Anda di halaman 1dari 66

CRS:

Dengue Fever
Preseptor: Junita Sinaga, dr., Sp.A

Muhammad Fauzan Alif Radjawali 130112210555


Ratu Nadia Maharani
130112210652
CRS
Identitas
Nama : An. NWA
No. Rekam Medis : 836230
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 6 Desember 2011
Usia : 11 Tahun 6 bulan
Nama Orang Tua : Ny. SRD
Alamat : Dusun Cikubang RT/RW 03/05,Kelurahan Citali, Kecamatan
Pamulihan, Sumedang
Agama : Islam
Tanggal Masuk IGD : 11 Juni 2023
Tanggal Pemeriksaan : 12 Juni 2023
Anamnesis
Keluhan Utama: Demam

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang dengan keluhan demam sejak 2 hari SMRS. Demam timbul mendadak tinggi, terus menerus,
siang sama dengan malam. Keluhan disertai mual dan muntah sebanyak dua kali berisi cairan sisa makanan
berwarna kekuningan yang pahit. Pasien juga mengalami pusing, nyeri kepala, nyeri di sekitar mata, nyeri
punggung, dan nyeri ulu hati. Tidak ada keluhan perdarahan gusi, muntah darah, ataupun BAB darah namun
pasien mengaku terdapat kotoran hidung berwarna kemerahan.
Pasien diberikan parasetamol oleh ibunya karena keluhan panas badan tersebut namun tidak ada
perubahan. Dua hari setelah demam muncul bintik-bintik merah pada kulit kedua kaki sehingga pasien dibawa ke
IGD RSUD Kota Bandung. Pasien baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini. Tidak ada riwayat anggota
keluarga atau tetangga yang memiliki keluhan yang sama. Riwayat penyemprotan nyamuk demam berdarah di
lingkungan penderita dalam 3 bulan terakhir disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu:
- Pasien baru pertama mengalami keluhan seperti ini

Riwayat Tumbuh Kembang:

- Tumbuh kembang sesuai usia.


Riwayat Imunisasi:
- Imunisasi dasar lengkap.
Riwayat Keluarga:
- Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan serupa.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Sakit sedang Antropometri
Kesadaran : Compos mentis
(E4M6V5) Panjang badan : 155 cm
Tanda-tanda vital Berat badan : 75 kg
Tekanan Darah : 110/70 mmHg IMT : 31.2 (Obesitas)
Denyut nadi : 108x/menit TB/U : -1 sd -2 SD / >5%
Laju napas : 22x/menit IMT/U : > 2 SD (obesitas)/ >95%
Suhu tubuh : 38.0°C
SpO2 : 98% room air
BMI 50%=17.8
BMI pasien: 31 (>95%)

Percent: 31/17.8 * 100=> 174%


Interpretasi: Obesitas
Stature to age 50%: 162.5 cm
Stature to age pasien: 155 cm (>5%)

Percentage: 155/162 * 100=> 95%


Interpretasi: Tinggi normal
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis : Lemah, Compos Mentis (E4M6V5)
Kepala :
Mata cekung (-/-), CA (-/-), SI (-/-), Subconjunctival bleeding (-/-), Petechiae mata (-)
PCH (-), Sekret (-) Mukosa mulut kering, POC (-), Perdarahan gusi (-)
Leher : KGB tidak teraba, retraksi suprasternal (-)
Toraks : bentuk dan gerak simetris, retraksi intercostal (-), rose spot (-)
Cor: BJ S1 S2 murni reguler, murmur (-)
Pulmo: VBS kiri = kanan, wheezing -/-, rhonchi -/-
Abdomen :
Cembung, tegang, nyeri tekan epigastrium (+) , BU (+) Normal, Hepar teraba 3
cm bawah arcus costarum, pekak samping (+), pekak pindah (+)
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, petechiae (+)
Diagnosis Banding
1. Dengue fever with warning signs
2. Chikungunya
3. Scarlet Fever
4. Covid-19

Usulan Pemeriksaan
1. Pemeriksaan darah rutin
2. Pemeriksaan NS1
3. Pemeriksaan IgM dan IgG Chikungunya
4. Titer ASTO
5. Pemeriksaan Antigen SARS-COV 2
6. Pemeriksaan SGOT/SGPT
Zat yang 12/6/2023 12/6/2023 Satuan Nilai Normal
diperiksa 00.30 8.11

