“ INTOLERANSI AKTIFITAS “
PPN XXVI
Oleh :
A. Pendahuluan
memerluka untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah
adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja,
dengan beraktivitas tubuh akan menjadi sehat, system pernafasan dan sirkulasi tubuh
akan berfungsi dengan baik, dan metabolism tubuh dapat optimal. Kemampuan aktivitas
fisik yang kurang memadai dapat menyebabkan beragam gangguan pada system
muskuloskletal seperti atrofi otot, sendi menjadi kaku dan juga menyebabkan
Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkan untuk
menjaga kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh, Latihan dapat memelihara
pergerakan dan fungsi sendi sehingga kondisinya dapat setara dengan kekuatan dan
fleksibilitas otot. Selain itu latihan fisik dapat membuat fungsi gastrointestinal dapat
bekerja lebih optimal dengan meningkatka selera makan orang tersebbut dapat
fisik secara adekuat maka hal tersebut dapat membuat otot abdomen menjadi lemah
melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari – hari yang harus atau yang
aktivitas sehari-hari. (Tim Pokja SDKI DPP, 2016). Selain itu intoleransi aktivitas juga
untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang ingin dilakukan atau
C. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Sistem muskuloskeletal terdiri dari kata muskulo yang berarti otot dan kata skeletal
yang berarti tulang. Muskulo atau muskular adalah jaringan otototot tubuh. Ilmu yang
mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot-otot tubuh adalah myologi. Skeletal
atau osteo adalah tulang kerangka tubuh, yang terdiri dari tulang dan sendi. Ilmu yang
mempelajari tentang skeletal atau osteo tubuh adalah osteologi. Muskulus (muscle)
otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia
menjadi energi mekanik atau gerak sehingga dapat berkontraksi untuk menggerakkan
rangka, sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan. Otot disebut alat gerak
aktif karena mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakkan tulang. semua sel-
sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi. otot membentuk 40-50%
berat badan, kira-kira sepertiganya merupakan protein tubuh dan setengahnya tempat
terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat. Terdapat lebih dari 600 buah otot
pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang
kerangka tubuh, dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit.
Sistem muskuloskeletal adalah sistem yang digunakan pada tubuh manusia yang
berfungsi sebagai lokomotor dan penopang bagi tubuh manusia. Merupakan sistem
yang sangat penting pada tubuh manusia. Kelainan pada sistem ini dapat mengganggu
1. Sistem Kerangka
Kerangka manusia terdiri dari beberapa jenis tulang dan tulang rawan. Tulang
adalah jaringan ikat yang bersifat kaku dan membentuk bagian terbesar kerangka,
serta merupakan jaringan penunjang tubuh utama. Tulang rawan atau cartilage
adalah sejenis jaringan ikat yang bersifat lentur dan membentuk bagian rangka
teretntu (seperti cartilage costalis). Perbandingan antara tulang dan tulang rawan
dalam kerangka berunah siring bertambahnya usia, makin muda usia makin besar
bagian tubuh kerangka yang merupakan tulang rawan (Moore et al., 2014)
Sistem rangka (206 tulang) dapat digolongkan menjadi tiga yaitu (Sloane,
b. Tengkorang
1) Tulang kranial, menutupi dan melindungi otak dan organ-organ
panca indera.
melekatnya gigi
tengkorak.
tungkat, dan tulang pectoral serta tonjolan pelvis yang menjadi tempat
Sistem rangka sebagai bagian dari tubuh manusia memiliki beberapa fungsi
sehingga manusia bisa beraktivitas secara normal sehari hari, fungsi itu adalah:
didalam tubuh.
2) Tulang Fungsi tulang dan dan rangka bagi tubuh antara lain :
fosfor.
3) Otot
Otot merupakan bagian tubuh yang berperan sebagai alat gerak aktif. Otot
otot.
4) Ligamen
Ligamen merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan tulang.
Contoh ligamen adalah ligamen yang terdapat pada lutut. Ligamen ini
5) Sendi
Sendi merupakan tempat pertemuan antara dua atau lebih ujung tulang
sendi mati, sendi kaku, dan sendi gerak. Pada sendi mati tidak dapat celah
dihasilkan sangat terbatas. Contohnya adalah sendi antara betis dan tulang
kering. Pada sendi gerak dapat terjadi gerakan bebas. Berdasarkan bentuk
(persendian pada ibu jari), sendi peluru (persendian antara pangkal paha dan
panggul), sendi engsel (persendian pada siku dan lutut), sendi putar
6) Sistem saraf
Sistem saraf merupakan sistem yang berfungsi mengatur kerja alat tubuh,
terdiri atas sel-sel saraf. Sel saraf merupakan sel yang peka terhadap
tiga jenis, yaitu sel saraf sensorik, sel saraf motorik, dan sel saraf konektor.
