Dosen Pembimbing :
Beatric Maria Dwi Jayanti Baga, SST.,M.Kes
Nama Kelompok 2 :
1. Citra Intan Pramudya Rini ( 2018.01.004 )
2. Egisius Keli ( 2018.01.006 )
3. Karen Shinta Andini Putri ( 2018.01.012 )
4. Krispinus Gonsaga Ngana ( 2018.01.013 )
5. Maria Yesafilda Ndau ( 2018.01.018 )
6. Matilda Ladus Amal ( 2018.01.019 )
7. Merry Indrawati Virmaska ( 2018.01.021 )
8. Salvator Hasi ( 2018.01.024 )
9. Vernika Sara ( 2018.01.028 )
10. Windy Chrisnia Aldrinus ( 2018.01.031 )
11. Marselinus Ditiolebit ( 2018.01.034 )
i
Kata Pengantar
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
dengan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah Kewarganegaraan yang
berjudul “Penggolongan HAM Dan Upaya Pemerintah Dalam Menegakkan HAM
Bagi Warga Negara Indonesia” yang bertujuan untuk memenuhi Tugas mata
kuliah Kewarganegaraan. Dalam membuat makalah ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover
Kata pengantar.........................................................................................................ii
Daftar isi.................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
peristiwa yang dikenal sebagai Tragedi Mei 1998, dimana terjadi perkosaan
massal terhadap perempuan etnis Tionghoa di beberapa daerah di Indonesia. Pada
saat itu negara dianggap gagal memberi perlindungan kepada perempuan korban
kekerasan, sehingga negara harus bertanggung jawab kepada korban tersebut.
Maka Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden No. 181 Tahun 1998 sebagai
jawaban pemerintah atas desakan kelompok perempuan terkait Tragedi Mei 1998.
Maka dilakukanlah upaya pertanggungjawaban kepada korban dan kemudian
melakukan upaya yang sistematis untuk secara terus menerus mengatasi
kekerasan terhadap perempuan dengan melahirkan state auxialiary bodies yang
bernama Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas
Perempuan). Rahayu9 menyatakan bahwa Komnas Perempuan adalah sebuah
institusi HAM yang dibentuk oleh negara untuk merespon isu hak-hak perempuan
sebagai HAM. Mengingat mandatnya yang khusus dan spesifik, yaitu berkaitan
dengan isu kekerasan terhadap perempuan dan pelanggaran hak-hak perempuan
maka Komnas Perempuan ini dikategorikan sebagai institusi HAM yang spesifik.
2
Komnas Perempuan lahir dari tuntutan masyarakat sipil, terutama kaum
perempuan, kepada pemerintah untuk mewujudkan tanggung jawab negara dalam
menanggapi dan menangani persoalan kekerasan terhadap perempuan. Tuntutan
tersebut berakar pada tragedi kekerasan seksual yang terutama dialami oleh
perempuan etnis Tionghoa dalam kerusuhan Mei 1998 di berbagai kota besar di
Indonesia.
3
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Hak asasi hukum (Rights of Legal Equality ) adalah hak yang diperoleh
setiap individu untuk mendapatkan perlakuan yang adil dalam hukum dan
pemerintahan. Dapat juga diartikan sebagai kesamaan kedudukan dalam hukum
dan pemerintahan sebagai hak individu yang berkaitan dengan kehidupan hukum
dan pemerintahan.
5
2. Datang dan pulang tepat waktu
3. Memperhatikan guru ketika mengajar atau menjelaskan
4. Belajar dengan tertib di kelas
5. Mengerjakan tugas yang diberikan dengan benar dan tepat waktu
6. Mematuhi tat tertib yang berlaku
C. DALAM LINGKUNGAN MASYARAKAT
1. Ikut serta dalam kegiatan di masyarakat, misal kerjabakti, siskamling,
dll.
2. Menghormati tetangga sekitar
3. Membayar iuran yang telah disepakati
4. Menghindari perbuatan yang bisa membuat warga resah, misal mabuk-
mabukan
5. Menjaga nama baik lingkungan masyarakat
6. Taat dan patuh pada aturan yang ada
7. Tidak bertindak diluar norma agama.
8. Selalu berusaha menjaga ketertiban, keamanan, ketentraman, dan
kebersihan.
D. DAL;AM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
1. Menjaga kelestarian alam sekitar
2. Menjaga kebersihan lingkungan, misal tidak buang sampah
sembarangan.
3. Menjaga nama baik bangsa dan negara.
4. Memiliki KTP jika sudah cukup umur
5. Mempunyai SIM ketika mengendarai kendaraan
6. Membayar pajak rutin
7. Taat dan patuh pada aturan yang telah ditetapkan
8. Menghormati antara sesama warga negara.
E. DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1. Mematuhi peraturan lalu lintas, misal tidak menerobos lampu merah,
memakai peralatan berkendara secara lengkap.
2. Tidak mencuri, tidak menganiaya, tidak memeras orang lain, dll.
6
2.2 Hak Asasi Ekonomi
Hak asasi di bidang ekonomi adalah hak yang setiap orang berhak
memeliki, dan berhak untuk mendapatkan pekerjaan yang adil dan
layak untuk kehidupannya. Dan hak asasi di bidang ekonomi adalah
hak yang berhubungan dengan aktifitas setiap orang dalam melakukan
kegiatan untuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan
yang di butuhkan. Dan juga bisa di artikan hak yang di miliki setiap
individu untuk menjual dan membeli sesuatu
Contoh Hak Asasi Ekonomi:
a. Hak kebebasan dalam membeli sesuatu
b. Hak kebebasan mengadakan dan melakukan perjanjian kontrak
c. Hak memiliki sesuatu
d. Hak memiliki pekerjaan yang layak
e. Hak kebebasan melakukan transaksi
f. Hak untuk menikmati SDA
g. Hak untuk memperoleh kehidupan yang layak
h. Hak untuk meningkatkan kualitas hidup
7
A. Landasan Kerangka Kerja Komisi Nasional Perempuan:
8
4. Memberi saran dan pertimbangan kepada pemerintah, lembaga legislatif,
dan yudikatif, serta organisasi-organisasi masyarakat untuk mendorong
penyusuanan dan pengesahan kerangka hukum dan kebijakan yang
mendukung upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk
kekerasan terhadap perempuan, serta perlindungan, penegakan dan
kemajuan hak-hak asasi perempuan.;
9
diingat terus-menerus sampai dewasa bahkan sepanjang hidupnya.
Perlindungan Anak Korban Kekerasan sudah tercantum dalam UU No 23
Tahun 2002 tentang perlindungan anak telah memuat tindak pidana yang
dapat dikenakan terhadap penegak hukum yang dalam memeriksa perkara
anak yang berhadapan dengan hukum melakukan tindak kekerasan atau
penyiksaan terhadap anak, ketentuan tersebut terdapat dalam pasal 80 ayat
(1), (2), dan (3).
10
Menurut komnas perlindungan anak menyebutkan pemicu
kekerasan terhadap anak dilatar belakangi oleh :
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hak asasi hukum (Rights of Legal Equality ) adalah hak yang diperoleh
setiap individu untuk mendapatkan perlakuan yang adil dalam hukum dan
pemerintahan.
Hak asasi di bidang ekonomi adalah hak yang setiap orang berhak
memeliki, dan berhak untuk mendapatkan pekerjaan yang adil dan layak untuk
kehidupannya.
Komisi Nasional Perempuan adalah salah satu lembaga nasional Hak
Asasi Manusia yang berfokus pada penegakan hak asasi manusia perempuan
Indonesia. Komnas Perempuan adalah lembaga negara yang dibentuk melalui
Keputusan Presiden No. 181 Tahun 1998, pada tanggal 15 Oktober 1998, yang
diperkuat dengan Peraturan Presiden No. 65 Tahun 200
Komisi Perlindungan Anak Indonesia, disingkat KPAI, adalah lembaga
independen Indonesia yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam rangka meningkatkan efektifitas
penyelenggaraan perlindungan anak.
12
DAFTAR PUSTAKA
13