Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT

GASTROENTERITIS DEHIDRASI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dokumentasi Keperawatan

Dosen Pembimbing :

Ibu Yuliastati
Disusun :

Zahirah Rahmadian Budiman


(P17320320045)

PRODI KEPERAWATAN BOGOR


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
BOGOR
2021
KATA PENGANTAR

Bismillahi Rohmannir Rohim


Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi,bahwasannya atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan ini tepat
pada waktunya. Adapun judul makalah ini “Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
penyakit Gastroenteritis Dehidrasi” Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak
mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
banyak terima kasih.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,maka
penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk
perbaikan selanjutnya.
Bogor, 29 Agustus 2021
Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Manisfestasi Klinik
E. Pemeriksaan Penunjang
F. Penatalaksanaan
G. Komplikasi
H. Pathway
BAB III : TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Analisis Data
C. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi Keperawatan
E. Impelentasi Keperawatan
F. Catatan Perkembangan
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gastroenteritis adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan
atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai defekasi yang meningkat (Padila,
2013).
Manifestasi klinis penyakit gastroenteritis bervariasi. Berdasarkan salah satu hasil
penelitian yang dilakukan pada orang dewasa, mual (93%), muntah (81%) atau diare
(89%), dan nyeri abdomen (76%) adalah gejala yang paling sering dilaporkan oleh
kebanyakan pasien. Tanda-tanda dehidrasi sedang sampai berat, seperti membran
mukosa yang kering, penurunan turgor kulit, atau perubahan status mental, terdapat pada
<10% pada hasil pemeriksaan. Gejala pernafasan yang mencakup radang tenggorokan,
batuk, dan rinorea dilaporkan sekitar 10% (Bresee et al, 2012)

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan dan Sebutkan Konsep Medis Pada Pasien Dengan Penyakit GED
2. Jelaskan dan Sebutkan Konsep Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit GED
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien
dengan penyakit GED
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan definisi GED
b. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan patofisiologis GED
c. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan manifestasi klinis GED
d. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan pemeriksaan penunjang GED
e. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan klasifikasi GED
f. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan penatalaksanaan medis GED
g. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan penatalaksanaan keperawatan
GED

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Gastroenteritis adalah peradangan pada mucosa lambung dan usus halus (Lewis,
2000 ).
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus yang
di tandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan elektrolit
yang menimbulkan dehidrasi dan gejala keseimbangan elektrolit ( cecyly, Betz,
2002).

Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak; konsistensi feces encer, dapat berwarna hijau atau dapat
pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja.(Ngastiyah, 1997 : 143)

Klasifikasi gastroenteritis menurut depkes RI 1999, diare diklasifikasikan


menjadi diare akut dan kronis.
a. Diare akut adalah diare yang serangannya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari
14 hari. Diare akut diklasifikasikkan kembali secara klinis menjadi:
1) Diare non-inflamasi
Diare ini disebabkan oleh enterotoksin dan menyebabkan diare menjadi
cair dengan volume besar tanpa lendir dan darah. Keluhan abdomen jarang
terjadi atau bahkan tidak ada sama sekali. Dehidrasi cepat terjadi apabila
tidak mendapatkan cairan yang seseuai sebagai pengganti. Tidak ditemukan
leukosit pada pemeriksaaan feses rutin.
2) Diare inflamasi
Diare ini disebabkan oleh invasi bakteri dan pengeluaran sitotoksin di
kolon. Gejala klinis ditandai dengan adanya mulas sampai dengan nyeri
kolik, mual, muntah, demam, tenesmus, tanda dan gejala dehidrasi.
Secara makroskopis terdapat lendir dan darah pada pemeriksaan feses rutin
dan secara mikroskopis terdapat sel leukosit polimorphonuklear (PMN).
b. Diare kronis berlangsung lebih dari 14 hari. Diare kronis diklasifikasikkan
kembali secara klinis menjadi:
1) Diare sekresi

2
Diare dengan volume feses banyak yang biasanya disebabkan
oleh gangguan transport elektrolit akibat peningkatan produksi dan sekresi
air dan elektrolit namun kemampuan absorbs mukosa usus ke dalam usus
menurun. Penyebabnya adalah toksin bakteri seperti toksin kolera,
pengaruh garam empedu, asam lemak rantai pendek, laksatif non osmotic
dan hormone intestinal (gastrin vasoaktif intestinal polypeptide (VIP))2)
2) Diare osmotic
Terjadi bila terdapat partikel yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus
sehingga osmolaritas lumen meningkat dan air tertarik dari dalam plasma
ke lumen usus sehingga terjadilah diare. Misalnya malabsorbsi karbohidrat
akibat defisiensi lactase atau akibat garam magnesium.
3) Diare eksdatif
Inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus
halus maupun usus besar. Inflamasi dan eksudat dapat terjadi akibat infeksi
bakteri atau bersifat non-infeksi seperti gluten sensitive enteropathy,
inflammatory bowel disease ataupun akibat radiasi. Kelompok lain akibat
gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu transit makanan dan
minuman diusus menjadi lebih cepat. Pada kondisi tirotoksikosis, sindroma
usus iritabel atau diabetes mellitus dapat muncul diare ini.

