Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH TAK STIMULASI SENSORI

KEPERAWATAN PSIKIATRI

Dosen Pengampu :
Abdul Rokhman , S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh:
Kelompok 2 Kelas 5A Keperawatan
1. Aulia Meyda Kusladi (2102013182)
2. Bima Aindra.D (2102013138)
3. Elenti Fiana Agustin (2102013160)
4. Fransiska Diah Apriliani (2102013176)
5. Nisyatul Ainu Ulfi U (2102013178)
6. Rizal Rizky Aditya.N (2102013145)
7. Sukma Dewi Fitryary (2102013161)
8. Yoseviona Ellena Indah.A (2102013167)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan ini kami menyatakan bahwa yang kamis tulis adalah hasil karya kami sendiri
dan kami telah mengerjakan dan bekerjasama secara berkelompok. Beberapa sumber terkait
telah kami cantumkan sebagaimana mestinya. Berikut adalah penyusun dalam karya tulis ini :

1. Aulia Meyda Kusladi (2102013182) (.......................)

2. Bima Aindra.D (2102013138) (.......................)

3. Elenti Fiana Agustin (2102013160) (.......................)

4. Fransiska Diah A (2102013176) (.......................)

5. Nisyatul Aini Ulfi U (2102013178) (.......................)

6. Rizal Rizky Aditya.N (2102013145) (.......................)

7. Sukma Dewi Fitryary (2102013161) (.......................)

8. Yoseviona Ellena (2102013167) (.......................)

Lamongan, 04 Desember 2023


Telah direvisi & disetujui
Fasilitator
Abdul Rokhman , S.Kep., Ns., M.Kep

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “TAK Stimulasi
Sensori” sesuai waktu yang ditentukan.

Makalah ini di susun sebagai salah satu persyaratan mengikuti proses belajar
mengajar Mata Kuliah Keperawatan Psikiatri Prodi S1 Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Lamongan.
Selama penyusunan, penulis mendapat banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat
Bapak/Ibu:
1. Dr. Abdul Azis Alimul Hidayat, S.Kep, Ners, M.Kes selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Lamongan.
2. Dr. Virgianti Nur Faridah, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dekan Universitas Muhammadiyah
Lamongan.
3. Ns. Suratmi, M.Kep selaku Kaprodi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Lamongan.
4. Abdul Rokhman , S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen PJMK mata kuliah keperawatan
psikiatri dan dosen Pembimbing mata kuliah keperawatan psikiatri
5. Teman-teman yang telah bekerjasama dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat diterima, serta bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.

Lamongan, 04 Desember 2023

3
Tim Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................................................3
DAFTAR ISI..............................................................................................................................4
LEMBAR KONSULTASI.........................................................................................................5
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................6
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................7
1.3 Tujuan..........................................................................................................................7
1.4 Manfaat........................................................................................................................7
BAB 2 TINJAUAN TEORI.......................................................................................................8
2.1 Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)...........................................................8
2.2 Aktivitas dan Indikasi TAK Stimulasi Sensori...........................................................8
2.3 Jenis Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori...................................................9
BAB 3 PERORGANISASIAN TAK.......................................................................................18
3.1 Perorganisasian Kelompok........................................................................................18
3.2 Naska Role pley.........................................................................................................19
Bab 4 PENUTUP.....................................................................................................................24
4.1 Kesimpulan................................................................................................................24
4.2 Saran..........................................................................................................................24

4
LEMBAR KONSULTASI
Topik : Terapi Aktivitas Kelompok (Tak) Stimulasi Sensorik

Tanggal Saran Dosen Pengampu Tanda tangan

Lamongan, 04 Desember 2023

Telah disetujui dan direvisi oleh

5
Abdul Rokhman , S.Kep., Ns., M.Kep

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Stimulasi sensori adalah terapi aktivitas kelompok yang diadakan dengan


