Anda di halaman 1dari 48

DENGUE HAEMORRHAGIC

FEVER
Dan DEMAM Oleh: TYPOID
M Taufik Ukhrowi(20360229)

Pembimbing:
dr. Sevina Marisya M.Ked(Ped), Sp.A.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN
2022
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Dengue Haemorragic Fever merupakan salah satu penyakit menular yang masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Demam Berdarah Dengue
(DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue, Virus
dengue termasuk dalam famili Flaviviridae yang memiliki 4 serotipe virus yaitu
DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Dari keempat serotipe tersebut yang paling
banyak ditemukan di Indonesia adalah DEN-3. (Buku ajar Infeksi dan Pediatri
Tropis, 2008).

Demam tifoid atau typhoid fever adalah suatu sindrom sistemik berat yang secara
klasik disebabkan oleh Salmonella Typhi. Salmonella Typhi termasuk dalam genus
Salmonella. Menurut data WHO (World Health Organisation) memperkirakan angka
insidensi di seluruh dunia sekitar 17 juta jiwa per tahun, angka kematian akibat
demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.
LAPORAN KASUS
Nama : Anisa Ramadhani
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 14 Tahun 6 Bulan

IDENTITAS Tanggal lahir


Alamat
: 17 September 2007
: jln Perjuangan No 46 A Tanjung

PASIEN Rejo Medan, Medan Sunggal


Sumatera Utara
Agama : Islam
Suku Bangsa : WNI
No RM : 377104
Tanggal Kunjungan RS : 09 April 2022
Ruangan : Shafa VIP A4
ANAMNESA
Keluhan Utama : Demam
Telaah :
pasien datang ke IGD RSU Haji Medan dengan keluhan demam yang dirasakan ± 5 hari
ini, orang tua pasien mengatakan demam dirasakan naik turun , dan demam meningkat
meningkat pada sore menjelang malam hari. Panas tidak disertai kejang. Pasien juga
mengeluhkan mual dan muntah. Selain itu pasien juga mengatakan pusing dan nyeri
perut di ulu hati. BAB (+) Cair 2 hari, BAK (+) normal.
ANAMNESA
Riwayat Penyakit Dahulu :Tidak Ada
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak Ada
Riwayat Pengobatan : sanmol 
Riwayat Kelahiran : Os lahir cukup bulan secara Sesar ditolong oleh
Dokter, segera menangis, BBL : 3000 gram, PBL
:50 cm, biru (-)
Riwayat ASI : Diberikan ASI sampai 24 bulan
Riwayat Imunisasi : Imunisasi lengkap
Riwayat Tumbuh Kembang : Tumbuh kembang baik, sesuai umur.
 
PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
• Kesan sakit : Tampak Sakit Sedang
• Sesorium : Compos mentis
• Kuantitatif : GCS 15 (E= 4, V= 5, M= 6)
• TD : 130/80 mmHg
• HR : 142 x / menit
• RR : 22 x / menit
• Temperatur : 40,2 °c
• SPO2 : 97 %
PEMERIKSAAN FISIK
B. Data Antropometri
• Berat Badan : 60 kg
• Panjang Badan : 150 cm
• IMT : 26 (Obesitas 1)

C. Status Gizi
• BB/Umur : BB Baik
• TB/Umur : Baik/normal
• BB/TB : Gizi Baik
PEMERIKSAAN FISIK
D. STATUS GENERALIS
Kepala
- Bentuk : Normochepali, Simetris, ubun-ubun tertutup
- Rambut : Warna hitam, tidak mudah dicabut
- Wajah : Simetris, pucat (-), ikterik (-).
- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), ikterik (-/-), Pupil isokor,
Reflek cahaya (+/+).
PEMERIKSAAN FISIK
D. STATUS GENERALIS
Kepala
- Hidung : DBN, sekret (-/-), Pernapasan cuping Hidung (-)
- Telinga : DBN, sekret (-), nyeri tekan (-)
- Mulut : DBN, bibir kering (-)
- Lidah : Lidah kotor (+)
PEMERIKSAAN FISIK
D. STATUS GENERALIS
Leher
- Kelenjar Getah Bening : Tidak teraba membesar
- Massa : Tidak ada
- Pembesaran Tiroid : Tidak teraba membesar
PEMERIKSAAN FISIK
D. STATUS GENERALIS
Thoraks (Paru)
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, fusiformis,
Palpasi : Fremitus kanan sama dengan kiri, nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler (+/+), ronkhi basah (-/-), wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
D. STATUS GENERALIS
Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Auskultasi : BJ I-II regular , murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
D. STATUS GENERALIS
Abdomen
Inspeksi : Datar, tidak ada benjolan
Auskultasi : Bising usus (+) Normal
Palpasi : nyeri tekan (+) epigastrium, hepatomegali (-)
Perkusi : Timpani di keempat kuadran abdomen
PEMERIKSAAN FISIK
D. STATUS GENERALIS
Ekstremitas : akral dingin, Capillary refill time < 2”, peteki (+),
Genitalia : Perempuan
Anus/Rectum : Tidak dilakukan Pemeriksaan
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PEMMERIKSAAN LABORATORIUM : 09/04/2022

