Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTROENTERITIS

1.1 Pengertian

Gastroenteritis adalah iritasi dan peradangan pada lapisandalam lambu ng dan usus
kecil . Biasanya disebabkan oleh infeksi virus,bakteri atau parasite,sertamenye bab kan
muntah dan diare yang parah. Gastroenteritis,paling sering ditularkan melalui makanan
atau air yang terkontaminasi.Selain itu, penularan juga terja didari kontak dekat dengan
individu yang terinfeksi. Saluran limbah selama musim hujan dapat menyebabkan
penyebaran lebih lanjut dari organisme penyebab Kotoran terbuka adalah alasan umum
lainya yang menyebabkan penyebaran kondisi melalui lalat dan hamalainya. (
Kardiyudiani & Susanti,2019 )
1.2. Etiologi

Menurut Kardiyudiani &Susanti,(2019). Penyebab gastroenteritis yang paling umum


adalah virus.Jenis utama adalah rotavirus dan norovirus.

Menurut Manjour dkk (2003)Penyebab gastroenteritis dapat dibagi dalam beberpa


faktor yaitu :

a. Faktor infeksi Internal : infeksi pencernaan yang disebabkan


oleh bakteri Shigella, sallmonel, dan E- Coli.
b. infeksi Parentral : di sebabkan oleh penyakit lain, infeksi diluar
alat pencernaan makanan, misal pada anak penyakit telinga,
kadang disertai dengan diare.
c. Faktor Mal absorbsi : Malabsorbsi karbohidrat, lemak, protein, dan
intoleransi laktosa yang sering terjadi pada bayi dan anak-anak.

d. Faktor makanan : Keracunan makanan, alergi pada makanan,


dan mengkonsumsi makanan basi.
e. Faktor psikologis : Rasa takut dan cemas dapat mempengaruhi diare.
1.3 Manifestasi Klinis

Gejala utama gastroenteritis adalah diare, usus besar (kolon) yang


terinfeksi kehilangan kemampuanya untuk mempertahankan cairan, yang
menyebabkan kotoran seseorang menjadi encer atau berair. Gejala lain
termasuk :

a. Nyeri perut atau kram


b. Mual
c. Muntah
d. Demam
e. Penurunan berat badan yang tidak disengaja (merupakan tanda
dehidrasi )
f. Keringat berlebihan
g. Nyeri otot
h. Inkontinensia ( Kehilangan kontrol
tinja ) ( Kardiyudiani dan
Susanti,2019 )

1.4. Patofisiologi

Patofisiologi gastroenteritis yang paling banyak adalah melalui infeksi Rotavirus. Zat
entroksin yang dikeluarkan virus ini akan menyebabkan terjadi lisis sel enterosit
traktus gastrointestinal. Transmisi penyakit ini umumnya melalui rute fekal-oral dari
makanan dan minuman yang terkontamisnasi agen kausal penyakit. Rotavirus yang
masuk ke mulut akan menginfeksi lapisan mukosa usus kecil, bereplikasi, kemudian
virions akan dilepaskan ke dalam lumen usus, dan melanjutkan replikasi pada area
lebih distal dari usus kecil ( Jahja,2017)

Yang termasuk dampak dari timbulnya diare adalah :

a. Gangguan osmotik akibat terdapatnya makanan atau zat yang


tidak diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga
usus meningkat,sehingga terjadinya pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang
berlebihan ini akan merangsang usus mengeluarkanya sehingga
timbul diare.
b. Gangguan sekresi akibat rangsangan dari toksin pada dinding
usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke
dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena
terdapat peningkatan isi rongga usus .
c. Gangguann mortilitas usus, hiperperistaltik akan
mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan, sehingga timbul diare, sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatka bakteri tumbuh berlebihan yang
selanjutnya dapat menimbulkan diare pula . (WijayaPutri,2013)
1.6. Pemeriksaan Penunjang

a. Kultur feses dan Mikroskopik


b. pHdan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus bila diduga
terdapat intoleransi gula.
c. Serologi untuk toksin :
1) E. Coli
2) Shigella
3) Campylobacter
d. Sigmoindoskopi dan biopsi hanya diindikasikan jika gejala menetap
>2 minggu.
Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal
ginjal.

1.7. Pemeriksaan Diasnostik


Menurut Kardiyudiani dan Susanti,2019. Pemeriksaan diagnostik khusus
sering kali tidak diperlukan pada kasus gastroenteritis. Para ahli perawatan
sering dapat membuat diagnosis berdasarkan riwayat gejala dan pemeriksaan
fisik. Jika gejalanya menetap untuk jangka panjang dapat dilakukan untuk
menentukan penyebab muntah dan diare .

Pada pemeriksaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan diantaranya apakah dikeluarga atau teman lain
mengalami paparan yang sama : berupa durasi, frekuensi, dan apakah ada
muntah . kemampuan pasien menoleransi cairan dari mulut . pertanyaan –
pertanyaan tersebut membantu menentukan potensi resiko dehidrasi.

Informasi lain dalam riwayat medis yang dapat membantu dalam diagnosis
gastroenteritis meliputi :

a. Riwayat perjalanan. Perjalanan dapat menunjukan


infeksi bakteri E. Coli atau infeksi parasit yang didapat
dari sesuatu yang dimakan atau diminum oleh pasien
b. Paparan air yang terkontaminasi. Berenang di air yang
terkontaminasi atau minum dari air segar seperti aliran
gunung atau sumur dapat mengindikasikan Giordia,
organisme yang ditemukan didalam air .
c. Perubahan pola makan, kebiasaan menyiapkan makanan,
dan penyimpanan makanan. Penyakit terjadi setelah
terpapar makanan yang tidak dimasak atau disimpan
tidak benar atau kurang matang .
d. Kontak racun . Gejala gastroenteritis dapat terjadi
setelah terpapar berbagai racun, yang dapat terjadi karena
pekerjaan atau rekreasi .

1.8. Pentalaksanaan Medis


Aspek utama dari penatalaksanaan gastroenteritis adalah penanganan
dehidrasi pada gastroenteritis yang disebabkan oleh bakteri. Prinsip
penatalaksanaan adalah pemberian cairan untuk rehidrasi, antibotik bila
diperlukan, zat besi,nutrisi, dan edukasi.(Kardiyudiani dan Susanti,2019 )

Menurut WijayaPutri (2013)Penata laksanaan keperawatan dengan penderita


gastroenteritis adalah :

Menurut WijayaPutri (2013)Penata laksanaan keperawatan dengan penderita


gastroenteritis adalah :

a. Pemberian cairan
1. Dehidrasi ringan dan sedang : di beri cairan NaCl,NaHCO3 glukosa
2. Cairan parenteral
b. Cairan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien, kadang-kadang
tergantung kepada ketersediaan cairan, umumnya Ringer Laktat®
1. Pengobatan Diestatik
2. Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat ( nasi tim )
3. Susu khusus yang disesuaikan

c. Obat-obatan
Prinsip : mengenai cairan yang hilang melalui tinja dengan/ tanpa muntah,
cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa/ karbohidrat lain
( gula,air,tepung beras ) .
Obat yang diberikan :
1. Obat anti sekresi
1.9. Komplikasi

Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak,dapat terjadi


berbagai macam komplikasi,seperti :

a. Dehidrasi (ringan,berat,hipotonik,isotonik,atau hipertonik)


b. Syok hipovolemik
c. Hipokalemia(dengan gejala hipotoni otot, lemah,
bradikardi,perubahan pada EKG)
d. Hipoglikemia
e. Intoleransi laktosa sekunder,sebagai akibat defisiensi enzim laktase
karena kerusakan villi mukosa usus halus
f. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik
g. Malnutrisi energi protein,karena selain diare dan muntah, penderita
juga mengalami kelaparan. ( WijayaPutri,2013)
1.10. Konsep Keperawatan

Menurut Doengose M (2000), diagnosa yang muncul berdasarkan hasil


pengkajian pada kasus gastroenteritis didapatkan diagnosa keperawatan
sebagai berikut :
a. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif (Diare
dan muntah)
b. Nyeri b.d agen pencidera fisiologis
c. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan
d. Gangguan pola tidur b.d Faktor lingkungan
e. Resiko infeksi pada orang lain berhubungan terinfeksi kuman
diare, kurangnya pengetahuan tentang pencegahan penyebab
penyakit.
f. Resiko syok hipovolemik berhuubungan dengan kehilangan
cairan yang berlebihan
g. Risiko injuri kulit (area perinial) berhubungan dengan
peningkatan frekuensi diare
h. Gangguan pola eleminasi Bab : diare berhubungan dengan
proses inflamasi usus.
i. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.

1.1.2. Perencanaan

Rencana keperawatan yang diberikan harus melibatkan penetapan tujuan


dan outcomes(hasil). Langkah pertama adalah menetapkan outcome yang
terukur.Selanjutnya, mengidentifikasi intervensi keperawatan yang dibutuhkan
untuk memenuhi tujuan dan outcomes. Penetapan intervensi keperawatan dapat
merujuk pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),Nurshing
Intervestion Classification (NIC). NIC terdiri dari beberapa aktivitas untuk
memenuhi kebutuhan dasar pasien yang didasarkan pada Nursing Outcome
Classification (NOC).(Kardiyudiani&Susanti,2019)

Anda mungkin juga menyukai