.1.2 Diskusikan kemampuan yang dapat
yang digunakan di rumah dilanjutkan penggunaannya di
rumah sakit
20
1. Klien dapat 6.1 Keluarga memberi 6.1.1 Beri pendidikan kesehatan pada
memanfaatkan dukungan dan pujian keluarga tentang cara merawat klien
sistem pendukung
yang ada. dengan harga diri rendah
6.1.2 Bantu keluarga memberikan
dukungan salama klien di rawat
saling percaya. dengan perawat, mau 1.1.3 Perkenalkan diri dengan sopan
mengutarakan masalah 1.1.4 Tanyakan nama lengkap klien dan
yang dihadapi.
nama panggilan yang disukai klien
1.1.5 Jelaskan tujuan pertemuan
1.1.6 Jujur dan menepati janji
1.1.7 Tunjukkan sikap empati dan
menerima klien apa adanya
1.1.8 Beri perhatian kepada klien dan
perhatikan kebutuhan dasar klien
1. Klien dapat 2.1 Klien dapat menyebutkan 2.1.1 Kaji pengetahuan klien tentang
menyebutkan penyebab menarik diri perilaku menarik diri dan tanda-
penyebab menarik
diri. yang berasal dari : tandanya
2. Diri sendiri 2.1.2 Beri kesempatan kepada klien untuk
3. Orang lain mengungkapkan perasaan penyebab
4. Lingkungan menarik diri atau tidak mau bergaul
2.1.3 Diskusikan bersama klien tentang
perilaku menarik diri, tanda-tanda
serta penyebab yang muncul
23
menarik diri
6.1.3 Dorong anggota keluarga untuk
memberi dukungan kepada klien
untuk berkomunikasi dengan orang
lain
6.1.4 Anjurkan anggota keluarga secara
rutin dan bertahap bergantian
menjenguk klien minimal satu kali
seminggu
6.1.5 Beri reinforcement positif atas hal
yang telah dicapai oleh keluarga.
21-11- 3 Keputusasaan NOC : Hopelessness 1 Berpartisipasi sebagai NIC : Hope inspiration Definisi : fasilitasi
2021 sukarelawa, pada aktifitas setiap harapan masa depan yang positif.
Identifikasi area harapan
dalam hidup, memperluas organisasi, atau pada 1. Bantu pasien dan keluarga untuk
mekanisme koping pasien. mengidentifikasi area harapan dalam
kegiatan keagamaan.
2 Berpatisipasi dalam hidup
Tgl/ No
TUK Implementasi Evaluasi
Dx
Wkt
Perawat (melanjutkan
TUK 2: mengindetifikasi
kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki)
29
21-11- 1 2 Klien dapat mengidentifikasi S: Klien mengatakan “saya
2021 kemampuan dan aspek positif yang dulu sekolah tamat STM
15.00 dimiliki jadi saya sedikit-sedikit
1. Mendiskusikan kemampuan dan bisa membetulkan sepeda
s/d motor orang lain,
15.45 aspek positif yang dimiliki klien pokoknya yang
2. Menghindarkan memberi berhubungan dengan
mesin”
penilaian negatif pada saat
bertemu klien O: - Klien mengatakan
kelebihan yang
3. Mengutamakan memberi pujian
dimiliki
yang realistis
4. Klien dapat menilai kemampuan - Klien tidak
menyebutkan
dan aspek positif yang dimiliki kekurangannya
P: Lanjutkan intervensi :
Klien (menganjurkan
pada klien untuk
mengingat kembali
kemampuan yang
dimiliki)
Perawat (melanjutkan
TUK 3, dapat menilai
kemampuan yang
digunakan)
30
21- 2 1 Klien mampu mengenal perasaan S: “MD itu tidak mau
11- yang menyebabkan perilaku bergaul dengan
2021 menarik diri dari lingkungan sosial. teman”,”tandanya ya…,
16.00 1. Mengkaji pengetahuan klien nggak mau berkumpul
sama teman, sering
s/d tentang perilaku MD dan tanda- menyendiri, melamun,
17.00 tandanya saya malu karena tidak
bekerja”.
2. Memberi kesempatan pada
klien untuk mengungkapkan O: - Klien mengatakan
pengertian MD
perasaannya penyebab klien
tidak berhubungan dengan - Klien tidak
orang lain dan MD menyebutkan tanda-
tanda MD
3. Mendiskusikan bersama klien
tentang perilaku MD, tanda- - Klien kadang
menunduk
tanda dan penyebab yang
mungkin - Suara klien pelan
P: Lanjutkan intervensi :
Klien (menganjurkan
pada klien untuk
mengingat penyebab dia
menarik diri dan tanda-
tandanya)
Perawat (melanjutkan
TUK 3, klien dapat
berhubungan dengan
orang lain secara
bertahap)
31
21- 2 3 Klien dapat berhubungan sosial S: “keuntungan jika
11- dengan orang lain secara bertahap berhubungan dengan
2021 1. Mendiskusikan keuntungan orang lain, yaitu punya
teman abnyak dan
dari berhubungan dan kerugian kerugiannya jika tidak
dari perilaku MD mau berhubungan dengan
orang lain, temannya
2. Memberikan motivasi kepada sedikti, kesepian dan
klien untuk mengikuti aktivitas tidak bisa berbagi cerita
dengan orang lain.
