Anda di halaman 1dari 15

Makalah Kewarganegaraan

“Konstitusi Negara Indonesia”

Dosen Pembimbing :

Betrick Maria Dwi J. Baga, SST., M.Kes

Nama Kelompok 2 :

1. Citra Intan Pramudya Rini (2018.01.004)


2. Egisius Keli (2018.01.006)
3. Karen Shinta Andini Putri (2018.01.012)
4. Krispinus Gonsaga Ngana (2018.01.013)
5. Maria Yesafilda Ndau (2018.01.018)
6. Matilda Ladus Amal (2018.01.019)
7. Merry Indrawati Virmaska (2018.01.021)
8. Salvator Hasi (2018.01.024)
9. Vernika Sara (2018.01.028)
10. Windy Chrisnia Aldrinus (2018.01.031)
11. Marselinus Ditiolebit (2018.01.034)

S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIILIAM BOOTH
SURABAYA
2019
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugrahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun makalah
Kewarganegaraan “Konstitusi Negara Indonesia” yang bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Kewarganegaraan.

Makalah ini kami susun secara cepat dengan bantuan dan dukungan dari
Betrick Maria Dwi J. Baga, SST., M.Kesselaku dosen pembimbing mata kuliah
Kewarganegaraan

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa hasil makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Sehingga saya selaku penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk masyarakat Indonesia
umumnya.

Surabaya16 Oktober 2019

Penyusun

ii
Daftar Isi

Cover
Kata Pengantar .............................................................................................................. i
Daftar Isi......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konstutusi ............................................................................................. 2
2.2 Sejarah Konstitusi ................................................................................................... 2
2.3 Cara mengubah konstutusi ....................................................................................... 3
2.4 Tata Urutan Perundang-Undangan RI ..................................................................... 7
2.5 Pembagian kekuasaan dalam sistem konstitusi ........................................................ 8
2.6 Konstitusi Yang Pernah Berlaku di Indonesia ....................................................... 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 12

i
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara sebagai suatu identitas yang tampak abstark dan merupakan unsur-
unsur negara yang berupa rakyat, wilayah dan pemerintah. Salah satu unsur
negara adalah rakyat. Rakyat yang tinggal di wilayah negara menjadi penduduk
negara yang bersangkutan. Warga negara adalah bagian dari penduduk suatu
negara. Warga negara memiliki hubungan dengan negaranya. Kedudukannya
sebagai warga negara menciptakan hubungan berupa peranan, hak dan kewajiban
yang bersifat timbal balik.
Pemahaman yang baik mengenai hubungan antar warga negara dengan negara
sangat penting untuk mengembangkan hubungan yang harmonis, konstruktif, dan
demokratif. Pada akhirnya pola hubungan yang baik antara warga negara dengan
negara lain dapat mendukung kelangsungan hidup bernegara.
Hemat penulis, makalah ini menuliskan berkaitan mengenai konstitusi negara
Indonesia. Mengenai pengertian konstitusi, sejarah konstitusi, perubahan
konstitusi pasca amandemen UUD 1945, dan tata urutan perundang-undangan.
Dimana semua mengandung substansi yang sangat penting bagi negara Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian konstitusi dalam suatu negara?
2. Bagaimana sejarah konstitusi?
3. Bagaimana perubahan konstitusi?
4. Bagaimana tata urutan perundang-undangan RI?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian konstitusi dalam suatu negara
2. Untuk mengetahui sejarah konstitusi
3. Untuk mengetahui perubahan konstitusi
4. Untuk mengetahui tata urutan perundang-undangan RI

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konstutusi


Konstitusi merupakan naskah dasar sebagai kaidah fundamental negara.
Istilah konstitusional berasal dari bahasa Perancis constituer yang berarti membentuk,
yaitu membentuk menyusun atau menyatakan suatu negara, konstitusi diartikan
peraturan dasar tentang pembentukan suatu negara, atau UUD.1
Dalam KBBI istilah konstitusi berati sebagai ketentuan dan aturan mengenai
ketatanegaraan atau berarti juga undang-undang suatu negra. Dalam bahasa Belanda
istilah konstitusi dikenal dengan grondwet (grond= dasar, wet= undang-undang) yang
berarti UUD. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah constitusion yang diartikan
sebagai undang-undang dasar yaitu keseluruhan peraturan yang tertulis maupun tidak
tertulis yang mengatur masyarakat dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Secara terminologis konstitusi adalah sekumpulan ketentuan-ketentuan dan
aturan-aturan dasar yang dibentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga
pemerintahan termasuk juga dasar hubungan antara negara dan rakyat dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tujuan adanya konstitusi, yaitu :
1. Konstitusi bertujuan memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap
kekuasaan politik.
2. Konstitusi bertujuan untuk mengawasi atau mengontrol proses-proses
kekuasaan dari para Penguasa.
3. Konstitusi bertujuan memberi batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa
dalam menjalankan kekuasannya.

