TB Milier
Oleh :
Syarifah Faihaa Faisal
Pembimbing
dr. Novita Andayani, Sp. P(K)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tuberkulosis milier merupakan
Tuberkulosis merupakan penyakit limfo-hematogen
penyakit yang disebabkan oleh sistemik akibat penyebaran
Mycobacterium tuberculosis Mycobacterium tuberculosis
yang bersifat kronik (tuberculosis diseminata) dari
kompleks primer yang
biasanya terjadi dalam waktu
2-6 bulan setelah infeksi
awal..
Dari seluruh kasus TB, sekitar 1,5% mengalami TB milier. WHO melaporkan bahwa
sekitar 2-3 juta pasien meninggal tiap tahunnya akibat TB Milier. Insidensi TB Milier
nampak lebih tinggi di Afrika.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Tuberkulosis : merupakan penyakit yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang
bersifat kronik, berulang dan merupakan penyakit
infeksi pulmo dan ekstrapulmo yang
dikarakteristikan dengan terbentuknya granuloma
dengan kaseosa, fibrosis serta kavitas.
Host
Pneumonia
Pneumonia hipersensitif
Blastomycosis
KOMPLIKASI
Tuberkulosis milier dapat menyebabkan berbagai
komplikasi yang dapat memperburuk keadaan
pasien. Komplikasi pada TB milier terbagi atas 3
bagian, yakni paru, hematogen dan limfogen.
Sistemik Cryptic miliary tuberculosis
Riwayat Kebiasaan Sosial :
Pasien adalah seorang montir las dan tidak memiliki riwayat
merokok sebelumnya.
VITAL SIGN
Compos
Mentis/ 80/50 70x/meni 28 kali/ 36,8 °C
GCS mmHg t menit (Aksila)
E4M6V5
PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA MATA
Normochephali, wajah Mata: Lagoftalmus OD
asimetris (merot ke kanan) pupil bulat isokor 3 mm/3
mm
TELINGA
Normotia, HIDUNG
THORAX NCH (-), sekret (-/-)
Normochest, simetris,
palpasi sf kanan = sf kiri, MULUT
sonor/sonor, ves Bibir kering (-), sianosis (-),
(melemah/melemah), rh Lidah simetris, tremor (-),
(+/+), wh (-/-)
ABDOMEN
BJ I > BJ II, reguler, I : Simetris, distensi (-)
bising (-) P : nyeri tekan (-), H/L/R
JANTUNG tidak teraba
I : Normal P : timpani (+)
P : Normal A : peristaltik (+) normal
P : Batas jantung normal
A : BJ I > BJ II, reguler (+),
bising (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium (25/9/2018)
Hemoglobin 9.7 12,0-15,0 g/dL
Hematokrit 30 37-47 %
Eritrosit 4,5 4,2-5,4 106/mm3
Trombosit 338 150-450 103/mm3
Leukosit 4.5 4,5-10,5 103/mm3
MCV 66 80-100 fl
MCH 21 27-31 Pg
MCHC 33 32-36 %
RDW 18.4 11,5-14,5 %
MPV 9 7,2-11,1 fl
PDW 8.4 fl
Eosinofil 2 0-6 %
Basofil 1 0-2 %
Neutrofil batang 0 2-6 %
Neutrofil segmen 62 50-70 %
Limfosit 19 20-40 %
Monosit 16 2-8 %
AST/SGOT 83 <35 ng/mL
ALT/SGPT 87 <45 U/L
Gula darah sewaktu 99 <200 mg/dL
Ureum 34 13-43 mg/dL
Kreatinin 1.2 0,67-1,17 mg/dL
Natrium 139 132-146 mmol/L
Kalium 3,2 3,7-5,4 mmol/L
Klorida 101 98-106 mmol/L
Hipokalemi
PENATALAKSANAAN
Diet MB TKTP
IVFD Asering 20 gtt/i
O2 2 lpm NK (K/P)
KSR 1x300mg
Neurodex 1x1
Curcuma 3x1
PLANNING
Evaluasi efek samping obat
Evaluasi SGOT dan SGPT
Evaluasi elektrolit
Perbaikan KU
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad malam
Pasien diberikan OAT kategori 2 mulai sesuai dengan teori pasien adalah
tanggal 10/9/2018, tipe penderita yang lalai berobat
yaitu sudah berobat paling kurang 1
bulan, dan berhenti 2 minggu atau
lebih. Pada pasien-pasien seperti ini
berdasarkan panduan OAT diberikan
pengobatan TB kategori 2 yaitu
2RHZES/RHZE/5RH3E3 .
Pengkajian Pembahasan