Anda di halaman 1dari 93

LAPORAN PENDAHULUAN GASTROINTESTINAL AKUT DI RUMAH

SAKIT WIYUNG SEJAHTERA

Oleh :

Vinanda Dewi Sagita

Nomor Induk : 592/096.071

Program Keahlian Keperawatan

SMK KESEHATAN NUSANTARA SURABAYA

TAHUN AJARAN 2019-2020


PENGESAHAN LAPORAN PENDAHULUAN GASTROINTESTINAL AKUT

DI RUMAH SAKIT WIYUNG SEJAHTERA

Mengetahui / Menyetujui,

Guru Pembimbing Pembimbing Ruangan

M. Jaya Saputra, S.Kep., Ns Lady Marta K, S.Kep.,Ns

Pembimbing Lahan

Dinik Purwaningsih, S.Kep.,Ns


A.Definisi

Menurut Haroen N,S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1988),diare ialah defekasi

encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja.

Sedangkan ,menurut C.L Betz dan L.A Sowden (1996) diare merupakan

suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara

berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih

dengan bentuk encer atau cair.

Jadi diare dapat diartikan,suatu kondisi,buang air besar yang tidak normal

yaitu lebi dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau

tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi

pada lambung atau usus.

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau

setengah cairan,dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari

biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja) Dengan tinja berbentuk cair/setengah

padat,dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980),diare adalah

buang air besar encer lebih dari 3 kali sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula

dan lamanya,yaitu diare akut dan kronis (mansjoer,A.1999,501).

B.Etiologi

Menurut Haroen N,S Suraatmajadan P.O Asnil (1988) ditinjau dari sudut

patofisiologi,penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu :

1.Diare Sekresi (Secretory Diarrhoe),disebabkan oleh:


a)Infeksi virus,kuman-kuman patogen dan apatogen seperti

shigella,salmonela,E.coli,golongan vibrio,B.cereus,Clostridium

Perfarings,Stapylococus aureus,comperastaltik usus halus yang disebabkan bahan-

bahan kimia makanan (misalnya keracunan makanan,makanan yang pedas,terlalu

asam) gangguan psikis (ketakutan,gugup),gangguan saraf,hawa dingin,alergi dan

sebagainya .

b)Defisiensi Imun terutama SIGA (secretory imonol bullin A) yang

mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur terutama

canalida.

2.Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh:

b)Kurang kalori protein

c)Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.

Sedangkan menurut Ngastiyah (1997),penyebab diare dapat dibagi dalam

beberapa faktor yaitu:

1.Faktor Infeksi

a)Infeksi Enternal

Merupakan penyebab utama diare pada anak,yang meliputi: Infeksi

bakteri,Infeksi virus (enteovirus,polimylitis,virus echocoxsackie). Adero

virus,rota virus,astrovirus dll) dan infeksi parasit : Cacing

(ascaris,trichuris,oxyuris,strongsoides) protozoa (entamoeba histolityca,giardia

lambila,trichomonas homunis) Jamur (candida albicous)


b)Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan sepertis Otitis

Media akut (OMA) tonsilitis/tonsilofaringitis,bronkopeneumonia,ensefalitis,dan

sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah

dua tahun.

2.Faktor Malabsorbsi

Walabsorbsi,karbohidrat,lemak dan protein.

3)Faktor makanan

4)Psikologis

Diare akut karena infeksi (gastrointestial) dapat ditimbulkan oleh :

1)Bakteri: Eschericiacoli,Salmonella para typhi A/B/C,Shigella dyrentriae,shigella

flexneri,vibrio cholera,vibrio eltur,viibrio parahemolyticus,clostridium

perfrigens,campilobacter(helicobacter)jejuni,staphylococus sp,streptococus

sp,yersinia intestinalis,coccidiosis,

2)Parasit: Protozoa (entamoeba hystolitica,glardia

lambila,trichomonas,hominis(sospora sp) dan cacing (A.Lumbricodes,A,duo

denale,N.americanus,T.trichiura,O.velmicularis,S.strecularis,T.saginata dan

T.solium).

3)Virus: Potavirus,Adenovirus dan Norwalk.


C. Patofisiologi

Sebanyak kira-kira 9-10 liter cairan memasuki saluran cerna setiap hari

yang berasal dari luar (asupan diet) dan dari dalam tubuh sendiri (sekresi cairan

lambung,empedu dan sebagainya). Sebagian besar jumlah tersebut diresorbsi di

usus halus dan sisanya sebanyak 150ml memasuki usus besar. Sejumlah 90% dari

cairan usus besar akan direbsorbsi sehingga tersisa sejumlah 150-250 ml cairan

ikut membentuk tinja.

Faktor-faktor fisiologis yang menyebabkan diare sangat erat

hubungannya satu sama lain. Misalnya,cairan lumen usus dalam lumen usus yang

meningkat akan menyebabkan terangsangnya usus secara mekanis karena

meningkatnya volume sehingga motilitas usus meningkat. Sebaliknya bila waktu

henti makanan di usus terlalu cepat akan menyebebkan gangguan waktu

penyentuhan makanan dengan mukosa usus sehiingga penyerapan elektrolit,air

dan zat-zat lain terganggu.

Penurunan keasaman lambung pada infeksi shigella telah terbukti dapat

menyebabkan serangan infeksi yang lebih berat dan menyebabkan kepekaan lebih

tinggi terhadap infeksi V.cholera. Hipomotilitas usus pada infeksi usus

memperlama waktu diare dan gejala penyakit serta mengurangi kecepatan

eliminasi agen sumber penyakit. Peran imunitas tubuh dibuktikan dengan

didapatkannya frekuensi giardiasis yang lebih tinggi pada mereka yang

kekurangan 19-A. Percobaan lain membuktikan bahwa bila lumen usus

dirangsang suatu toksoid berulang kali akan terjadi sekresi antibodi. Percobaan
pada binatang menunjukkan berkurangnya perkembangan S.typhi murium pada

mikrofola usus yang normal.

Faktor kausal yang mempengaruhi patogenitas antara lain daya pentrasi

yang dapat merusak sel mukosa,kemampuan memproduksi toksin yang

mempengaruhi sekresi cairan usus halus serta daya lekat kuman pada lumen usus.

Kuman dapat membentuk koloni-koloni yang dapat mengiduksi diare.

Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan

osmotik. Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi,sehingga terjadi

pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus,isi rongga usus yang berlebihan

ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus

akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menurun akan

mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan

diare pula.

Selain itu diare juga dapat terjadi,akibat masuknya mikroorganisme hidup

ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung mikroorganisme

tersebut berkembang biak,kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin

tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:

1)Kehilangan air (Dehidrasi)


Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) /lebih banyak dari pemasukan

(input),merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.

2)Gangguan keseimbamgan asam basa (metabik asidosis)

Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme

lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh,terjadinya

penimbunan asam laktat karna adanya anoretia jaringan. Produk metabolisme

yang bersifat asam meningkat karna tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi

oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler

kedalam cairan intraseluler.

3)Hipoglikemia

Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare,lebih sering pada anak

yang sebelumnya telah menderita kkp. Hal ini terjadi karena adanya gangguan

penyimpanan/penyediaanglikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbsi

glukosa. Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun

hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak

4)Gangguan gizi

Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh:

-makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang

bertambah berat

-makanan yang diberikan tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena

adanya hiperperistalkik.
5)Gangguan pirkulasi

Sebagai akibat diare dapat terjadi rentan (shock) hiplogikemia,akibatnya perfusi

jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat

mengakibatkan pendarahan otak, kesadaran dan bila tidak segera diatasi klien

akan meninggal.

D.Manifestasti Klinis

Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-

muntah,demam,tenesmuz,hematoschezia,nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat

paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah

kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hiporolemik atau gangguan

biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseorang yang kekurangan

cairan akan merasa haus,berat badan berkurang,mata cekung,lidah kering,tulang

pipi tampak lebih menonjol/turgor kulit menurun serta suara menjadi serak.

Keluhan dan Geajala ini disebabkan oleh deplesi air yang istonik.

Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingan dengan asam

karbonat berkurang mengakibatkan penurunan PH darah yang merangsang pusat

pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam

(pernapasan kussmaul).

Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat

berupa kegiatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (>120x permenit) tekanan

darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah,muka pucat,akral

dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kaliumpada diare akut

juga dapat timbul aritmia jantung.


E.Pemeriksaan Penunjang

1.Pemeriksaan tinja

a)Makroskopis dan Mikroskopis

b)PH dan kadar gula dalam tinja

c)Bila perlu diadakan uji bakteri

2.Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah,dengan

menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah

3)Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faat ginjal

4)Pemeriksaan elektrolit,kadar gula,k,kalsium,dan fosfat

F.Penatalaksanaan medis

Penatalaksanaan diare akut karena infeksi pada orang dewasa terdiri atas:

1)Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi

2)Tata kerja terarah untuk mengidentifikasi penyebab infeksi

3)Memberikan terapi sistomatik

4)Memberikan terapi definitik

G.Discharge Planning

1)Ajarkan pada orang tua mengenai pearawatan anak,pemberian makanan dan

minuman (misal oralit)


2)Ajarkan mengenai tanda-tanda dehidrasi (ubun-ubun dan mata cekung,turgor

kulit tidak elastis,membran mukosa kering) dan segera dibawa kedokter

3)Jelaskan obat-obatan yang diberikan,efek samping dan kegunaannya

4)Asupan nutrisi harus diteruskan untuk mencegah/menimbulkan gangguan gizi

yang terjadi

5)Banyak minum air


ASUHAN KEPERAWATAN TEORI GASTROINTESTINAL AKUT

Pengkajian Keperawatan

1.Identitas

Perlu diperhatikan adalah Nama dan usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun

pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan.

Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi,hal ini

membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar.

Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus

infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutamaklien tidak

menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari

pola makan dan perawatannya.

2.Keluhan Utama

BAB lebih dari 3x / hari dengan konsistensi tinja yang encer / cair.

3.Riwayat Penyakit Sekarang

BAB warna kuning kehijauan,bercampur lendir dan darah atau lendir dan darah

atau lendir saja. Konsistensi encer,frekuensi lebih dari 3 kali,waktu pengeluaran:

3-5 hari (diare akut),lebih dari 7 hari (diare berkepanjangan),lebih dari 14 hari

(diare kronis).

4.Riwayat Penyakit Dahulu


Pernah mengalami sebelumnya,pemakaian antibiotik atau kortikosteroid jangka

panjang (perubahan candida albicans dari saprotif menjadi parasit),alergi makanan

ISPA,ISK OMA campak

5.Riwayat Nutrisi

Pada anak usia toddler makanan yang diberikan sesperti pada orang deawasa,porsi

yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. Kekurangan

gizi pada anak usia toddler sangat rentan. Cara pengelolahan makanan yang

baik,menjaga kebersihan dan sanitasi makanan,kebiasaan cuci tangan

6.Riwayat Kesehatan Keluarga

Ada salah satu keluarga yang mengalami diare

7.Riwayat Kesehatan Lingkungan

Penyimpanan makanan pada suhu kamar,kurang menjaga kebersihan,lingkungan

tempat tinggal

8.Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

a.Pertumbuhan

●Kenaikan BB karena umur 1-3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata

2kg),PB 6-10cm (rata-rata 8cm) pertahun

●Kenaikan lingkar kepala: 12cm ditahun pertama dan 2cm ditahun kedua dan

seterusnya
●Tumbuh gigi 8 buah: tambahan gigi susu:geraham pertama dan gigi taring

seluruhnya berjumlah 14-16 buah

●Erupsi gigi taring: Geraham pertama menurut gigi taring

b.Perkembangan

●Tahap perkembangan psikoseksual menurut sigmund freud

Fase anak:

Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido,memulai menunjukkan

kelakuannya,cinta diri sendiri,mulai kenal dengan tubuhnya,tugas utamanya

adalah latihan kebersihan,perkembangan bicara dan bahasa (meniru dan

mengulang kata sederhana,hubungan interpersonal,bermain)

●Tahap Perkembangan Menurut Erik Erikson

Autonomi vs shampe and doundt

Perkembangan keterampilan motorik dan bahwa dipelajari anak toddler dari

lingkungan dan keuntungannya yang ia peroleh dari kemampuannya untuk

mandiri (tak tergantungan) melalui dorongan orang tua untuk

makan,berpakaian,BAB sendiri,jika orang tua teralu over protektif membentuk

harapan yang terlalu tinggi maka anak akan mearasa seperti ragu-ragu seperti juga

halnya perasaan tidak mampu yang dapat berkembang pada diri anak

●Gerakan kasar dan halus,bicara,bahasa dan kecerdasan,bergaul dan mandiri:

umur 2-3 tahun :

a.Bediri dengan satu kaki tanpa pegangan sedikitpun 2 hitungan (GK)


b.Meniru membuat garis lurus (GK)

c.Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK)

d.Melepas pakaian sendiri (BM)

9. Pemeriksaan fisik

a.Pengukuran panjang badan,berat badan menurun,lingkar lengan menecil,lingkar

kepala,lingkar abdomen membesar

b.Keadaan umum: klien lemah,gelisah,rewel,lesu,kesadaran menurun

c.Kepala: ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1

lebih

d.Mata: Cekung,kering,sangat cekung

e.Sistem pencernaan: Mukosa mulut kering,diterusi abdomen,peristatic meningkat

>35x/menit,nafsu makan menurun,mual muntah minum normal atau tidak

haus,minum lahap dan kelihatan haus,minum sedikit atau kelihatan bisa minum.

10. Pemeriksaan Penunjang

1)Laboratorium:

●Feses kultur: Bakteri,virus,parasit dan candida

●Serum elektrolit: Hiponatremi,hipernatremi,hipokalemi

●AGD: Asidosis metabolik (ph menurun,po2 meningkat,pcO2 meingkat,HCO#

menurun)
●Faal ginjal: UC meningkat (GGA)

2)Radiologi: mungkin ditemukan bronchopemuni


DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau

output berlebihan dan intake yang kurang

2.Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan

cairan sekunder terhadap diare

3.Reisiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peningkatan frekuensi

diare

4.Resiko gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus-

menerus

5.Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun

terus-menerus

6.Kecemasan anak berhubungan dengan tindkan inovasive


PERENCANAAN KEPERAWATAN

Nomer Diagnosa Tujuan & Kh Intervensi Rasional

1. Gangguan Setelah 1)Pantau ●Dehidrasi dapat

Keseimbangan dilakukan intake dan meningkatkan

cairan dan elektrolit tindakan otput laju filtrasi

berhubungan keperawatan 2)Timbang glomerulus

dengan kehilangan selama 3x 24 BB setiap membuat

cairan sekunder jam hari kelancaran tak

terhadap diare keseimbangan 3)Anjurkan adekuat untuk

dan elektrolit keluarga membersihkab

dipertahankan untuk sisa metabolisme

secara memberi ●Mendeteksi

maksimal minum pada kehilangan

●Kh : klien 2-3 cairan,penurunan

1)Tanda vital liter/hari 1kg BB sama

dalam batas dengan

normal kehilangan

2)Turgor cairan 1 liter.

elastis ●Mengganti

mukosa bibir cairan dan

basah elektrolit yang

3)Konsistensi hilang secara


BAB lembek oral.

frekuensi

1x/hari.
DAFTAR PUSTAKA

Arjatmo T.2001. Keadaan Gawat yang mengancam jiwa,Jakarta gaya baru

Bates.B,1995. Pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan. Ed 2.EGC. Jakarta

Bets Cecilly L,Sowden Linda A.2002. Buku saku keperawatan

pediatik,Jakarta,ECG Carpenitto. L. J. 2000. Diagnosa keperawatan aplikasi

pada paktek klinis. Ed G.EGC Jakarta

Doengoes,2000. Asuhan keperawatan maternal/bayi. EGC. Jakarta Lab/UPF

IKA,1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi. RSUD Dr.Soetomo Surabaya

Markum.AH.1999,prinsip keperawatan pediatik. Alih bahasa: Manulang

R.F. Jakarta EGC

Seoparnan waspadji (1990),Ilmu penyakit dalam,jilid 1 Ed.ke3 Bp FKUI

Jakarta

Soetjiningsih,1995. Tumbuh kembang anak. EGC. Jakarta

Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta Nic-Noc Jilid 1 2015


PENGKAJIAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK/BAYI

SMK KESEHATAN NUSANTARA SURABAYA

Nama Siswa : Vinanda Dewi S Tgl/jam MRS : 25/12/2019 (13.00)

Tgl/jam pengkajian : 25/12/2019 (17.00) No. RM : 04xxxx

Diagnosa medis : GEA Ruangan/kelas : A16 (1)

I. IDENTITAS

Nama : An. M

Umur/tgl lahir : 16 Bulan/8 Agustus 2018

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Golongan darah : Tidak terkaji

Bahasa yang dipakai: Px belum bisa berbicara secara verbal

Jumlah saudara : 4 Bersaudara

Alamat : Surabaya

II. IDENTITAS ORANG TUA

Nama ayah : Tn. M Nama ibu : Ny. R

Umur : 37 Tahun Umur :37 Tahun

Agama : islam Agama : Islam

Suku/bangsa : Jawa, Indonesia Suku/bangsa : Jawa, Indonesia

Pendidikan : SLTA/Sederajat Pendidikan : SLTA/Sederajat


Pekerjaan : Karyawan Swasta Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Penghasilan : Tidak terkaji Penghasilan : Tidak terkaji

Alamat : Surabaya Alamat : Surabaya


III. KELUHAN UTAMA

Ibu px mengatakan px BAB dengan konsistensi cair 4x/hari

disertai muntah setiap kali makan

IV. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pada tanggal 24 saat masih di rumah (sebelum di RS) px

V. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN

A. Prenatal Care:

Ibu px mengatakan waktu saat hamil ibu px mendapatkan penanganan

kontrol, pemberian tablet zat besi menilai status gizi, timbang BB dan

TB

B. Natal Care:

Ibu px mengatakan saat hamil ia mulai belajar pernapasan untuk

memudahkan proses persalinan dan belajar posisi melahirkan yang tepat

C. Post Natal Care:

Ibu px mengatakan px lahir di bidan. Pada tanggal 8 Agustus 2018

dengan BB 2,52kg dan TB 45cm dan diberi imunisasi lengkap,tapi

sampai saat ini hanya kurang campak

VI. PIWAYAT MASA LAMPAU

A. Penyakit-Penyakit Waktu Kecil

Ibu px mengatakan px tidak pernah mempunyai riwayat penyakit pada

waktu kecil
B. Pernah Dirawat Di Rumah Sakit

Ibu px mengatakan px tidak pernah di rawat di rumah sakit

C. Penggunaan Obat-Obatan

Ibu px mengatakan px tidak pernah mengonsumsi obat-obatan

D. Tindakan (Operasi Atau Tindakan Lain )

Ibu px mengatakan px tidak pernah melakukan tindakan operasi atau

yang lain

E. Alergi

Ibu px mengatakan px tidak ada alergi pada obat, makanan atau lainnya

F. Kecelakaan

Ibu px mengatakan px tidak pernah mengalami kecelakaan

G. Imunisasi

Ibu px mengatakan px mendapatkan imunisasi lengkap, tapi sampai saat

ini hanya kurang campak


VII. PENGKAJIAN KELUARGA

A. Genogram

Ny. R

Tn. M

An. M

Keterangan :

: Laki-Laki : Garis Pernikahan

: Perempuan : Garis Keturunan

B. Psikososial Keluarga

Tidak Terkaji

VIII. RIWAYAT SOSIAL

A. Yang Mengasuh Anak

Ibu px mengatakan yang mengasuh px adalah dirinya sendiri dan

suaminya (orang tua)


B. Hubungan Dengan Anggota Keluarga

Ibu px mengatakan px berperan sebagai adik yang ke 4 dalam 4

bersaudara, hubungan dengan keluarga sangat baik. Kadang px bermain

dengan kakak-kakaknya dan bergurau dengan ayah dan ibunya

C. Hubungan Dengan Teman Sebaya

Ibu px mengatakan px mempunyai teman sebaya, yaitu tetangga rumah

dan biasanya bermain dengan px

D. Pembawaan Secara Umum

Tidak Terkaji

IX. KEBUTUHAN DASAR

A. Pola Nutrisi

Sebelum di RS: Ibu px mengatakan px belum bisa makan nasi, jadi

makan bubur dan minum ASI

Saat di RS: Ibu px mengatakan px diberi makan bubur sayur dan minum

ASI

B. Pola Tidur

Sebelum di RS: Ibu px mengatakan px biasanya tidur teratur, pukul

20.00 sudah tidur

Saat di RS: Ibu px mengatakan px tidur tidak teratur, tidak seperti saat di

rumah dan kadang juga rewel sebelum tidur


C. Pola Aktivitas/Bermain

Sebelum di RS: Ibu px mengatakan px aktiv bermain dengan teman di

rumah dan kadang juga bermain dan bergurau dengan keluarga

Saat di RS: Ibu px mengatakan px masih ada rasa aktiv untuk ingin

bermainn, tapi tidak seperti biasanya

D. Pola Eliminasi

Sebelum di RS: Ibu px mengatakan px BAB dan BAK dengan lancar

dan BAB dengan konsistensi padat

Saat di RS: Ibu px mengatakan BAK px masih lancar, tetapi BAB

4x/hari dengan konsistensi cair

E. Pola Kognitif Perseptual

Sebelum di RS: Ibu px mengatakan ia melihat px aktiv dan suka

bermain dan tertawa

Saat di Rs: Ibu px mengatakan px lebih terlihat malas dan lemas

F. Pola Koping Toleransi Stress

Tidak terkaji

X. TANDA-TANDA VITAL

Tekanan darah : Tidak terkaji

Suhu/Nadi : 38,2 ◦C / 104

Pernafasan : 20

TB/BB : 8 kg
XI. PEMERIKSAAN FISIK

A. Pemeriksaan Kepala dan Rambut

Normal bentuk simetris tidak ada lesi

B. Mata

Tidak ada anemis (kekurangan darah)

C. Hidung

Bentuk simetris tidak ada lesi

D. Telinga

Bentuk simetris tidak ada lesi

E. Mulut dan Tenggorokan

Lidah bersih, mukosa bibir kering, beberapa gigi mulai tumbuh

F. Tengkuk dan Leher

Tidak ada kaku dan tidak ada kelenjar

G. Pemeriksaan Thorak/Dada

Bentuk simetris, normal chest

Paru Tidak terdapat pernapasan cuping hidung

Jantung Normal tidak ada kelainan

H. Punggung

Normal tidak membungkuk

I. Pemeriksaan Abdomen

Suara bising usus 16x


J. Pemeriksaan Genetalia

BAK lancar, tidak ada hipespadia

K. Pemeriksaan Muskulus

Tidak Terkaji

L. Pemeriksaan Neurologi

Tidak terkaji

M. Pemeriksaan Integumen

Tidak terkaji

XII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Laboratorium

Darah Lengkap Hasil Nilai Normal

Hemoglobin (HB) 11,7 g/dl 11,7 g/dl

Leukosit 8,590 sel/ul 8,590 sel/u

LED - -

Hematoksit (HCT) 34,2 % 33 %

Thrombosit (FLT) 287.000 mcl 150.000 mcl

GDA sewaktu 67 mg/dl 100 mg/dl

Natrium 134 mEq/L1 100 mEq/L1

Kalium 3,6 mEq/L 3,5 mEq/L

Klorida 107 mmol/L 109 mmol/L


B. Rontgen

Tidak terkaji

C. Terapy

L-pxio, Puyer pet, Snecta, Ondan, Thermorex, Granistrep

Surabaya, 26 Desember 2019

Vinanda Dewi Sagita


ANALISA DATA

Nama Klien : An. M Ruangan/Kamar : Pink 1 A16 (1)

Umur : 16 Bulan No RM : 04xxxx

No Data Penyebab Masalah

1. DS: Ibu px mengatakan px Iritasi Gastrointestinal Diare

BAB 4x/hari dengan

konsistensi cair

DO: BAB dengan konsistensi

cair, Suara bising usus 16x

2. DS: - Kehilangan Cairan Hipovolemia

Aktiv

DO: Mukosa bibir kering,

Nadi 104

3. DS:

DO:
PRIORITAS MASALAH

Nama Klien : An. M Ruangan/Kamar : Pink 1 A16 (1)

Umur : 16 Bulan No.RM : 04xxxx

No Diagnosa Keperawatan Ditemukan Teratasi Nama

Perawat

1. Diare B.d Iritasi 25-12-2019 - Vinanda d s

Gastrointestinal

2. Hipovolemia B.d 25-12-2019 - Vinanda d s

Kekurangan Cairan
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Klien : An. M Ruangan/Kamar : Pink 1 A16 (1)

Umur : 16 Bulan No. RM : 04xxxx

No Diagnosa Tujuan & Rencana Intervensi Rasional

Keperawatan Kriteria Hasil

1. Diare B.d Iritasi Setelah ●Monitor warna, ●Dengan

Gastrointestinal dilakukan volume, frekuensi dan mengobservasi

tindakan konsistensi tinja feses dapat

asuhan ●Berikan cairan mengetahui

keperawatan intravena NaCL 0,9% frekuensi,

selama 3x8 7tpm volume dan

jam, ●Anjurkan konsistensi

diharapkan melanjutkan ●Dapat

proses defekasi pemberian ASI memenuhi

normal disertai ●Kolaborasi kekurangan

dengan pemberian obat panas cairan dan

pengeluaran thermorex elektrolit

feses mudah ●Dapat

dan konsistensi memenuhi

frekuensi serta nutrisi anak

bentuk feses ●Dapat

normal dengan menurunkan

KH : suhu tubuh
●Konsistensi anak yang

feses membaik panas

●Frekuensi

defekasi

membaik

●Peristaltik

usus membaik

2. Hipovolemia Setelah ●Monitor cairan ●Dengan

B.d Kehilangan dilakukan intake dan output memonitor

Cairan Aktiv tindakan ●Anjurkan pemberian dapat

asuhan asupan oral memenuhi

keperawatan ●Kolaborasi cairan px

selama 3x8 pemberian cairan ●Dengan

jam NaCL 0,9% 7tpm menggunakan

diharapkan ●Memberikan Obat oral, agar

kondisi Thermorex memenuhi

volume cairan cairan dalam

intravaskular, tubuh

intestisiel, dan ●Dapat

intraseluler meningkatkan

dengan KH : jumlah cairan

●Tekanan dalam tubuh

Nadi membaik ●Dapat


●Membran menurunkan

mukosa panas pada

membaik anak
TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien : An. M Ruangan/Kamar : Pink 1

