Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

GASTROENTERITIS

Disusun:

Intan Rizky Fatimah

P 17420511066

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Prodi DIII Keperawatan Magelang

Tahun Ajaran 2012/2013


BAB I
KONSEP DASAR
A. Definisi
Pada orang sehat, dalam keadaan normal kolom dikosongkan secara teratur
dalam 24 jam, yaitu 1-2 kali sehari buang air besar, tinja yangd ikeluarkan
berbentuk lunak. Karena suatu penyakit seseorang dapat buang air besar melebihi
dari normal atau diare.
Berikut ini beberapa pengertian dari diare atau gastroenteritis, antara lain :
1. Diare adalah buang air besar/defekasi dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cairan atau setengah padat dengan kandungan air lebih banyak dari
biasanya (normal 100 – 200 ml/kjam tinja.)
2. Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari
(menurut WHO, 1980)
3. Diare adalah buang air besar tidak normal, bentuk tinja encer dengan frekuensi
lebih banyak dari biasanya. Pada bayi dikatakan diare lebih dari 3 kali buang
air besar cair. Sedangkan pada neonatus bila buang air besar cair lebih dari 4
kali (kedokteran FKUI : ilmu Kesehatan Anak, 1991 : 283).
4. Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat,
dalam beberapa jam dan lamanya 7-14 hari. (Mansyur A, 1999 : 500)
5. Diare akut adalah diare yang terjadi ada seseorang yang sebelumnya sehat,
kemudian pada minggu pertama mengalami diare sebagai akibat keracunan,
alergi makanan. (Pusdiknaskes RI, 1989 : 70)
6. Gastroenteritis adalah suatu kondisi yang ditandai dengan adanya mual dan
muntah serta diare yang diakibatkan oleh infeksi, alergi yang tidak toleran
terhadap makanan tertentu atau toksin. (Tucker SM, 1998 : 958)
7. Diare adalah buang air besar yang melebihi normal karena passage bolus
makanan erlalu cepat sebagai akibat hiperperistaltik, sehingga reseopsi air
dalam usus besar terganggu, menyebabkan frekuensi buang air besar melebihi
normal, tinja yang dikeluarkan bisanya berbentuk cair dengan atau tanpa
disertai lender dan arah. (Hadi Sujono, 1999 : 42)

Pada diare, tinja mengandung lebih banyak air dibandingkan yang normal sering
disebut mencret atau tinja seperti air (WHO 1989). Diare sering terjadi pada anak,
terutama antara usia 6 bulan sampai 2 tahun atau pada bayi berusia di bawah 6
bulan yang minum susu sapi atau formula makanan bayi.

B. Etiologi
Penyebab diare dibagi atas dasar etiologi, patologi anatomi saluran cerna,
karena infeksi dan kelainan diluar saluran cerna, kemungkinan faktor yang
mempengaruhi antara lain seperti kelainan endokrin, faktor defisiensi,faktor
neurologist dapat mempengaruhi kondisi penderita (Hadi Sujono, 1999 : 43)
Menurut Ryle and Bockus (1924) cit, Hadi Sujono (1999), membagi diare
berdasarkan variasi faktor penyebab sebagai berikut :
1. Diare karena kelainan pada saluran makanan
2. Diare karena penyakit infeksi
3. Diare karena kelainan di luar saluran makanan

Diare karena kelainan ada saluran makanan dapat dibagi sebagai berikut :
a. Kelainan di lambung atau gastrogenous, dapat disebabkan oleh :
1. Akilia gastrika
2. Tumor
3. Pasca gastrektomi
4. Vagotomi
b. Kelainan diusus halus atau enterogenous, enteritis regionalis dan enteroklitis.
Gangguan absorbsi misalnya sindroma malabsorbsi baik primer maupun
sekunder dapat disebabkan :
1. Fistula intestinal
2. Obstruksi Instastinal Parsial
3. Tumor
c. Kelainan diusus besar, dapat disebabkan :
1. Kolitis Ulserosa
2. Tumor
3. Divertikulosis
4. Poliposis
5. Obstruksi Kolon Parsial
6. Endomatriosis