Hasil Nilai Rujukan Satuan


HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin 12.9 11.7-15.5 g/dL
Hematokrit 40.6 40-50 %
Leukosit 3.60 4-11 ribu/mm3
Trombosit 80 150-440 ribu/mm3
Eritrosit 4.95 4.11-5.95 juta/uL
PDW 15.9 9.0-13.0 fL
RDW-CV 12.2 11.5-14.5 %
MPV 11.9 7.2-11.1 fL
PCT 0.095 0.150—0.400 %
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Index Eritrosit
MCV 82 75-87 fL
MCH 26 24-30 Pg
MCHC 32 31-37 g/dL
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 0 1-3 %
Neutrofil Segmen 62 50-70 %
Limfosit 29 20-45 %
Monosit 9 4-8 %
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PEMMERIKSAAN LABORATORIUM : 10/04/2022

Hasil Nilai Rujukan Satuan


HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin 12.1 11.7-15.5 g/dL
Hematokrit 37.3 40-50 %
Leukosit 6.50 4-11 ribu/mm3
Trombosit 30 150-440 ribu/mm3
Eritrosit 4.55 4.11-5.95 juta/uL
PDW 16.9 9.0-13.0 fL
RDW-CV 12.2 11.5-14.5 %
MPV 11.3 7.2-11.1 fL
PCT 0.033 0.150—0.400 %
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Index Eritrosit
MCV 82 75-87 fL

MCH 27 24-30 Pg

MCHC 32 31-37 g/dL

Hitung Jenis Leukosit


Basofil 0 0-1 %

Eosinofil 1 1-3 %

Neutrofil Segmen 42 50-70 %

Limfosit 39 20-45 %

Monosit 18 4-8 %

Jumlah Total Sel


Total Limfosit 2.56 0.58-4.47 Ribu/uL

Total Basofil 0.01 0-0.1 Ribu/uL

Total Monosit 0.17 0,17-1,22 Ribu/uL

Total Eosinofil 0.07 0-0,61 Ribu/uL

Total Neutrofil 2.7 1,88-7,82 Ribu/uL


PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PEMMERIKSAAN LABORATORIUM : 12/04/2022

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Anti S. Thypi IgM (Tubex) 4 <=2 : Negatif


PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PEMMERIKSAAN LABORATORIUM : 12/04/2022

Hasil Nilai Rujukan Satuan


HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin 11.7 11.7-15.5 g/dL
Hematokrit 36.3 40-50 %
Leukosit 9.20 4-11 ribu/mm3
Trombosit 62 150-440 ribu/mm3
Eritrosit 4.40 4.11-5.95 juta/uL
PDW 16.8 9.0-13.0 fL
RDW-CV 12.2 11.5-14.5 %
MPV 12.8 7.2-11.1 fL
PCT 0.080 0.150—0.400 %
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Index Eritrosit

MCV 83 75-87 fL

MCH 27 24-30 Pg

MCHC 32 31-37 g/dL

Hitung Jenis Leukosit

Basofil 0 0-1 %

Eosinofil 2 1-3 %

Neutrofil Segmen 37 50-70 %

Limfosit 51 20-45 %

Monosit 10 4-8 %

Jumlah Total Sel

Total Limfosit 4.73 0.58-4.47 Ribu/uL

Total Basofil 0.01 0-0.1 Ribu/uL

Total Monosit 0.92 0,17-1,22 Ribu/uL

Total Eosinofil 0.15 0-0,61 Ribu/uL

Total Neutrofil 3.4 1,88-7,82 Ribu/uL


DIAGNOSIS
BANDING
1. DHF (Dengue Haemorragic Fever)
2. Demam Thypoid
3. Demam Malaria

