Tiw - Page | 1
Kunci Langkah dalam Manajemen Konflik
1. Set the tone kendalikan diri dan jangan ada ancaman.
2. Get the feeling beri kesempatan untuk mengekspresikan perasaan.
3. Get the fact mendengarkan dan mengamati dengan saksama.
4. Ask for help beri kesempatan karyawan untuk mencari solusi yang terbaik dan gali
konsekuensi dari keputusan yang akan dibuat.
5. Get a commitment komitmen dan pengorbanan.
6. Follow up tindak lanjuti secara konsisten
Tiw - Page | 2
5. Menghindar
Memilih untuk menghindar atau tidak menyelesaikan masalah
Biasanya dipilih bila
a. Ketidaksepakatan membahayakan kedua pihak
b. Biaya penyelesaian lebih besar daripada menghindar
c. Perlu orang ketiga dalam penyelesaian
d. Jika masalah dapat terselesaikan dengan sendirinya.
6. Kolaborasi
Win-win solution kedua pihak menentukan tujuan bersama dan bekerja sama
dalam mencapai suatu tujuan
Tidak bisa berjalan bila:
a. Kompetisi insentif sebagai bagian dari situasi tersebut
b. Kelompok yang terlibat tidak mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan
masalah,
c. Tidak adanya kepercayaan dari kedua kelompok/seseorang
3. ANALISIS SWOT
Tiw - Page | 3
4. MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP)
Jenis Model Metode Asuhan Keperawatan (MAKP)
1. Fungsional (bukan model MAKP) PJ Perawat yang bertugas pada tindakan tertentu
Berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan
Perawat melaksanakan tugas (tindakan) berdasarkan jadwal kegiatan
Setiap perawat hanya melakukan 1–2 jenis intervensi keperawatan kepada semua
pasien di bangsal
Contoh: perawat injeksi, perawat TTV, perawat instrumen, perawat merawat luka
2. Kasus PJ Manajer Keperawatan
Berdasarkan pendekatan holistik dari filosofi keperawatan
Bertanggung jawab terhadap asuhan dan observasi pada pasien tertentu
Rasio: 1 : 1 (pasien : perawat)
Setiap pasien dilimpahkan kepada semua perawat yang melayani seluruh
kebutuhannya pada saat dinas
Pasien dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift
Tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya.
Contoh: ruang isolasi, perawatan intensif ICU, ICCU
3. Tim PJ Ketua Tim
Berdasarkan pada kelompok filosofi keperawatan.
6-7 perawat profesional dan perawat pelaksana bekerja sebagai satu tim,
disupervisi oleh ketua tim
Menggunakan tim contoh perawat ruangan dibagi menjadi 2–3 tim/grup yang
terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil
yang saling membantu.
4. Primer PJ Perawat Primer (PP)
Berdasarkan pada tindakan yang komperehensif dari filosofi keperawatan.
Perawat bertanggung jawab terhadap semua aspek asuhan keperawatan.
Satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan
keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit.
Mendorong praktik kemandirian perawat
Tiw - Page | 4
Ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana.
Keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan
untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama
pasien dirawat.
Contoh perawat bedside
5. Modul (distrik) / Modifikasi (Kombinasi MAKP tim dan primer)
Tiw - Page | 5
5. KETENAGAAN KEPERAWATAN
Metode Rasio
Tiw - Page | 6
Mengklasifikasi kegiatan menjadi kegiatan medis, kegiatan keperawatan dan
kegiatan administrasi
Menghitung waktu objektif yang diperlukan oleh personel dalam melakukan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan
3. Daily log
Daily log atau pencatatan kegiatan sendiri bentuk sederhana work sampling
yaitu pencatatan dilakukan sendiri oleh personel yang diamati
Meliputi kegiatan yang dilakukan dan waktu yang diperlukan untuk melakukan
kegiatan tersebut
Tergantung kerja sama dan kejujuran dari personel
Relatif lebih sederhana dan biaya yang murah
Ada pedoman dan formulir isian jenis kegiatan, waktu dan lama kegiatan,
Menuliskan secara rinci kegiatan dan waktu yang diperlukan
Tiw - Page | 7
Ketidakefektifan atau Kesalahan Pendelegasian
1. Under-delegation (Pendelegasian yang Terlalu Sedikit)
Manajer keperawatan jika melakukan sendiri, maka akan menjadi lebih baik
dan lebih cepat daripada didelagasikan ke orang lain
Kekhawatiran seseorang tidak mampu melakukan seperti apa yang dilakukan
staf/orang yang didelegasikan
2. Over-delegation (Pendelegasian yang Berlebihan)
Keterbatasan manajer untuk memonitor dan menghabiskan waktu dalam tugas
organisasi
Staf sering bertanya, “Saya tidak tahu apa yang manajer harapkan” atau “Saya
lebih senang bantuan supervisi dari manajer terus-menerus”
3. Improper-delegation (Pendelegasian yang Tidak Tepat)
Tidak efektif diberikan kepada orang yang tidak tepat alasan faktor
suka/tidak suka.
Hasil tidak baik kecenderungan manajer menilai pekerjaan staf berdasarkan
unsur subjektivitas
Tiw - Page | 9