Education :
MD Medical School, Atma Jaya, Jakarta, Indonesia
Internal Med Medical School, Sam Ratulangi, Manado, Indonesia
Pulmonology Consultant Collegiums of Internal Medicine, Indonesia
Occupation :
Staf of Respirology Division & Critical Care Internal Medicine, Faculty of Medicine
Universitas Kriten Krida Wacana, Indonesia
Organization :
Indonesian Doctor’s Association, - Indonesia
Society of Internal Medicine Jakarta, - Indonesia
Society of Respirologi Indonesia (PERPARI)
Chrispian Oktafbipian Mamudi
1. Berdasarkan lokasi lesi di paru
Pneumonia lobaris
Pneumonia lobularis
(bronkopneumoni)
Pneumonia interstitialis
2. Berdasarkan asal infeksi
Pneumonia bakteri
Pneumonia virus
Pneumonia mikoplasma
Pneumonia jamur
Pneumonia lobularis
• Peradangan akut dari parenkim paru pada
bagian distal bronkiolus terminalis dan meliputi
bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, sakus
alveolaris dan alveoli
• Konsolidasi area berbercak
Bronkopneumonia adalah peradangan pada paru
dimana proses peradangannya ini menyebar
membentuk bercak-bercak infiltrat yang
berlokasi di alveoli paru dan dapat pula
melibatkan bronkiolus terminal.
Insiden Bronchopneumonia di negara
berkembang hampir 30% pada anak-anak di
bawah umur 5 tahun dgn resiko kematian yg
tinggi
4. Pemeriksaan serologis
Uji serologik untuk medeteksi antigen dan antibodi pada
infeksi bakteri mempunyai sensitivitas dan spesifitas yang
rendah
6. Pemeriksaan Roentgenografi
Foto rontgen toraks proyeksi posterior-anterior merupakan
dasar diagnosis utama pneumonia.
Secara umum gambaran foto toraks terdiri dari:
Infiltrat interstisial, ditandai dengan peningkatan corakan bronkovaskular,
peribronchial cuffing dan overaeriation
Sianosis
Pneumonia
Bila ada nafas cepat ≥ 60 x/menit atau sesak nafas
Harus dirawat dan diberikan antibiotik
Bukan pneumonia
Tidak ada nafas cepat atau sesak nafas
Tidak perlu dirawat, cukup diberikan pengobatan
simptomatik
Suportif : O2, nutrisi enteral/ parenteral