Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS II

KONSEP INTRA NATAL CARE (INC)

Di Bimbing Oleh :

Intiyaswati, S.ST.,M.Keb.

Di Susun Oleh :

1. Caronna Paula L.P. (2018.01.003)


2. Egisius Keli (2018.01.006)
3. Ira Monica Hong (2018.01.009)
4. Maria A. Lawan (2018.01.017)
5. Merry Indrawati V (2018.01.021)
6. Sarmaulina Oktaviana S. (2018.01.023)
7. Salvator Hasi (2018.01.024)
8. Veronika Srifatima (2018.01.030)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH


SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa , kami panjatkan puja dan puji syukur
atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Konsep Intra Natal Care “ Adapun makalah ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
1. BU TYAS sebagai pembimbing
2. Teman-teman kelompok yang sudah memberikan saran demi kelancaran penyusunan
makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya.Oleh karena itu dengan lapang
dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi
saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah praktek klinik kebidanan yang
berjudul “Konsep Intra Natal Care “ ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat
memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 20 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................
PENDAHULUAN.................................................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................... 2
1.3. Tujuan.................................................................................................. 2
BAB II..................................................................................................................
2.1......................................................................................................................3
2.2......................................................................................................................3
2.3......................................................................................................................3
2.4......................................................................................................................4
2.5......................................................................................................................6
2.6......................................................................................................................7
2.7......................................................................................................................7
2.8......................................................................................................................9
2.9....................................................................................................................10
2.10..................................................................................................................15
2.11..................................................................................................................15
2.12..................................................................................................................16
BAB III PENUTUP...............................................................................................
3.1 Kesimpulan................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 1

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak Negara
berkembang terutama disebabkan oleh perdarahan persalinan, eklamsia,
sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab utama
kesakitan dan kematian ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah melalui
upaya pencegahan yang efektif. Asuhan kesehatan ibu selama dua
dasawarsa terakhir terfokus kepada : keluarga berencana untuk lebih
mensejahterakan anggota masyarakat. Asuhan neonatal terfokus untuk
memantau perkembangan kehamilan mengenai gejala dan tanda bahaya,
menyediakan persalinan dan kesediaan menghadapi komplikasi.
Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan kajian dan bukti
ilmiah menunjukan bahwa asuhan persalinan bersih, aman dan tepat waktu
merupakan salah satu upaya efektif untuk mencegah kesakitan dan
kematian. Penatalaksanaan komplikasi yang terjadi sebelum, selama dan
setelah persalinan. Dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian
ibu perlu diantisipasi adanya keterbatasan kemampuan untuk
menatalaksanakan komplikasi pada jenjang pelayanan tertentu. Kompetensi
petugas, pengenalan jenis komplikasi dan ketersediaan sarana pertolongan
menjadi penentu bagi keberhasilan penatalaksanaan komplikasi yang
umumnya akan selalu berada menurut derajat keadaan dan tempat
terjadinya.
Persalinan saat ini menjadi momok yang ditakutkan dikalangan ibu,
khususnya ibu hamil. Tidak sedikit ibu dan bayinya mengalami
kegawatdaruratan dan sampai pada akhirnya tak dapat terselamatkan yang
pada akhirnya menyebabkan meningkatnya angak kematian ibu dan anak.
Akan tetapi hal tersebut dapat diminimalisir dengan asuhan persalinan.
Asuhan persalinan kala I, II, III, dan IV memegang kendali penting pada
ibu selama persalinan karena dapat membantu ibu dalam mempermudah
proses persalinan, membuat ibu lebih yakin untuk menjalani proses
persalinan serta untuk mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi selama
persalinan dan ketidaknormalan dalam proses persalinan. Untuk itu kami
bermaksud membuat makalah ini dengan tujuan menyelesaikan tugas PKK
IV dan dapat membantu para ibu dalam mempersiapkan proses persalinan
yang lebih baik.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu INC ?
2. Apakah tujuan dari INC ?
3. Bagaimanakah tanda dan gejala menjelang persalinan ?
4. Bagaimanakah mekanisme persalinan ?
1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengerti konsep INC
2. Agar mahasiswa dapat memahami tujuan dari INC
3. Supaya mahasiswa dapat mengetahui apa saja tanda dan gejala menjelang
persalinan
4. Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami bagaimana mekanisme
persalinan
5. Pemenuhan tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi INC


Menurut WHO, persalinan normal adalah persalinan yang dimulai
secara spontan (dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir),
beresiko rendah pada awal persalinan dan presentasi belakang kepala pada
usia kehamilan antara 37  42 minggu setelah persalinan ibu maupun bayi
berada dalam kondisi yang baik.
Persalinan adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan cukup
bulan, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentase belakang
kepala, keseimbangan diameter kepala bayi dan panggul ibu, serta dengan
tenaga ibu sendiri. (abdul bari; 2008).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup
bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu. (Mitayani, 2009). Persalinan normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
(Prawirohardjo, 2006).