2
2.2 Sejarah Konstitusi
Konstitusi sebagai suatu kerangka kehidupan politik telah disusun melalui dan
oleh hukum.Yaitu sejak zaman sejarah Yunani dimana mereka telah mengenal
beberapa kumpulan hukum pada masa kejayaan Athena.Pemahaman pada masa itu
henyalah merupakan suatu kumpulan dari peraturan serta adat kebiasaan semata-
mata.
Kemudian pada masa Kekaisaran Roma pengertian konstitusi memperoleh
tambahan arti sebagai suatu kumpulan ketentuan serta peraturan yang dibuat oleh
para kaisar.Termasuk didalam nya pernyataan pendapat para ahli hukum serta adat
kebiasaan setempat disamping pada undang-undang.
Konstitusi Roma mempunyai pengaruh cukup besar sampai abad
pertengahan.Dimana konsep tentang kekuasaan tertinggi dari para kaisar Roma telah
menjelma dalam bentuk umum di Perancis. Bahkan kegandrungan orang Romawi
akan masa orde telah memberikan inspirasi bagi tumbuhnya paham “Demokrasi
Perwakilan” dan “Nasionalisme”. Dua paham inilah merupakan cikla bakal
munculnya paham konstitusi modern
Pada abad pertengahan corak konstitusi bergeser ke arah feodilisme yang
mengandung pengertian bahwa tanah dikuasai oleh para tuan tanah. Suasana seperti
ini dibarengi oleh adanya keyakinan bahwa setiap orang harus mengabdi pada salah
satu tuannya. Sehingga raja yang semestinya mempunyai status lebih tinggi dari pada
tuan rumah dan menjadi tidak mendapat tempat. Pada abad VII (zaman klasik)
lahirlah konstitusi Madinah yang dibentuk pada awal masa klasik Islam tepatnya
sekitar tahun 622 M. Sedangkan di Eropa kontitusi, pihak raja lah yang memperoleh
kemenangan yaitu ditandai dengan semakin kokohnya absolutisme. Khususnya di
Perancis, Rusia, dan Australia pada abad ke-15.
Lain halnya di Inggris, kaum bangsawan lah yang mendapat kemenangan dan
sebagai puncak kemenangannya ditandai dengan pecahnya revolusi istana pada tahun
1688.Kemenangan kaum bangsawan dalam revolusi istana ini telah menyebabkan
berakhirnya absolutisme di Inggris, serta munculnya parlemen sebagai pemegang
kedaulatan.

3
Konstitusi sebagai UUD dalam hukum dasar yang mempunyai arti penting
atau sering disebut dengan konstitusi modern.Baru muncul bersamaan dengan
semakin berkembangnya sistem demokrasi perwakilan dan konsep nasionalisme.
Demokrasi perwakilan muncul sebagai pembunuhan rakyat akan kehadiran lembaga
legislatif. Lembaga ini diharapkan dapat membuatUUD untuk mengurangi serta
membatasi dominasi hak-hak raja.Alasan inilah yang mendudukan konstitusi sebagai
hukum dasar yang lebih tinggi daripada raja.Sekaligus terkandung maksud
memperkokoh lembaga perwakilan rakyat.Beralih pada masa perang dunia I tahun
1914 telah banyak memberikan dorongan yang dahsyat bagi konstitusionalisme.
Yaitu, dengan jalan menghancurkan pemerintahan yang tidak liberal dan menciptakan
negara baru dengan konstitusi yang berdasarkan demokrasi dan nasionalisme.5

2.3 Cara mengubah konstutusi


a. Perubahan konstutusi pasca amandemen UUD 1945.
Menurut Miriam Budiarjo ada 4 macam prosedur dalam mengubah
konstitusi yaitu :
1) Sidang badan legislatif dengan ditambah beberapa syarat, misalnya :
pencapaian kuorum dalam jumlah minimum untuk menerimanya.
2) Referendum yaitu permintaan pendapat rakyat tentang perlunya
perubahan atau tidak terdapat konstitusi.
3) Melalui negara-negara bagian dalam negara federal.
4) Melalui musyawarah khusus.