DIAGNOSIS KERJA
DHF (Dengue Haemorragic Fever)
PENATALAKSANAA
N
• IVFD RL 20 gtt/menit (macro)
• Inj. Novalgin 2ml/8 jam
• Inj. Ondancetron 2ml/ 8 jam
• Inj Ranitidin 2ml/ 8 jam
• Inj. Ceftriaxon 1g/12 jam
• PCT tab 500mg 3x1(k/p)
FOLLOW UP
Tanggal S O A P

Sabtu -Demam (+) TD : 130/80 DHF (Dengue Haemorr agic IVFD 20 gtt/i Macro
09-04- naik turun HR:130x/menit Fever)
2022 -mual (+) RR: 22x/menit Inj Novalgin 2ml/8 jam
-muntah (+) T : 40,2ºC (08.00 WIB)
T : 36,9ºC (16.00 WIB) Inj Ondansetron 2ml/8jam (k/p)
1x SpO2 : 96% Inj Ranitidin 50mg/8jam
-BAB cair (+) Leukosit : ↓
-nafsu Trombosit : ↓
makan MPV : ↑
menurun (+) PCT : ↓
MCHC : ↓
Monosit : ↑
BB : 60 kg
TB : 150 cm
FOLLOW UP
Tanggal S O A P

Minggu - Demam (-)  TD : 130/90 mmHg DHF (Dengue Hemorrage Fever)


 IVFD RL 50 gtt/i Macro
10/04/22 - Mual (+) HR: 80x/menit
-Muntah (-) RR: 22x/menit  Inj Novalgin 2ml/8 jam (k/P)
-Pusing (-) T : 36,2◦C
 Inj Ondansetron 2ml/8jam (k/p)
(10.00 WIB)
 TD : 123/90 mmHg  Cek DR dan Tubex
HR : 80
T : 37 ◦C
RR: 20x/menit
(17.00 WIB)
 TD :115/74 mmHg
HR : 66x/i
RR : 24x/i
T :37,1 ºC
SpO2:98%
 Trombosit : ↓
PDW : ↑
MPV : ↑
PCT : ↓
N.Seg : ↓
Monosit ↑
Tanggal S O A P
FOLLOW UP
Senin
11/04/22
- Demam ↑↓ (+)
- Mual (-)
TD : 121/79mmHg
HR: 72x/menit
DHF (Dengue Hemorrage Fever)
 IVFD RL 50 gtt/i Macro
-Muntah (-) RR: 22x/menit  Inj Novalgin 2ml/8 jam (k/P)
-Pusing (+) T : 37,7ºC
 Inj Ranitidin 1amp/ 8jam
- Nyeri perut (+) SpO2: 98%

Selasa - Demam ↑↓ (+)  TD : 129/80 DHF (Dengue Hemorrage Fever


HR: 66x/menit  IVFD RL 20 gtt/i Macro
12/04/22 - Mual (-) RR: 20x/menit
-Muntah (-) T : 36,8 ◦C  Inj Novalgin 2ml/8 jam
-Pusing (+) (12.00)
TD: 147/95 mmHg  Inj Ceftriaxon 1gr/12 jam
HR : 74 x/i
T : 36,5
RR: 22x/menit
(22.00)
TD : 103/55 mmHg
HR : 71 x/i
RR : 22 x/i
T : 37,5ºC
SpO2:97 %
 Hematokrit :↓
Trombosit : ↓
PDW : ↑
MPV : ↑
PCT : ↓
N. Seg : ↓
Limfosit : ↑
Monosit : ↑
T. Lymposit : ↑
Tubex : 4
FOLLOW UP
Tanggal S O A P
Rabu - Demam (-) TD : 122/87 mmH DHF (Dengue Hemorrage Fever
 IVFD RL 20 gtt/i
13/04/22 - Mual (+) HR: 86x/menit
- Muntah (-) RR: 22x/menit  Inj Ranitidin 1amp/12 jam
- Pusing (+) T : 36,6ºC
 Inj Ceftriaxon 1g/12 jam
SpO2 : 98 %

Kamis - Demam (-) TD : 133/88 mmHg DHF (Dengue Hemorrage Fever


14/02/22 - Mual (+) HR: 95x/menit
 Inj Ranitidin 1amp/12 jam
PBJ - Muntah (-) RR: 20x/menit
- Pusing (-) T : 36,4 ºC  Inj Ceftriaxon 1g/12 jam
SpO2: 99%
 PBJ
PEMBAHASAN
Tinjauan Pustaka
 Definisi
Infeksi virus dengue merupakan suatu penyakit demam akut yang
disebabkan oleh virus genus Flavivirus, family Flaviviridae, mempunyai 4 jenis
serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4, melalui perantara nyamuk
Aedes aegypti atau Aedes albopictus.