2.2 Tujuan INC :


1. Mengetahui tahap persalinan sebagai acuan penilaian kemajuan
persalinan dan sebagai dasar untuk menentukan rencana perawatan
selanjutnya.
2. Mengetahui kelainan – kelainan yang mungkin dapat mengganggu
kelancaran persalinan atau segera mengetahui persalinan beresiko.
3. Memberikan asuhan yang memadai selama persalianan dalam upaya
mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan
memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi.

2.3 Etiologi

a. Teori penurunan hormon progesterone.


Progesterone menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat
keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen didalam darah,

3
tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga
menimbulkan his.
b. Teori oxytocin.
Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot – otot rahim.
c. Teori plasenta menjadi tua.
Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan
progesterone yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal
ini akan menimbulkan his.
d. Teori prostaglandin.
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi
miometrium pada setiap umur kehamilan.
e. Pengaruh janin.
Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada
anencephalus, kehamilan sering lama dari biasanya.
f. Teori distensi rahim.
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot
– otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
g. Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser
dan ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan his.

2.4 Tanda dan Gejala Menjelang Persalinan

a. Lightening
Lightening yang dimulai dirasa kira-kira dua minggu sebelum persalinan
adalah penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvis minor. Pada
presentasi sefalik, kepala bayi biasanya menancap setelah lightening.
Wanita sering menyebut lightening sebagai “kepala bayi sudah turun”. Hal-
hal spesifik berikut akan dialami ibu:
1) Ibu jadi sering berkemih karena kandung kemih ditekan sehingga
ruang yang tersisa untuk ekspansi berkurang.

4
2) Perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang menyeluruh,
yang membuat ibu merasa tidak enak dan timbul sensasi terus-
menerus bahwa sesuatu perlu dikeluarkan atau ia perlu defekasi.
3) Kram pada tungkai, yang disebabkan oleh tekanan foramen
ischiadikum mayor dan menuju ke tungkai.
4) Peningkatan statis vena yang menghasilkan edema dependen
akibat tekanan bagian presentasi pada pelvis minor menghambat
aliran balik darah dari ekstremitas bawah.

b. Perubahan Serviks
Mendekati persalinan, serviks semakin “matang”.Kalau tadinya selama
masa hamil, serviks dalam keadaan menutup, panjang dan lunak,
sekarang serviks masih lunak dengan konsistensi seperti pudding, dan
mengalami sedikit penipisan (effacement) dan kemungkinan sedikit
dilatasi. Evaluasi kematangan serviks akan tergantung pada individu
wanita dan paritasnya sebagai contoh pada masa hamil. Serviks ibu
multipara secara normal mengalami pembukaan 2 cm, sedangkan pada
primigravida dalam kondisi normal serviks menutup.Perubahan serviks
diduga terjadi akibat peningkatan instansi kontraksi Braxton Hicks.Serviks
menjadi matang selama periode yang berbeda-beda sebelum
persalinan.Kematangan serviks mengindikasikan kesiapannya untuk
persalinan.
c. Persalinan Palsu
Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang
memberi pengaruh signifikan terhadap serviks.Kontraksi pada persalinan
palsu sebenarnya timbul akibat kontraksi Braxton Hicks yang tidak nyeri,
yang telah terjadi sejak sekitar enam minggu kehamilan.Bagaimanapun,
persalinan palsu juga mengindikasikan bahwa persalinan sudah dekat.
d. Ketuban Pecah Dini
Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala I persalinan.Apabila
terjadi sebelum waktu persalinan, kondisi itu disebut Ketuban Pecah Dini
(KPD).Hal ini dialami oleh sekitar 12% wanita hamil. Kurang lebih 80%