Diare karena penyakit infeksi dapat dibagi sebagai berikut


a. Infeksi parasit
1. Amuba
2. Balanfidum Koli
3. Helmentiasis : Askaris, Ankolis, Sistoma, dan lain-lain.
b. Infeksi bakteri
1. Shigella
2. Salmonella
3. Escherta Coli
4. Klostridium
5. Tuberkulosis
6. Basiler Disentri
7. Para Cholera Eltor
8. Stafilokokus Enterokolitis
c. Infeksi virus
Entero virus
d. Invesi jamur
Monilia
e. Keracunan makanan : toxin yang dikeluarkan oleh makanan itu sendiri

Diare karena kelainan di luar saluran makanan dibagi sebagai berikut :


a. penyakit di pancreas, misalnya pancreas kronis, karsinoma pancreas, tumor
disel islet
b. kelaianan endokrin, misalnya hipertiroidisme, diabetus mellitus, penyakit
Addison
c. Kelainan hepatobilier
d. Uremia
e. Penyakit kolagen
f. TBC paru
g. Penyakit Neurologis (ganglionerablastoma)
h. Akibat keracunan makanan
i. Akibat pemberian antibiotika
Menurut soeparman (1990), penyebab diare dibagi sebagai berikut :
a. Disebabkan oleh faktor diit
1) Makanan berlebihan (terlalu asam, terlalu pedas, yang merangsang
sistem pencernaan)
2) Mengenal makanan baru (penyesuaian sistem pencernaan dengan
makanan baru yang sebelumnya belum pernah mengkonsumsi)
3) Buah-buahan yang belum dibersihkan
4) Memberikan terlalu banyak susu formula
5) Diare osmotic efek dari pemberian susu formula yang banyak
mengandung gula dan lemak.
b. Disebabkan oleh faktor kimia
1) Metal berat (arsena, timah hitam, mercuri)
2) Fosfate organic
3) Ferrosus sulfat

c. Faktor enteropatologi
1. Bakteri : escheira Coli, shigella, salmonella, vibrio cholera, stapilokokus
aureus
2. Virus : Adeno virus, Rofa virus
3. Parasit : Amubiasis, Ascariasis, Giardiasis, Cacridiasis
d. Faktor infeksi parenteral
1. Infeksi saluran pernfsan ats
2. Infeksi saluran kemih
3. Otitis media
e. Faktor inflamateribowel desease
f. Faktor neurologist
1. Episode cemas yang meningkat
2. Periode tekanan emosi
3. Cemas berlebihan
4. Psikogenik irritable, colon in hiperaktif children

Diare menjadi lebih serius pada orang yang kurang gizi. Sebab diare dapat
menyebabkan kurang gizi dan dapat memperburuk keadaan kurang gizi yang telah
ada karena selama diare :
1. zat gizi hilang dari tubuh
2. orang bisa tidak lapar
3. Ibu mungkin tidak memberi makan pada anak yang
menderita diare
Untuk mengurangi kekurangan gizi segera stelah anak yang menderita diare dapat
makan, berikan makanan