meemberikan stimulus tertentu kepada klien sehingga terjadi perubahan prilaku
adaptif kepada klien. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya
mengstimulasi semua panca indra (sensori) agar memeberi respon yang adekuat
Terapi ini diberikan karna klien tidak mampu merespon dengan lingkungan sosialnya.
Berdasarkan data yang diteliti bulan Juli- Desember 2008 rata-rata jumlah
klien yang dirawat tiap bulan sebanyak 274 orang. Dari jumlah tersebut 266 orang
atau 97.1% mengalami Skizoprenia, dari 266 klien tersebut 25 orang atau 20%
mengalami kerusakan interaksi social Dampak yang dapat ditimbulkan oleh menarik
diri adalah kerusakan komunikasi verbal dan non verbal, gangguan hubungan
interpersonal, gangguan interaksi social, resiko perubahan sensori (halusinasi),
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh menarik diri adalah kerusakan komunikasi
verbal dan non verbal, gangguan hubungan interpersonal, gangguan interaksi social,
resiko perubahan sensori (halusinasi), resiko menceredai diri dan orang lain dan
penurunan minat kebutuhan dasara pesikologis.Berdasarkan uraian diatas penggunaan
terapi aktivitas kelompok dapat memeberikan dampak positif dan dapat memebantu
klien meningkatkan prilaku adaptif serta mengurangi prilaku maladaptive terutama
pada pasien dengan kerusakan interaksi social yang salaah satu disebabkan oleh
ketidak mampuan berespon denga lingkuan sosialnya yang memepunya tujuan agar
klien mamapu memeberikan respond an dapat mengepresikan perasaan adalah terapi
aktivitas kelompok stimulasi sensori (Klleat B. A. & Akemat, 2019).

Terapi ini diberikan karena klien tidak mampu berespon dengan lingkungan
sosialnya.Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Samarinda merupakan pusat
rujukan dalam merawat klien dengan gangguan jiwa di Kalimantan Timur.
Berdasarkan data dari Riskerdas Kalimantan Timur tahun 2018 Prevalensi rumah
tangga dengan ART gangguan jiwa 5 orang per mil.Prevalensi gangguan mental

6
emosional pada penduduk yang berumur> 15 tahun sebesar 6,1.Cakupan pengobatan
pada penderita depresi tahun 2018 yang berobat 9% dan yang tidak berobat 91%.

Kerusakan interaksi sosial merupakan percobaan untuk menghindari interaksi


dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain atau suatu tindakan
melepaskan diri baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara
langsung (Rawlins, 2020).

Hal ini dapat dilakukan terapi aktivitas kelompok, penggunaan kelompok dalam
praktek keperawatan jiwa memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan
kekambuhan serta pemulihan harga diri klien selama dirawat di Rumah Sakit.
Dinamika kelompok membantu klien meningkatkan perilaku adaptif serta mengurangi
perilaku maladaptif.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Sensorik ?


1.2.2 Bagaimana aktivitas dan indikasi Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Sensorik?
1.2.3 Apa saja jenis-jenis terapi Aktivitas kelompok (TAK) Sensorik ?
1.2.4 Bagaimana perorganisasian Terapi aktivitas Kelompok (TAK) Sensorik ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Sensorik


1.3.2 Untuk mengetahui aktivitas dan indikasi Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Sensorik
1.3.3 Untuk mengetahui jenis-jenis Terapi aktivitas kelompok (TAK) Sensorik
1.3.4 Untuk mengetahui perorganisasian Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Sensorik

1.4 Manfaat

Diharapkan makalah ini dapat Menambah wawasan dan pengetahuan dalam


mengembangkan kemampuan berfikir dan menjadi bahan untuk melakukan asuhan
keperawatan

7
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi


semua pancaindra (sensori) agar member respons yang adekuat (Keliat, 2019).

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas


sebagai bentuk psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok klien dengan jalan
berdiskusi satu sama lain yang dipimpin dan diarahkan seorang terapis atau petugas
kesehatan jiwa yang terlatih. Salah satu jenis terapi aktivitas kelompok untuk klien
gangguan interaksi sosial : menarik diri adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi
sensori. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi
semua pancaindra (sensori) agar memberi respon yang adekuat.(Kelliat B.A &
Akemat,2021).

Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori merupakan aktivitas yang


digunakan untuk memberikan stimulasi pada sensori klien, kemudian diobservasi
reaksi sensori klien berupa ekspresi emosi atau perasaan melalui gerakan tubuh,
ekspresi muka, ucapan. Terapi aktivitas kelompok untuk menstimulasi sensori pada
penderita yang mengalami kemunduran fungsi sensoris. Teknik yang digunakan
meliputi fasilitas penggunaan pancaindera dan kemampuan mengekpresikan stimulus
baik dari internal maupun eksternal (Purwaningsih, 2019).
Menurut Keliat 2019, Terapi aktivitas kelompok Stimulasi sensori adalah
upaya untuk menstimulasi semua pancaindera (sensori) agar memberi respon yang
adekuat

2.2 Aktivitas dan Indikasi TAK Stimulasi Sensori

Klien yang mempunyai indikasi TAK-Stimulasi Sensori adalah klien isolasi


sosial, menarik diri, harga diri rendah yang disertai dengan kurang komunikasi verbal.

8
Aktivitas Stimulasi sensori dapat berupa stimulus terhadap penglihatan, pendengaran
dan lain-lain, seperti gambar, video, tarian, dan nyanyian.

Hal yang harus diperhatikan:

1. Jika klien pergi atau meninggalkan ruangan terapis mengingatkan kontrak yang
telah disepakati.
2. Jika pasien diam fasilitator membujuk klien untuk berbicara jika klien tetap tidak
mau berbicara terapis atau leader meningkatkan motivasi klien dengan mengatakan
“ Yang lain bisa pasti Bapak bisa “
3. Jika klien melakukan hal –hal yang tidak di inginkan (amuk, Mengganggu pasien
lain, ribut terapis mengingatkan tentang aturan permainan.

2.3 Jenis Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori


2.3.1 Mendengarkan Musik
TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus suara pada pasien sehingga
terjadi perubahan perilaku.
1. Tujuan
(1) Klien mampu mengenali musik yang didengar
(2) Klien mempu memberii respon terhadap music
(3) Klien mampu menceritakan perasannya setelh mendengarkan music
2. Setting
(1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
(2) Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat
(1) Tape recorder
(2) Kaset lagu dangdut, slow music, rohani (religius)
4. Metode
(1) Diskusi
(2) Sharing persepsi
5. Langkah kegiatan
(1) Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi menarik
diri, harga diri rendah dan tidak mau bicara
b. Mempersiakan alat dan tempat pertemuan

9
(2) Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Salam dari terapis kepada klien
c. Evaluasi atau validasi
d. Menanyakan perasaan klien saat ini
e. Kontrak
(3) Tahap kerja
a. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri ( nama,
dan nama panggilan ) dimulai dari terapis secara berurutan searah
jarum jam.
b. Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis
mengajak semua klien untuk bertepuk tangan.
c. Terapis dan klien memakai papan nama
d. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk
tangan atau berjoget sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai
klien akan diminta mencritakan isi dari lagu tersebut dan perasaan
klien setelah mendengan lagu.
e. Terapis memutar lagu, klien mendengar boleh berjoget, tepuk
tangan (kira-kira 15 menit) music yang diputar boleh diulang
beberapa kali. Terapis mengobservasi respon klien terhadap musik
f. Secara bergiliran, klien diminta menceritakan isi lagu dan
perasaannya. Sampai semua klie mendapat giliran.
g. Terapis memberiikan pujian, setiap klien menceritakan perasaannya,
dan mengajak klien lain bertepuk tangan.
(4) Tahap terminasi
a. Evaluasi
(a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
(b) Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk mendengarkan music yang
disukai dan brmakna dalam kehidupannya.
c. Kontrak yang akan datang
(a) Menyepakati TAK yang akan datang yaitu menggambar.
(b) Menyepakati waktu dan tempat
10
(5) Evaluasi Dan Dokumentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja.aspek yang dievaluasi adlah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensori mendengar
musik, kemampuan klien yang diharapkan dalah mengikuti kegiatan
respon terhadap musi, memberi pendapat tentang musik yang
didengar dan perasaan sat mendengar music.
Formulir evaluasi sebagai berikut :

Sesi 1: TAK

Stimulasi sensori mendengar musik

Kemampuan memberi respon pada musik

NAMA KLIEN
NO ASPEK YANG DINILAI

1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

2. Memberii respon ( ikut benyanyi/ menari/ joget/


menggerakkan tangan dan kaki dagu sesuai irama)

3. Memberii pendapat tetang music yang didengar

4. Menjelaskan perasaan setelah mendengar lagu

Petunjuk

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

11
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti, merespon,
memberi pendapat, mennyampaikan perasaan tentang music yang didengar (√) jika
klien mampu dan tanda (×) jika klien tidak mampu
3. Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 1, TAK stimulasi sensori
mendengar music. Klien mengikuti kegiatan sampai akhir dan menggerakkan jari
sesuai dengan irama music namun belum mampu memberi pendapat dan perasaan
tentang music. Latih klien untuk mendengarkan music diruang rawat

2.3.2 Terapi Stimulasi Sensori Menggambar


TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus menggambar pada pasien
sehingga terrjadi perubahan perilaku.
1. Tujuan
a. Klien dapat mengekspresikan perasaan melalui gambar
b. Klien dapat memberii makna gambar
2. Setting
a. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat
a. Kertas HV A
b. Pensil 2B (bila tersedia krayon juga dapat digunakan)
4. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
(a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 1
(b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
(a) Salam terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien
 Terapis dan klien memakai papan nama
c. Evaluasi / validasi

12
Menanyakan perasaan klien saat ini
(a) Kontrak
 Terapis menjelaskan ktujuan kegiatan, yaitu menggambar dan
menceritakannya kepada orang lain
 Terapis menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
6. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
menggambar dan menceritakan hasil gambar kepada klien lain .
b. Terapis membagikan kertas dan pensil untuk tiap klien
c. Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai dengan yang
diinginkan saat ini
d. Sementara klien mulai menggambar, terapis berkeliling, dan memberii
penguatan kepada klien untuk terus menggambar. Jangan mencela klien
e. Setelah semua klien selesai menggambar, terapis meminta masing-
masing klien untuk memperlihatkan dan menceritakan gambar yang
telah dibuatnya pada klien lain. Yang harus diceritakan adalah gambar
apa dan apa makna gambar tersebut untuk klien.
f. Kegiatan point e dilakukan sampai semua klien mendapat giliran.
g. Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak klien
lain bertepuk tangan.
7. Tahap terminasi
a. Evaluasi
(a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan kelompok.
(b) Tindak lanjut
Trapis menganjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan melalui
gambar.
(c) Kontrak yang akan datang

13
Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu menonton TV.
Menyepakati waktu dan tempat.
8. Evaluasi dan Dokumentasi
(a) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensori menggambar,
kemampuan klien yang diharapkan adalah mampu mengikuti
kegiatan, menggambar, menyebutkan apa yang digambar dan
menceritakan makna gambar. Formulir evaluasi sebagai berikut :

Sesi 2: TAK

Stimulasi sensori menggambar

Kemampuan memberi respon terhadap menggambar

Nama klien
No Aspek yang dinilai

1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

2. Menggambar sampai selesai

3. Menyebutkan gambar apa

4. Menceritakan makna gambar

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti, menggambar,
menyebutkan gambar dan menceritakan makna gambar. Beri tanda (√) jika klien
mampu dan tanda (×) jika klien tidak mampu
3. Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien contoh : klien mengikuti sesi 2 TAK stimulasi sensori
menggambar. Klien mengikuti sampai selesai. Klien mampu menggambar,
14
menyebutkan nama gambar, dan menceritakan makna gambar. Anjurkan klien untuk
mengungkapkan perasaan melalui gambar.

2.3.3 Terapi Stimulasi Sensori Menggambar


TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus suara dan melihat pada
pasien sehingga terjadi perubahan perilaku
1. Tujuan
a. Klien dapat memberii respons terhadap tontonan TV/Video (jika
menonton TV, acara tontonan hendaknya dipilih yang positif dan
bermakna terapi untuk klien).
b. Klien menceritakan makna acara yang ditonton.
2. Setting
a. Klien dan terapis duduk membentuk setengah lingkaran didepan televise.
b. Ruangan nyaman dan tenang.
3. Alat
a. Video/CD player dan video tape/CD
b. Televise
4. Metode
Diskusi
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
(a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang tlah mengikuti TAK sesi 2
(b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Orientasi
(a) Salam terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien
 Terapis dank lien memakai papan nama
(b) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini

15
(c) Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menonton
TV/video dan menceritakannya
 Terapis menjelaskan aturan main
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin kepada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
6. Tahap kerja
a. Terapus menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu menonton
TV/video petikan film “laskar pelangi” dan menceritakan makna yang
telah ditonton.
b. Terapis memutar TV/VCD yang telah disiapkan.
c. Terapis mengobservasi klien selama menonton TV/video
d. Setelah menonton, masing-masing klien diberi kesempatan menceritakan
isi tontonan dan maknanya untuk kehidupan klien. Berurutan searah
jarum jam, dimulai dari klien yang ada disebelah kiri terapis. Sampai
semua klien mendapat giliran.
e. Setelah selesai klien menceritakan persepsinya, terapis mengajak klien
lain bertepuk tangan dan memberiikan pujian.
7. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
(a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
(b) Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menonton acara TV yang baik
c. Kontrak yang akan dating
(a) Menyepakati TAK yang akan dating sesuai dengan indikasi klien
(b) Menyepakati waktu dan tempat
8. Evaluasi dan Dokumentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan

16
tujuan TAK. Untuk stimlasi sensori menonton, kemampuan klien yang
diharapkan adalah mengikuti kegiatan, berespon terhadap tontonan,
menceritakan isi tontonan, dan mengungkapkan perasaan saat menonton.
Formulir evaluasi sebagai berikut :

Sesi 3: TAK

Stimulasi sensoris menonton

Kemampuan memberi respon pada tontonan

Nama klien
No Aspek yang dinilai

1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir TAK

2. Memberi respon pada saat menonton (senyum,


sedih, dan gembira)

3. Menceritakan cerita dalam TV/video

4. Menceritakan perasaan saat menonton

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti, berespon,
menceritakan, dan menyampaikan perasaan saat menonton. Beri tanda (√) jika klien
mampu dan tanda (×) jika klien tidak mampu
3. Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contohnya : klien mengikuti sesi 3 TAK stimulasi sensori
menonton. Klien mengikuti kegiatan sampai selesai, ekspresi datar, dan tanpa respon,
klien tidak dapat menceritakan isi tontonan dan perasaannya. Tingkatkan stimulus
diruangan, ulang kembali dengan stimulus yang berbeda.

17
BAB 3
PERORGANISASIAN TAK
3.1 Perorganisasian Kelompok
Leader : Elenti Fiana Agustin

Co Leader : Sukma Dewi fitryary


Observer : Aulia Meyda Kusladi
Fasilitator : Fransiska Diah Apriliani

Prilaku yang ditampilkan oleh Leader :


1. Mampu memotivasi anggota kelompok untuk mengeluarkan pendapatnya tentang
cerita yang dibaca klien.
2. Mampu mengatasi masalah yang mungkin timbul dalam kelompok antar klien.

Prilaku yang ditampilkan oleh Co-Leader


1. Menyampaikan informasi dari fasilitator kepada leader
2. Mengingat leader bila diskusi menyimpang

Prilaku yang ditampilkan oleh Observer


1. Mampu mengobservasi jalan permainan
2. Mampu mengobservasi jalan diskusi
3. Mencatat pendapat yang dikemukakan oleh klien secara verbal dan non verbal
selama permainan dan diskusi berjalan.

Prilaku yang ditampilkan oleh Fasilitator


2. Mampu memfasilitasi klien yang kurang aktif

18
3. Mampu menjadi role model bagi klien

Prilaku yang diharapkan dari kelompok


1. Klien dapat bermain sesuai dengan aturan.
2. Klien dapat ikut serta dalam seluruh kegiatan terapi kelompok
3. Klien dapat menggambar dan mengemukakan makna gambar
3.2 Naska Role pley

Di sebuah ruangan pertemuan RSJ Menur, akan dilakukan terapi aktivitas kelompok
stimulasi sensori. Di RSJ Menur di ruangan perawat, para perawat berdiskusi untuk
menentukan terapi aktivitas kelompok yang akan dilakukan pada klien. Terapi yang
selanjutnya adalah terapi menggambar. Sebelumnya terapi mendengar music yang
merupakan sesi 1 dari terapi stimulasi sensori yang sudah dilaksanakan. Dan..di suatu
pagi.

Leader : Selamat pagi teman-teman?

F dan O : Selamat pagi Pak.

Leader : Seperti yang telah kita rencanakan, kita akan melanjutkan sesi 2 dari
terapi stimulasi sensori setelah kemarin kita melakukan sesi 1.

Co Leader :Sepertinya kegiatan kemarin kurang maksimal, sebagian pasien belum


siap mengikuti kegiatan.

Fasilitator :Ya saya setuju, sewaktu saya kontrak waktu beberapa dari mereka
tidak suka dengan jenis music yang diputar.

