Anda di halaman 1dari 16

Makalah Kewarganegaraan

“Penggolongan HAM Dan Upaya Pemerintah Dalam Menegakkan HAM


Bagi Warga Negara Indonesia”

Dosen Pembimbing :
Beatric Maria Dwi Jayanti Baga, SST.,M.Kes

Nama Kelompok 2 :
1. Citra Intan Pramudya Rini ( 2018.01.004 )
2. Egisius Keli ( 2018.01.006 )
3. Karen Shinta Andini Putri ( 2018.01.012 )
4. Krispinus Gonsaga Ngana ( 2018.01.013 )
5. Maria Yesafilda Ndau ( 2018.01.018 )
6. Matilda Ladus Amal ( 2018.01.019 )
7. Merry Indrawati Virmaska ( 2018.01.021 )
8. Salvator Hasi ( 2018.01.024 )
9. Vernika Sara ( 2018.01.028 )
10. Windy Chrisnia Aldrinus ( 2018.01.031 )
11. Marselinus Ditiolebit ( 2018.01.034 )

Program Studi S1 Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan William Booth Surabaya
2019

i
Kata Pengantar

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
dengan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah Kewarganegaraan yang
berjudul “Penggolongan HAM Dan Upaya Pemerintah Dalam Menegakkan HAM
Bagi Warga Negara Indonesia” yang bertujuan untuk memenuhi Tugas mata
kuliah Kewarganegaraan. Dalam membuat makalah ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Beatric Maria Dwi Jayanti Baga, SST.,M.Kes selaku dosen pembimbing


mata Kewarganegaraan.
2. Teman-teman S1 Keperawatan Tingkat II yang telah membantu dalam
menyusun makalah ini.
Meskipun banyak hambatan yang penulis alami dalam proses pembuatan makalah
ini, namun penulis mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Jika
didalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, maka kami
memohon maaf atasnya. Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari
kesempurnaan. Semoga makalah dan presentasi ini bisa membuat teman teman
mengerti dan lebih paham tentang Penggolongan HAM Dan Upaya Pemerintah
Dalam Menegakkan HAM Bagi Warga Negara Indonesia. Atas perhatiannya
terima kasih.

Surabaya, 21 Agustus 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Cover

Kata pengantar.........................................................................................................ii

Daftar isi.................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang.............................................................................................1


1.2. Rumusan masalah........................................................................................4
1.3. Tujuan .........................................................................................................4

BAB 2 TINJAUAN TEORI

2.1 Hak Asasi Hukum........................................................................................5


2.2 Hak Asasi Ekonomi.....................................................................................7
2.3 Komisi Nasional Perlindungan Perempuan.................................................7
2.4 Komisi Nasional Anak Indonesia................................................................9

BAB 3 PENUTUP

3.1. Kesimpulan.....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Hak asasi hukum adalah hak yang di dapat kan oleh setiap orang atau
setiap manusia untuk memperoleh perilaku yang adil di dalam hukum. Juga bisa
diartikan sebagai hak hak setiap individu dalam melakukan hal yang berhubungan
dengan kehidupan hukum dan pemerintahan. Tujuan dari hak asasi hukum adalah
untuk menjaga dan mengontrol ketertiban masyarakat supaya tidak ada
pelanggran pelanggran dalam masyrakat dan memenuhi rasa keadilan dalam
bermusyahwara dalam bertindak. Seluruh masyrakat harus tunduk dalam hukum
yang telah di tentukan dan harus taat serta selalu berfikir positif.
HAM bermula dari sebuah gagasan bahwa manusia tidak boleh
diperlakukan semena-mena oleh kekuasaan, karena manusia memiliki hak alamiah
yang melekat pada dirinya karena kemanusiannya. Kendati prinsip perlindungan
HAM ini adalah kebebasan individu namun pengutamaan individu di sini tidak
bersifat egoistik karena penyelenggaraan HAM terjadi dalam prasyarat-prasyarat
sosial bahwa kebebasan individu selalu dipahami dalam konteks penghormatan
hak individu lain.4 Hukum internasional tentang HAM, terus dikembangkan
menjadi cerminan bahwa isu dan masalah kejahatan HAM, telah menjadi
perhatian dan keprihatinan internasional yang jugamemunculkan solidaritas
nasional.5 Wanita dan anak-anak sangat rentan HAMnya dilanggar oleh orang
yang tidak bertanggungjawab demi mencapai kepuasan semata. Hal ini dikuatkan
oleh United Nations General Assembly yang menyatakan bahwa perempuan
bagian dari kelompok rentan (vulnerable gropus), terjadinya pelanggaran HAM,
lebih lanjut perempuan kelompok LGBT (Lesbian, Gay, Bisex, Transgender),
migran lokal, minoritas keagamaan merupakan kelompok rentan yang sering
menjadi korban dari kekerasan, diskriminasi, dan bemtuk-bentuk pelanggaran
HAM lainnya.

