Dosen Pengampu :
Ita Pursitasari, M.Kep, Sp.Kep,An
Disusun Oleh :
Zahirah Rahmadian Budiman
(P17320320045)
TINGKAT 2A
D. Manifestiasi Klinis
Manifestasi klinis yang muncul pada penderita bronkopneumonia menurut
Wijayaningsih (2013), ialah :
1) Biasanya didahului infeksi traktus respiratori bagian atas
7) Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia apabila infeksinya serius.
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik Menurut Manurung dkk (2013), yaitu :
1) Pemeriksaan Radiologi
berbercak-bercak infiltrasi
a) Darah lengkap
F. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
1) Pemberian antibiotik
Tabel Pemberian Antibiotik Berdasarkan Umur, Untuk Semua Klasifikasi
yang Membutuhkan Antibiotik yang Sesuai
KOTRIMOKSAZOL
2X sehari selama 3 hari untuk pneumonia
UMUR
atau
TAB ANAK SIRUP per 5 ml (40 mg
BERAT BADAN
(20 mg Tmp + 200 mg Tmp + 200 mg Smz)
Smz)
2 bln-<4 bln (4-6 2.5 ml
1
kg) (1/2 sendok takar)
4 bln - <12 5 ml
bln (6 -< 2 (1 sendok takar)
10 kg)
12 bln - <5 7.5 ml
tahun (10 - 2½ (1 ½ sendok takar)
<16 kg)
3 tahun - <5 10 ml
tahun (16 – 3 (2 sendok takar)
19 kg)
Tabel Untuk Anak yang Harus Segera Dirujuk Tetapi Tidak Dapat Menelan
Obat Oral, Segera Diberikan Antibiotik 1x Dalam Dosis Melalui Intravena
AMPISILIN
UMUR
Dosis : 50 mg per kg BB GENTAMISIN
Atau
Tambahkan 4,0 ml aquadest dalam Dosis : 7,5 per kg BB sediaan
BERAT
1 vial 1000 mg sehingga menjadi 80 mg / 2 ml
BADAN
1000 mg / 5 ml atau 200 mg/ml
2 bulan - <
1.25 ml = 250 mg 1 ml = 40 mg
4 bulan (4
- < 6 kg)
4 bulan - <
9 bulan (6 1.75 ml = 350 mg 1.25 ml = 50 mg
- < 8 kg)
9 bulan -
<12 bulan
2.25 ml = 450 mg 1.75 ml = 70 mg
(8 - < 10
kg)
12 bulan -
<3 tahun
3 ml = 600 mg 2.5 ml = 100 mg
(10 - < 14
kg)
3 tahun - <
5 tahun (14 3.75 ml = 750 mg 3 ml = 120 mg
-19 kg)
PARACETAMOL
2) Terapi O2
Pemberian O2 2 - 3 liter / menit dengan nasal kanul
3) Terapi cairan
3) Bila terdapat obstruksi jalan nafas, dan lendir serta ada febris, diberikan
broncodilator
4) Terapi modalitas pernafasan (vibrasi, claping, nafas dalam dan batuk
efektif ).
Akumulasi secret di
bronkus Eksudat masuk ke
alveoli
Bersihan jalan
nafas tidak efektif
Suplai O2 dalam darah
menurun
Hipoksia
Dirawat di rumah sakit
Hiperventilasi
Pasien diletakkan di
tempat tidur bayi
/perabot rumah
Resti jatuh
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian pada pasien dengan kasus Bronchopneumonia :
3) Riwayat pertumbuhan
c. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala-leher
g. Kulit
Biasanya pada klien yang kekurangan O2 kulit akan tampak pucat atau
sianosis, kulit teraba panas dan tampak memerah.
h. Ekstremitas
Biasanya pada ekstremitas akral teraba dingin bahkan bahkan crt > 2
detik karena kurangnya suplai oksigen ke Perifer, ujung-ujung kuku
sianosis.
d. Pemeriksaan Diagnostik
3) Pemeriksaan Radiologi
berbercak-bercak infiltrasi
a) Darah lengkap
B. Diagnosa Keperawatan
6). (D.0106) Gangguan tumbuh kembang b.d terpisah dari orang tua,
keterbatasan lingkungan
D. Implementasi
Implementasi / pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan
untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah
rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing order untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan (Nursalam, 2008).
