Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS I TENTANG

MANAJEMEN LAKTASI

DI BIMBING OLEH:

Intiyaswati, S.ST., M.Keb

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4:

1. Debi Sipora T. (2018.01.005)


2. Karen Shinta A.P. (2018.01.012)
3. Krispinus Gonsaga N. (2018.01.013)
4. Matilda Ladus A. (2018.01.019)
5. Siti Nur Aini (2018.01.025)
6. Vernika Sara (2018.01.028)
7. Pratama Adi S. (2018.01.033)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH

SURABAYA

2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Makalah Manajemen Laktasi ”
dalam tugas makalah mata kuliah Keperawatan Maternitas I. Dalam membuat makalah ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Intiyaswati, S.ST., M.Keb. Selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan


Maternitas I
2. Teman-teman S1 Keperawatan Tingkat I yang telah membantu dalam menyusun
makalah ini
Meskipun banyak hambatan yang penulis alami dalam proses pembuatan makalah ini,
Namun penulis mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Jika didalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, Maka kami
memohon maaf atasnya. Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari kesempurnaan.

Semoga makalah dan presentasi ini bisa membuat teman teman mengerti dan lebih
paham. Atas perhatiannya terima kasih.

Surabaya, 20 March 2020

Penulis

i|Page
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan...............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................3
1.3 Tujuan.........................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................................4
2.1 Pengertian anatomi fisiologi payudara.............................................................................4
2.2 Fisiologi dari proses laktasi.................................................................................................6
2.3 Hormon-hormon yang mempengaruhi laktasi...............................................................7
2.4 Refleks dari proses laktasi...................................................................................................8
BAB III PENUTUP....................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................10
3.2 Saran.......................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11
MEMBUAT 20 SOAL..............................................................................................................................12

ii | P a g e
iii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen Laktasi adalah Suatu upaya yang dilakukan oleh ibu,ayah,dan keluarga
untuk menunjang keberhasilan menyusui. Ruang lingkup pelaksanaan menajemen laktasi
dimulai pada masa kehamilan, setelah persalinan, dan masa menyusui bayi ( Prasetyono,
2009, p.61). Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk
membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan
terhadap ibu dalam 3 tahap yaitu pada masa kehamiloan (antenetal), sewaktu ibu dalam
persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal), dan pada masa menyusui selanjutnya
sampai anak berumur 2 tahun (postnatal) (Perinasia, 2007, p.1).
Manajemen laktasi pada ibu bekerja adalah upaya yang dilakukan ibu untuk mencapai
keberhasilan dalam menyusui bayinya khususnya pada ibu yang bekerja. Pemberian ASI
Eksklusif dapat meningkatkan status gizi masyarakat menuju tercapainya kualitas sumber
daya manusia yang memadai. Bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif memiliki resiko
6 kali lipat meninggal pada tahun pertama. Pentingnya ASI Eksklusif tersebut
melatarbelakangi pemerintah dalam menetapkan kebijakan berupa Kepmenkes RI
no.450/MENKES/IV/2004 tentang pemberian ASI secara Eksklusif pada bayi indonesia.
Dalam kebijakan ini disebutkan bahwa Air susu Ibu (ASI) secara eksklusif bagi bayi di
indonesia sejak bayi lahir sampai bayi berumur 6(enam) bulan dan dianjurkan untuk
dilanjutkan sampai anak berusia 2 (dua) tahun dengan pemberian makanan tambahan
yang sesuai (Siregar, 2007, p.1).
Pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan angka kematian bayi hingga 13%
sehingga dengan dasar asumsi jumlah penduduk 219 juta, angka kelahiran total 22/1000
kelahiran hidup, angka kematian balita 46/1000 kelahiran hidup, maka jumlah bayi yang
akan terselamatkan sebanyak 30 ribu.Namun yang patut di sayangkan tingkat pemberian
ASI secara eksklusif di indonesia hingga saat ini masih sangat rendah yaitu antara 39%-
40% dari jumlah ibu yang melahirkan (Untoro, 2004, p.4).
Dirumah sakit umum Dr.jamil padang tahun 1978-1979 didapatkan bahwa lama
pemberian ASI eksklusif sampai umur 6 bulan pada ibu bekerja adalah 12,63% dan pada

1|Page
ibu rumah tangga sebanyak 50,27%.dilihat dari tingkat pendidikan 75% ibu dengan
pendidikan rendah memberikan makanan pendamping ASI yang terlalu dini pada bayi, hal
ini karena ibu berpendidikan tinggi memiliki informasi yang lebih di bandingkan dengan ibu
yang berpendidikan rendah ( Dr.Parma). Pemberian ASI eksklusif sulit dilakukan oleh ibu
yang bekerja diluar rumah, Hal ini disebabkan karena pemberian cuti melahirkan hanya 3
bulan, kondisi fisik dan mental ibu yang lelah setelah bekerja sepanjang hari, dan tidak
ada jadwal khusus yang bisa diterapkan untuk pemberian ASI (Purwanti, 2004, p .3-4).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan profinsi jawa Tengah cakupan ASI Eksklusif di
Jawa Tengah pada tahun 2007 adalah 25,16%, pada tahun 2008 mencapai 28,18% dan
pada tahun 2009 meningkat menjadi 37,89%. Dari data tersebut, menunjukkan adanya
peningkatan cakupan ASI eksklusif di jawa tengah dari tahun ke tahun, meskipun belum
mencapai tarjet yang diharapkan yaitu 80% dari semua bayi yang ada mendapatkan ASI
eksklusif(Kumalasri, 2010, p.1).
Data laporan ASI eksklusif Dinas kesehatan kota semarang tahun 2010 menunjukkan
bahwa dari 7.875 bayi berusia 0-6 bulan di Semarang pada akhir tahun 2010, bayi yang
mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan hanya sebanyak 79 bayi (5,31%). Hal ini
menunjukkan bahwa pemberian ASI Eksklusif di kota Semarang masih jauh dari cakupan
yang diharapkan pemerintah yaitu 80%. Sebagian besar dikarenakan ibu bekerja diluar
rumah dan tidak memiliki cukup waktu dan cukup informasi untuk memberikan ASI secara
Eksklusif. Salah satu data yang cukup mencolok adalah data yang diperoleh dari salah
satu puskesmas yang letaknya berdekatan dengan daerah Kawasan industri,yaitu
Puskesmas Karanganyar di Kecamatan Tugu, Kota Semarang.
Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan pemberian ASI di wilayah kerja
Puskesmas Karangannyar di Kelurahan Tugurejo pada bulan januari 2011,dari 41 bayi
yang berusia 6 bulan yang mendapatkan ASI selama 6 bulan hanya sebanyak 1 bayi
(4,42%). Data ini menunjukkan bahwa angka cakupan pemberian ASI eksklusif di area
kerja Puskesmas Karanganyar di Kelurahan Tugurejo masih rendah, bahkan di katakan
jauh dari angka yang diharapkan.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui wawancara di
Kelurahan Tugurejo (merupakan salah satu kelurahan yang termasuk wilayah kerja
Puskesmas Karanganyar) kepada 10 ibu yang memiliki bayi usia 6-8 bulan , menyatakan

2|Page
bahwa ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif. Hal ini disebabkan oleh kesibukan ibu
yang bekerja diluar rumah, jadi waktu ibu banyak di habiskan diluar rumah terutama yang
bekerja sebagai buruh pabrik. Disamping itu, ibu juga menyatakan kurang memiliki
pengetahuan tentang manajemen laktasi pada ibu bekerja, dan cara penyimpanan ASI
yang baik sehingga ibu tetap bisa memberikan ASI eksklusif kepada bayinya selama
bekerja diluar rumah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian fisiologi payudara ?
2. Bagaimana fisiologi dari proses laktasi?
3. Apa saja hormon-hormon yang mempengaruhi laktasi?
4. Apa saja refleks dari proses laktasi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui fisiologi payudara.
2. Untuk mengetahui fisiologi dari proses laktasi.
3. Untuk mengetahui hormone-hormon yang mempengaruhi laktasi.
4. Untuk mengetahui refleks dari proses laktasi.

3|Page
BAB II
PEMBAHASAN

1. Anatomi fisiologi payudara


Dalam istilah medik, payudara disebut glandulla mammae yang berasal dari
bahasa latin Payudara ( mammae, susu ) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit,
diatas otot dada. Terletak sekitar iga kedua atau ketingan sampai iga keefisiologi nam
atau ketujuh. Ukuran normal10-20 cm dengan beratnya pada wanita hamil adalah 200
gram. Pada wanita aterm mencapai 400-600 gram dan pada masa laktasi sekitar 600-800
gram. Payudara menjadi besar saat hamil dan menyusui dan biasanya akan mengecil
setelah menopouse. Pembesaran ini terutama di sebabkan oleh perttumbuhan stroma
jaringan penyangga dan penimbunan jaringan lemak. Biasanya payudara tidak menjamin
banyaknya jumlah air susu yang dihasilkan.
Payudara berkembang sejak usia kehamilan enam minggu dan cepat membesar
karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron. Estrogen meningkatkan
pertumbuhan duktus-duktus dan ampulla sedangkan progesteron merangsang
pertumbuhan tunas-tunas alveoli. Hormon-hormon lain seperti prolaktin, growth hormon,
adrenokostikosteroid dan tiroid juga diperlukan dalam kelenjar susu.
Payudara tersusun dari jaringan kelenjar, jaringan ikat dan jaringan lemak. Dilihat dari
luar, payudara terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu:
1 Korpus ( badan ), yaitu bagian yang besar.
2 Areola , yaitu bagian tengah yang berwarna kehitaman.
3 Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
Secara Mikroskopis payudara perempuan memiliki 3 unsur, yakni kelenjar susu
(alveolus) yang menghasilkan susu, saluran susu ( duktus laktiferus ) dan jaringan
penunjang yang mengikat kelenjar-kelenjar susu.
a. Korpus Mammae
Payudara terdiri dari 15-25 lobus. Masing-masing lobus terdiri dari 20-40 lobulus,
selanjutnya masing-masing lobulus terdiri dari 10-100 alveoli dan masing-masing
dihubungkan dengan saluran air susu atau sistem duktus sehingga merupakan suatu
pohon. Bila diikuti pohon tersebut dari akarnya pada puting susu, akan didapatkan saluran

4|Page
air susu yang disebut duktus laktiferus. Di daerah areola mammae duktus laktiferus ini
melebar membentuk sinus laktiferus/gudang susu ( ampula ) di mana tempat
penampungan air susu. Selanjutnya duktus laktiferus terus bercabang-cabng menjadi
duktus dan duktulus.
Jaringan penyangga pada korpus mammae tersusun atas bagian-bagian :
1 Jaringan ikat
2 Jaringan lemak
3 Pembuluh darah
4 Syaraf
5 Pembuluh limfe
b. Areola
Puting susu dan areola adalah gudang susu yang mempunyai pengaruh terhadap
keberhasilan menyusui. Pada puting dan areola terdapat ujung-ujung saraf peraba yang
penting pada proses refleks saat menyusui, dan daerah yang mengalami hiperpigmentasi
lebih atau bagian tengah yang berwarna kehitaman. Warna kegelapan disebabkan oleh
penipisan dan penimbunan pigmen pada kulit, dengan luas 1/3 atau 12 dari payudara.
Puting susu mengandung otot polos yang dapat berkontraksi sewaktu ada rangsangan
menyusu.
Pada umumnya puting susu menonjol keluar. Meskipun demikian, kadang-kadang
dijumpai puting yang panjang, datar atau masuk kedalam. Namun, bentuk puting tidak
selalu berpengaruh pada proses laktasi. Pada ujung puting susu terdapat 15-20 muara
lobus ( duktus laktiferus ), sedangkan areola mengandung sejumlah kelenjar seperti
kelenjar keringat dan kelenjar lemak. Kelenjar lemak merupakan kelenjar Montgomery
yang berfungsi sebagai kelenjar minyak yang mengeluarkan cairan agar puting tetap lunak
dan lentur. Di bawah areola saluran yang besar melebar, disebut Sinus Laktiferus. Di
dalam dinding alveolus mapupun saluran-saluran, terdapat otot polos yang bisa
berkontraksi memompa ASI keluar.
c. Papila Mammae ( Puting Susu )
Saluran susu bermuara ke puting susu, puting susu terletak setinggi kosta IV,tetapi
berhubung adanya variasi bentuk dan ukuran payudara maka letaknya bervariasi pula.
Puting susu memiliki lebih kurang 20 ujung saluran susu yang berhubungan dengan

5|Page
kelenjar yang berada di payudara. Jaringan penunjang terdiri dari jaringan lemak dan
jaringan ikat yang berada diantara kelenjar susu dan ketiak di atas tulang clavikula.
Kelenjar getah bening ini berfungsi sebagai benteng yang menyaring sel-sel yang
meradang akibat infeksi. Jika terjadi infeksi, sel getah bening akan membesar. Kelainan
yang terjadi pada payudara seperti kangker, bisa terlokalisir pada kelenjar getang bening
tersebut. Dalam keadaan normal, kelenjar getah bening tidak terasa sewaktu diraba.
Namun kalau kanker menyebar ke kelenjar getah bening, kelenjar ini akan terasa seperti
benjolan kecil.

2. Fisiologi dari proses laktasi


Selama kehamilan hormon yang dihasilkan placenta yaitu laktogen,
koriogonadrotopin, estrogen dan progesteron menginduksi perkembangan alveoli dan
duktus laktiferus di dalam payudara. Hormon laktogen dan placenta dan hormon prolaktin
dan hipofisis ( glandullapititari ) anterior merangsang produksi kolostrum. Namun, produksi
ASI tidak berlangsung sampai sesudah kelahiran bayo meskipun kadar prolaktin cukup
tinggi karena dihambat oleh estrogen. Setelah persalinan, kadar estrogen dan progesteron
menurun dengan lepasnya placenta, sedangkan prolaktin tetap tinggi sehingga tidak ada
lagi hambatan terhadap prolaktin oleh estrogen, maka produksi ASI pun dimulai. Produksi
prolaktin yang berkesinambungan disebabkan oleh menyusuinya bayi pada payudara itu.
Pelepasan ASI berada di bawah kendali neuroendrokrin. Rangsangan sentuhan
pada payudara yaitu bayi menghisap akan merangsang produksi prolaktin yang memacu
sel-sel kelenjar memproduksi ASI, sehingga semakin bayi menyusui semakin banyak
prolaktin yang diproduksi sehingga makin banyak produksi air susu, proses ini dikenal
dengan refleks prolaktin.

Dengan bayi mengisap juga merangsang hipofisis (glandula pituitari) posterior


mengeluarkan horon oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel - sel miopitel. Proses ini
disebut refleks let down atau pelepasan ASI dan membuat ASI tersedia buat bayi. Dalam
hari-hari dini laktasi, reflek pelepasan ASI ini tidak dipengaruhi olehkeadaan emosi ibu.
Nantinya, pelepasan ASI dapat dihambat oleh keadaan emosi ibu bila ibu merasa
takut,lelah,malu, dan merasa tidak pasti atau bila merasa nyeri.

6|Page
Hisapan Bayi memicu pelepasan ASI dan alveoli mammae melalui duktus ke sinus
laktiferus. Hisapan merangsang produksi oksitosin oleh kelenjar hipofisis (pituitari)
posterior.oksitosin memasuki darah dan menyebabkan kontraksi sel-sel miopitel yang
mengelilingi alveoli mammae dan ductus lactiferus. Kontraksi sel miopitel ini mendorong
ASI keluar dari alveoli melalui ductus laktiferus.menuju ke sinus laktiferus dimana ia akan
disimpan. Pada saat bayi mengisap ,ASI dalam sinus ini dinamakan let down atau
pelepasan. Pada akhirnya let down dapat dipicu tanpa tanpa rangsangan hisapan.
Pelepasan dapat terjadi bila ibu mendengar bayi mendengar atau sekedar memikirkan
bayinya.
Let down penting sekali bagi pemberian ASI yang baik. Tanpa let down, bayi dapat
mengisap terus menerus tetapi hanya memperoleh sebagian dari ASI yang tersedia dan
tersimpan di dalam panyudara.
3. Hormon-Hormon yang Mempengaruhi Laktasi
Laktasi Adela Proses produksi, sekresi dan pengeluaran ASI. Hormon yang
mempengaruhi laktasi ada lima hormon, yakni progesteron, estrogen, prolaktin, oksitosin,
human placental laktogen. Hormon-hormon berikut mempunyai fungsi tewrhadap
pembentukan asi, hormon-hormon ini muncul pada saat bulan ketiga dari kehamilan.
Fungsi dari masing-masing hormon adalah sebagai berikut:
1 Progesteron yaitu mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat
progesteron menurun sesaat setelah kelahiran. Hal ini menstimulasi produksi
secara besar-besaran.
2 Estrogen menstimulasi saluran asi untuk membesar. Tingkat estrogen menurun
saat melahirkan dan tetap rendah, selama sang ibu masih menyusui. Karena itu,
ibu menyusui mengghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat
mengurangi jumlah produksi asi.
3 Prolaktin berperan dalam membesarnya alveolidalam kehamilan. Prolaktin
merupakan sauatu hormon yang disekresi oleh glandula pituitari. Hormon ini
memiliki peranan penting untuk memproduksi asi, dan meningkat selama
kehamilan. Peristiwa lepas atau keluarnya plasenta pada akhir akan membuat
kadar estrogen dan progesteron berangsur-angsur menurun sampai tingkat dapat
dilepaskan dan diaktifkannya prolaktin. Peningkatan prolaktin akan menghambat

7|Page
ovulasi. Kadar paling tinggi adalah pada malam hari dan penghentian pertama
pemberian air susudilakukan pada malam hari.
4 Oksitosin mengencangkan otot halus pada rahim saat proses melahirkan dan
setelahnya, seperti halnya dalam organisme. Setelah melahirkan oksitosin juga
mengencangkan otot halus disekitar alveoli untuk memeras asi menuju saluran
susu. Oksitosin berperan dalam proses turunya susu.
5 Human placental lactogen (HPL) sejak bulan kedua placenta sering
mengeluarkan HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara,puting dan
areola sebelum melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam dalam masa
kehamilan, payudara siap memproduksi asi. Namun, asi dapat diproduksi tanpa
proses kehamilan
Kelenjar payudara mengalami pertumbuhan selama kehamilan sebagai akibat kerja
sinergis beberapa hormon tersebut. Salah satu efek hormon tersebut adalah proliferasi
alveoli sekretoris ujung ductus intralobularis. Alveoli steris terdiri atas epitel kuboid dengan
sel mioepitel stela di antara kelenjar bervariasi antar lobulus dan bahkan di dalam setiap
lobulus. Ketika alveoli dan sistem ductus tumbuh dan berkembang selama kehamilan
sebagai persiapan laktasi, stroma menjadi kurang mencolok. Jaringan ikat longgar dalam
lobulus terifiltrasi oleh limfosit dan sel plasma. Sel plasma menjadi lebih banyak pada
kehamilan, ketika sel-sel ini mulai memproduksi imunoglobulun (IgA sekretoris). Pada
kehamilan lanjut, alveoli dan ductus kelenjar melebar oleh tumpukan kolostrum, suatu
cairan yang kaya akan protein, vitamin A, elektrolit, dan antibodi. Setelah melahirkan,
kadar esterogen dan progesteron dalam darah menurun dan alveoli kelenjar payudara
menjadi sangat aktif memproduksi air susu, yang terutama dipengaruhi oleh hipofisis
anterior. Bila wnita menyusui, isapan anak akan merangsang reseptor taktil pada putting
susu, yang berakibat pelepasan hormon oksitosin dari hipofisis posterior. Hormon ini
menimbulkan kontraksi otot polos di sinus dan ductus lactiferi, serta sel mioepitel alveoli
yang menimbulkan reflex ejeksi air susu.
4. Refleks dari proses laktasi
1. Reflek prolaktin
Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat
kolostrum, terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan

8|Page
progesteron yang masih tinggi. Pasca oersalinan, yaitu lepasnya plasenta dan
berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang.
Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara karena ujung-ujung
syaraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.
Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus
dan akan menekan pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya
merangsang pengeluaran faktor pemacu sekresi prolaktin. Faktor pemacu sekresi
prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini
merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.
Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah
melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan
prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu
nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2-3.
Sedangkan pada ibi menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti : stress
atau pengaruh psikis, anestesi, operasi dan rangsangan puting susu.
2. Reflek let down
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan
yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior (neurohipofise) yang
kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah hormon ini menuju uterus sehingga
menimbulkan kontraksi. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat
keluar dari alveoli dan masuk melalui duktus lactiferus masuk ke mulut
bayi.Kontraksi.dari.sel.akan.memeras.air.susu.yang.telah.terbuat.

9|Page
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Laktasi adalah proses produksi, sekresi dan pengeluaran ASI. Laktasi tersebut
terjadi pada glandula mamae atau payudara. Payudara merupakan struktur kulit yang
termodifikasi, bergrandular pada anterior thorax. Struktur anatomi payudara terdiri dari
struktur makroskopis yaitu Caudal Axillaris, Areola, dan Papilla Mamae. Struktur
mikroskopis yang terdiri dari Alveoli , Tubulus Lactifer, Ductus Lactifer, dan Ampulla.
Laktasi dipengaruhi oleh kerja homon progesteron, estrogen, prolaktin, oksitosin, human
placental laktogen. Pada masa laktasi terdapat refleks pada ibu dan refleks pada bayi.
Refleks yang terjadi pada ibu adalah refleks prolactin dan refleks oksitosin (let down
reflex).

3.2 SARAN
Bagi ibu menyusui perawatan puting susu merupakan hal yang sangat penting
sehingga harus dibersihkan. Sebagai seorang wanita harus menjaga organ reproduksi
terutama payudara agar dapat terhindar dari penyakit yang menyerang payudara. Selain
itu dengan merawat payudara kitaterutama pada seorang Ibu maka zat gizi yang di
perlukan bayinya akan terpenuhi dengan baik, sehingga pertumbuhan bayi dapat berjalan
dengan lancar.

10 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Pitriani, Risa. 2014. Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas ( askeb III ).
Yogyakarta: Deepublish

11 | P a g e
MEMBUAT 20 SOAL !

1 Dalam istilah medik, payudara disebut..


A. glandulla mammae
B. ampulla
C. areola
D. tuberculum
2 payudara terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu:..
1. Korpus ( badan )
2. Areola
3. Papilla atau puting
4. Septa fibrosa
Answer: A
3 Selama kehamilan hormon yang dihasilkan placenta yaitu ..
1. Laktogen
2. koriogonadrotopin
3. estrogen
4. progesteron

4 Hormon-Hormon yang Mempengaruhi Laktasi ialah..


1. Progesteron
2. Estrogen
3. Prolaktin
4. Oksitosin

5. Reflek dari proses laktasi..


1. Reflek Prolaktin
2. Reflek Let Up
3. Reflek Let Down
4. Reflek Laktogen
Answer: B (1 dan 3)

12 | P a g e
6. Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit di atas otot..
A. otot dada
B. otot payudara
C. otot dada atas
D. otot dada bawah
7. Ukuran normal payudara ialah..
A. 10-20cm
B. 10-15 cm
C. c.10-25cm
D. d.15-20cm
8. Berat payudara pada wanita hamil ialah..
A. 200 gram
B. 400 gram
C. 600 gram
D. 800 gram
9. Berat payudara pada masa laktasi ialah..
A. 400-600 gram
B. 600-800 gram
C. 800-1000 gram
D. 1000-1200 gram
10. Secara mikroskopis payudara memiliki 3 kelenjar yaitu..
A. Kelenjar susu
B. Saluran susu
C. Jaringan menunjang
D. Kelenjar vas deferen
Answer: A

13 | P a g e
11. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda - tanda
kesulitan menyusui diberikan pada ...
a. 6-8 jam post partum
b. 6 hari post partum
c. 2 minggu post partum
d. 6 minggu post partum
e. 10 minggu post partum
12. Asuhan pada 6 hari post partum dapat diberikan juga pada saat kunjungan nifas..
a. 2 jam post partum
b. 6-8 jam post partum
c. 2 minggu post partum
d. 6 minggu post partus
e. 3 bulan pasca melahirkan

13. Asuhan yang dapat diberikan pada 6 minggu post partum adalah ...
a. Memastikan involusio uteri berjalan dengan normal
b. Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan
c. Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi
d. Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas
e. Mendeteksi dan perawatan penyebab dari perdarahan

14. Tujuan pemberian asuhan pada masa nifas antara lain ...
a. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan antenatal
b. Melaksanakan skrining pada waktu persalinan
c. Memberikan pelayanan kesehatan pra konsepsi
d. Menjaga kesehatan ibu dan bayi, baik fisik maupun psikologis
e. Mengacuhkan kesehatan emosi ibu

14 | P a g e
15. Tahapan masa nifas terbagi dalam …
a. 2 tahap
b. 3 tahap
c. 4 tahap
d. 5 tahap
e. 6 tahap
16. Apa itu papilla mammae
a. gudang susu yang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan menyusui
b. jaringan penyangga
c. puting susu
d. sekresi dan pengeluaran ASI
e. pertumbuhan dan ukuran alveoli
17. Berikut bagian -bagian utama payudara,kecuali
1 korpus
2 Areola
3 Papilla
4 Korpus Mammae
a 1,2,dan 3
b 1 dan 2 c
2 dan 4 d
Saja
Answer : E (SEMUA BENAR)

18. Apa yang dimaksud dengan proses laktasi..


a. laktasi adalah proses produkasi,sekresi dan pengeluaran asi
b. struktur kulit yang termodifikasi
c. struktur anatomi payudara terdiri dari struktur makroskopis,yaitu caudal
axillaris,areola,dan Papilla mammae
d. refleks pada ibu dan bayi
19. Tingkat estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah, selama sang ibu
masih menyusui. Merupakan hormone..
a. Progesterone
b. Reflek let down
c. Estrogen
d. HPL

15 | P a g e
20. Setelah melahirkan oksitosin juga mengencangkan otot halus disekitar
alveoli untuk memeras asi menuju saluran susu. Merupakan hormone..
a. Prolactin
b. Progesterone
c. HPL
d. Oksitosin

16 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai