Identitas Pasien
Nama : AHM
Usia : 34 tahun
BB/TB : 58 kg/168 cm
Pekerjaan : PNS
Riwayat Penyakit
Keluhan saat ini: urin berwarna merah, sering merasa kesemutan dan demam
dan menggigil.
Keluhan Utama: Batuk berdahak sejak 1 bulan terakhir, sering demam di malam
hari. Riwayat Penyakit Sekarang: TB kambuhan setelah dilakukan tes BTA (+)
yang lalu dan sudah dinyatakan sembuh. Sekarang tidak menggunakan obat
apapun
Pemeriksaan
Nama: Amir
Usia: 34
tahun
Berat badan: 58 kg
cm
Oktober 2021
Hasil Pemeriksaan
pemeriksaan
Tanda Vital
Tekanan darah 130/80 mmg/dL <140/80 mg/dL
Darah
103/µL
Catatan Pengobatan
24-10-2021 25-10-2021
450 mg
500mg
Nim : 20031014012
Kelas : 20A11
RESUME
1. pengertian TBC
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman dari
TB BTA positif melalui percik renik dahak yang dikeluarkannya. Pasien TB dengan BTA negatif
juga masih memiliki kemungkinan menularkan penyakit TB. Infeksi akan terjadi apabila orang
lain menghirup udara yang mengandung percik renik dahak yang infeksius tersebut. Pada
waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak
(droplet nuclei / percik renik). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak
sama dan kemitraan diantara sektor pemerintah, non pemerintah, swasta dan masyarakat
2. Etiologi
M.tuberculosis dan M.africanum terutama berasal dari manusia dan M.bovis yang berasal dari
sapi. Mycobacteria lain biasanya menimbulkan gejala klinis yang sulit dibedakatan dengan
tuberculosis. Etimologi penyakit dapat di identifikasi dengan kultur. Analisis genetic sequence
dengan menggunakan teknik PCR sangat membantu identifikasi non kultur (Kunoli, 2013).
Secara umum sifat kuman TB (Mycobacterium tuberculosis) antara lain adalah sebagai berikut:
a. Berbentuk batang dengan panjang 1- 10 mikron, lebar 0,2 – 0,6 mikron, berwarna
c. Memerlukan media khusus untuk biakan, antara lain Lowenstein Jensen, Ogawa.
d. Tahan terhadap suhu rendah sehingga dapat bertahan hidup dalam jangka waktu lama
e. Sangat peka terhadap panas, sinar matahari dan sinar ultraviolet akan mati dalam
beberapa menit.
3. Patofisiologi
bakteri tersebut masuk ke alveoli melalui jalan nafas, alveoli adalah tempat bakteri berkumpul
dan berkembang biak. M. tuberculosis juga dapat masuk ke bagian tubuh lain seperti ginjal,
tulang, dan korteks serebri dan area lain dari paru-paru (lobus atas) melalui sistem limfa dan
cairan tubuh. Sistem imun dan sistem kekebalan tubuh akan merespon dengan cara
melakukan reaksi inflamasi. Fagosit menekan bakteri, dan limfosit spesifik tuberkulosis
awal biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu setelah terpapar bakteri (Kenedyanti &
Sulistyorini, 2017).
Interaksi antara M. tuberculosis dengan sistem kekebalan tubuh pada masa awal infeksi
membentuk granuloma. Granuloma terdiri atas gumpalan basil hidup dan mati yang dikelilingi
oleh makrofag. Granulomas diubah menjadi massa jaringan jaringan fibrosa, Bagian sentral
dari massa tersebut disebut ghon tuberculosis dan menjadi nekrotik membentuk massa seperti
keju. Hal ini akan menjadi klasifikasi dan akhirnya membentuk jaringan kolagen kemudian
bakteri menjadi dorman. Setelah infeksi awal, seseorang dapat mengalami penyakit aktif
karena gangguan atau respon yang inadekuat dari respon sistem imun. Penyakit dapat juga
aktif dengan infeksi ulang dan aktivasi bakteri dorman dimana bakteri yang sebelumnya tidak
aktif kembali menjadi aktif. Pada kasus ini, ghon tubrcle memecah sehingga menghasilkan
membentuk jaringan parut. Paru yang terinfeksi menjadi lebih membengkak, menyebabkan
4. faktor resiko
berikut:
a. Umur menjadi faktor utama resiko terkena penyakit tuberkulosis karena kasus tertinggi
penyakit ini terjadi pada usia muda hingga dewasa. Indonesia sendiri di perkirakan 75%
b. Jenis kelamin: penyakit ini lebih banyak menyerang laki-laki daripada wanita, karena
c. Kebiasaan merokok dapat menurunkan daya tahan tubuh, sehingga mudah untuk
terserang penyakit terutama pada laki-laki yang mempunyai kebiasaan merokok dan
meminum alkohol.
d. Pekerjaan, hal ini karena pekerjaan dapat menjadi faktor risiko kontak langsung dengan
penderita. Risiko penularan tuberkulosis pada suatu pekerjaan adalah seorang tenaga
kesehatan yang secara kontak langsung dengan pasien walaupun masih ada beberapa
pekerjaan yang dapat menjadi faktor risiko yaitu seorang tenaga pabrik.
e. Status ekonomi juga menjadi faktor risiko mengalami penyakit tuberkulosis, masyarakat
yang memiliki pendapatan yang kecil membuat orang tidak dapat layak memenuhi
M. tuberculosis dapat masuk pada rumah yang memiliki bangunan yang gelap dan tidak
a. Berat badan turun selama tiga bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas;
c. Batuk lebih dari dua minggu, batuk ini bersifat nonremitting (tidak pernah reda atau
e. Sesak napas;
tuberkulosis. Pengobatan tuberkulosis adalah salah satu upaya paling efisien untuk mencegah
Pengobatan TB harus selalu meliputi pengobatan tahap awal dan tahap lanjutan dengan
maksud :
1) Tahap awal : Pengobatan diberikan setiap hari. Paduan pengobatan pada tahap ini
dimaksudkan untuk secara elektif menurunkan jumlah kuman yang ada dalam tubuh
pasien dan meminimalisir pengaruh dari sebagian kecil kuman yang mungkin sudah
resistan sejak sebelum pasien mendapatkan pengobatan. Pengobatan tahap awal pada
semua pasien baru, harus diberikan selama 2 bulan. Pada umumnya dengan
pengobatan secara teratur dan tanpa adanya penyulit, daya penularan sudah sangat
2) Tahap Lanjutan : Pengobatan tahap lanjutan merupakan tahap yang penting untuk
membunuh sisa kuman yang masih ada di dalam tubuh khususnya kuman persisten
Jenis-jenis OAT lini pertama yang digunakan di Indonesia adalah sebagai berikut :
Paduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional Pengendalian Tuberkulosis di Indonesia
1) Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3 2)
2) Kategori 2 : 2(HRZE)S/5(HR)3E3
4) Obat yang digunakan dalam tatalaksana pasien TB resisten obat di Indoneisa terdiri dari
Moksfiloksasin, dan PAS< serta OAT lini-1 yaitu pirazinamid dan etambutol.
1. Isoniazid
Isoniazid adalah salah satu obat pilihan untuk obat lini pertama tuberkulosis. Fungsinya
adalah untuk menghambat produksi dari asam mikolat, komponen dinding sel penting
pada bakteri. Asam mikolat ini menyebabkan bakteri menjadi resisten terhadap
kerusakan kimia dan dehidrasi, sehingga mencegah aktifitas efektif dari antibiotik
hidrofobik. Selain itu, asam mikolat membuat bakteri mampu tumbuh didalam makrofag,
bersembunyi dari sistem imun host. Oleh karena itu sangat penting memilih asam
Mekanisme kerja utama dari isoniazid adalah dengan berfokus pada pembentukan
berbagai senyawa reaktif yaitu reactive oxygen species (ROS). Setelah isoniazid
beredar dalam aliran darah, isoniazid akan berdifusi secara pasif masuk ke dalam tubuh
bakteri, yang mana bentuk tidak aktif dari isoniazid akan diaktifkan oleh MnCl2 dan
enzim katalase-peroksidase. Enzim ini juga berfungsi untuk melawan kadar pH rendah
ketika terjadi proses oksidatf yang mengubah radikal bebas oksigen menjadi H2O2 di
dalam fagosom.
Proses ini juga mengubah isoniazid menjadi bentuk aktifnya, dimana bentuk aktifnya ini
akan berikatan dengan NADH di sisi aktif protein InhA. Kompleks ini akan mengahmbat
elongasi dari rantai terakhir asam lemak dan karenanya pembentukan asam mikolat dan
(DNA) bakteri rusak, dan kemudian bakteri tersebut akan mati. Kerja dari isoniazid
sangat penting di minggu pertama pengobatan terutama pada bakteri yang cepat
membelah. Pada bakteri yang lambat tumbuh, obat ini bekerja sebagai bakterisidal
2. Rifampisin
Rifampisin adalah salah satu OAT yang paling efektif, bersama dengan isoniazid,
merupakan regimen dasar dari pengobatan tuberkulosis. Rifampisin ini aktif melawan
bakteri yang tumbuh dengan cepat maupun yang tumbuh dengan lambat
Mekanisme kerja :
Rifampisin dapat dengan mudah berdifusi masuk menyebrangi membran sel karena
obat ini untuk menghambat transkripsi ribonucleotida acid (RNA).24 Mekanisme kerja
obat ini adalah dengan berikatan pada beta subunit dari RNA Polimerase (RNAP) yang
bergantung pada DNA sehingga menghambat transkripsi RNA. Komplek ikatan enzim
dan obat ini menghambat inisiasi pembentukan rantai RNA dan juga elongasinya.
3. Pirazinamid
Pirazinamid adalah analog nikotamid yang penting diberikan sebagai OAT lini pertama
membunuh 95% populasi dari mikroorganisme semi dormant yang hanya aktif pada
suasana asam.
Mekanisme kerja :
dikonversi menjadi asam pirazinoat oleh enzim piramidase bakteri. Asam pirazinoat dan
Akumulasi dari asam pirazinoat di dalam kondisi asam akan mengasamkan sitoplasma
4. .Etambutol
Mekanisme kerja:
Etambutol bekerja sebagai bakteriostatik melawan bakteri tuberkulosis dan bakteri yang
adalah menghambat sintesis metabolit penting dari metabolisme sel dan multiplikasi
transferases yang terlibat dalam sintesis dinding sel. Hal ini kemudian mengakibatkan
permeabilitas dinding sel bakteri meningkat.
5. Streptomisin
Mekanisme kerja :
Streptomisin adalah aminoglikosida yang aktif melawan basil aktif yang sedang tumbuh.
Cara kerja dari antibiotik ini adalah dengan menghambat inisiasi dari translasi untuk
sintesis protein. Lebih spesifik, streptomisin bekerja dengan mengikat subunit 30S dari
ribosom pada protein ribosomal S12 dan rantai rRNA 16 yang dikode gen rpsL dan rrs.
Kedua kode gen yang sering menimbulkan resistensi. Ikatan streptomisin inilah yang
terhambat.
7. Algoritma
8.Penyelesaian kasus
Subjek
Nama : AHM
Usia : 34 tahun
BB/TB : 58 kg/168 cm
Pekerjaan :PNS
Objek
Keluhan saat ini: urin berwarna merah, sering merasa kesemutan dan demam dan
menggigil, batuk berdahak sejak 1 bulan terakhir, sering demam di malam hari.
Riwayat pengobatan: Pernah menggunakan obat TB (selama 6 bulan) setahun yang lalu
Asessment :
DRP
- Pengobatan yang tidak rasional, karena pasien merupakan pasien kambuhan dimana
hal ini tidak sesuai dengan regimen karena pasien telah masuk dalam pengobatan
kategori 2 penambahan etambutol dan streptomizin
- Indikasi tanpa obat, pasien mengalami kesemutan dan diperlukan pengobatan untuk
mengurangi rasa kesemutan tersebut. Solusi untuk kesemutan yang di alami pasien
yaitu pemberian vitamin B6 (piridoksin) untuk mengurangi kesemutan yang dirasakan
oleh pasien.
- Rifampisin underdosis, karena dosis rifampisin adalah 600 mg dan dosis yang diberikan
juga tidak sesuai dengan berat badan pasien yaitu 450 mg dengan berat 58 kg dosis
yang tela disesuaikan dengan berat badan pasien yaitu 580 mg.
- Pirazinamid underdosis, dosis seharusnya 1.450 mg yang telah disesuaikan dengan
berat badan pasien.
Planning
Berdasarkan assesment diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasien meminum
obat yang tidak sesuai dosis. Atau underdosis obat, maka direkomendasikan obat yang
sesuai untuk pasien yaitu :
kesehatan, dan motivasi pasien TB dan mengajak anggota keluarga untuk belajar
tentang penyakit TB dan perlunya pengobatan teratur sampai selesai, merupakan hal
yang sangat penting.pasien juga perlu mengikuti konseling mengenai rokok, karena
pasien adalah perokok aktif, sedangkan rokok merupakan salah satu faktor yang dapat
- Monitoring