GASTROENTERITIS DEHIDRASI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dokumentasi Keperawatan
Dosen Pembimbing :
Ibu Yuliastati
Disusun :
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Manisfestasi Klinik
E. Pemeriksaan Penunjang
F. Penatalaksanaan
G. Komplikasi
H. Pathway
BAB III : TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Analisis Data
C. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi Keperawatan
E. Impelentasi Keperawatan
F. Catatan Perkembangan
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gastroenteritis adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan
atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai defekasi yang meningkat (Padila,
2013).
Manifestasi klinis penyakit gastroenteritis bervariasi. Berdasarkan salah satu hasil
penelitian yang dilakukan pada orang dewasa, mual (93%), muntah (81%) atau diare
(89%), dan nyeri abdomen (76%) adalah gejala yang paling sering dilaporkan oleh
kebanyakan pasien. Tanda-tanda dehidrasi sedang sampai berat, seperti membran
mukosa yang kering, penurunan turgor kulit, atau perubahan status mental, terdapat pada
<10% pada hasil pemeriksaan. Gejala pernafasan yang mencakup radang tenggorokan,
batuk, dan rinorea dilaporkan sekitar 10% (Bresee et al, 2012)
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan dan Sebutkan Konsep Medis Pada Pasien Dengan Penyakit GED
2. Jelaskan dan Sebutkan Konsep Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit GED
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien
dengan penyakit GED
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan definisi GED
b. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan patofisiologis GED
c. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan manifestasi klinis GED
d. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan pemeriksaan penunjang GED
e. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan klasifikasi GED
f. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan penatalaksanaan medis GED
g. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan penatalaksanaan keperawatan
GED
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Gastroenteritis adalah peradangan pada mucosa lambung dan usus halus (Lewis,
2000 ).
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus yang
di tandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan elektrolit
yang menimbulkan dehidrasi dan gejala keseimbangan elektrolit ( cecyly, Betz,
2002).
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak; konsistensi feces encer, dapat berwarna hijau atau dapat
pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja.(Ngastiyah, 1997 : 143)
2
Diare dengan volume feses banyak yang biasanya disebabkan
oleh gangguan transport elektrolit akibat peningkatan produksi dan sekresi
air dan elektrolit namun kemampuan absorbs mukosa usus ke dalam usus
menurun. Penyebabnya adalah toksin bakteri seperti toksin kolera,
pengaruh garam empedu, asam lemak rantai pendek, laksatif non osmotic
dan hormone intestinal (gastrin vasoaktif intestinal polypeptide (VIP))2)
2) Diare osmotic
Terjadi bila terdapat partikel yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus
sehingga osmolaritas lumen meningkat dan air tertarik dari dalam plasma
ke lumen usus sehingga terjadilah diare. Misalnya malabsorbsi karbohidrat
akibat defisiensi lactase atau akibat garam magnesium.
3) Diare eksdatif
Inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus
halus maupun usus besar. Inflamasi dan eksudat dapat terjadi akibat infeksi
bakteri atau bersifat non-infeksi seperti gluten sensitive enteropathy,
inflammatory bowel disease ataupun akibat radiasi. Kelompok lain akibat
gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu transit makanan dan
minuman diusus menjadi lebih cepat. Pada kondisi tirotoksikosis, sindroma
usus iritabel atau diabetes mellitus dapat muncul diare ini.
B. Etiologi
Menurut Mansjoer ( 2000 ) etiologi gastroenteritis adalah :
a. Faktor infeksi
1) Infeksi Internal merupakan infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama gastroenteritis. meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli,
Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi
virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit
(E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans)
2) Infeksi parenteral merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan gastroenteritis. seperti: otitis media akut, tonsilitis,
bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
b. Faktor Malabsorbsi
3
Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi
laktosa merupakan penyebab gastroenteritis yang terpenting pada bayi dan anak.
c. Faktor Makanan
Gastroenteritis dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun
dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
d. Faktor Psikologis
Gastroenteritis dapat terjadi karena faktor psikologis ( rasa takut dan cemas
).
C. Patofisiologi
Gastroenteritis dapat terjadi akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam
usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung. Mikroorganisme tersebut
berkembang baik, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi
hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare. Mikroorganisme
memproduksi toksin. Enterotoksin yang diproduksi agen bakteri (seperti E.coli dan
Vibrio cholera) akan memberikan efek langsung dalam peningkatan pengeluaran
sekresi air ke dalam lumen gastrointestinal. Beberapa agen bakteri bisa
memproduksi sitotoksin (seperti Shigella dysenteriae,Vibrio parahaemolitikus,
Clostridium difficile, enterohemorrhagic E.coli) yang menghasilkan kerusakan sel-
sel mukosa, serta menyebabkan feses bercampur darah dan lendir bekas sisa sel-sel
yang terinflamasi. Invasi enterosit dilakukan beberapa mikroba seperti Shigella,
organisme campylobacter, dan enterovasif E.coli yang menyebabkan terjadinya
destruksi,serta inflamasi (Jones, 2003).
Pada manifestasi lanjut dari diare dan hilangnya cairan, elektrolit memberikan
manifestasi pada ketidakseimbanganan asam basa (metabolik asidosis). Hal ini
terjadi karena kehilangan Na-Bikarbonat bersama feses. Metabolisme lemak tidak
sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh dan terjadinya penimbunan
asam laktat karena adanya anoreksia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat
asam meningkat kerana tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria)
dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan
intraseluler (Levine, 2009).
Respon patologis penting dari gastroenteritis dengan diare berat adalah
dehidrasi,yaitu gangguan dalam keseimbangan air yang disebabkan output melebihi
4
intake. Meskipun yang hilang adalah cairan tubuh, tetapi dehidrasi juga disertai
gangguan elektrolit (Prescilla, 2009).
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis klien dengan gangguan gastroenteritis menurut (Betz, 2009)
adalah :
a. Diare yang berlangsung lama ( berhari-hari atau berminggu-minggu) baik secara
menetap atau berulang panderita akan mengalami penurunan berat badan.
b. BAB kadang bercampur dengan darah.
c. Tinja yang berbuih.
d. Konsistensi tinja tampak berlendir.
e. Tinja dengan konsistensi encer bercampur dengan lemak
f. Penderita merasakan sekit perut.
g. Rasa kembung.
h. Mual, kadang-kadang sampai muntah.
i. Kadang-kadang demam.
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksan laboratorium penting artinya dalam menegakkan diagnosis yang
tepat sehingga tepat juga dalam memberikan obat. Adapun pemeriksaan yang perlu
dikerjakan menurut (maja, 2007) adalah :
a. Pemeriksaan Feses
Tes tinja untuk mengetahui makroskopis dan mikroskopis, biakan kuman
untuk mengetahui kuman penyebab, tes resistensi terhadap berbagai antibiotik
serta untuk mengetahui pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi glukosaa.
b. Pemeriksaan Darah
Darah perifer lengkap, analisa darah dan elektrolit (terutama Na, Ca,K dan
P serum pada diare yang disertai kejang), anemia dan dapat terjadi karena
malnutrisi/malabsorbsi tekanan fungsi sum-sum tulang (proses inflamasi kronis)
peningkatan sel-sel darah putih, pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah
untuk mengetahui faal ginjal.
c. Pemeriksaan elektrolit tubuh
Untuk mengetahui kadar Natrium, Kalium, Kalsium dan Bikarbonat
5
d. Duodenal Intubation
Untuk mengetahui penyebab sevara kuantitatif dan kualitatif terutama pada
diare kronik
F. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Menurut Supartini ( 2004 ) penatalaksanaan medis pada pasien
gastroenteritis meliputi:
1) Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien gastroenteritis dan memperhatikan
derajat dehidrasinya dan keadaan umum.
a) Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang di berikan
peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCL dan
glukosa untuk diare akut.
b) Cairan Parenteral
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang di perlukan sesuai
dengan kebutuhan pasien, tetapi semuanya itu tergantung tersedianya
cairan setampat. Pada umumnya cairan Ringer Laktat (RL) di berikan
tergantung berat / ringan dehidrasi, yang di perhitungkan dengan
kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
(1) Dehidrasi Ringan
1 jam pertama 25 – 50 ml / kg BB / hari, kemudian 125 ml /
kg BB /oral.
(2) Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50 – 100 ml / kg BB / oral kemudian 125 ml /
kg BB /hari.
(3) Dehidrasi berat
1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit
(inperset 1 ml : 20 tetes), 16 jam nerikutnya 105 ml / kg BB oralit
per oral.
2) Obat- obatan
6
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui
tinja dengan tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan
glukosa / karbohidrat lain ( gula, air tajin, tepung beras, dsb ).
a) Obat Anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg / ch dengan dosis minimum 30 mg.
Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari.
b) Obat spasmolitik
Umumnya obat spasmolitik seperti papaverin ekstrak beladora,
opium loperamia tidak di gunakan untuk mengatasi diare akut lagi, obat
pengeras tinja seperti kaolin, pectin,charcoal, tabonal, tidak ada
manfaatnya untuk mengatasi diare sehingga tidak diberikan lagi.
c) Antibiotic
Umumnya antibiotic tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang
jelas. Bila penyebabnya kolera, diberikan tetrasiklin 25 – 50 mg / kg
BB / hari. Antibiotic juga diberikan bila terdapat penyakit seperti
OMA, faringitis, bronchitis / bronkopeneumonia.
b. Penatalaksaan Keperawatan
Menurut (Nugroho, 2011) penatalaksanaan keperawatan antara lain :
1) Rencanakan dan berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
2) Monitor tanda-tanda dehidrasi : penurunan kesadaran, takikardi, tensi turun,
anuria, keadaan kulit/turgor.
3) Hentikan makanan padat
4) Monitor tanda –tanda vital
5) Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
G. Komplikasi
a. Dehidrasi
b. Renjatan hipovolemik
c. Kejang
d. Bakterimia
e. Mal nutrisi
f. Hipoglikemia
g. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
7
H. Pathway
Hipermobilitas
Kenaikan Isi rongga usus Usus
suhu tubuh meningkat
Sekresi air dan elektrolit
meningkat
diare
Devisit volume
cairan dan
elektrolit
8
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Identitas
a. Identitas pasien
Nama : An. J
Umur : 7 bulan
Pendidikan :-
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : S2
Agama : Islam
Suku/bangsa : Sunda
1. Keluhan utama
Pasien datang di IGD rumah sakit kramat jati pada tanggal 05 januari 2021,
Menurut penuturan ibu pasien anaknya sudah BAB 4 – 5 x sehari dengan
konsistensi cair disertai mual dan muntah 1-2 x sehari, terlihat lemas dan pucat.
9
Menurut penuturan ibu klien sebelum masuk RS pasien mengalami mencret
4-5 kali yang disertai mual dan muntah, sehingga pasien menjadi, lalu karena
cemas melihat kondisi anaknya yang lemas, Pada tanggal 05 Januari 2021 ibu
pasien membawa pasien ke IGD Rumah Sakit Kramat Jati, dan Diberi Cairan
Infus dan terapi sesuai petunjuk dokter, setelah itu dilakukan observasi pada
pasien dan dilakukan pengkajian tanggal 05 Januari 2021, di dapat tanda tanda
vital nadi 116 x/menit, Respirasi 30 x/mnt, Suhu 380 c, masih mencret 4 – 5 x/hari
dengan konsistensi cair,badannya panas,mual dan muntah,serta nafsu makan
menurun.
Menurut penuturan ibu klien di dalam keluarganya tidak ada yang pernah
mengalami penyakit yang dialami klien ataupun penyakit menular dan keturunan.
Genogram :
Keterangan :
: Laki-laki : An.J
10
: Perempuan
2. Riwayat perkembangan
a). Perkembangan motorik
Menurut penuturan ibu klien,klien sudah dapat menelungkup dalam usia 6
bulan
dan pada usia 7 bulan klien sudah bisa menangis dan aktif dalam menggerakan
badan
b). Perkembangan Emosi dan Hubungan Sosial
klien akan menangis jika di gendong oleh orang lain yang tidak dikenal dan
11
diam jika dekat dengan keluarganya.
c). Perkembangan Bicara dan Bahasa
klien hanya bisa menangis jika klien mau menyusu atau lapar
d). Kebiasaan
Menurut penuturan ibu klien klien senang dan gembira ketika diajak bicara
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Penampilan : Lemah
Kesadaran : Compos mentis
2. Tanda-tanda vital
Tensi: -
Respirasi : 30 x/mnt
Suhu: 380 C
3. Panjang badan : 52 cm
BB : 6,5 kg
2. Integumen
4. Mata : Simetris antara mata kanan dan kiri, Sklera Putih tidak ada ikhterus,
Konjungtiva Merah muda, Pupil mengecil ketika dirangsang cahaya, tidak nampak
adanya kotoran.
5. Hidung: Lubang hidung Ada dan kedua lubang hidung simetris, Cuping hidung Ada
12
6. Mulut dan Lidah : Bibir pucat, tidak terdapat stomatitis,tidak tampak adanya
kotoran,mukosa basah, keadaan bibir kering,
7. Gigi : Tidak nampak adanya kotoran,tidak terdapat caries, Lidahwarna merah muda
tidak nampak adanya kotoran.
8. Telinga : Simetris antara kiri dan kanan, Warna Sama dengan kulit wajah, Daun
telinga ada, Lekuk telinga ada, Cairan yang keluar Tidak ada
10. Dada : Gerakan Dapat mengembang dan mengempis, Bunyi nafas vesikuler Letak
dada Dada kanan dan kiri simetris
12. Abdomen :
Bentuk : datar
Tekstur : halus
12 . Punggung,Pinggul,dan Bokong
14. Tangan
Pergerakan : Baik
15. Kaki
13
Pergerakan : baik
15. Badan
Aktivitas : Baik
Lanugo : Ada
Tekstur : Halus
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 20 Maret 2005
1. Pemeriksaan laboratorium
Rutin
Makrokopis
- warna : kuning muda
- consistensi : cair
- darah :-
- lendir :+
Mikorskopis
- amoeba :-
- cyste :-
- T cacing :-
- eritrosit :3–5
- leukosit :4–7
14
- sisa makanan: -
2. Terapi
Infuse KAEN 3B 20 tts/mnt (mikro)
Moraxime 2 x 1 gr
Inamid 3 x 1 tab
Yekoradine 2 x 1 tab
Pct 3 x 1 tab
Px = ke ~ cairan
Intake Output
: intake – output
(masukan) (haluaran)
: 2800 – 3500 ml
1 Pola Nutrisi
a. Makan
Frekuensi 3 x /hari 3x / hari
Jenis Promina/ bubur Promina
Porsi Habis ½ porsi
15
Cara Dengan bantuan Dengan bantuan
b. Minum
Jenis Air putih + Asi Air Putih + Asi
Frekuensi Sesuai dengan Sesuai dengan
keinginan klien keinginan klien
Jumlah
± 500 cc /hari ± 250 cc / hari
2. Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 1 x / hari 4x / hari
Konsistensi Setengah padat Cair
Warna Kuning Kuning kehijauan
Bau Jumlah Khas feces Khas feces
± 10 cc ± 400 cc
b. BAK
Frekuensi ± 6 –8 x /hari ± 5 x /hari
Warna kuning jernih kuning jernih
Bau khas urine khas urine
Jumlah ± 1000 cc /hari ± 1500 cc /hari
3. Personal Hygine
Mandi 2 x / hari 1x / hari
Ganti pakaian 2 x /hari Jika basah karena
BAB/ BAK
4. Pola Istirahat
Tidur siang 2 –3 jam /hari 2jam /hari
Tidur malam 10- 11 jam/ hari ±10 jam/ hari
a. Data psikologis
Klien masih sangat tergantung pada ibunya,klien tampak rewel dan orang tua klien
menyatakan khawatir tentang kedaan anaknya.
16
b. Data Sosial
Klien tinggal bersama ayah dan ibunya klien tampak tenang bila didekat
ibunya.
c. Data Spiritual
Keluarga klien beragama islam ibu klien menyadari bahwa semua yang dialaminya adalah
cobaan dari Allah SWT.
B. Analisa Data
No Data Senjang Penyebab Masalah
Keperawatan
1 Ds : Ibu klien mengatakan klien Makan makanan dan zat yang kadar Gangguan
mencret dan mual dan muntah, asamnya tinggi → motalitas usus keseimbangan
sehingga pasien rewel. meningkat →peristaltik usus cairan dan
Do : Turgor kulit menurun, bibir meningkat →penyerapan zat-zat
elektrolit
klien tampak pucat dan makanan berkurang→Output
D.0036
kering,Konsistensi feces cair, berlebihan→gangguan keseimbangan
D.0037
intake air ±250/hari
elektrolit dan cairan
17
2 Ds : Ibu klien menyatakan bahwa Diare→muntah→anorexia→masukan Resiko Defisit
nafsu makan anaknya menurun Nutrisi
nutrisi berkurang→BB
karena mual terkadang D.0032
menurun→Gangguan
dikeluarkan lagi, dan maunya
pemenuhan
hanya minum asi
Do : Porsi makan habis ½ porsi kebutuhan nutrisi
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
18
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Ruangan : IGD
Dx medis : GED
19
Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Tindakan
Dan Data Penunjang
NO Tanggal Rasional
SDKI SLKI SIKI
1. 05-01- D.0036 Gangguan L.03021 Luaran utama : I.03122 Intervensi Utama : Observasi :
Pemantauan Elektrolit
2021 D.0037 keseimbanga
Setelah dilakukan I.03098 1. Observasi 1. Perubahan status
n Identifkasi
tindakan keperawatan kemungkinan hidrasi, membrane
cairan dan
selama 2x24 jam penyebab mukosa, turgor kulit,
elektrolit ketidakseimbangan
diharapkan elektrolit menggambarkan berat
20
membaik 3. Edukasi 3. Untuk menggantikan
Jelaskan cairan yang hilang
tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan
hasil
pemantauan, jika
perlu
Intervensi Utama :
Manajemen Cairan
1. Observasi
Monitor status
hidrasi ( mis, frek
nadi, kekuatan nadi,
akral, pengisian
kapiler, kelembapan
mukosa, turgor
kulit, tekanan darah)
Monitor berat
badan harian
Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium (mis.
Hematokrit, Na, K,
Cl, berat jenis urin ,
BUN)
2. Terapeutik
21
1. Catat intake output
dan hitung balans cairan
dalam 24 jam
2. Berikan asupan
cairan sesuai kebutuhan
3. Berikan cairan
intravena bila perlu
2. Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian
diuretik, jika perlu
2. 05-01- D.0032 Resiko L. 03030 Luaran utama : I. 03119 Intervensi utama: Observasi :
2021 Defisit
Setelah Manajemen Nutrisi Untuk mengetahui
Nuttrisi
dilakukan tindakan status nutrisi pasien
1. Observasi
keperawatan selama Identifikasi Untuk mengethaui
2x24 jam diharapkan status nutrisi
asupan makanan
Identifikasi
pasien
a. status nutrisi alergi dan
membaik intoleransi makanan Untuk mengetahui
22
c. berat badan tidak kebutuhan kalori Terapeutik :
mengalami penurunan dan jenis nutrient
Untuk menghindari resiko
Monitor
asupan makanan deficit nutrisi
Monitor berat
badan
Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
2. Terapeutik
Sajikan
makanan secara
menarik dan suhu
yang sesuai
Berikan makan
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi
Berikan
makanan tinggi
kalori dan tinggi
protein
3. Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan
(mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika
23
perlu
Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu
3. 05-01- D.0130 Hipertermia L. 14134 Luaran utama : I.15506 Intervensi utama : Observasi :
2021 Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia
Untuk mengetahui
tindakan keperawatan
selama 2x24 jam 1. Observasi penyebab
diharapkan Identifkasi
penyebab hipertermi hipertermi
a. Termoregulasi (mis. dehidrasi
Untuk mengetahui
Membaik terpapar lingkungan
panas penggunaan kadar elektrolit,
incubator)
suhu tubuh, serta
Monitor suhu haluaran urin
tubuh
Monitor kadar Terapeutik :
elektrolit
Monitor Untuk mengetahui
haluaran urine intake dan output
2. Terapeutik cairan
Sediakan Untuk
lingkungan yang
mempercepat
dingin
penurunan panas
Berikan cairan
24
oral Untuk menghindari resiko
Ganti linen hipertermi
setiap hari atau
lebih sering jika
mengalami
hiperhidrosis
(keringat berlebih)
Hindari
pemberian
antipiretik atau
aspirin
Batasi
oksigen, jika perlu
3. Kolaborasi
25
Monitor iritasi Terapeutik :
dan ulserasi kulit
didaerah perineal 1. Untuk mengetahui
Monitor intake dan output
jumlah pengeluaran
cairan
diare
2. Untuk menghindari
2. Terapeutik
dehidrasi
Berikan
asupan cairan oral 3. Untuk
26
4. Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian obat
antimotilitas
Kolaborasi
pemberian obat
antispasmodic/
spasmolitik
Kolaborasi
pemberian obat
pengeras feses
27
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : An..J
Ruang rawat :IGD
Diagnosa Medis : GED
05/01/2021
28
melakukan pendinginan eksternal (kompres
air hangat), pemberian antipiretik jika
perlu(Pct 3 x 1 tab, moraxime 2x1 gr)
12.20 IV
- mengidentifikasi penyebab diare (mis.
Inflamasi gastrointestinal, iritasi
gastrointestinal), memonitor jumlah
pengeluaran diare, memberikan asupan
cairan oral, pemberian obat pengeras feses
(Inamid 3 x 1 tab, Yekoradine 2 x 1 tab)
06-01-
2021
10.00
I - Memonitor status hidrasi (misal frekuensi
nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian
kapiler, kelembapan mukosa, turgor kulit,
tekanan darah), mencatat intake output dan
hitung balans cairan 24 jam, memberikan
asupan cairan, sesuai kebutuhan,
29
11.30 III
elektrolit, Memonitor haluaran urine,
menyediakan lingkungan yang nyaman,
memberikan pakaian yang nyaman
F. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Klien : An..J
Ruang rawat :IGD
Diagnosa Medis : GED
Data Objektif :
30
Suhu : 37,50 C
Data Objektif :
Nadi : 130x/mnt
Suhu : 37,50 C
31
dan mengikuti anjuran dari rumah sakit
Data Objektif :
Suhu : 370 C
Data Objektif :
32
- Identifikasi penyebab diare (mis. Inflamasi
gastrointestinal, iritasi gastrointestinal)
Data Objektif :
Suhu : 360C
Data Objektif :
33
11.30 III Data Subjektif :
Data Objektif :
Suhu : 360 C
Data Objektif :
34
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukannya asuhan di Rumah Sakit masalah sudah teratasi dan An.J sudah
membaik dan di perbolehkan meninggalkan rumah sakit dan intervensi di hentikan
B. Saran
Dari kesimpulan tersebut di atas, penulis ingin memberikan sedikit saran supaya
peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan menjadi lebih baik, diantaranya
sebagai berikut :
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan lebih meningkatkan profesionalisme dalam melaksanakan asuhan pada
pasien khususnya pasien dengan diagnose GED.
2. Bagi pasien
Diharapkan Ibu lebih memperhatikan dalam merawat dan memantau anak dirumah
dengan baik dan memberikan ASI saja selama 6 bulan, apabila terjadi kegawat
daruratan segera di bawa ke tenaga kesehatan terdekat agar segera memperoleh
penanganan.
3. Bagi Penulis
Penulis selanjutnya diharapkan lebih mengembangkan dalam melakukan asuhan
keperawatan pada pasien dengan diagnose GED, sehingga akan didapatkan hasil
dari asuhan keperawatan yang baik.
35
36