Anda di halaman 1dari 24

Bronkopneumonia

dan Asma
Bronkopneumonia
Bronkopneumonia adalah salah satu
jenis pneumonia yang mempunyai
pola penyebaran berbercak, teratur
dalam satu atau lebih area
terlokalisasi di dalam bronchi dan
meluas ke parenkim paru yang
berdekatan di sekitarnya.
Bronkopneumonia disebut juga
pneumonia lobularis yaitu suatu
peradangan pada parenkim paru
yang terlokalisir yang biasanya
mengenai bronkiolus dan juga
mengenai alveolus
Bronkopneumonia lebih sering
merupakan infeksi sekunder terhadap
berbagai keadaan yang melemahkan
daya tahan tubuh tetapi bisa juga
sebagai infeksi primer yang biasanya
di jumpai pada anak-anak dan orang
dewasa.
Prevalensi Bronkopneumonia
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) sejak 1986 sampai era 2000 an hampir
80 sampai 90 persen kematian balita akibat
serangan ISPA dan pneumonia.
Angka kejadian tertinggi ditemukan pada usia
kurang dari 4 tahun dan mengurang dengan
meningkatnya umur.
Pneumonia lobaris hampir selalu disebabkan
oleh Pneumococcus, ditemukan pada orang
dewasa dan anak yang sudah besar.
Bronkopneumonia lebih sering dijumpai pada
anak kecil dan bayi.

Insiden penyakit ini pada negara berkembang


hampir 30% pada anak-anak di bawah umur 5
tahun dengan resiko kematian yang tinggi
Etiologi
Bakteri

Faktor
virus
infeksi

jamur
Etiologi
Bronkopneum
Farktor onia
non hidrokarbon
infeksi Bronkopneu
monia lipoid

Terjadi akibat disfungsi


menelan atau refluks
esophagus
Tanda dan Gejala

Dema
m
Peningkatan
jumlah leukosit
Foto thorax
menunjukkan
infiltrat difus
Patogenesis
Invasi bakteri ke
parenkim paru
Hiperemi akibat pelepasan
meiator-mediator peradangan dari sel-
sel mast, rekasi sistem imun yang
menyebabkan pelebaran pembuluh
darah, penumpukan fibrin, eksudasi
cairan intra-alveolar dan infiltrasi
neutrofil
Alveolus terisi sel darah merah, leukosit,
cairan, eksudat dan fibrin kemudian
memadat dan warna paru-paru menjadi
merah menyerupai hepar
hepatisasi merah
Hepatisasi
kelabu

Resolusi
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pneumonia khususnya bronkopneu-
monia pada anak terdiri atas 2 macam:
Penatalaksanaan umum dan khusus (IDAI, 2012;
Bradley et.al., 2011)
1. Penatalaksaan Umum

a.Pemberian oksigen lembab 2-4 L/menit sampai


sesak nafas hilang atau PaO2 pada analisis gas darah
60 torr.
b.Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi
elektrolit.
c.Asidosis diatasi dengan pemberian bikarbonat
intravena.
2. Penatalaksanaan Khusus

a. Mukolitik, ekspektoran dan obat penurun panas


sebaiknya tidak diberikan pada 72 jam pertama


karena akan mengaburkan interpretasi reaksi antibioti
Asma

Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu


penyakit kronik (menahun) yang
menyerang saluran pernafasan (bronchiale)
pada paru dimana terdapat peradangan
(inflamasi) dinding rongga bronchiale
sehingga mengakibatkan penyempitan
saluran nafas yang akhirnya seseorang
mengalami sesak nafas.
Patogenesis Pada suatu serangan asma, otot
polos dari bronki mengalami kejang
dan jaringan yang melapisi saluran
udara mengalami pembengkakan
karena adanya peradangan dan
pelepasan lendir ke dalam saluran
udara. Hal ini akan memperkecil
diameter dari saluran udara
(disebut bronkokonstriksi) dan
penyempitan ini menyebabkan
penderita harus berusaha sekuat
tenaga supaya dapat bernafas.
etiologi
Tanda dan gejala
Penatalaksanaan
Kasus
Seorang anak perempuan umur 6 bulan dengan berat badan 9,8
kg kiriman dokter spesialis anak dengan diagnosa kerja bronkiolitis
DD/bronkopneumonia dan asma. Masuk bangsal tanggal 9 April
2013 pukul + 09.30 WIB, melalui IGD dengan keluhan utama sesak
nafas dan batuk berdahak sejak satu hari yang lalu.
Riwayat sekarang: Batuk, demam dan sesak nafas sejak satu hari
yang lalu. Demam tidak terlalu tinggi, batuk berdahak, muntah (-),
konsistensi fases encer (-). Imunisasi: BCG; DPT I, II, III; campak;
Hepatitis B
Riwayat penyakit dahulu: Pasien lahir dengan operasi Caesar, hari
ketiga kelahiran diberi sinar biru, dan sering batuk sejak satu bulan
yang lalu.
Riwayat penyakit keluarga: ibu dari ayah pasien mempunyai
penyakit asma, ibu dari ibu alergi dingin, ayah waktu kecil punya
penyakit asma dan alergi
Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : compos mentis
Suhu : 36,7 C
Pernafasan : 40x/mnt
Nadi : 90x/mnt
Ronki /wheezing : +/+
Diagnosa:
bronchopneumonia + asma
Jelaskan asuhan kefarmasian
untuk pasien
Penyelesaian kasus
Data anamnesa
Data anamnesis yang didapat dari pasien saat pasien masuk
ke rumah sakit yaitu :
Riwayat penyakit sekarang
Batuk, demam dan sesak nafas sejak satu hari yang lalu.
Demam tidak terlalu tinggi, batuk berdahak, muntah (-),
konsistensi fases encer (-).
Riwayat penyakit dahulu
Pasien lahir dengan operasi Caesar, hari ketiga kelahiran
diberi sinar biru, dan sering batuk sejak satu bulan yang lalu.
Riwayat Penyakit Keluarga
ibu dari ayah pasien mempunyai penyakit asma, ibu dari ibu
alergi dingin, ayah waktu kecil punya penyakit asma dan
alergi.
Data diagnosa
Pada saat pasien berada di rumah sakit
dilakukan beberapa pemeriksaan fisik yang
dapat merupakan data awal dalam penetapan
diagnosa bahwa pasien menderita
brobchopneumonia + asma, yaitu :
Pemeriksaan fisik
Nadi (normal 60-70 x/menit) : 90 x/menit
Pernafasan (normal 12-18 x/menit) :
40x/menit
Temperatur (normal 36-37OC) : 36,7O C
Ronki/wheezing : +/+
Terapi farmakologi
Terapi di IGD
Obat Dosis Cara pakai Tujuan pemberian

Oksigen 2L/ menit -

IVFD D5 5% Infuse iv Nutrisi


Inj. Salbutamol 50 g Tergantung
(1 bln-2thn 5g/kg) respon Bronkodilator
Single dose pasien
Terapi yang diberikan di Ruangan
Obat Dosis Cara pakai Tujuan pemberian

IVFD D5% 5% Asupan nutrisi


Inj Amoxicillin 100mg 3x1 (iv)
(10-25 mg/KgBB/dose) Antibiotik
Setiap 8 jam
Inj. Salbutamol 50 g
(1 bln-2thn 5g/kgBB)
Single dose
Bronkodilator

Inj. Dexametason 60 g 2x1 (iv)


6-40 g/KgBB
Antiinflamasi

Parasetamol/drop 50 mg Prn max 4x1


(6-12 bulan: 50mg) (PO) Antipiretik
Obat Yang Diberikan Saat Pasien Pulang

Obat Dosis Cara pakai Tujuan pemberian

Amoxicillin/dry syrup 125 mg 3x1 (PO)


(10-25mg/KgBB/dose)
antibiotik

Salbutamol/puyer 1 mg 3x1 (PO)


< 2 thn bronkodilator
100 g/kg BB
Dexametason/puyer 0,15 mg 3x1(PO)
(0,02-0,3 mg/kgBB/Hari)
antiinflamasi

Parasetamol/drop 50 mg Prn max 4x1


(6-12 bulan: 50mg) (PO) antipiretik
Rekomendasi
Dilakukan pemeriksaan radiologi atau foto thorax
Dilakukan pemeriksaan darah lengkap
Kultur bakteri atau hapusan tenggorokan
Monitor
Efektivitas antibiotika dengan memantau tanda
dan gejala infeksi saluran napas
Menanyakan efek samping obat yang potensial
kepada keluarga pasien seperti diare, mual , rash
Konseling
Mengkomunikasikan mengenai penyakit
pasien pada orang tua pasien agar dapat
menghindari faktor-faktor yang dapat
memperparah keadaan pasien.
Mengkomunikasikan kepada orang tua
pasien agar dapat patuh terhadap
penggunaan obat agar efek terapi yang
diharapkan dapat dicapai.
Kontinuitas terapi hingga seluruh
antibiotika diminum.

Anda mungkin juga menyukai