Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

GEA (GASTROENTERITIS)

DIRUANG ARWANA

Disusun Oleh :
Putri Aulia

Jl. Raya bojongkopo KM. 07 Kec. Simpenan, Kab. Sukabumi


Jawa Barat, 43361
smkityasin@gmail.com
A. GEA
1. Definisi
Gastroenteritis / GEA adalah peradangan pada saluran pencernaan (termasuk
lambung dan usus) yang umumnya disebabkan karena infeksi virus atau bakteri, dan pada
kasus yang lebih jarang karena parasit dan jamur. GEA terjadi karena meningkatnya
frekuensi buang air besar, konsistensi feses yang lebih cair dengan kandungan air yang
lebih banyak dan feses bisa disertai dengan darah atau lender.
2. Etiologi
Gastroenteritis akut (GEA) berdasarkan penyebabnya diklasifikasikan menjadi
2,yaitu diare infeksi mikroorganisme (jasad renik) seperti bakteri, virus, parasit, dan diare
non infeksi seperti faktor psikologis karena ketakutan atau kecemasan. Organisme
penyebab gastroenteritis akut yang sering ditemui diantaranya Campylobacter, E.coli,
Rotavirus, Shigella, Staphylococcus , Salmonella dan Giardia Lamblia.
a. Faktor Infeksi
1) Infeksi melalui saluran pencernaan makanan, merupakan penyebab utama
diare pada anak. Infeksi ini dapat berasal dari sumber internal (dalam tubuh)
maupun eksternal (dari luar tubuh), dan mencakup:
2) Infeksi bakteri seperti Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Yersinia, aeromonas, dan lain-lain.
3) Infeksi virus seperti Enterovirus (virus ECHO, Coxsacki, Poliomyelitis),
Adenovirus, Rotavirus, astrovirus, dan lain-lain.
4) Infeksi parasit seperti cacing (Ascaris, Trichuris, Oxcyuris, Strongyloides),
protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis),
dan jamur (Candida albicans).
5) Infeksi melalui jalur selain saluran pencernaan makanan, seperti otitis media
akut (OMA), tonsilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan
sebagainya. Keadaan ini terutama ditemukan pada bayi dan anak di bawah 2
tahun.
b. Faktor malabsorbsi
1) Gangguan penyerapan karbohidrat disakarida, termasuk intoleransi terhadap
laktosa, maltosa, dan sukrosa. Intoleransi laktosa merupakan yang paling
penting dan umum terjadi pada bayi dan anak.
2) Gangguan penyerapan lemak.
3) Gangguan penyerapan protein.
c. Faktor makanan
Makanan yang mengandung basi, beracun, alergen, atau menimbulkan alergi
pada anak.
d. Faktor psikologis
Rasa takut dan kecemasan dapat menjadi faktor pemicu diare pada anak yang
lebih besar, meskipun hal ini jarang terjadi

3. Patofisiologi Gastroenteritis Akut (GEA)


Diare dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit, serta oleh malabsorbsi
makanan yang tidak dapat diserap oleh tubuh. Keadaan psikologis juga dapat menjadi
penyebab diare. Infeksi yang berkembang di usus dapat mengganggu sekresi, sehingga
terjadi peningkatan produksi air dan elektrolit, menyebabkan peningkatan isi usus dan
diare. Makanan yang tidak dapat diserap dengan baik dapat mengganggu gerakan usus,
dan keadaan psikologis seperti kecemasan dapat menyebabkan hiperperistaltik, yang
mengurangi penyerapan makanan atau, sebaliknya, jika peristaltik usus menurun, dapat
menyebabkan pertumbuhan bakteri berlebihan yang menyebabkan diare.
a. Gangguan Osmotik

Peningkatan osmotik menjadikan pergeseran antara elektolit dan air yang berlebih
didalam rongga usus yang diakibatkan adanya zat yang terserap oleh saluran pencernaan.
Hal inilah yang mnyebabkan rangsangan dari usus untuk mengeluarkan elektrolit dan air
tersebut secara berlebih sehingga dapat terjadi gastroenteritis.

b. Gangguan Sekresi

Adanya rangsangan toksin bakteri dapat meningkatkan sekresi elektrolit dan air
didalam rongga usus. Sehingga dengan adanya peningkatan sekresi elektrolit dan air yang
berlebih dapat meningkatkan isi rongga usus yang menjadi penyebab terjadinya
gastroenteritis

c. Gangguan Motilitas Usus

Gangguan motilitas usus dapat berupa hiperperistaltik dan hipoperistaltik.


Hipoperistaltik pada usus menyebabkan terjadinya penurunan aborpsi makanan yang
masuk sehingga dapat menimbulkan gastroenteritis. Sebaliknya apabila hipoperistaltik
pada usus dapat menyebabkan terjadinya gastroenteritis dikarenakan bakteri tertahan
lebih lama dan berkembang biak.
4. Faktor Risiko Gastroenteritis
a. Faktor perilaku yang meliputi:
1) Penyimpanan makanan tidak higienis.
2) Tidak menerapkan kebiasaan cuci tangan menggunakan sabun sebelum makan,
dan setelah buang air besar (BAB)
b. Faktor lingkungan antara lain:
1) Kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk.
2) Kurangnya ketersediaan mandi cuci kakus (MCK), ketersediaan air bersih yang
tidak memadai.

5. Gejala
a. Sakit dan kram perut.
a. Diare berair, tetapi tidak bercampur darah. Jika diare sudah bercampur darah,
infeksi yang terjadi mungkin berbeda dan lebih parah.
b. Mual dan muntah.
c. Kehilangan nafsu makan.
d. Penurunan berat badan.
e. Terkadang muncul demam, sakit kepala, dan sakit otot.
f. Muntah darah.
g. Cairan yang diminum tidak bisa ditahan sehingga muntah tiap kali setelah
minum.
h. Muntah lebih dari 48 jam.
i. Demam di atas 40 derajat Celsius.
j. Mengalami gejala dehidrasi, seperti kurang buang air kecil dan mulut yang
kering.
k. Buang air besar disertai darah.

6. Pencegahan
a. Menggunakan air bersih dan sanitasi yang baik.
b. Memasak makanan dan air minum hingga matang
c. Selalu mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum dan sesudah
makan.
d. Menghindari makanan yang telah terkontaminasi oleh lalat.
e. Tidak mengkonsumsi makanan yang basi.
f. Menggunakan alat makan dan alat pribadi.
g. Hanya minum air kemasan yang masih tersegel dan belum kadaluarsa.
h. Menghindari makanan yang dapat menimbulkan diare.
i. Makan dan minum secara teratur.
j. Segera mencuci pakaian kotor.
k. Hindari makanan mentah dan sayuran yang belum dicuci
7. Pegobatan
Gastroenteritis dapat sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan tindakan medis
khusus, tetapi banyak kasus gastroenteritis dapat menyebabkan dehidrasi. Oralit bisa
diberikan untuk membantu rehidrasi. Obat ini mengandung elektrolit dan mineral yang
diperlukan oleh tubuh.
Berikut ini beberapa tips perawatan untuk mengatasi gastroenteritis:
a. Upayakan untuk meminum lebih banyak cairan.
b. Mengonsumsi makanan dalam jumlah sedikit dan mudah dicerna, seperti pisang,
bubur, dan ikan. Hal ini bertujuan memberikan waktu pemulihan bagi perut untuk
berhenti makan jika mual mulai terasa kembali.
c. Menggunakan lebih banyak waktu untuk beristirahat.

8. Komplikasi

Komplikasi utama yang dapat terjadi pada gastroenteritis yaitu kehilangan cairan dan
gangguan elektrolit dalam waktu singkat. Pada diare akut karena kolera dapat terjadi
kehilangan cairan terjadi secara mendadak sehingga cepat terjadi syok hipovolemik disertai
hipokalemia dan asidosis metabolik. Pada kondisi yang berat dapat berlanjut menjadi nekrosis
tubular akut ginjal dan pada akhirnya terjadi gagal multi organ. Kejang, terjadi pada dehidrasi
hipertonik. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik).
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes. (2022, 21 Desember). Mengenal Gastroenteritis.


https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1962/mengenal-gastroenteritis

Alomedika, (2022, 11 April). Prognosis Gastroenteritis.


https://www.alomedika.com/penyakit/gastroentero-hepatologi/gastroent eritis/prognosis

Nurhidayatun, A. 2021. Efektivitas Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Gastroenteritis Akut


(Gea) Di Instalasi Rawat Inap Rsud Kota Madiun (KTI Prodi Diploma Iii Farmasi Stikes
Bhakti Husada Mulia Madiun).

In Health, (2014, Desember). Gastroenteritis Akut (GEA) Pada Anak.


https://www.inhealth.co.id/assets/collections/doc/ih-gazette-edisi-des14-mar15-ok-
5b5ed03cda4aa.pdf

Anda mungkin juga menyukai