Dosen Pembimbing :
Nama Kelompok 2 :
S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIILIAM BOOTH
SURABAYA
2019
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugrahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun makalah
Kewarganegaraan “Konstitusi Negara Indonesia” yang bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Kewarganegaraan.
Makalah ini kami susun secara cepat dengan bantuan dan dukungan dari
Betrick Maria Dwi J. Baga, SST., M.Kesselaku dosen pembimbing mata kuliah
Kewarganegaraan
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa hasil makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Sehingga saya selaku penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk masyarakat Indonesia
umumnya.
Penyusun
ii
Daftar Isi
Cover
Kata Pengantar .............................................................................................................. i
Daftar Isi......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konstutusi ............................................................................................. 2
2.2 Sejarah Konstitusi ................................................................................................... 2
2.3 Cara mengubah konstutusi ....................................................................................... 3
2.4 Tata Urutan Perundang-Undangan RI ..................................................................... 7
2.5 Pembagian kekuasaan dalam sistem konstitusi ........................................................ 8
2.6 Konstitusi Yang Pernah Berlaku di Indonesia ....................................................... 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 12
i
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 Sejarah Konstitusi
Konstitusi sebagai suatu kerangka kehidupan politik telah disusun melalui dan
oleh hukum.Yaitu sejak zaman sejarah Yunani dimana mereka telah mengenal
beberapa kumpulan hukum pada masa kejayaan Athena.Pemahaman pada masa itu
henyalah merupakan suatu kumpulan dari peraturan serta adat kebiasaan semata-
mata.
Kemudian pada masa Kekaisaran Roma pengertian konstitusi memperoleh
tambahan arti sebagai suatu kumpulan ketentuan serta peraturan yang dibuat oleh
para kaisar.Termasuk didalam nya pernyataan pendapat para ahli hukum serta adat
kebiasaan setempat disamping pada undang-undang.
Konstitusi Roma mempunyai pengaruh cukup besar sampai abad
pertengahan.Dimana konsep tentang kekuasaan tertinggi dari para kaisar Roma telah
menjelma dalam bentuk umum di Perancis. Bahkan kegandrungan orang Romawi
akan masa orde telah memberikan inspirasi bagi tumbuhnya paham “Demokrasi
Perwakilan” dan “Nasionalisme”. Dua paham inilah merupakan cikla bakal
munculnya paham konstitusi modern
Pada abad pertengahan corak konstitusi bergeser ke arah feodilisme yang
mengandung pengertian bahwa tanah dikuasai oleh para tuan tanah. Suasana seperti
ini dibarengi oleh adanya keyakinan bahwa setiap orang harus mengabdi pada salah
satu tuannya. Sehingga raja yang semestinya mempunyai status lebih tinggi dari pada
tuan rumah dan menjadi tidak mendapat tempat. Pada abad VII (zaman klasik)
lahirlah konstitusi Madinah yang dibentuk pada awal masa klasik Islam tepatnya
sekitar tahun 622 M. Sedangkan di Eropa kontitusi, pihak raja lah yang memperoleh
kemenangan yaitu ditandai dengan semakin kokohnya absolutisme. Khususnya di
Perancis, Rusia, dan Australia pada abad ke-15.
Lain halnya di Inggris, kaum bangsawan lah yang mendapat kemenangan dan
sebagai puncak kemenangannya ditandai dengan pecahnya revolusi istana pada tahun
1688.Kemenangan kaum bangsawan dalam revolusi istana ini telah menyebabkan
berakhirnya absolutisme di Inggris, serta munculnya parlemen sebagai pemegang
kedaulatan.
3
Konstitusi sebagai UUD dalam hukum dasar yang mempunyai arti penting
atau sering disebut dengan konstitusi modern.Baru muncul bersamaan dengan
semakin berkembangnya sistem demokrasi perwakilan dan konsep nasionalisme.
Demokrasi perwakilan muncul sebagai pembunuhan rakyat akan kehadiran lembaga
legislatif. Lembaga ini diharapkan dapat membuatUUD untuk mengurangi serta
membatasi dominasi hak-hak raja.Alasan inilah yang mendudukan konstitusi sebagai
hukum dasar yang lebih tinggi daripada raja.Sekaligus terkandung maksud
memperkokoh lembaga perwakilan rakyat.Beralih pada masa perang dunia I tahun
1914 telah banyak memberikan dorongan yang dahsyat bagi konstitusionalisme.
Yaitu, dengan jalan menghancurkan pemerintahan yang tidak liberal dan menciptakan
negara baru dengan konstitusi yang berdasarkan demokrasi dan nasionalisme.5
4
Di Indonesia, prosedur perubahan diatur dalam pasal 37 UUD 1945 dan peraturan
lainnya seperti ketetapan MPR No.1/MPR/193 dan peraturan lainnya.Menurut pasal
37 UUD 1945.Menyebutkan :
1) Untuk mengubah UUD sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah anggota
MPR harus hadir.
2) Keputusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah
anggota yang hadir.