di ruangan
O:
3. Mendiskusikan jadwal harian
- Klien mau bercerita
yang dapat dilakukan oleh klien
dengan perawat
dalam mengisi waktunya
A: Tujuan tercapai
P: Lanjutkan intervensi
Klien (menganjurkan
pada klien untuk
berhubungan sosial
dengan orang lain secara
bertahap)
Perawat (optimalkan
TUK 3)
32
21-11- 3 3 Klien dapat menilai kemampuan S: Aku suka menyapu
2021 yang digunakan :
18.00 1. Berdiskusi dengan klien O: Klien membuat daftar /
kemampuan yang masih dapat jadwal kegiatan sehari
s/d
digunakan saat sakit
2. Berdiskusi kemampuan yang A: Masalah teratasi
18.45 dapat dilanjutkan
P: Lanjutkan intervensi :
penggunannya di rumah sakit
3. Memberikan pujian
Klien (menganjurkan
pada klien untuk menilai
kemampuan yang
digunakan)
Perawat (melanjutkan
TUK 4, klien dapat
memilih kemampuan
yang akan digunakan,
mencoba kemampuan
yang dipilih, menyusun
jadwal harian
33
P: Lanjutkan intervensi :
Klien (menganjurkan
pada klien untuk
mengulang kembali
kegiatan yang telah
dilakukan)
Klien (menganjurkan
pada klien untuk
melakukan kegiatan
tersebut setiap hari/
kegiatan harian)
34
21-11- 1 5 Klien dapat melakukan kegiatan S: Isi air minum dulu
2021 sesuai kondisi sakit dan
16.00 kemampuannya O: Klien melakukan
1. Memberikan kesempatan pada kegiatan tersebut tanpa
s/d diberi contoh
klien untuk mencoba kegiatan
yang telah direncanakan A: Masalah teratasi
17.00
2. Memberikan pujian atas P: Lanjutkan intervensi :
keberhasilan klien
Klien (menganjurkan
3. Mendiskusikan kemungkinan pada klien untuk
pelaksanaan di rumah mempertahan-kan
kegiatan tersebut selama
di RS ataupun di rumah)
Perawat (mendelegasikan
kepada perawat)
35
1. Memotivasi klien untuk
21-11- 3 1 SOAP
meningkatkan hubungan
2021
16.00 interaksi dan membantu S :
pasien dan keluarga 1. Temannku baik
s/d
untuk mengidentifikasi 2. Aku ternyata hebat
keterampilan interaksi
sosial yang efektif. A:
6. Membantu klien untuk Keputusasaan (+)
mengembangkan
P:
motivasi diri dan
1. Intervensi dilanjutkan.
penguatan.
2. Bantu klien untuk tetap
berinterkasi dengan
teman satu ruangan,
anggota keluarga,
pegawai rumah sakit.
Bantu klien berpartisipasi
36
sebagai sukarelawan, pada
aktifitas organisasi, atau
pada kegiatan keagamaan.
Pantau aktifitas.
37
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gangguan harga diri yang rendah seseorang akan menghadapi suasana hati dan
ingatan tentang masa lalu yang negatif dan lebih rentan mengalami depresi ketika
menghadapi stress karena pola pikir yang buruk tentang diri sendiri, tujuan hidup yang
tidak jelas, dan masa depan yang lebih psimi, semakin rendah harga diri seseorang
akan lebih berisiko terkena gangguan kepribadian(Betty dkk. 2016).
Penyebab harga diri rendah bisa terjadi karena faktor predisposisi, faktor
presipitasi, dan perilaku, serta terdapat penatalaksanaan pada kasus harga diri rendah
yaitu dengan melakukan psikoterapi dan therapy aktivitas kelompok.
Dalam makalah ini penulis menggambil 3 diagnosa keperawatan pada kasus Ny.
M yaitu Isolasi sosial: menarik diri b.d HDR, Gangguan konsep diri:HDR b.d
perubahan penampilan peran, Keputusasaan.
4.2 Saran
1. Bagi Perawat
Diharapkan perawat dapat menerapkan komunikasi terapeutik dalam
pelaksanaan strategi pertemuan 1- 4 dalam memberikan tindakan sesuai SP pada
klien dengan Gangguan konsep diri sensori : harga diri rendah sehingga dapat
mempercepat proses pemulihan klien
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai acuan pembelajaran dalam meningkatkan
bimbingan klinik kepada mahasiswa profesi ners sehingga mahasiswa semakin
mampu dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami
Gangguan konsep diri sensori : harga diri rendah.
38
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 1998. Penggolongan Gangguan Jiwa di Indonesia. Edisi II.
Jakarta.
Keliat, 13, A. 1995. Gangguan Konsep Diri. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Keliat, 13, A. 1995. Proses Keperawatan Diri. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC
Krissanti, A., & Asti, A. D. (2019). Penerapan Terapi Okupasi: Berkebun untuk
Meningkatkan Harga Diri pada Pasien Harga Diri Rendah di Wilayah
Puskesmas Sruweng. Proceeding of The URECOL, 630-636.
Pravitasari, G. A., & Sari, S. K. (2015). Gambaran Manajemen Gejala Halusinasi pada
Orang dengan Skizofrenia di Ruang rawat Inap RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Semarang (Doctoral dissertation, Faculty of Medicine).
Rahmawati, E. D. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Skizofrenia Residual Dengan
Masalah Harga Diri Rendah Kronik Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Arif
Zainudin Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Ponorogo).
Sihombing, R. I., Harefa, A. R., Samosir, E. F., Simatupang, S. M., Hutagalung, S. N. S.,
& Romayanti, Y. (2021). Penerapan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny. L
Dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah.
Stuart, GW dan Studdent, SJ. 1995. Principles and Psychiatric Nursing. St. Louis, Mosby,
New York.
Townsend, M.C. 1996. Psychiatric Mental Health Nursing. Concept of Care, Second
Edition, Philadelphia, FA Davis Company.
Wandono, W. A., & Arum Pratiwi, S. (2017). Upaya peningkatan harga diri rendah pada
pasien depresi (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
39