DISUSUN OLEH :
1. Demaris 1803045
2. Elmi Yatha Sartika 1803053
3. Krisnabella 1803065
4. Luciana Renata 1803069
5. Rambu Eri Lika Amah 1803080
6. Risa Setia Asmandani 1803083
7. Tiara Selecta Putri 1803086
8. Yenni Dayanti Gultom 1803090
9. Yulius Krisanto Tewonto 1803094
10. Georgerius Juliando 1803096
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, kasih dan kuasanya
sehingga kami dapat menyusun Proposal Terapi Aktivitas Kelompok ini dengan
sebaik – baiknya. Proposal disusun dalam rangka tugas kelompok program belajar
mata kuliah Keperawatan Jiwa. Kelompok juga mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini terutama kepada
Ibu Ruthi Ng.,S.Kp.,M.Kes. selaku Dosen Koordinator mata kuliah Keperawatan
Jiwa.
Kelompok menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan. Kelompok
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan proposal ini di
kemudian hari. Besar harapan kelompok proposal ini dapat menjadi salah satu sarana
pembantu proses pembelajaran terutama dalam mata kuliah Keperawatan Jiwa.
Tim Penulis
i
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL
(MENGGAMBAR)
Proposal Terapi Aktifitas Kelompok ini telah diperiksa dan disetujui oleh dosen
Dosen pembimbing:
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
A. Latar Belakang........................................................................................................... 4
B. Tujuan ........................................................................................................................ 5
C. Manfaat ...................................................................................................................... 5
2. Tujuan TAK............................................................................................................... 6
3. Manfaat ...................................................................................................................... 6
1. Definisi ...................................................................................................................... 8
2. Tujuan ........................................................................................................................ 9
4. Kontraindikasi ........................................................................................................... 9
iii
5. Topik ......................................................................................................................... 9
6. Waktu ........................................................................................................................ 9
7. Pengorganisasian ..................................................................................................... 10
9. Alat .......................................................................................................................... 11
11. Sasaran..................................................................................................................... 11
Lampiran ................................................................................................................................. 17
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (2017) pada umumnya gangguan mental
yang terjadi adalah gangguan kecemasan dan gangguan depresi. Diperkirakan
4,4% dari populasi global menderita gangguan depresi, dan 3,6% dari gangguan
kecemasan. Jumlah penderita depresi meningkat lebih dari 18% antara tahun
2005 dan 2015. Depresi merupakan penyebab terbesar kecacatan di seluruh
dunia. Lebih dari 80% penyakit ini dialami orang-orang yang tinggal di negara
yang berpenghasilan rendah dan menengah. Gangguan jiwa dapat terjadi pada
siapa saja dan kapan saja. Hasil analisis dari WHO sekitar 450 juta orang
menderita gangguan jiwa termasuk skizofrenia. Skizofrenia menjadi gangguan
jiwa paling dominan dibanding gangguan jiwa lainnya. Penderita gangguan jiwa
sepertiga tinggal di negara berkembang, 8 dari 10 orang yang menderita
skizofrenia tidak mendapatkan penanganan medis. Gejala skizofrenia muncul
pada usia 15-25 tahun lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan pada
perempuan (Ashturkar & Dixit, 2013).
4
klien.Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya mengstimulasi
semua panca indra (sensori) agar memeberi respon yang adekuat Terapi ini
diberikan karna klien tidak mampu merespon dengan lingkungan sosialnya.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi semua
pascaindra (sensori) agar memberi respons yang adekuat.
B. Tujuan
Mengetahui pelaksanaan dan prinsip terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori
sebagai tindakan terapeutik dalam asuhan keperawatan jiwa.
C. Manfaat
Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai terapi aktivitas
kelompok stimulasi sensori sebagai tindakan terapeutik dalam asuhan
keperawatan jiwa.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Definisi TAK
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dlakukan perawat pada sekelompok klien yang mengalami masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan (Keliat & Wiyono, 2106). Terapi aktivitas
kelompok adalah salah satu jenis terapi pada sekelompok pasien (5-12 orang)
yang bersama-sama melakukan aktivitas tertentu untuk mengubah perilaku
maladaptive menjadi perilaku yang adaptif. Lama pelaksanaan TAK adalah
20-40 menit untuk kelompok yang baru terbentuk, dan kelompok yang sudah
kohesif TAK berlangsung selama 60-120 menit (Keliat, Wiyono & Susanti,
2015).
