Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH BIOMEDIK

SISTEM ORGAN PADA MANUSIA

Dosen Mata Kuliah :

Disusun Oleh : Kelompok 5

Almira Florint S Nur Aini Yatningsih

Eka Purnamasari Raspatie Eka Aditia R

Hestiana Putri Shifa Nur Khotijah

Ibnu Fadillah Tazkia Nurnisrina

Muhammad Fahrijal Juliawan Zahirah Rahmadian Budiman

PRODI KEPERAWATAN BOGOR

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah Sistem Organ pada Manusia ini sesuai dengan batas waktu yang telah
ditentukan. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita baginda
Rasulullah SAW, yang telah membawa manusia dari alam jahiliah menuju alam
yang berilmu seperti sekarang ini.

Makalah Sistem Organ pada Manusia ini dapat terselesaikan seperti


sekarang ini tak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu saya ucapkan terima
kasih kepda pihak pihak yang telah membantu proses pembuatan makalah ini.

Namun, kami menyadari bahwa makalah Sistem Organ pada Manusia ini


masih ada hal-hal yang belum sempurna dan luput dari perhatian kami. Baik itu
dari bahasa yang digunakan maupun dari teknik penyajiannya. Oleh karena itu,
dengan segala kekurangan dan kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca sekalian demi perbaikan makalah Sistem Organ pada
Manusia ini ke depannya.

Akhirnya, besar harapan kami makalah Sistem Organ pada Manusia ini


dapat memberikan manfaat yang berarti untuk para pembaca.

Bogor,03 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Gerak pada Manusia
A. Tulang
B. Otot
2.2 Sistem Pencernaan pada Manusia
A. Mulut
B. Kerongkongan
C. Lambung
D. Usus Halus
E. Anus
2.3 Sistem Pernapasan pada Manusia
A. Hidung
B. Tenggorokan
C. Paru-paru
2.4 Sistem Peredaran Darah pada Manusia
A. Jantung
B. Pembuluh Darah
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Manusia adalah organisme multiseluler yang kompleks di mana untuk


melangsungkan hidupnya membutuhkan kerja dari berbagai macam alat tubuh.
Tubuh tersusun atas sel-sel sebagai unit pembangun tubuh. Sel-sel yang memiliki
bentuk dan fungsi yang sama akan membentuk jaringan. Beberapa jaringan akan
menyatu untuk membentuk organ, dan organ-organ yang memiliki fungsi yang
bersesuaian akan membentuk sistem organ.
Sistem organ tersusun atas beberapa organ yang bekerja sama untuk
menjalankan fungsi tertentu. Misalnya saja sistem pencernaan kita yang terdiri
atas berbagai organ mulai dari mulut, lambung, hingga usus. Rusaknya salah satu
organ dalam suatu sistem akan mengganggu kerja dari keseluruhan sistem organ
tersebut. Apabila lambung mengalami kebocoran, tentu saja proses pencernaan
makanan akan mengalami gangguan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
pembahasan makalah ini adalah:
1. Bagaimana cara kerja sistem gerak pada manusia?
2. Bagaimana cara kerja sistem pencernaan pada manusia?
3. Bagaimana cara kerja sistem pernapasan pada manusia?
4. Bagaimana cara kerja sistem peredaran darah pada manusia?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Gerak pada Manusia

Alat gerak pada manusia dan hewan tingkat tinggi adalah


tulang dan otot. Tulang disebut alat gerak pasif, sedangkan otot
disebut alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi
sehingga dapat menggerakkan tulang.
a) Muskuler/Otot (Otot, tendon, ligament)
Otot adalah jenis jaringan lunak yang terlibat dalam
gerakan tubuh dan merupakan sumber kekuatan. Otot berfungsi
menghasilkan gerakan rangka, seperti kontraksi dan relaksasi
otot yang menempel pada rangka dapat menggerakkan rangka.
1.1 Otot
Jenis-jenis otot sebagai berikut:
a. Otot Rangka
Merupakan otot lurik, volunteer, dan melekat pada
rangka. Serabut ototnya sangat panjang sampai 30 cm
dan kontraksinya sangat cepat dan kuat.
b. Otot Polos
Merupakan otot yang tidak berlurik dan involunter.
Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga
seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding
tuba, seperti pada system repirasi, pencernaan,
reproduksi, urinaria, dan system sirkulasi darah.
c. Otot Jantung
Merupakan otot lurik. Disebut juga otot seran
lintang involunter. Otot ini hanya terdapat di jantung.
Bekerja terus menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot
jantung juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap
kali berdenyut.
1.2 Tendon
Adalah tali atau urat daging yang kuat dan bersifat
fleksibel, yang terbuat dari fibrous protein (kolagen).
Tendon berfungsi untuk melekatkan tulang dengan otot
satu dengan otot lainnya.
1.3 Ligamen
Adalah selubung (pembalut) yang sangat kuat, yang
merupakan jaringan elastis penghubung yang terdiri atas
kolagen. Ligament membungkus tulang dengan tulang yang
diikat oleh sendi.

b) Skeletal/Rangka (Tulang dan sendi)


2 Tulang
Susunan pada tulang terdiri dari tulang tengkorak, tulang
kerangka 25 buah, tulang belakang dan pinggul 26 buah,
tulang anggota gerak atas 64 buah, dan tulang anggota
gerak bawah 62 buah.
a. Tulang Tengkorak
Terdiri dari:
Os frontal (depan kepala), Os parietal (tulang ubun-
ubun), Os oksipital (tulang belakang kepala), Os
sfenoidal (tulang baji), Os etmoidal (tulang tapis), Os
temporal (tulang pelipis), Os skuamosa (tulang karang),
Os petrosum (tulang keras).
b. Tengkorak Wajah
Hidung: Os larikmal (tulang air mata), Os nasal (tulang
hidung), Os maksilaris (tulang rahang atas), Os
zigomatikum (tulang pipi), Os mandibularis (rahang
bawah).
c. Kerangka Dada
Dibentuk oleh susunan tulang yang melindungi rongga
dada yang terdiri dari tulang dada (sternum): 1 buah,
tulang iga (kosta): 12 pasang, vertebra torakalis: 12
ruas
d. Kerangka Tulang Belakang dan Gelang Panggul
Ruas-ruas tulang belakang disusun oleh 33 buah tulang
dengan bentuk tidak beraturan. Ke 33 buah tulang
tersebut terbagi atas 5 bagian, yaitu:
1. 7 ruas pertama disebut tulang leher (vertebra
servikalis)
2. 12 ruas berikutnya membentuk tulang punggung
(vertebrata
torakalis)
3. 5 ruas berikutnya adalah tulang pinggang (vertebra
lumbalis)
4. 5 ruas tulang kelangkangan (sacrum) yang menyatu
berbentuk
segitiga terletak dibawah ruas-ruas tulang
pinggang.
5. Bagian bawah dari ruas-ruas tulang belakang
disebut tulang ekor
(cocxyc) tersusun atas 3 sampai 5 ruas tulang
belakang yang
menyatu.
e. Tulang Anggota Gerak Atas
Tersusun atas:
1. Tulang gelang bahu tersusun atas 2 klavikula
(belikat) dan 2 tulang scapula (selangka). Fungsi
dari tulang ini adalah tempat melekatnya sejumlah
oto yang memungkinkan terjadinya gerakan pada
sendi.
2. Humerus (tulang lengan atas)
3. Radius dan ulna (tulang pengumpil dan hasta)
4. Karpal (pergelangan tangan) tersusun atas 8 buah
tulang yang saling dihungungkan oleh ligament.
5. Metacarpal (telapak tangan)
6. Falanges (jari-jari) tersusun atas 14 buah tulang.
Setiap jari tersusun atas 3 buah tulang kecuali ibu
jari yang tersusun 2 buah tulang.
f. Tulang Anggota Gerak Bawah
Disusun oleh tulang:
1. Femur (tulang paha)
2. Tibia dan fibula (tulang kering dan tulang betis)
3. Patella dan tarsal ( tempurung lutut dan pergelangan
kaki)
4. Metatarsal dan falanges (telapak kaki dan jari-jari)
2.2 Sendi
Merupakan suatu engsel yang membuat anggota tubuh
dapat bergerak dengan baik, juga merupakan suatu
penghubung antara ruas tulang yang satu dengan yang lain
sehingga kedua tulang tersebut dapat digerakkan sesuai
dengan jenis persendian yang diperantainya.
a. Sendi pergelangan bahu ( art sternoklavikular)
b. Sendi siku ( art cubiti)
c. Sendi lengan bawah dan tangan (art radiocarpal)
d. Persendian gelang panggul
e. Sendi pergelangan kaki (art talo tibia fibularis)
f. Sendi loncat (art talo tarsalia)
g. Sendi kolumna vertebralis