Umur : 16 Bulan No.RM : 04xxxx

No Dx Tgl/jam Tindakan TT Perawat

26/12/19

1,2 08. 30 ●Mengobservasi px

S : 38 ◦C

N : 104

RR : 20

2 08.25 ●Memonitor intake dan output cairan px

dengan hasil bibir px masih kering

1 10.00 ●Menganjurkan untuk melanjutkan

pemberian ASI

1,2 10.45 ●Memenuhi advis dokter dengan

memberikan cairan NaCL 0,9% 7 tpm

1 12.00 ●Memonitor warna, volume dan

konsistensi pengeluaran feses 4x/hari

dengan hasil: warna kuning, feses cair,

dan frekuensi 4x/hari


TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien : An. M Ruangan/Kamar : Pink 1 A16 (1)

Umur : 16 Bulan No. RM : 04xxxx

No Dx Tgl/jam Tindakan TT Perawat

27/12/19

1,2 07.50 ●Mengobservasi TTV px

S : 37,8

N : 104

RR: 20

1,2 09.15 ●Menyeka dan memakaikan px

1,2 11.00 ●Melakukan advis dokter dengan

memberikan cairan NaCL 0,9% 7 tpm

2 11.05 ●Menganjurkan untuk melanjutkan

pemberian ASI

2 12.35 ●Observasi membran mukosa dan nadi px

dengan hasil membran mukosa bibir

kering

1 12.50 Membersihkan dan memonitor feses px

warna, frekuensi, dan konsistensi


TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien : An. M Ruangan/Kamar : Pink 1 A16 (1)

Umur : 16 Bulan No. RM : 04xxxx

No Dx Tgl/jam Tindakan TT Perawat

28/12/19

1,2 15.00 ●Mengobservasi TTV px

S : 38,8

N : 104

RR: 20

2 16.50 ●Menganjurkan melanjutkan pemberian

ASI

2 16.55 ●Melakukan advis dokter dengan

memberikan obat themorex 3x/hari 1 sdt

1,2 18.30 ●Melakukan advis dokter dengan

memberikan cairan NaCL 0,9% 7 tpm

2 19.00 ●Mengobservasi membran mukosa bibir

px dengan hasil membran mukosa basah


CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : An. M Ruangan/Kamar : Pink 1 A16 (1)

Umur : 16 Bulan No. RM : 04xxxx

No Dx Catatan Perkembangan TT Perawat

26/12/19 S: Ibu px mengatakan px masih diare 4x/hari

1. konsistensi cair

O: Konsistensi feses cair, warna kuning, peristaltik

usus 16

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi 1, 2 dan 3 dilanjutkan

2. S: Ibu px mengatakan px tampak lemas

O: Mukosa bibir px kering nadi 104

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi 1 dan 3 dilanjutkan

3. S:

O:

A:

P:
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : An. M Ruangan/Kamar : Pink 1 A16 (1)

Umur : 16 Bulan No. RM : 04xxxx

No Dx Catatan Perkembangan TT Perawat

27/12/19 S: Ibu px mengatakan px suhu tubuh naik turun, diare

1. 2x/hari

O: S : 36,8 ◦C

N : 104

RR: 20

A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi 2 dan 3 dilanjutkan

2. S: Ibu px mengatakan px aktiv bermain dan bergurau,

bibir px terlihat kering

O: Membran mukosa bibir px kering

A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi 1 dan 3 dilanjutkan

3 S:

O:

A:

P:
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : An. M Ruangan/Kamar : Pink 1 A16 (1)

Umur : 16 Bulan No. RM : 04xxxx

No Dx Catatan Perkembangan TT Perawat

28/12/19 S: Ibu px mengatakan px panas tetapi sudah tidak diare

1. O: S : 38,5

N : 104

RR: 20

A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi 2, 3 dan 4 dilanjutkan oleh pihak perawat

ruangan

2. S: Ibu px mengatakan bibir px sudah tidak kering

O: Membran mukosa bibir px lembab dan px aktiv

A: Masalah teraasi

P: Intervensi 1 dan 3 dilanjutkan oleh pihak perawat

ruangan

3. S:

O:

A:

P:
LAPORAN PENDAHULUAN BRONCHOPNEUMONIA DI RUMAH

SAKIT WIYUNG SEJAHTERA

Oleh :

Vinanda Dewi Sagita

Nomor Induk : 592/096.071

Program Keahlian Keperawatan

SMK KESEHATAN NUSANTARA SURABAYA


TAHUN AJARAN 2019-2020

PENGESAHAN LAPORAN PENDAHULUAN BRONCHOPNEUMONIA DI

RUMAH SAKIT WIYUNG SEJAHTERA

Mengetahui / Menyetujui,

Guru Pembimbing Pembimbing Ruangan

Jaya Saputra M, S.Kep., Ns Lita Lestari, Amd.Kep

Pembimbing lahan
Dinik Purwaningsih, S.Kep.,Ns

LAPORAN PENDAHULUAN BRONCHOPNEUMONIA

A. Definisi

Bronchopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang

mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area

terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas di porenkim paru yang berdekatan

dengan sekitarnya.

Broncho pneumonia disebut juga pneumonia lobularis, yaitu radang

paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan lain-lain.

Bronchopneumonia / Pneumonia lobularis merupakan radang paru-

paru yang menyebabkan bronkhioli terminal tersumbat oleh eksudat yang

berbentuk bercak-bercak, kemudian menjadi bagian yang terkonsulidasi atau

membentuk gabungan dan meluas ke parenkim paru.

Penyakit ini sering bersifat sekunder, menyertai infeksi saluran

pernafasan atas, demam, infeksi yang spesifik dan penyakit yang melemahkan

daya tahan tubuh.

B. Etiologi

Secara umum bronchopneumonia diakibatkan penurunan mekanisme

pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang normal dan

sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernapasan


yang terdiri atas : Reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan

silia yang menggerakan kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral

setempat.

Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri,

jamur, protozoa, mikrobakteri, mikoplasma, dan riketsia, (Sandra

M.Nettiria).

Antara Lain :

1. Bakteri : Streptococcus, Staphylococcus, H.Influenzae, Klebsiella

2. Virus : Legionella pneumoniae

3. Jamur : Aspergillus, Spesies, Candida Albicans

4. Aspirasi Makanan, Sekresi orofaringeal, atau isi lambung ke dalam

paru

5. Terjadi karena kongesti paru yang lama

C. Patofisiologi

Sebagian besar penyebab bronchopneumonia adalah mikroorganisme

(Jamur, bakteri,virus) dan sebagian kecil oleh penyebab lain seperti

hidrokarbon (minyak tanah, bensin dan lain-lain). Serta aspirasi

(masuknya isi lambung ke dalam saluran napas). Awalnya

mikroorganisme akan masuk melalui percikan ludah (droplet) infasi ini

akan masuk ke saluran pernapasan atas dan menimbulkan reaksi

imunologis dari tubuh. Reaksi ini menyebabkan peradangan, dimana saat

terjadi peradangan ini tubuh akan menyesuaikan diri sehingga timbullah

gejala demam pada penderita.


Reaksi peradangan ini akan menimbulkan secret. Semakin lama

secret semakin menumpuk di bronkus sehingga aliran bronkus menjadi

semakin sempit dan pasien akan merasa sesak. Selain terkumpul di

bronkus, lama kelamaan secret akan sampai ke alveolus, paru dan

mengganggu system pertukaran gas di paru-paru.

Selain menginfeksi saluran napas, bakteri ini juga dapat menginfeksi

saluran cerna saat ia terbawa oleh darah. Bakteri ini akan membuat flora

normal dalam usus menjadi agen pathogen sehingga timbul masalah GL

tract.

D. Manifestasi Klinis

Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran

pernafasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita

broncopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti menggigil,

demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung kemerahan, saat bernafas

menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul sianosis. (Bambara C.Long,

1996:35). Terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar

ketika terjadi konsolidasi (pengisian rongga udara oleh oksudat).

E. Pemeriksaan penunjang

Untuk dapat menegakkan diagnosa keperawatan dapat digunakan

cara :

1. Pemeriksaan laboratorium

- Pemeriksaan Darah
- Pemeriksaan Sputum

- Analisa Gas Darah

- Kultur Darah

- Sampel Darah, Sputum dan Unrine

2. Pemeriksaan Radiologi

- Rontgenogram Thoraks

- Laringoskopi / Bronskopi

F. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan yang dapat diberikan antara lain :

1. Menjaga Kelancaran pernafasan

2. Kebutuhan istirahat

Pasien ini sering hipereksia maka pasien perlu cukup istirahat, semua

kebutuhan pasien harus ditolong di tempat tidur

3. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan

Pasien bronkhopneumonia hampir selalu mengalami masukan

makanan yang kurang suhu tubuh yang tinggi selama beberapa hari

dan masukan cairan yang kurang dapat menyebabkan dehidrasi, untuk

mencegah dehidrasi dan kekurangan kalori dipasang infus dengan

cairan glukosa 5% dan Nacl 0,9%

4. Mengontrol suhu tubuh

5. Pengobatan

Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi, akan

tetapi karena hal itu perlu tetapi secepatnya maka biasanya diberikan
penisilin ditambah dengan cloramfenikol atau diberikan antibiotik

yang mempunyai spektrum luas seperti ampisilin. Pengobatan ini

diteruskan sampai bebas 4-5 hari. Karena sebagian besar pasien jatuh

ke dalam asidosis metabolik akibat kurang makan dan hipoksia, maka

dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil analisis gas darah arteri.

G. Discharge Planning

1. Berhenti Merokok

2. Minum banyak air putih dan berhenti minum, minuman yang

mengandung alkohol

3. Hindari iritan allergen yang dapat memperparah penyakit seperti asap

rokok

4. Tingkat imunitas tubuh dengan makan-makanan yang mengandung

nutrisi seimbang, berolahraga dan cukup istirahat serta mengurangi

stres

5. Jika penyakit bertambah parah segera berkonsultasi ke dokter


ASUHAN KEPERAWATAN TEORI BRONCHOPNEUMONIA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Identitas, yang perlu diperhatikan dan yang paling penting adalah nama

dan umur

2. Riwayat Keperawatan

a) Keluhan utama

Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal, disertai

pernapasan cuping hidung, serta sianosis sekitar hidung dan mulut.

Kadang disertai muntah diare, atau diare tinja berdarah dengan atau

tanpa lendir, anoreksia dan muntah

b) Riwayat penyakit sekarang

Bronchopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran pernafasan

bagian atas selama beberapa hari

c) Riwayat penyakit dahulu

Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun

menurun

d) Riwayat kesehatan keluarga

Anggota keluarga lain yang menderita penyakit infeksi saluran

pernafasan dapat menularkan kepada anggota yang lainnya

e) Riwayat kesehatan lingkungan

Menurut Wilson dan Thompson, 1990 pneumonia sering terjadi pada

musim hujan dan awa semi. Selain itu pemeliharaan kesehatan dan

kebersihan lingkungan yang kurang juga bisa menyebabkan anak


menderita sakit. Lingkungan pabrik atau banyak asap dan debu

ataupun lingkungan dengan anggota keluarga penyakit.

f) Imunisasi

Anak yang tidak mendapatkan imunisasi berisiko tinggi untuk

mendapatkan penyakit infeksi saluran pernafasan atas atau bawah

karena system pertahanan tubuh yang tidak cukup kuat untuk melawan

infeksi sekunder

g) Riwayat pertumbuhan dan perkembangan

h) Nutrisi

Riwayat gizi buruk atau meteorismus (malnutrisi energi protein :

MEP)

3. Pemeriksaan Fisik

a) Sistem kardiovaskuler

Takikardi, iritability

b) Sistem pernafasan

Sesak napas, retraksi dada, melaporkan anak sulit bernapas,

pernapasan cuping hidung, ronkhi, wheezing, takipnea, batuk produktif

atau non produktif, pergerakan dada asimetris, pernapasan tidak

teratur, kemungkinan fiction rub, perkusi redup pada daerah terjadinya

konsolidasi, ada sputum / sekrt. Orang tua cemas dengan keadaan

anaknya yang berambah sesak dan pilek.

c) Sistem pencernaan

Malas minum atau makan, muntah, BB menurun, lemah


d) Sistem eliminasi

Anak atau bayi menderita diare atau dehidrasi orang tua mungkin

belum memahami alasan anak mnderita diare sampai terjadi dehidrasi

(ringan sampai berat)

e) Sistem saraf

Demam, kejang sakit kepala yang ditandai dengan menangis terus pada

anak-anak atau malas minum, ubun-ubun cekung

f) Sistem lokumotor / muskuloskeletal

Tonus otot menurun / lemah secara umum

g) Sistem endokrin

Tidak ada kelainan

h) Sistem integumen

Turor kulit menurun, membran mukosa kering, sianosis, pucat, akral

hangat dan kulit kering

i) Sistem Penggideraan

Tidak ada kelainan

4. Pemeriksaan Penunjang

Secara laboratorik ditemukan lekositosis, biasanya 15.000 –

40.000/m3 dengan pergeseran ke kiri. LED meninggi, pengambilan sekret

secara bronskopi dan fungsi paru-paru untuk preparat langsung : biakan

dan test resistensi dapat menentukan/mencari etiologinya.

Tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar pada punksi

misalnya dapat terjadi salah tusuk dan memasukkan kuman dari luar.

Foto rontgen (chest xray) dilakukan untuk mlihat :


a) Komplikasi seperti empiema, atelektasis, perikarditis, pleuritis dan

OMA

b) Luas daerah paru yang terkena

c) Evaluasi pengobatan

d) Pada bronchopneumonia bercak-bercak infiltrat ditemukan pada salah

satu beberapa labur

e) Pada pemeriksaan ABGs PaO2 < OmmHg

5. Diagnosa Keperawatan

a) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan

peningkatan produksi sputum ditandai dengan adanya ronchi, dan

ketidakefektifan batuk.

b) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan proses infeksi pada

jaringan paru (perubahan membrane alveoli) ditandai dengan sianosis,

PaO2 menurun, Sesak nafas.

c) Hipertermi berhubungan dengan inflamasi terhadap infeksi saluran

napas ditandai dengan peningkatan suhu.

d) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan

metabolisme sekunder terhadap demam dan proses infeksi ditandai

dengan nafsu makan menurun, BB turun, mual dan muntah, turgor

kulit tidak elastis

e) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antar

suplai O2 dengan kebutuhan oksigen ditandai dengan tidak mampu


berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari sesuai kemampuan tanpa

bantuan.

f) Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan

peningkatan suhu tubuh, kehilangan cairan karena berkeringat banyak,

muntah/diare.

g) Resiko infeksi berhubungan dengan resiko terpajan bakteri patogen.

Nomer Diagnosa Tujuan Kh Intervensi Rasional

1. Ketidakefektifa Setelah ●Observasi ●Memberi

n bersihan jalan dilakukan TTV informasi

nafas tindakan ●Auskultasi tentang pola

berhubungan keperawata area dada pernafasan

dengan n selama dan catat pasien

peningkatan 3x8 jam hasil ●Crekcels,

produksi sputum diharapkan pemeriksaan ronkhi dan

ditandai dengan jalan ●Latih pasien terdengar saat

adanya ronchi, nafas pasien batuk inspirasi

dan efektif dan jalan dan ekspirasi

ketidakefektifan dengan Kh : nafas dalam pada tempat

batuk. ● Jalan ●Lakukan konsolidasi

Nafas paten suction sputum

●Tiak ada sesuai ●Memudahkan


Bunyi nafas indikasi bersihan

tambahan ●Memberi jalan nafas

●Tidak posisi semi dan ekspansi

sesak Fowler atau maksimum

●RR normal Supinasi paru

●Tidak ada ●Anjurkan ●Meningkatka

Penggunaan pasien n

Otot bantu minum air Ekspansi paru

Nafas hangat ●Memudahkan

●Tidak ada pengenceran

Pernafasan Dan

cuping pembuangan

hidung secret

2. Gangguan Setelah ●Kaji ●Memberi

pertukaran gas dilakukan frekuensi, informasi

berhubungan tindakan kedalaman- tentang

dengan proses keperawata kemudahan pernafasan

infeksi pada n selama bernafas pasien

jaringan paru 3x8 jam pasien ●Kebiruan

(perubahan diharapkan ●Observasi menunjukkan

membrane ventilasi warna kulit sianosis

alveoli) ditandai pasien ●Membran ●Untuk

dengan sianosis, tidak mukosa bibir membuat


PaO2 menurun, terganggu ●Berikan pasien

Sesak nafas. dengan kh : lingkungan lebih nyaman

●GDA sejuk,nyaman ●Meningkatka

dalam ●Tinggikan n inspirasi

rentang kepala, dan

normal anjurkan pengeluaran

●PH napas sekret

7,35-7,45 dalam ●Mencegah

●PCO2 dan terlalu letih

35-45 batuk efektif ●Mengevaluasi

mmHg ●Pertahanka Proses penyakit

●Tidak ada n dan

sianosis istrahat tidur mengurangi

●Pasien ●Kolaborasi distres respirasi

tidak sesak pemberian

dan rileks oksigen

dan

pemeriksaan

oksigen

dan

pemeriksaan

lab (GDA)
DAFTAR PUSTAKA

Meck. 2015. Lp Bronchopneumonia

Doenges, marilyn E.(1999). Rencana Asuhan keperawatan pedoman untuk

perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta : EGC

Nettina, Sandra M. (1996). Pedoman praktik keperawatan. Jakarta : EGC

Long, B.C. (1996). Perawatan Medikal Bedah Jilid 2. Bandung : yayasan ikatan

alumni pendidikan keperawatan.

Soeparma, Sarwono Waspaji. (1991). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II

Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Sylvia A.Price, Lorraine Mc Catry Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep klinis

proses-proses penyekit Jakarta : EGC

Nic-Noc Jilid I Halaman 103


PENGKAJIAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT DASAR / UMUM

SMK KESEHATAN NUSANTARA SURABAYA

Nama Siswa : Vinanda Dewi S Tgl/jam MRS : 13/01/20 (21.00)

Tgl/jam pengkajian : 14/01/20 (14.30) No. RM : 04xxxx

Diagnosa medis : VERTIGO Ruangan/kelas : Pink 1 A4 (3)

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. M

Umur/tgl lahir : 65 Tahun/ 05 Januari 1955

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Kristen

Golongan darah :A

Bahasa yang dipakai : Bahasa indonesia dan Jawa

Jumlah saudara : 5 Bersaudara

Alamat : Surabaya

II. Alasan Masuk ke Rumah Sakit

Px mengatakan kepala pusing sekali, mual muntah, tekanan darah naik

III. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama

Px mengatakan pusing
2. Riwayat Penyakit Sekarang

Px mengatakan pada tanggal 13 Januari 2020 px mengeluh pusing, mual

muntah, lemas, lalu px tidak kuat sehingga ia dibawa ke IGD RS Wiyung

Sejahtera lalu diperiksa oleh dokter dan diberi Infus Ring-As 21 tpm, dan

dokter menyatakan px harus dirawat inap di RS wiyung sejahtera, di Pav

Pink 1 kamar A4 bed (3). Pada tanggal 14 Januari 2020 px mengatakan

keluhannya masih pusing, lemas, membran mukosa bibir px terlihat kering

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Px mengatakan px memang mempunyai penyakit vertigo dan hipertensi

sejak dahulu sampai sekarang

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Px mengatakan keluarga px tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit,

vertigo, hipertensi dan lainnya

5. Genogram

Ny. M

Keterangan :

: Laki-Laki : Garis Pernikahan

: Perempuan : Garis Keturunan


6. Riwayat Pengobatan/Alergi

Makanan : Px mengatakan px tidak ada alergi pada makanan

Obat-Obatan : Px mengatakan px tidak ada alergi pada obat

Lain-Lain : Px mengatakan px tidak ada alergi apapun

IV. Pola Fungsi Kesehatan

1. Pola Persepsi – Pemeliharan Kesehatan

Sebelum di RS : Px sudah mengetahui px mempunyai penyakit Vertigo

dan Hipertensi

Saat di RS : Px mengerti tentang penyakit yang di deritannya

2. Pola Aktivitas – Latihan

Sebelum di RS: Px mengatakan aktivitas sehari-hari px bekerja,

memasak dll

Saat di RS : Px mengatakan px malas berbicara dan dan lebih nyaman

berbaring

3. Pola Nutrisi dan Metabolisme

Sebelum di RS : Px mengatakan ia suka sayur dan buah, tapi px

memakan makanan yang ada saja

Saat di RS : Px mengatakan ps tidak selera makan BB menurun, Sebelum

di RS BB 55kg dan saat di RS BB 52kg

4. Pola Eliminasi

Sebelum di RS : Px mengatakan BAB dan BAK lancar

Saat di RS : Px mengatakan BAB dan BAK juga masih lancar


5. Pola Tidur – Istirahat

Sebelum di RS : Px mengatakan biasanya saat pulang kerja/ pukul 21.00

px sudah tidur

Saat di RS : Px mengatakan px susah tidur, dan kemarin malam tidur

pukul 00.00

6. Pola Kognitif – Perseptual

Px mengatakan px khawatir dan cemas karena pusing memikirkan

keadaan penyakitnya

7. Pola Toleransi

Px mengatakan px tidak mengalami emosional atau masalah apapun

8. Pola Persepsi Diri/Konsep Diri

Px terlihat rambut tipis dan kulit berkerut

9. Pola Seksual – Reproduktif

Px berjenis kelamin perempuan dan menjadi seorang ibu dari 5 orang

anak

10. Pola Hubungan dan Peran

Px mengatakan dalam keluarga px berperan sebagai anak ke 2 dari 5

bersaudara, menjadi ibu dari 5 orang anak dan nenek dari 10cucu

11. Pola Nilai dan Keyakinan

Px mengatakan px beribadah ke gereja di hari sabtu dan minggu

V. Pengkajian Fisik

1. Keadaan Umum: Px pusing dan lebih suka berbaring dari pada duduk dan

px mudah lemah/lelah
2. Tanda-Tanda Vital:

TD : 180/90mmHg, N : 101x/menit, S :37°C, RR : 20x/menit

3. Kepala : Bentuk simetris, tidak ada lesi

4. Mata : Konjungsinya tidak anemis, sclera tidak ikterik

5. Hidung : Bentuk simetris, tidak ada lesi

6. Telinga: Simetris, tidak ada lesi

7. Mulut : Mukosa bibir kering

8. Leher : Tidak ada kelenjar atau luka

9. Thorax : Simetris normal chest

a. Paru-paru : I : Tidak ada pernafasan cuping hidung

Pa : Teraba

Pe : Sanor

A : Ronkhi/Normal tidak ada kelainan

b. Jantung :I : Tampak ictus cordis di ics 4

Pa : Teraba ictus cordis di ics 4 sinitva

Pe : Suara redup di seluruh jantung

A : Tidak terdapat bunyi gallop

10 Abdomen : I : Simetris normal chest

A : Suara peristaltik

Pe : Timpani

Pa : Tidak ada nyeri dan benjolan

11 Ekstremitas : 5555 5555

5555 5555
VI. Data Penunjang

Program Terapi

-Dipenhidramin -Mettaformin

-Ondanstron -Candotens

-Omeprazole -Flunarizine

Pemeriksaan Laboratorim

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Darah Lengkap :

Hemoglobin (HB) 12,1g/dl 12,1-15,1g/dl

Leukosit (WBC) 10.470/mcL 11.000/mcL

Hematokrit (HCT) 35,8% 38-46%

Thrombosit (PLT) 157.000/mcL 150.000/mcL

SGOT (AST) 69u/L 40u/L

SGPT (ALI) 48u/L 56u/L

Ureum (BUN) 16,94mg/dL 20mg/dL

Kreatinin 0,9mg/dL 0,5-1,1mg/dL

Gula Darah Sewaktu 163md/dL 70-130mg/dL

Natrium 138mEq/L 135-148mEq/L

Kalium 3,7mEq/L 3,5-5,3mEq/L

Chlorida 110mEq/L 94-107mEq/L

VII.Resume Keperawatan
Surabaya, 14 Januari 2020

Vinanda Dewi Sagita


ANALISA DATA

Nama Klien : Ny.M Ruangan/Kamar : Pink 1 A4 (3)

Umur : 65 Tahun No. RM : 04xxxx

No Data Penyebab Masalah

1. DS: Px mengatakan tidak nafsu Kurang Asupan Defisit Nutrisi

makan dan mengatakan px Makanan

terlihat lebih kurus dari

sebelum sakit

DO: Px terlihat malas makan

dan membran mukosa bibir px

kering

2. DS: Px mengatakan mudah Kelemahan Intoleransi

lelah, dan kepala pusing, px Aktivitas

juga sekarang lebih suka

berbaring

DO: Px terlihat lemas

3, DS:

DO:
PRIORITAS MASALAH

Nama Klien : Ny.M Ruangan/Kamar : Pink 1 A4 (3)

Umur : 65 Tahun No. RM : 04xxxx

No Diagnosa Keperawatan Ditemukan Teratasi Nama Perawat

1. Defisit Nutrisi B.d 14/01/2020 17/01/2020 Vinanda D S

Kurangnya Asupan

Makanan

2. Intoleransi Aktivitas B.d 14/01/2020 17/01/2020 Vinanda D S

Kelemahan
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny.M Ruangan/Kamar : Pink 1 A4 (3)

Umur : 65 Tahun No. RM : 04xxxx

No Diagnosa Tujuan & Rencana Intervensi Rasional

Keperawatan Kriteria

Hasil

1. Defisit Nutrisi Setelah ●Observasi status ●Dapat

B.d dilakukan alergi px mengetahui px

Kurangnya tindakan ●Memberikan px mempunyai

Asupan asuhan kesempatan untuk alergi atau

Makanan keperawatan bertanya tidak

selama 3x8 ●Edukasi px untuk ●Dengan px

Jam memakan buah dan bertanya,

diharapkan sayur supaya px

keadekuatan ●Kolaborasi memahami

asupan nutrisi pemberian infusan apa yang

untuk Ring-AS 21 tpm dipertanyakan

memenuhi ●Dapat

kebutuhan memenuhi

metabolisme nutrisi tubuh

dengan KH : px dan supaya

●Porsi makan nafsu makan

yang px cepat
dihabiskan membaik

●Membran ●dapat

mukosa memenuhi

membaik cairan tubuh

●Nafsu elektrolit px

makan

membaik ●Dengan

mengobservasi

2. Intoleransi Setelah ●Observasi kesiapan kesiapan dan

Aktivitas B.d dilakukan dan kemampuan px kemampuan

Kelemahan tindakan menerima informasi px menerima

asuhan ●Memberikan informasi px

keperawatan kesempatan px dan dapat cepat

selama keluarga untuk untuk

3x8Jam bertanya menerima

diharapkan ●Edukasi penjelasan informasi

respon pentingnya ●Dapat

fisiologis melakukan aktivitas menjawab apa

terhadap fisik (olahraga secara yang

aktivitas yang rutin) dipertanyakan

membutuhkan ●Kolaborasi px dan

tenaganya pemberian cairan keluarga

dengan KH: infus Ring-AS 21 tpm ●Dapat

●Kelelahan melatih
Membaik kekuatan

●Tekanan tubuh px

Darah ●Dapat

Membaik memenuhi

●Tindakan cairan dan

Melakukan elektrolit

Aktivitas tubuh px

Sehari-hari
TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny.M Ruangan/Kamar : Pink 1 A4 (3)

Umur : 65 Tahun No. RM : 04xxxx

No DX Tgl/Jam Tindakan TT Perawat

15/01/20

2 14.00 ●Observasi TTV px

S: 36,8

N: 100

SPO2: 99

TD: 180/90

Dan menanyakan keluhan sambil

observasi kemampuan px menerima

informasi, dengan hasil : respon px

hanya mengangguk atau

menggelengkan kepala saja, dan px

terlihat malas bicara

15.30 ●Melakukan advis dokter dengan

memberikan cairan infus Ring-AS

1,2 21 tpm

15.36 ●Observasi status alergi px dengan

hasil : Px mengatakan px tidak ada

1 alergi obat, makanan, atau lainnya


TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny.M Ruangan/Kamar : Pink 1 A4 (3)

Umur : 65 Tahun No. RM : 04xxxx

No Dx Tgl/Jam Tindakan TT Perawat

16/12/20

2 14.00 ●Observasi TTV px

S: 37

TD:150/100

SPO2: 99

N: 90

RR: 20

Dan menanyakan keluhan sambil

observasi kemampuan px menerima

informasi dengan hasil : px terlihat

mau sedikit bicara daripada

sebelumnya

1,2 16.00 ●Melakukan advis dokter dengan

memberikan cairan infus Ring-AS 21

tpm

1 16.02 ●Edukasi px dengan keluarga untuk

memakan buah dan sayur dengan hasil

: px mengatakan ia makan buah apel

tadi pagi dan makan habis


TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny.M Ruangan/Kamar : Pink 1 A4 (3)

Umur : 65 Tahun No. RM : 04xxxx

No Dx Tgl/Jam Tindakan TT Perawat

17/01/20

2 14.20 ●Observasi TTV px

S: 36,5

TD:140/90

SPO2: 99

N: 90

RR: 20

Dan menanyakan keluhan sambil

observasi kemampuan px menerima

informasi dengan hasil : px banyak

bicara dan bertanya

1,2 18.10 ●Melakukan advis dokter dengan

memberikan cairan infus Ring-AS 21

tpm

1 18.12 ●Edukasi px dengan keluarga untuk

memakan buah dan sayur dengan hasil :

px mengatakan makan habis dan makan

buah dan nyamil roti


CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Ny.M Ruangan/Kamar : Pink 1 A4 (3)

Umur : 65 Tahun No. RM : 04xxxx

No Dx Catatan Perkembangan TT Perawat

15/01/20 S: Anak px mengatakan px hanya makan 2 suap saja,

1. dan px tidak punya alergi

O: Membran mukosa bibir Px terlihat kering

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi 3 dan 4 dilanjutkan

2. S: Anak px mengatakan px lemas dan malas berbicara

O: Px terlihat lemas dan jika ditanya hanya

mengangguk dan menggelengkan kepala saja

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi 1 dan 3 dilanjutkan

3. S:

O:

A:

P:
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Ny.M Ruangan/Kamar : Pink 1 A4 (3)

Umur : 65 Tahun No. RM : 04xxxx

No Dx Catatan Perkembangan TT Perawat

16/01/20 S: Anak px dan px mengatakan px mau makan buah

1. dan porsi makan habis

O: Membran mukosa bibir px lembab

A: Masalah teratasi

P: intervensi 3 dan 4 dilanjutkan

2. S: Anak px mengatakan px sudah lumayan mau

berbicara walaupun masih nampak lemas dan malas

O: Px terlihat masih lemas, dan jika ditanya hanya

menjawab sedikit saja

A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi 1 dan 3 dilanjutkan

3. S:

O:

A:

p:
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Ny.M Ruangan/Kamar : Pink 1 A4 (3)

Umur : 65 Tahun No. RM : 04xxxx

No Dx Catatan perkembangan TT Perawat

17/01/20 S: Px mengatakan px makan habis ditambah nyamil

1. buah dan roti

O: Px terlihat lebih segar dari biasanya dan membran

mukosa bibir px lembab

A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan

2. S: Px mengatakan px sudah tidak lemas lagi

O: Px lebih banyak bicara dan semangat saat ditanya

A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan

3. S:

O:

A:

P:
SATUAN ACARA PENYULUHAN DIARE
DI UNIT POLI SPESIALIS
RUMAH SAKIT WIYUNG SEJAHTERA

Disusun Oleh :
Vinanda Dewi Sagita
Nomor Induk :
592/096.071

SMK KESEHATAN NUSANTARA SURABAYA


PROGRAM KEAHLIAN ASISTEN KEPERAWATAN
TAHUN PELAJARAN 2019-2020

SATUAN ACARA PENYULUHAN DIARE

DI RUANG PERSALINAN RUMAH SAKIT WIYUNG SEJAHTERA

Disusun Oleh :
Vinanda Dewi Sagita
Nomor Induk : 592/096.071

Surabaya,10 Januari 2020

Mengetahui,

Guru Pembimbing Pembimbing Ruangan

Jaya Saputra M, S.Kep, Ns. M.Asep Gunawan,Amd.Kep

Pembimbing Lahan
Dinik Purwaningsih, S.Kep.,Ns

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Bidang study : Kebutuhan Dasar Manusia


2. Topik : Diare
3. Sasaran : Pasien di poli spesialis
4. Tempat : Poli spesialis Rumah Sakit Wiyung Sejahtera
5. Hari/Tanggal : Jumat 10 Januari 2020
6. Waktu : 1 x 15 menit

I. Tujuan Intruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan tentang pencegahan dan penanganan Diare di Poli
Spesialis Rumah Sakit Wiyung Sejahtera selama 15 menit diharapkan yang
menderita atau beresiko dapat memahami tentang penanganan pertama diare dan
dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

II. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah Mengikuti kegiatan penyuluhan tentang diare di Poli Spesialis Rumah
SakitWiyung Sejahtera selama 15 menit,diharapkan seluruh pasien atau keluarga
dapat :
1. Mengetahui tentang Pengertian Diare
2. Mengetahui tentang Penyebab Diare
3. Mengetahui tentang Pencegahan Diare
4. Mengetahui tentang Penanganan Diare
5. Mengetahui tentang Teknik Mencuci Tangan dengan Benar

III. Sasaran
Pasien di Poli Spesialis

IV. Materi
1.Pengertian Diare
2.Penyebab Diare
3.Pencegahan Diare
4.Penanganan Diare
5.Teknik Mencuci Tangan dengan Benar

V. Metode
1.Ceramah
2.Tanya Jawab

VI. Media
1.Leafleat

VII. Kegiatan Penyuluhan


No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta
1. 2 Menit Pembukaan : ●Menjawab Salam
●Membuka kegiatan dengan mengucapkan
salam.
●Memperkenalkan diri.
●Menjelaskan tujuan dari penyuluhan ●Mengengarkan
(Health Education). ●Memperhatikan
●Menyebutkan materi yang akan diberikan. ●Memperhatikan

2. 10 Pelaksanaan : ●Menyimak dan


Menit ●Menjelaskan materi penyuluhan secara Memperhatikan
berurutan dan teratur.
1. Pengertian Diare
2. Penyebab Diare
3. Pencegahan Diare
4. Penanganan Diare
5.Teknik mencuci tangan yang baik dan
benar
●Memberikan Kesempatan pasien untuk
bertanya ●Bertanya
3. 2 Menit Evaluasi :
●Menanyakan kepada pasien tentang materi ●Manjawab
yang telah diberikan,dan reinforcement Pertanyaan
kepada pasien yang dapat menjawab
pertanyaan.
4. 1 Menit Teminasi :
●Mengucapkan terima kasih atas peran serta ●Mendengarkan
peserta.
●Mengucapkan salam penutup. ●Menjawab salam

VIII. Evaluasi Struktur


1.Evaluasi Stuktur

●Pasien hadir ditempat penyuluhan (Health Education).

●Penyelenggaraan penyuluhan (Health Education) dilaksanakan di Poli Spesialis.

●Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan (Health Education) dilakukan


sebelumnya.

2.Evaluasi Proses

●Pasien antusias terhadap materi penyuluhan (Health Education) yang


disampaikan oleh narasumber.

●Pasien tidak meninggalkan tempat penyuluhan (Health Education)

●Pasien terlibat aktif dalam kegiatan penyeluhuna (Health Education)

3.Evaluasi Hasil

●Pasien Mengetahui tentang Diare.

●Ada Umpan balik positif dari pasien,seperti dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan narasumber.
IX. Perorganisasian
●Pembicara Materi : Vinanda Dewi sagita

●Dokumentasi : Nasya Savira Nur Hidayat


MATERI PENYULUHAN

1.1 Pengertian Diare


Menurut world Health Organization (WHO,2005),penyakit diare adalah suatu
penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang
cair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari
biasanya,yaitu 3x atau lebih/hari. Penyakit ini paling sering dijumpai pada
anak 3 tahun pertamakehidupan,dimana seorang anak bisa mengalami1-3
episode diare berat .

1.2 Penyebab Diare


Ada beberapa hal yang menyebabkan timbulnya diare. Diare disebabkan oleh
masuknya kuman kedalam tubuh melalui perantara hewan,kuman yang berada
dalam makanan,air,melalui tubuh (tidak mencuci tangan waktu makan).
Berikut adalah faktor penyebab lainnya yaitu :
1.Makanan basi
2.Minum air tidak masak (mentah)
3.Makan dengan tangan kotor
4.Lingkungan yang kotor
5.Dan sebagainya.

1.3 Pencegahan Diare


Adapun pencegahan diare adalah :
1.Menutup makanan dan Minuman
2.Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
3.Minum air yang sudah dimasak (matang)
4.Menjaga kebersihan lingkungan
5.Dan sebagainya

1.4 Penanganan Diare


Diare menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit sehingga penderita harus
mengonsumsi air matang,teh hangat. Disamping itu,harus diberi cairan
elektrolit berupa oralit. Jika tidak ada oralit,bisa menggunakan larutan gula
garam. Cara pembuatannya sebagai berikut : 1 sendok teh munjung gula
pasir,1/4 sendok teh munjung garam,dilarutkan dalam satu gelas air matang
(200cc). Selanjutnya penderita diberi minum.
1.5 Teknik Mencuci Tangan dengan Benar
Cuci tangan 6 langkah adalah tata cara mencuci tangan menggunakan sabun
untuk membersihkan jari-jari,telapak dan punggung tangan dari semua
kotoran,kuman serta bakteri jahat penyebab penyakit. Berikut langkah cuci
tangan yang baik dan benar :

1. Basahi tangan pada air mengalir kemudian usap dan gosok kedua telapak
tangan secara lembut dengan arah memutar.
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN
TENTANG DIARE DI POLI SPESIALIS
RS WIYUNG SEJAHTERA

TANGGAL 10 JANUARI 2020


No. Nama Alamat TTD
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.

Surabaya, 10 Januari 2020


Mengetahui,
Guru Pembimbing Pembimbing Lahan

Jaya Saputra M, S.Kep, Ns. M. Asep Gunawan ,Amd.Kep


SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG NUTRISI

PENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI DI RAWAT INAP

BLUE 2

RUMAH SAKIT WIYUNG SEJAHTERA

Disusun Oleh :
Vinanda Dewi Sagita
Nomor Induk : 592/096.071

SMK KESEHATAN NUSANTARA SURABAYA


PROGRAM KEAHLIAN ASISTEN KEPERAWATAN
TAHUN PELAJARAN 2019-2020
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG NUTRISI
PENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI DI RAWAT INAP BLUE 2
RUMAH SAKIT WIYUNG SEJAHTERA

Disusun Oleh :
Vinanda Dewi Sagita
Nomor Induk : 592/096.071

Surabaya, 27 Januari 2020


Mengetahui,
Guru Pembimbing Pembimbing Ruangan

Jaya Saputra M, S.Kep, Ns. Lita Lestari, A.Md.Kep

Pembimbing Lahan
Dinik Purwaningsih, S.Kep.,Ns

SATUAN ACARA PENYULUHAN

7. Bidang study : Kebutuhan Dasar Manusia


8. Topik : Nutrisi Penyembuhan Luka Post Operasi
9. Sasaran : Pasien di Rawat Inap Blue 2
10. Tempat : Rawat Inap Blue 2
11. Hari/Tanggal : Senin, 27 Januari 2020
12. Waktu : 1 x 15 menit

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan atau diberikan penyuluhan (Health
Education) selama 15 menit tentang Nutrisi Penyembuhan Luka,
pasien mampu memahami atau mengerti nutrisi yang baik untuk
penyembuhan luka.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan (Health Education) tentang Nutrisi
Penyembuhan Luka diharapkan pasien dapat :
1. Mengerti tentang pengertian nutrisi post operasi
2. Mengerti tentang tujuan pemenuhan nutrisi post operasi
3. Mengerti jenis makanan penyembuhan luka post operasi
4. Mengerti tips perawatan pasca oprasi

III. SASARAN
Pasien di Rawat Inap Blue 2

IV. MATERI
1. Pengertian Nutrisi Post Operasis
2. Tujuan Pemenuhan Nutrisi Post Operasi
3. Jenis Makanan Penyembuhan Luka post Operasi
4. Tips Perawatan Post Oprasi

V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

VI. MEDIA
1. Leaflet

VII. KEGIATAN PENYULUHAN


NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN
PESERTA
1. 2 Menit Pembukaan:  Menjawab
●Membuka kegiatan dengan salam
mengucapkan salam.
 Mendengar
●Memperkenalkan diri. kan
 Memperhati
●Menjelaskan tujuan dari kan
penyuluhan(Health Education).

● Menyebutkan materi yang akan


diberikan.

2. 10 Menit Penatalaksanaan : ●Mendengarka


●Menjelaskan tentang pengertian n
nutrisi Post operasi
●Menjelaskan tentang tujuan ●Mendengarka
pemenuhan nutrisi post operasi n
●Menjelaskan jenis makanan ●Mendengarka
penyembuhan luka post operasi n
●Menjelaskan tips perawatan ●Mendengarka
post operasi n
●Memberi kesempatan pasien ●Bertanya
untuk bertanya

3. 2 Menit Evaluasi :
●Menanyakan kepada pasien ●Menjawab
tentang materi yang telah Pertanyaan
diberikan,dan reinforcement
kepada pasien yang dapat
menjawab pertanyaan
4. 1 Menit Terminasi :
●Mengucapkan terima kasih atas ●Mendengarka
peran serta peserta n
●Mengucapkan salam penutup ●Menjawab
salam

VIII. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
●Pasien hadir ditempat penyuluhan (Health Education).
●Penyelenggaraan penyuluhan (Health Education) dilaksanakan di
Poli Spesialis.
●Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan (Health
Education) dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
●Pasien antusias terhadap materi penyuluhan (Health Education)
yang disampaikan oleh narasumber.
●Pasien tidak meninggalkan tempat penyuluhan (Health
Education) sebelum kegiatan selesai.
●Pasien terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan (Health
Education).

3. Evaluasi Hasil
 Pasien mengetahui tentang Nutrisi Penyembuhan Luka Post
operasi
 Ada umpan balik positif dari pasien, seperti dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan narasumber.

IX. PENGORGANISASIAN
 Pembicara Materi : Vinanda Dewi Sagita
 Dokumentasi : Nasya Safira Nur Hidayat
MATERI PENYULUHAN

1.Pengertian Nutrisi Post Operasi


Nutrisi adalah makanan yang mengandung cukup nilai gizi dan tenaga untuk
perkembangan,dan pemeliharaan kesehatan secara optimal. Diet pasca operasi
adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan.
Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam pembedahan
dan jenis penykit penyerta.

2.Tujuan Pemenuhan Nutrisi Post Operasi


Karena tujuan diet pasca operasi adalah untuk mengupayakan agar status gizi
pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan
meningkatkan daya tahan tubuh pasien,dengan cara sebagai berikut :

●Memberikan kebutuhan dasar (cairan,energi,protein)

●Mengganti kehilangan protein,glikogen,zat besi,dan zat gizi lain

●Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan

●Mencegah dan menghentikan perdarahan

3.Jenis Makanan Penyembuhan Luka Post Oprasi


Diantara makanan yang mengandung karbohidrat,protein,lemak,vitamin,mineral
dan air yang cukup,maka yang paling penting untuk penyembuhan luka adalah
protein dan vitamin C. Alasannya adalah protein dan vitamin C sangat penting
peranannya dalam proses penyembuhan luka. Selain itu vitamin C punya peranan
penting untuk terjadinya infeksi dan perdarahan luka.

4.Tips Perawatan Pasca Operasi


Secara umum,untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan kondisi
pasien pasca operasi,perlu kita perhatikan tips di bawah ini :

●Makan makanan bergizi,misalnya :nasi,lauk pauk,susu,buah,dan sayur

●Konsumsi makanan (lauk pauk) berprotein tinggi,seperti:


daging,ayam,ikan,telor,dan lainnya

●Minum 8-10 gelas sehari

●Usahakan cukup istirahat

●Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa. Makancepat makin


bagus

●Mandi seperti biasa ,yakni 2 kali dalam sehari

●Kontrol secara lentur untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan kondisi tubuh

●Minum obat sesuai anjuran dokter


DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN TENTANG NUTRISI
PENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI

TANGGAL 27 JANUARI 2020


No. Nama Alamat TTD
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.

Surabaya, 28 Desember 2019


Mengetahui,

Guru Pembimbing Pembimbing Ruangan

Jaya Saputra M, S.Kep, Ns. Lita Lestari, A.Md.Kep

Pembimbing lahan

Dinik Purwahyuningsih, S.Kep.,Ns

Anda mungkin juga menyukai