Ada 3 tahap implementasi :
1. Fase orentasi
Fase orientasi terapeutik dimulai dari perkenalan klien pertama
kalinya bertemu dengan perawat untuk melakukan validasi data diri.
2. Fase kerja
Fase kerja merupakan inti dari fase komunikasi terapeutik,
dimana perawat mampu memberikan pelayanan dan asuhan
keperawatan, maka dari itu perawat diharapakan mempunyai
pengetahuan yang lebih mendalam tentang klien dan masalah
kesehatanya.
3. Fase terminasi
Pada fase terminasi adalah fase yang terakhir, dimana perawat
meninggalkan pesan yang dapat diterima oleh klien dengan tujuan,
ketika dievaluasi nantinya klien sudah mampu mengikuti saran perawat
yang diberikan, maka dikatakan berhasil dengan baik komunikasi
terapeutik perawat-klien apabila ada umpan balik dari seorang klien
yang telah diberikan tindakan atau asuhan keperawatan yang sudah
direncanakan.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir
proses keperawatan, evaluasi merupakan bagian integral pada setiap tahap proses
keperawatan. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai
tujuan.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. A DENGAN BRONKOPNEUMONIA
I. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Aqila Zahra
Tanggal lahir : 17 Mei 2019
Usia : 2 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : belum sekolah
Alamat : parung benteng, rt/rw 006/001,
katulampa, bogor timur
Tanggal Masuk : 29 mret 2022
Tanggal Pengkajian : 29 Maret 2022
Diagnosa Medis : Bronkopneumonia
2. Identitas Penanggungjawab
Nama Ayah : Asep Saepulton
Nama Ibu : Susanti
Usia Ayah : 24 tahun
Usia Ibu : 24 tahun
Pekerjaan Ayah : wiraswasta
Pekerjaan Ibu : ibu rumah tangga
Pendidikan Ayah : SMK
Pendidikan Ibu : SMK
Agama : islam
Alamat : islam
3. Keluhan Utama
Batuk sampai sesak nafas, terkadang demam hingga keringatan
4. Riwayat Penyakit Sekarang
3 hari sebelum masuk rumah sakit menurut ibunya klien mengatakan
bahwa klien batuk hingga sesak nafas, ibu klien juga mengatakan
terkadang klien demam hingga keringatan, terlihat pasien pucat dan
kurang bersemangat, dari hasil pemeriksaan fisik klien di dapatkan
TTV : suhu: 36,8 derajat celcius, TD: 100/60, Nadi:105, Pernafasan:
26x/menit
5. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1. Riwayat Kelahiran
a. Prenatal : Umur kehamilan 39-40 minggu dan An.A
merupakan anak pertama
b. Intranatal : persalinan normal dibantu oleh bidan dengan
BB saat lahir: 2,5 kg dan PB saat lahir: 50 cm.
c. Postnatal : Ibu melahirkan secara spontan, bayi menangis
saat lahir, ibu mengatakan anak tidak ASI Ekslusif (sampai
usia 6 bulan), tetapi diberikan susu bantu (formula)
6. Riwayat Imunisasi
Jenis I II III IV
BCG 1 bulan
CAMPAK 9 bulan
Riwayat Perkembangan
a. Kemandirian dan bergaul : Ibu klien mengatakan anaknya
aktif di rumah, bermain dengan teman seusianya dan mulai
berani mengajak temannya bermain.
b. Motorik halus : Klien dapat melepas celana sendiri
c. Kognitif dan Bahasa : Klien berbicara dengan jelas, klien
dapat mengucapkan dengan jelas kata papa, mama dan
keinginannya
d. Motorik kasar : Klien dapat berdiri sendiri tanpa
berpegangan selama 30 detik
8. Riwayat Nutrisi
a. Pemberian ASI : Pertama kali diberikan saat baru
dilahirkan hingga 6 bulan
b. Pemberian susu formula : Pertama kali diberikan usia 8
bulan
c. Pemberian makanan tambahan :
- Pertama kali diberikan usia : 6 bulan
- Jenis : Bubur TIM
d. Pola perubahan nutrisi tahapan usia sampai nutrisi saat ini
0 – 3 Bulan ASI
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
a 2
(Skor
)
< 3 Tahun 4
3-7 Tahun 3
Usia 7-13 Tahun 2 4
≥13 Tahun 1
Laki-Laki 2
Jenis Kelamin 1
Perempuan 1
Diagnosa Neurologi 4
Perubahan Oksigenasi (Diagnosis
respiratorik, dehidrasi, anemia, 3
Diagnosis 3
anoreksia, sinkop, pusing,
dsb)
Gangguan Perilaku /Psikiatri 2
Diagnosis Lainnya 1
Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3
Gangguang Kognitif Lupa akan adanya keterbatasan 2 1
Data Penunjang
Pemeriksaan Diagnostik
Analisis Hasil Nilai Normal
AGD&Elektrolit
Ph 7,43 -
Suhu 37*C
FIO2 21%
bernafas
Anak tidak mampu Batuk berdahak
mengeluarkan dahak
secara mandiri Akumulasi sekret di
35x/menit
Bersihan jalan nafas tidak
efektif
3. DS: Virus atau bakteri masuk (D.0005) Pola
ibu mengatakan pasien melalui saluran nafas napas tidak efektif
kesulitan bernafas berhubungan
ibu mengatakan saat posisi Infeksi saluran nafas dengan suplai O2
tidur telentang anak bawah dalam darah
semakin merasa sesak nafas menurun
DO: Dilatasi pembuluh darah
terdapat otot bantu
pernafasan dada Eksudat masuk alveoli
pola nafas cepat dan
dangkal Gangguan difusi dalam
terdapat pernafasan cuping plasma
hidung
TTV : Suplai O2 dalam darah
RR : 35x/i N: 105x/mnt TD : menurun
36,50C
pola nafas tidak efektif
Resti jatuh
B. Diagnosa Keperawatan
1. (D.0001) Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d peningkatan
peningkatan produksi sputum
2. (D.0005) Pola napas tidak efektif berhubungan denga suplai O2 dalam
darah menurun
3. (D.0143) Resiko jatuh b/d anak usia 2 tahun
Rencana Keperawatan
No. Tanggal Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan
Keperawatan
1. 29 (D.0001)
Maret Bersihan jalan Setelah dilakukan tindakan
Monitor pola napas
2022 nafas tidak keperawatan selama 3x24 jam
(frekuensi, kedalaman,
efektif b/d di harapkan jalan nafas pasien
usaha napas)
peningkatan membaik dengan kriteria :
Monitor bunyi
peningkatan a. suara nafas bersih tidak ada
napas tambahan (mis.
produksi suara tambahan
sputum b. jalan nafas pasien ade kuat Gurgling, mengi,
c. irama nafas pasien teratur weezing, ronkhi kering)
tidak ada sesak lagi Monitor sputum
d. pasien dapat mengeluarkan (jumlah, warna, aroma)
dahak secara mandiri Pertahankan
kepatenan jalan napas
Posisikan semi-
Fowler atau Fowler
Berikan minum
hangat
Anjurkan asupan
cairan 2000 ml/hari, jika
tidak kontraindikasi.
Kolaborasi
pemberian bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
29 1
Maret
15.00 Memonitor pola napas
2022 S:
15.10 Memonitor bunyi napas
Ibu klien mengatakan
tambahan ronkhi
15.15 setelah di uap klien
Pertahankan kepatenan
lebih nyaman bernafas
15.30 jalan napas
dan sudah tidak gelisah
Memposisikan semi-
lagi namun saat malam
15.30 Fowler atau Fowler hari dan sebelum di
Menganjurkan kepada berikan nebulizer klien
16.40
ibu klien untuk minum masih sering batuk
17.00 air hangat hingga sesak nafas
Memonitor
bunyi napas
tambahan ronkhi
Pertahankan
kepatenan jalan
napas
Memposisikan
semi-Fowler atau
Fowler
Menganjurkan
kepada ibu klien
untuk minum air
hangat
Pemberian
nebulizer combivent
1 + flixoted 1/6jam
Pemberian
aminofilin 3x6mg
intravena
Pemberian
ceftriaxone 1x500mg
intravena
IVFD D5 ¼ NS 20
tpm (mikro)
29 2 S:
Maret Mengobservasi - ibu mengatakan anak
16.20
2022 tanda tanda vital kesulitan bernafas
anak (nadi, repirasi, - ibu mengatakan sesak
suhu anak akan bertambah
Mengkaji frekuensi bila tidur dengan
16.25
pernapasan posisi telentang
16.40 Memberikan posisi O:
semi fowler - ada tarikan dinding
Kolaborasi dada
17.15
pemberian Oksigen - pola nafas cepat dan
(2lpm/menit) dangkal
- terdapat pernafasan
cuping hidung
- TTV
RR : 35x/menit, N :
100x/mnt, T : 36,5
A : Masalah pola nafas tidak
efektif belum teratasi
P:
Observasi tanda
tanda vital
Kaji frekuensi
pernafasan
Memberikan posisi
semi fowler
Kolaborasi
pemberian O2
29 3
Maret Mengidentifikasi S:
17.00
2022 factor risiko jatuh Orangtua klien mengatakan
17.10 mengerti tentang factor
Menjelaskan kepada
17.15 resiko yang memicu jatuh
orang tua klien tentang faktor
dan dapat mengulangi
18.00 yang memicu jatuh (tidak
kembali apa yang di
memasang siderail,
18.20 jelaskan perawat
membiarkan anak sendirian)
O:
18.21 Memasang tanda
a. siderail dan hedrail anak
18.23 peringatan resiko jatuh di
terpasang, anak lebih aman
tiang infus
18.25 b. posisi tempat tidur
menghitung risiko
rendah
18.30 jatuh dengan menggunakan
c. roda tempat tidur terkunci
skala humpty dumpty (score
A : masalah resiko jatuh
humpty dumpty : 12 resiko
belum teratasi
tinggi jatuh) P : lanjutkan intervensi
Mengorientasikan Identifikasi factor
ruangan pada keluarga risiko jatuh
(menunjukan arah toilet, cara Identifikasi factor
memasang siderail, dan ligkungan yang
tempat nurse station meningkatkan risiko jatuh
Memastikan roda Hitung risiko jatuh
tempat tidur slalu dalam dengan menggunakan skala
keadaan terkunci Orientasi ruangan
Pasang hedrail tempat pada keluarga
tidur pastikan roda tempat
Memasang siderail tidur dan kursi roda slalu
tempat tidur dalam keadaan terkunci
Mengatur tempat tidur Pasang hedrail tempat
dalam posisi rendah tidur
Menganjurkan ibu Atur tempat tidur
memanggil perawat jika mekanis dalam posisi
membutuhkan bantuan rendah
untuk berpindah Ajurkan ibu
memanggil perawat jika
membutuhkan bantuan
untuk berpindah
Catatan Perkembangan
Tanggal No Diagnosa Catatan Perkembangan Paraf dan
Keperawatan Nama
30 Maret 1 S:
2022 Ibu klien mengatakan klien sudah berkurang sesak
nafasnya dan sudah bisa mengeluarkan dahak
16.00 secara mandiri, namun masih suka sesak saat
16.10 malam hari
17.15 O:
a. klien masih menangis dan terlihat gelisah saat
pemberian nebulizer
b. klien terlihat sudah nyaman bernafas
c. suara nafas masih terdengar ronkhi
e. klien sudah bisa mengeluarkan dahak secara
mandiri
e. SPO2 : 99% suhu : 36,3*C
A : masalah bersihan jalan nafas tidak efektif
belum teratasi
P : intervensi di lanjutkan
I:
E:-
30 Maret 2 S:
2022 - ibu klien mengatakan klien sudah tidak kesulitan
bernafas
15.20 O:
15.45 - tarikan dinding dada sudah tidak terlihat
- pola nafas normal
- terdapat pernafasan cuping hidung
- TTV
RR : 33x/menit, N : 100x/mnt, T : 36,3
A : Masalah pola nafas tidak efektif belum teratasi
P : intervensi di lanjutkan
I:
Observasi tanda tanda vital
Kaji frekuensi pernafasan
Memberikan posisi semi fowler
E : di lanjutkan shift pagi pada pukul 07.00
30 Maret 3 S:
2022 Orangtua klien mengatakan selalu memasang
hedrail dan siderail saat anak tidur
19.00 O:
19.30 a. siderail dan hedrail anak terpasang, anak lebih
aman
b. posisi tempat tidur rendah
c. roda tempat tidur terkunci
A : masalah resiko jatuh belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
I:
Identifikasi factor risiko jatuh
Identifikasi factor ligkungan yang meningkatkan
risiko jatuh
Hitung risiko jatuh dengan menggunakan skala
Orientasi ruangan pada keluarga
pastikan roda tempat tidur dan kursi roda slalu
dalam keadaan terkunci
Pasang hedrail tempat tidur
Atur tempat tidur mekanis dalam posisi rendah
Ajurkan ibu memanggil perawat jika
membutuhkan bantuan untuk berpindah
E : di lanjutkan shift pagi pada pukul 07.00