4
Di Indonesia, prosedur perubahan diatur dalam pasal 37 UUD 1945 dan peraturan
lainnya seperti ketetapan MPR No.1/MPR/193 dan peraturan lainnya.Menurut pasal
37 UUD 1945.Menyebutkan :
1) Untuk mengubah UUD sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah anggota
MPR harus hadir.
2) Keputusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah
anggota yang hadir.
Sedang menurut Tap MPR No.1/MPR/1/93 tentang referendum, prosedur
perubahan UUD 1945 sebagai berikut :
1) Usul perubahan itu diajukan oleh sekurang-kurangnya 3 fraksi secara utuh
disertai tanda tangan peserta sidang.
2) Diadakan referendum
3) Hasil referendum sekurang-kurangnya 91% menyetujui perubahan UUD.6

Berdasarkan pasal 37 UUD 1945 setelah di amandemen, perubahan UUD diatur


sebagai berikut :
1) Usul perubahan pasal UUD dapat diagendakan dalam sidang MPR apabila
diajukan sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggita MPR.
2) Setiap usul perubahan pasal UUD diajukan secara tertulis di tunjukkan jelas
bagian yang disusulkan untuk diubah beserta alasannya.
3) Untuk mengubah pasal UUD sidang MPR dihadiri sekurang-kurangnya 2/3
dari anggota MPR.
4) Putusan untuk mengubah pasal UUD dilakukan dengan persetujuan sekurang-
kurangnya 50% + 1 dari seluruh anggota MPR.
5) Khusus tentang bentuk NKRI tidak dapat dilakukan perubahan.

b. Amandemen UUD 1945


UUD 1945 telah mengalami 4 kali perubahan yaitu perubahan pertama SU
MPR tanggal 12-19 oktober 1999.Perubahan kedua pada sidang tahunan MPR

5
yang ditetapkan 19 agustus 2000. Perubahan ketiga dilakukan pada ST MPR
tanggal 9 november 2001 sedangkan perubahan keempat dilaksanakan pada ST
MPR 10 agustus 2002 tentu saja dengan hasil amandemen tersebut terjadilah
perubahan dari segi redaksi, kontennya, maupun maknanya. Perubahan itu juga
ada pengurangan, ada penghapusan, ada penambahan, dan ada yang baru sama
sekali.
Diantara hasil perubahan yang prinsipil dari UUD 1945 hasil amandemen
antara lain :
1) Tentang MPR dimana anggotanya berasal dari hasil pemilu (tidak ada yang di
angkat).
2) Presiden dipilih langsung oleh rakyat.
3) Keberadaan DPH dihapus.
4) Munculnya lembaga yudikatif yaitu Mahkamah Konstitusi (MK).
5) Masa jabatan presiden maksimal 2 periode.
6) Ada pembatasan-pembatasan tentang wewenang presiden.
7) Dimasukannya tentang pasal-pasal hak asasi manusia.
8) Pemerintahan memperioritaskan anggran pendidikan miminal 20% dari
APBN dan APBD dan lain-lainnya.

Dengan ditetapkannya perubahan UUD 1945 pada tanggal 10 Agustus


2002 maka UUD 1945 hanya terdiri atas pembukaan dan hutang tubuh (pasal-
pasalnya). Sedangkan status penjelasannya UUD 1945 yang dulunya merupakan
lampiran yang tak terpisahkan dari naskah UUD.Sekarang tidak alagi diakui
sebagai bagian tak terpisahkan dari naskah UUD 1945.
Adapaun hal-hal pokok yang diatur dalam batang tubuh UUD 1945 hasil
amandemen adalah :
1) Sistem pemerintahan negara.
2) Kelembagaan negara
3) Pemerintah daerah

6
4) Hubungan antara negara dan warga negara/penduduk.
5) Bendera dan bahasa.
6) Perubahan UUD.
7) Aturan peralihan dan tambahan.

