Kelompok III :
1. Darma Intan Patiung
2. Pelina Husage
3. Ropa Enembe
4. Suci Lutvianingsih
5. Tri Handriani Gultom
LAPORAN PENDAHULUAN
“SEPSIS”
Pengertian
Sepsis merupakan suatu respon inflamasi sistemik terhadap infeksi, dimana patogen atau toksin dilepaskan
ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi aktivitas proses inflamasi. Infeksi yang ditimbulkan bersifat
sitemik. Infeksi ini ditandai dengan adanya systemic inflammatory response syndrome (SIRS). SIRS ditandai
oleh beberapa variabel yaitu: temperatur, denyut nadi, dan frekuensi pernafasan. Gejala klinik sepsis
didahului tanda-tanda sepsis non spesifik diantaranya demam, menggigil, dan disorientasi (Septianing P,
2021).
Etiologi
Penyebab sepsis terbesar adalah bakteri gram negatif (60-70%) kasus, yang menghasilkan berbagai produk
dapat menstimulasi sel imun. Sel tersebut akan terpacu untuk melepaskan mediator inflamasi. Produk yang
berperan penting terhadap sepsis adalah lipopolisakarida (LPS). LPS atau endotoksin glikoprotein kompleks
merupakan komponen utama membran terluar dari bakteri gram negatif. Lipopolisakarida merangsang
peradangan jaringan, demam dan syok pada penderita yang terinfeksi. Sepsis maupun syok septik secara
klasik telah diketahui disebabkan oleh bakteri gram negatif seperti Escherichia coli. Tetapi tidak menutup
kemungkinan bahwa sepsis juga dapat disebabkan oleh infeksi mikroorganisme lain seperti bakteri gram
posistif, jamur,virus bahkan parasit. Ketika tubuh terinfeksi oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan
jamur, tubuh akan melawan infeksi tersebut dengan jalan mengaktivasi sisitem imun (Batara M, 2018).
Klasifikasi Spesis
Klasifikasi sepsis dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS)
2. Sepsis
3. Sepsis berat
4. Syok sepsis
Patofisiologi
Sepsis sebagian besar disebabkan oleh infeksi bakteri. Pada bakteri gram negatif, LPS juga dikenal sebagai
endotoksin memiliki peranan penting. Lipopolisakarida (LPS) tertanam pada membran luar, dan bagian
molekul yang disebut sebagai lipid A terkait pada dinding sel bakteri. Setelah agen infeksi memasuki
tubuh, terjadi aktivasi respon imun alami yang mengkoordinasikan respon pertahanan, baik komponen
humoral maupun seluler. Dalam kondisi sepsis, neutrofil mempunyai peran ganda. Di satu sisi, sel-sel ini
berperan penting dalam mengontrol pertumbuhan bakteri. Pada sisi lain, neutrofil berperan dalam aktivasi
endotel dan menimbulkan kegagalan organ. Kegagalan organ mulitipel merupakan penyebab kematian
pada pasien yang mengalami sepsis.
Tanda dan gejala sepsis
1. Tekanan darah rendah
2. Demam
3. Kulit kemerahan
4. Hipertermi/hipotermi
5. Kebingungan mental
6. Tingkat kesadaran berubah
7. Respirasi cepat
8. Disfungsi organ
9. Penurunan kesadaran
10. Gemetar
Pemeriksaan Penunjang
11. Darah lengkap, urine lengkap, analisa gas darah, SGOT & SGPT : bermanfaat dalam memberikan informasi terkait
keparahan sindroma sepsis yang dialami pasien.
12. Kulture darah : untuk mendeteksi adanya infeksi mikroorganisme dalam darah.
13. C-Reactive Protein : untuk mendiagnosa infeksi.
14. Foto thorax : untuk mengetahui adanya kecurigaan mengalami pneumonia atau terjadi acute respiratory distress
Penatalaksanaan Medis
1. Antibiotik Spektrum Luas
2. Cairan Intravena
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan ventilasi spontan b.d kelelahan otot pernapasan
2. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d adanya jalan napas buatan
3. Hipertermia b.d proses penyakit
ASUHAN KEPERAWATAN
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI (SIKI)
(SDKI) (SLKI)
1. (D.0004) Setelah dilakukan tindakan (I. 01013)
Gangguan ventilasi spontan b.d keperawatan diharapkan ventilasi Manajemen ventilasi mekanik
kelelahan otot pernapasan spontan meningkat dengan kriteria Observasi
DS. Pasien mengatakan : - hasil : 1. Monitor kondisi yang
DO. Pasien tampak : (L. 01007) meningkatkan konsumsi oksigen
• Gelisah • Dispnea menurun (mis. demam, menggigil, kejang,
• Takikardia • Gelisah menurun nyeri)
• Volume tidal menurun • Volume tidal membaik
• Penggunaan ventilator Terapeutik
FiO2 50% 2. Atur posisi kepala 45-60o
Peep 8 3. Lakukan perawatan mulut secara
Freq 12 rutin
P5 16 4. Lakukan fisioterapi dada
• Penurunan kesadaran 5. Lakukan penghisapan lendir sesuai
• GCS E4M3V2 kebutuhan
• TTV :
Tekanan darah : 121/97 mmHg Kolaborasi
Nadi : 106x/m 6. Kolaborasi pemilihan mode
Respirasi : 28x/m ventilator
Suhu badan : 37,7oC
SPO2 : 99%
Lanjutan...
Tanggal Jam IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
31/10/ Observasi 14.00 WIT
2022 08.00 1. Memonitor kondisi yang meningkatkan konsumsi S : Pasien mengatakan :
oksigen (mis. demam, menggigil, kejang, nyeri) -
R/ SB 37,7oC, pasien menggigil O : Pasien tampak :
Terapeutik • Somnolen
08.05 2. Mengatur posisi kepala 45-60o • Gelisah
R/ posisi kepala pasien 45o • Takikardia
08.10 3. Melakukan perawatan mulut secara rutin • TTV :
R/ mulut pasien yang terdapat lendir dibersihkan Tekanan darah : 161/97 mmHg
08.15 4. Melakukan fisioterapi dada Nadi : 105x/m
R/ clapping pada dada pasien Respirasi : 18x/m
08.20 4. Melakukan penghisapan lendir sesuai kebutuhan Suhu badan : 36,5oC
R/ sputum pada trakeostomi dan mulut keluar SPO2 : 99%
warna putih kental
Kolaborasi A : Masalah gangguan ventilasi
08.25 5. Melanjutkan pemberian terapi pemilihan mode spontan belum teratasi
ventilator
R/ mode sim v (pres control) + P5 P : Intervensi dilanjutkan
FiO2 50%
Peep 8
Freq 12
P5 16
Lanjutan...
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI (SIKI)
(SDKI) (SLKI)
2. (D.0001) Setelah dilakukan tindakan (I. 01011)
Bersihan jalan napas tidak efektif b.d keperawatan diharapkan bersihan Manajemen jalan napas
adanya jalan napas buatan jalan napas meningkat dengan kriteria Observasi
DS. Pasien mengatakan : - hasil : 1. Monitor sputum
DO. Pasien tampak : (L. 01001)
• Tidak mampu batuk • Produksi sputum menurun Terapeutik
• Sputum berlebih warna putih • Dispnea menurun 2. Posisikan semi
kentak pada mulut dan trakeostomi • Frekuensi napas membaik (16- fowler/fowler
• Adanya gurgling 20x/m) 3. Lakukan fisioterapi dada
• Adanya ronkhi kiri dan kanan 4. Lakukan penghisapan lendir
• Sesak lewat mulut dan trakeostomi
• Penurunan kesadaran
• GCS E4M3V2 Kolaborasi
• TTV : 5. Kolaborasi pemberian
Tekanan darah : 121/97 mmHg nebulizer
Nadi : 106x/m
Respirasi : 28x/m
Suhu badan : 37,7oC
SPO2 : 99%
Lanjutan...
Tanggal Jam IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
31/10/ Observasi 14.00 WIT
2022 08.00 1. Monitor sputum S. Pasien mengatakan :
R/ sputum warna putih kental di dalam mulut dan -
trakeostomi O. Pasien tampak :
• Somnolen
Terapeutik • Suara napas gurgling
08.05 2. Posisikan semi fowler/fowler • Masih ada sputum warna putih
R/ posisi pasien fowler (45o) kental pada mulut dan
08.20 3. Lakukan fisioterapi dada trakeostomi
R/ Melakukan teknik clapping pada dada pasien TTV :
08.25 4. Lakukan penghisapan lendir lewat mulut dan Tekanan darah : 161/97 mmHg
trakeostomi Nadi : 105x/m
R/ sputum keluar kental warna putih Respirasi : 18x/m
Suhu badan : 36,5oC
Kolaborasi SPO2 : 99%
08.15 5. Kolaborasi pemberian nebulizer
R/ sputum menjadi mudah dikeluarkan A. Masalah bersihan jalan napas
tidak efektif belum teratasi
P. Intervensi dilanjutkan
Lanjutan...
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI (SIKI)
(SDKI) (SLKI)
3. (D.0130) Setelah dilakukan tindakan (I. 15506)
Hipertermia b.d proses penyakit keperawatan diharapkan bersihan Manajemen hipertermia
DS. Pasien mengatakan : - jalan napas meningkat dengan kriteria Observasi
DO. Pasien tampak : hasil : 1. Monitor suhu tubuh
• Suhu tubuh diatas nilai (L. 01001)
normal • Produksi sputum menurun
• Kulit wajah merah • Dispnea menurun Terapeutik
• Menggigil • Frekuensi napas membaik (16- 2. Longgarkan atau lepaskan
• Leukosit 13.34 10^3/uL 20x/m) pakaian
• TTV : 3. Basahi atau kipasi permukaan
Tekanan darah : 121/97 mmHg tubuh
Nadi : 106x/m
Respirasi : 28x/m Kolaborasi
Suhu badan : 37,7oC 4. Kolaborasi pemberian
SPO2 : 99% antibiotik
5. Kolaborasi pemberian cairan
Lanjutan...
Tanggal Jam IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
31/10/ Observasi 14.00 WIT
2022 08.00 1. Monitor suhu tubuh DS. Pasien mengatakan :
R/ SB 37,7oC -
DO. Pasien tampak :
Terapeutik • Somnolen
08.05 2. Longgarkan atau lepaskan pakaian • Kulit merah menurun
R/ pakaian pasien dilepas • TTV :
08.20 3. Basahi atau kipasi permukaan tubuh Tekanan darah : 161/97 mmHg
R/ tubuh pasien dikompres air hangat Nadi : 105x/m
Respirasi : 18x/m
Kolaborasi Suhu badan : 36,5oC
08.25 4. Kolaborasi pemberian antibiotik SPO2 : 99%
R/ pemberian amikasin 1x1 gr
08.15 5. Kolaborasi pemberian cairan A. Masalah hipertermia teratasi
R/ cairan tutofusin 1000 cc
P. Intervensi dihentikan
Catatan Perkembangan Hari Ke-1
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL/ IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
JAM
1. (D.0004) 1/11/ Observasi 14.00 WIT
Gangguan ventilasi spontan b.d 2022 1. Memonitor kondisi yang meningkatkan konsumsi S. Pasien
kelelahan otot pernapasan oksigen (mis. demam, menggigil, kejang, nyeri) mengatakan : -
DS. Pasien mengatakan : - 08.00 R/ SB 36,5oC O. Pasien tampak :
DO. Pasien tampak : WIT Terapeutik • Somnolen
• Gelisah 2. Mengatur posisi kepala 45-60o • Gelisah
• Takikardia R/ posisi kepala pasien 45o • Takikardia
• Volume tidal menurun 3. Melakukan perawatan mulut secara rutin • TTV :
• Penggunaan ventilator : R/ mulut pasien yang terdapat lendir dibersihkan Tekanan darah :
FiO2 50% 4. Melakukan fisioterapi dada 170/90 mmHg
Peep 8 R/ clapping pada dada pasien Nadi : 105x/m
Freq 12 5. Melakukan penghisapan lendir sesuai kebutuhan Respirasi : 26x/m
P5 16 R/ sputum pada trakeostomi dan mulut keluar Suhu badan : 36,5oC
• Penurunan kesadaran warna putih kental SPO2 : 99%
• GCS E4M3V2 Kolaborasi
• TTV : 6. Melanjutkan pemberian terapi pemilihan mode A. Masalah
Tekanan darah : 171/79 mmHg ventilator gangguan ventilasi
Nadi : 113x/m R/ mode sim v (pres control) + P5, FiO2 50%, spontan belum
Respirasi : 26x/m Peep 8, Freq 12, P5 16 teratasi
Suhu badan : 36,5oC P. Intervensi
SPO2 : 99% dilanjutkan
Lanjutan...
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL/ IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
JAM
2. (D.0001) 1/11/ Observasi 14.00 WIT
Bersihan jalan napas tidak efektif 2022 1. Monitor sputum S. Pasien mengatakan : -
b.d adanya jalan napas buatan R/ sputum warna putih kental di dalam mulut O. Pasien tampak :
DS : Pasien mengatakan : - 08.00 dan trakeostomi • Somnolen
DO : Pasien tampak : WIT • Suara napas gurgling
• Tidak mampu batuk Terapeutik • Masih ada sputum
• Sputum berlebih warna putih 2. Posisikan semi fowler/fowler warna putih kental
kentak pada mulut dan R/ posisi pasien fowler (45o) pada mulut dan
trakeostomi 3. Lakukan fisioterapi dada trakeostomi
• Adanya gurgling R/ clapping pada dada pasien • TTV :
• Adanya ronkhi kiri dan kanan 4. Lakukan penghisapan lendir lewat mulut dan Tekanan darah : 170/90
• Sesak trakeostomi mmHg
• Penurunan kesadaran R/ sputum keluar kental warna putih Nadi : 105x/m
• GCS E4M3V2 Respirasi : 26x/m
• TTV : Kolaborasi Suhu badan : 36,5oC
Tekanan darah : 171/79 mmHg 5. Kolaborasi pemberian nebulizer SPO2 : 99%
Nadi : 113x/m R/ sputum menjadi lebih mudah dikeluarkan
Respirasi : 26x/m A. Masalah bersihan
Suhu badan : 36,5oC jalan napas tidak efektif
SPO2 : 99% belum teratasi
P. Intervensi dilanjutkan
Catatan Perkembangan Hari Ke-2
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL/ IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
JAM
1. (D.0004) 1/11/ Observasi 14.00 WIT
Gangguan ventilasi spontan b.d 2022 1. Memonitor kondisi yang meningkatkan konsumsi S. Pasien
kelelahan otot pernapasan oksigen (mis. demam, menggigil, kejang, nyeri) mengatakan : -
DS. Pasien mengatakan : - 08.00 R/ SB 36,5oC O. Pasien tampak :
DO. Pasien tampak : WIT Terapeutik • Somnolen
• Gelisah 2. Mengatur posisi kepala 45-60o • Gelisah
• Takikardia R/ posisi kepala pasien 45o • Takikardia
• Volume tidal menurun 3. Melakukan perawatan mulut secara rutin • TTV :
• Penggunaan ventilator : R/ mulut pasien yang terdapat lendir dibersihkan Tekanan darah :
FiO2 50% 4. Melakukan fisioterapi dada 170/90 mmHg
Peep 8 R/ clapping pada dada pasien Nadi : 105x/m
Freq 12 5. Melakukan penghisapan lendir sesuai kebutuhan Respirasi : 26x/m
P5 16 R/ sputum pada trakeostomi dan mulut keluar Suhu badan : 36,5oC
• Penurunan kesadaran warna putih kental SPO2 : 99%
• GCS E4M3V2 Kolaborasi
• TTV : 6. Melanjutkan pemberian terapi pemilihan mode A. Masalah
Tekanan darah : 171/79 mmHg ventilator gangguan ventilasi
Nadi : 113x/m R/ mode sim v (pres control) + P5, FiO2 50%, spontan belum
Respirasi : 26x/m Peep 8, Freq 12, P5 16 teratasi
Suhu badan : 36,5oC P. Intervensi
SPO2 : 99% dilanjutkan
Lanjutan...
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL/ IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
JAM
2. (D.0001) 1/11/ Observasi 14.00 WIT
Bersihan jalan napas tidak efektif 2022 1. Monitor sputum S. Pasien mengatakan : -
b.d adanya jalan napas buatan R/ sputum warna putih kental di dalam mulut O. Pasien tampak :
DS : Pasien mengatakan : - 08.00 dan trakeostomi • Somnolen
DO : Pasien tampak : WIT • Suara napas gurgling
• Tidak mampu batuk Terapeutik • Masih ada sputum
• Sputum berlebih warna putih 2. Posisikan semi fowler/fowler warna putih kental
kentak pada mulut dan R/ posisi pasien fowler (45o) pada mulut dan
trakeostomi 3. Lakukan fisioterapi dada trakeostomi
• Adanya gurgling R/ clapping pada dada pasien • TTV :
• Adanya ronkhi kiri dan kanan 4. Lakukan penghisapan lendir lewat mulut dan Tekanan darah : 170/90
• Sesak trakeostomi mmHg
• Penurunan kesadaran R/ sputum keluar kental warna putih Nadi : 105x/m
• GCS E4M3V2 Respirasi : 26x/m
• TTV : Kolaborasi Suhu badan : 36,5oC
Tekanan darah : 171/79 mmHg 5. Kolaborasi pemberian nebulizer SPO2 : 99%
Nadi : 113x/m R/ sputum menjadi lebih mudah dikeluarkan
Respirasi : 26x/m A. Masalah bersihan
Suhu badan : 36,5oC jalan napas tidak efektif
SPO2 : 99% belum teratasi
P. Intervensi dilanjutkan
Catatan Perkembangan Hari Ke-3
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL/ IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
JAM
1. (D.0004) 1/11/ Observasi 14.00 WIT
Gangguan ventilasi spontan b.d 2022 1. Memonitor kondisi yang meningkatkan konsumsi S. Pasien
kelelahan otot pernapasan oksigen (mis. demam, menggigil, kejang, nyeri) mengatakan : -
DS. Pasien mengatakan : - 08.00 R/ SB 36,5oC O. Pasien tampak :
DO. Pasien tampak : WIT Terapeutik • Somnolen
• Gelisah 2. Mengatur posisi kepala 45-60o • Gelisah
• Takikardia R/ posisi kepala pasien 45o • Takikardia
• Volume tidal menurun 3. Melakukan perawatan mulut secara rutin • TTV :
• Penggunaan ventilator : R/ mulut pasien yang terdapat lendir dibersihkan Tekanan darah :
FiO2 50% 4. Melakukan fisioterapi dada 170/90 mmHg
Peep 8 R/ clapping pada dada pasien Nadi : 105x/m
Freq 12 5. Melakukan penghisapan lendir sesuai kebutuhan Respirasi : 26x/m
P5 16 R/ sputum pada trakeostomi dan mulut keluar Suhu badan : 36,5oC
• Penurunan kesadaran warna putih kental SPO2 : 99%
• GCS E4M3V2 Kolaborasi
• TTV : 6. Melanjutkan pemberian terapi pemilihan mode A. Masalah
Tekanan darah : 171/79 mmHg ventilator gangguan ventilasi
Nadi : 113x/m R/ mode sim v (pres control) + P5, FiO2 50%, spontan belum
Respirasi : 26x/m Peep 8, Freq 12, P5 16 teratasi
Suhu badan : 36,5oC P. Intervensi
SPO2 : 99% dihentikan
Lanjutan...
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL/ IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
JAM
2. (D.0001) 1/11/ Observasi 14.00 WIT
Bersihan jalan napas tidak efektif 2022 1. Monitor sputum S. Pasien mengatakan : -
b.d adanya jalan napas buatan R/ sputum warna putih kental di dalam mulut O. Pasien tampak :
DS : Pasien mengatakan : - 08.00 dan trakeostomi • Somnolen
DO : Pasien tampak : WIT • Suara napas gurgling
• Tidak mampu batuk Terapeutik • Masih ada sputum
• Sputum berlebih warna putih 2. Posisikan semi fowler/fowler warna putih kental
kentak pada mulut dan R/ posisi pasien fowler (45o) pada mulut dan
trakeostomi 3. Lakukan fisioterapi dada trakeostomi
• Adanya gurgling R/ clapping pada dada pasien • TTV :
• Adanya ronkhi kiri dan kanan 4. Lakukan penghisapan lendir lewat mulut dan Tekanan darah : 170/90
• Sesak trakeostomi mmHg
• Penurunan kesadaran R/ sputum keluar kental warna putih Nadi : 105x/m
• GCS E4M3V2 Respirasi : 26x/m
• TTV : Kolaborasi Suhu badan : 36,5oC
Tekanan darah : 171/79 mmHg 5. Kolaborasi pemberian nebulizer SPO2 : 99%
Nadi : 113x/m R/ sputum menjadi lebih mudah dikeluarkan
Respirasi : 26x/m A. Masalah bersihan
Suhu badan : 36,5oC jalan napas tidak efektif
SPO2 : 99% belum teratasi
P. Intervensi dihentikan
TERIMAKASIH