Demam dengue atau Dengue Fever (DF) dan Demam Berdarah Dengue (DBD)
atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit infeksi dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai leukopenia,
ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan diatesis hemoragik.

Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi


(peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom
renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue
yang ditandai oleh renjatan/syok.
TINJAUAN PUSTAKA
 Etiologi
Virus dengue, termasuk genus Flavivirus, keluarga flaviridae. Terdapat 4
serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Keempatnya
ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 serotipe terbanyak. Infeksi salah satu
serotipe akan menimbulkan antibody terhadap serotipe yang bersangkutan,
sedangkan antibody yang terbentuk terhadap serotype lain sangat kurang,
sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap
serotipe lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat
terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya.
TINJAUAN PUSTAKA
 Patofisiologi
Manifestasi terjadi DHF ialah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah,
menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoregic.
Pada kasus berat, renjatan terjadi secara akut nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan
hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah pada penderita dengan renjatan
berat, volume plasma dapat menurun sampai lebih 30%. Renjatan hipovolemik yang terjadi
sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera diatasi dapat mengakibatkan anoksia
jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Kelainan yang paling sering ditemukan ialah
perdarahan di kulit berupa ptekie, perdarahan di saluran pencernaan, paru, dan jaringan
periodrenal, hati membesar, terdapat perlemakan, yang disertai perdarahan atau sarang
nekrosis hemoregik.
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi
TINJAUAN PUSTAKA
 Manifestasi Klinis
Demam berdarah dengue ditandai oleh 4 manifestasi klinis, yaitu
demam tinggi, perdarahan (terutama perdarahan kulit), hepatomegali,
dan kegagalan peredaran darah (circulatory failure).
• Demam
• Manifestasi
perdarahan
• Pembesaran hati

• Syok
TINJAUAN PUSTAKA
 Derajat DHF
Derajat penyakit DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat (pada setiap derajat
sudah ditemukan trombositopenia dan hemokonsentrasi)
- Derajat I Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi
perdarahan ialah uji bendung.
-Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan
lain.
-Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan nadi
menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit
dingin dan lembap dan anak tampak gelisah.
-Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan
-Tekanan darah tidak terukur.
TINJAUAN PUSTAKA
 Penatalaksanaan Tanpa syok, anak dirawat di rumah sakit
-Berikan anak banyak minum
-Berikan parasetamol bila demam.
-Berikan infus sesuai dengan dehidrasi sedang:
• Berikan hanya larutan isotonik seperti ringer laktat/asetat
• Kebutuhan cairan parenteral
Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam Berat badan 15-40 kg : 5 ml/kgBB/jam Berat
badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
• Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, serta periksa laboratorium (hematokrit,
trombosit, leukosit dan hemoglobin)
- Apabila terjadi penurunan hematokrit dan klinis membaik,turunkan jumlah cairan secara
bertahap sampai keadaan stabil. Cairan intravena biasanya hanya memerlukan waktu 24-48
jam sejak kebocoran pembuluh kapiler spontan setelah pemberian cairan.
- Apabila terjadi perburukan klinis berikan tatalaksana sesuai dengan tata laksana syok
terkompensasi
TINJAUAN PUSTAKA
 Penatalaksanaan dengan Syok
• Berikan oksigen 2-4 L/menit secara nasal.
• Berikan 20 ml/kg larutan kristaloid seperti ringer laktat/asetat secepatnya.
• Jika tidak menunjukkan perbaikan klinis, ulangi pemberian kristaloid 20 ml/kgBB
secepatnya (maksimal 30 menit) atau pertimbangkan pemberian koloid 10-20
ml/kgBB/jam maksimal 30 ml/kgBB/24 jam.
• Jika tidak ada perbaikan klinis tetapi hematokrit dan hemoglobin menurun
pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi; berikan transfusi darah/komponen.
• Jika terdapat perbaikan klinis (pengisian kapiler dan perfusi perifer mulai membaik,
tekanan nadi melebar), jumlah cairan dikurangi hingga 10 ml/kgBB/jam dalam2-4 jam
dan secara bertahap diturunkan tiap 4-6 jam sesuai kondisi klinis dan laboratorium.
TINJAUAN PUSTAKA
 Prognosis
Prognosis dari Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) bergantung pada seberapa
cepat DHF didiagnosa dan atau penatalaksanaan yang kurang adekuat, jika DHF
terlambat didiagnosa ataupun terapi yang kurang adekuat, maka prognosisnya
akan buruk. Kematian terjadi pada 40-50% pasien yang mengalami syok, tetapi
dengan perawatan intensif yang adekuat, persentase kematian pasien turun
menjadi <1%. Pada kasus tertentu, terdapat cedera otak sebagai akibat dari durasi
syok yang panjang atau kadang-kadang diakibatkan oleh perdarahan intrakranial.
Banyak kematian yang diakibatkan karena overhidrasi.
Demam Typoid
Definisi
demam tifoid atau typhoid fever adalah suatu sindrom sistemik berat yang secara klasik disebabkan oleh
Salmonella Typhi. Salmonella Typhi termasuk dalam genus Salmonella