2. Tujuan TAK
Adapun tujuan terapi aktivitas kelompok berdasarkan Keliat (2016) adalah:
a. Mengembangkan stimulasi persepsi.
b. Mengembangkan stimulasi sensori.
c. Mengembangkan orientasi realitas.
d. Mengembangkan sosialisasi.
3. Manfaat
Manfaat TAK menurut Direja (2011) meliputi:
Terapi aktivitas kelompok mempunyai manfaat:
a) Umum
Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan (Reality testing) melalui
komunikasi dan umpan balik dengan atau orang lain, membentuk
sosialisasi, meningkatkan fungsi psikologis, yaitu meningkatkan kesadaran
6
tentang hubungan antara reaksi emosional diri sendiri dengan perilaku
defensif (bertahan terhadap stress) dan adaptasi, meningkatkan motivasi
bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologi seperti kognitif dan afektif.
b) Khusuus
Meningkatkan identitas diri, menyalurkan emosi secara konstruktif,
meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk diterapkan sehari-hari,
bersifat rehabilitatif: meningkatkan kemampuan ekspresi diri,
keterampilan sosial, kepercayaan diri, Kemampuan diri, dan
meningkatkan kemampuan atau pengetahuan tentang masalah-masalah
kehidupan dan pemecahannya.
4. Jenis TAK
Menurut Keliat & Wiyono (2016) terdapat 4 (empat) jenis TAK yang sudah
dikembangkan yaitu:
a. TAK sosialisasi
Merupakan TAK dengan aktivitas belajar tahapan komunikasi dengan
orang lain untuk meningkatkan kemampuan dalam berhubungan sosial.
TAK sosialisasi diindikasikan untuk pasien isolasi sosial, kerusakan
interaksi sosial dan harga diri rendah.
b. TAK orientasi realita
Merupakan TAK dengan kegiatan utama dalam upaya mengorientasikan
keadaan nyata kepada pasien, yaitu orientasi pada diri sendiri, orang lain,
lingkungan/tempat, dan waktu. TAK orientasi realita bertujuan agar
pasien mengenal tempat ia berada, waktu, diri sendiri dan orang lain.
TAK orientasi realita diindikasikan untuk pasien yang mengalami
gangguan orientasi realita orang, tempat, waktu dan pasien demensia.
c. TAK stimulasi persepsi
Merupakan terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulasi dan
terkait dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk didiskusikan dalam
7
kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi
atau alternatif penyelesaian masalah. Tujuan TAK ini adalah agar pasien
pasien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya
sengan tepat dan dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus
yang dialami. Indikasi TAK stimulasi persepsi adalah pasien dengan
resiko perilaku kekerasan, halusinasi, harga diri rendah, dan isolasi sosial.
d. TAK stimulasi sensori
Merupakan TAK dengan fokus memberikan stimulasi kepada pasien agar
memberikan respon yang adekuat. Indikasi TAK stimulasi sensori adalah
pasien isolasi sosial, harga diri rendah, dan kurang komunikasi verbal.
1. Definisi
Terapi aktivitas kelompok (TAK) : stimulasi sensori adalah upaya
menstimulasi semua pancaindra (sensosri) agar memberi respons yang
adekuat. Terapi aktivitas kelompok (TAK) adalah salah satu jenis terapi pada
sekelompok pasien (5-12 orang) yang bersama-sama melakukan aktivitas
tertentu untuk mengubah perilaku maladaptive. Terapi kelompok mencakup
aktivitas yang luas, yang sama luas perbedaannya seperti pendekatan
terapeutik yang dapat ditemukan dalam psikoterapi individual. Terapi
kelompok termasuk setiap pengumpulan dari orang yang lazimnya bertemu
secara teratur, biasanya dengan pemimpin yang terlatih, untuk menangani
masalah psikologik atau partumbuhan pribadi mereka (Keliat & Wiyono,
2016).
8
2. Tujuan
Adapun tujuan TAK Stimulasi Sensori menurut Keliat & Wiyono (2016)
meliputi:
a. Umum
Mengetahui pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) terhadap
kemampuan klien merespon dengan stimulasi sensosri (mengambar).
b. Khusus
1) Mengidentifikasi kemampuan klien dalam berespon terhadap gambar
yang dilihat.
2) Mengidentifikasi kemampuan klien dalam mengekpresikan
perasaan melalui gambar.
3. Indikasi tindakan
Klien yang diindikasi memerlukan TAK- stimulasi sensori adalah klien yang
mengalami isolasi soasial dan harga diri rendah yang disertai dengan kurang
komuikasi verbal
4. Kontraindikasi
Menurut Keliat & Wiyono (2016) kontra indikasi TAK stimulasi sensori
meliputi resiko perilaku kekerasan, halusinasi, gangguan orientasi realita dan
pasien demensia.
5. Topik
Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori sesi 2 mengambar.
6. Waktu
a. Hari/tanggal : Selasa 5 november 2019
b. Tempat : Ruang X
c. Jam : 09.00 Wib
d. Lama kegiatan : 40 menit
9
7. Pengorganisasian
a. Leader, bertugas:
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan.
2) Memimpin jalannya terapi kelompok.
3) Memimpin diskusi.
b. Co-leader, bertugas:
1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan.
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang.
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan.
4) Menggantikan leader jika terhalang tugas.
c. Fasilitator, bertugas:
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.
2) Memotivasi peserta dalam ekspresi kegiatan seluruh kegiatan.
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan.
4) Membimbing kelompok selama aktivitas.
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.
6) Bertanggungjawab terhadap program antisipasi masalah.
d. Observer, bertugas:
1) Mengamati selama proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu,
tempat, dan jalannya acara.
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota
kelompok dengan evaluasi kelompok.
8. Setting tempat
a. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.
b. Ruangan nyaman dan tenang.
10
9. Alat
Alat yang digunakan dalam TAK stimulasi sensori menggambar adalah kertas
HVS, Pensil 2B, Pensil warna.
10. Metode
a. Dinamika kelompok.
b. Diskusi
11. Sasaran
a. Sasaran
Pasien dengan masalah isolasi sosial, HDR,dan kurang komunikasi verbal.
b. Kriteria Hasil
Klien diharapkan mampu mengikuti kegiatan menggambar, menyebutkan
apa yang digambar dan menceritakan makna gambar.
11
b. Evaluasi/ validasi
Menanyakan perasaan klien
saat ini
c. Kontrak
a) Terapis menjelaskan
tujuan kegiatan, yaitu
menggambarkan dan
menceritakannya
kepada orang lain.
b) Terapis menjelaskan
aturan main berikut.
1) Jika ada klien yang
ingin meninggalkan
kelompok, harus
minta izin kepada
terapais.
2) Lama kegiatan 40
menit.
3) Setiap kali
mengikuti kegiatan
dari awal sampai
akhir.
12
kepada klien lain.
b. Terapis membagikan kertas
dan pensil, untuk tiap klien.
c. Terapis meminta klien
menggambarkan apa saja
sesuai dengan yang
diinginkan saat ini.
d. Sementara klien mulai
menggambar, terapis
berkeliling, dan memberi
penguatan kepada klien
untuk terus menggambar.
Jangan mencela klien.
e. Setelah semua klien selesai
menggambar, terapis
meminta masing-masing
klien untuk
memperlihatkan dan
menceritakan gambar yang
telah kepada klien lain.
Yang harus diceritakan
adalah gambar apa dan apa
makna gambar tersebut
menurut klien.
f. Kegiatan poin e dilakukan
sampai semua klien
mendapat giliran.
g. Setiap kali klien selesai
13
menceritakan gambarnya,
terapis mengajak klien lain
bertepuk tangan.
14
yang diharapkan adalah mampu mengikuti kegiatan, menggambar,
menyebutkan apa yang digambar, dan menceritakan makna gambar.
b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 2 TAK
stimulasi sensori menggambar. Klien mengikuti sampai selesai. Klien
mampu menceritakan makna gambar. Anjurkan klien untuk
mengungkapkan perasaan melalui gambar.
15
DAFTAR PUSTAKA
Direja, Ade Herman S. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Keliat, Budi Anna, Akema Pawiro Wiyono & Herni Susanti. (2015). Manajemen
Kasus Gangguan Jiwa: CMHN (Intermediate Course). Jakarta: EGC.
Keliat, Budi Anna & Akemat Pawiro Wiyono. (2016). Keperawatan Jiwa: Terapi
Aktivitas Kelompok edisi 2. Jakarta: EGC.
16
Lampiran
Sesi 2 : TAK
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,
menggambar, menyebutkan gambar, dan menceritakan makna gambar. Beri tanda
(√) jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu.
17
EVALUASI KEMAMPUAN PERAWAT
Nama Perawat :
Ruangan Praktik :
Jenis TAK :
Hari, Tanggal :
Skor
No Kriteria Evaluasi
4 3 2 1
Fase Orientasi
Fase Kerja
sesuai rencana
pendekatan terapeutik
18
pasien
Fase Terminasi
tempat)
Total Skor
Penilai
19