Hb 11.9 11.5 g/dl 11.8-15.0

Hct 37.0 33.9 % 35.0-47.0

Pemeriksaan Er 4.74 4.32 10^5/µ 3.8-5.2

Penunjang MCV

MCH
78.1

25.1
78.5

26.6
µm^3

pg/cell
80-100

32-36

MCHC 32.2 33.9 g/dl 26-34


Hematologi Leukosit 2.11 1.96 10^3/µL 4.50-13.5

Trombosit (L) 46 34 10^3/µL 154-386

IPF 6.6 3.7 % 0.8-6.2

Total Limfosit 1.34 1.21 10^3/µL 1.26-3.35

Total Monosit 0.16 0.16 10^3/µL 0.29-0.95


Hitung Jenis Leukosit

Yang 12/6/20 12/6/2023 Satuan Nilai Yang 12/6/20 12/6/2023 Satuan Nilai
diperiksa 23 8.11 Normal diperiksa 23 8.11 Normal
00.30 00.30

Basofil 0.00 0.5 % 0-1 Total Basofil 0.00 0.01 10^3/µL 0.01-0.09

Eosinofil 0.00 0.0 % 2-4 Total Eosinofil 0.00 0.00 10^3/µL 0.01-0.40

Neutrofil 28.9 30.3 % 40-62 Total 0.61 0.60 10^3/µL 2.10-8.89


Neutrophil
Limfosit 63.5 61.1 % 27-40
Total Limfosit 1.34 1.21 10^3/µL 1.26-3.35
Monosit 7.6 8.1 % 2-8
Total Monosit 0.16 0.16 10^3/µL 0.29-0.95
Foto Rontgen
Thorax
Soft tissue dan skeletal tampak normal
Cor tidak membesar
Sinuses dan diafragma normal
Pulmo: Hili normal, corakan bronkovaskuler
normal
Tidak tampak infiltrat.
Kesan:
Pulmo saat ini masih terlihat dalam batas
normal
Tidak tampak kardiomegali
Tatalaksana
Farmakologis Non Farmakologis

● Tirah baring (istirahat)


● IVF RL 120 cc/jam → 20cc/jam ● Diet lunak dan perbanyak minum
● Paracetamol 3 x ¾ tab prn demam ● Pemantauan:
>38 C - Pola demam
● Diet makanan lunak - Tanda-tanda vital
- Tanda-tanda perdarahan
- Volume cairan masuk dan keluar
- Ht, leukosit, dan trombosit → darah rutin
PROGNOSIS

Ad vitam dubia ad bonam


Ad functionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
CSS - Demam
Dengue
DEFINISI
Infeksi darah akut yang disebabkan oleh infeksi dengue virus (DENV-[1-4])
yang ditransmisikan melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes aegypti dan Aedes
albopticus [family flaviviridae, genus flavivirus])

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/4636/2021 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana
Infeksi Dengue Anak dan Remaja
EPIDEMIOLOGI
Etiologi dan Vektor
● Virus dengue termasuk dalam golongan arthropod borne virus grup B, yang termasuk kelas flavivirus, keluarga flaviviridae.

● Virus dengue memiliki 4 serotipe: DEN-1, DEN-2, DEN-3,DEN-4.

● Transmisi virus melalui vektor, ditularkan oleh gigitan spesies nyamuk aedes, diantaranya Aedes aegypti, Aedes albopictus, Aedes
polynesiensis, Aedes scutellaris complex.

Terbang Aktif di Telur


Dengue and severe dengue (no date) World Health Organization. Available at:
https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/dengue-and-severe-dengue. Embong, N., & sudarmaja, I. (2017).
sejauh siang menetas
PENGARUH SUHU TERHADAP ANGKA PENETASAN TELUR AEDES AEGYPTI. E-Jurnal Medika Udayana, . Retrieved from
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/26640
400 m hari per 2 hari
Life Cycle

Source: Nasar, S., Rashid, N., & Iftikhar, S. (2020). Dengue proteins with their role in pathogenesis, and strategies for developing an effective anti-dengue treatment: A review. Journal
of medical virology, 92(8), 941–955. https://doi.org/10.1002/jmv.25646
PATPAT DENV terdiri dari 4 serotypes, yang memiliki epitope mirip
Transmission
sehingga seringkali terjadi cross-reaction.

