2020
KATA PENGANTAR
Puji dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah Sistem Organ pada Manusia ini sesuai dengan batas waktu yang telah
ditentukan. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita baginda
Rasulullah SAW, yang telah membawa manusia dari alam jahiliah menuju alam
yang berilmu seperti sekarang ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Gerak pada Manusia
A. Tulang
B. Otot
2.2 Sistem Pencernaan pada Manusia
A. Mulut
B. Kerongkongan
C. Lambung
D. Usus Halus
E. Anus
2.3 Sistem Pernapasan pada Manusia
A. Hidung
B. Tenggorokan
C. Paru-paru
2.4 Sistem Peredaran Darah pada Manusia
A. Jantung
B. Pembuluh Darah
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
B. SISTEM REPRODUKSI
Reproduksi Manusia adalah upaya Makhluk hidup
khususnya manusia untuk mewariskan sifat-sifat induknya kepada
keturnan berikutnya dan mempertahankan keletarian jenisnya.
a) Struktur dan Fungsi Reproduksi Pria
Organ reproduksi pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat
reproduksi yang tampak dari luar dan dalam tubuh.
a. Penis
Penis terdiri dari jaringan-jaringan otot, jaringan
spons yang lembut, pembuluh-pembuluh darah, dan
jaringan syaraf.
b. Buah Zakar (skrotum)
Skrotum terdiri dari kantong zakar (kantong pelir)
yang di dalamnya terdapat sepasang testis dan bagian-
bagian yang lainnya. Kulit luar tersebut disebut skrotum.
c. Testis
Testis merupakan alat untuk memproduksi sperma.
Untuk memproduksi sperma, diperlukan suhu yang sedikit
lebih rendah dari suhu tubuh. Skrotum mejaga suhu testis.
Jika suhu terlalu panas, skrotum mengembang. Jika suhu
dingin, skrotum mengerut sehingga testis lebih hangat. Di
dalam testis terdapat saluran-saluran halus yang disebut
saluran penghasil sperma (tubulus seminiferus). Dinding
sebelah dalam saluran tersebut terdiri dari jaringan
epitelium dan jaringan ikat. Di jaringan epithelium
terdapat :
a. Sel induk sperma (sprematogonium), yaitu calon
sperma
b. Sel sertoli yang berfungsi member makan sperma
c. Sel Leydig yang berfungsi menghasilkan hormon
testoteron.
d. Vas Defferent
Vas defferens merupakan saluran yang
menghubungkan testis dan kantong sperma. Vas defferens
berjumlah sepasang.Bagian ujungnya terletak di dalam
kelenjar prostat.
e. Kantong Sperma
Kantong sperma atau berjumlah sepasang dan
berfungsi untuk menampung sperma sebelum dikeluarkan
dari tubuh seorang pria.
f. Vesikula seminalis
adalah pasangan kelenjar yang terletak di bagian
belakang-bawah kantung kemih dari pria. Kelenjar ini dapat
menyekresikan cairan untuk membentuk air mani. Sekitar
70% dari cairan mani manusia berasal dari vesikula
seminalis.
g. Proses Pembentukan Sperma
Proses pembentukan sperma, terjadi di dalam testis,
dan dipengaruhi oleh hormon FSH, LH, dan testosteron.
Mula-mula spermatogonium (2n) tumbuh menjadi
spermatosit primer (2n). Selanjutnya spermatosit primer
membelah secara meiosis menjadi 2 spermatosit sekunder
(n) pada meiosis I. Pada meiosis II, spermatosit sekunder
membelah menjadi spermatid (n). Spermatid mengalami
spermatozoa yang bersifat haploid (n). Spermatid
mengalami metamorposis menjadi spermatozoa yang
bersifat haploid (n). spermatogenesis menghasilkan 4
spermatozoa fungsional dari satu spermatosist primer.
b) Struktur dan Fungsi Reproduksi Wanita
Organ reproduksi bagian dalam seorang wanita terdiri atas
ovarium (indung telur), oviduk/tuba fallopi (saluran telur),
dan vagina.
a. Ovarium
Ovarium berjumlah sepasang dan berfungsi
menghasilkan sel telur (ovum). Ovarium terletak di
rongga perut tepatnya di daerah pinggang kiri dan
kanan. Ovarium diselubungi oleh kapsul pelindung
dan mengandung beberapa folikel. Setiap folikel
mengandung satu sel telur. Folikel merupakan
struktur, seperti bulatan-bulatan yang mengelilingi
oosit dan berfungsi menyediakan makanan dan
melindungi perkembangan sel telur. Sel telur yang
telah masak akan lepas dari ovarium. Peristiwa itu
disebut ovulasi. Selain menghasilkan sel telur,
ovarium juga berfungsi menghasilkan hormon
estrogen dan progesteron.
b. Tuba Fallopi
Tuba fallopi berjumlah sepasang dan
berfungsi menggerakkan ovum ke arah rahim
dengan gerakan peristaltik. Pembuahan sel telur
oleh sperma terjadi pada tuba fallopi, selanjutnya
ovum yang telah dibuahi bergerak ke rahim (uterus).
c. Uterus
merupakan tempat pertumbuhan dan
perkembangan embrio hingga dilahirkan. Rahim
manusia bertipe simpleks, artinya hanya mempunyai
satu ruangan. Pada wanita yang belum pernah
melahirkan, biasanya rahim berukuran panjang 7 cm
dan lebar 4 cm. Rahim bagian bawah mengecil dan
dinamakan serviks uteri, sedangkan bagian yang
besar disebut corpus uteri (badan rahim). Dinding
rahim terdiri atas tiga lapisan, yaitu perimetrium,
miometrium, dan endometrium.
d. Endometrium
menghasilkan banyak lendir dan
mengandung banyak pembuluh darah. Lapisan
inilah yang mengalami penebalan dan akan
mengelupas setiap bulannya, jika tidak ada zigot
yang menempel, yaitu saat terjadinya menstruasi.
e. Vagina
Vagina berfungsi sebagai organ
persetubuhan dan untuk melahirkan bayi. Organ
tersebut mempunyai banyak lipatan sehingga pada
saat melahirkan dapat mengembang. Dalam vagina
terdapat lendir yang dihasilkan oleh dinding vagina
dan oleh suatu kelenjar, yaitu kelenjar bartholini.
Selain organ reproduksi dalam, terdapat juga organ
reproduksi luar.
a. Vulva
Vulva merupakan celah paling luar dari organ
kelamin wanita. Vulva terdiri dari:
A. Mons pubis merupakan daerah atas dan
terluar dari vulva yang banyak mengandung
jaringan lemak. Pada masa pubertas daerah
atas ini mulai ditumbuhi rambut.
B. Labia mayora merupakan bibir luar vagina
yang tebal berlapiskan lemak.
C. labia minora, yaitu sepasang lipatan kulit
yang halus dan tipis, tidak dilapisi lemak.
D. Klitoris merupakan organ erektil yang dapat
disamakan dengan penis pada pria. Meskipun
klitoris secara structural tidak sama persis
dengan penis pada pria, namun klitoris juga
mengandung korpus kavernosa. Pada klitoris
terdapat banyak pembuluh darah dan ujung-
ujung saraf perasa.
E. Pada vulva bermuara dua saluran, yaitu
saluran uretra (saluran kencing) dan saluran
kelamin (vagina). Pada daerah dekat saluran
ujung vagina terdapat himen atau selaput
dara. Himen merupakan selaput mukosa yang
banyak mengandung pembuluh darah.
C. SISTEM KARDIOVASKULER
1) Jantung
D. SISTEM LIMFATIK
Sistem limfatik (lymphatic system) atau sistem getah bening
membawa cairan dan protein yang hilang kembali ke darah .Cairan
memasuki sistem ini dengan cara berdifusi ke dalam kapiler limfa
kecil yang terjalin di antara kapiler-kapiler sistem kardiovaskuler.
Apabila suda berada dalam sistem limfatik, cairan itu disebut limfa
(lymph) atau getah bening, komposisinya kira-kira sama dengan
komposisi cairan interstisial.
Sistem limfatik mengalirkan isinya ke dalam sistem
sirkulasi di dekat persambungan vena cava dengan atrium kanan.
Pembuluh limfa, seperti vena , mempunyai katup yang mencegah
aliran balik cairan menuju kapiler. Kontraksi ritmik (berirama)
dinding pembuluh tersebut membantu mengalirkan cairan ke dalam
kapiler limfatik. Seperti vena, pembuluhlimfa juga sangat
bergantung pada pergerakan otot rangka untuk memeras cairan
kearah jantung.
Di sepanjang pembuluh limfa terdapat organ yang disebut
nodus (simpul) limfa (lymph node) atau nodus getah bening yang
menyaring limfa. Di dalam nodus limfa terdapat jaringan ikat yang
berbentuk seperti sarang lebah denagn ruang-ruang yang penuh
dengan sel darah putih. Sel-sel darah putih tersebut berfungsi untuk
menyerang virus dan bakteri. Organ-organ limfa diantanya kelenjar
getah bening (limfonodus), tonsil, tymus, limpa ( spleen atau lien) ,
limfonodulus. System limfe terdiri dari pembuluh limfe, nodus
limfatik, organ limfatik, nodul limfatik, sel limfatik.
Pembuluh limfe merupakan muara kapiler limfe,
menyerupai vena kecil yang terdiri atas 3 lapis dan mempunyai
katup pada lumen yang mencegah cairan limfe kembali ke
jaringan. Kontraksi otot yang berdekatan juga mencegah limfe
keluar dari pembuluh.
Tonsil merupakan kelompok sel limfatik dan matrix extra
seluler yang dibungkus oleh capsul jaringan pemyambung, tapi
tidak lengkap.Terdiri atas bagian tengah (germinal center) dan
Crypti.Tonsil ditemukan dipharyngeal yaitu :
A. tonsil pharyngeal (adenoid), dibagian posterior naso pharynx
B. tonsil palatina, posteo lateral cavum oral
C. tonsil lingualis, sepanjang 1/3 posterior lidah
E. SISTEM RESPIRASI
Respirasi atau bernapas adalah mengambil oksigen
dari udara dan menghantarkannya ke jaringan. Di jaringan oksigen
nantinya akan dipergunakan untuk membakar glukosa sehingga
dihasilkan energi, dan energi tersebut dipergunakan untuk segala
aktivitas tubuh. Ampas dari peristiwa tersebut adalah CO2 dan
H2O yang kemudian kedua ampas tersebut dikeluarkan dari tubuh.
Sistem respirasi manusia dapat berlangsung berkat
keberadaan alat-alat pernafasan. Alat pernafasan manusia terdiri
dari rongga hidung, faring, trakea, bronkus, dan paru-paru. Bila
salah satu organ pernafasan tidak mampu berfungsi secara normal
maka bisa mempengaruhi kerja sistem pernafasan secara umum.
1. Fungsi Respirasi
a. Mengambil O2 (Oksigen) yang kemudian di bawa oleh
darah ke seluruh tubuh (sel – selnya) guna mengadakan
pembakaran.
b. Mengeluarkan CO2 (karbondioksida) yang terjadi
sebagai sisa dari pembakaran, kemudian di bawa oleh
darah keparu – paru untuk di buang ( karena tidak
berguna lagi oleh tubuh).
c. Menghangatkan dan melembabkan udara.
F. SISTEM GASTROINTESTINAL
1. Pengertian Proses Pencernaan
Adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan
penyederhanaan dan pemilihan bahan makanan menjadi zat
makanan yang dapat diserap oleh tubuh kita sehingga zat
makanan tersebut dapat digunakan oleh sel-sel tubuh secara
fisik maupun kimia.
2. Organ Yang Terrlibat
a. Oral (mulut)
Didalam mulut terdapat berbagai alat yang dapat berfungsi
membantu proses pencernaan diantaranya gigi, lidah, dan
enzim ptyalin. Mulut merupakan tempat pertama terjadinya
proses pencernaan baik secara mekanik yang dilakukan
dengan gigi maupun secara kimiawi yang bekerjasama
dengan kelenjar ludah.
b. Esofagus (kerongkongan)
Sebelum menuju lambung, makanan harus melewati
kerongkongan terlebih dahulu. Kerongkongan adalah
saluran panjang dan tipis sebagai jalan makanan yang telah
dikunyah dari mulut ke lambung.
c. Lambung
Anatomi lambung terbagi menjadi lima bagian, yaitu:
1. Kardiak, adalah bagian ujung lambung teratas yang
berhubungan langsung dengan esophagus. Bagian ini
menjadi tempat pertama masuknya makanan setelah
dari kerongkongan. Pada ujung lambung ini terdapat
sfingter kardiak, cincin otot yang berfungsi sebagai
kelp untuk mencegah makanan yang sudah masuk ke
lambung naik ke kerongkongan.