5
wanita yang mendekati usia kehamilan cukup bulan dan mengalami KPD
mulai mengalami persalinan spontan mereka pada waktu 24 jam.
e. Bloody Show
Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan terjadi, biasanya
dalam 24 hingga 48 jam. Akan tetapi bloody show bukan merupakan
tanda persalinan yang bermakna jika pemeriksaan vagina sudah dilakukan
48 jam sebelumnya karena rabas lendir yang bercampur darah selama
waktu tersebut mungkin akibat trauma kecil terhadap atau perusakan plak
lendir saat pemeriksaan tersebut dilakukan.
f. Lonjakan Energi
Terjadinya lonjakan energi ini belum dapat dijelaksan selain bahwa hal
tersebut terjadi alamiah, yamg memungkinkan wanita memperoleh energi
yang diperlukan untuk menjalani persalinan.Wanita harus diinformasikan
tentang kemungkinan lonjakan energi ini untuk menahan diri
menggunakannya dan justru menghemat untuk persalinan.
g. Gangguan Saluran Cerna
Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan mencerna,
mual, dan muntah, diduga hal-hal tersebut gejala menjelang persalinan
walaupun belum ada penjelasan untuk kali ini.Beberapa wanita mengalami
satu atau beberapa gejala tersebut (Varney, 2007).

2.5 Jenis -jenis Persalinan


1. Menurut cara persalinan :
a) Persalinan spontan.
Proses lahir bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan dan alat,
serta tidak melukai ibu dan bayi yang berlangsung kurang dari 24
jam.
b) Persalinan buatan
Persalinan pervaginam dengan bantuan alat – alat atau melalui
dinding perut dengan operasi secio caesaria.
c) Persalinan anjuran
Kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar
dengan jalan rangsangan seperti pemberian pitocin atau
prostaglandin atau pemecahan ketuban.
2. Menurut usia (tua kehamilan)
a) Abortus.

6
Pengeluarana buah kehamilan sebelum kehamilan 22 mg atau bayi
dengan berat badan kurang dari 500 g.
b) Partus imaturus.
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 mg dan 28 mg atau bayi
dengan berat badan antara 500 g dan 999 g.
c) Partus prematurus.
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 mg dan 37 mg atau dengan
berat badan 1000 g dan 2499g.
d) Partus matures / aterm
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 mg dan 42 mg atau bayi
dengan BB 2500 g atau lebih
e) Partus post matures / serotinus
f) Pengeluaran buah kehamilan setelah 42 mg.

2.6 Patofisiologi
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang
dapat menyebabkannyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot
rahim, penurunan progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan
prostaglandin, dan tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka
terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR.Penipisan SBR menyebabkan
pembukaan servik.Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap
antara lain enggament, descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal,
ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna.Semakin menurunnya kepala
bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat
menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya akan terasa nyeri.
Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian akan
berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim
bertambah kecil, dinding menebal yang menyebabkan plasenta terlepas
secara bertahap. Dari berbagai implantasi plasenta antara lain mengeluarkan
lochea, lochea dan robekan jalan lahir sebagai tempat invasi bakteri secara
asending yang dapat menyebabkan terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan
pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan progesteron akan
mengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif dan produksi laktasi
dimulai.

2.7 Mekanisme Persalinan


Mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan janin untuk
menyesuaikan diri terhadap pelvis ibu.Terdapat delapan gerakan posisi
dasar yang terjdai ketika janin berada dalam presentasi vertex sefalik.
Gerakan tersebut, sebagai berikut:
a. Engagement