Sel saraf sensorik berfungsi menghantarkan impuls saraf dari indra ke otak
atau medula spinalis. Sel saraf motorik berfungsi menyampaikan impuls dari
otak atau medulla spinalis ke efektor, yaitu otot kelenjar tubuh. Sel saraf
konektor berfungsi meneruskan rangsang dari sel saraf sensorik ke sel saraf
motorik. Secara umum, impuls yang diterima oleh sel saraf akan diproses
oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat ini terdiri atas otak dan medulla
D. Etiologi
status kesehatan. Etiology dapat mencakup empat kategori yaitu : a) Fisiologis, Biologis
keadaan ketika individu mengalami keterbatasan gerak fisik dan mengalami penurunan
karbohidrat untuk energy.Menurut Tm Pokja SDKI DPP PPNI Revisi III, (2017) Etiologi
1. Tirah baring
2. Kelemahan
3. Imobilitas
Imobilitas, Gaya Hidup Monoton, Gaya Hidup Monoton disebabka karena beberapa
gejala yang muncul seperti Gejalah mayor dan Minor Gejalah Mayor Seperti mengeluh
lelah, sedangka Gejala minor Dispnea Saat atau setelah beraktivitas dan merasa badan
terasa lemah, faktor – faktor yang mempengaruhi aktivitas menurut Dr.Lyndom Saputra (
2013) Keadaan sakit atau cedera, tingkat energy, usia dan status perkembangan, Kondisi
Musulokletal karena berhubungan langsung dengan system saraf, jadi apabilah terjadi
gangguan pada saraf maka akan terjadi gangguan pada aktivitas, karena sistim persarafan
sangat berperan aktif dan juga berfungsi mengatur kerja alat tubuh, salah satunya adalah
alat – alat tubuh ynag terdapat pada sistim muskoloskletal yang berperan dalam
kebutuhan aktivitas
F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah
No Pemeriksaan Normal
peningkatan aktivitas hormon tiroid dapat meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan
akan insulin.
7) Urine
cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine : hijau (
8) Kultur pus Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Intoleransi Aktivitas pada pasien diabetes mellitus + diabetic foot adalah
a. Manajemen energi
Tindakan :
Observasi
Terapeutik
2. Anjurkan tirah baring Kolaborasi : Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
b. Terapi aktivitas
Tindakan :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
H. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan suatu proses menilai informasi yang dihasilkan dari pengkajian
skrining untuk menentukan normal atau tidak normal yang nantinya akan dipertimbankan
untuk menentukan diagnosis masalah atau risiko (Wilkinson, 2016). Pada pengkajian
perawat mengkaji adanya intoleransi aktivitas pada pasien berdasarkan data mayor minor
yang ada. Data mayor intoleransi aktivitas adalah Pasien mengatakan bahwa ia
merasakan letih setelah bekerja. Data minor intoleransi aktivitas setelah aktivitas, merasa
tidak nyaman setelah beraktivitas, merasa lemah, sianosis (Tim Pokja SDKI DPP, 2016)
a. Biodata Data
1. Identitas
Nama Lengkap : Tn M
Umur : 49 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama : Ny M
b. Analisa Data
Penekanan Saraf
Kelemahan Fisik
Keterbatasan Gerak
Intoleransi Aktivitas
c. Diagnosa keperawatan
adalah penilaian klinis terhadap respon klien terhadap masalah kesehatan dan proses
kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung secara aktual, potensial maupun
resiko yang bertujuan untuk memperoleh gambaran respon klien individu, keluarga dan
komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan. Intoleransi aktivitas masuk
kedalam kategori fisiologi dan sub kategori aktivitas dan istirahat (Tim Pokja SDKI DPP,
2016). Diagnosis keperawatan yang diangkat dalam masalah ini adalah intoleransi
1. Intoleransi Aktivitas
setelah perumusan diagnosis. Tahapan ini disebut dengan perencanaan keperawatan yang
menetapkan kriteria hasil dan menetapkan intervensi yang akan dilakukan. Penentuan
prioritas diagnosis keperawatan sangat penting dilakukan karena hal ini dapat
memudahkan perawat dalam menangani masalah keperawatn yang ada pada pasien serta
Intervensi Rasional
pemulihan
e. Evaluasi
Evaluasi adalah aspek penting dalam proses keperawatan karena kesimpulan yang ditarik
dari evaluasi dan menentukan intervensi harus diakhiri, dilanjutkan, atau diubah. Evaluasi
merupakan aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan, dan terarah pada pasien dan
professional kesehatan menentukan kemajuan klien mencapai tujuan atau hasil dan
Amin Huda Nuratif & Hardi Kusuma. (2015).Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
SDKI,DPP & PPNI, 2016 Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia Defenisi dan