Terinfeksi ketika digigit nyamuk ke kulit kita

Virus berfusi ke langerhans cells dan dendritic cells dengan


bantuan Envelope (E) protein

Sel langerhans dan dendritic akan migrasi ke lymph nodes


untuk rekrutmen makrofag

Tapi makrofagnya malah ikut terinfeksi

Virus replikasi di makrofag, dendritic cells, dan tambah


banyak

VIREMIA
Bhatt, P., Sabeena, S. P., Varma, M., & Arunkumar, G. (2021). Current Understanding of the Pathogenesis of Dengue Virus Infection. Current microbiology, 78(1), 17–32. https://doi.org/10.1007/s00284-020-02284-w
PATPAT
Virus akan menyebar ke sel-sel imun, bone marrow, liver, sel
Primary Infection endotelial, dan ke semua organ melalui saluran limfa dan darah

Makrofag, sel T limfosit, dan sel endotel akan menghasilkan sitokin-sitokin


inflamasi. Beberapa sitokin ini bertanggung jawab untuk manifestasi
demam, headache, body ache, atau flu-like syndrome.

Infeksi virus di bone marrow menghancurkan sel-sel precursor untuk


pembentukan darah sehingga terjadi trombositopenia dan
leukopenia serta breakbone fever.

Infeksi di liver akan membuat kerusakan hepatosit dan


menyebabkan kadar enzim liver naik.

Gangguan fungsi di sel endotel dan juga beberapa sitokin akan


membuat permeabilitas vaskuler naik, sehingga terjadi
pendarahan
Bhatt, P., Sabeena, S. P., Varma, M., & Arunkumar, G. (2021). Current Understanding of the Pathogenesis of Dengue Virus Infection. Current microbiology, 78(1), 17–32. https://doi.org/10.1007/s00284-020-02284-w
PATPAT
Secondary
Infection

Antibody-Dependent Enhancement

Antigenic Sin

Complement System Activation

Bhatt, P., Sabeena, S. P., Varma, M., & Arunkumar, G. (2021). Current Understanding of the Pathogenesis of Dengue Virus Infection. Current microbiology, 78(1), 17–32. https://doi.org/10.1007/s00284-020-02284-w
PATPAT
Secondary
Infection
Ketika terjadi infeksi primer, sistem imun tubuh akan teraktivasi
dengan berbagai cara

Humoral immunity, cell-mediated immunity, dan juga pembentukan


antibodi terjadi

Sel T memori dan juga immunoglobulin, sebagai imun yang bertahan


setelah infeksi primer selesai, memiliki kecenderungan untuk
melakukan cross-reaction.

Bhatt, P., Sabeena, S. P., Varma, M., & Arunkumar, G. (2021). Current Understanding of the Pathogenesis of Dengue Virus Infection. Current microbiology, 78(1), 17–32. https://doi.org/10.1007/s00284-020-02284-w
PATPAT Antibody-Dependent Enhancement
Secondary
Infection
Antibodi (Anti-NHS1) menghasilkan pertahanan homotypic dan
heterotypic

Bhatt, P., Sabeena, S. P., Varma, M., & Arunkumar, G. (2021). Current Understanding of the Pathogenesis of Dengue Virus Infection. Current microbiology, 78(1), 17–32. https://doi.org/10.1007/s00284-020-02284-w
PATPAT Antigenic Sin
Secondary
Infection

Sel T memori CD8+ akan melakukan cross-reaction.

Ada dua jenis CD8+ yang teraktivasi, high-avidity dan low-avidity

High-avidity CD8+ akan merilis sitokin anti inflamasi dan


proinflamasi, namun cenderung mengalami apoptosis

Low-avidity CD8+ tidak bekerja begitu baik thd heterolog serotipe,


sehingga menghasilkan tinggi sitokin proinflamasi, namun dengan
fungsi citolytic rendah.

Penghancuran virus melambat, aktivasi CD8+ memanjang, kadar


sitokin meninggi, permeabilitas vaskuler bertambah

Bhatt, P., Sabeena, S. P., Varma, M., & Arunkumar, G. (2021). Current Understanding of the Pathogenesis of Dengue Virus Infection. Current microbiology, 78(1), 17–32. https://doi.org/10.1007/s00284-020-02284-w
PATPAT Complement System Activation
Secondary
Infection

Ikatan antara antibodi heterotipic Rilis NS-1 dari virus secara


dgn antigen NS-1 akan langsung mengaktifkan sistem
mengaktifkan sistem komplemen komplemen

Aktivasi C3a dan C5a

Aktivasi C5b - C9.

Bhatt, P., Sabeena, S. P., Varma, M., & Arunkumar, G. (2021). Current Understanding of the Pathogenesis of Dengue Virus Infection. Current microbiology, 78(1), 17–32. https://doi.org/10.1007/s00284-020-02284-w
PATPAT
What leads to
Plasma leakage and
Haemorrhage Thrombin, complement
TNF-a, NO, VEGF
factor, IL-8, IL-10, TNF-a

Virus Disrupting Endotheliocytes, Increasing endothelium Platelet activation and


apoptosis permeability coagulation disturbance

Plasma leakage Haemorrhage

Bhatt, P., Sabeena, S. P., Varma, M., & Arunkumar, G. (2021). Current Understanding of the Pathogenesis of Dengue Virus Infection. Current microbiology, 78(1), 17–32. https://doi.org/10.1007/s00284-020-02284-w
Faktor Resiko
Lingkungan
• Pertumbuhan jumlah/kepadatan penduduk yang tidak memiliki pola tertentu
• Faktor urbanisasi yang tidak terencana dan terkontrol dengan baik
• Semakin majunya sistem transportasi sehingga mobilisasi penduduk sangat mudah
• Sistem pengelolaan limbah dan penyediaan air bersih yang tidak memadai
• Berkembangnya penyebaran dan kepadatan nyamuk
• Kurangnya sistem pengendalian nyamuk yang efektif
• Perubahan iklim global yang menyebabkan kenaikan rata-rata temperatur
• Perubahan pola musim hujan dan kemarau kenaikan Index Curah Hujan (ICH)
Individu (host)
• Status imunologi seseorang
• Strain virus/serotipe virus yang menginfeksi
• Faktor usia
• Riwayat genetik
Perjalanan Penyakit
FASE DEMAM / FEBRILE

● Berlangsung pada hari ke 1-3, selama 2-7


hari
● Ditandai dengan demam tinggi yang tiba-
tiba (sampai 40C)
● Disertai sakit kepala, menggigil, nyeri
dibelakang mata (retro orbital pain), sakit
punggung, sakit pada otot, tulang dan sendi,
facial flushing & skin erythema
● Anorexia, nausea & vomit
● Hasil Laboratorium : Leukopenia, trombosit
dan Hct normal.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/4636/2021 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue Anak dan Remaja
Perjalanan Penyakit
FASE KRITIS

● Berlangsung pada hari ke 3-7 selama 24-48 jam


● Penurunan suhu tubuh ke normal
● Ciri khas: progresif leukopenia, thrombocytopenia
& ↑ permeabilitas kapiler (plasma leakage ditandai
dengan ↑ Hct, efusi pleura & ascites).
● Manifestasi perdarahan: petekie, epistaksis
(mimisan), melena, hematemesis & hematuria.
● Pada fase ini dapat terjadi shock (dengue shock
syndrome/DSS) karena kebocoran cairan massif
yang diawali dengan “warning signs” → harus
segera dilakukan IV rehydration)

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/4636/2021 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue Anak dan Remaja
Perjalanan Penyakit
FASE PEMULIHAN

● Berlangsung pada hari ke 6-7 (48-72 jam)


● Keadaan membaik, nafsu makan kembali,
GI symptoms membaik, status
hemodinamik stabil, dan terjadi diuresis
● Nilai laboratorium hematokrit akan turun
hingga normal dan trombosit akan
meningkat menuju normal.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/4636/2021 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue Anak dan Remaja
Klasifikasi

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/4636/2021 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue Anak dan Remaja
DIAGNOSIS
Anamnesis:
a. Demam timbul mendadak
sangat tinggi 39-40 derajat
celcius
b. Onset muncul pada jam ke
berapa?
c. Faktor Resiko
Warning Signs
Tanda bahaya (warning signs)
untuk mengantisipasi
kemungkinan terjadinya syok
pada penderita Demam Berdarah
Dengue → INDIKASI RAWAT
Hemodinamik pasien dengue
Mohamad, subuh and Vensya, sitohang (2017)
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Demam
Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Analisis Parameter Hematologi

Mohamad, subuh and Vensya, sitohang (2017) Pedoman Pencegahan


dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Pemeriksaan Radiologi

Pada foto toraks posisi “Lateral


Decubitus” dapat mendeteksi adanya
efusi pleura minimal pada paru.

Mohamad, subuh and Vensya, sitohang (2017) Pedoman Pencegahan


dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
TATALAKSANA
Penilaian
Demam
Dengue

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/4636/2021 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue Anak dan Remaja
Tatalaksana Grup A

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/4636/2021 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue Anak dan Remaja
Tatalaksana Grup B
Tata laksana grup B adalah untuk :
- pasien dengan warning signs, atau
- Pasien dengan penyakit penyerta
(faktor risiko) yang akan membuat
tata laksana menjadi lebih kompleks
contohnya bayi, obesitas, komorbiditas (diabetes melitus,
penyakit hemolitik, gagal ginjal), atau jika dijumpai
kondisi sosial khusus misalnya tempat tinggal jauh dari
fasilitas kesehatan dengan keterbatasan akses transportasi,
hidup sendiri (tanpa keluarga) walaupun tidak dijumpai
warning signs

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/4636/2021 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue Anak dan Remaja
Pemberian Cairan
Jenis cairan
● NaCl 0,9% atau RL, usia <6 bulan
menggunakan cairan hipotonis
● Koloid : plasma leakage masif dengan Ht
makin meningkat/tetap setelah diberi
kristaloid, keadaan syok yang tidak berhasil
diberi bolus kristaloid kedua

Jumlah cairan
● Disesuaikan BB (obese → BB ideal), klinis,
temuan lab
● Cairan intravena pada umumnya hanya
diperlukan selama 24–48 jam
Pemantauan
● Tanda vital dan perfusi perifer (1-4 jam sampai pasien melewati fase kritis)
● Ht (sebelum dan sesudah terapi cairan, kemudian 4-6 jam)
● Urine output perlu ditampung minimal 8-12 jam, upayakan jumlah
>1cc/kgBB/jam (BB ideal)
● Gula darah
● Fungsi organ : fungsi ginjal, fungsi hepar, koagulasi
● Apabila perlu dilakukan pemeriksaan radiologi untuk deteksi efusi pleura : chest
x-ray proyeksi lateral kanan decubitus
Syok & Tatalaksana Grup C

Kriteria
- Kebocoran plasma berat
dengan syok dan/atau
akumulasi cairan dengan
distres napas
- Pendarahan hebat
- Kerusakan organ berat

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/4636/2021 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue Anak dan Remaja
KOMPLIKASI
Kelebihan cairan
Gejala klinis awal dari kelebihan cairan adalah sebagai berikut: Gejala klinis lanjutan dapat berupa

● Edema palpebra.
● Edema paru (batuk dengan
● Distres pernapasan, kesulitan bernapas.
dahak berwarna merah
● Nafas cepat.
muda atau kental ±
● Tarikan dinding dada ke dalam.
krepitasi, sianosis).
● Mengi (lebih sering dijumpai daripada ● Syok yang tidak teratasi
krepitasi). (gagal jantung, tidak jarang
● Efusi pleura masif. disertai kombinasi
● Asites yang masif. hipovolemia).
● Peningkatan tekanan vena jugularis (JVP =
Jugular Venous Pressure).
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/4636/2021 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue Anak dan Remaja
Tatalaksana Kelebihan Cairan dan
Penggunaan Furosemide
1) Terapi oksigen diberikan segera jika terdapat distres pernapasan.
2) Tata laksana kelebihan cairan bergantung pada fase perjalanan penyakit dan kondisi
hemodinamik pasien:
a) Apabila kondisi hemodinamik pasien stabil dan sudah melewati fase kritis (lebih dari 24–
48 jam dari waktu defervescence), hentikan pemberian cairan intravena, dan tetap
lanjutkan pemantauan secara ketat. Apabila diperlukan, berikan furosemid 0,1–0,5
mg/kg/dosis sekali atau dua kali sehari secara oral atau IV atau dengan infus
furosemid 0,1 mg/kg/dosis secara kontinyu. Pantau kadar kalium dan koreksi jika
terjadi hipokalemia.
Tatalaksana Kelebihan Cairan (Lanjutan)

a) Apabila kondisi hemodinamik stabil tapi masih dalam fase kritis, kurangi pemberian cairan
intravena secara bertahap. Hindari pemberian diuretik selama fase perembesan plasma
karena dapat menyebabkan penurunan volume intravaskular (hipovolemia).
b) Pasien yang masih syok, hematokrit rendah/normal tapi memperlihatkan gejala kelebihan
cairan mungkin mengalami perdarahan tersembunyi. Memberikan cairan intravena dalam
jumlah besar lebih lama hanya akan memperburuk keadaan, dan transfusi darah segar harus
dilakukan dengan hati-hati serta dimulai secepat mungkin. Jika pasien tetap berada dalam
kondisi syok dan hematokrit meningkat, ulangi pemberian cairan koloid bolus dalam jumlah
sedikit.
Komplikasi Lain
- Hiperglikemia dan hipoglikemia dapat terjadi,
- Gangguan elektrolit dan asam basa sering terjadi pada severe dengue dan
mungkin berhubungan dengan kehilangan cairan karena muntah dan diare atau
penggunaan cairan hipotonik pada saat resusitasi atau koreksi keadaan dehidrasi.
- Hiponatremia, hipokalemia, hiperkalemia, gangguan keseimbangan kalsium, dan
asidosis metabolik (sodium bikarbonat untuk asidosis metabolik tidak dianjurkan
jika pH≥7,15).
- Waspadai kemungkinan ko-infeksi dan infeksi rumah sakit.
Kriteria Pulang dari Perawatan
• Bebas demam sekurangnya 24 jam tanpa antipiretik
• Pada severe dengue: minimal 2-3 hari sesudah syok teratasi
• Nafsu makan sudah pulih kembali
• Secara klinis tampak perbaikan
• Tidak terdapat tanda distress pernapasan akibat efusi pleura atau kelebihan
cairan dan tidak ada asites
• Jumlah trombosit naik minimal mencapai 50.000/mm3
• Bila terpaksa pulang dengan trombosit <50.000/mm3 → dianjurkan membatasi
kegiatan fisik yg cenderung menimbulkan trauma selama 1-2 minggu.
umumnya: jumlah trombosit kembali normal 3-5 hari (pada pasien tanpa
penyulit)

Heda Melinda dkk. 2020. Panduan Diagnostik dan Pedoman Terapi. IKA FK Unpad
Pemberantasan
• Penyemprotan massal di
desa/daerah endemis sebelum
musim penularan
• Edukasi masyarkat (3M)
• Melaporkan setiap kasus ke
Dinkes/puskesmas dalam tempo
24 jam
Vaksin Dengue
Berdasarkan data studi klinik yang juga
dilakukan di Indonesia, efikasi vaksin
secara keseluruhan adalah 65,6% pada
usia 9 –16 tahun dan lebih tinggi pada
subjek dengan seropositif (81,9%). Di
samping itu, dapat mencegah kasus
dengue parah sebesar 93,2% dan kasus
rawat inap akibat dengue sebesar 80,8%.
Penggunaannya pada anak di bawah 9
tahun tidak direkomendasikan karena
efikasi vaksin yang rendah dan profil
keamanannya tidak cukup baik pada
kelompok umur ini.
Hadinegoro SR, Arredondo García JL, Capeding MR, dkk. Efficacy and long term safety of a dengue vaccine in
regions of endemic disease. N Engl J Med. 2015;373(13): 1195–206.
Prognosis
1. Tingkat kematian pada pasien dengan kegagalan multiorgan (44,1% vs 15,8%),
gagal napas akut dan perdarahan aktif (78,1% vs 37,5%) dan ACS (82,8% vs
33,3%)
2. Pada pasien rawat inap, proporsi pasien yang mengalami syok (68,8% vs 41,2%),
kegagalan multiorgan (60,4% vs 73,3%), ACS (37,2% vs 26,1%) dan luaran yang
buruk (33,3% vs 13,0%)
○ Tidak berbeda secara signifikan antara periode pedoman pra dan pascarevisi.

Mortality Rates of Severe Dengue Viral Infection Before and After Implementation of a Revised Guideline for Severe Dengue - PubMed (nih.gov)

Anda mungkin juga menyukai