B. SISTEM REPRODUKSI
Reproduksi Manusia adalah upaya Makhluk hidup
khususnya manusia untuk mewariskan sifat-sifat induknya kepada
keturnan berikutnya dan mempertahankan keletarian jenisnya.
a) Struktur dan Fungsi Reproduksi Pria
Organ reproduksi pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat
reproduksi yang tampak dari luar dan dalam tubuh.
a. Penis
Penis terdiri dari jaringan-jaringan otot, jaringan
spons yang lembut, pembuluh-pembuluh darah, dan
jaringan syaraf.
b. Buah Zakar (skrotum)
Skrotum terdiri dari kantong zakar (kantong pelir)
yang di dalamnya terdapat sepasang testis dan bagian-
bagian yang lainnya. Kulit luar tersebut disebut skrotum.
c. Testis
Testis merupakan alat untuk memproduksi sperma.
Untuk memproduksi sperma, diperlukan suhu yang sedikit
lebih rendah dari suhu tubuh. Skrotum mejaga suhu testis.
Jika suhu terlalu panas, skrotum mengembang. Jika suhu
dingin, skrotum mengerut sehingga testis lebih hangat. Di
dalam testis terdapat saluran-saluran halus yang disebut
saluran penghasil sperma (tubulus seminiferus). Dinding
sebelah dalam saluran tersebut terdiri dari jaringan
epitelium dan jaringan ikat. Di jaringan epithelium
terdapat :
a. Sel induk sperma (sprematogonium), yaitu calon
sperma
b. Sel sertoli yang berfungsi member makan sperma
c. Sel Leydig yang berfungsi menghasilkan hormon
testoteron.
d. Vas Defferent
Vas defferens merupakan saluran yang
menghubungkan testis dan kantong sperma. Vas defferens
berjumlah sepasang.Bagian ujungnya terletak di dalam
kelenjar prostat.
e. Kantong Sperma
Kantong sperma atau berjumlah sepasang dan
berfungsi untuk menampung sperma sebelum dikeluarkan
dari tubuh seorang pria.
f. Vesikula seminalis 
adalah pasangan kelenjar yang terletak di bagian
belakang-bawah kantung kemih dari pria. Kelenjar ini dapat
menyekresikan cairan untuk membentuk air mani. Sekitar
70% dari cairan mani manusia berasal dari vesikula
seminalis.
g. Proses Pembentukan Sperma
Proses pembentukan sperma, terjadi di dalam testis,
dan dipengaruhi oleh hormon FSH, LH, dan testosteron.
Mula-mula spermatogonium (2n) tumbuh menjadi
spermatosit primer (2n). Selanjutnya spermatosit primer
membelah secara meiosis menjadi 2 spermatosit sekunder
(n) pada meiosis I. Pada meiosis II, spermatosit sekunder
membelah menjadi spermatid (n). Spermatid mengalami
spermatozoa yang bersifat haploid (n). Spermatid
mengalami metamorposis menjadi spermatozoa yang
bersifat haploid (n). spermatogenesis menghasilkan 4
spermatozoa fungsional dari satu spermatosist primer.
b) Struktur dan Fungsi Reproduksi Wanita
Organ reproduksi bagian dalam seorang wanita terdiri atas
ovarium (indung telur), oviduk/tuba fallopi (saluran telur),
dan vagina.
a. Ovarium
Ovarium berjumlah sepasang dan berfungsi
menghasilkan sel telur (ovum). Ovarium terletak di
rongga perut tepatnya di daerah pinggang kiri dan
kanan. Ovarium diselubungi oleh kapsul pelindung
dan mengandung beberapa folikel. Setiap folikel
mengandung satu sel telur. Folikel merupakan
struktur, seperti bulatan-bulatan yang mengelilingi
oosit dan berfungsi menyediakan makanan dan
melindungi perkembangan sel telur. Sel telur yang
telah masak akan lepas dari ovarium. Peristiwa itu
disebut ovulasi. Selain menghasilkan sel telur,
ovarium juga berfungsi menghasilkan hormon
estrogen dan progesteron.
b. Tuba Fallopi
Tuba fallopi berjumlah sepasang dan
berfungsi menggerakkan ovum ke arah rahim
dengan gerakan peristaltik. Pembuahan sel telur
oleh sperma terjadi pada tuba fallopi, selanjutnya
ovum yang telah dibuahi bergerak ke rahim (uterus).
c. Uterus
merupakan tempat pertumbuhan dan
perkembangan embrio hingga dilahirkan. Rahim
manusia bertipe simpleks, artinya hanya mempunyai
satu ruangan. Pada wanita yang belum pernah
melahirkan, biasanya rahim berukuran panjang 7 cm
dan lebar 4 cm. Rahim bagian bawah mengecil dan
dinamakan serviks uteri, sedangkan bagian yang
besar disebut corpus uteri (badan rahim). Dinding
rahim terdiri atas tiga lapisan, yaitu perimetrium,
miometrium, dan endometrium.

d. Endometrium
menghasilkan banyak lendir dan
mengandung banyak pembuluh darah. Lapisan
inilah yang mengalami penebalan dan akan
mengelupas setiap bulannya, jika tidak ada zigot
yang menempel, yaitu saat terjadinya menstruasi.
e. Vagina
Vagina berfungsi sebagai organ
persetubuhan dan untuk melahirkan bayi. Organ
tersebut mempunyai banyak lipatan sehingga pada
saat melahirkan dapat mengembang. Dalam vagina
terdapat lendir yang dihasilkan oleh dinding vagina
dan oleh suatu kelenjar, yaitu kelenjar bartholini.
Selain organ reproduksi dalam, terdapat juga organ
reproduksi luar.
a. Vulva
Vulva merupakan celah paling luar dari organ
kelamin wanita. Vulva terdiri dari:
A. Mons pubis merupakan daerah atas dan
terluar dari vulva yang banyak mengandung
jaringan lemak. Pada masa pubertas daerah
atas ini mulai ditumbuhi rambut.
B. Labia mayora merupakan bibir luar vagina
yang tebal berlapiskan lemak.
C. labia minora, yaitu sepasang lipatan kulit
yang halus dan tipis, tidak dilapisi lemak.
D. Klitoris merupakan organ erektil yang dapat
disamakan dengan penis pada pria. Meskipun
klitoris secara structural tidak sama persis
dengan penis pada pria, namun klitoris juga
mengandung korpus kavernosa. Pada klitoris
terdapat banyak pembuluh darah dan ujung-
ujung saraf perasa.
E. Pada vulva bermuara dua saluran, yaitu
saluran uretra (saluran kencing) dan saluran
kelamin (vagina). Pada daerah dekat saluran
ujung vagina terdapat himen atau selaput
dara. Himen merupakan selaput mukosa yang
banyak mengandung pembuluh darah.

C. SISTEM KARDIOVASKULER

Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulasi darah yang


terdiri dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang
berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi
keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses
metabolisme tubuh. Sistem kardiovaskuler memerlukan banyak
mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat
merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah meningkatkan
aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada
keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak di arahkan pada
organ-organ vital seperti jantung dan otak yang berfungsi
memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.

Fungsi sistem kardiovaskuler adalah memberikan dan


mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan
organ tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme. Namun
secara umum Fungsi Sistem Kardiovaskuler memiliki fungsi:

a. Mengangkut nutrisi, oksigen dan hormon ke seluruh tubuh dan


melepaskan limbah metabolik (karbon dioksida, limbah nitrogen).

b. Perlindungan tubuh oleh sel darah putih, antibodi dan protein


komplemen yang beredar dalam darah dan mempertahankan tubuh
terhadap mikroba asing dan toksin. Mekanisme pembekuan juga
turut serta melindungi tubuh dari kehilangan darah setelah cedera

c. Pengaturan suhu tubuh, pH cairan dan kadar air sel

d. Bagaimanapun sistem kardiovaskuler, memerlukan fungsi


kooperatif sistem lain untuk mempertahankan komposisi darah dan
sebagainya untuk melestarikan homeostasis intraseluler. Misalnya,
pencernaan dan organ ekskretori yang berperan dalam menjaga.

Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem transpor tertutup yang


terdiri atas:

a. Jantung, sebagai organ pemompa.

b.  Komponen darah, sebagai pembawa materi oksigen dan nutrisi.

c.  Saluran darah, sebagai media yang mengalirkan komponen


darahKetiga komponen tersebut harus berfungsi dengan baik agar
seluruh jaringan dan organ tubuh menerima suplai oksigen dan
nutrisi yang kuat.

1) Jantung

Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di


pusat dada. Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke
seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil metabolisme
(karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan
mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruhtubuh dan
memompanya ke  dalam paru-paru, dimana darah akan mengambil
oksigen dan membuang karbondioksida.
 Jantung kemudian mengumpulkan darahyang kaya oksigen dari
paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh. Sistem
Kardiovaskuler terdiri dari darah,jantung dan pembuluh darah.
Jantung terletak di dalam mediastinum di rongga dada. 2/3 nya
terletak di bagian kiri, 1/3 nya terletak di bagian kanan dari garis
tengah tubuh.
A. Fisiologi Jantung Sistem pengaturan jantung
a. Serat Purkinje adalah serabut otot jantung khusus yang mampu
mengantar impuls dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan
hantaran serabut otot jantung. Hantaran yang cepat di
sepanjang sistem Purkinje memungkinkan atrium berkontraksi
bersamaan, kemudian diikuti dengan kontraksi ventrikular
yang serempak, sehingga terbentuk kerja pemompaan darah
yang terkoordinasi.
b. Nodus sinoatrial (nodus SA)
1. Lokasi. Nodus SA adalah suatu massa jaringan otot jantung
khusus yang terletak di dinding posterior atrium kanan tepat
di bawah permukaan vena kava superior.
2. Nodus SA melepaskan impuls sebanyak 72 kali permenit,
frekuensi irama yang lebih cepat dibandingkan dalam
atrium (40 sampai 60 kali permenit), dan ventrikel (20 kali
permenit). Nodus ini dipengaruhi saraf simpatis dan
parasimpatis sistem saraf otonom, yang akan mempercepat
atau memperlambat iramanya.
3. Nodus SA mengatur frekuensi kontraksi irama, sehingga
disebut pemacu jantung (pacemaker).
c. Nodus atrioventrikular (nodus AV)
1. Lokasi. Impuls menjalar di sepanjang pita serat purkinje
pada atrium, menuju nodus AV yang terletak di bawah
dinding posterior atrium kanan.
2. Nodus AV menunda impuls seperatusan detik, sampai
ejeksi darah atrium selesai sebelum terjadi kontraksi
ventrikular.
d. Berkas AV (berkas His)
1. Lokasi. Berkas AV adalah sekelompok besar serat purkinje
yang berasal dari nodus AV dan membawa impuls di
sepanjang septum interventrikular menuju ventrikel. Berkas
ini dibagi menjadi percabangan berkas kanan dan kiri.
2. Percabangan berkas kanan memanjang di sisi dalam
ventrikel kanan. Serabut bercabang menjadi serat-serat
purkinje kecil yang menyatu dalam serat otot jantung untuk
memperpanjang impuls.
3. Percabangan berkas kiri memanjang di sisi dalam ventrikel
kiri dan bercabang ke dalam serabut otot jantung kiri.
2) Siklus Jantung
Siklus jantung menggambarkan semua kegiatan jantung selama
satu detak jantung penuh yaitu, dari melalui satu kontraksi dan
relaksasi kedua serambi dan ventrikel. Peristiwa kontraksi (baik
serambi maupun ventrikel) disebut sistol, dan peristiwa relaksasi
disebut diastol. Siklus jantung meliputi gambaran kegiatan sistol dan
diastol pada serambi dan ventrikel, volume darah, dan perubahan
tekanan di dalam jantung dan aksi katup jantung.
1. Relaksasi isovolumetrik ventrikel adalah periode selama ventrikel
relaks dan katup AV dan katup memaruh bulan masih tertutup.
Volume ventrikel tidak berubah selama periode ini
(isovolumetrik).
2. Pengisian ventrikel dimulai ketika katup AV membuka dan darah
mengisi ventrikel. Ventrikel tetap berada dalam keadaan diastol
selama periode ini.
3. Kontraksi ventrikel (sistol ventrikel) dimulai ketika potensi aksi
nodus AV memasuki ventrikel, ventrikel terdepolarisasi, dan
kompleks QRS dapat diamati pada EKG
3) Komponen Darah
Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk
mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh.
Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-
zat sisa  metabolisme, dan mengandung berbagai bahan
penyusun sistemimun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari
berbagai penyakit.
4) Saluran Darah Jantung 
a. Peredaran Darah Kecil (Sirkulasi Pulmonal)
Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak
karbondioksida dari seluruh tubuh mengalir melalui 2 vena
berbesar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan.setelah
atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam
ventrikel kanan.
Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup
pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah
akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang
mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan
melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. 
Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena
pulmonalis menuju ke atrium kiri. Peredaran darah diantara bagian
kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi
pulmoner. 
Ventrikel kanan jantung –> Arteri pulmonalis –> paru-
paru –> vena pulmonalis –> atrium kiri jantung pulmonalis
jantung.

b. Peredaran Darah Besar (Sirkulasi Sistemik)


Darah dalam atrium kiri akan didorong ke dalam ventrikel
kiri, yang selanjutnya akan memompa darah yang kaya akan
oksigen ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri
terbesar dalam tubuh). Aorta ini bercabang menjadi arteri lebih
kecil yang mengantarkan darak ke gabian-bagian tubuh tertentu. 
Arteri ini bercabang dan beranting menjadi arteriol yang
mengantarkan darah ke tissu sel. Arteriol membentuk cabang-
cabang yaitu kapiler, tempat pertukaran zat antara tissu sel dengan
pembuluh darah terjadi.Lalu kapiler bersatu di venula.Venula-
venula bersatu menjadi vena yang membawa kembali darah ke
jantung.Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh,
kecuali paru-paru. 
Ventrikel kiri –> aorta –> arteri superior dan inferior –
> sel / jaringan tubuh –> vena cava inferior dan superior –>
atrium kanan jantung
c. Sirkulasi Portal
Sirkulasi Portal adalah sistem peredaran darah yang menuju
ke alat-alat pencernaan menuju ke hati, sebelum kembali ke
jantung.pembuluh darah portal berwarna coklat karena banyak
mengandung nutrien.
Darah dari lambung, usus, pankreas dan limpa
dikumpulkan oleh vena porta (pembuluh gerbang) didalam
hati.Vena ini bercabang membentuk kapiler-kapiler yang bersatu
dengan kapiler-kapiler arteri hepatika.Kemudian darah dibawa
menjelajahi organ hati dan dikumpulkan oleh vena hepatika.Vena
ini mengantarkan darah ke vena kava inferior dan masuk ke
jantung.

D. SISTEM LIMFATIK
Sistem limfatik (lymphatic system) atau sistem getah bening
membawa cairan dan protein yang hilang kembali ke darah .Cairan
memasuki sistem ini dengan cara  berdifusi ke dalam kapiler limfa
kecil yang terjalin di antara kapiler-kapiler sistem kardiovaskuler.
Apabila suda berada dalam sistem limfatik, cairan itu disebut limfa
(lymph) atau getah bening, komposisinya kira-kira sama dengan
komposisi cairan interstisial.
Sistem limfatik mengalirkan isinya ke dalam sistem
sirkulasi di dekat persambungan vena cava dengan atrium kanan.
Pembuluh limfa, seperti vena , mempunyai katup yang mencegah
aliran balik cairan menuju kapiler. Kontraksi ritmik (berirama)
dinding pembuluh tersebut membantu mengalirkan cairan ke dalam
kapiler limfatik. Seperti vena, pembuluhlimfa juga sangat
bergantung pada pergerakan otot rangka untuk memeras cairan
kearah jantung.
Di sepanjang pembuluh limfa terdapat organ yang disebut
nodus (simpul) limfa (lymph node) atau nodus getah bening yang
menyaring limfa. Di dalam nodus limfa terdapat jaringan ikat yang
berbentuk seperti sarang lebah denagn ruang-ruang yang penuh
dengan sel darah putih. Sel-sel darah putih tersebut berfungsi untuk
menyerang virus dan bakteri. Organ-organ limfa diantanya kelenjar
getah bening (limfonodus), tonsil, tymus, limpa ( spleen atau lien) ,
limfonodulus. System limfe terdiri dari pembuluh limfe, nodus
limfatik, organ limfatik, nodul limfatik, sel limfatik.
Pembuluh limfe merupakan muara kapiler limfe,
menyerupai vena kecil yang terdiri atas 3 lapis dan mempunyai
katup pada lumen yang mencegah cairan limfe kembali ke
jaringan. Kontraksi otot yang berdekatan juga mencegah limfe
keluar dari pembuluh.
Tonsil merupakan kelompok sel limfatik dan matrix extra
seluler yang dibungkus oleh capsul jaringan pemyambung, tapi
tidak lengkap.Terdiri atas bagian tengah (germinal center) dan
Crypti.Tonsil ditemukan dipharyngeal yaitu :
A. tonsil pharyngeal (adenoid), dibagian posterior naso pharynx
B. tonsil palatina, posteo lateral cavum oral
C. tonsil lingualis, sepanjang 1/3 posterior lidah

Nodus limfaticus terdapat di sepanjang jalur pembuluh limfe


berupa benda oval atau bulat yang kecil. Ditemukan berkelompok
yang menerima limfe dari bagian tubuh. Fungsi utama nodus
limfaticus untuk menyaring antigen dari limfe dan menginisiasi
respon imun. Timus terletak di mediastinum anterior berupa 2 lobus.
Pada bayi dan anak-anak, timus agak besar dan sampai ke
mediastinum superior.Timus terus berkembang sampai pubertas
mencapai berat 30 -50 gr. Kemudian mengalami regresi dan
digantikan oleh jaringan lemak Pada orang dewasa timus mengalami
atrofi dan hampir tidak berfungsi. Limpa terletak di Quadran atas kiri
abdomen, di inferior diaphragma yang memanjang dari iga 9 – 11,
terletak dilateralis ginjal dan posterolateral gaster.
a) Fungsi Sistem Limfa:
1. mengumpulkan dan mengembalikan cairan interstisiil,
termasuk protein plasma ke darah, sehingga membantu
mempertahankan keseimbanngan cairan (fluid balance).
2. mempertahankan tubuh terhadap penyakit dengan
memproduksi limfosit (Anonim, 2009)
3. menyerap lemak dari intestinum dan membawanya ke darah.
4. Mengeluarkan zat-zat toksik dan debris seluler dari jaringan
setelah infeksi atau kerusakan jaringan
5. Sistem limfatik mengendalikan kualitas aliran cairan dengan
cara menyaring melalui nodus-nodus limfe sebelm
mengmbalikanya ke sirkulasi (Anonim, 2008).
b) Faktor Pendorong Gerak Cairan Limfe
1. Pembuluh limfa mirip vena, punya katup yang bergantung
pada
2. pergerakan otot rangka untuk memecah cairan ke arah
jantung.
3. Perlawanan pertama yang dilakukan tubuh adalah dengan
respon immune non spesifik : sel makrofag dan cairan limfa.
Sehingga cairan limfatik mengalir melalui sistem limfatik
yang berfungsi juga dalam sirkulasi sistem immun seluler.
4. Karena fungsi dari sistem saluran limfe juga untuk
mengembalikan cairan dan protein dari jaringan kembali ke
darah melalui sistem limfatik, maka faktor pendorong gerak
cairan limfe juga dikarenakan adanya cairan yang keluar dari
kapiler darah.
c) Pembuluh Getah  Bening
 Pembuluh getah bening terdiri dari komponen-komponen :
1. Kapiler getah bening
Merupakan pembuluh Limfe yang terkecil,
membentuk anyaman yang luas & berakhir buntu.Fungsinya
adalah untuk menampung cairan Limfe yang berasal dari
masing2 kapiler.
Terdiri dari :
a. Saluran yang berdinding tipis
b. Dilapisi Endotel
c.  Lumen nya tidak teratur

d. Pembuluh getah bening yg lebih besar


Kapiler-kapiler getah bening bergabung dengan pembuluh
getah bening yang lebih besar. Terdiri dari saluran yang
dindingnya lebih tebal memiliki katub. Dindingnya terdiri dari 3
lapisan:
1. T. Intima terdiri dari : Endotel Sabut elastis
2. T. Media terdiri dari Sabut otot polos
3. T. Adventitia terdiri dari : Sabut kollagen,Sabut elastis,Sabut
otot polos.

e. Pembuluh Limfe besar


Merupakan gabungan dari pembuluh limfe, membentuk dua
pembuluh limfe utama:
1. Ductus Lymphaticus Dexter, menerima cairan limfe dari
bagian kanan atas tubuh
2. Ductus Thoracicus, menerima cairan limfe dari bagian tubuh
kiri & kanan saluran pencernaan makanan.Dindingnya
terdiri dari: T. Intima,EndotelSabut Kollagen & Elastis,T.
Media: Beberapa lapis otot polosdan T. Adventitia,Sabut
Kollagen Sabut Elastis dan otot polosPada T. Adventitia
terdapat Vasa Vasorum. Zat yang terdapat pada cairan limfe
yaitu, air, glukosa, lemak, garam, protein 0,85.
f. Proses Jalannya Limfe
Proses jalan limfe di mulai dari keluarnya cairan, yang
disebut cairan interstisiil yang mengandung zat-zat makanan
didalamnya keluar dari kapiler darah. Setelah keluar dari kapiler
darah kemudian masuk ke dalam jaringan-jaringa
disekelilingnya. Kemudian akan memberikan zat-zat makanan
dari jaringan. Kemudian setelah itu cairan tersebut akan
berkumpul di lekak-lekak jaringan yang kecil sekali. Dari lekak-
lekak tersebut limfe mengalir melalui jalan-jalan limfe. Proses
masuknya seperti pada susunan jalan darah, pertama limfe itu
masuk kedalam kapiler. Lalu antara kapiler yang satu dengan
yang lain bertemu dan akhirnya menjadi besar yaitu pembuluh
limfe. Pada akhirnya jalan-jalan limfe akhirnya menjadi dua
buah, yaitu ductus thoracicus dan ductus lymphaticus dexter.
Pada ductus thoracicus ini dimulai dari sebuah perluasan
yang dinamakan systerna cycli. pada ductus thoracicus ini
menerima limfe dari isi badan dari seluruh pasangan belakang
dari dinding dada, dinding perut, daerah bahu sebelah kiri, leher
sebelah kiri dan kepala sebelah kiri. Sedangkan untuk truncus
lymphaticus dexter, pangkalnya menreima limfe dari sebagian
besar dinidng dada sebelah kanan, kepala sebelah kanan, leher
sebelah kanan dan bahu sebelah kanan, kelenjar limfe yang ada
ditempat semuanya itu berkumpul di kelenjar limfe sebelah
kanan, yang terletak di dekat pintu masuk dada., dari
perkumpulan tersebut terdiri dari 3-4 pangkal, dan akhirnya
menjadi satu yaitu ductus lymphaticus dexter.
Pembuluh limfe ini lebih kecil dan dindingnya lebih tipis
dari pembuluh darah. Sebelum limfe dialirkan kedalam darah
limfe ini akan disaring di nodus-nodus limfatikus. karena limfe
saat di lekak-lekak jaringan dapat terdapat kuman penyakit dan
benda-benda debu seperti zat arang. Jadi sebelum dialirkan
kedalam pembuluh darah limfe-limfe tersebut disaring terlebih
dahulu. Pembersihan tersebut terjadi di nodus limfatikus atau di
kelenjar-kelenjar limfe. Dan kuman-kuman tersebut yang
tertahan disana akan dimusnahkan oleh limfosit yang terdapat di
kelenjar-kelenjar limfe. Terkadang terdapat kuman yang lebih
kuat, hal demikina dapat terjadi, bila terdapat kuman-kuman
nanah, dan akibatnya kelenjar tersebut akan bernanah. Dan
kelenjar-kelanjar limfe juga bisa berwarna hitam bila terdapat
seperti zat arang. Setelah masuk ke vasa darah, limfe tersebut
pertama akan dibawa ke ren, dir en tersebut zat-zat yang ada di
dalam cairan tersebut akan dikeluarakan. Didalam pembuluh
limfe juga terdapat klep-klep sehingga cairan limfe tidak bisa
kembali.

E. SISTEM RESPIRASI
Respirasi atau bernapas adalah mengambil oksigen
dari udara dan menghantarkannya ke jaringan. Di jaringan oksigen
nantinya akan dipergunakan untuk membakar glukosa sehingga
dihasilkan energi, dan energi tersebut dipergunakan untuk segala
aktivitas tubuh. Ampas dari peristiwa tersebut adalah CO2 dan
H2O yang kemudian kedua ampas tersebut dikeluarkan dari tubuh.
Sistem respirasi manusia dapat berlangsung berkat
keberadaan alat-alat pernafasan. Alat pernafasan manusia terdiri
dari rongga hidung, faring, trakea, bronkus, dan paru-paru. Bila
salah satu organ pernafasan tidak mampu berfungsi secara normal
maka bisa mempengaruhi kerja sistem pernafasan secara umum.
1. Fungsi Respirasi
a. Mengambil O2 (Oksigen) yang kemudian di bawa oleh
darah ke seluruh tubuh (sel – selnya) guna mengadakan
pembakaran.
b. Mengeluarkan CO2 (karbondioksida) yang terjadi
sebagai sisa dari pembakaran, kemudian di bawa oleh
darah keparu – paru untuk di buang ( karena tidak
berguna lagi oleh tubuh).
c. Menghangatkan dan melembabkan udara.

2. Organ Sistem Respirasi


a. Rongga Hidung
Hidung terdiri dari lubang hidung dan rongga
hidung. Didalam rongga hidung terdapat bulu hidung dan
selaput lender. Bulu hidung berfungsi menyaring udara
agar kotoran tidak masuk ke dalam saluran pernapasan.
Dan selaput lender yang ada didalam rongga hidung
berfungsi untuk mengatur suhu dan kelembapan udara
sesuai dengan tubuh.
b. Laring (pangkal tenggorokan)
Berfungsi untuk menempelnya selaput atau pita
suara.
c. Trakea (batang tenggorokan)
Terletak didepan kerongkongan dan terdiri dari
tulang-tulang rawan berbentuk cincin. Saat berbicara, katup
yang ada di trakea akan menutup sehingga saluran
makanan akan tertutup dan pernapasan terbuka, jika kita
sedang menelan katup pencernaan akan terbuka dan
pernapasan akan tertutup.
d. Bronkus (cabang batang tenggorokan)
Berbentuk cabang tenggorokan yang menyambung
antara trakea dan paru-paru.
e. Bronkiolus (anak cabang tenggorokan)
Percabangan bronkus yang ada didalam paru-paru.
Bronkiolus paru-paru sebelah kanan terdapat tiga lobus dan
paru-paru kiri dua lobus.
f. Paru-paru
Terletak di dalam rongga dada manusia, terdiri dari
bronkiolus, cabang dari bronkus dan alveolus yang
menrupakan ujung dari bronkus yang berfungsi sebagai
tempat pertukaran O2 dan CO2.

3. Fisiologi Sistem Pernafasan


Respirasi dibagi menjadi 2 bagian , yaitu respirasi eksternal
dimana proses pertukaran O2 & CO2 dari paru ke dalam  O2
masuk ke dalam darah dan CO2 + H2O masuk ke paru paru
darah.  kemudian dikeluarkan dari tubuh sedangkan respirasi
internal/respirasi sel dimana proses pertukaran O2 &  peristiwa
CO2 di tingkat sel biokimiawi untuk proses kehidupan.
System respirasi bekerja melalui 3 tahap berikut ini:
a. Ventilasi
Merupakan proses pertukaran udara antara atmosfer
dengan alveoli, terdiri dari inspirasi (masuknya udara ke
paru-paru) dan ekspresi (keluarnya udara dari paru-
paru) secara bergantian sehingga udara di alveolus lama
yang telah ikut serta dalam pertukaran O2 dan CO2
dengan darah kapiler paru dapat ditukar dengan udara
atmosfer segar.
b. Difusi
Setelah alveoli ditukar dengan udara segar, tahapan
selanjutnya terjadi adalah difusi oksigen dari alveoli ke
pembuluh darah paru dan difusi karbondioksida kearah
sebaliknya. Pertukaran gas antara udara alveolus dan
pembuluh darah paru terjadi melalui membrane di
seluruh bagian terminal paru, yaitu membrane alveolus
berkapiler tipis. Yang mendorong untuk terjadinya
pertukaran ini adalah selisih tekanan parsial antara
daerah dan fase gas.
c. Perfusi
Adalah penyebaran darah yang sudah teroksigenasi
ke seluruh paru dan jaringan tubuh. Bila oksigen telah
berdisfusi dari alveoli ke dalam darah pru, oksigen
terutama di transport dalam bentuk gabungan dengan
hemoglobin ke kapiler jaringan dimana oksigen
dilepaskan untuk dipergunakan oleh sel. Dalam sel
jaringan oksigen bereaksi dengan berbagai bahan
makanan membentuk sejumlah besar karbondioksida.
CO2 ini masuk kedalam kapiler jaringan dan di
transport kembali ke paru.
d. Transpot gas
Selanjutnya terjadi proses transportasi oksigen ke
sel-sel yang membutuhkan melalui darah dan
pengangkutan karbondioksida sebagai sisa metabolism
ke kapiler paru. Sekitar 97-98,5% oksigen di
transportasikan dengan cara berkaitan dengan
Hemoglobin, sisanya larut dalam plasma. Sekitar 5-7%
CO2 larut dalam plasma, 23-30% berkaitan dengan Hb
dan 65-70% dalam bentuk ion bikarbonat.

F. SISTEM GASTROINTESTINAL
1. Pengertian Proses Pencernaan
Adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan
penyederhanaan dan pemilihan bahan makanan menjadi zat
makanan yang dapat diserap oleh tubuh kita sehingga zat
makanan tersebut dapat digunakan oleh sel-sel tubuh secara
fisik maupun kimia.
2. Organ Yang Terrlibat
a. Oral (mulut)
Didalam mulut terdapat berbagai alat yang dapat berfungsi
membantu proses pencernaan diantaranya gigi, lidah, dan
enzim ptyalin. Mulut merupakan tempat pertama terjadinya
proses pencernaan baik secara mekanik yang dilakukan
dengan gigi maupun secara kimiawi yang bekerjasama
dengan kelenjar ludah.
b. Esofagus (kerongkongan)
Sebelum menuju lambung, makanan harus melewati
kerongkongan terlebih dahulu. Kerongkongan adalah
saluran panjang dan tipis sebagai jalan makanan yang telah
dikunyah dari mulut ke lambung.
c. Lambung
Anatomi lambung terbagi menjadi lima bagian, yaitu:
1. Kardiak, adalah bagian ujung lambung teratas yang
berhubungan langsung dengan esophagus. Bagian ini
menjadi tempat pertama masuknya makanan setelah
dari kerongkongan. Pada ujung lambung ini terdapat
sfingter kardiak, cincin otot yang berfungsi sebagai
kelp untuk mencegah makanan yang sudah masuk ke
lambung naik ke kerongkongan.
2. Fundus, setelah memasuki kardiak, makanan kemudian
disalurkan menuju fundus. Fundus adalah area yang
berbentuk lengkungan di bagian atas lambung dan
terletak dibawah diafragma. Bagian lambung yang satu
ini menjadi tempat makanan mulai mengalami proses
pencernaan.
3. Badan lambung, tempat makanan dicerna dan diproses
menjadi bentuk kecil-kecil dengan bantuan enzim
lambung.
4. Antrum, bagian terbawah lambung. Berfungsi sebagai
tempat menampung makanan yang sudah dicerna
sebelum disalurkan menuju usus halus.
5. Pylorus, anatomi lambung paling akhir yang terhung
langsung dengan usus halus. Terdapat sfingter pylorus
yang berfungsi sebagai katup yang mengatur keluarnya
makanan dari lambung menuju duodenum dan
mencegah makanan yang sudah disalurkan ke
duodenum agar tidak kembali ke lambung.
d. Usus Halus
Disinilah proses pencernaan secara kimiawi terjadi dan
proses penyerapan sari makanan.di dalam usus dua belas
jari bermuara dua saluran, yaitu:
1. Saluran empedu, berasal dari kantung empedu di hati.
Empedu dihasilkan oleh hati berfungsi untuk
mengemulsikan lemak pada makanan.
2. Saluran pankreas, mengandung enzim seperti enzim
amilase, enzim tripsin dan enzim lipase..
Didalam usus kosong, makanan mengalami pencernaan
secara kimiawi oleh enzim yang dihasilkan dinding usus,
sehingga makanan menjadi semakin halus dan cenderung
encer. Enzim yang dihasilkan antara lain, lactase, eripsin
atau dipeptidase, maltase, disakraidase, peptidase, sukrase,
dan lipase.
e. Kolon (usus besar)
Sisa makanan masuk ke usus besar. Kolon terdidi dari tiga
bagian yaitu, kolon naik, kolon datar, dan kolon turun,.
Kolon memiliki tambahan usus yang disebut umpai cacing
atau apendiks. Di dalam usus besar, sisa makanan
mengalami pembusukan. Hal ini dibantu oleh bakteri
Escherichia coli, air dan garam mineral dari sisa makanan
tersebut akan diserap oleh usus kembali. Setlah itu sisa
makanan dikeluarkan melalui anus dalam bentuk feses.
f. Anus
Bagian terakhir dari saluran pencernaan merupakan bagian
yang menggelembung disebut rectum. Rectum dan anus
merupakan lubang tepat pembuangan feses dari tubuh.
G. SISTEM ENDOKRIN
1. Pengertian
Kelenjar Endokrin yaitu Organ yang menghasilkan hormon
yang tidak memiliki duktus / pembuluh / saluran (duct),
sehingga hormon yang dihasilkan didistribusikan ke seluruh
tubuh melalui pembuluh darah.
2. Struktur Kelenjar Endokrin
Kelenjar endokrin mensekresi substansi kimia yang langsung
dikeluarkan ke dalam pembuluh darah dan sekresinya disebut
dengan hormone.
3. Struktur Sistem Endokrin
a. Kelenjar eksokrin: melepas sekresi ke dalam ductus pada
permukaan tubuh. Cth: kulit atau organ internal
b. Kelenjar endokrin: melepas sekresi langsung ke dalam
darah. Cth: Hepar, pankreas, payudara, kelenjar larikmalis.
4. Fungsi Sistem Endokrin
Berfungsi bertanggung jawab untuk mengatur berbagai
fungsi tubuh melalui pelepasan hormone seperti metabolism,
tumbuh kembang, fungsi dan reprosuksi seksual, tekanan darah,
nafsu makan, dan siklus tidur.
5. Kelenjar Endokrin dan Hormon yang di Hasilkan
a. Hipofisis atau Pituitari
Terletak didalam otak, tepatnya dibawah hipotalamus.
Setelah mendapat rangsangan dari hipotalamus, kelenjar
hipofisis akan memproduksi hormone yang akan membantu
mengatur pertumbuhan, produksi dan pembakaran energi,
menjaga tekanan darah, seta berbagai fungsi pada organ
tubuh lainnya.
b. Kelenjar Tiroid
Terletak dibawah leher bagian depan ini menghasilkan
hormone tiroid yang mengatur metabolism tubuh. Hormone
ini juga bberperan dalam pertumbuhan dan perkembangan
tulang otak dan sistem saraf pada anak-anak. Selain itu,
hormone tiroid juga membantu menjaga tekanan darah,
detak jantung, dan fungsi reproduksi.
c. Kelenjar Paratiroid
Dua pasang kelenjar kecil yang tertanam disetiap sisi
permukaan kelenjar tiroid. Kelenjar ini melepas hormone
paratiroid yang berfungsi untuk mengatur kadar kalsium
dalam darah dan metabolism tulang.
d. Hipotalamus
Mengeluarkan hormone yang merangsang dan menekan
pelepasan hormone yang disekresikan menuju kelenjar
hipofisis melalui arteri. Hipotalamus juga mengeluarkan
hormone somatostatin yang menyebabkan kelenjar pituitari
menghentikan pelepasan hormone pertumbuhan. Letaknya
berada di tengah bagian bawah otak memiliki peran penting
dalam pengaturan rasa kenyang, metabolism, dan suhu
tubuh.
e. Kelenjar Adrenal
Berbentuk segitiga yang berada diatas setiap ginjal.
Bagian luar kelenjar ini menghasilkan hormone yang
disebut kortikostiroid, yang mengatur metabolism, fungsi
seksual, sistem kekebalan tubuh, serta keseimbangan garam
dan air dalam tubuh. Dan bagian dalam atau medulla
adrenal menghasilkan hormone yang disebut katekolamin
yang berfungsi untuk membantu tubuh mengatasi tekanan
fisik dan emosional dengan meningkatkan denyut jantung
dan tekanan darah.
f. Kelenjar Reproduksi
Pria dan wanita memiiliki kelenjar reprosuksi yang
berbeda. Pada pria terdapat di testis yang mengeluarkan
hormone androgen yang memengaruhi banyak karakteristik
pria seperti perkembangan seksual, pertumbuhan rambut
wajah dan produksi sperma. Sementara pada wanita terletak
di ovarium yang menghasilkan estrogen dan progesterone
serta sel telur. Hormone tersebut mengontrol perkembangan
karakteristik wanita seperti pertumbuhan payudara,
menstruasi, dan kehamilan.
g. Pankreas
Memiliki fungsi pencernaan dan hormonal mislanya
pankreas eksokrin yang mengeluarkan enzim pencernaan.
Selain itu, terdapat pankreas endokrin yang mengeluarkan
hormone insulin serta glucagon yang mengatur kadar gula
dalam darah.

6. Cara kerja sistem endokrin


a. Hormon, Reseptor, dan Interaksi Sel
Hormon endokrin dilepaskan oleh kelenjar spesifik
dan bergerak ke seluruh tubuh dalam aliran darah untuk
mencapai saluran sel, yang akan memberikan efek tertentu.
Setiap hormon mengenali sel target mereka dari banyak sel
lain dalam tubuh melalui reseptor yang ada pada sel, yang
dapat mereka ikat. Reseptor kemudian memulai
serangkaian reaksi kimia di dalam sel untuk menghasilkan
efek hormon yang dimaksudkan.
b. Regulasi Hormonal
Berbagai proses dalam sistem endokrin membantu
mengatur sekresi hormon dan tindakan yang dihasilkan. Ini
sangat penting bagi tubuh untuk mempertahankan kontrol
atas aksi hormon. Dengan kata lain, regulasi diperlukan
untuk memungkinkan hormon untuk memulai reaksi yang
diinginkan ketika dibutuhkan dan membawanya ke akhir
setelah tindakan telah selesai. Misalnya, ketika tubuh
ditekankan, kelenjar hipotalamus mulai mengeluarkan
hormon pelepas kortikotropin (CRH) ke dalam darah. Ini
berjalan menuju saluran sel yang memiliki zat yang
berfungsi dalam merangsang pelepasan hormon
adrenocorticotrophic (ACTH). ACTH kemudian bergerak
dalam darah ke kelenjar adrenal, untuk merangsang sel-sel
korteks adrenal yang mengeluarkan hormon kortisol.
Ketika tubuh telah beradaptasi atau bereaksi cukup
terhadap stres dan tubuh tidak lagi membutuhkan energi
lebih banyak, sekresi kortisol terputus oleh umpan balik
negatif. Artinya, semakin tinggi konsentrasi hormon
kortisol dalam darah ‘beri tahu 'hipotalamus bahwa
tindakan telah selesai. Akibatnya, hipotalamus berhenti
mengeluarkan hormon pelepas kortikotropin dan produksi
kortisol berkurang.
c. Peraturan Kimia
Bahan kimia juga dapat mengatur pelepasan
hormon, seperti ketika kelenjar endokrin merespons
perubahan konsentrasi bahan kimia dalam tubuh. Misalnya,
hormon paratiroid yang memiliki fungsi yang cukup
penting bagi kesehatan di dalam tubuh Ketika kadar
kalsium dalam darah turun di bawah ambang tertentu,
kelenjar paratiroid mulai mengeluarkan lebih banyak
hormon paratiroid, yang membantu meningkatkan
konsentrasi kalsium dalam aliran darah. Setelah kadar
kalsium naik ke tingkat yang cukup untuk memenuhi fungsi
seluler normal dalam tubuh, produksi hormon akan
berkurang.
d. Regulasi Saraf Tiruan
Sistem saraf juga dapat mempengaruhi pelepasan
hormon dalam tubuh. Misalnya, selama proses persalinan,
kepala janin mendorong ke arah leher rahim. Stimulasi
saraf di serviks mengaktifkan pelepasan hormon oksitosin
dari kelenjar hipofisis untuk meningkatkan frekuensi dan
intensitas kontraksi uterus, dan untuk membebaskan
seluruh zat yang berada di dalam tubuh. Tidak seperti
regulasi hormon dan kimia, ini adalah umpan balik positif,
di mana reaksi menyebabkan peningkatan stimulus awal
dan respons lebih lanjut. Hormon hanya berhenti diproduksi
ketika bayi lahir dan tekanan pada serviks berkurang.

H. SISTEM SARAF
Sistem saraf terdiri dari otak, sumsum tulang belakang,
organ-organ sensorik, dan semua saraf yang menghubungkan
organ-organ ini dengan seluruh tubuh. Sistem saraf bertugas
mengoordinasikan setiap tindakan bagian tubuh dengan
mengirimkan sinyal ke dan dari berbagai bagian tubuhnya.
Bersama-sama, setiap organ ini bertanggung jawab untuk
mengendalikan tubuh dan komunikasi di antara bagian-bagiannya.
Sistem saraf manusia itu sendiri terbagi menjadi dua, yaitu
sistem saraf pusat dan saraf tepi. Saraf pusat terdiri dari otak dan
sumsum tulang belakang, sementara saraf tepi terdiri dari sistem
saraf somatik dan otonom.

1. fungsi dan bagian sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat berfungsi menerima informasi dari


semua area tubuh dan kemudian mengkoordinasikan semua arus
lalu lintas tersebut untuk menghasilkan respons tubuh. Organ
tubuh yang termasuk dalam sistem saraf pusat manusia meliputi:

a. Otak adalah mesin pengendali utama dari segala fungsi tubuh


termasuk sensasi, pikiran, gerakan, kesadaran, dan memori
atau ingatan.

b. Sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang langsung


terhubung ke otak melalui batang otak dan kemudian
mengalir sepanjang ruas tulang belakang. Sumsum tulang
belakang berfungsi membawa informasi dari berbagai bagian
tubuh ke otak dan sebaliknya.
c. Neuron adalah blok sel yang membangun sistem saraf pusat.
Miliaran sel-sel saraf ini dapat ditemukan di seluruh tubuh
dan berkomunikasi satu sama lain untuk menghasilkan
respons dan tindakan fisik. Diperkirakan ada 86 miliar neuron
yang ada di otak, belum lagi yang ada di seluruh tubuh.

2. Fungsi dan bagian sistem saraf tepi

Saraf tepi fungsinya menghubungkan respon sistem saraf


pusat ke organ tubuh dan bagian lainnya di tubuh Anda. Saraf
ini meluas dari sistem saraf pusat ke area terluar tubuh sebagai
jalur penerimaan dan pengiriman rangsangan dari dan ke otak.
Saraf yang membentuk sistem saraf tepi dinamakan sebagai
akson. Dalam beberapa kasus, saraf ini sangat kecil tetapi
beberapa ikatan saraf ada yang bentuknya besar dan dapat
dilihat jelas oleh mata.

a. Sistem saraf somatic

Sistem ini terdiri dari serabut saraf perifer. Fungsi


saraf ini mengambil informasi sensorik atau sensasi dari
organ perifer seperti kulit, dan nantinya dibawa ke sistem
saraf pusat. Pada saraf somatik juga terdiri serabut saraf
motor yang keluar dari otak dan membawa pesan untuk
menggerakkan tubuh yang dibantu oleh otot rangka.
Misalnya, saat menyentuh termos panas, saraf sensorik
membawa informasi bahwa ini adalah sensasi panas ke
otak. Nah, setelah itu, saraf motorik memberi tahu otak
untuk menggerakkan otot-otot tangan untuk segera
menghindar, melepas atau menarik tangan dari termos
panas tersebut. Keseluruhan proses ini terjadi kurang lebih
dalam waktu satu detik.
b. Sistem saraf otonom

Ada dua bagian lagi dari saraf ini:

1. Sistem simpatik

Sistem ini mengatur respons perlawanan dari dalam


tubuh ketika ada ancaman pada diri Anda. Sistem ini
juga mempersiapkan tubuh untuk mengeluarkan energi
dan menghadapi potensi ancaman di lingkungan. Contoh,
ketika Anda sedang cemas atau takut saraf simpatik akan
memicu memicu respons dengan mempercepat detak
jantung, meningkatkan laju pernapasan, meningkatkan
aliran darah ke otot, mengaktifkan kelenjar produksi
keringat, dan melebarkan pupil mata.Ini dapat membuat
tubuh merespon dengan cepat dalam situasi gawat
darurat.

2. Sistem parasimpatik

Sistem ini gunanya menjaga fungsi tubuh normal


setelah ada sesuatu yang mengancam diri Anda. Setelah
ancaman berlalu, sistem ini akan memperlambat detak
jantung, memperlambat pernapasan, mengurangi aliran
darah ke otot, dan menyempitkan pupil mata. Ini
memungkinkan kita untuk mengembalikan tubuh ke
kondisi rileks yang normal.

I. SISTEM URINARIA

Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dal
am tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan untuk
membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh g
injal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urine disaring d
idalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhir
nya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Ciri – Ciri urine normal:

1. Volume

Urine rata – rata : 1L – 1,5L setiap hari; tergantung luas permu


kaan tubuh dan intake cairan.

2. Warna

Kuning bening oleh adanya urobilinogen. Secara normal warna


dapat berubah, tergantung jenis bahan/obat yang dimakan.

3. Bau

Urine baru memiliki bau khas sebab adanya asam – asam yang
mudah menguap. Urine yang lama baunya tajam sebab adanya
NH3 dari pemecahan ureum dalam urine. Bau yang busuk kare
na adanya nanah dan kuman – kuman. Sedangkan bau yang ma
nis karena adanya asetan.

5. Berat jenis urine

Normal                  : 1,002-1,045

Rata – rata             : 1,008

6. pH urine

Kurang lebih pH = 6 atau sekitar 4,8 – 7,5 dengan rekasi pada


kertas lakmus: urine asam: merah, urine basa: biru.

a. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Uranisasi

Proses pembentukan urin dipengaruhi oleh dua faktor  yaitu faktor inter


nal dan faktor eksternal:

1. Factor internal
a. Hormon Antideuritik (ADH)

Hormon antideuritik dikeluarkan oleh kelenjar saraf hipofifi


s (neuroehipofisis). Pengeluaran hormon ini ditentukan oleh re
septor khusus di dalam otak yang secara terus menerus mengen
dalikan tekananan osmotik darah (kesetimbangan konsentrasi a
ir dalam darah). Oleh karena itu, hormon ini akan mempengaru
hi proses reabsorpsi  air pada tubulus  kontortus distal, sehingg
a permeabilitas sel terhadap air akan meningkat. Oleh karena c
ara bekerja dan pengaruhnya inilah, hormon tersebut disebut se
bagai hormon antideuritik.

Jika tekanan osmotik darah naik, yaitu pada saat dalam kea
daan dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh (saat kehausan ata
u banyak mengeluarkan keringat), konsentrasi air dalam darah
akan turun. Akibat dari kondisi tersebut, sekresi ADH meningk
at dan dialirkan oleh darah menuju ke ginjal. ADH selain meni
ngkatkan permeabilitas sel terhadap air, juga mengkatkan perm
eabilitas saluran pengumpul, sehingga memperbesar sel salura
n pengumpul. Dengan demikian air akan berdifusi ke luar dari
pipa pengumpul, lalu masuk ke dalam darah. Keadaan tersebut
akan berusaha memulihkan konsentrasi air dalam darah. Namu
n akibatnya, urine yang dihasilkan menjadi sedikit dan lebih pe
kat.

b. Hormon Insulin

Hormon insulin adalah hormon yang dikeluarkan oleh pula


u langerhans dalam pankreas. Hormon insulin berfungsi mengatur
gula dalam darah. Penderita kencing manis (diabetes mellitus) me
miliki konsentrasi hormon insulin yang rendah, sehingga kadar gul
a dalam darah akan tinggi. Akibatnya terjadi gangguan reabsorpsi d
idalam  urine masih terdapat glukosa.

c. Saraf
Stimulus pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan
duktus afferen. Hal ini menyebabkan aliran darah ke glomerulus m
enurun dan tekanan darah menurun sehingga filtrasi kurang efektif.
Hasilnya urine yang diproduksi meningkat.
d. Tonus Otot
Tonus otot yang memiliki peran penting dalam membantu proses
berkemih adalah otot kandung kemih, otot abdomen dan pelvis. Keti
ganya sangat berperan dalam kontraksi pengontrolan pengeluaran uri
ne.
e. Usia
Pengeluaran urine usia balita lebih sering karena balita belum bisa
mengendalikan rangsangan untuk miksi dan makanan balita lebih ba
nyak berjenis cairan sehingga urine yang dihasilkan lebih banyak sed
angkan pengeluaran urin pada lansia lebih sedikit karena setelah usia
40 tahun, jumlah nefron yang berfungsi biasanya menurun kira-kira
10% tiap tahun.

2. Faktor Eksternal
a. Zat-zat diuretik :
Misalnya teh, kopi, atau alkohol dapat menghambat reabsorpsi ion
Na+. Akibatnya ADH berkurang sehingga reabsorpsi air terhambat
dan volume urin meningkat.
b. Suhu Lingkungan
Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menja
ga suhunya dengan mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kul
it sehingga darah akan lebih banyak yang menuju organ tubuh, di a
ntaranya ginjal. Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya sama
kin banyak, maka pengeluaran air kencing pun banyak.
c. Gejolak emosi dan stress
Jika seseorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya akan
meningkat sehingga banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu, p
ada saat orang berada dalam kondisi emosi, maka kandung kemih a
kan berkontraksi. Dengan demikian, maka timbullah hasrat ingin b
uang air kecil.
d. Jumlah Air yang diminum
Jumlah air yang diminum tentu akan mempengaruhi konsentrasi air
dalam darah. Jika meminum banyak air, konsentrasi air dalam dara
h akan tinggi, dan kosentrasi protein dalam darah menurun, sehingg
a filtrasi menjadi berkurang. Selain itu, keadaan seperti ini menyeb
abkan darah lebih encer, sehingga sekresi ADH akan berkurang. M
enurunnya filtrasi dan berkurangnya ADH akan menyebabkan men
urunnya penyerapan air, sehingga urine yang dihasilkan akan meni
ngkat dan encer.
e. Kondisi Penyakit
Kondisi penyakit dapat memengaruhi produksi urine, seperti diabet
es melitus.
f. Life stye dan aktivitas
Seorang yang suka berolahraga, urine yang terbentuk akan lebih se
dikit dan lebih pekat karena cairan lebih banyak digunakan untuk m
embentuk energi sehingga cairan yang dikeluarkan lebih banyak da
lam bentuk keringat.

b. Pembentukan Urine
1. Filtrasi (Penyaringan)
Filtrasi terjadi di badan Malpighi yang di dalamnya terdapat
glomerulus yang dikelilingi sangat dekat oleh kapsula Bowman. Te
kanan hidrostatik darah didalam kapiler dan tekanan oncotik (gaya
tarik sifat atau sistem koloid agar air tetap berada dalam plasma dar
ah di intravaskuler. Arti lain dari tekanan onkotik adalah tekanan os
motic yang dihasilkan oleh protein (albumin)) dari cairan di dalam
Bowman space (area antara glomerulus dan kapsula bowman; meru
pakan bagian yang mengumpulkan filtrate glomerular, yang menyal
urkan ke segmen pertama dari tubulus proksimal) merupakan kekua
tan untuk proses filtrasi.
Proses filtrasi terjadi ketika darah yang mengandung air, ga
ram, gula, urea dan zat – zat lain serta sel – sel darah dan molekul p
rotein masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga
mendorong air dan komponen – komponen yang tidak dapat larut,
melewati pori – pori endothelium kapiler glomerulus, kecuali sel –
sel darah dan molekul protein. Kemudian menuju membran dasar d
an melewati lempeng filtrasi, masuk ke dalam ruang kapsula Bowm
an. Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsula Bowman disebut filtra
t glomerulus atau urine primer. Urine primer ini mengandung: air, p
rotein, glukosa, asam amino, urea, dan ion anorganik. Glukosa, ion
anorganik dan asam amino masih diperlukan tubuh.

2. Reabsorbsi (Penyerapan Kembali)


Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Ole
h karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorpsi secara aktif p
ada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sis
a serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang masih ber
guna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa s
ampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrate dikeluarkan da
lam urine. Tiap hari tabung ginjal mereabsorpsi lebih dari 178 liter
air, 1200 gr garam, dan 150 gr glukosa. Sebagian besar dari zat-zat
ini direabsorpsi beberapa kali. Reabsorpsi terjadi di tubulus kontort
us proksimal dan lengkung Henle serta menghasilkan urine sekund
er (filtrate tubulus).
Proses tahap ini dilakukan oleh sel – sel epithelium di selur
uh tubulus ginjal. Banyaknya zat yang direabsorpsi tergantung keb
utuhan tubuh saat itu. Zat – zat yang direabsorpsi antara lain: gluko
sa, asam amino, ion ion Na+, K+, Ca2+, Cl-, HCO3-, dan HbO42-, seda
ngkan kadar urea menjadi lebih tinggi.
Proses rebasorpsi : mula – mula urine primer masuk dari glomerulus k
e tubulus kontortus proksimal, kemudian mulai direabsoprsi hingga m
encapai lengkung Henle. Zat – zat yang direabsorpsi di sepanjang tubu
lus ini adalah glukosa ion Na+, air dan ion Cl–. Setiba di lengkung Hen
le, volume filtrate telah berkurang. Hasil tahap reabsorpsi ini dinamak
an urine sekunder atau filtrat tubulus.

3. Augmentasi (Pengeluaran)
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mula
i terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan l
ewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi
lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan ba
u pada urine. Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat ma
kanan yang bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lag
i bagi tubuh.
Karbondioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembaka
ran zat makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Ke
dua senyawa tersebut tidak berbahaya bila kadarnya tidak berlebihan.
Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat dipakai se
bagai dapar (penjaga kestabilan pH) dalam darah. Demikian juga H2O
dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut
(Sherwood.2001) Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan pro
tein, merupakan zat yang beracun bagi sel.
Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demik
ian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan diro
mbak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat
warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah merah yang dila
ksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yan
g akan dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna memberi warna pad
a tinja dan urine. Asam urat merupakan sisa metabolisme yang menga
ndung nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun leb
ih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air ren
dah.
Proses augmentasi: urine sekunder masuk ke dalam tubulus kontort
us distal, dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah mengandung
zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsorpsi aktif ion Na+ dan
Cl– dan sekresi H+ dan K+. Di tempat sudah terbentuk urine yang sesun
gguhnya yang tidak terdapat glukosa dan protein lagi, selanjutnya aka
n disalurkan ke tubulus kolektivus ke pelvis renalis disini terjadi urine
sesungguhnya. Kantung kemih merupakan tempat penyimpanan seme
ntara urine. Jika kantung kemih sudah penuh oleh urine, maka urine h
arus dikeluarkan dari tubuh, melalui saluran uretra.

c. Mixturisi
Mikturisi adalah proses pengosongan kandung kemih setela
h terisi dengan urine. Mikturisi melibatkan 2 tahap yaitu:
1. Kandung kemih terisi secara progresif (terus menerus) hingga teg
angan pada dindingnya meningkat melampaui nilai ambang batas;
keadaan ini akan mencetuskan tahap kedua
2. Adanya kemih atau, jika gagal, setidaknya akan menyebabkan kei
nginan berkemih yang disadari. Meskipun refleks mikturisi adalah
refleks medulla spinalis yang bersifat autonom (tak sadar), refleks
ini dapat dihambat atau difasilitasi oleh pusat – pusat di korteks se
rebri atau batang otak.

d. Refliks Mixturisi
Seiring dengan pengisian kandung kemih, mulai tampak pening
katan kontraksi mikturisi. Kontraksi ini dihasilkan dari refleks regan
g yang dipicu oleh reseptor regang sensorik di dalam dinding kandun
g kemih. Sinyal sensorik dari reseptor regang kandung kemih dikiri
mkan ke segmen sakralis dari medulla spinalis melalui saraf pelvis, d
an kemudian dikembalikan secara refleks ke kandung kemih melalui
serabut saraf parasimpatis dengan menggunakan persarafan yang sa
ma.
Bila kandung kemih hanya terisi sebagian, kontraksi mikturisi in
i biasanya akan berelaksasi secara spontan dalam waktu kurang dari
semenit, otot detrusor (otot yang melapisi dinding kandung kemih) b
erhenti berkontraksi, dan tekanan turun kembali ke nilai dasar. Ketik
a kandung kemih terus terisi, refleks mikturisi menjadi semakin serin
g dan menyebabkan kontraksi otot detrusor yang lebih kuat.
Sekali refleks mikturisi dimulai, refleks ini bersifat “regenerasi s
endiri”, yang artinya : kontraksi awal kandung kemih akan mengakti
fkan reseptor regang yang menyebabkan peningkat impuls sensorik y
ang lebih banyak ke kandung kemih dan uretra posterior, sehingga m
enyebabkan peningkatan refleks kontraksi kandung kemih selanjutny
a; jadi siklus ini akan berulang terus – menerus sampai kandung kem
ih mencapai derajat kontraksi yang cukup kuat. Kemudian, setelah b
eberapa detik sampai lebih dari semenit, refleks yang bergenerasi sen
diri ini mulai kelelahan dan siklus regeneratif pada refleks mikturisi
menjadi terhenti, memungkinkan kandung kemih berelaksasi. Jadi, r
efleks mikturisi merupakan sebuah siklus yang lengkap yang terdiri
dari:
a. Kenaikan tekanan secara cepat dan progresif
b. Periode tekanan menetap
c. Kembalinya tekanan kandung kemih ke nilai tonus basal (tingkat
ketegangan kontraktil yang tersisa di pembuluh darah)
Bila refleks mukturisi yang telah terjadi tidak mampu mengosong
kan kandung kemih, elemen persarafan pada refleks ini biasanya aka
n tetap dalam keadaan terinhibisi selama beberapa menit hingga 1 ja
m atau lebih, sebelum terjadi mikturisi berikutnya. Bila kandung ke
mih terus – menerus diisi, akan terjadi refleks mikturisi yang semaki
n sering dan semakin kuat. Bila refleks mikturisi sudah cukup kuat, a
kan memicu refleks lain yang berjalan melalui saraf pudendus ke sfi
ngter eksterna untuk menghambatnya. Jika inhibisi ini lebih kuat di d
alam otak dari pada sinyal konstruksi volunter ke sfingter eksterna,
maka akan terjadi pengeluaran urine, jika tidak, pengeluaran urine ti
dak akan terjadi hingga kandung kemih terus terisi dan refleks miktu
risi menjadi lebih kuat lagi.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tubuh kita terdiri atas berbagai macam bagian-bagian yang mempunyai
fungsi dan tugas berbeda-beda, antara lain mulut, hidung, kulit yang merupakan
bagian-bagian luar, sedangkan bagian dalam yaitu jantung, paru-paru, hati, ginjal,
dan lain-lain. Semua bagian-bagian tersebut dinamakan organ.
Jika dilihat dari hierarkinya, organ merupakan kumpulan dari berbagai
jaringan yang bekerja sama menjalankan satu fungsi yang sama. Misalnya, usus,
merupakan organ dalam yang tersusun dari berbagai macam jaringan, antara lain
jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan saraf. Jaringan-jaringan tersebut
bekerja sama dalam rangka menjalankan fungsi usus sebagai alat penyerapan. Ada
beberapa sistem organ dalam tubuh manusia antara lain, sistem organ pencernaan,
respirasi (pernapasan), gerak, peredaran darah, dan lain-lain.
3.2 Saran
Sistem organ merupakan sistem pembentuk tubuh kita yang fungsinya sangat
vital. Oleh karena itu kita harus menjaga kesehatan tubuh kita dengan sebaik-
baiknya dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang telah
diberikan kepada kita berupa tubuh yang sehat.

DAFTAR PUSTAKA
http://fiedel-monica.blogspot.com/2011/09/makalah-biologi-struktur-dan-
fungsi.html
http://erfanscah.blogspot.com/2014/09/sistem-organ-manusia.html
http://www.sridianti.com/pengertian-sistem-organ-tubuh.html
https://doc.lalacomputer.com/makalah-sistem-organ-pada-manusia/3/

Anda mungkin juga menyukai