Anda di halaman 1dari 7

Nama : Anastasya Agusetyani Pinky

NPM : 19310013
Kelompok : 2

SKENARIO KASUS 3
Seorang anak laki-laki usia 13 bulan dibawa oleh itunya ke IGD Rumah Sakit dengan
keluhan sesak nafas sejak 8 jam yang lalu. Anak demam tinggi, batuk dan pilek sejak 3 hari
yang lalu. Nafsu makan anak menurun serta anak terlihat tampak kurang aktif dan rewel.
Anak belum dibawa berobat ke Dokter, hanya diberikan obat parasetamol dan obat batuk
yang dibeli di Apotik.

MORE INFO
Keadaan umum : sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Vital sign : Nadi 110x/menit, RR 38X/menit, Suhu 38,9C, SpO2 88%
BB 10 kg

PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : dalam batas normal, konjungtiva tidak anemis
Leher : JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar, tidak teraba benjolan
Mulut : sianosis (+)
Faring : tidak hiperemis
Tonsil : T1T1
Pemeriksaan fisik paru : retraksi subcostal (+), suara tambahan paru : ronkhi basah halus pada
kedua lapang paru
Jantung : bunyi jantung I II normal, bising (-)
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb 11,5 g/dl
Leukosit 18.600/mm3
Trombosit 295.000/mm3
Kesan : leukositosis

FOTO THORAX AP

Kesan : infiltrate pada kedua lapang paru

KEYWORD
1. Anak laki usia 13 bulan
2. Sesak nafas sejak 8 jam yang lalu
3. Demam, batuk, pilek sejak 3 hari lalu
4. Nafsu makan menurun
5. Anak terlihat kurang aktif dan rewel
6. Riwayat pengobatan paracetamol dan obat batuk dari apotek

PROBLEM
1. Anak laki usia 13 bulan dibawa ke IGD dengan keluhan sesak nafas sejak 8 jam lalu

DD
1. Bronchiolitis
2. Bronkopneumonia

HIPOTESA
Anak laki usia 13 bulan dibawa ke IGD dengan keluhan sesak nafas sejak 8 jam lalu
dikarenakan menderita bronkopneumonia

DON'T KNOW
1. Definisi bronkopneumonia
2. Etiologi bronkopneumonia
3. Patofisiologi bronkopneumonia
4. Manivestasi klinis bronkopneumoni
5. Pemeriksaan fisik bronkopneumonia
6. Pemeriksaan penunjang bronkopneumonia
7. Penatalaksanaan bronkopneumonia
8. komplikasi bronkopneumonia
9. Faktor risiko bronkopneumonia
10. Gambaran radiologi bronkopneumonia

LEARNING ISSUE
1. Definisi bronkopneumonia
Bronkopenumonia merupakan radang dari saluran pernapasan yang terjadi pada
bronkus sampai dengan alveolus paru. Bronkopneumonia lebih sering dijumpai pada
anak kecil dan bayi, biasanya sering disebabkan oleh bakteri streptokokus pneumonia
dan Hemofilus influenza yang sering ditemukan pada dua pertiga dari hasil isolasi.
Sumber : Fishman, A.P.(2015).Fishman’s Pulmonary Diseases and Disorders.Edisi ke-5.
Mcgraw-Hill Education:USA

2. Etiologi bronkopneumonia
Bronchopneumonia disebabkan oleh
 Stafilokokus.
 Streptokokus.
 Pneumokokus.
 Haemophilus.
 Influenza.
 Pseudomonas aeruginosa.
 Bakteri koliform
Sumber : Fishman, A.P.(2015).Fishman’s Pulmonary Diseases and Disorders.Edisi ke-5.
Mcgraw-Hill Education:USA

3. Patofisiologi bronkopneumonia
Proses bronchopneumonia dimulai dari akibat inhalasi mikroba yang ada diudara,
aspirasi organisme dari nasofaring atau penyebaran hematogen. Selain itu juga
berhasilnya kuman pathogen seperti virus, bakteri, jamur, mycoplasma dan benda asing
masuk kesaluran pernafasan yaitu ke bronkus sehingga terserap ke paru perifer yang
menyebabkan reaksi jaringan berupa udema, yang mempermudah proliferasi dan
penyebaran kuman. Bagian paru yang terkena mengalami konsolidasi, yaitu terjadinya
serbukan sel PMN (poli morfonuklear), fibrin, eritrosit, cairan edema dan kuman di
alveoli. Proses ini termasuk dalam stadium hepatisasi merah, sedangkan stadium
hepatisasi kelabu adalah kelanjutan proses infeksi berupa deposisi fibrin ke permukaan
pleura. Ditemukan pula fibrin dan leukosit PMN di alveoli dan proses fagositosis yang
cepat. Dilanjutkan stadium resolusi, dengan peningkatan jumlah sel makrofag di alveoli,
degenerasi sel dan menipisnya fibr in, serta menghilangnya kuman. (Mansjoer,2000:465)
Sumber : klik.pdpi

4. Manivestasi klinis bronkopneumonia


1. Menggigil mendadak, demam yang tinggi dengan cepat dan berkeringatbanyak
2. Nyeri dada seperti ditusuk yang diperburuk dengan pernafasan dan batuk.
3. Sakit parah dengan takipnea jelas (25 – 45/menit) dan dispnea.
4. Nadi cepat dan bersambung
5. Bradikardia relatif ketika demam menunjukkan infeksi virus, infeksimycoplasma atau
spesies legionella.
6. Sputum purulen, kemerahan, bersemu darah, kental atau hijau relatif terhadappreparat
etiologis.
7. Tanda-tanda lain: demam, krakles, dan tanda-tanda konsolidasi lebar.
Sumber : DEPKES RI. 2006. Pedoman Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran
Pernapasan Akut, Untuk Penganggulangan Pneumonia Pada Balita.

5. Pemeriksaan fisik bronkopneumonia


Tingkat kesadaran: kompos mentis atau penurunan kesadaran
• Tanda vital: frekuensi nadi meningkat, frekuensi napas meningkat, tekanan darah
normal atau menurun, suhu tubuh meningkat. Saturasi oksigen dapat normal atau
turun.
• Dapat disertai retraksi otot pernapasan
• Pemeriksaan fisik paru didapatkan inspeksi dapat tidak simetris statis dan dinamis,
fremitus raba mengeras, redup pada daerah konsolidasi, suara napas bronkovesikuler
atau bronkial dan ronki kasar
Sumber : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Tahun 2020,PNEUMONIA
COVID-19 DIAGNOSIS & PENATALAKSANAAN DI Indonesia

6. Pemeriksaan penunjang bronkopneumonia


a. Rontgen dada: Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi distribusi struktural; dapat
juga menyatakan abses luas/ infiltrat, empiema (stapilococcus); infiltrasi menyebar
atau terlokalisasi (bakterial); atau penyebaran/ perluasan infiltrat nodul (virus).
b. Pengambilan sekret secara broncoscopy dan test resistensi dapat menemukan atau
mencari etiologinya, tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar.
c. Pemeriksaan fungsi paru. Pada pemeriksaan ini akan didapatkan volume paru
mungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar); tekanan jalan nafas mungkin
meningkat dan komplain paru menurun, terjadi hipoksemia.
d. Analisa gas darah. Pada pemeriksaan darah ini biasanya akan didapatkan hasil yang
tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit
paru yang ada.
Sumber : Fishman, A.P.(2015).Fishman’s Pulmonary Diseases and Disorders.Edisi ke-
5.Mcgraw-Hill Education:USA

7. Penatalaksanaan bronkopneumonia
Tergantung pada penyebab yang sesuai dengan hasil dari pemeriksaan sputum, di
antaranya:
• Anak dengan sesak napas,memerlukan cairan IV dan oksigen (1-2/menit).
Cairan sesuai dengan berat badan, kenaikan suhu dan status dehidrasi.
• Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi, akan tetapi hal
ini tidak dapat selalu dilakukan dan memakan waktu yang cukup lama, maka dalam
praktek diberikan pengobatan polifarmasi seperti penisilin ditambah dengan
kloramfenikol atau diberi antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti ampicilin.
Sumber : PDPI Sumatera. 2018. ‘Waspada Bronkopneumonia pada Anak’

8. Komplikasi bronkopneumonia
 Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru
merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.
 Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.
 Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura
terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
 Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
 Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
 Infeksi sitemik
Sumber : Penyakit Bronkopneumonia". PDPI Lampung & Bengkulu

9. Faktor risiko bronkopneumonia


Semua orang dapat terkena penyakit ini. Namun, ada dua kelompok usia yang memiliki
risiko paling tinggi:
• Bayi dan anak-anak di bawah usia 2 tahun
• Orang dewasa yang berusia di atas 65 tahun
Faktor risiko lainnya dari penyakit bronchopneumonia adalah
• Merokok memengaruhi fungsi paru-paru dan merusak sistem imun tubuh
• Kebiasaan minum alkohol dalam jumlah yang berlebihan
• Memiliki riwayat penyakit kronis seperti asma, penyakit obstruktif paru paru kronis
(PPOK), dan penyakit jantung.
• Memiliki sistem imun lemah karena HIV/AIDS, transplantasi organ, kemoterapi
kanker, atau penggunaan steroid dalam jangka waktu yang lama
Sumber: Klik PDPI Surakarta 29 november 2018

10. Gambaran Radiologi Bronkopneumonia


1. infiltrat bilateral
2. air broncogram
3. konsolidasi
Sumber : pedoman diagnosis dan penatalaksanaan pneumonia(PDPI)

Anda mungkin juga menyukai