7
Terjadi ketika diameter biparietal kepala janin telah melalui pintu atas
panggul.
b. Penurunan Kepala
Penurunan kepala lengkap terjadi selama persalinan oleh karena itu
keduanya diperlukan untuk terjadi bersamaan dengan mekanisme
lainya.
c. Fleksi Rotasi Internal
Hal yang sangat penting untuk penurunan lebih lanjut.Melalui
penurunan ini diameter Sub oksipitobregmantika yang lebih kecil
digantikan dengan diameter kepala janin tidak dalam keadaan fleksi
sempurna, atau tidak berada dalam sikap militer atau tidak dalam
keadaan beberapa derajat ekstensi.
d. Rotasi Internal
Menyebabkan diameter anteroposterior kepala janin menjdai sejajar
dengan diameter anteroposterior pelvis ibu.Paling biasa terjadi adalah
oksipot berotasi ke bagian anterior pelvis ibu, dibawah simfisis pubis.
e. Pelahiran Kepala
Pelahiran kepala berlangsung melalui ekstensi kepala untuk
mengeluarkan oksiputanterior. Dengan demikian kepala dilahirkan
dengan ekstensi seperti, oksiput, sutura sagitalis, fontanel anterior,
alis, orbit, hidung, mulut, dan dagu secara berurutan muncul dari
perineum.
f. Restitusi
Rotasi kepala 450 baik kearah kanan maupun kiri, berantung pada
arah dari tempat kepala berotasi ke posisi oksiput-anterior.
g. Rotasi Eksternal
Terjadi pada saat bahu berotasi 450, menyebabkan diameter
bisakromial sejajar dengan diameter anteroposterior pada pnitu
bawah panggul. Hal ini menyebabkan kepala melakukan rotasi
eksteral lain sebesar 450 ke posisi LOT atau ROT, bergantung arah
restuisi.
h. Pelahiran Bahu dan Tubuh dengan Fleksi Laterral melalui Sumbu
Arcus.

8
Sumbu carcus adalah ujung keluar paling bawah pada pelvis.Bahu
anterior kemudian terlihat pada orifisum vulvovaginal, yang
menyentuh di bawah simfisis pubis, bahu posterior kemudian
menggembugkan perineum dan lahir dengan posisi ateral.Setelah
bahu lahir, bagian badan yang tersisa mengikuti sumbu Carus dan
segera lahir (Varney, 2007).

2.8 Faktor –Faktor yang mempengaruhi persalinan


Pada setiap persalinan, ada 5 faktor yang hatus diperhatikan, yaitu :
1. Power
Adalah tenaga yang mendorong keluar janin. Kekuatan yang berguna
untuk mendorong keluar janin adalah his, kontraksi otot –otot perut,
kontraksi diagfragma dan aksi ligamamnet, dengan kerja sama yang baik
dan sempurma. Ada dua power yang bekerja dalam proses persalinan.
Yaitu HIS dan Tenaga mengejan ibu. HIS merupakan kontraksi uterus
karena otot – otot polos bekerja dengan baik dan sempurna, pada saat
kontraksi, otot –otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih
pendek. Kavum uteri lebih kecil mendorong janin dan kantong amnion ke
arah bawah rahim dan serviks. Sedangkan tenaga mengejan ibu adalah
tenaga selain HIS yang membantu pengeluaran
2. Passanger
Faktor yang juga sangat mempengaruhi persalinan adalah faktor
janin. Meliputi sikap janin, letak janin, dan bagian terendah. Sikap janin
menunjukkan hubungan bagian –bagian janin dengan sumbu tubuh janin,
misalnya bagaimana sikap fleksi kepala, kaki, dan lengan. Letak janin
dilihat berdasarkan hubungan sumbu tubuh janin dibandingkan dengan
sumbu tubuh ibu. Ini berarti seorang janin dapat dikatakan letak
longitudinal ( preskep dan presbo), letak lintang, serta letak oblik. Bagian
terbawah adalah istilah untuk menunjukkan bagian janin apa yang paling
bawah.
3. Passage
Merupakan faktor jalan lahir, terbagi menjadi 2 yaitu :
a) Bagian keras: Bagian ini terdiri dari tulang panggul ( Os coxae,
Os Sacrum, Os Coccygis ), dan Artikulasi( Simphisis pubis,
Artikulasi sakro-iliaka, artikulasi sakro-kosigiu). Dari tulang –tulang
dasar dan artikulasi yng ada, maka bagian keras janin dapat
dinamakan Ruang panggul ( Pelvis mayor dan minor), pintu
panggul ( Pintu atas panggul, Ruang tengah panggul, Pintu
bawah panggul, dan ruang panggul yang sebenarnya yaitu antara
inlet dan outlet.), Sumbu panggul ( merupakan garis yang

9
menghubungkan titik-titik tengah ruang panggul yang melengkung
ke depan), Bidang –bidang ( Hogde I, Hodge II, Hodge III, den
Hodge IV) Jenis- jenis panggul menurut Caldwell & Moloy, 1993
adalah Ginegoid yang bulat 45%, Android panggul pria 15%,
Antroid Lonjong seperti telur 35%, Platipeloid pica menyempit
arah muka belakang 5 %.
b) Bagian lunak : Jalan lunak yang berpegaruh dalam persalinan
adalah SBR, Serviks Utreri, dan vagina. Diamping itu otot –otot,
jaringan ikat, dan ligament yang menyokong alat –alat urogenital
juga sangat berperan penting dalam persalinan.
4. Psikis Ibu
Psikis ibu dalam persalinan akan sangat mempengaruhi daya kerja
otot – otot yang dibutuhkan dalam persalinan baik itu yang otonom
maupun yang sadar. Jika seorang ibu menghadapi persalinan dengan
rasa tenang dan sabar, maka persalinan akan terasa mudah untuk ibu
tersebut. Namun jika ia merasa tidak ingin ada kehamilan dan persalinan,
maka hal ini akan menghambat proses persalinan.
5. Penolong
Dalam persalinan, ibu tidak mengerti apa yang dinamakan dorongan
ingin mengejan asli atau yang palsu. Untuk itu, seorang mitra yang dapat
membantunya mengenali tanda gejala persalinan sangat dibutuhkan.
Tenaga ibu akan menjadi sia –sia jika saat untuk mengejan yang ibu
lakukan tidak tepat.

2.9 Fase Persalinan


A. KALA I
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan, terjadi pematangan dan
pembukaan serviks sampai lengkap. Dimulai pada waktu serviks
membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur, makin lama, makin
kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir
yang tidak lebih banyak daripada darah haid. Berakhir pada waktu
pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio
serviks tidak dapat diraba lagi).Selaput ketuban biasanya pecah spontan
pada saat akhir kala I.

Terdapat 2 fase pada Kala 1 ini, yaitu :


a. Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung
sekitar 8 jam.
b. Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm),
berlangsung sekitar 6 jam. Fase aktif terbagi atas:
1) Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4
cm.

10
2) Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm
sampai 9 cm.
3) Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai
lengkap (+ 10 cm

Perbedaan proses pematangan dan pembukaan serviks (cervical


effacement) pada primigravida dan multipara :

a) Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih terlebih dahulu


sebelum terjadi pembukaan, sedangkan pada multipara serviks
telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung
terjadi proses penipisan dan pembukaan.
b) Pada primigravida, ostium internum membuka terlebih dahulu
daripada ostium eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk
seperti lingkaran kecil di tengah), sedangkan pada multipara,
ostium internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo
ostium tampak berbentuk seperti garis lebar).
c) Periode Kala 1 pada primigravida lebih lama (12 jam) dibandingkan
multipara (8 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada
fase laten pasien primigravida memerlukan waktu lebih lama.

Sifat His pada Kala 1 :

a) Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30


detik. Serviks terbuka sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo terus
meningkat.
b) Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir.
c) Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60
mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10 menit, lama 60-90 detik. Serviks
terbuka sampai lengkap (+10cm).

Peristiwa penting Kala 1 :

a) Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat


mukus (mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis
servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat
pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
b) Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks
menipis dan mendatar.
c) Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan
menyebutkan ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan
ketuban sebelum pembukaan 5 cm).

11
Kemajuan persalinan dalam kala I :
1. Kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala I :
a) Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekuensi dan
durasi.
b) Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama
persalinan faseaktif (dilatasi serviks berlangsung atau ada disebelah kiri
garis waspada).
c) Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
2. Kemajuan yang kurang baik pada kala I :
a) Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten.
b) Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama
persalinan fase aktif (dilatasi serviks berada disebelah kanan garis
waspada).
c) Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
3. Kemajuan pada kondisi ibu.
a) Jika denyut nadi ibu meningkat, mungkin ia sedang dalam keadaan
dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau IV
dan berikan analgesik secukupnya.
b) Jika tekanan darah ibu menurun, curigai adanya perdarahan
c) Jika terdapat aceton didalam urine ibu, curigai masukan nutrisi yang
kurang. Segera berikan dextrose IV.
4. Kemajuan pada kondisi janin.
a) Jika didapati DJJ tidak normal (kurang dari 100 atau lebih dari 180 x /
menit) curigai adanya gawat janin.
b) Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan reflek fleksi
sempurna digolongkan dalam malposisi atau malpresentasi.

B. KALA 2
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir
pada saat bayi telah lahir lengkap. Pada Kala II ini His menjadi lebih kuat,
lebih sering, dan lebih lama. Selaput ketuban mungkin juga sudah pecah/
baru pecah spontan pada awal Kala II ini. Rata-rata waktu untuk

12
keseluruhan proses Kala II pada primigravida ± 1,5 jam, dan multipara ±
0,5 jam
Sifat His :
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit.Refleks
mengejan terjadi juga akibat stimulasi dari tekanan bagian terbawah
janin (pada persalinan normal yaitu kepala) yang menekan anus dan
rektum.Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi otot-
otot dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk mengeluarkan
bayi
Peristiwa penting pada Kala II:
a. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun
sampai dasar panggul.
b. Ibu timbul perasaan/ refleks ingin mengedan yang semakin kuat.
c. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologis)
d. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis
(simfisis pubis sebagai sumbu putar/ hipomoklion), selanjutnya
dilahirkan badan dan anggota badan.
e. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk
memperbesar jalan lahir (episiotomi).
Proses pengeluaran janin pada Kala II (persalinan letak belakang
kepala) :
a. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat
tegak lurus dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring /
membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus
anterior / posterior).
b. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan
langsung dari his dari daerah fundus ke arah daerah bokong, 2)
tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding perut dan
diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan
menegang.
c. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi
kepala berubah dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala)
menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).

13
d. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya
kepala, putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis
pubis), membawa kepala melewati distansia interspinarum
dengan diameter biparietalis.
e. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah
oksiput melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir
berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
f. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali
sesuai dengan sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas
panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawah simfisis,
kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
g. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan
dikeluarkan dengan mudah. Selanjutnya lahir badan
(toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan
belakang, tungkai dan kaki.
C. KALA III
1. Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan
lahirnya plasenta.
2. Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding
uterus, serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
3. Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze)
ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-
Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak
sentral dan marginal.
4. Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding
uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah
lepas dan berdarah.
5. Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus
setinggi sekitar / di atas pusat.
Sifat His :
Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus
menurun.Plasenta dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun

14
dapat juga tetap menempel (retensio) dan memerlukan tindakan aktif
(manual aid).
D. KALA IV
Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1 jam
setelahnya.
Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala IV persalinan :
1. Kontraksi uterus harus baik
2. Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
3. Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
4. Kandung kencing harus kosong
5. Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
6. Resume keadaan umum ibu dan bayi.

2.10 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan USG (Ultrasonografi) adalah pemerisaan jani
menggunakan frekuensi gelombang suara tinggi yang dipantulkan ke
tubuh untuk mengetahui gambaran rahim yang disebut sonogram.
2. Pemeriksaan Laboratorium adalah pemeriksaan untuk mendapat
informasi tentang kesehatan pasien

2.11 Langkah - langkah Pertolongan Persalinan Normal

a. Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning


sebesar 5 sampai 6 cm peritoneum tipis pada primi atau multi dengan
perineum yang kaku dapat dilakukan episiotomi median/mediolateral
atau lateral.
b. Episotomi dilakukan pada saat his dan mengejan untuk mengurangi
sakit. Tujuan episiotomi adalah untuk menjamin agar luka teratur
sehingga mudah mengait dan melakukan adaptasi.
c. Persiapan kelahiran kepala, tangan kanan menahan perineum sehingga
tidak terjadi robekan baru sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk
mengendalikan ekspulsi.

15
d. Setelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka dan
hidung dibersihkan dari lender kepala dibiarkan untuk melakukan putar
paksi dalam guna menyesuaikan os aksiput kearah punggung.
e. Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam
kebawah untuk melahirkan bahu depan, ditarik keatas untuk melahirkan
bahu belakang setelah kedua bahu lahir ketiak dikaitr untuk melahirkan
sisa badan bayi.
f. Setelah bayi lahir seluruhnya jalan nafas dibersihkan dengan menghisap
lendir sehingga bayi dapat bernafas dan menangis dengan nyaring
pertanda jalan nafas bebas dari hambatan.
g. Pemotongan tali pusat dapat dilakukan :
A) Setelah bayi menangis dengan nyaring artinya paru-paru bayi telah
berkembang dengan sempurna
B) Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi
yang aterm sehingga peningkatan jumlah darah sekitar 50 cc
C) Pada bayi prematur pemotongan tali pusat dilakukan segera
sehingga darah yang masuk ke sirkulasi darah bayi tidak terlalu
besar untuk mengurangi terjadi ikterus hemolitik dan kern ikterus
h. Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana
mestinya
i. Sementara menunggu pelepasan plasenta dapat dilakukan
A) Kateterisasi kandung kemih
B) Menjahit luka spontan atau luka episiotomy

2.12 Komplikasi
1. Komplikasi yang mungkin terjadi dalam persalinan adalah:
2. Infeksi Pada pemeriksaan dalam untuk mengetahui kemajuan
persalinan kemungkinan dapat menyebabkan infeksi apabila
pemeriksa tidak memperhatikan teknik aseptik.
3. Ruptur Perineum Pada wanita dengan perineum yang kaku
kemungkinan besar akan terjadi ruptur perineum, sehingga dianjurkan
untuk melakukan episiotomi.

16
4. Atonia Uteri Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana uterus tidak
bisa berkontraksi setelah janin lahir sehingga menyebabkan
perdarahan hebat.
5. Retensi Plasenta / Retensi Sisa Plasenta Retensi plasenta adalah
kondisi dimana plasenta belum lahir selama 1 jam setelah janin lahir
sedangkan retensi sisa plasenta adalah tyerdapat sebagian plasenta
yang masih tertinggal setelah plasenta lahir.
6. Hematom Pada Vulva Hematom dapat terjadi karena pecahnya
pembuluh darah dalam dinding lateral vagina bagian bawah waktu
melahirkan.
7. Kolpaporeksis adalah robekan melintang atau miring pada bagian
atas vagina sehingga sebagian uterus dan serviksnya terlepas dari
vagina. Hal ini dapat terjadi pada persalinan dengan disproporsi
kepala panggul.
8. Robekan serviks Dapat terjadi pada serviks yang kaku dan his yang
kuat.
9. Ruptur Uteri Ruptur uteri atau rtobekan uterus merupakan kondisi
yang sangat berbahaya dalam persalinan karena dapat menyebabkan
perdarahan hebat.
10. Emboli Air Ketuban Emboli air ketuban merupakan peristiwa yang
timbul mendadak akibat air ketuban masuk ke dalam peredaran darah
ibu melalui sinus vena yang terbuka pada daerah plasenta dan
menyumbat pembuluh-pembuluh kapiler dalam paru-paru.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Persalinan adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan
cukup bulan, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentase
belakang kepala, keseimbangan diameter kepala bayi dan panggul ibu,
serta dengan tenaga ibu sendiri. (abdul bari; 2008).
Persalinan dibentuk dalam Persalinan Spontan yang berlangsung
dengan kekuatan ibu sendiri melalui jalan lahir, Persalinan Bantuan ialah
dengan rangsangan yang dibantu dengan tenaga dari luar, ekstraksi
dengan forcep atau dengan dilakukan sectio sesario, Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, baru berlangsung
setelah pemecahan ketuban,Dengan pemeriksaan penunjang
:Pemeriksaan USG (Ultrasonografi) dan Pemeriksaan laboratorium yang
memiliki 4 fase dalam persalinan dan tidak menutup kemungkinan
adanya komplikasi saat persalinan yaitu infeksi, Atonia Uteri Atonia
uteri,Hematom Pada Vulva serta Kolpaporeksis.

18
DAFTAR PUSATKA

Achmad. 2008. Asuhan kebidanan Ibu hamil. Jakarta : EGC.

Andriyani, A. 2014. Modul 3: Dokumentasi Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin


Normal. Yogyakarta: Aditya Media

Depkes RI. 2002. Asuhan persalinan normal. Jakarta : Dinas Kesehatan.

Jannah, N. 2012. Buku asuhan kehamilan. Yogyakarta : Andi Media

JNPK-KR, Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal, Revisi, 2007

Kismoyo, C.P., dkk. 2014. Modul 2 Persalinan Normal: Persalinan Bagi Ibu dan
Bayi. Yogyakarta: Aditya Media

Kusuma, C.H. 2011. Dokumentasi Kebidanan. Diktat Ajar. Universitas


Muhammadiyah Purwokerto.

Mochtar, R. 2002. Sinopsis obstetri. Jakarta : EGC.

Varney, H. 2007. Buku ajar asuhan kebidanan. Jakarta : EGC.

19

Anda mungkin juga menyukai