Dosen Pembimbing :
Siska Christianingsih, S.Kep., M.Kep
Disusun oleh :
Citra Intan Pramudya Rini (2018.01.004)
D. Manifestasi Klinis
1) Tanda dan Gejala Mayor
Subjektif : Klien menolak melakukan perawatan diri
Objektif : Tidak mampu mandi/mengenakan pakaian/makan/ke
toilet/berhias secara mandiri dan berkurangnya minat melakukan perawatan
diri.
2) Tanda dan Gejala Minor
Tidak ada tanda dan Gejala minor yang timbul.
E. Penatalaksanaan
1) Farmakologi
a. Obat anti psikosis : Penotizin.
b. Obat anti depresi : Amitripilin.
c. Obat antu ansietas : Diasepam, bromozepam, clobozam.
d. Obat anti insomia : phnebarbital.
2) Terapi Keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah
klien dengan memberikan perhatian :
a. Jangan memancing emosi klien.
b. Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga.
c. Berikan kesempatan klien mengemukakan pendapat.
d. Dengarkan, bantu, dan anjurkan pasien untuk mengemukakan masalah
yang dialaminya.
3) Terapi Aktivitas Kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial, atau
aktivitas lainnya, dengan berdiskusi serta bermain untuk mengembalikan
keadaan klien karena maslah sebagian orang merupakan perasaan dan
tingkah laku pada orang lain. Ada 5 sesi yang harus dilakukan :
a. Manfaat perawatan diri.
b. Menjaga kebersihan diri.
c. Tata cara makan dan minum.
d. Tata cara eliminasi.
e. Tata cara berhias.
4) Terapi Musik
Dengan musik klien bisa terhibur, rileks, dan bermain untuk
mengembalikan kesadaran pasien.
F. Komplikasi
Gangguan defisit perawatan diri mengakibatkan beberapa komplikasi seperti:
1) Gangguan integritas kulit
2) Resiko infeksi
3) Gangguan rasa aman dan nyaman
4) Gangguan interaksi sosial.
3. Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Anamnesa
1) Identitas
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa/latar
belakang, status sipil, pendidikan, pekerjaan, dan alamat.
2) Keluhan utama
Keluhan utama atau sebab utama yang menyebabkan klien datang berobat
(menurut klien dan atau keluarga).
3) Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan saat ini berupa uraian mengenai keadaan klien saat ini,
mulai timbulnya keluhan yang dirasakan sampai saat dilakukan pengkajian.
4) Riwayat Kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan seperti adanya masalah psikososial.
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dikaji apakah dalam keluarga ada yang mengalami gangguan psikologi
seperti yang dialami klien.
Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Keadaan umum klien lansia yang mengalami masalah psikososial
Demensia biasanya lemah.
2) Tanda-tanda Vital
Periksa suhu, nadi, tekanan darah, dan frekuensi pernafasan.
3) Pemeriksaan Review Of System (ROS)
Dilakukan dengan memeriksa sistem pernafasan, sistem sirkulasi, sistem
persyarafan, sistem perkemihan, sistem pencernaan, sistem
muskuloskeletal.
Pola Fungsi Kesehatan
Yang perlu dikaji adalah aktifitas apa saja yang biasa dilakukan, meliputi :
1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Klien mengalami gangguan persepsi, klien mengalami gangguan dalam
memelihara dan menangani masalah kesehatannya.
2) Pola nutrisi
Klien dapat mengalami makan berlebih / kurang karena kadang lupa sudah
makan atau belum.
3) Pola eliminasi
4) Pola tidur dan istirahat
Biasanya klien mengalami insomnia
5) Pola aktivitas dan istirahat
Klien mengalami gangguan dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari karena
penurunan minat. Pengkajian klien dalam memenuhi kebutuhan aktivitas
sehari-hari dapat menggunakan indeks KATZ. Pengkajian juga dilakukan
dengan instrument tertentu untuk membuat penilaian secara objektif.
Instrument yang biasa digunakan adalah barthel indeks.
6) Pola Hubungan Dan Peran
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap anggota
keluarga dan masyarakat tempat tinggal, pekerjaan, tidak punya rumah, dan
masalah keuangan.
7) Pola Sensori dan Kognitif
Untuk mengetahui status mental klien dapat dilakukan pengkajian
menggunakan Tabel Short Portable Mental Status Quesionare (SPMSQ).
8) Pola Persepsi Dan Konsep Diri
Klien biasanya mengalami gangguan persepsi, tidak mengalami gangguan
konsep diri.
9) Pola Seksual dan Reproduksi
Klien mengalami penurunan minat terhadap pemenuhan kebutuhan seksual.
10) Pola Penanggulangan stress dan koping
Klien menggunakan mekanisme koping yang tidak efektif dalam menangani
stres yang dialami.
11) Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
12) Klien tidak mengalami gangguan dalam spiritual.
B. Diagnosa Keperawatan
1) Defisit perawatan diri:mandi dan toileting berhubungan dengan gangguang
muskuloskeletal
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas
3) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal
C. Rencana Keperawatan
Dx 1 : Defisit perawatan diri:mandi dan toileting berhubungan dengan
gangguan muskuloskeletal
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam, pasien diharapkan
mampu memenuhi perawatan diri mandi
KH :
1. Klien mengetahui pentingnya perawatan diri berupa mandi
2. Klien mau melakukan perawatan diri berupa mandi
3. Klien mampu melakukan perawatan diri mandi secara mandiri
4. Tidak ada tanda-tanda kurangnya perawatan diri pada klien
SIKI (Standart Intervensi Keperawatan Indonesia)
Intervensi/R :
1. Identifikasi usia dan budaya dalam membantu kebersihan diri
R : Mengetahui kebiasaan mandi dalam budaya klien
2. Identifikasi jenis bantuan yang dibutuhkan
R : Mengetahui jenis bantuan yang dibutuhkan klien
3. Monitor kebersihan tubuh
R : Memantau kebersihan klien agar terhindar dari resiko infeksi
4. Sediakan peralatan mandi
R : Memudahkan klien untuk mandi
5. Sediakan lingkungan aman dan nyaman
R : Menjaga privasi klien
6. Jelaskan manfaat mandi dan dampak tidak mandi terhadap kesehatan
R : Menambah pengetahuan klien tentang pentingnya mandi untuk
kesehatan
D. Tindakan Keperawatan
Dx 1 : Defisit perawatan diri:mandi dan toileting berhubungan dengan
penurunan motivasi dan minat
1. Mengidentifikasi usia dan budaya dalam membantu kebersihan diri
2. Mengidentifikasi jenis bantuan yang dibutuhkan
3. Memonitor kebersihan tubuh
4. Menyediakan peralatan mandi
5. Menyediakan lingkungan aman dan nyaman
6. Menjelaskan manfaat mandi dan dampak tidak mandi terhadap kesehatan
Dx 2 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas
1. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
2. Memonitor pola tidur dan jam tidur
3. Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
4. Melakukan rentan gerak pasif dan/atau pasif
5. Memberikan aktivitas distraksi yang menenangkan
6. Memfasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
berjalan
7. Menganjurkan tirah baring
8. Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
9. Berkolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
E. Evaluasi Keperawatan
No. Evaluasi
1. S : Pasien mengatakan mampu melakukan perawatan diri secara mandiri
O : Pasien terlihat bersih, rapi
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
S : Pasien mengatakan tidak lelah lagi saat menggerakkan anggota tubuh
O : pasien terlihat bugar
2.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
S : Pasien mengatakan mampu menggerakkan ekstremitasnya
O : pasien bergerak tanpa dibantu
3.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Daftar Pustaka
Ellya. 2014. Keperawatan Jiwa: Landasan Teori Defisit Perawatan Diri.
https://ellya70.wordpress.com/2014/04/21/keperawatan-jiwa.Diakses pada
tanggal 09 Oktober 2017.
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta
PPNI. 2016. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Jakarta
PPNI. 2016. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Jakarta