Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA DI RUANGAN


SITUGEDE 6
RSUD KOTA BOGOR
Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu Mata Kuliah Keperawatan Anak
Semester Genap Tahun Ajaran 2021/2022

Dosen Pengampu :
Ita Pursitasari, M.Kep, Sp.Kep,An

Disusun Oleh :
Zahirah Rahmadian Budiman
(P17320320045)

TINGKAT 2A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


BANDUNG
PRODI D III KEPERAWATAN BOGOR
Jalan Dr. Sumeru No. 116, Menteng, Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat
16111, Indonesia
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi Bronkopnuemonia
Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu
atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-
bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda
asing (Wijayaningsih, 2013).
Bronkopneumonia adalah cadangan pada parenkim paru yang
meluas sampai bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi
pada jaringan paru melalui cara penyebaran langsung melalui saluran
pernapasan atau melalui hematogen sampai ke bronkus. (Riyadi dan
Sukarmin, 2009).
B. Etiologi Bronkopneumonia
Secara umum bronkopneumonia diakibatkan penurunan
mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen.
Orang normal dan sehat memiliki mekanisme pertahanan tubuh terhadap
organ pernafasan yang terdiri atas : reflek glotis dan batuk, adanya
lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakkan kuman keluar dari
organ dan sekresi humoral setempat. Timbulnya bronkopneumonia
disebabkan oleh bakteri virus dan jamur, antara lain :
1) Bakteri :Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiell

2) Virus :Legionella Pneumoniae

3) Jamur :Aspergillus Spesies, Candida Albicans

4) Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung kedalam paru

5) Terjadi karena kongesti paru


yang lama (Nurarif dan
Kusuma, 2015).
C. Patofisiologi Bronkopneumonia
Sebagian besar penyebab dari bronkopneumonia ialah
mikroorganisme (jamur, bakteri, virus) awalnya mikroorganisme masuk
melalui percikan ludah (droplet) invasi ini dapat masuk kesaluran
pernafasan atas dan menimbulkan reaksi imonologis dari tubuh. reaksi
ini menyebabkan peradangan, dimana ketika terjadi peradangan ini
tubuh menyesuaikan diri maka timbulah gejala demam pada penderita.
Reaksi peradangan ini dapat menimbulkan sekret, semakin lama
sekret semakin menumpuk di bronkus maka aliran bronkus menjadi
semakin sempit dan pasien dapat merasa sesak. Tidak hanya terkumpul
dibronkus lama-kelamaan sekret dapat sampai ke alveolus paru dan
mengganggu sistem pertukaran gas di paru.
Tidak hanya menginfeksi saluran nafas, bakteri ini juga dapat
menginfeksi saluran cerna ketika ia terbawa oleh darah. Bakteri ini
dapat membuat flora normal dalam usus menjadi agen patogen sehingga
timbul masalah GI.
Dalam keadaan sehat, pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan
mikroorganisme. keadaan ini disebabkan adanya mekanisme pertahanan
paru. terdapatnya bakteri didalam paru menunjukkan adanya gangguan
daya tahan tubuh, sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan
mengakibatkan timbulnya infeksi penyakit. masuknya mikroorganisme
ke dalam saluran nafas dan paru dapat melalui berbagai cara, antara lain
inhalasi langsung dari udara, aspirasi dari bahan- bahan yang ada
dinasofaring dan orofaring serta perluasan langsung dari tempat-tempat
lain, penyebaran secara hematogen ( Nurarif dan Kusuma, 2013)

D. Manifestiasi Klinis
Manifestasi klinis yang muncul pada penderita bronkopneumonia menurut
Wijayaningsih (2013), ialah :
1) Biasanya didahului infeksi traktus respiratori bagian atas

2) Demam (39o-40oC) kadang-kadang disertai kejang karena demam


yang tinggi.
3) Anak sangat gelisah, dan adanya nyeri dada yang terasa ditusuk-
tusuk, yang dicetuskan saat bernafas dan batuk.
4) Pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan
sianosis sekitar hidung dan mulut.
5) Kadang-kadang disertai muntah dan diare.

6) Adanya bunyi tambahan pernafasan seperti ronchi, wheezing.

7) Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia apabila infeksinya serius.

8) Ventilasi mungkin berkurang akibat penimbunan mokus yang


menyebabkan atelectasis absorbsi.

E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik Menurut Manurung dkk (2013), yaitu :

1) Pemeriksaan Radiologi

a) Biasanya pada rontgen thoraks ditemukan beberapa lobus

berbercak-bercak infiltrasi

b) Bronkoskopi digunakan untuk melihat dan memanipulasi


cabangcabang utama dari arbor trakeobronkial. Jaringan yang diambil
untuk pemeriksaan diagnostik , secara terapeutik digunakan untuk
mengidentifiksi dan mengangkat benda asing
2) Hematologi

a) Darah lengkap

(1) Hemoglobin pada pasien bronchopneumonia biasanya tidak


mengalami gangguan. Pada bayi baru lahir normalnya 17-12
gram/dl, Umur 1 minggu normalnya 15-20 gram/dl, Umur 1
bulan normalnya11-15 gram/dl, dan pada Anak-anak normalnya
11-13 gram/dl
(2) Hematokrit pada pasien bronchopneumonia biasanya tidak
mengalami gangguan. Pada Laki-laki normalnya 40,7% - 50,3%,
dan pada Perempuan normalnya 36,1% - 44,3%
(3) Leukosit pada pasien bronchopneumoia biasanya mengalami
peningkatan, kecuali apabila pasien mengalami imunodefisiensi
Nilai normlanya 5 .– 10 rb /

(4) Trombosit biasanya ditemukan dalam keadaan normal yaitu 150


– 400 rb
(5) Eritrosit biasanya tidak mengalami gangguan dengan nilai normal
Laki – laki 4,7- 6,7 juta dan pada Perempuan 4,2– 5,4
juta

(6) Laju endap darah ( LED ) biasanya mengalami peningkatan


normal nya pada laki-laki 0 – 10 mm perempuan 0 -15 mm
b) Analisa Gas Darah (AGD)

Biasanya pada pemeriksaan AGD pada pasien bronchopneumonia


ditemukan adanya kelainan. Pada nilai pH rendah
normalnya7,387,42, Bikarbonat (HCO3) akan mengalami
peningkatan kecuali ada kelainan metabolik normalnya 22-28 m/l,
Tekanan parsial oksigen akan mengalami penurunan nilai normalnya
75-100 mm Hg, Tekanan (pCO2) akan mengalami peningkatan nilai
normalnya 38-42 mmHg, dan pada saturasi oksigen akan mengalami
penurunan nilai normalnya 94-100 %.
c) Kultur darah

Biasanya ditemukan bakteri yang menginfeksi dalam darah, yang


mengakibatkan sistem imun menjadi rendah.
d) Kultur sputum

Pemeriksaan sputum biasanya di temukan adanya bakteri pneumonia


dan juga bisa bakteri lain yang dapat merusak paru.

F. Penatalaksanaan
1. Farmakologi

Penatalaksanaan menurut MTBS (2011) yaitu :

1) Pemberian antibiotik
Tabel Pemberian Antibiotik Berdasarkan Umur, Untuk Semua Klasifikasi
yang Membutuhkan Antibiotik yang Sesuai

KOTRIMOKSAZOL
2X sehari selama 3 hari untuk pneumonia
UMUR
atau
TAB ANAK SIRUP per 5 ml (40 mg
BERAT BADAN
(20 mg Tmp + 200 mg Tmp + 200 mg Smz)
Smz)
2 bln-<4 bln (4-6 2.5 ml
1
kg) (1/2 sendok takar)
4 bln - <12 5 ml
bln (6 -< 2 (1 sendok takar)
10 kg)
12 bln - <5 7.5 ml
tahun (10 - 2½ (1 ½ sendok takar)
<16 kg)
3 tahun - <5 10 ml
tahun (16 – 3 (2 sendok takar)
19 kg)

Tabel Untuk Anak yang Harus Segera Dirujuk Tetapi Tidak Dapat Menelan
Obat Oral, Segera Diberikan Antibiotik 1x Dalam Dosis Melalui Intravena

AMPISILIN
UMUR
Dosis : 50 mg per kg BB GENTAMISIN
Atau
Tambahkan 4,0 ml aquadest dalam Dosis : 7,5 per kg BB sediaan
BERAT
1 vial 1000 mg sehingga menjadi 80 mg / 2 ml
BADAN
1000 mg / 5 ml atau 200 mg/ml
2 bulan - <
1.25 ml = 250 mg 1 ml = 40 mg
4 bulan (4
- < 6 kg)

4 bulan - <
9 bulan (6 1.75 ml = 350 mg 1.25 ml = 50 mg
- < 8 kg)

9 bulan -
<12 bulan
2.25 ml = 450 mg 1.75 ml = 70 mg
(8 - < 10
kg)
12 bulan -
<3 tahun
3 ml = 600 mg 2.5 ml = 100 mg
(10 - < 14
kg)
3 tahun - <
5 tahun (14 3.75 ml = 750 mg 3 ml = 120 mg
-19 kg)

Pemberian Paracetamol Untuk Demam Tinggi ≥ C

PARACETAMOL

UMUR atau BERAT TABLET TABLET


SIRUP 120 mg/ 5 ml
BADAN 500 mg 100 mg

2 bulan - <6 bulan 2.5 ml


½ 1/2
(4 - <7 kg) ( ½ sendok takar)

6 bulan - < 3 tahun


¼ 1 5 ml ( 1 sendok takar)
(7 – < 14 kg)

3 tahun - < 5 tahun 7.5 ml


½ 2
(14 - < 19 kg) ( 1 ½ sendok takar)

2) Terapi O2
Pemberian O2 2 - 3 liter / menit dengan nasal kanul

3) Terapi cairan

Pemberian cairan IVFD dekstore 5 % ½ NaCL 0,225% 350cc / 24 jam


b. pelaksanaan keperawatan

1) Pasien Istirahat total

2) Posisi pasien semifowler / ekstensikan kepala

3) Bila terdapat obstruksi jalan nafas, dan lendir serta ada febris, diberikan
broncodilator
4) Terapi modalitas pernafasan (vibrasi, claping, nafas dalam dan batuk

efektif ).

5) Banyak minum air putih hangat

6) Suction bila ada sumbatan jalan nafas

7) Kompres hangat jika demam

8) Diit pasien jenis ML ( makan lunak )


G. Pathway

Virus,bakteri, jamur masuk


melalui saluran nafas atas

Terjadi invasi saluran nafas


atas

Infeksi saluran nafas


Kuman berlebihan di
bawah
bronkus

Proses peradangan Dilatasi pembuluh


darah

Akumulasi secret di
bronkus Eksudat masuk ke
alveoli

Bersihan jalan
nafas tidak efektif
Suplai O2 dalam darah
menurun

Hipoksia
Dirawat di rumah sakit

Hiperventilasi

Pasien Umur <2


tahun dispnea

Dilakukan prosedur Pola nafas tidak


pengobatan efektif

Pasien diletakkan di
tempat tidur bayi
/perabot rumah

Resti jatuh
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian pada pasien dengan kasus Bronchopneumonia :

a. Identitas, seperti: nama, tempat tanggal lahir/umur, Bronchopneumonia


sering terjadi pada bayi dan anak. Kasus terbanyak terjadi pada anak
berusia di bawah 3 tahun dan kematian terbanyak terjadi pada bayi yang
berusia kurang dari 2 bulan.
b. Keluhan Utama

1) Riwayat Kesehatan Sekarang a) Bronchopneumonia Virus


Biasanya didahului oleh gejala-gejala infeksi saluran napas, termasuk
rinitis dan batuk, serta suhu badan lebih rendah dari pada pneumonia
bakteri. Bronchopneumonia virus tidak dapat dibedakan dengan
Bronchopneumonia bakteri dan mukuplasma.
b) Bronchopneumonia Stafilokokus (bakteri)

Biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan bagian atas atau


bawah dalam beberapa hari hingga 1 minggu, kondisi suhu tinggi,
batuk dan mengalami kesulitan pernapasan.

2) Riwayat Kesehatan Dahulu:

Biasanya anak sering menderita penyakit saluran pernapasan bagian


atas. Riwayat penyakit campak / fertusis (pada Bronchopneumonia)

3) Riwayat pertumbuhan

Biasanya anak cenderung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena


keletihan selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori sebagai
akibat dari kondisi penyakit.

4) Riwayat psikososial dan perkembangan

Kelainan Bronchopneumonia juga dapat membuat anak mengalami


gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan, hal ini disebabkan
oleh adanya ketidakadekuatan oksigen dan nutrien pada tingkat jaringan,
sehingga anak perlu mendapatkan stimulasi pertumbuhan dan
perkembangan yang cukup.
5) Riwayat Imunisasi

Biasanya pasien belum mendapatkan imunisasi yang lengkap seperti


DPT-HB-Hib 2.

c. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala-leher

Pada umumnya tidak ada kelainan pada kepala, kadang ditemukan


pembesaran Kelenjer getah bening.
b. Mata

Biasanya pada pasien dengan Bronchopneumonia mengalami anemis


konjungtiva.
c. Hidung

Pada pemeriksaan hidung secara umum ada tampak mengalami nafas


pendek, dalam, dan terjadi cupping hidung.
d. Mulut

Biasanya pada wajah klien Brochopneumonia terlihat sianosis terutama


pada bibir.
e. Thorax

Biasanya pada anak dengan diagnosa medis Bronchopneumonia, hasil


inspeksi tampak retraksi dinding dada dan pernafasan yang pendek dan
dalam, palpasi terdapatnya nyeri tekan, perkusi terdengar sonor,
auskultasi akan terdengar suara tambahan pada paru yaitu
ronchi,weezing dan stridor. Pada neonatus, bayi akan terdengar suara
nafas grunting (mendesah) yang lemah, bahkan takipneu.
f. Abdomen

Biasanya ditemukan adanya peningkatan peristaltik usus.

g. Kulit

Biasanya pada klien yang kekurangan O2 kulit akan tampak pucat atau
sianosis, kulit teraba panas dan tampak memerah.
h. Ekstremitas

Biasanya pada ekstremitas akral teraba dingin bahkan bahkan crt > 2
detik karena kurangnya suplai oksigen ke Perifer, ujung-ujung kuku
sianosis.

d. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik Menurut Manurung dkk (2013), yaitu :

3) Pemeriksaan Radiologi

a) Biasanya pada rontgen thoraks ditemukan beberapa lobus

berbercak-bercak infiltrasi

b) Bronkoskopi digunakan untuk melihat dan memanipulasi


cabangcabang utama dari arbor trakeobronkial. Jaringan yang diambil
untuk pemeriksaan diagnostik , secara terapeutik digunakan untuk
mengidentifiksi dan mengangkat benda asing
4) Hematologi

a) Darah lengkap

(1) Hemoglobin pada pasien bronchopneumonia biasanya tidak


mengalami gangguan. Pada bayi baru lahir normalnya 17-12
gram/dl, Umur 1 minggu normalnya 15-20 gram/dl, Umur 1
bulan normalnya11-15 gram/dl, dan pada Anak-anak normalnya
11-13 gram/dl
(2) Hematokrit pada pasien bronchopneumonia biasanya tidak
mengalami gangguan. Pada Laki-laki normalnya 40,7% - 50,3%,
dan pada Perempuan normalnya 36,1% - 44,3%
(3) Leukosit pada pasien bronchopneumoia biasanya mengalami
peningkatan, kecuali apabila pasien mengalami

imunodefisiensi Nilai normlanya 5 .– 10 rb /

(4) Trombosit biasanya ditemukan dalam keadaan normal yaitu 150


– 400 rb
(5) Eritrosit biasanya tidak mengalami gangguan dengan nilai normal
Laki – laki 4,7- 6,7 juta dan pada Perempuan 4,2– 5,4
juta

(6) Laju endap darah ( LED ) biasanya mengalami peningkatan


normal nya pada laki-laki 0 – 10 mm perempuan 0 -15 mm
e) Analisa Gas Darah (AGD)

Biasanya pada pemeriksaan AGD pada pasien bronchopneumonia


ditemukan adanya kelainan. Pada nilai pH rendah
normalnya7,387,42, Bikarbonat (HCO3) akan mengalami
peningkatan kecuali ada kelainan metabolik normalnya 22-28 m/l,
Tekanan parsial oksigen akan mengalami penurunan nilai normalnya
75-100 mm Hg, Tekanan (pCO2) akan mengalami peningkatan nilai
normalnya 38-42 mmHg, dan pada saturasi oksigen akan mengalami
penurunan nilai normalnya 94-100 %.
f)Kultur darah

Biasanya ditemukan bakteri yang menginfeksi dalam darah, yang


mengakibatkan sistem imun menjadi rendah.
g) Kultur sputum

Pemeriksaan sputum biasanya di temukan adanya bakteri pneumonia


dan juga bisa bakteri lain yang dapat merusak paru.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisa data subjektif


dan objektif yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk
menegakkan diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan
proses berfikir kompleks tentang data yang dikumpulkaan dari klien,
keluarga, rekammedis, dan pemberi pelayanan kesehatan lain (suara,
dkk, 2013). Masalah keperawatan yang muncul menurut Nurarif dan
Kusuma (2015) :
1). (D.0001) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
spasme jalan nafas.
2). (D.0003) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan ventilasi-perfusi,perubahan membrane alveolus-
kapiler.
3). (D.0019) Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan
makanan, ketidakmampuan mencerna makanan, faktor psikologis
(mis. Stress, keengganan untuk makan)
4). (D.0056) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen,
kelemahan.

5). Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,


lingkungan yang asing, ketidaknyamanan.

6). (D.0106) Gangguan tumbuh kembang b.d terpisah dari orang tua,
keterbatasan lingkungan

7). (D.0037) Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan


dengan ketidakseimbangan cairan (mis. Dehidrasi intoksikasi air),
diare.
C. Rencana Keperawatan

Perencanaan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah yang


merupakan keputusan awal tentang suatu apa yang akan dilakukan,
bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari
semua tindakan keperawatan (Dermawan,2012).

D. Implementasi
Implementasi / pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan
untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah
rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing order untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan (Nursalam, 2008).
Ada 3 tahap implementasi :
1. Fase orentasi
Fase orientasi terapeutik dimulai dari perkenalan klien pertama
kalinya bertemu dengan perawat untuk melakukan validasi data diri.
2. Fase kerja
Fase kerja merupakan inti dari fase komunikasi terapeutik,
dimana perawat mampu memberikan pelayanan dan asuhan
keperawatan, maka dari itu perawat diharapakan mempunyai
pengetahuan yang lebih mendalam tentang klien dan masalah
kesehatanya.
3. Fase terminasi
Pada fase terminasi adalah fase yang terakhir, dimana perawat
meninggalkan pesan yang dapat diterima oleh klien dengan tujuan,
ketika dievaluasi nantinya klien sudah mampu mengikuti saran perawat
yang diberikan, maka dikatakan berhasil dengan baik komunikasi
terapeutik perawat-klien apabila ada umpan balik dari seorang klien
yang telah diberikan tindakan atau asuhan keperawatan yang sudah
direncanakan.

E. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir
proses keperawatan, evaluasi merupakan bagian integral pada setiap tahap proses
keperawatan. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai
tujuan.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. A DENGAN BRONKOPNEUMONIA

I. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Aqila Zahra
Tanggal lahir : 17 Mei 2019
Usia : 2 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : belum sekolah
Alamat : parung benteng, rt/rw 006/001,
katulampa, bogor timur
Tanggal Masuk : 29 mret 2022
Tanggal Pengkajian : 29 Maret 2022
Diagnosa Medis : Bronkopneumonia

2. Identitas Penanggungjawab
Nama Ayah : Asep Saepulton
Nama Ibu : Susanti
Usia Ayah : 24 tahun
Usia Ibu : 24 tahun
Pekerjaan Ayah : wiraswasta
Pekerjaan Ibu : ibu rumah tangga
Pendidikan Ayah : SMK
Pendidikan Ibu : SMK
Agama : islam
Alamat : islam

3. Keluhan Utama
Batuk sampai sesak nafas, terkadang demam hingga keringatan
4. Riwayat Penyakit Sekarang
3 hari sebelum masuk rumah sakit menurut ibunya klien mengatakan
bahwa klien batuk hingga sesak nafas, ibu klien juga mengatakan
terkadang klien demam hingga keringatan, terlihat pasien pucat dan
kurang bersemangat, dari hasil pemeriksaan fisik klien di dapatkan
TTV : suhu: 36,8 derajat celcius, TD: 100/60, Nadi:105, Pernafasan:
26x/menit
5. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1. Riwayat Kelahiran
a. Prenatal : Umur kehamilan 39-40 minggu dan An.A
merupakan anak pertama
b. Intranatal : persalinan normal dibantu oleh bidan dengan
BB saat lahir: 2,5 kg dan PB saat lahir: 50 cm.
c. Postnatal : Ibu melahirkan secara spontan, bayi menangis
saat lahir, ibu mengatakan anak tidak ASI Ekslusif (sampai
usia 6 bulan), tetapi diberikan susu bantu (formula)

6. Riwayat Imunisasi

Jenis I II III IV

BCG 1 bulan

DPT 2 bulan 3 bulan 4 bulan

POLIO 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan

CAMPAK 9 bulan

HEPATITIS B 0 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan

7. Riwayat Tumbuh Kembang


Riwayat Pertumbuhan
a. BB lahir : 2,5 kg
1) 6 bulan : 7 kg
2) 1 tahun : 9 kg
3) Saat ini : 11,2kg
b. Pertumbuhan gigi
1) Usia gigi tumbuh : 5 bulan
2) Jumlah gigi saat ini : 20 buah
a. Usia menegakkan kepala : 4 bulan
b. Usia duduk : 8 bulan
c. Usia berjalan : 11 bulan
d. Kata-kata pertama : 2 bulan
e. Interaksi dengan teman sebaya dan orang dewasa : baik

Riwayat Perkembangan
a. Kemandirian dan bergaul : Ibu klien mengatakan anaknya
aktif di rumah, bermain dengan teman seusianya dan mulai
berani mengajak temannya bermain.
b. Motorik halus : Klien dapat melepas celana sendiri
c. Kognitif dan Bahasa : Klien berbicara dengan jelas, klien
dapat mengucapkan dengan jelas kata papa, mama dan
keinginannya
d. Motorik kasar : Klien dapat berdiri sendiri tanpa
berpegangan selama 30 detik

8. Riwayat Nutrisi
a. Pemberian ASI : Pertama kali diberikan saat baru
dilahirkan hingga 6 bulan
b. Pemberian susu formula : Pertama kali diberikan usia 8
bulan
c. Pemberian makanan tambahan :
- Pertama kali diberikan usia : 6 bulan
- Jenis : Bubur TIM
d. Pola perubahan nutrisi tahapan usia sampai nutrisi saat ini

Usia Jenis Nutrisi

0 – 3 Bulan ASI

3 – 12 Bulan Susu formula + Bubur TIM

1-2 Tahun Susu formula + Nasi

> 2 tahun Nasi


9. Riwayat Kesehatan Keluarga dan Genogram
Ibu klien mengatakan di keluarganya tidak pernah ada yang
mengalami penyakit bronkopneumonia

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

10. Riwayat Psikososial


Klien di asuh oleh kedua orang tua nya karena mereka ingin
memantau kondisi tumbuh kembang anaknya, pembawaan klien
secara umum periang (suka mengajak teman-temannya bermain),
hubungan klien dengan keluarga (klien patuh dan sopan terhadap
anggota keluarga).
11. Riwayat Spiritual
Klien mendapatkan support sistem yang baik dalam keluarga( keluarga
mendukung segala aktivitas positif yang di lakukan klien.
12. Kebutuhan Dasar
No Kegiatan sehari-hari Sebelum sakit Saat sakit

1. Nutrisi Ibu klien mengatakan Ibu klien mengatakan


klien makan 3 kali/hari semenjak sakit makan
habis 1/2 porsi. masih tetap 3 kali/hari
hanya habis ¼ porsi
Ibu klien mengatakan
dikarenakan menurunnya
klien sering diberikan
nafsu makan klien.
makanan seperti biskuit.

2. Eliminasi Ibu klien mengatakan Ibu klien mengatakan BAB


BAB 2 kali/hari dengan 1 kali/hari dengan
konsistensi lembut, konsistensi lembut warna
warna kecoklatan. kecoklatan

Klien BAK sekitar 5-7 Klien BAK sekitar 5-7 kali


kali sehari ± 450 cc/hari sehari ± 450 cc/hari dan
dan berwarna kuning berwarna kuning jernih
jernih

3. Perawatan Ibu klien mengatakan Ibu klien mengatakan


kebersihan diri mandi 2 kali sehari selama dirawat klien dilap
dengan sabun dan sampo oleh orang tuanya 1x sehari
untuk daerah kepalanya. yaitu pada pagi hari.

4. Aktivitas istirahat Ibu klien mengatakan Selama di rawat klien tidak


dan tidur klien sering diajak dapat bermain, klien hanya
bermain oleh teman- ingin bersama ibunya.
temannya. Klien tertawa
Klien tidur sekitar jam 9
dan merasa senang jika
malam,6 jam tidur di malam
diajak bermain.
hari dan 1 jam tidur di siang
Klien tidur sekitar 12 hari di karenakan pasien
jam, 6 jam tidur di malam sering terbangun karena
hari dan 2 jam tidur di sesak dan rewel.
siang hari. Klien tidur
pada pukul 10.00 dan
terbangun ketika lapar,
haus, BAB atau BAK.

13. Pemeriksaan Fisik


a. Keadaan Umum : Composmentis
b. Kuantitatif :
- Respon motoric :6
- Respon verbal :5
- Respon membuka mata :4 +
15
c. TB : 89 cm
BB : 11,2 kg
Lingkar Kepala : 40 cm
Lingkar Lengan Atas : 15 cm
d. Tanda – tanda vital :
- Suhu: 36,8 oC
- Nadi: 128 x/menit
- Pernafasan: 24 x/menit
- Tekanan Darah: 100/60 mmHg
e. Mata
Terlihat mata simetris kanan dan kiri, sklera anikterik, konjungtiva
tidak anemis, pupil mengecil saat terkena sinar, tidak ada jaundice,
tidak adanya alat bantu penglihatan dan pada perabaan bagian
bawah mata tidak ada nyeri tekan dan pada palpebra tidak terdapat
edema.
f. Hidung
Terlihat hidung simetris kanan dan kiri, berbentuk normal, tidak
adanya infeksi dan sekret yang keluar dari rongga hidung serta
pada perabaan dengan penekanan tidak adanya nyeri maupun
benjolan pada hidung, terdapat pernafasan cuping hidung.
g. Mulut
Terlihat bibir simetris, mukosa bibir lembab, tidak adanya lesi pada
mukosa bibir, lidah bersih, gigi lengkap tidak adanya karies.
h. Telinga
Terlihat daun telinga simetris, tampak bersih, tidak adanya lesi.
Pada perabaan telinga tidak ada nyeri tekan, serta tidak adanya
benjolan.
i. Leher
Terlihat leher tidak terdapat lesi maupun benjolan, pada perabaan
di leher tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, kelenjar
tiroid.
j. Jantung
pada perabaan tidak adanya pembengkakan atau pembesaran
jantung. Saat dilakukan pengetukan bagian jantung terdapat bunyi
sonor dan terdapat bunyi jantung lup dup, serta tidak adanya suara
tambahan.
k. Thorax dan pernafasan
Terlihat dada simetris, gerakan dada nomal, pada perabaan tidak
ada nyeri tekan, tidak adanya pembengkakan. terdapat bunyi nafas
ronki.
l. Pemeriksaan Abdomen
Terlihat abdomen simetris, tidak ada lesi, tidak terdapat
pembengkakan pada hepar, saat pengetukan abdomen terdengar
suara tympani, dan tidak ada nyeri tekan saat perabaan.
m. Ekstermitas dan kulit
Terlihat warna kulit sawo matang, kulit bersih, tidak ada lesi,
ekstremitas atas dan bawah lengkap, tidak ada kelainan. Saat
perabaan terdapat turgor kulit elastis, akral teraba hangat, dan tidak
ada edema.
Skala Humpty Dumpty

No Parameter Kriteri Nilai Anak

a 2
(Skor
)
< 3 Tahun 4
3-7 Tahun 3
Usia 7-13 Tahun 2 4

≥13 Tahun 1
Laki-Laki 2
Jenis Kelamin 1
Perempuan 1
Diagnosa Neurologi 4
Perubahan Oksigenasi (Diagnosis
respiratorik, dehidrasi, anemia, 3
Diagnosis 3
anoreksia, sinkop, pusing,
dsb)
Gangguan Perilaku /Psikiatri 2
Diagnosis Lainnya 1
Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3
Gangguang Kognitif Lupa akan adanya keterbatasan 2 1

Orientasi baik terhadap diri sendiri 1


Riwayat Jatuh/bayi diletakkan di tempet 4
tidur
Dewasa
Faktor Lingkungan 3
Pasien menggunakan alat bantu/ bayi 3
diletakkan
dalam tempat tidru bayi/perabot rumah
Pasien diletakkan di tempat tidur 2
Area diluar rumah sakit 1
Dalam 24 jam 3
Pembedahan/Sedasi/Ane Dalam 48 jam 2 -
stesi >48 jam atau tidak menjalani 1
pembedahan/sedasi/anestesi
Penggunaan multiple : sedatif, obat
hipnosis, 3
Penggunaan barbiturat, fenotiazin, anti depresan, -
pencahar, diuretik, narkose
Medikamentosa Penggunaan salah satu obat diatas 2
Penggunaan medikasi 1
lainnya/tidak ada medikasi
Jumlah Skor Humpty 12
Dumpty

Data Penunjang
Pemeriksaan Diagnostik
Analisis Hasil Nilai Normal
AGD&Elektrolit

Ph 7,43 -

pCO2 28 mmHg 27-40

pO2 68 mmHg 71-104

Base Excess -4,7 mmol/L -2,0-3,0

02 total 19,4 mmol/L 22,0-29,0

HCO3 18,5 mmol/L 18,0-23,0

sO2 94% 94-98

O2CT 14,8 Vol% 15.0-23,0

Suhu 37*C

FIO2 21%

Analisis Hematologi Hasil Nilai Normal

Hemoglobin 13,2 g/dL 10,7-13,1

Hematokrit 39,2% 31,0-43,0

Leukosit 6,78 5,50-15,50

Trombosit 261 229-553


Basofil 0,0% 0,0-1,0

Eosinofil 0,0% 1,0-5,0

Netrofil Segmen 45,0% 25,0-60,0

Limfosit 50,9% 25,0-50,0

Monosit 4,1% 1,0-6,0

Glukosa darah sewaktu 85mg/dL 60-200

Hasil pemeriksaan radilogi


Pulmo : hili suram, corakan brochovaskuler bertambah, tampak fibrointfiltrat
perihiler bilateral
Kesan : tak tampak kardiomegali dan gambaran bronchopneumonia minimal
 Terapi Medik
1. Nebu V1+P1/6 jam
2. IVFD D5 ¼ NS 20 tpm (mikro)
3. Cetriaxone 1x500mg IV
4. Omeprazole 2x4mg IV
5. Dexametason 4x150mg
A. Analisa Data
N No Data Senjang Penyebab Masalah Keperawatan
1. DS: Virus atau bakteri masuk (D.0001) Bersihan
 Ibu klien mengatakan melalui saluran nafas jalan nafas tidak
anaknya batuk dan sesak efektif b/d
nafas serta tidak bisa Invasi saluran nafas atas peningkatan
mengeluarkan dahak secara peningkatan
mandiri Kuman berlebihan di produksi sputum
 DO : bronkus
 Suara nafas ronki
 Anak terlihat susah Peradangan

bernafas
 Anak tidak mampu Batuk berdahak

mengeluarkan dahak
secara mandiri Akumulasi sekret di

 Frekuensi nafas : bronkus

35x/menit
Bersihan jalan nafas tidak
efektif
3. DS: Virus atau bakteri masuk (D.0005) Pola
 ibu mengatakan pasien melalui saluran nafas napas tidak efektif
kesulitan bernafas berhubungan
 ibu mengatakan saat posisi Infeksi saluran nafas dengan suplai O2
tidur telentang anak bawah dalam darah
semakin merasa sesak nafas menurun
DO: Dilatasi pembuluh darah
 terdapat otot bantu
pernafasan dada Eksudat masuk alveoli
 pola nafas cepat dan
dangkal Gangguan difusi dalam
 terdapat pernafasan cuping plasma
hidung
 TTV : Suplai O2 dalam darah
RR : 35x/i N: 105x/mnt TD : menurun
36,50C
pola nafas tidak efektif

DS: Dirawat di RS (D.0143) Resiko


- jatuh b/d anak usia 2
DO : Pasien umur 2 tahun tahun
 Anak usia 2 tahun
 Jenis kelamin perempuan Dilakukan prosedur
 Pagar tempat tidur tidak pengobatan
terpasang
 Jumlah score humpty Pasien di letakkan di

dumpty 12 (resiko tinggi) tempat tidur bayi

Resti jatuh

B. Diagnosa Keperawatan
1. (D.0001) Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d peningkatan
peningkatan produksi sputum
2. (D.0005) Pola napas tidak efektif berhubungan denga suplai O2 dalam
darah menurun
3. (D.0143) Resiko jatuh b/d anak usia 2 tahun
Rencana Keperawatan
No. Tanggal Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan
Keperawatan
1. 29 (D.0001)
Maret Bersihan jalan Setelah dilakukan tindakan
 Monitor pola napas
2022 nafas tidak keperawatan selama 3x24 jam
(frekuensi, kedalaman,
efektif b/d di harapkan jalan nafas pasien
usaha napas)
peningkatan membaik dengan kriteria :
 Monitor bunyi
peningkatan a. suara nafas bersih tidak ada
napas tambahan (mis.
produksi suara tambahan
sputum b. jalan nafas pasien ade kuat Gurgling, mengi,
c. irama nafas pasien teratur weezing, ronkhi kering)
tidak ada sesak lagi  Monitor sputum
d. pasien dapat mengeluarkan (jumlah, warna, aroma)
dahak secara mandiri  Pertahankan
kepatenan jalan napas
 Posisikan semi-
Fowler atau Fowler
 Berikan minum
hangat
 Anjurkan asupan
cairan 2000 ml/hari, jika
tidak kontraindikasi.
 Kolaborasi
pemberian bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.

2. 29 (D.0005) Pola Setelah dilakukan tindakan  Observasi tanda tanda


Maret napas tidak keperawatan 3 x 24 jam vital anak (nadi, repirasi,
2022 efektif diharapkan masalah pola suhu
berhubungan nafas teratasi dengan kriteria  Kaji frekuensi
dengan suplai O2 hasil : pernapasan
dalam darah 1. Tidak ada sesak nafas  Memberikan posisi semi
menurun 2. Mampu bernafas dengan fowler
mudah  Kolaborasi pemberian
3. Menunjukkan jalan nafas Oksigen
yang paten (pasien
tidak merasa tercekik
frekuensi nafas dalam
rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal)
3. 29 (D.0143) Resiko Setelah dilakukan tindakana
Maret jatuh b/d anak keperawatan selama 3x24 jam  Identifikasi factor risiko
2022 usia 2 tahun di harapkan : jatuh

a. Tidak ada kejadian jatuh  Identifikasi factor

b. Perilaku pencegah jatuh : ligkungan yang meningkatkan

tindakan orang tua atau risiko jatuh

pemberi asuhan untuk  Hitung risiko jatuh dengan


meminimalkan factor resiko menggunakan skala
yang memicu jatuh  Orientasi ruangan pada
keluarga
 pastikan roda tempat tidur
dan kursi roda slalu dalam
keadaan terkunci
 Pasang hedrail tempat tidur
 Atur tempat tidur mekanis
dalam posisi rendah
 Ajurkan ibu
memanggil perawat jika
membutuhkan bantuan
untuk berpindah

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Tang No Diagnosa Impelementasi Evaluasi (SOAP) Paraf dan
gal Keperawatan Nama

29 1
Maret
15.00  Memonitor pola napas
2022 S:
15.10  Memonitor bunyi napas
Ibu klien mengatakan
tambahan ronkhi
15.15 setelah di uap klien
 Pertahankan kepatenan
lebih nyaman bernafas
15.30 jalan napas
dan sudah tidak gelisah
 Memposisikan semi-
lagi namun saat malam
15.30 Fowler atau Fowler hari dan sebelum di
 Menganjurkan kepada berikan nebulizer klien
16.40
ibu klien untuk minum masih sering batuk
17.00 air hangat hingga sesak nafas

17.10  Pemberian nebulizer O:


combivent 1 + flixoted a. klien menangis dan
17.10
1/6 Jam terlihat gelisah saat
17.15  Pemberian obat batuk pemberian nebulizer
puyer untuk membantu b. klien terlihat sudah
pengeluaran secret nyaman bernafas
 Menginjeksikan setelah di berikan
aminofilin 3x6mg nebulizer
intravena c. suara nafas masih
 Menginjeksikan terdengar ronkhi
ceftriaxone 1x500mg d. tidak ada respon
 IVFD D5 ¼ NS 20 tpm negative sesudah di
(mikro) berikan injeksi
aminofilin dan
ceftriaxone
e. klien masih belum
bisa mengeluarkan
dahak secara mandiri
e. SPO2 : 98% suhu :
36,5*C
A : masalah bersihan
jalan nafas tidak efekti
belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

 Memonitor
bunyi napas
tambahan ronkhi
 Pertahankan
kepatenan jalan
napas
 Memposisikan
semi-Fowler atau
Fowler
 Menganjurkan
kepada ibu klien
untuk minum air
hangat
 Pemberian
nebulizer combivent
1 + flixoted 1/6jam
 Pemberian
aminofilin 3x6mg
intravena
 Pemberian
ceftriaxone 1x500mg
intravena
 IVFD D5 ¼ NS 20
tpm (mikro)

29 2 S:
Maret  Mengobservasi - ibu mengatakan anak
16.20
2022 tanda tanda vital kesulitan bernafas
anak (nadi, repirasi, - ibu mengatakan sesak
suhu anak akan bertambah
 Mengkaji frekuensi bila tidur dengan
16.25
pernapasan posisi telentang
16.40  Memberikan posisi O:
semi fowler - ada tarikan dinding

 Kolaborasi dada
17.15
pemberian Oksigen - pola nafas cepat dan

(2lpm/menit) dangkal
- terdapat pernafasan
cuping hidung
- TTV

RR : 35x/menit, N :
100x/mnt, T : 36,5
A : Masalah pola nafas tidak
efektif belum teratasi
P:
 Observasi tanda
tanda vital
 Kaji frekuensi
pernafasan
 Memberikan posisi
semi fowler
 Kolaborasi
pemberian O2

29 3
Maret  Mengidentifikasi S:
17.00
2022 factor risiko jatuh Orangtua klien mengatakan
17.10 mengerti tentang factor
 Menjelaskan kepada
17.15 resiko yang memicu jatuh
orang tua klien tentang faktor
dan dapat mengulangi
18.00 yang memicu jatuh (tidak
kembali apa yang di
memasang siderail,
18.20 jelaskan perawat
membiarkan anak sendirian)
O:
18.21  Memasang tanda
a. siderail dan hedrail anak
18.23 peringatan resiko jatuh di
terpasang, anak lebih aman
tiang infus
18.25 b. posisi tempat tidur
 menghitung risiko
rendah
18.30 jatuh dengan menggunakan
c. roda tempat tidur terkunci
skala humpty dumpty (score
A : masalah resiko jatuh
humpty dumpty : 12 resiko
belum teratasi
tinggi jatuh) P : lanjutkan intervensi
 Mengorientasikan  Identifikasi factor
ruangan pada keluarga risiko jatuh
(menunjukan arah toilet, cara  Identifikasi factor
memasang siderail, dan ligkungan yang
tempat nurse station meningkatkan risiko jatuh
 Memastikan roda  Hitung risiko jatuh
tempat tidur slalu dalam dengan menggunakan skala
keadaan terkunci  Orientasi ruangan
 Pasang hedrail tempat pada keluarga
tidur  pastikan roda tempat
 Memasang siderail tidur dan kursi roda slalu
tempat tidur dalam keadaan terkunci
 Mengatur tempat tidur  Pasang hedrail tempat
dalam posisi rendah tidur
 Menganjurkan ibu  Atur tempat tidur
memanggil perawat jika mekanis dalam posisi
membutuhkan bantuan rendah
untuk berpindah  Ajurkan ibu
memanggil perawat jika
membutuhkan bantuan
untuk berpindah

Catatan Perkembangan
Tanggal No Diagnosa Catatan Perkembangan Paraf dan
Keperawatan Nama
30 Maret 1 S:
2022 Ibu klien mengatakan klien sudah berkurang sesak
nafasnya dan sudah bisa mengeluarkan dahak
16.00 secara mandiri, namun masih suka sesak saat
16.10 malam hari
17.15 O:
a. klien masih menangis dan terlihat gelisah saat
pemberian nebulizer
b. klien terlihat sudah nyaman bernafas
c. suara nafas masih terdengar ronkhi
e. klien sudah bisa mengeluarkan dahak secara
mandiri
e. SPO2 : 99% suhu : 36,3*C
A : masalah bersihan jalan nafas tidak efektif
belum teratasi
P : intervensi di lanjutkan
I:

 Memonitor bunyi napas tambahan ronkhi


 Pertahankan kepatenan jalan napas
 Memposisikan semi-Fowler atau Fowler
 Menganjurkan kepada ibu klien untuk
minum air hangat
 Pemberian nebulizer combivent 1 +
flixoted 1/6jam
 Injeksi aminofilin 3x6mg intravena
 Injeksi ceftriaxone 1x500mg intravena
 IVFD D5 ¼ NS 20 tpm (mikro)

E:-
30 Maret 2 S:
2022 - ibu klien mengatakan klien sudah tidak kesulitan
bernafas
15.20 O:
15.45 - tarikan dinding dada sudah tidak terlihat
- pola nafas normal
- terdapat pernafasan cuping hidung
- TTV
RR : 33x/menit, N : 100x/mnt, T : 36,3
A : Masalah pola nafas tidak efektif belum teratasi
P : intervensi di lanjutkan
I:
 Observasi tanda tanda vital
 Kaji frekuensi pernafasan
 Memberikan posisi semi fowler
E : di lanjutkan shift pagi pada pukul 07.00
30 Maret 3 S:
2022 Orangtua klien mengatakan selalu memasang
hedrail dan siderail saat anak tidur
19.00 O:
19.30 a. siderail dan hedrail anak terpasang, anak lebih
aman
b. posisi tempat tidur rendah
c. roda tempat tidur terkunci
A : masalah resiko jatuh belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
I:
 Identifikasi factor risiko jatuh
 Identifikasi factor ligkungan yang meningkatkan
risiko jatuh
 Hitung risiko jatuh dengan menggunakan skala
 Orientasi ruangan pada keluarga
 pastikan roda tempat tidur dan kursi roda slalu
dalam keadaan terkunci
 Pasang hedrail tempat tidur
 Atur tempat tidur mekanis dalam posisi rendah
 Ajurkan ibu memanggil perawat jika
membutuhkan bantuan untuk berpindah
E : di lanjutkan shift pagi pada pukul 07.00

Tanggal No Diagnosa Catatan Perkembangan Paraf dan


Keperawatan Nama
31 Maret 1 S:
2022 Ibu klien mengatakan klien sudah tidak sesak
nafasnya dan sudah bisa mengeluarkan dahak secara
08.00 mandiri
08.45 O:
a. klien terlihat sudah nyaman bernafas
b. suara nafas sudah tidak terdengar ronkhi
c. klien sudah bisa mengeluarkan dahak secara
mandiri
d. SPO2 : 99% suhu : 36,2*C
e. Infus sudah di lepas, anak sudah di perbolehkan
untuk pulang
A : masalah bersihan jalan nafas tidak efektif
teratasi
P : intervensi di hentikan
I:-
E:-
31 Maret 2 S:
2022 - ibu klien mengatakan klien sudah tidak kesulitan
bernafas
09.00 O:
09.45 - tarikan dinding dada sudah tidak terlihat
- pola nafas normal
- tidak terdapat pernafasan cuping hidung
- TTV
RR : 29x/menit, N : 100x/mnt, T : 36,0
- penggunaan O2 dihentikan
A : Masalah pola nafas tidak efektif teratasi
P : intervensi dihentikan
I:-
E:-
31 Maret 3 S:-
2022 O:
10.00 a. anak sudah di perbolehkan untuk pulang
10.30 A : masalah resiko jatuh teratasi
P : intervensi dihentikan
I:-
E:-

Anda mungkin juga menyukai