Kondisi wanita-wanita Indonesia yang memprihatinkan secara nasional


tersebut akan lebih kentara lagi apabila keadaan wanita di daerah-daerah
diperbandingkan satu dengan lainnya. Tentu kita masih mengingat dengan

1
peristiwa yang dikenal sebagai Tragedi Mei 1998, dimana terjadi perkosaan
massal terhadap perempuan etnis Tionghoa di beberapa daerah di Indonesia. Pada
saat itu negara dianggap gagal memberi perlindungan kepada perempuan korban
kekerasan, sehingga negara harus bertanggung jawab kepada korban tersebut.
Maka Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden No. 181 Tahun 1998 sebagai
jawaban pemerintah atas desakan kelompok perempuan terkait Tragedi Mei 1998.
Maka dilakukanlah upaya pertanggungjawaban kepada korban dan kemudian
melakukan upaya yang sistematis untuk secara terus menerus mengatasi
kekerasan terhadap perempuan dengan melahirkan state auxialiary bodies yang
bernama Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas
Perempuan). Rahayu9 menyatakan bahwa Komnas Perempuan adalah sebuah
institusi HAM yang dibentuk oleh negara untuk merespon isu hak-hak perempuan
sebagai HAM. Mengingat mandatnya yang khusus dan spesifik, yaitu berkaitan
dengan isu kekerasan terhadap perempuan dan pelanggaran hak-hak perempuan
maka Komnas Perempuan ini dikategorikan sebagai institusi HAM yang spesifik.

Dalam perkembangannya, Indonesia banyak melahirkan lembaga-lembaga


negara baru yang bersifat independen. Hal ini tidak terlepas akibat negara yang ,
Hukum Hak Asasi Manusia mengalami masa transisi, Indonesia juga mengalami
salah satu fase-fase penting di masa tersebut. Salah satunya adalah kehadiran
lembaga-lembaga negara penunjang (state auxiliary bodies) bersifat independen,
yang berguna sebagai penunjang dan ikut membantu proses transisi.Alih-alih
membantu, fakta menunjukkan bahwa beberapa lembaga negara penunjang ini
malah mengalami degresi.

Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas


Perempuan) adalah salah satu lembaga nasional Hak Asasi Manusia (NHRI,
National Human Rights Institution), yang berfokus pada penegakan hak asasi
manusia perempuan Indonesia. Komnas Perempuan adalah lembaga negara yang
independen yang dibentuk melalui Keputusan Presiden No. 181 Tahun 1998, pada
tanggal 15 Oktober 1998, yang diperkuat dengan Peraturan Presiden No. 65
Tahun 2005.

2
Komnas Perempuan lahir dari tuntutan masyarakat sipil, terutama kaum
perempuan, kepada pemerintah untuk mewujudkan tanggung jawab negara dalam
menanggapi dan menangani persoalan kekerasan terhadap perempuan. Tuntutan
tersebut berakar pada tragedi kekerasan seksual yang terutama dialami oleh
perempuan etnis Tionghoa dalam kerusuhan Mei 1998 di berbagai kota besar di
Indonesia.

Berdasarkan laporan Tim Gabungan Pencari Fakta Kerusuhan 13-15 Mei


1998 (TGPF Peristiwa Kerusuhan Mei 1998, fakta menunjukkan setidaknya ada
85 kasus kekerasan seksual terhadap perempuan, mayoritas dari etnis Tionghoa;
52 perkosaan gang rape, 14 perkosaan dengan penganiayaan, 10 penganiayaan
serta 9 pelecehan seksual,yang dimaksud dengan kekerasan seksual berdasarkan
Deklarasi PBB tentang penghapusan kekerasan terhadap perempuan adalah setiap
tindakan berdasarkan perbedaan jenis kelamin yang mengakibatkan kesengsaraan
atau penderitaan secara fisik, seksual atau psikologis, termasuk ancaman tindakan
tertentu, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang.

Dasar pembentukan Lembaga Negara di Indonesia terbagi pada tiga


macam, pertama, berdasarkan UU 1945, seperti; KPU, TNI, Polri, Kementrian
dan lain-lain. Kedua, lembaga negara yang berdasarkan atas perintah Undang-
Undang, seperti; KPAI, KY, KPPI, dan lain-lain. Ketiga, lembaga negara yang
dibentuk berdasarkan di bawah Undang-Undang. Lembaga negara yang
berdasarkan perintah UU itu adalah lembaga Independen. Lembaga Independen
sendiri merupakan lembaga yang berdiri sendiri tanpa campur tangan Pemerintah.

Adapun latar belakang dibentuknya Lembaga Independen adalah, adanya


dinamika masyarakat untuk mewujudkan demokratisasi, akibat kurang
kepercayaan masyarakat pada lembaga yang ada, serta adany semangat
transparansi sebagai sarana terciptanya hubungan yang harmonis antara
pemerintah dengan masyarakat terutama masyarakat kecil dan menengah. Tugas
Lembaga Independen ini adalah untuk mewujudkan dan meningkatkan pelayanan
publik yang bebas dari campur tangan politik. Adanya lembaga untuk mengatur
profesi-profesi, karena padat membuka lapangan pekerjaan baru.

3
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan hak asasi hukum?


2. Apa yang dimaksud dengan hak asasi ekonomi?
3. Bagaimana upaya pemerintah dalam komisi nasional perlindungan wanita?
4. Bagaimana upaya pemerintah dalam komisi nasional anak Indonesia?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian hak asasi hukum


2. Untuk mengetahui mengetahui hak asasi ekonomi
3. Untuk mengetahui upaya pemerintah dalam komisi nasional perlindungan
wanita
4. Untuk mengetahui Bagaimana upaya pemerintah dalam komisi nasional
anak Indonesia

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hak Asasi Hukum

Hak asasi hukum (Rights of Legal Equality ) adalah hak yang diperoleh
setiap individu untuk mendapatkan perlakuan yang adil dalam hukum dan
pemerintahan. Dapat juga diartikan sebagai kesamaan kedudukan dalam hukum
dan pemerintahan sebagai hak individu yang berkaitan dengan kehidupan hukum
dan pemerintahan.

Tujuan dari hukum adalah untuk menjaga dan memelihara ketertiban


masyarakat, sakaligus memnuhi rasa keadilan. Semua masyarakat tanpa terkecuali
harus tunduk, taat dan bersikap positif terhadap hukum

Manfaat tunduk terhadap hukum adalah agar tidak terjadi tindakan


sewenang-wenan, adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban, dan
terciptanya masyarakat yang aman dan tertib.

Contoh hak asasi hukum :

1. Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan hukum


2. Hak mendapat dan memiliki pembelaan hukum pada peradilan
3. Hak yang sama dalam proses hukum
4. Hak dalam perlakuan yang adil atau sama dalam hukum
Beberapa sikap taat terhadap hukum :

A. DALAM LINGKUNGAN KELUARGA


1. Patuh terhadap orang tua
2. Menjaga nama baik keluarga
3. Menghormati anggota keluarga
4. Mentaati peraturan yang telah diputuskan bersama
5. Mendengar nasihat terutama dari orang tua
6. Melaksanakan ibadah tepat waktu
B. DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH
1. Memakai seragam sekolah sesui ketentuan yang ada di sekolah

5
2. Datang dan pulang tepat waktu
3. Memperhatikan guru ketika mengajar atau menjelaskan
4. Belajar dengan tertib di kelas
5. Mengerjakan tugas yang diberikan dengan benar dan tepat waktu
6. Mematuhi tat tertib yang berlaku
C. DALAM LINGKUNGAN MASYARAKAT
1. Ikut serta dalam kegiatan di masyarakat, misal kerjabakti, siskamling,
dll.
2. Menghormati tetangga sekitar
3. Membayar iuran yang telah disepakati
4. Menghindari perbuatan yang bisa membuat warga resah, misal mabuk-
mabukan
5. Menjaga nama baik lingkungan masyarakat
6. Taat dan patuh pada aturan yang ada
7. Tidak bertindak diluar norma agama.
8. Selalu berusaha menjaga ketertiban, keamanan, ketentraman, dan
kebersihan.
D. DAL;AM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
1. Menjaga kelestarian alam sekitar
2. Menjaga kebersihan lingkungan, misal tidak buang sampah
sembarangan.
3. Menjaga nama baik bangsa dan negara.
4. Memiliki KTP jika sudah cukup umur
5. Mempunyai SIM ketika mengendarai kendaraan
6. Membayar pajak rutin
7. Taat dan patuh pada aturan yang telah ditetapkan
8. Menghormati antara sesama warga negara.
E. DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1. Mematuhi peraturan lalu lintas, misal tidak menerobos lampu merah,
memakai peralatan berkendara secara lengkap.
2. Tidak mencuri, tidak menganiaya, tidak memeras orang lain, dll.

6
2.2 Hak Asasi Ekonomi
Hak asasi di bidang ekonomi adalah hak yang setiap orang berhak
memeliki, dan berhak untuk mendapatkan pekerjaan yang adil dan
layak untuk kehidupannya. Dan hak asasi di bidang ekonomi adalah
hak yang berhubungan dengan aktifitas setiap orang dalam melakukan
kegiatan untuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan
yang di butuhkan. Dan juga bisa di artikan hak yang di miliki setiap
individu untuk menjual dan membeli sesuatu
Contoh Hak Asasi Ekonomi:
a. Hak kebebasan dalam membeli sesuatu
b. Hak kebebasan mengadakan dan melakukan perjanjian kontrak
c. Hak memiliki sesuatu
d. Hak memiliki pekerjaan yang layak
e. Hak kebebasan melakukan transaksi
f. Hak untuk menikmati SDA
g. Hak untuk memperoleh kehidupan yang layak
h. Hak untuk meningkatkan kualitas hidup

2.3 Komisi Nasional Perlindungan Perempuan

Komisi Nasional Perempuan adalah salah satu lembaga nasional Hak


Asasi Manusia yang berfokus pada penegakan hak asasi manusia perempuan
Indonesia. Komnas Perempuan adalah lembaga negara yang dibentuk
melalui Keputusan Presiden No. 181 Tahun 1998, pada tanggal 15 Oktober
1998, yang diperkuat dengan Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2005.

Komisi Nasional Perempuan berawal dari tuntutan masyarakat sipil,


terutama kaum perempuan kepada pemerintah untuk mewujudkan tanggung
jawab negara dalam menanggapi dan menangani persoalan kekerasan
terhadap perempuan. Tuntutan tersebut berawal pada tragedi kekerasan
seksual yang terutama dialami oleh perempuan etnis Tionghoa dalam
kerusuhan Mei 1998 di berbagai kota besar di Indonesia.

7
A. Landasan Kerangka Kerja Komisi Nasional Perempuan:

1. Konstitusi, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945

2. Undang-Undang No. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi


Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW)

3. Undang-Undang No. 5 Tahun 1998 tentang Pengesahan Konvensi


Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang
Kejam atau tidak Manusiawi (CAT)

B. Tujuan Komisi Nasional Perempuan:

1. Mengembangkan kondisi yang aman atas penghapusan segala bentuk


kekerasan terhadap perempuan dan penegakan hak-hak asasi manusia
perempuan di Indonesia;

2. Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan segal bentuk


kekerasan terhadap perempuan dan perlindungan hak-hak asasi
perempuan.

C. Kewenangan Komnas Perempuan:

1. Menyebarluaskan pemahaman atas segala bentuk kekerasan terhadap


perempuan Indonesia dan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan,
serta penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan;

2. Melaksanakan pengkajian dan penelitian terhadap berbagai peraturan


perundang-undangan yang berlaku, serta berbagai instrumen internasional
yang relevan bagi perlindungan hak-hak asasi perempuan;

3. Melaksanakan pemantauan, termasuk pencarian fakta dan


pendokumentasian kekerasan terhadap perempuan dan pelanggaran HAM
perempuan, serta penyebarluasan hasil pemantauan kepada publik dan
pengambilan langkah-langkah untuk pertanggungjawaban dan
penanganan;

8
4. Memberi saran dan pertimbangan kepada pemerintah, lembaga legislatif,
dan yudikatif, serta organisasi-organisasi masyarakat untuk mendorong
penyusuanan dan pengesahan kerangka hukum dan kebijakan yang
mendukung upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk
kekerasan terhadap perempuan, serta perlindungan, penegakan dan
kemajuan hak-hak asasi perempuan.;

5. Mengembangkan kerja sama nasional dan internasional guna


meningkatkan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan segala
bentuk kekerasan terhadap perempuan Indonesia, serta perlindungan,
penegakan dan pemajuan hak-hak asasi perempuan

2.4 Komisi Nasional Anak Indonesia

Salah satu lembaga independen itu sendiri adalah Komisi


Perlindungan Anak Indonesia, disingkat KPAI, adalah lembaga independen
Indonesia yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak dalam rangka meningkatkan efektifitas
penyelenggaraan perlindungan anak. Keputusan Presiden Nomor 36/1990,
77/2003 dan 95/M/2004 merupakan dasar hukum pembentukan lembaga ini.
Undang – Undang (UU) RI No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
Adapun dasar hukum perlindungan anak adalah sebagai berikut:

 Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.


 Kepres No. 77 tahun 2003
 Undang-Undang Kesejahteraan Anak Nomor 4 Tahun 1979.
 Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990
 UUPA (Undang-Undang Perlindungan Anak)

Dampak kekerasan anak yang terus-menerus dapat menyebabkan


anak mengalami gangguan psikologis. Sudah diketahui bahwa anak-anak
akan merekam dibawah kesadarannya tentang semua kejadian yang mereka
alami bahkan kekerasan pun akan selalu diingat. Perlakuan tersebuat akan

9
diingat terus-menerus sampai dewasa bahkan sepanjang hidupnya.
Perlindungan Anak Korban Kekerasan sudah tercantum dalam UU No 23
Tahun 2002 tentang perlindungan anak telah memuat tindak pidana yang
dapat dikenakan terhadap penegak hukum yang dalam memeriksa perkara
anak yang berhadapan dengan hukum melakukan tindak kekerasan atau
penyiksaan terhadap anak, ketentuan tersebut terdapat dalam pasal 80 ayat
(1), (2), dan (3).

Dalam Pasal 3 ayat (2) Konvensi Hak Anak ditegaskan bahwa


Negara peserta menjamin perlindungan anak dan memberikan kepedulian
pada anak dalam wilayah yurisdiksinya. Negara mengambil peran untuk
memungkinkan orangtua bertanggung jawab terhadap anaknya, demikian
pula lembaga-lembaga hukum lainnya.

Tertulis didalam Pasal 3 ayat (3) Konvensi Hak Anak dijelaskan


bahwa, Negara mesti menjamin institusi-institusi, pelayanan, dan fasilitas
yang diberikan tanggungjawab untuk kepedulian pada anak atau
perlindungan anak yang sesuai dengan standar yang dibangun oleh lembaga
yang berkompeten.

Dengan adanya hak konvensi seharusnya anak tidak berjuang


sendirian dalam melawan perilaku yang dapat menghambat pertumbuhan
dan perkembangan anak.

Negara Indonesia adalah Negara hukum. Sifat Negara hukum ini


mengandung makna bahwa seluruh warga Negara harus bertindak
menurut dan terikat kepada aturan-aturan yang telah dibuat oleh badan
yang dikuasakan untuk mengadakan peraturan-peraturan itu.

Peran KPAI dalam Upaya Penyelenggaraan Perlindungan Anak


Pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang
perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan
anak itu merupakan salah satu tugas fungsinya bahwa KPAI melaporkan
apabila ada dugaan terjadinya pelanggaran dan KPAI juga bekerjasama
dengan pihak kepolisian

10
Menurut komnas perlindungan anak menyebutkan pemicu
kekerasan terhadap anak dilatar belakangi oleh :

1. Kekerasan dalam rumah tangga yaitu dalam keluarga terjadi kekerasan


yang melibatkan baik pihak ayah, ibu dan saudara lainnya.
2. Disfungsi keluarga yaitu peran orangtua yang tidak berjalan sebagaimana
seharusnya.
3. Faktor ekonomi yaitu kekerasan timbul karena ekonomi. Tertekannya
kondisi keluarga yang disebabkan himpitan ekonomi merupakan faktor
yang banyak terjadi.
4. Pandangan keliru terhadap posisi anak dalam keluarga yaitu kondisi
perekonomian keluarga yang sulit membuat tingginya tingkat stres dimana
anak menjadi pelampiasan atau dengan membiarkan anak dan tidak
memenuhi kebutuhannya
5. Latar belakang keluarga yaitu kekerasan yang dilakukan bertujuan agar
anak menghormati orangtua dan melakukan seluruh perkataan yang
dikatakan orangtua. Dampak kekerasan pada anak.

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Hak asasi hukum (Rights of Legal Equality ) adalah hak yang diperoleh
setiap individu untuk mendapatkan perlakuan yang adil dalam hukum dan
pemerintahan.
Hak asasi di bidang ekonomi adalah hak yang setiap orang berhak
memeliki, dan berhak untuk mendapatkan pekerjaan yang adil dan layak untuk
kehidupannya.
Komisi Nasional Perempuan adalah salah satu lembaga nasional Hak
Asasi Manusia yang berfokus pada penegakan hak asasi manusia perempuan
Indonesia. Komnas Perempuan adalah lembaga negara yang dibentuk melalui
Keputusan Presiden No. 181 Tahun 1998, pada tanggal 15 Oktober 1998, yang
diperkuat dengan Peraturan Presiden No. 65 Tahun 200
Komisi Perlindungan Anak Indonesia, disingkat KPAI, adalah lembaga
independen Indonesia yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam rangka meningkatkan efektifitas
penyelenggaraan perlindungan anak.

12
DAFTAR PUSTAKA

A.Ubaedillah, Abdul Rozak. 2003. Pendidikan Kewarga[negara]an


(CivicEducation). Pancasila,Demokrasi,Hak Asasi Manusia, dan
Masyarakat Madani. ( E d i s i Revisi).ICCE UIN Syarif
Hidayatullah. Jakarta.A.Ubaedillah.2008.PendidikanKewarganegara
an (Civic Education) Demokrasi,Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani
, ( E d i s i K e t i g a ) . I C C E U I N Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Dede Rosyada dkk. 2000. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic
Education). Demokrasi,Hak Asasi Manusia, dan MasyarakatMadani. ICCE UIN
Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Muhamad Erwin. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia
(EdisiRevisi). Refika Aditama. Bandung.Sutoyo. 2011. Pendidikan
Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. GrahaIlmu. Yogyakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai