Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH NURSING HEALTH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajement Patient Safety

DOSEN PEMBIMBING :

Farial N, M.Kep

DISUSUN OLEH:

Tiara Khalista (P17320320041)

Vinka Wilma Putri (P17320320042)

Yashica Indri Rosdiani (P17320320043)

Yasmine Rahmanita (P17320320044)

Zahirah Rahmadian Budiman (P17320320045)

Tingkat 2A

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

PRODI KEPERAWATAN BOGOR


2020/2021

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan,  baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak,
sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh
manfaat.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-
teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berapa moril maupun materil, sehingga
makalah ini akan terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari sekali,
didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-
kekurangannya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal  pengkonsolidasian kepada
dosen serta teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya menuruti egoisme pribadi, untuk
itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah-makalah kami dilain waktu.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa
yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang
ingin mengambil, atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini sebagai
tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.

Bogor, 15 Agustus 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................................2
1.3 Ruang Lingkup............................................................................................................2
BAB II
TINJAUAN TEORI...................................................................................................................3
2.1 Pengertian Nursing Health..........................................................................................3
2.2 Body Aligntment.........................................................................................................3
2.3 Nursing Health pada Nutrisi........................................................................................4
2.4 Nursing Health pada Istirahat......................................................................................7
BAB III
KASUS.......................................................................................................................................9
3.1 Kasus...........................................................................................................................9
3.2 Skenario Roleplay.......................................................................................................9
BAB IV
PEMBAHASAN......................................................................................................................11
4.1 Analisa Kasus............................................................................................................11
BAB V
PENUTUP................................................................................................................................12
5.1 Kesimpulan................................................................................................................12
5.2 Saran..........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

System pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat


kesehatan. Melalui system ini tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai dengan
efektif, efisien dan tepat sasaran.keberhasilan system pelayanan kesehatan tergantung
dari berbagai komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan. System terdiri dari:
input, proses, output, dampak, umpan balik dan lingkungan.
• Input

Merupakan system yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya


sebuah system. Input pelayanan kesehatan meliputi: potensi masyarakat, tenaga dan
sarana kesehatan, dan sebagainya.
• Proses

Merupakan kegiatan merubah sebuah masukan menjadi sebuah hasil yang


diharapkan dari system tersebut. Proses dalam pelayanan kesehatan meliputi
berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.
• Output

Merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses. Output pelayanan kesehatan
dapat berupa pelayanan yang berkualitas dan terjangkau sehingga masyarakat
sembuh dan sehat.
• Dampak

Merupakan akibat dari output atau hasil suatu system, terjadi dalam waktu yang
relative lama. Dampak system pelayanan kesehatan adlah masyarakat sehat, angka
kesakitan dan kematian menurun.
• Umpan balik

Merupakan hasil yang sekaligus menjadi masukan. Terjadi dari sebuah system yang
saling berhubungan dan saing mempengaruhi. Umpan balik daam pelayanan
kesehatan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan.
• Lingkungan

Adalah semua keadaan diluar system tetapi dapat mempengaruhi pelayanan.

1
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum :


Mahasiswa mampu menerapkan nursing health dalam keselamatan pasien di rumah
sakit.
1.2.2 Tujuan Khusus :
1. Mengetahui konsep dasar nursing health
2. Memahami nursing health pada body aligntment
3. Mengetahui nursing health pada nutrisi
4. Menerapkan nursing health dalam keselamatan pasien di rumah sakit

1.3 Ruang Lingkup

Makalah ini membahas tentang nutrisi dan pengaturan istirahat yang baik dalam
keselamatan pasien di rumah sakit, misanya saat melakukan tidakan pemasangan infus,
memindahkan Os dari brankar, mengantar Os rontgen, dan lain sebagainya.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI
2 Pengertian Nursing Health

System pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat


kesehatan. Merupakan bagian dari system pelayanan kesehatan yang diberikan pada
masyarakat.
Menurut Leavel & Clark dalam memberikan pelayanan kesehatan harus memandang
pada tingkat pelayanan kesehatan yang akan diberikan, yaitu:
1. Health Promotion (Promosi Kesehatan)
Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan
kesehatan. Bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. Contoh:
kebersihan peroranga, perbaikan sanitasi lngkungan, dan sebagainya.
2. Specifiec Protection (Perlindungan Khusus)
Perlindungan khusus adalah masyarakat terlindungi dari bahaya atau penyakit-
penyakit tertentu. Contoh: imunisasi, perlindungan keselamatan kerja.
3. Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini & pengobatan segera)
Mulai timbulnya gejala penyakit. Dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit.
Contoh: survey penyaringan kasus.

3 Body Aligntment

Nursing Health pada Body Aligment Kesejajaran tubuh dan postur merupakan
istilah yang sama dan mengacu pada posisi sendi, tendon, ligamen dan otot selama
berdiri, duduk dan berbaring. Kesejajaran tubuh yang benar mengurangi ketegangan
pada struktur muskuloskeletal, mempertahankan tonus (ketegangan) otot secara kuat
dan menunjang keseimbangan. Mekanika tubuh yang baik berawal dari postur tubuh
yang tepat. Postur tubuh yang tepat berarti terdapat keseimbangan antara kelompok
otot dan bagian-bagian tubuh dalam kesejajaran (posisi) yang baik. Postur tubuh yang
benar adalah sama dalam semua posisi berdiri, duduk dan berbaring. Postur tubuh
yang baik membuat tubuh berfungsi dengan baik dalam semua aktifitas.
Postur yang benar membuat gerakan mengangkat, menarik, dan mendorong lebih
mudah. Tulang belakang bagaikan tongkat yang lentur dengan palang dekat bagian
atasnya dan palang yang lain dekat bagian bawah. Otot-otot yang kuat melekatkan

3
lengan dan kaki ke tulang belakang. Otot-otot tulang ini berbentuk kecil. Otot-otot ini
tidak mengangkat beban berat. Tugas utama otot-otot untuk mengbengkokan
punggung berbagai arah dan menahan punggung dengan stabil, seperti jangkar kapal,
sementara otot-otot kaki dan bahu melaksanakan pekerjaan berat.
Untuk menghindari ketegangan otot-otot punggung, bungkukkan pinggul dan lutut
bila memindahkan benda. Bila mengangkat beban berat, pegang erat dengan diri
sendiri. Postur tubuh berdiri yang baik : Kedua kaki diletakkan datar pada lantai,
retangkan sekitar 12 inci Lengan berada di samping. Punggung lurus Otot-otot perut
dikencangkan Prinsip Body Alignment :
1. Keseimbangan dapat dipertahankan jika line of gravity melewati dan base of
support.
2. The base of support lebih luas dan pusat gravity lebih rendah kestabilan dan
keseimbangan lebih besar.
3. Jika line gravity berada diluar pusat dari base of support, energi lebih banyak
digunakan untuk mempertahankan keseimbangan.
4. The base of support yang luas dan bagian-bagian dari body alignment baik
akan menghemat energi dan mencegah kelelahan otot.
5. Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otot-
otot.
6. Body alignment yang jelek dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa
nyeri kelelahan otot dan kontraktur.
7. Karena struktur anatomi individu berbeda maka intervensi keperawatan harus
secara individual dan sesuai dengan kebutuhan individu tersebut.

Memperkuat otot-otot yang lemah, membantu mencegah kekakuan otot dan


ligament ketika body alignment jelek baik secara temporal maupun penggunaan yang
kurang hati-hati.
4 Nursing Health pada Nutrisi

Peran perawat dalam membantu pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien sangat
diperlukan. Tujuan penelitian mengidentifikasi peran perawat dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada pasien. Makanan memiliki peranan yang sangat penting terhadap
kehidupan manusia antara lain untuk memelihara kesehatan tubuh, perawatan penyakit,
dan penyembuhan penyakit. Pasien memerlukan masukan makanan yaitu untuk
memperoleh zat-zat ini disebut nutrisi yang berfungsi membentuk dan memelihara

4
jaringan tubuh, dan melindungi tubuh terhadap serangan penyakit. Pelayanan makan
pasien di rumah sakit bertujuan untuk mencukupi kebutuhan zat-zat gizi pasien guna
menunjang proses penyembuhan dan mencapai status gizi optimal.
1. Peran perawat sebagai advokat dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
Peran perawat sebagai advokat dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien
lebih dari 50% yaitu cukup, hal ini menunjukan bahwa perawat mampu memberikan
diet sesuai dengan kebutuhan pasien baik jenis diet maupun jumlahnya.
Peran sebagai advokat dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga
dalam menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam mengambil persetujuan atas tindakan keperawatan
yanf diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi
hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi
tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak
untuk menerima ganti rugi akinat kelalaian (Widyawati, 2012).
2. Peran Perawat sebagai Edukator dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Peran perawat sebagai edukator dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien
didapatkan mayoritas yaitu kurang, hal ini menunjukan perawat belum memberikan
Health Education pada setiap pemberian diet pada pasien.
Peran sebagai edukator dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan
tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan,
sehingga terjadi perubahan sikap atau perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan.
3. Peran Perawat sebagai Koordinator dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Peran perawat sebagai koordinator dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada
pasien didapatkan lebih dari 50% yaitu kurang. Hal ini menunjukan adanya sikap
pasif perawat terkait dengan penentuan diet pasien.
Perawat menjalankan peran sebagai koordinator, perawat dapat melakukan hal-hal
sebagai berikut : mengkoordinasi seluruh pelayan keperawatan, mengatur tenaga
keperawatan yang akan bertugas, mengembangkan sistem pelayanan keperawatan,
memberikan informasi tentang hal yang terkait dengan pelayanan keperawatan pada
sarana kesehatan, peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian
pelayanan kesehatan dapat terarah sesuai dengan kebutuhan klien.

5
4. Peran Perawat sebagi Kolaborator dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Peran perawat sebagai kolaborator dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada
pasien didapatkan sebagian besar yaitu kurang, hal ini menunjukan adanya sikap pasif
perawat dalam berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam
menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan keperawatan guna memenuhi
kebutuhan kesehatan klien.
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lainlain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar
pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

5. Peran Perawat sebagai Konsultan dalam Pemenuhan Kebutuhan


Peran perawat sebagai konsultan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien
didapatkan sebagaian besar yaitu kurang, hal ini menunjukan perawat kurang dalam
memberikan konsultasi kepada pasien atau keluarganya. Peran konsultansi
dibebankan pada ahli gizi di ruangan. Peran disini adalah sebagai tempat konsultansi
terhadap masalah atau tindakan keperawaatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini
dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan
keperawatan yang diberikan.
Perawat berperan dalam membantu individu untuk memahami dan
mengintegrasikan makna kehidupan saat ini sambil memberikan bimbingan dan
dorongan untuk melakukan perubahan.
6. Peran Perawat sebagai Pembaharu dalam Pemenuhan Kebutuhan
Peran perawat sebagai pembaharu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada
pasien didapatkan sebagian besar yaitu cukup, hal ini didukung oleh tingkat
pendidikan perawat yang cukup tinggi. Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan
dengan mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah
sesuai metode pemberian pelayanan keperawatan (Wisyawati, 2012).
Perawat sebagai pembaharu, perawat mengadakan invasi dalam cara berfikir,
bersikap, bertingkah laku dan meningkatkan keterampilan klien atau keluarga agar
menjadi sehat. Elemen ini mencakup perencanaan, kerjasama, perubahan yang
sistematis dalam berhubungan dengan klien dan cara memberikan perawatan kepada
klien.

6
5 Nursing Health pada Istirahat

Istirahat adalah suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari
perasaan gelisah. Istirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali, tapi juga
kondisi yang membtuhkan ketenangan. Terkadang, jalan-jalan di taman, nonton tv, dan
sebagainya juga dapat dikatakan sebagai bentuk istirahat. Keadaan istirahat berarti
berhenti sebentar untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu
keadaan untuk melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyullitkan bahkan
menjengkelkan (Alimul, 2006).
Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka sulit
mendapatkan istirahat begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian merasa
melakukan istirahat dengan jalan-jalan. Oleh karena itu perawat dalam hal ini berperan
dalam menyiapkan lingkungan atau suasana yang nyaman untuk beristirahat bagi
klien/pasien.
Setiap orang memiliki kebiasaan mereka sendiri untuk memperoleh istirahat dan
menemukan cara-cara untuk menyesuaikan sebaik mungkin dengan lingkungan yang baru
atau kondisi yang mempengaruhi kondisi istirahat.
1. Karakteristik istirahat
Terdapat beberapa karakteristik istirahat, misalnya Narrow (1967), yang dikutip
Perry dan Potter 1993, (dalam Alimul 2006), mengemukakan ada 6 karakteristik,
yaitu:
a) merasakan bahwa segala sesuatunya dapat diatasi;
b) merasa diterima;
c) mengetahui apa yang sedang terjadi;
d) bebas dari gangguan ketidaknyamanan;
e) mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang mempunyai tujuan;
f) mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan.
2. Meningkatkan istirahat

Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan untuk memperoleh istirahat yang


cukup. Dalam kesehatan komunitas dan rumah, perawat membantu klien
mengembangkan perilak istirahat dan relaksasi. Hal ini mencakup saran-saran
perubahan lingkungan atau kebiasaan gaya hidup tertentu. Sebagai contoh: perhatian
yang tidak mencukupi terhadap kebutuhan tidur diantara pekerja dewasa adalah
masalah utama dalam masyarakat kita.

7
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh
semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat berfungsi secara
optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu.
Tidur melakukan suatu keadaaan perilaku individu yang relative tenang disertai
peningkatan ambang rangsangan yang tinggi terhadap stimulus dari luar. Keadaan ini
bersifat teratur, silih berganti dengan keadaan terjaga (bangun), dan mudah dibangunkan,
(Hartman).
Pendapat lain juga menyebutkan bahwa tidur merupakan suatu keadaan istirahat yang
terjadi dalam suatu waktu tertentu, berkurangnya kesadaran membantu memperbaiki
system tubuh/memulihkan energy. Tidur juga sebagai fenomena dimana terdapat periode
tidak sadar yang disertai perilaku fisik psikis yang berbeda dengan keadaan terjaga.
Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dalam istirahat tidur:

1. Mengidentifikasi factor yang mempengaruhi masalah tidur

2. Mengurangi distraksi lingkungan dan hal mengganggu tidur

3. Anjurkan pasien tidur saat mengantuk

4. Membuat pasien untuk memicu tidur

5. Meningkatkan aktivitas pada siang hari

6. Memberikan diazepam dalam tindakan pengobatan

7. Mengurangi potensial cedera sebelum tidur

8. Memberikan pendidikan kesehatan dan rujukan

8
BAB III

KASUS
4. Kasus

Nutrisi Perawat : Perawat bangsal dewasa di bangsal penyakit dalam, sedang shift
sore mulai pukul 14.00 s.d 21.00 wib. Karena rumahnya cukup jauh jaraknya dengan
RS, sehingga perawat membawa bekal makan siangnya ke RS, dan bermaksud makan
siang di RS saja. Sesampainya di RS, perawat mendapatkan banyak sekali pasien
yang memerlukan tindakan keperawatan dari hand over yang baru saja dilakukannya
dengan sejawatnya seperti memasang infus, memindahkan Os dari brankar,
mengantar Os rontgen, dsbnya. Perawat tersebut sibuk melayani sampai lupa bahwa
jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Sudah tiba jam makan malam namun makan
siang terlewati.

5. Skenario Roleplay

Suatu sore di bangsal penyakit dalam, terdapat beberapa perawat yang mendapat jam
shift sore dalam durasi 7 jam di waktu pukul 14.00 sampai dengan pukul 21.00 WIB.
Salah satu perawat bangsal penyakit dalam shift sore bernama Perawat Vinka, adalah
salah satu perawat yang sedang bertugas. Sesampainya di nurse station perawatan
penyakit dalam.
Perawat Tiara : Vinka, kamu baru sampe?
Perawat Vinka : iya nih baru banget sampe.
Dikarenakan jauhnya perjalanan dari tempat tinggalnya, perawat Vinka memutuskan
untuk membawa bekal makan dari rumah untuk jadwal makan siangnya.
Perawat Vinka : kamu udah makan siang?
Perawat Tiara : udah barusan banget. Kenapa? Kamu belum? Makan dulu sok
mangga. Oiya perawat Yasmin mana? Sebentar lagi udah masuk
jam shift sore lho, sampenya dia telat, bisa kewalahan.

Perawat Vinka : em, yaudah aku ke belakang dulu sebentar (toilet/kamar mandi).

(perawat Vinka berniat untuk mencuci tangannya untuk bersiap makan siang.

Sesampainya kembali di nursing stastion. Perawat Vinka belum sempat untuk


membuka dan memakan makanan siangnya, perawat Vinka mendapatkan kasus
pasien yang memerlukan banyak tindakan, seperti memasang infus, memindahkan

9
pasien dari brankar, mengantar pasien rontgen. Sampai perawat A tidak sadar jika dia
belum memenuhi kebutuhan asupan nutrisi atau jatah makan siangnya. Tak terasa,
waktu menunjukkan pukul 5 sore, dan perawat A benar-benar melewati jadwal makan
malam dan tidak memenuhi kebutuhan asupan nutrisinya.

10
BAB IV

PEMBAHASAN
4.1 Analisa Kasus

Dalam role play pada bab III yang kami buat berlandaskan pada teori yang
tercantum pada bab II, yaitu teori nursing health. Pada penelitian kali ini, kami
mengambil kasus mengenai nutrisi perawat yang mendapatkan banyak sekali pasien
yang memerlukan tindakan keperawatan dari hand over rekan sejawatnya sehingga
perawat tersebut melupakan waktu makannya.

Dalam menyikapi situasi dan kondisi tersebut kita sebagai rekan sesama perawat
harus mengingatkan agar rekan kita tidak melupakan waktu makannya, meskipun
banyak tindakan keperawatan yang harus dilakukan oleh perawat tersebut. Karena
jika seorang perawat melewatkan jam makan akan mempengaruhi kinerja sebagai
seorang perawat.

Pada saat melihat kondisi rekan kita yang terlihat kelehanan kita harus memberi
mereka waktu untuk beristirahat sejenak atau memberi waktu untuk sekedar makan.
Agar tidak terjadi kesalahan ketika melakukan asuhan keperawatan.

Dalam pelaksanaan role play ini kami mengalami beberapa kendala, yang
pertama terkendala oleh mengembangkan kasus untuk dijadikan roleplay. Dalam
video kami mengalami kendala pada pengambilan video karena jarak dan lokasi
tempat tinggal.

11
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Peran perawat dapat disimpulkan bahwa : peran perawat dalam pemenuhan


kebutuhan nutrisi pada pasien yaitu kurang yang meliputi peran perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan, perawat sebagai educator, peran perawat sebagai
coordinator, peran perawat sebagai kolaborator, dan peran perawat sebagai konsultan,
sedangkan peran perawat yang cukup dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi yaitu peran
perawat sebagai advokat dan perawat sebagai pembaharu. Sebagai pemenuhan
kebutuhan tidur dan postur tubuh.

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh
semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat berfungsi
secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap
individu. Tidur adalah suatu keadaan yang berulangulang, perubahan status kesadaran
yang terjadi selama periode tertentu. Jika orang memperoleh tidur yang cukup,
mereka merasa tenaganya telah pulih kembali.

5.2 Saran

Kepada pihak rumah sakit melakukan evaluasi sistem penilaian kinerja perawat
seperti membuat aturan, melakukan supervise kepada perawat yang disepakati baik
oleh perawat, kepala ruangan dan manajemen keperawatan terkait optimalisasi
penerapan prinsip etik dalam pemberian asuhan keperawatan dan disertai dengan
umpan balik yang tepat seperti pemberian reward dan punishment.

Perawat diharapkan dapat memberikan pelayanan sesuai kebutuhan pasien dan


memperhatikan pasien safetynya.

12
DAFTAR PUSTAKA
Alimul.H.Aziz. 2006. Pengantar KDM dan Proses Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika.

Dwi Rosmalawati, Ni Wayan. 2016. Kebutuhan Dasar Manusia I.

Jakarta: Salemba Medika.

https://www.scribd.com/document/441010299/Kelompok-13-MPS
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/KDM-2-
Komprehensif.pdf

http://ojs.uho.ac.id/index.php/smartpaud/article/view/11731

13

Anda mungkin juga menyukai