Observer :Tapi, di akhir kegiatan mereka cukup kooperatif. Semoga saja sesi 2
ini lebih OK.

Leader : Baik karena kita sudah kontrak waktu kemarin sekarang silakan
teman-teman jemput mereka.

Fasilitator : Baik Pak

Leader : OK, mari kita mulai.

Para perawat segera memulai terapi sensori yang akan dilaksanakan di ruang pertemuan
Tiap fasilitator menemui klien untuk mengajak mereka ke ruang pertemuan. Sementara

19
leader dan Co Leader serta observer menyiapkan segala perlengkapan yang
diperlukanuntuk kegiatan terapi nanti.

Dan.. di ruang Nakula, tiba-tiba

Fasilitator 1 : Selamat pagi bapak Agung. Seperti janji kemarin, Bapak ingat kan,
hari ini kita akan menggambar?

Klien 1 : Hah??? Menggambar ? mmmmm ok deh, saya mau menggambar


wajah saya yang ganteng ini

Fasilitator 1 : Iya..bapak boleh menggambar apa saja yang bapak mau.

Ayo Pak sekarang kita ke ruang pertemuan.

Klien 1 : Oke2 (senyum-senyum kegirangan)

Dan.. hal serupa juga terjadi di ruang Dharmawangsa dimana fasilitator sedang
menjemput klien dengan Waham

Fasilitator 2 : Permisi pak, selamat pagi.

Klien 2 : Suster tau gak.. saya sebenarnya bisa terbang..

Fasilitator 2 : Sebentar pak.jangan terbang dulu, kita menggambar dulu.

Klien 2 : Saya tidak ingat? Kita mau menggambar di ruang pertemuan kan?
Ayo kita terbang kesana sekarang..

Fasilitator 2 : Iya, tapi saya tidak bisa terbang, tapi kita bisa berangkat sama-sama

Beberapa detik kemudian............

Fasilitator 2 : Bagaimana bapak, coba lihat kaki Bapak ada dimana Menyentuh
tanah bukan? Itu artinya Bapak tidak terbang, tapi berjalan kaki.

Klien 2 : O iya ya suster.

Beberapa menit kemudian semua klien sudah berada di ruang pertemuan

20
Leader : Baik Bapak selamat pagi, sudah tahu rupanya ya kita sekarang akan
melakukan kegiatan menggambar. Nanti kegiatan ini akan kita
laksanakan selama 45 menit. Kegiatan ini akan membantu Bapak
untuk melatih ekspresi dan emosi Bapak. Nanti saya perawat Ditya
dan Perawat Ryan akan memandu bapak untuk mengikuti kegiatan
ini. Bukan begitu perawat Ryan?

Co Leader : Tentu saja..

Klien 1 : saya yang paling ganteng disini tau suster!!!!!

Co Leader : Oh iya.Bapak yang paling ganteng di sini.

Leader : Sudah-sudah, sekarang kita mulai saja ya Bapak, menggambarnya.

Kegiatan menggambar akan dimulai Fasilitator membagikan kertas dan pensil kepada
klien dan mereka semua pun duduk membentuk lingkaran.

Leader : Bapak,sudah pernah pegang kertas dan pensil kan sebelumnya?

Klien 1 : Pisau kok di bilang pensil..

Fasilitaor 1 : Bapak ini bukan pisau Pak, ini pensil Coba deh sekarang kalau ini ini
pisau bisa gak dipakai untuk memotong/?

Klien 1 : Mencoba memotong kertas memakai ini.!

Fasilitator 1 : Gimana, tidak bisa kan Pak

Klien 1 : Oh iya ya Berarti ini pensil ya suster.

Fasilitator 1 : Iya tentu itu pensil

Leader : Baiklah..sekarang kita mulai saya ya menggambarnya. Bapak


boleh menggambar apa saya yang Bapak mau, nanti setelah
selesai Bapak ceritakan apa yang Bapak gambar. Ayo silahansilakan

Para klien pun mulai menggambar mereka didampingi oleh fasilitatot.

Leader : Semua sudah selesai menggambar Bapak ?

21
Klien : (Semua klien menjawab) Sudahh.

Leader :Sekarang silakan Bapak ceritakan apa yang Bapak gambar dan arti
dari apa yang bapak gambar Di mulai dari Bapak Agung. Ayo silakan..

Klien 1 : Ayo-ayo semua liat gambar saya Bagus kan Ganteng kan. Ini saya.

Leader : Sekarang Bapak ceritakan arti dari gambar Bapak

Klien 1 : Ini gambar saya sewaktu saya masih muda Saya ganteng sekali mirip
artis kan bu. Pacar saya sangat sayang sama saya sebentar lagi
kami akan menikah Tapi saya gak tahu kenapa dia belum jemut-
jemput saya.

(Klien terus menceritakan pengalamannya dimana Ia kehilangan kekasih yang sangat


disayanginya.)

Leader : Bapak Agung.. gambarnya sudah bagus sekali, ayo kita beri tepuk
tangan

Kemudian leader pun mendekati klien 2 lalu menanyakan arti dari apa yang ia gambar
Leader :Bapak.. bagaimana dengan gambar Bapak? WahBapak menggambar
pesawat terbang, kenapa Bapak menggambar ini?

Klien 2 :Gambar saya memang bagus. Sebenarnya saya bisa terbangsama


seperti pesawat gambar ini

Leader : Kenapa Bapak berkata seperti itu?

Klien 2 merenung sejenak, kemudian pelan-pelan ia mulai menceritakan peristiwa yang


di alaminya 2 tahun lalu dimana ketika Ia tidak bisa melanjutkan kuliahdi jurusan
penerbangan karena ketidakmampuan ekonomi.

Klien 2 : Dulu saya mahasiswa jurusan penerbangan. Waktu itu, 6 bulan lagi
saya akan lulus kuliah Cita-cita saya menjadi seorang pilot tapi
ekonomi keluarga tidak mendukung

22
(Demikian seterusnya. Klien menceritakan sedikit demi sedikit pengalaman
masalalunya).

Leader :Bagus ya teman-teman, ayo kita beri tepuk tangan.

Setelah selesai meceritakan gambarleader dan co leader kemudian memberikan


reinforcement positif terhadap kelompok

Co Leader : Bapak sekalian sudah bagus sekali apa yang sudah Bapak kerjakan
Semoga kegiatan ini bermanfaat. Besok kita akan melanjutkan
kegiatan yang sama, tetapi bukan menggambar, melainkan menonton
video Terima kasih atas kesediaan Bapak sekalian Sampai bertemu lagi
besok Selamat pagi

23
Bab 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Terapi aktivitas kelompok merupakan timulasi sensori adalah upaya untuk
menstimulasi semua pancaindera (sensoori) agar memberi respon yang adekuat.
Tujuannya adalah agar klien dapat berespon terhadap stimulus pancaindera yang
diberikan. Aktivitas Stimulasi sensori dapat berupa stimulus terhadap penglihatan,
pendengaran dan lain-lain, seperti gambar, video, tarian, dan nyanyian. Klien yang
mempunyai indikasi TAK-Stimulasi Sensori adalah klien isolasi sosial, menarik diri,
harga diri rendah,halusinasi yang disertai dengan kurang komunikasi verbal.
4.2 Saran

Dari makalah yang kami buat,Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para
pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan
kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami hanyalah manusia biasa
yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini

24
DAFTAR PUSTAKA

Dini, J. P. A. U. (2021). Pengembangan media stimulasi sensori anak usia 4-6 tahun
berbasis aktivitas bermain tujuh indera. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, 5(1), 941-957.

JANARKO, A. D. (2011). PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


STIMULASI SENSORIS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI VERBAL PADA
PASIEN JIWA MENARIK DIRI DI BANGSAL SAKURA SAMIAJI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KABUPATEN BANYUMAS (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOKERTO).

Devi, P. A. I. (2020). GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PEMBERIAN TERAPI


AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI SENSORI SESI 1: MENDENGARKAN MUSIK
UNTUK MENGONTROLGANGGUAN PERSEPSI SENSORI PADA PASIEN
SKIZOFRENIA TAHUN 2020 (Doctoral dissertation, Poltekkes Denpasar Jurusan
Keperawatan).

Antika, I., Sulistyowati, P., & Purnomo, R. (2019). Asuhan Keperawatan Dengan
Pemberian Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori Menggambar Pada Pasien
Harga Diri Rendah di Ppslu Dewanta Rpsdm “Martani” Cilacap. Journal of Nursing
and Health, 4(2), 80-91.

25

Anda mungkin juga menyukai