Sedang menurut Tap MPR No.1/MPR/1/93 tentang referendum, prosedur
perubahan UUD 1945 sebagai berikut :
1) Usul perubahan itu diajukan oleh sekurang-kurangnya 3 fraksi secara utuh
disertai tanda tangan peserta sidang.
2) Diadakan referendum
3) Hasil referendum sekurang-kurangnya 91% menyetujui perubahan UUD.6
5
yang ditetapkan 19 agustus 2000. Perubahan ketiga dilakukan pada ST MPR
tanggal 9 november 2001 sedangkan perubahan keempat dilaksanakan pada ST
MPR 10 agustus 2002 tentu saja dengan hasil amandemen tersebut terjadilah
perubahan dari segi redaksi, kontennya, maupun maknanya. Perubahan itu juga
ada pengurangan, ada penghapusan, ada penambahan, dan ada yang baru sama
sekali.
Diantara hasil perubahan yang prinsipil dari UUD 1945 hasil amandemen
antara lain :
1) Tentang MPR dimana anggotanya berasal dari hasil pemilu (tidak ada yang di
angkat).
2) Presiden dipilih langsung oleh rakyat.
3) Keberadaan DPH dihapus.
4) Munculnya lembaga yudikatif yaitu Mahkamah Konstitusi (MK).
5) Masa jabatan presiden maksimal 2 periode.
6) Ada pembatasan-pembatasan tentang wewenang presiden.
7) Dimasukannya tentang pasal-pasal hak asasi manusia.
8) Pemerintahan memperioritaskan anggran pendidikan miminal 20% dari
APBN dan APBD dan lain-lainnya.
6
4) Hubungan antara negara dan warga negara/penduduk.
5) Bendera dan bahasa.
6) Perubahan UUD.
7) Aturan peralihan dan tambahan.
7
5. Periode Orde Baru (1966–1999).
6. UUD 1945 Periode 19 Oktober 1999 — Sekarang (Sesudah Amandemen).
Pada periode saat ini (UUD 1945 sesudah amandemen) pengaturan pembagian
kekuasaan di Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Badan legislatif, terdapat DPR dan DPD yang bertugas membentuk Undang-
undang.
2. Badan eksekutif terdapat Presiden dan Wakil Presiden yang dipilih oleh
rakyat yang bertugas melaksanakan undang-undang.
3. Badan yudikatif, terdapat Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan
Komisi Yudisial; di bidang pengawasan keuangan ada BPK yang bertugas
mengawasi pelaksanaan Undang-undang, memeriksa dan mengadilinya.
8
2) Batang Tubuh UUD 1945 terdiri atas 16 Bab, 37 Pasal, serta 4 Pasal
aturan peralihan dari 2 Pasal Aturan Tambahan.
Batang tubuh UUD 1945, yang dipertegas dalam penjelasan
UUD 1945, mengatur tentang sistem pemerintahan negara.
3) Penjelasan Resmi UUD 1945.
c. Undang Undang Dasar Sementara 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1955)
Pada tanggal 17 Agustus 1950 akhirnya RIS dibubarkan oleh Presiden
Soekarno selaku Presiden RIS pada saat itu dan di proklamasikan
terbentuknya negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada saat itu pula dibentuk panitia yang diketuai oleh Prof. Dr. Mr.
Soepomo yang bertugas untuk membuat UUDS 1950 yang terdiri dari 147
Pasal. UUDS 1950 memiliki sistematika sebagai berikut.
9
1. Mukadimah terdiri dari 4 alinea. Namun rumusannya tidak sama dengan UUD
1945
2. Batang tubuh terdiri atas 6 Bab dan 146 alinea
3. Tidak ada penjelasan.
Berdasarkan UUDS 1950, bentuk negara, pemerintahan, dan kabinet
adalah sebagai berikut.
1. Bentuk negara : negara kesatuan
2. Bentuk pemerintahan : republik
3. Bentuk kabiineet : parlementer
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hubungan hukum warga negara dengan negara yang baik adalah hubungan
hukum yang sederajat dan timbal balik antara warga negara sesungguhnya tidak ada
perbedaan kedudukan tinggi atau rendah, baik itu warga negara dan negara memilki
kedudukan yang sama dan sederajat. Apa yang menjadi hak warga negara menjadi
kewajiban negara dan berlaku sebaliknya. Dengan posisi yang sederajat dan timbal
balik, maka antara keduanya dapat-dapat saja saling menggugat mankala hak dan
kewajiban yang timbul dari keduanya diabikan.Artinya warga negara dapat
menggugat pemerintah negara itu jika hak-haknya tidak dipenuhi sebaliknya pula
negara dapat menuntut balik warga negara untuk memenuhi kewajibannya.
Indonesia sendiri memiliki sebuah konstitusi yang merupakan sebuah
gambaran dan penjelasan tentang mekanisme lembaga-lembaga negara.Lebih itu di
dalamnya ditemukan kedudukan hak dan kewajiban warga negara sendiri.Begitu
pentingnya kehadiran konstitusi di sebuah negara yang sulit dibayangkan bagaimana
sebuah negara jika mengalami krisis konstitusi.
11
DAFTAR PUSTAKA
12