B. Etiologi
Menurut Mansjoer ( 2000 ) etiologi gastroenteritis adalah :
a. Faktor infeksi
1) Infeksi Internal merupakan infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama gastroenteritis. meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli,
Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi
virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit
(E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans)
2) Infeksi parenteral merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan gastroenteritis. seperti: otitis media akut, tonsilitis,
bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
b. Faktor Malabsorbsi

3
Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi
laktosa merupakan penyebab gastroenteritis yang terpenting pada bayi dan anak.
c. Faktor Makanan
Gastroenteritis dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun
dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
d. Faktor Psikologis
Gastroenteritis dapat terjadi karena faktor psikologis ( rasa takut dan cemas
).
C. Patofisiologi
Gastroenteritis dapat terjadi akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam
usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung. Mikroorganisme tersebut
berkembang baik, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi
hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare. Mikroorganisme
memproduksi toksin. Enterotoksin yang diproduksi agen bakteri (seperti E.coli dan
Vibrio cholera) akan memberikan efek langsung dalam peningkatan pengeluaran
sekresi air ke dalam lumen gastrointestinal. Beberapa agen bakteri bisa
memproduksi sitotoksin (seperti Shigella dysenteriae,Vibrio parahaemolitikus,
Clostridium difficile, enterohemorrhagic E.coli) yang menghasilkan kerusakan sel-
sel mukosa, serta menyebabkan feses bercampur darah dan lendir bekas sisa sel-sel
yang terinflamasi. Invasi enterosit dilakukan beberapa mikroba seperti Shigella,
organisme campylobacter, dan enterovasif E.coli yang menyebabkan terjadinya
destruksi,serta inflamasi (Jones, 2003).
Pada manifestasi lanjut dari diare dan hilangnya cairan, elektrolit memberikan
manifestasi pada ketidakseimbanganan asam basa (metabolik asidosis). Hal ini
terjadi karena kehilangan Na-Bikarbonat bersama feses. Metabolisme lemak tidak
sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh dan terjadinya penimbunan
asam laktat karena adanya anoreksia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat
asam meningkat kerana tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria)
dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan
intraseluler (Levine, 2009).
Respon patologis penting dari gastroenteritis dengan diare berat adalah
dehidrasi,yaitu gangguan dalam keseimbangan air yang disebabkan output melebihi

4
intake. Meskipun yang hilang adalah cairan tubuh, tetapi dehidrasi juga disertai
gangguan elektrolit (Prescilla, 2009).

D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis klien dengan gangguan gastroenteritis menurut (Betz, 2009)
adalah :
a. Diare yang berlangsung lama ( berhari-hari atau berminggu-minggu) baik secara
menetap atau berulang panderita akan mengalami penurunan berat badan.
b. BAB kadang bercampur dengan darah.
c. Tinja yang berbuih.
d. Konsistensi tinja tampak berlendir.
e. Tinja dengan konsistensi encer bercampur dengan lemak
f. Penderita merasakan sekit perut.
g. Rasa kembung.
h. Mual, kadang-kadang sampai muntah.
i. Kadang-kadang demam.

E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksan laboratorium penting artinya dalam menegakkan diagnosis yang
tepat sehingga tepat juga dalam memberikan obat. Adapun pemeriksaan yang perlu
dikerjakan menurut (maja, 2007) adalah :
a. Pemeriksaan Feses
Tes tinja untuk mengetahui makroskopis dan mikroskopis, biakan kuman
untuk mengetahui kuman penyebab, tes resistensi terhadap berbagai antibiotik
serta untuk mengetahui pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi glukosaa.
b. Pemeriksaan Darah
Darah perifer lengkap, analisa darah dan elektrolit (terutama Na, Ca,K dan
P serum pada diare yang disertai kejang), anemia dan dapat terjadi karena
malnutrisi/malabsorbsi tekanan fungsi sum-sum tulang (proses inflamasi kronis)
peningkatan sel-sel darah putih, pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah
untuk mengetahui faal ginjal.
c. Pemeriksaan elektrolit tubuh
Untuk mengetahui kadar Natrium, Kalium, Kalsium dan Bikarbonat

5
d. Duodenal Intubation
Untuk mengetahui penyebab sevara kuantitatif dan kualitatif terutama pada
diare kronik

F. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Menurut Supartini ( 2004 ) penatalaksanaan medis pada pasien
gastroenteritis meliputi:
1) Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien gastroenteritis dan memperhatikan
derajat dehidrasinya dan keadaan umum.

a) Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang di berikan
peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCL dan
glukosa untuk diare akut.
b) Cairan Parenteral
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang di perlukan sesuai
dengan kebutuhan pasien, tetapi semuanya itu tergantung tersedianya
cairan setampat. Pada umumnya cairan Ringer Laktat (RL) di berikan
tergantung berat / ringan dehidrasi, yang di perhitungkan dengan
kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
(1) Dehidrasi Ringan
1 jam pertama 25 – 50 ml / kg BB / hari, kemudian 125 ml /
kg BB /oral.
(2) Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50 – 100 ml / kg BB / oral kemudian 125 ml /
kg BB /hari.
(3) Dehidrasi berat
1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit
(inperset 1 ml : 20 tetes), 16 jam nerikutnya 105 ml / kg BB oralit
per oral.
2) Obat- obatan

6
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui
tinja dengan tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan
glukosa / karbohidrat lain ( gula, air tajin, tepung beras, dsb ).
a) Obat Anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg / ch dengan dosis minimum 30 mg.
Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari.
b) Obat spasmolitik
Umumnya obat spasmolitik seperti papaverin ekstrak beladora,
opium loperamia tidak di gunakan untuk mengatasi diare akut lagi, obat
pengeras tinja seperti kaolin, pectin,charcoal, tabonal, tidak ada
manfaatnya untuk mengatasi diare sehingga tidak diberikan lagi.
c) Antibiotic
Umumnya antibiotic tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang
jelas. Bila penyebabnya kolera, diberikan tetrasiklin 25 – 50 mg / kg
BB / hari. Antibiotic juga diberikan bila terdapat penyakit seperti
OMA, faringitis, bronchitis / bronkopeneumonia.

b. Penatalaksaan Keperawatan
Menurut (Nugroho, 2011) penatalaksanaan keperawatan antara lain :
1) Rencanakan dan berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
2) Monitor tanda-tanda dehidrasi : penurunan kesadaran, takikardi, tensi turun,
anuria, keadaan kulit/turgor.
3) Hentikan makanan padat
4) Monitor tanda –tanda  vital
5) Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat

G. Komplikasi
a.       Dehidrasi
b.      Renjatan hipovolemik
c.       Kejang
d.      Bakterimia
e.       Mal nutrisi
f.       Hipoglikemia
g.      Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

7
H. Pathway

Infeksi Malabsorbsi Makanan beracun psikologis


(bakteri,virus,parasit

Reaksi inflamasi Pergheseran cairan Motilitas usus Rangsangan


dan elektrolit ke parasimpatis
rongga usus meningkat

Hipermobilitas
Kenaikan Isi rongga usus Usus
suhu tubuh meningkat
Sekresi air dan elektrolit
meningkat

diare

Tubuh kehilangan Sering defakasi Output berlebihan


cairan dan elektrolit absorbsi berkurang

Penurunan volume Kemerahan dan iritasi


cairan ekstra sel dan sekitar kulit anus Penurunan nutrisi
intra sel

Turgor kulit Gangguan


menurun integritas kulit

Devisit volume
cairan dan
elektrolit

8
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
Identitas
a. Identitas pasien
Nama : An. J

Umur : 7 bulan

Alamat : Perumahan Cibipark, Blok.E, No.3

Pendidikan :-

Tgl. masuk : 05 januari 2021

No. register : 088874

Dx. masuk : GED

b. Identitas penanggung jawab


Nama : Tn. S

Pekerjaan : PNS

Pendidikan : S2

Agama : Islam

Suku/bangsa : Sunda

Alamat : Perumahan Cibipark, Blok.E, No.3

Hub. dengan klien : Ayah kandung

1. Keluhan utama

Pasien datang di IGD rumah sakit kramat jati pada tanggal 05 januari 2021,
Menurut penuturan ibu pasien anaknya sudah BAB 4 – 5 x sehari dengan
konsistensi cair disertai mual dan muntah 1-2 x sehari, terlihat lemas dan pucat.

2. Riwayat kesehatan sekarang

a. Riwayat kesehatan sekarang

9
Menurut penuturan ibu klien sebelum masuk RS pasien mengalami mencret
4-5 kali yang disertai mual dan muntah, sehingga pasien menjadi, lalu karena
cemas melihat kondisi anaknya yang lemas, Pada tanggal 05 Januari 2021 ibu
pasien membawa pasien ke IGD Rumah Sakit Kramat Jati, dan Diberi Cairan
Infus dan terapi sesuai petunjuk dokter, setelah itu dilakukan observasi pada
pasien dan dilakukan pengkajian tanggal 05 Januari 2021, di dapat tanda tanda
vital nadi 116 x/menit, Respirasi 30 x/mnt, Suhu 380 c, masih mencret 4 – 5 x/hari
dengan konsistensi cair,badannya panas,mual dan muntah,serta nafsu makan
menurun.

b. Riwayat kesehatan dahulu

Menurut penuturan ibu klien,klien belum pernah menderita penyakit seperti


sekarang yang dialami klien.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Menurut penuturan ibu klien di dalam keluarganya tidak ada yang pernah
mengalami penyakit yang dialami klien ataupun penyakit menular dan keturunan.

Genogram :

Keterangan :

: Laki-laki : An.J

10
: Perempuan

d. Riwayat persalinan dan kehamilan


1. Prenatal
Menurut penuturan ibu klien,klien pernah mendapatkan imunisasi TT
sebanyak 2 x yaitu pada usia kehamilan 3 bulan dan 7 bulan dan selalu
memeriksakan kehamilan ibunya ke bidan terdekat.
2. Intra natal
Bayi lahir spontan dengan usia kehamilan 36 minggu dengan BB 2700
gr
3. Post natal
Klien lahir dalam keadaan sehat,normal setelah klien lahir,klien
langsung menangis kuat dan bisa menghisap ASI dan melahirkan
dengan bantuan bidan.
e. Riwayat Imunisasi
Ibu klien mengatakan anaknya pernah mendapat imunisasi BCG 1,2,3 DPT 1,2,3
Polio 1,2,3.
f. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Riwayat pertumbuhan
- BB lahir : 2700 gr
- Panjang badan lahir : 48 cm
- BB sekarang : 6500 gr
- Lingkar kepala : 38 cm
- Lingkar dada : 40 cm

2. Riwayat perkembangan
a). Perkembangan motorik
Menurut penuturan ibu klien,klien sudah dapat menelungkup dalam usia 6
bulan
dan pada usia 7 bulan klien sudah bisa menangis dan aktif dalam menggerakan
badan
b). Perkembangan Emosi dan Hubungan Sosial
klien akan menangis jika di gendong oleh orang lain yang tidak dikenal dan

11
diam jika dekat dengan keluarganya.
c). Perkembangan Bicara dan Bahasa
klien hanya bisa menangis jika klien mau menyusu atau lapar
d). Kebiasaan
Menurut penuturan ibu klien klien senang dan gembira ketika diajak bicara

 PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Penampilan : Lemah
Kesadaran : Compos mentis

2. Tanda-tanda vital
 Tensi: -

 Pols: 116 x/menit

 Respirasi : 30 x/mnt

 Suhu: 380 C

3. Panjang badan : 52 cm
BB : 6,5 kg

2. Integumen

1. Rambut dan kulit kepala : Penyebaran merata,Tekstur halus,warna hitam,tidak


nampak adanya kotoran.

2. Kulit : Warna Sawo matang,turgor kulit menurun,tekstur halus,kelembaban


kering,tidak nampak adanya oedema dan kotoran.

3. Kuku : Warna transparan,tekstur halus,bentuk cembung, keadekuatan dapat kembali


kesemula dalam waktu ± 2 detik bila ditekan

4. Mata : Simetris antara mata kanan dan kiri, Sklera Putih tidak ada ikhterus,
Konjungtiva Merah muda, Pupil mengecil ketika dirangsang cahaya, tidak nampak
adanya kotoran.

5. Hidung: Lubang hidung Ada dan kedua lubang hidung simetris, Cuping hidung Ada

12
6. Mulut dan Lidah : Bibir pucat, tidak terdapat stomatitis,tidak tampak adanya
kotoran,mukosa basah, keadaan bibir kering,

7. Gigi : Tidak nampak adanya kotoran,tidak terdapat caries, Lidahwarna merah muda
tidak nampak adanya kotoran.

8. Telinga : Simetris antara kiri dan kanan, Warna Sama dengan kulit wajah, Daun
telinga ada, Lekuk telinga ada, Cairan yang keluar Tidak ada

9. Leher : Kelenjar Thyroid Tidak ada pembesaran

10. Dada : Gerakan Dapat mengembang dan mengempis, Bunyi nafas vesikuler Letak
dada Dada kanan dan kiri simetris

11. Mamae, Putting ada, Areola menyebar disekitar putting

12. Abdomen :

 Bentuk : datar

 Tekstur : halus

 Kebersihan : tidak nampak adanya kotoran.

12 . Punggung,Pinggul,dan Bokong

 Tonjolan punggung : Tidak ada

 Lipatan bokong : Simetris

 Warna kulit bokong : sama seperti warna sekitar sawo matang

13. Genetalia : Testis ada, tidak Nampak danya kotoran

14. Tangan

 Pergerakan : Baik

 Jari tangan kanan/kiri : Lengkap

 Reflek menggenggam : ada

15. Kaki

13
 Pergerakan : baik

 Jari kaki kanan/kiri : Lengkap

 Refleks Babinski : Ada

15. Badan

 Aktivitas : Baik

 Warna kulit : Merah

 Lanugo : Ada

 Cyanosis : Tidak ada

 Tekstur : Halus

 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 20 Maret 2005

1. Pemeriksaan laboratorium
Rutin

 Makrokopis
- warna : kuning muda

- consistensi : cair

- darah :-

- lendir :+

 Mikorskopis
- amoeba :-

- cyste :-

- T cacing :-

- eritrosit :3–5

- leukosit :4–7

14
- sisa makanan: -

2. Terapi
Infuse KAEN 3B 20 tts/mnt (mikro)

Moraxime 2 x 1 gr

Inamid 3 x 1 tab

Yekoradine 2 x 1 tab

Pct 3 x 1 tab

Diet bubur halus

Px = ke ~ cairan

Intake Output

Infus : 500 ml urine : 1200 ml

Cairan oral : 1000 ml feses : 1400 ml

Metab : 300 ml Iwl : paru 300 ml

Air. Mak : 1000 ml kulit 300 ml


+ +
2800 ml 3500 ml

: intake – output

(masukan) (haluaran)

: 2800 – 3500 ml

: 700 ml. < 700 ml

 Pola Aktivitas Sehari-hari


No Jenis Aktivitas Sebelum sakit Sesudah sakit

1 Pola Nutrisi
a. Makan
Frekuensi 3 x /hari 3x / hari
Jenis Promina/ bubur Promina
Porsi Habis ½ porsi

15
Cara Dengan bantuan Dengan bantuan

b. Minum
Jenis Air putih + Asi Air Putih + Asi
Frekuensi Sesuai dengan Sesuai dengan
keinginan klien keinginan klien
Jumlah
± 500 cc /hari ± 250 cc / hari

2. Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 1 x / hari 4x / hari
Konsistensi Setengah padat Cair
Warna Kuning Kuning kehijauan
Bau Jumlah Khas feces Khas feces
± 10 cc ± 400 cc

b. BAK
Frekuensi ± 6 –8 x /hari ± 5 x /hari
Warna kuning jernih kuning jernih
Bau khas urine khas urine
Jumlah ± 1000 cc /hari ± 1500 cc /hari

3. Personal Hygine
Mandi 2 x / hari 1x / hari
Ganti pakaian 2 x /hari Jika basah karena
BAB/ BAK

4. Pola Istirahat
Tidur siang 2 –3 jam /hari 2jam /hari
Tidur malam 10- 11 jam/ hari ±10 jam/ hari

 Data Psikologi,Sosial dan Spiritual

a. Data psikologis

Klien masih sangat tergantung pada ibunya,klien tampak rewel dan orang tua klien
menyatakan khawatir tentang kedaan anaknya.

16
b. Data Sosial

Klien tinggal bersama ayah dan ibunya klien tampak tenang bila didekat
ibunya.

c. Data Spiritual

Keluarga klien beragama islam ibu klien menyadari bahwa semua yang dialaminya adalah
cobaan dari Allah SWT.

B. Analisa Data
No Data Senjang Penyebab Masalah
Keperawatan
1 Ds : Ibu klien mengatakan klien Makan makanan dan zat yang kadar Gangguan
mencret dan mual dan muntah, asamnya tinggi → motalitas usus keseimbangan
sehingga pasien rewel. meningkat →peristaltik usus cairan dan
Do : Turgor kulit menurun, bibir meningkat →penyerapan zat-zat
elektrolit
klien tampak pucat dan makanan berkurang→Output
D.0036
kering,Konsistensi feces cair, berlebihan→gangguan keseimbangan
D.0037
intake air ±250/hari
elektrolit dan cairan

17
2 Ds : Ibu klien menyatakan bahwa Diare→muntah→anorexia→masukan Resiko Defisit
nafsu makan anaknya menurun Nutrisi
nutrisi berkurang→BB
karena mual terkadang D.0032
menurun→Gangguan
dikeluarkan lagi, dan maunya
pemenuhan
hanya minum asi
Do : Porsi makan habis ½ porsi kebutuhan nutrisi

Muntah ± 1-2 x /hari

Klien tampak lemas


3. Konsistensi feces cair Peradangan saluran cerna Diare
Ds : Ibu klien menyatakan bahwa →merangsang pengaturan D.0020
anaknya panas suhu→hipothalamus→peningkatan Hipertermia
Do: Suhu 380C, turgor kulit suhu tubuh→resiko tinggi terjadi D.0130
menurun hipertermia

4 Ds : Menurut penuturan ibu Peristaltik usus Diare


meningkat→merangsang spincter ani D.0020
klien,klien masih mencret
untuk berkontraksi→defekasi lebih

Do : Frekuensi BAB 4 –5 x/hari


sering terjadi

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubung dengan output yang


berlebihan.
2. Resiko deficit nutrisi sehubungan dengan anorexia.
3. hipertermi sehubungan dengan adanya peningkatan suhu tubuh
4. Diare sehubungan dengan peningkatan peristaltik usus.

18
D. INTERVENSI KEPERAWATAN

Ruangan : IGD

Dx medis : GED

Nama Klien : An.J

19
Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Tindakan
Dan Data Penunjang
NO Tanggal Rasional
SDKI SLKI SIKI

Kode Diagnosa Kode Luaran Kode Intervensi

1. 05-01- D.0036 Gangguan L.03021 Luaran utama :  I.03122 Intervensi Utama : Observasi :
Pemantauan Elektrolit
2021 D.0037 keseimbanga
Setelah dilakukan I.03098 1. Observasi 1. Perubahan status
n  Identifkasi
tindakan keperawatan kemungkinan hidrasi, membrane
cairan dan
selama 2x24 jam penyebab mukosa, turgor kulit,
elektrolit ketidakseimbangan
diharapkan elektrolit menggambarkan berat

D.0036 keseimbangan cairan ringannya kekurangan


 Monitor kadar
D.0037 dan elektrolit eletrolit serum cairan
meningkat dengan  Monitor mual, 2. Untuk mengetahui
Kriteria Hasil: muntah dan diare perubahan berat badan
 Monitor setiap harinya
1. Asupan cairan dan kehilangan cairan,
elektrolit jika perlu
Terapeutik :
meningkat 2. Terapeutik
1. Untuk mengetahui
2. Kebutuhan cairan  Atur interval
waktu pemantauan intake dan output
dan elektrolit sesuai dengan
cairan
tercukupi kondisi pasien
2. Untuk menghindari
3. Turgor kulit  Dokumentasik
an hasil pemantauan dehidrasi

20
membaik 3. Edukasi 3. Untuk menggantikan
 Jelaskan cairan yang hilang
tujuan dan prosedur
pemantauan
 Informasikan
hasil
pemantauan, jika
perlu

Intervensi Utama :
Manajemen Cairan 

1. Observasi
 Monitor status
hidrasi ( mis, frek
nadi, kekuatan nadi,
akral, pengisian
kapiler, kelembapan
mukosa, turgor
kulit, tekanan darah)
 Monitor berat
badan harian
 Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium (mis.
Hematokrit, Na, K,
Cl, berat jenis urin ,
BUN)
2. Terapeutik

21
1. Catat intake output
dan hitung balans cairan
dalam 24 jam
2. Berikan  asupan
cairan sesuai kebutuhan
3. Berikan cairan
intravena bila perlu
2. Kolaborasi

 Kolaborasi
pemberian
diuretik,  jika perlu

2. 05-01- D.0032 Resiko L. 03030 Luaran utama : I. 03119 Intervensi utama: Observasi :
2021 Defisit
Setelah Manajemen Nutrisi  Untuk mengetahui
Nuttrisi
dilakukan tindakan status nutrisi pasien
1. Observasi
keperawatan selama  Identifikasi  Untuk mengethaui
2x24 jam diharapkan status nutrisi
asupan makanan
 Identifikasi
pasien
a. status nutrisi alergi dan
membaik intoleransi makanan  Untuk mengetahui

b. porsi makan  Identifikasi berat badan ideal


makanan yang
dihabiskan pasien
disukai
 Identifikasi

22
c. berat badan tidak kebutuhan kalori Terapeutik :
mengalami penurunan dan jenis nutrient
Untuk menghindari resiko
 Monitor
asupan makanan deficit nutrisi
 Monitor berat
badan
 Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
2. Terapeutik
 Sajikan
makanan secara
menarik dan suhu
yang sesuai
 Berikan makan
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi
 Berikan
makanan tinggi
kalori dan tinggi
protein
3. Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan
(mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika

23
perlu

 Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu
3. 05-01- D.0130 Hipertermia L. 14134 Luaran utama : I.15506 Intervensi utama : Observasi :
2021 Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia
 Untuk mengetahui
tindakan keperawatan
selama 2x24 jam 1. Observasi penyebab
diharapkan  Identifkasi
penyebab hipertermi hipertermi
a. Termoregulasi (mis. dehidrasi
 Untuk mengetahui
Membaik terpapar lingkungan
panas penggunaan kadar elektrolit,
incubator)
suhu tubuh, serta
 Monitor suhu haluaran urin
tubuh
 Monitor kadar Terapeutik :
elektrolit
 Monitor  Untuk mengetahui
haluaran urine intake dan output
2. Terapeutik cairan
 Sediakan  Untuk
lingkungan yang
mempercepat
dingin
penurunan panas
 Berikan cairan

24
oral Untuk menghindari resiko
 Ganti linen hipertermi
setiap hari atau
lebih sering jika
mengalami
hiperhidrosis
(keringat berlebih)
 Hindari
pemberian
antipiretik atau
aspirin
 Batasi
oksigen, jika perlu
3. Kolaborasi

Kolaborasi cairan dan


elektrolit intravena, jika
perlu.
4. 05-01- D.0020 Diare L.04033 Luaran utama: I.03101 Intervensi utama : Observasi :
2021 Manajemen Diare
Setelah dilakukan
 Untuk mengetahui
tindakan keperawatan 1. Observasi
selama 2x24 jam  Identifikasi penyebab diare
diharapkan : penyebab diare
(mis. Inflamasi
a. Eliminasi fekal (mis. Inflamasi
membaik gastrointestinal, gastrointestinal,
b. frekuwensi BAB iritasi
iritasi
berkurang gastrointestinal)
gastrointestinal)
c. Konsistensi dari  Identifikasi
riwayat pemberian
feses tidak cair makanan

25
 Monitor iritasi Terapeutik :
dan ulserasi kulit
didaerah perineal 1. Untuk mengetahui
 Monitor intake dan output
jumlah pengeluaran
cairan
diare
2. Untuk menghindari
2. Terapeutik
dehidrasi
 Berikan
asupan cairan oral 3. Untuk

 Pasang jalur menggantikan


intravena cairan yang hilang
 Ambil sampel
feses untuk kultur,
jika perlu
3. Edukasi
 Anjurkan
makanan porsi kecil
dan sering secara
bertahap
 Anjurkan
menghindari
makanan, 
pembentuk gas,
pedas, dan
mengandung lactose
 Anjurkan
melanjutkan
pemberian ASI

26
4. Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian obat
antimotilitas
 Kolaborasi
pemberian obat
antispasmodic/
spasmolitik

 Kolaborasi
pemberian obat
pengeras feses

27
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : An..J
Ruang rawat :IGD
Diagnosa Medis : GED

Tanggal No.Dx Implementasi Paraf


dan jam

05/01/2021

10.00 I - memonitor input out put cairan pasien,


memantau pemberian asi, pemberian cairan
perenteral, infuse KAEN 3B 20 tts/mnt
(mikro), mengidentifikasi penyebab
gangguan integritas kulit (mis perubahan
sirkulasi, perubahan status nutrisi, penurunan
kelembaban, suhu lingkungan ekstrem,
penurunan mobilitas

10.25 II - Mengidentifikasi alergi dan intoleransi


makanan, Mengidentifikasi makanan yang
disukai, mengidentifikasi kebutuhan kalori
dan jenis nutrient, memonitor asupan
makanan

- Memonitor suhu tubuh, Memonitor kadar


11.30 III elektrolit, Memonitor haluaran urine,
menyediakan lingkungan yang nyaman,
memberikan pakaian yang nyaman,

28
melakukan pendinginan eksternal (kompres
air hangat), pemberian antipiretik jika
perlu(Pct 3 x 1 tab, moraxime 2x1 gr)

12.20 IV
- mengidentifikasi penyebab diare (mis.
Inflamasi gastrointestinal, iritasi
gastrointestinal), memonitor jumlah
pengeluaran diare, memberikan asupan
cairan oral, pemberian obat pengeras feses
(Inamid 3 x 1 tab, Yekoradine 2 x 1 tab)

06-01-
2021

10.00
I - Memonitor status hidrasi (misal frekuensi
nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian
kapiler, kelembapan mukosa, turgor kulit,
tekanan darah), mencatat intake output dan
hitung balans cairan 24 jam, memberikan
asupan cairan, sesuai kebutuhan,

10.25 - Memonitor berat badan harian, memonitor


II
asupan makanan

- Memonitor suhu tubuh, Memonitor kadar

29
11.30 III
elektrolit, Memonitor haluaran urine,
menyediakan lingkungan yang nyaman,
memberikan pakaian yang nyaman

- memonitor iritasi dan ulserasi kulit

12.20 IV didaerah perineal, memonitor jumlah


pengeluaran diare, memberikan asupan
cairan oral

F. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Klien : An..J
Ruang rawat :IGD
Diagnosa Medis : GED

Tanggal Dx Evaluasi Paraf


Dan Jam
05/01/2021 I Data Subjektif :
10.00
ibu pasien mengatakan, frekuensi bab pasien
berkurang, mual dan muntah berkurang, tidak
lemas lagi, pasien lebih ceria

Data Objektif :

Nadi : 125 x/mnt

30
Suhu : 37,50 C

Respirator Rate: 30 x/mnt

Analisa : gangguan elektrolit dan cairan


belum terpenuhi sehingga gangguan belum
teratasi

Planning : intervensi dilanjutkan

- menganjurkan tetap mencukupi kebutuhan


cairan dengan memberi air putih

- monitor out put dan input

- pantau tanda dan gejala dehidrasi


10.25 II Data Subjektif : ibu pasien berkata mual
berkurang,ibu pasien juga mengatakan pasien
mulai nafsu makan

Data Objektif :

Berat Badan Pasien Masih Sama 6,5 Kg porsi


makan pasien habis ½ porsi, pasien tampak
lebih segar

Nadi : 130x/mnt

Suhu : 37,50 C

Respirator Rate: 30 x/mnt

Analisa : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi


sehingga resiko deficit nutrisi belum teratasi
sehingga

Planning : intervensi dilanjutkan

-memberikan edukasi kepada ibu pasien agar


sabar dalam memberikan nutrisi kepada anak

31
dan mengikuti anjuran dari rumah sakit

- monitor asupan nutrisi pasien


11.30 III Data Subjektif :

ibu pasien mengatakan suhu pasien menurun

Data Objektif :

Nadi : 130 x/mnt

Suhu : 370 C

Respirator Rate: 30 x/mnt

Analisa : suhu tubuh menurun sehingga


hipertermia teratasi

Planning : Intervensi dilanjutkan


- anjurkan tetap memberikan cairan yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh
pasien
12.20 IV Data Subjektif :

ibu pasien mengatakan frekuensi bab pasien


sudah berkurang, namun konsistensi bab
pasien masih cair

Data Objektif :

Konsistensi feses masih cair, frekuensi BAB


pasien Berkurang

Analisa : diare belum teratasi

Planning : intervensi di lanjutkan

-Kolaborasi pemberian obat pengeras feses


( Inamid 3 x 1 tab, Yekoradine 2 x 1 tab)

32
- Identifikasi penyebab diare (mis. Inflamasi
gastrointestinal, iritasi gastrointestinal)

06/01/2021 I Data Subjektif :


10.00
ibu pasien mengatakan, frekuensi bab pasien
sudah berkurang, sudah tidak mual dan
muntah, tidak lemas lagi, sudah tampak ceria,

Data Objektif :

Nadi : 150 x/mnt

Suhu : 360C

Respirator Rate: 40 x/mnt

Analisa : elektrolit dan cairan terpenuhi


sehingga gangguan teratasi

Planning : intervensi di hentikan


10.25 II Data Subjektif :

ibu pasien berkata pasien sudah tidak mual,


dan ibu pasien juga mengatakan pasien sudah
nafsu makan

Data Objektif :

berat badan pasien 6,8 kg, makan habis 1


porsi, pasien tampak lebih sehat dan ceria

Analisa : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi


sehingga resiko deficit nutrisi teratasi

Planning : intervensi di hentikan

33
11.30 III Data Subjektif :

ibu pasien mengatakan suhu pasien menurun

Data Objektif :

Nadi : 150 x/mnt

Suhu : 360 C

Respirator Rate: 40 x/mnt

Analisa : suhu tubuh menurun sehingga


hipertermia teratasi

Planning : intervensi dihentikan

12.20 IV Data Subjektif :

ibu pasien mengatakan bahwa frekuensi BAB


pasien sudah kembali normal, konsistensi
feses sudah tidak cair

Data Objektif :

konsistensi BAB pasien sudah tidak cair,


Serta Frekuensi BAB pasien sudah berkurang

Analisa : diare sudah teratasi

Planning : intervensi dihentikan

34
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukannya asuhan di Rumah Sakit masalah sudah teratasi dan An.J sudah
membaik dan di perbolehkan meninggalkan rumah sakit dan intervensi di hentikan

B. Saran

Dari kesimpulan tersebut di atas, penulis ingin memberikan sedikit saran supaya
peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan menjadi lebih baik, diantaranya
sebagai berikut :
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan lebih meningkatkan profesionalisme dalam melaksanakan asuhan pada
pasien khususnya pasien dengan diagnose GED.
2. Bagi pasien
Diharapkan Ibu lebih memperhatikan dalam merawat dan memantau anak dirumah
dengan baik dan memberikan ASI saja selama 6 bulan, apabila terjadi kegawat
daruratan segera di bawa ke tenaga kesehatan terdekat agar segera memperoleh
penanganan.
3. Bagi Penulis
Penulis selanjutnya diharapkan lebih mengembangkan dalam melakukan asuhan
keperawatan pada pasien dengan diagnose GED, sehingga akan didapatkan hasil
dari asuhan keperawatan yang baik.

35
36

Anda mungkin juga menyukai