C. Patofisiologi
1. Proses terjadinya diare dilihat dari bberapa faktor penyebab antara
lain :
a. Faktor kelainan pada saluran makanan
Kelainan pada lambung, usus halus dan usus besar yang disebabkan oleh
penyakit antara lain akilia gastrika, tumor, pasca gastrektomi, vagotomi,
vistula intestinal, obstruksi intestinal parsial, divertikulosis, colitis ulserosa
poliposis dan endometriasis dapat mengakibatkan perubahan pergerakan
pada dinding usus. Jika pergerakan dinding usus menurun, dengan
sendirinya peristaltic usus juga menurun (normal 5-30 x/mnt). Hal ini
menyebabkan perkembangbiakan bakteri bertambah dalam rongga usus
atau jika pergerakan dinding usus meningkat, peristaltic usus juga
meningkat, sehingga terjadi percepatan kontak makanan dengan
permukaan usus, makanan lebih cepat masuk ke dalam lumen usus dan
kolon, kolon bereaksi cepat untuk mengeluarkan isinya, sehingga terjadi
hipersekresi yang menambah keenceran tinja.
b. Faktor kelainan di luar saluran pencernaan
Kelainan di luar saluran pencernaan yang dapat mengakibatkan diare
dibagi atas :
1) Faktor penyakit
Faktor penyakit seperti pankreastitis, uremia dan penyakit
kolagen, kelainan endokrin (hipertidoidisme, diabetus mellitus dan
penyakit adison). Berasarkan dari sifat dan karakteristik penyakit ini
dalam keadaan bereaksi, saluran pencernaan berespon terhadap relaksi
penyakit tersebut yang menyebabkan gangguan pergerakan usus bisa
menurun atau meningkat (normal 5-10 x/menit) sehingga terjadi
hiperskresi oleh usus yang mengakibatkan diare.
2) Faktor Psikologis/neurologist
Adanya rasa cemas dan takut akan mempengaruhi hipotalamus
yang dapat mengakibatkan penyerapan makanan, air dan elektrolit
terganggu. Hal ini dapat mengakibatkan hiperperistaltik pada kolon,
sehingga terjadi penambahan jumlah cairan dalam kolon dan
mengakibatkan diare.
c. Faktor infeksi
Parasit, bakteri, virus dan jamur yang masuk ke dalam lambung akan
dinetralisir oleh asam lambung (HCL) mikro organisme tersebut bisa mati
atau tetap hidup. Jika masih hidup mikro organisme tersebut akan masuk
ke dalam usus halus dan berkembang biak. Di dalam usus halus akan
mengeluarkan toksin yang sifatnya merusak vili-vili usus dan dapat
meningkatkan peristaltic usus. Sehingga penyerapan makanan, air dan
elektrolit terganggu, terjadilah hipersekresi yang mengakibatkan diare.
d. Faktor makanan
Makanan yang terkontaminasi, mengandung kimia beracun, basi,
masuk melalui mulut ke dalam lambung. Di dalam lambung, apabila lolos,
makanan yang mengandung zat kimia beracun akan sulit terserap oleh usus
halus dan bersifat merusak, reaksi usus akan mengeluarkan cairan
sehingga terjadi peningkatan jumlah cairan dalam usus yang
mengakibatkan diare.
2. Akibat yang ditimbulkan diare
Dengan adanya pengeluaran cairan dan elektrolit dalam jumlah yang
banyak akan mengakibatkan sebagai berikut :
a. Tubuh mengalami kehilangan cairan dan elektrolit (Ha, K, Ca, P)
Pengeluaran cairan adalah sebagai kompensasi tubuh terhadap adanya
faktor-faktro yang menggangu pada saluran pencernaan. Tubuh menjadi
dehidrasi yangd aat mempengaruhi sirkulasi darah. Apabila sirkulasi darah
menurun bisa menimbulkan syok hipobolemik, jika berlanjut tidak segera
ditangani dapat mengakibatkan kematian.
b. Penyerapan nutrisi dan air terganggu. Do dalam usus halus, transport aktif
Na + penting untuk penyerapan glukosa, bberapa asam amino dan zat-zat
lainnya. Oleh akrena Na+ banyak yang keluar penyerapan jadi terganggu,
tubuh akan mengalami hipoglikemia dan hipoproteinemia sehingga
menimbulkan malnutrisi energi dan protein.
c. Bakteri di dalam usus halus akan engeluarkan toksin yang berakibat
kerusakan dari vili-vili usus halus, hal ini menyebabkan hiperperistaltik
yang menimbulkan rasa nyeri.
d. Karena seringnya BAB tubuh akan banyak mengalami kehilangan cairan
atau dehidrasi dapat menyebabkan kenaikan suhu tubuh/hipertermi
e. Karena seringnya defekasi, yang ikut serta mengeluarkan asam laktat akan
mempegaruhi kulit sekitar daerah anal mengalami inkresi, yang
menimbulkan masalah perbahan integritas kulit.
D. PATHWAYS

1. Stress akan merangsang saraf simpatis


(mengeluarkan asetil colin), Produksi HCL/BAO Luas permukaan Peningkatan tekanan
2. Makanan pedas/asam/panas (basal Acid Out Put) Lambung menyempit pada spincter pylorus
3. Obat-obatan (aspirin, alhohol, cafein) Mestimulasi pada lambung meningkat P= F/A
4. Tumor pada sindrom zollinger Ellison produksi gastrin
5. Perangsangan histamine mem- Membuka
meningkat Penurunan PH cairan lambung
pengaruhi sel parietal untuk
mengeluarkan HCL
Resistensi mukosa duodenum menurun BAO (Basal Acid Out Put)
Yang meningkatkan turun ke
Menyebabkan terjadinya
duodenum
kerusakan pada kelenjar Iritasi bulbus duodeni
brun-ner dan kerusakan
pada epitel duodeni Nyeri eplgastrik Kompensasi tubuh refluk isi
 Iritasi tingkat berat s/d uloeserasi (MK) lambung
Penurunan produksi villi yang berisi pembuluh darah
hormone duodenasi
(CCK-P2) Kurang cairan Musi/muntah
Kolessishokinin Perdarahan elektrolit
Pankreaszimin (MK)
 Tertelan Muntah Perubahan nutrisi kurang dari
Penurunan Sekresi empedu kebutuhan
dan pankreas Melena Hematemisis
Anemia
Tripsin : Pencernaan Protein
Produksi menurun  Tegangan permukaan isis usus dan menurun
garam empedu getah pencernaan lemak menurun
Disfungsi ampula vaberi cuktus
pangkreas  Pencernaan hidrat carbon turun
coleducus spincer addi
Amylase
libase  Pemecahan lemak turun
(MK) Sindrom Malabsorbsi

Menyebabkan diare /stearrhoea
E. Gambaran Klinis
1. Data Subyektif
Intervensi :
a. Kelemahan, malaise, insomnia, tidak dapat tidur malam karena diare,
merasa tidak nyaman badan.
b. Cemas takut, emosi, labil, depresi, perasaan tidak berdaya.
c. Rekstur faeses berubah yaitu lunak menjadi cair, bab tidak terkendali.
d. Anoreksia, nausea, vomitus
e. Nyeri abdomen/mules, nyeri saat defekasi
f. Kesadaran menurun.

2. Data Obyektif.
Intervensi :
a. Bab cair lebih dari 3 kali
b. Muntah
c. Hipertermi
d. Mata cekung
e. Pada bunyi ubun-ubun besar cekung
f. Tonus dan turgor kulit berkurang
g. Selaput lender dan mulut kering
h. Tachicardia, echimosis areas (isufisiensi vitamin K), oliguria, haemorroid
hipotensi
i. Hyperaktif bising usus, eskoreasi bokong
j. Tidak mampu merawat diri
k. Kehilangan berat badan
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan
penentuanmasalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi,
observasi, pemeriksaanfisik. Pengkaji data menurut Cyndi Smith Greenberg,
1992 adalah :
1. Identitas klien dan penanggung jawab
2. Riwayat kesehatan
a. Awalan serangan : Awalnya anak cengeng,gelisah,suhu
tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul diare
b. Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan
banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun.
Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang,
selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB lebihdari 4 kali
dengan konsistensi encer.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
d. Riwayat penyakit yang diderita
e. riwayat pemberian imunisasi
f. Riwayat psikososial keluarga
Hospitalisasi akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi
keluarga,kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui
prosedur dan pengobatan anak,setelah menyadari penyakit anaknya,
mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.
3. Kebutuhan dasar :
a. Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4
kali sehari, BAK sedikit atau jarang
b. Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan
penurunan berat badan pasien
c. Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi
abdomen yang akanmenimbulkan rasa tidak nyaman
d. Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya
e. Pola Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan
adanya nyeri akibatdistensi abdomen.
4. Pemerikasaan fisik.
a. Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran
composmentissampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah,
pernapasan agak cepat
b. Pemeriksaan sistematik
Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan
bibir kering, berat badan menurun, anus kemerahan
Perkusi : adanya distensi abdomen
Palpasi : Turgor kulit kurang elastis
Auskultasi : terdengarnya bising usus
c. Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang
Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi
sehingga berat badanmenurun
d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk
mengetahui penyebab secara kuantitatip dan kualitatif
B. Diagnosa Keperawatan
1. Diare berhubungan dengan faktor infeksi, makanan, psikologis,
2. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
sekunder akibat diare.
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kram abdomen sekunder
akibat gastro enteritis
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak
adekuatnya absorbsi usus terhadap zat gizi.
5. Hipertermia berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder terhadap
dehidrasi.
6. Perubahan integritas kulit berhubungan dengan iritasi lingkungan sekunder
terhadap kelembaban