2. Fundus, setelah memasuki kardiak, makanan kemudian
disalurkan menuju fundus. Fundus adalah area yang
berbentuk lengkungan di bagian atas lambung dan
terletak dibawah diafragma. Bagian lambung yang satu
ini menjadi tempat makanan mulai mengalami proses
pencernaan.
3. Badan lambung, tempat makanan dicerna dan diproses
menjadi bentuk kecil-kecil dengan bantuan enzim
lambung.
4. Antrum, bagian terbawah lambung. Berfungsi sebagai
tempat menampung makanan yang sudah dicerna
sebelum disalurkan menuju usus halus.
5. Pylorus, anatomi lambung paling akhir yang terhung
langsung dengan usus halus. Terdapat sfingter pylorus
yang berfungsi sebagai katup yang mengatur keluarnya
makanan dari lambung menuju duodenum dan
mencegah makanan yang sudah disalurkan ke
duodenum agar tidak kembali ke lambung.
d. Usus Halus
Disinilah proses pencernaan secara kimiawi terjadi dan
proses penyerapan sari makanan.di dalam usus dua belas
jari bermuara dua saluran, yaitu:
1. Saluran empedu, berasal dari kantung empedu di hati.
Empedu dihasilkan oleh hati berfungsi untuk
mengemulsikan lemak pada makanan.
2. Saluran pankreas, mengandung enzim seperti enzim
amilase, enzim tripsin dan enzim lipase..
Didalam usus kosong, makanan mengalami pencernaan
secara kimiawi oleh enzim yang dihasilkan dinding usus,
sehingga makanan menjadi semakin halus dan cenderung
encer. Enzim yang dihasilkan antara lain, lactase, eripsin
atau dipeptidase, maltase, disakraidase, peptidase, sukrase,
dan lipase.
e. Kolon (usus besar)
Sisa makanan masuk ke usus besar. Kolon terdidi dari tiga
bagian yaitu, kolon naik, kolon datar, dan kolon turun,.
Kolon memiliki tambahan usus yang disebut umpai cacing
atau apendiks. Di dalam usus besar, sisa makanan
mengalami pembusukan. Hal ini dibantu oleh bakteri
Escherichia coli, air dan garam mineral dari sisa makanan
tersebut akan diserap oleh usus kembali. Setlah itu sisa
makanan dikeluarkan melalui anus dalam bentuk feses.
f. Anus
Bagian terakhir dari saluran pencernaan merupakan bagian
yang menggelembung disebut rectum. Rectum dan anus
merupakan lubang tepat pembuangan feses dari tubuh.
G. SISTEM ENDOKRIN
1. Pengertian
Kelenjar Endokrin yaitu Organ yang menghasilkan hormon
yang tidak memiliki duktus / pembuluh / saluran (duct),
sehingga hormon yang dihasilkan didistribusikan ke seluruh
tubuh melalui pembuluh darah.
2. Struktur Kelenjar Endokrin
Kelenjar endokrin mensekresi substansi kimia yang langsung
dikeluarkan ke dalam pembuluh darah dan sekresinya disebut
dengan hormone.
3. Struktur Sistem Endokrin
a. Kelenjar eksokrin: melepas sekresi ke dalam ductus pada
permukaan tubuh. Cth: kulit atau organ internal
b. Kelenjar endokrin: melepas sekresi langsung ke dalam
darah. Cth: Hepar, pankreas, payudara, kelenjar larikmalis.
4. Fungsi Sistem Endokrin
Berfungsi bertanggung jawab untuk mengatur berbagai
fungsi tubuh melalui pelepasan hormone seperti metabolism,
tumbuh kembang, fungsi dan reprosuksi seksual, tekanan darah,
nafsu makan, dan siklus tidur.
5. Kelenjar Endokrin dan Hormon yang di Hasilkan
a. Hipofisis atau Pituitari
Terletak didalam otak, tepatnya dibawah hipotalamus.
Setelah mendapat rangsangan dari hipotalamus, kelenjar
hipofisis akan memproduksi hormone yang akan membantu
mengatur pertumbuhan, produksi dan pembakaran energi,
menjaga tekanan darah, seta berbagai fungsi pada organ
tubuh lainnya.
b. Kelenjar Tiroid
Terletak dibawah leher bagian depan ini menghasilkan
hormone tiroid yang mengatur metabolism tubuh. Hormone
ini juga bberperan dalam pertumbuhan dan perkembangan
tulang otak dan sistem saraf pada anak-anak. Selain itu,
hormone tiroid juga membantu menjaga tekanan darah,
detak jantung, dan fungsi reproduksi.
c. Kelenjar Paratiroid
Dua pasang kelenjar kecil yang tertanam disetiap sisi
permukaan kelenjar tiroid. Kelenjar ini melepas hormone
paratiroid yang berfungsi untuk mengatur kadar kalsium
dalam darah dan metabolism tulang.
d. Hipotalamus
Mengeluarkan hormone yang merangsang dan menekan
pelepasan hormone yang disekresikan menuju kelenjar
hipofisis melalui arteri. Hipotalamus juga mengeluarkan
hormone somatostatin yang menyebabkan kelenjar pituitari
menghentikan pelepasan hormone pertumbuhan. Letaknya
berada di tengah bagian bawah otak memiliki peran penting
dalam pengaturan rasa kenyang, metabolism, dan suhu
tubuh.
e. Kelenjar Adrenal
Berbentuk segitiga yang berada diatas setiap ginjal.
Bagian luar kelenjar ini menghasilkan hormone yang
disebut kortikostiroid, yang mengatur metabolism, fungsi
seksual, sistem kekebalan tubuh, serta keseimbangan garam
dan air dalam tubuh. Dan bagian dalam atau medulla
adrenal menghasilkan hormone yang disebut katekolamin
yang berfungsi untuk membantu tubuh mengatasi tekanan
fisik dan emosional dengan meningkatkan denyut jantung
dan tekanan darah.
f. Kelenjar Reproduksi
Pria dan wanita memiiliki kelenjar reprosuksi yang
berbeda. Pada pria terdapat di testis yang mengeluarkan
hormone androgen yang memengaruhi banyak karakteristik
pria seperti perkembangan seksual, pertumbuhan rambut
wajah dan produksi sperma. Sementara pada wanita terletak
di ovarium yang menghasilkan estrogen dan progesterone
serta sel telur. Hormone tersebut mengontrol perkembangan
karakteristik wanita seperti pertumbuhan payudara,
menstruasi, dan kehamilan.
g. Pankreas
Memiliki fungsi pencernaan dan hormonal mislanya
pankreas eksokrin yang mengeluarkan enzim pencernaan.
Selain itu, terdapat pankreas endokrin yang mengeluarkan
hormone insulin serta glucagon yang mengatur kadar gula
dalam darah.
H. SISTEM SARAF
Sistem saraf terdiri dari otak, sumsum tulang belakang,
organ-organ sensorik, dan semua saraf yang menghubungkan
organ-organ ini dengan seluruh tubuh. Sistem saraf bertugas
mengoordinasikan setiap tindakan bagian tubuh dengan
mengirimkan sinyal ke dan dari berbagai bagian tubuhnya.
Bersama-sama, setiap organ ini bertanggung jawab untuk
mengendalikan tubuh dan komunikasi di antara bagian-bagiannya.
Sistem saraf manusia itu sendiri terbagi menjadi dua, yaitu
sistem saraf pusat dan saraf tepi. Saraf pusat terdiri dari otak dan
sumsum tulang belakang, sementara saraf tepi terdiri dari sistem
saraf somatik dan otonom.
1. Sistem simpatik
2. Sistem parasimpatik
I. SISTEM URINARIA
Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dal
am tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan untuk
membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh g
injal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urine disaring d
idalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhir
nya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Ciri – Ciri urine normal:
1. Volume
2. Warna
3. Bau
Urine baru memiliki bau khas sebab adanya asam – asam yang
mudah menguap. Urine yang lama baunya tajam sebab adanya
NH3 dari pemecahan ureum dalam urine. Bau yang busuk kare
na adanya nanah dan kuman – kuman. Sedangkan bau yang ma
nis karena adanya asetan.
Normal : 1,002-1,045
6. pH urine
1. Factor internal
a. Hormon Antideuritik (ADH)
Jika tekanan osmotik darah naik, yaitu pada saat dalam kea
daan dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh (saat kehausan ata
u banyak mengeluarkan keringat), konsentrasi air dalam darah
akan turun. Akibat dari kondisi tersebut, sekresi ADH meningk
at dan dialirkan oleh darah menuju ke ginjal. ADH selain meni
ngkatkan permeabilitas sel terhadap air, juga mengkatkan perm
eabilitas saluran pengumpul, sehingga memperbesar sel salura
n pengumpul. Dengan demikian air akan berdifusi ke luar dari
pipa pengumpul, lalu masuk ke dalam darah. Keadaan tersebut
akan berusaha memulihkan konsentrasi air dalam darah. Namu
n akibatnya, urine yang dihasilkan menjadi sedikit dan lebih pe
kat.
b. Hormon Insulin
c. Saraf
Stimulus pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan
duktus afferen. Hal ini menyebabkan aliran darah ke glomerulus m
enurun dan tekanan darah menurun sehingga filtrasi kurang efektif.
Hasilnya urine yang diproduksi meningkat.
d. Tonus Otot
Tonus otot yang memiliki peran penting dalam membantu proses
berkemih adalah otot kandung kemih, otot abdomen dan pelvis. Keti
ganya sangat berperan dalam kontraksi pengontrolan pengeluaran uri
ne.
e. Usia
Pengeluaran urine usia balita lebih sering karena balita belum bisa
mengendalikan rangsangan untuk miksi dan makanan balita lebih ba
nyak berjenis cairan sehingga urine yang dihasilkan lebih banyak sed
angkan pengeluaran urin pada lansia lebih sedikit karena setelah usia
40 tahun, jumlah nefron yang berfungsi biasanya menurun kira-kira
10% tiap tahun.
2. Faktor Eksternal
a. Zat-zat diuretik :
Misalnya teh, kopi, atau alkohol dapat menghambat reabsorpsi ion
Na+. Akibatnya ADH berkurang sehingga reabsorpsi air terhambat
dan volume urin meningkat.
b. Suhu Lingkungan
Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menja
ga suhunya dengan mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kul
it sehingga darah akan lebih banyak yang menuju organ tubuh, di a
ntaranya ginjal. Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya sama
kin banyak, maka pengeluaran air kencing pun banyak.
c. Gejolak emosi dan stress
Jika seseorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya akan
meningkat sehingga banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu, p
ada saat orang berada dalam kondisi emosi, maka kandung kemih a
kan berkontraksi. Dengan demikian, maka timbullah hasrat ingin b
uang air kecil.
d. Jumlah Air yang diminum
Jumlah air yang diminum tentu akan mempengaruhi konsentrasi air
dalam darah. Jika meminum banyak air, konsentrasi air dalam dara
h akan tinggi, dan kosentrasi protein dalam darah menurun, sehingg
a filtrasi menjadi berkurang. Selain itu, keadaan seperti ini menyeb
abkan darah lebih encer, sehingga sekresi ADH akan berkurang. M
enurunnya filtrasi dan berkurangnya ADH akan menyebabkan men
urunnya penyerapan air, sehingga urine yang dihasilkan akan meni
ngkat dan encer.
e. Kondisi Penyakit
Kondisi penyakit dapat memengaruhi produksi urine, seperti diabet
es melitus.
f. Life stye dan aktivitas
Seorang yang suka berolahraga, urine yang terbentuk akan lebih se
dikit dan lebih pekat karena cairan lebih banyak digunakan untuk m
embentuk energi sehingga cairan yang dikeluarkan lebih banyak da
lam bentuk keringat.
b. Pembentukan Urine
1. Filtrasi (Penyaringan)
Filtrasi terjadi di badan Malpighi yang di dalamnya terdapat
glomerulus yang dikelilingi sangat dekat oleh kapsula Bowman. Te
kanan hidrostatik darah didalam kapiler dan tekanan oncotik (gaya
tarik sifat atau sistem koloid agar air tetap berada dalam plasma dar
ah di intravaskuler. Arti lain dari tekanan onkotik adalah tekanan os
motic yang dihasilkan oleh protein (albumin)) dari cairan di dalam
Bowman space (area antara glomerulus dan kapsula bowman; meru
pakan bagian yang mengumpulkan filtrate glomerular, yang menyal
urkan ke segmen pertama dari tubulus proksimal) merupakan kekua
tan untuk proses filtrasi.
Proses filtrasi terjadi ketika darah yang mengandung air, ga
ram, gula, urea dan zat – zat lain serta sel – sel darah dan molekul p
rotein masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga
mendorong air dan komponen – komponen yang tidak dapat larut,
melewati pori – pori endothelium kapiler glomerulus, kecuali sel –
sel darah dan molekul protein. Kemudian menuju membran dasar d
an melewati lempeng filtrasi, masuk ke dalam ruang kapsula Bowm
an. Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsula Bowman disebut filtra
t glomerulus atau urine primer. Urine primer ini mengandung: air, p
rotein, glukosa, asam amino, urea, dan ion anorganik. Glukosa, ion
anorganik dan asam amino masih diperlukan tubuh.
3. Augmentasi (Pengeluaran)
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mula
i terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan l
ewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi
lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan ba
u pada urine. Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat ma
kanan yang bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lag
i bagi tubuh.
Karbondioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembaka
ran zat makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Ke
dua senyawa tersebut tidak berbahaya bila kadarnya tidak berlebihan.
Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat dipakai se
bagai dapar (penjaga kestabilan pH) dalam darah. Demikian juga H2O
dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut
(Sherwood.2001) Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan pro
tein, merupakan zat yang beracun bagi sel.
Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demik
ian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan diro
mbak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat
warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah merah yang dila
ksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yan
g akan dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna memberi warna pad
a tinja dan urine. Asam urat merupakan sisa metabolisme yang menga
ndung nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun leb
ih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air ren
dah.
Proses augmentasi: urine sekunder masuk ke dalam tubulus kontort
us distal, dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah mengandung
zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsorpsi aktif ion Na+ dan
Cl– dan sekresi H+ dan K+. Di tempat sudah terbentuk urine yang sesun
gguhnya yang tidak terdapat glukosa dan protein lagi, selanjutnya aka
n disalurkan ke tubulus kolektivus ke pelvis renalis disini terjadi urine
sesungguhnya. Kantung kemih merupakan tempat penyimpanan seme
ntara urine. Jika kantung kemih sudah penuh oleh urine, maka urine h
arus dikeluarkan dari tubuh, melalui saluran uretra.
c. Mixturisi
Mikturisi adalah proses pengosongan kandung kemih setela
h terisi dengan urine. Mikturisi melibatkan 2 tahap yaitu:
1. Kandung kemih terisi secara progresif (terus menerus) hingga teg
angan pada dindingnya meningkat melampaui nilai ambang batas;
keadaan ini akan mencetuskan tahap kedua
2. Adanya kemih atau, jika gagal, setidaknya akan menyebabkan kei
nginan berkemih yang disadari. Meskipun refleks mikturisi adalah
refleks medulla spinalis yang bersifat autonom (tak sadar), refleks
ini dapat dihambat atau difasilitasi oleh pusat – pusat di korteks se
rebri atau batang otak.
d. Refliks Mixturisi
Seiring dengan pengisian kandung kemih, mulai tampak pening
katan kontraksi mikturisi. Kontraksi ini dihasilkan dari refleks regan
g yang dipicu oleh reseptor regang sensorik di dalam dinding kandun
g kemih. Sinyal sensorik dari reseptor regang kandung kemih dikiri
mkan ke segmen sakralis dari medulla spinalis melalui saraf pelvis, d
an kemudian dikembalikan secara refleks ke kandung kemih melalui
serabut saraf parasimpatis dengan menggunakan persarafan yang sa
ma.
Bila kandung kemih hanya terisi sebagian, kontraksi mikturisi in
i biasanya akan berelaksasi secara spontan dalam waktu kurang dari
semenit, otot detrusor (otot yang melapisi dinding kandung kemih) b
erhenti berkontraksi, dan tekanan turun kembali ke nilai dasar. Ketik
a kandung kemih terus terisi, refleks mikturisi menjadi semakin serin
g dan menyebabkan kontraksi otot detrusor yang lebih kuat.
Sekali refleks mikturisi dimulai, refleks ini bersifat “regenerasi s
endiri”, yang artinya : kontraksi awal kandung kemih akan mengakti
fkan reseptor regang yang menyebabkan peningkat impuls sensorik y
ang lebih banyak ke kandung kemih dan uretra posterior, sehingga m
enyebabkan peningkatan refleks kontraksi kandung kemih selanjutny
a; jadi siklus ini akan berulang terus – menerus sampai kandung kem
ih mencapai derajat kontraksi yang cukup kuat. Kemudian, setelah b
eberapa detik sampai lebih dari semenit, refleks yang bergenerasi sen
diri ini mulai kelelahan dan siklus regeneratif pada refleks mikturisi
menjadi terhenti, memungkinkan kandung kemih berelaksasi. Jadi, r
efleks mikturisi merupakan sebuah siklus yang lengkap yang terdiri
dari:
a. Kenaikan tekanan secara cepat dan progresif
b. Periode tekanan menetap
c. Kembalinya tekanan kandung kemih ke nilai tonus basal (tingkat
ketegangan kontraktil yang tersisa di pembuluh darah)
Bila refleks mukturisi yang telah terjadi tidak mampu mengosong
kan kandung kemih, elemen persarafan pada refleks ini biasanya aka
n tetap dalam keadaan terinhibisi selama beberapa menit hingga 1 ja
m atau lebih, sebelum terjadi mikturisi berikutnya. Bila kandung ke
mih terus – menerus diisi, akan terjadi refleks mikturisi yang semaki
n sering dan semakin kuat. Bila refleks mikturisi sudah cukup kuat, a
kan memicu refleks lain yang berjalan melalui saraf pudendus ke sfi
ngter eksterna untuk menghambatnya. Jika inhibisi ini lebih kuat di d
alam otak dari pada sinyal konstruksi volunter ke sfingter eksterna,
maka akan terjadi pengeluaran urine, jika tidak, pengeluaran urine ti
dak akan terjadi hingga kandung kemih terus terisi dan refleks miktu
risi menjadi lebih kuat lagi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tubuh kita terdiri atas berbagai macam bagian-bagian yang mempunyai
fungsi dan tugas berbeda-beda, antara lain mulut, hidung, kulit yang merupakan
bagian-bagian luar, sedangkan bagian dalam yaitu jantung, paru-paru, hati, ginjal,
dan lain-lain. Semua bagian-bagian tersebut dinamakan organ.
Jika dilihat dari hierarkinya, organ merupakan kumpulan dari berbagai
jaringan yang bekerja sama menjalankan satu fungsi yang sama. Misalnya, usus,
merupakan organ dalam yang tersusun dari berbagai macam jaringan, antara lain
jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan saraf. Jaringan-jaringan tersebut
bekerja sama dalam rangka menjalankan fungsi usus sebagai alat penyerapan. Ada
beberapa sistem organ dalam tubuh manusia antara lain, sistem organ pencernaan,
respirasi (pernapasan), gerak, peredaran darah, dan lain-lain.
3.2 Saran
Sistem organ merupakan sistem pembentuk tubuh kita yang fungsinya sangat
vital. Oleh karena itu kita harus menjaga kesehatan tubuh kita dengan sebaik-
baiknya dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang telah
diberikan kepada kita berupa tubuh yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
http://fiedel-monica.blogspot.com/2011/09/makalah-biologi-struktur-dan-
fungsi.html
http://erfanscah.blogspot.com/2014/09/sistem-organ-manusia.html
http://www.sridianti.com/pengertian-sistem-organ-tubuh.html
https://doc.lalacomputer.com/makalah-sistem-organ-pada-manusia/3/