2.5 Tata Urutan Perundang-Undangan RI


Tata urutan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia sejak orde
lama, orde baru, hingga sekarang ini telah mengalami beberapa perubahan.Pada
awalnya, tercantum dalam TAP MPR No.V/MPR/173 dan TAP MPR
No.IX/MPR/1978. Di era reformasi tata urutan peraturan perundangan itu diubah
dengan keluarnya TAP MPR No.III/MPR/2003 kemudian pada tahun 2004 tata
aturan perundangan disusun berdasarkan UU No. 10 Tahun 2004 yang isinya
sebagai berikut :
1) UUD 1945
2) Undang-undang/Perpu
3) Peraturan pemerintahan
4) Perpres
5) Perda

2.5 Pembagian kekuasaan dalam sistem konstitusi


Pembagian kekuasaan dalam sistem konstitusi yang berlaku di
Indonesia mengalami beberapa kali perubahan sejak tahun 1945. Perubahan-
perubahan yang terjadi adalah sebagai berikut.
1. Periode 18 Agustus 1945–27 Desember 1949, UUD 1945 (Sebelum
Amandemen).
2. Periode 27 Desember 1949–17 Agustus 1950 berlaku Konstitusi RIS
1949.
3. Periode 17 Agustus 1950–5 Juli 1959 berlaku UUD Sementara 1950.
4. Periode Orde Lama (1959–1966).

7
5. Periode Orde Baru (1966–1999).
6. UUD 1945 Periode 19 Oktober 1999 — Sekarang (Sesudah Amandemen).

Pada periode saat ini (UUD 1945 sesudah amandemen) pengaturan pembagian
kekuasaan di Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Badan legislatif, terdapat DPR dan DPD yang bertugas membentuk Undang-
undang.
2. Badan eksekutif terdapat Presiden dan Wakil Presiden yang dipilih oleh
rakyat yang bertugas melaksanakan undang-undang.
3. Badan yudikatif, terdapat Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan
Komisi Yudisial; di bidang pengawasan keuangan ada BPK yang bertugas
mengawasi pelaksanaan Undang-undang, memeriksa dan mengadilinya.

2.6 Konstitusi Yang Pernah Berlaku di Indonesia


Ada empat tahap perkembangan konstitusi di Indonesia sebagai berikut.
a. Undang Undang Dasar 1945 ( 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 )
UUD 1945 mulai berlaku pada tanggal 18 Agustus 1945. Rumusan uud
1945 sebenarnya menggunakan rumusan hasil sidang BPUPKI yang sudah
mengalami perubahan dan penyempurnaan ditetapkan pada sidang PPKI. UUD
1945 terdiri dari tiga bagian sebagai berikut.
1) Pembukaan UUD 1945 terdiri atas 4 alinea
Pembukaan UUD 1945 yang terdiri dari empat alinea itu juga
mempunyai pokok pokok pikiran yang sangat penting sebagai berikut
a) Negara Indonesia adalah suatu negara yang berdasarkan paham
negara persatuan
b) Dasar negara adalah pancasila, yaitu ketuhanan yang maha esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia.

8
2) Batang Tubuh UUD 1945 terdiri atas 16 Bab, 37 Pasal, serta 4 Pasal
aturan peralihan dari 2 Pasal Aturan Tambahan.
Batang tubuh UUD 1945, yang dipertegas dalam penjelasan
UUD 1945, mengatur tentang sistem pemerintahan negara.
3) Penjelasan Resmi UUD 1945.

b. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (27 Desember 1949 – 17 Agustus


1950)
Konstitusi RIS mulai berlaku setelah Ratu Juliana menandatangani
piagam pengakuan kedaulatan RIS di Amsterdam, 27 Desember 1949.
Penandatanganan piagam tersebut merupakan rangkaian dari konferensi meja
bundar (KMB) yang diadakan di Den Haag Belanda, pada tanggal 23 Agustus
– 2 September 1949.
Konstitusi RIS adalah sebuah konstitusi yang bersifat sementara, yang
dalam waktu secepat cepatnya, konstituante bersama dengan pemerintah akan
menetapkan konstitusi baru menggantikan konstitusi ini.
Bentuk negara menurut konstitusi ini adalah negara serikat dan negara
dilakukan oleh pemerintah bersama sama Dewan Perwakilan Rakyat.
Sistematika dari konstitusi RIS 1949 sebagai berikut.
1. Mukadimah terdiri atas 4 alinea
2. Batang tubuh terdiri atas 6 Bab dan 197 Pasal
3. Lampiran.

c. Undang Undang Dasar Sementara 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1955)
Pada tanggal 17 Agustus 1950 akhirnya RIS dibubarkan oleh Presiden
Soekarno selaku Presiden RIS pada saat itu dan di proklamasikan
terbentuknya negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada saat itu pula dibentuk panitia yang diketuai oleh Prof. Dr. Mr.
Soepomo yang bertugas untuk membuat UUDS 1950 yang terdiri dari 147
Pasal. UUDS 1950 memiliki sistematika sebagai berikut.

9
1. Mukadimah terdiri dari 4 alinea. Namun rumusannya tidak sama dengan UUD
1945
2. Batang tubuh terdiri atas 6 Bab dan 146 alinea
3. Tidak ada penjelasan.
Berdasarkan UUDS 1950, bentuk negara, pemerintahan, dan kabinet
adalah sebagai berikut.
1. Bentuk negara : negara kesatuan
2. Bentuk pemerintahan : republik
3. Bentuk kabiineet : parlementer

d. Undang Undang Dasar 1945 (5 Juli 1959 – Sekarang)


Pelaksanaan UUDS 1950 tidak berjalan baik, bahkan menimbulkan
kekacauan berbagai bidang. Oleh karena itu, tidak mungkin lagi mempertahankan
UUDS 1950 yang mempergunakan demokrasi liberal.
Akhirnya pada tanggal 5 Juli 1959 presiden mengeluarkan dekret yang
salah satu isinya kembali menggunakan UUD 1945. Sejak saat itulah, bangsa
Indonesia kembali memakai konstitusi UUD 1945. Berdasarkan UUD 1945,
bentuk negara, bentuk pemerintahan, dan kabiner sebagai berikut.
1. Bentuk negara : negara kesatuan
2. Bentuk pemerintahan : republik
3. Bentuk kabinet : presidensial
Sistematika UUD 1945 sebagai berikut
1. Pembukaan terdiri atas 4 alinea
2. Batang tubuh terdiri atas 16 Bab dan 37 Pasal
3. Penutup terdiri atas penjelasan umum dan penjelasan khusus.
Setelah masa Orde Baru berakhir bangsa Indonesia memasuki masa
Reformasi. Masa Reformasi ditandai dengan keterbukaan dan transparansi di
segala bidang. Untuk menyelaraskan perkembangan zaman yang semakin
kompleks, konstitusi pun harus diadakan perubahan atau amandemen.

10
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Hubungan hukum warga negara dengan negara yang baik adalah hubungan
hukum yang sederajat dan timbal balik antara warga negara sesungguhnya tidak ada
perbedaan kedudukan tinggi atau rendah, baik itu warga negara dan negara memilki
kedudukan yang sama dan sederajat. Apa yang menjadi hak warga negara menjadi
kewajiban negara dan berlaku sebaliknya. Dengan posisi yang sederajat dan timbal
balik, maka antara keduanya dapat-dapat saja saling menggugat mankala hak dan
kewajiban yang timbul dari keduanya diabikan.Artinya warga negara dapat
menggugat pemerintah negara itu jika hak-haknya tidak dipenuhi sebaliknya pula
negara dapat menuntut balik warga negara untuk memenuhi kewajibannya.
Indonesia sendiri memiliki sebuah konstitusi yang merupakan sebuah
gambaran dan penjelasan tentang mekanisme lembaga-lembaga negara.Lebih itu di
dalamnya ditemukan kedudukan hak dan kewajiban warga negara sendiri.Begitu
pentingnya kehadiran konstitusi di sebuah negara yang sulit dibayangkan bagaimana
sebuah negara jika mengalami krisis konstitusi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bakkary, Noor Ms. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta : Pustaka


Pelajar. 2012. Winarno. Pancasila dan UUD 1945. Yogyakarta: Ombak Dua.2014.
Thaib, Dahlan. Teori dan Hukum Konstitusi. Jakrta: Raja Grafindo Persada.
2008.
Hamudi, Jazim. Pendidikan Kewarganegaraan “Paradigma Terbaru Untuk
Mahasiswa”.Bandung: Alfabeta. 2013.
Syahuri, Tufiqurrahman. Tafsir Konstitusi Berbagai Aspek Hukum. Jakarta:
Pranada Media Group. 2008.

12

Anda mungkin juga menyukai