C. Intervensi
1. Diare berhubungan dengan faktor infeksi, makanan, psikologis, (Lynda Jual
Carpenito, 8 : 104)
a. Tujuan :
Mencapai BAB normal yang ditunjukkan dengan :
1) Penurunan frekuensi BAB sampai kurang dari 3 kali sehari
2) Feses mempunyai bentuk
b. Intervensi :
1) Kaji faktor penyebab yang mempengruhi diare.
2) Ajarkan pada klien penggunaan yang tepat dari obat-obatan anti
diare
3) Dapatkan sediaan feases untuk pemeriksaan kultur bila diare
ditambah
4) Pertahankan tirah baring
5) Pantau keefektifan dan efek samping dari obat anti diare
6) Kolaborasi untuk mendapat antibiotik

2. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan


sekunder akibat diare. (Lynda Juall Carpenito,8 : 104)
a. Tujuan :
1) Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
2) Tidak terjadi dehidrasi
b. Intervensi :
1) Monitor intake dan output cairan.
2) Berikan oralit/larutan gula garam tiap habis BAB
3) Kaji tanda-tanda dehidrasi
4) Pertahankan cairan parenteral dengan elektrolit

3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kram abdomen sekunder


akibat gastro enteritis. (Lynda Juall Carpenito, 8 : 42)
a. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri akan hilang atau
berkurang.
b. Intervensi :
1) Beri kompres hangat diperut
2) Ubah posisi klien bila terjadi nyeri, arahkan ke posisi yang paling
aman.
3) Kaji karakter, inensitas dan letak nyeri
4) Kolaborasi untuk mendapatkan obat analgesic
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak
adekuatnya absorbsi usus terhadap zat gizi. (Lynda Jual Carpenito, 8)
a. Tujuan :
1) Nutrisi terpenuhi
2) Berat badan sesuai usia
3) Nafsu makan meningkat
b. Intervensi :
1) Beri diit makanan yan tidak merangsang (lunak/bubur)
2) Motivasi keluarga untuk memberikan makanan yang tidak
bertentangan dengan diare dan sesuai waktu
3) Pertahankan kebersihan mulut yang baik
4) Timbang berat badan tiap hari
5) Berikan diit tinggi kalori, protein dan mineral serta rendah zat sisa

5. Hipertermia berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder terhadap


dehidrasi (Lynda Juall Carpenito, 8)
a. Tujuan : Mempertahankan normotermia, yang ditunjukkan dengan tidak
terdapatnya tanda-tanda dan gejala hipertermi seperti takikardia, kulit
kemerahanm suhu dan tekanan darah normal.
b. Intervensi :
1) Ajarkan klien dan keluarga pentingnya mempertahankan masukan
yang adekuat, sedikitnya 2000 ml/hari keduali terdapat kontra indikasi
penyakit jantung atau ginjal untuk mencegah dehidrasi.
2) Kompres hangat
3) Monitor intake dan out put cairan
4) Monitor suhu dan tanda vital

6. Perubahan integritas kulit berhubungan dengan iritasi lingkungan sekunder


terhadap kelembaban (Lynda Juall Carpenito, 6 : 295)
a. Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, gangguan integritas kulit teratasi
dengan kriteria tidak terjadi lecet dan kemerahan disekitar anal.
b. Intervensi :
1) Bersihkan sekitar sekitar anal setelah defekasi dengan sabun yang
lembut. Bilas dengan air bersih, keringkan dengan seksama dan taburi
talk
2) Beri udara yang bebas pada daerah anal tiap 10-15 menit.
3) Beri stik laken diatas perlak klien
4) Gunakan pakaian yang longgar
5) Monitor data laboratorium

D. Evaluasi
1. Masalah diare teratasi
2. Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan
3. Rasa nyaman terpenuhi
4. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh
5. Masalah hipertermi teratasi
6. Integritas kulit kembali normal
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito L.J., 2001, Diagnosa Keperawatan, ed. Jakarta: EGC.

Ganong Voilliam F., 1999, Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Hadi, Suyono., 1995, Gastroenterologi, ed.6. Bandung: PT. Alumni.

Nur, Syaifullah.1996. Ilmu penyakit Dalam. Jilid I, ed 3. Jakarta:FKUI.

Kim Mi Ja, Mc. Fairland Gerhaude K., Mc. Lane Audrey M., 1995, Diagnosa
keperawatan, ed. 5.Jakarta: EGC.

Price Sylvia A., Wilson Lorraine M., 1995, Patofisiolog. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai