Dengue Fever
Preseptor: Junita Sinaga, dr., Sp.A
Usulan Pemeriksaan
1. Pemeriksaan darah rutin
2. Pemeriksaan NS1
3. Pemeriksaan IgM dan IgG Chikungunya
4. Titer ASTO
5. Pemeriksaan Antigen SARS-COV 2
6. Pemeriksaan SGOT/SGPT
Zat yang 12/6/2023 12/6/2023 Satuan Nilai Normal
diperiksa 00.30 8.11
Penunjang MCV
MCH
78.1
25.1
78.5
26.6
µm^3
pg/cell
80-100
32-36
Yang 12/6/20 12/6/2023 Satuan Nilai Yang 12/6/20 12/6/2023 Satuan Nilai
diperiksa 23 8.11 Normal diperiksa 23 8.11 Normal
00.30 00.30
Basofil 0.00 0.5 % 0-1 Total Basofil 0.00 0.01 10^3/µL 0.01-0.09
Eosinofil 0.00 0.0 % 2-4 Total Eosinofil 0.00 0.00 10^3/µL 0.01-0.40
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/4636/2021 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana
Infeksi Dengue Anak dan Remaja
EPIDEMIOLOGI
Etiologi dan Vektor
● Virus dengue termasuk dalam golongan arthropod borne virus grup B, yang termasuk kelas flavivirus, keluarga flaviviridae.
● Transmisi virus melalui vektor, ditularkan oleh gigitan spesies nyamuk aedes, diantaranya Aedes aegypti, Aedes albopictus, Aedes
polynesiensis, Aedes scutellaris complex.
Source: Nasar, S., Rashid, N., & Iftikhar, S. (2020). Dengue proteins with their role in pathogenesis, and strategies for developing an effective anti-dengue treatment: A review. Journal
of medical virology, 92(8), 941–955. https://doi.org/10.1002/jmv.25646
PATPAT DENV terdiri dari 4 serotypes, yang memiliki epitope mirip
Transmission
sehingga seringkali terjadi cross-reaction.
VIREMIA
Bhatt, P., Sabeena, S. P., Varma, M., & Arunkumar, G. (2021). Current Understanding of the Pathogenesis of Dengue Virus Infection. Current microbiology, 78(1), 17–32. https://doi.org/10.1007/s00284-020-02284-w
PATPAT
Virus akan menyebar ke sel-sel imun, bone marrow, liver, sel
Primary Infection endotelial, dan ke semua organ melalui saluran limfa dan darah
Antibody-Dependent Enhancement
Antigenic Sin
Bhatt, P., Sabeena, S. P., Varma, M., & Arunkumar, G. (2021). Current Understanding of the Pathogenesis of Dengue Virus Infection. Current microbiology, 78(1), 17–32. https://doi.org/10.1007/s00284-020-02284-w
PATPAT
Secondary
Infection
Ketika terjadi infeksi primer, sistem imun tubuh akan teraktivasi
dengan berbagai cara
Bhatt, P., Sabeena, S. P., Varma, M., & Arunkumar, G. (2021). Current Understanding of the Pathogenesis of Dengue Virus Infection. Current microbiology, 78(1), 17–32. https://doi.org/10.1007/s00284-020-02284-w
PATPAT Antibody-Dependent Enhancement
Secondary
Infection
Antibodi (Anti-NHS1) menghasilkan pertahanan homotypic dan
heterotypic
Bhatt, P., Sabeena, S. P., Varma, M., & Arunkumar, G. (2021). Current Understanding of the Pathogenesis of Dengue Virus Infection. Current microbiology, 78(1), 17–32. https://doi.org/10.1007/s00284-020-02284-w
PATPAT Antigenic Sin
Secondary
Infection
Bhatt, P., Sabeena, S. P., Varma, M., & Arunkumar, G. (2021). Current Understanding of the Pathogenesis of Dengue Virus Infection. Current microbiology, 78(1), 17–32. https://doi.org/10.1007/s00284-020-02284-w
PATPAT Complement System Activation
Secondary
Infection
Bhatt, P., Sabeena, S. P., Varma, M., & Arunkumar, G. (2021). Current Understanding of the Pathogenesis of Dengue Virus Infection. Current microbiology, 78(1), 17–32. https://doi.org/10.1007/s00284-020-02284-w
PATPAT
What leads to
Plasma leakage and
Haemorrhage Thrombin, complement
TNF-a, NO, VEGF
factor, IL-8, IL-10, TNF-a
Bhatt, P., Sabeena, S. P., Varma, M., & Arunkumar, G. (2021). Current Understanding of the Pathogenesis of Dengue Virus Infection. Current microbiology, 78(1), 17–32. https://doi.org/10.1007/s00284-020-02284-w
Faktor Resiko
Lingkungan
• Pertumbuhan jumlah/kepadatan penduduk yang tidak memiliki pola tertentu
• Faktor urbanisasi yang tidak terencana dan terkontrol dengan baik
• Semakin majunya sistem transportasi sehingga mobilisasi penduduk sangat mudah
• Sistem pengelolaan limbah dan penyediaan air bersih yang tidak memadai
• Berkembangnya penyebaran dan kepadatan nyamuk
• Kurangnya sistem pengendalian nyamuk yang efektif
• Perubahan iklim global yang menyebabkan kenaikan rata-rata temperatur
• Perubahan pola musim hujan dan kemarau kenaikan Index Curah Hujan (ICH)
Individu (host)
• Status imunologi seseorang
• Strain virus/serotipe virus yang menginfeksi
• Faktor usia
• Riwayat genetik
Perjalanan Penyakit
FASE DEMAM / FEBRILE
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/4636/2021 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue Anak dan Remaja
Perjalanan Penyakit
FASE KRITIS
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/4636/2021 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue Anak dan Remaja
Perjalanan Penyakit
FASE PEMULIHAN
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/4636/2021 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue Anak dan Remaja
Klasifikasi
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/4636/2021 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue Anak dan Remaja
DIAGNOSIS
Anamnesis:
a. Demam timbul mendadak
sangat tinggi 39-40 derajat
celcius
b. Onset muncul pada jam ke
berapa?
c. Faktor Resiko
Warning Signs
Tanda bahaya (warning signs)
untuk mengantisipasi
kemungkinan terjadinya syok
pada penderita Demam Berdarah
Dengue → INDIKASI RAWAT
Hemodinamik pasien dengue
Mohamad, subuh and Vensya, sitohang (2017)
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Demam
Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Analisis Parameter Hematologi
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/4636/2021 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue Anak dan Remaja
Tatalaksana Grup A
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/4636/2021 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue Anak dan Remaja
Tatalaksana Grup B
Tata laksana grup B adalah untuk :
- pasien dengan warning signs, atau
- Pasien dengan penyakit penyerta
(faktor risiko) yang akan membuat
tata laksana menjadi lebih kompleks
contohnya bayi, obesitas, komorbiditas (diabetes melitus,
penyakit hemolitik, gagal ginjal), atau jika dijumpai
kondisi sosial khusus misalnya tempat tinggal jauh dari
fasilitas kesehatan dengan keterbatasan akses transportasi,
hidup sendiri (tanpa keluarga) walaupun tidak dijumpai
warning signs
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/4636/2021 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue Anak dan Remaja
Pemberian Cairan
Jenis cairan
● NaCl 0,9% atau RL, usia <6 bulan
menggunakan cairan hipotonis
● Koloid : plasma leakage masif dengan Ht
makin meningkat/tetap setelah diberi
kristaloid, keadaan syok yang tidak berhasil
diberi bolus kristaloid kedua
Jumlah cairan
● Disesuaikan BB (obese → BB ideal), klinis,
temuan lab
● Cairan intravena pada umumnya hanya
diperlukan selama 24–48 jam
Pemantauan
● Tanda vital dan perfusi perifer (1-4 jam sampai pasien melewati fase kritis)
● Ht (sebelum dan sesudah terapi cairan, kemudian 4-6 jam)
● Urine output perlu ditampung minimal 8-12 jam, upayakan jumlah
>1cc/kgBB/jam (BB ideal)
● Gula darah
● Fungsi organ : fungsi ginjal, fungsi hepar, koagulasi
● Apabila perlu dilakukan pemeriksaan radiologi untuk deteksi efusi pleura : chest
x-ray proyeksi lateral kanan decubitus
Syok & Tatalaksana Grup C
Kriteria
- Kebocoran plasma berat
dengan syok dan/atau
akumulasi cairan dengan
distres napas
- Pendarahan hebat
- Kerusakan organ berat
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/4636/2021 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue Anak dan Remaja
KOMPLIKASI
Kelebihan cairan
Gejala klinis awal dari kelebihan cairan adalah sebagai berikut: Gejala klinis lanjutan dapat berupa
● Edema palpebra.
● Edema paru (batuk dengan
● Distres pernapasan, kesulitan bernapas.
dahak berwarna merah
● Nafas cepat.
muda atau kental ±
● Tarikan dinding dada ke dalam.
krepitasi, sianosis).
● Mengi (lebih sering dijumpai daripada ● Syok yang tidak teratasi
krepitasi). (gagal jantung, tidak jarang
● Efusi pleura masif. disertai kombinasi
● Asites yang masif. hipovolemia).
● Peningkatan tekanan vena jugularis (JVP =
Jugular Venous Pressure).
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/4636/2021 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue Anak dan Remaja
Tatalaksana Kelebihan Cairan dan
Penggunaan Furosemide
1) Terapi oksigen diberikan segera jika terdapat distres pernapasan.
2) Tata laksana kelebihan cairan bergantung pada fase perjalanan penyakit dan kondisi
hemodinamik pasien:
a) Apabila kondisi hemodinamik pasien stabil dan sudah melewati fase kritis (lebih dari 24–
48 jam dari waktu defervescence), hentikan pemberian cairan intravena, dan tetap
lanjutkan pemantauan secara ketat. Apabila diperlukan, berikan furosemid 0,1–0,5
mg/kg/dosis sekali atau dua kali sehari secara oral atau IV atau dengan infus
furosemid 0,1 mg/kg/dosis secara kontinyu. Pantau kadar kalium dan koreksi jika
terjadi hipokalemia.
Tatalaksana Kelebihan Cairan (Lanjutan)
a) Apabila kondisi hemodinamik stabil tapi masih dalam fase kritis, kurangi pemberian cairan
intravena secara bertahap. Hindari pemberian diuretik selama fase perembesan plasma
karena dapat menyebabkan penurunan volume intravaskular (hipovolemia).
b) Pasien yang masih syok, hematokrit rendah/normal tapi memperlihatkan gejala kelebihan
cairan mungkin mengalami perdarahan tersembunyi. Memberikan cairan intravena dalam
jumlah besar lebih lama hanya akan memperburuk keadaan, dan transfusi darah segar harus
dilakukan dengan hati-hati serta dimulai secepat mungkin. Jika pasien tetap berada dalam
kondisi syok dan hematokrit meningkat, ulangi pemberian cairan koloid bolus dalam jumlah
sedikit.
Komplikasi Lain
- Hiperglikemia dan hipoglikemia dapat terjadi,
- Gangguan elektrolit dan asam basa sering terjadi pada severe dengue dan
mungkin berhubungan dengan kehilangan cairan karena muntah dan diare atau
penggunaan cairan hipotonik pada saat resusitasi atau koreksi keadaan dehidrasi.
- Hiponatremia, hipokalemia, hiperkalemia, gangguan keseimbangan kalsium, dan
asidosis metabolik (sodium bikarbonat untuk asidosis metabolik tidak dianjurkan
jika pH≥7,15).
- Waspadai kemungkinan ko-infeksi dan infeksi rumah sakit.
Kriteria Pulang dari Perawatan
• Bebas demam sekurangnya 24 jam tanpa antipiretik
• Pada severe dengue: minimal 2-3 hari sesudah syok teratasi
• Nafsu makan sudah pulih kembali
• Secara klinis tampak perbaikan
• Tidak terdapat tanda distress pernapasan akibat efusi pleura atau kelebihan
cairan dan tidak ada asites
• Jumlah trombosit naik minimal mencapai 50.000/mm3
• Bila terpaksa pulang dengan trombosit <50.000/mm3 → dianjurkan membatasi
kegiatan fisik yg cenderung menimbulkan trauma selama 1-2 minggu.
umumnya: jumlah trombosit kembali normal 3-5 hari (pada pasien tanpa
penyulit)
Heda Melinda dkk. 2020. Panduan Diagnostik dan Pedoman Terapi. IKA FK Unpad
Pemberantasan
• Penyemprotan massal di
desa/daerah endemis sebelum
musim penularan
• Edukasi masyarkat (3M)
• Melaporkan setiap kasus ke
Dinkes/puskesmas dalam tempo
24 jam
Vaksin Dengue
Berdasarkan data studi klinik yang juga
dilakukan di Indonesia, efikasi vaksin
secara keseluruhan adalah 65,6% pada
usia 9 –16 tahun dan lebih tinggi pada
subjek dengan seropositif (81,9%). Di
samping itu, dapat mencegah kasus
dengue parah sebesar 93,2% dan kasus
rawat inap akibat dengue sebesar 80,8%.
Penggunaannya pada anak di bawah 9
tahun tidak direkomendasikan karena
efikasi vaksin yang rendah dan profil
keamanannya tidak cukup baik pada
kelompok umur ini.
Hadinegoro SR, Arredondo García JL, Capeding MR, dkk. Efficacy and long term safety of a dengue vaccine in
regions of endemic disease. N Engl J Med. 2015;373(13): 1195–206.
Prognosis
1. Tingkat kematian pada pasien dengan kegagalan multiorgan (44,1% vs 15,8%),
gagal napas akut dan perdarahan aktif (78,1% vs 37,5%) dan ACS (82,8% vs
33,3%)
2. Pada pasien rawat inap, proporsi pasien yang mengalami syok (68,8% vs 41,2%),
kegagalan multiorgan (60,4% vs 73,3%), ACS (37,2% vs 26,1%) dan luaran yang
buruk (33,3% vs 13,0%)
○ Tidak berbeda secara signifikan antara periode pedoman pra dan pascarevisi.
Mortality Rates of Severe Dengue Viral Infection Before and After Implementation of a Revised Guideline for Severe Dengue - PubMed (nih.gov)