Etiologi
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi.Bakteri
Salmonella Typhi berbentuk batang, Gram negatif, tidak berspora, motil, berflagel, berkapsul, tumbuh dengan
baik pada suhu optimal 370C, bersifat fakultatif anaerob dan hidup subur pada media yang mengandung
empedu.Isolat kuman Salmonella Typhi memiliki sifat-sifat gerak positif, reaksi fermentasi terhadap manitol
dan sorbitol positif, sedangkan hasil negatif pada reaksi indol, fenilalanin deaminase, urease dan DNase
Demam Typoid
Patogenesis Demam Tifoid
Bakteri Salmonella Typhi →makanan atau minuman → masuk ke dalam tubuh melalui mulut→lambung
→usus halus→melekat pada sel mukosa→ menginvasi dan menembus dinding usus(ileum dan jejenum) →Sel
Bakteri folikel limfe usus halus →tukak pada mukosa usus→perdarahan dan perforasi usus

periode inkubasi, Salmonella Typhi keluar dari habitatnya melalui duktus torasikus masuk ke sirkulasi sistemik
mencapai hati, limpa, sumsum tulang, kandung empedu dan Peyer’s patch dari ileum terminal.Ekskresi
bakteri di empedu dapat menginvasi ulang dinding usus atau dikeluarkan melalui feses.Endotoksin
merangsang makrofag di hati, limpa, kelenjar limfoid intestinal dan mesenterika untuk melepaskan
produknya yang secara lokal menyebabkan nekrosis intestinal ataupun sel hati dan secara sistemik
menyebabkan gejala klinis pada demam tifoid
Demam Typoid
 Keluhan dan Tanda Klinis
Gejala yang dapat ditimbulkan Yaitu;
1. Anoreksia
2. Rasa malas
3. Sakit kepala bagian depan
4. Nyeri otot
5. Lidah kotor
6. Gangguan perut
7. febris, remiten
8.nyeri, perut kembung,
9. konstipasi dan diare.
Demam Typoid
 Penatalaksanaan
- Tata laksana medikamentosa demam tifoid dapat berupa pemberian antibiotik,
antipiretik, dan steroid. Antibiotik yang dapat diberikan yaitu :
1. Kloramfenikol
Kloramfenikol merupakan obat pilihan utama untuk mengobati demam tifoid dosis
yang diberikan secara per oral Pada anak berumur 6-12 tahunmembutuhkan
dosis 40-50 mg/kg/hari. Pada anak berumur 1-3 tahun membutuhkan dosis 50-
100 mg/kg/hari. Pada pemberian secara intravena membutuhkan 50-80
mg/kg/hari untuk anakberumur 7-12 tahun, dan 50- 100 mg/kg/hari untuk anak
berumur 2-6 tahun
Demam Typoid
 Penatalaksanaan
2. Seftriakson
Antibiotik ini memiliki sifat bakterisid dan memiliki mekanisme kerja sama seperti
antibiotik betalaktam lainnya, yaitu menghambat sintesis dinding sel mikroba. Dosis
terapi intravena untuk anak 50-100 mg/kg/jam dalam 2 dosis, sedangkan untuk
bayi dosis tunggal 50 mg/kg/jam.
3. Ampisilin
Ampisilin memiliki mekanisme kerja menghambat pembentukan mukopeptida
yang diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba.Pada mikroba yang sensitif,
ampisilin akan menghasilkan efek bakterisid.Dosis ampisilin tergantung dari
beratnya penyakit, fungsi ginjal dan umur pasien.Untuk anak dengan berat badan 7
hari diberi 75 mg/kgBB/hari dalam 3 dosis.
Demam Typoid
 Penatalaksanaan
4. Kotrimoksasol
Kotrimoksasol merupakan antibiotik kombinasi antara trimetoprim dan sulfametoksasol,
dimana kombinasi ini memberikan efek sinergis. Dosis yang dianjurkan untuk anak ialah
trimetoprim 8 mg/kgBB/hari dan sulfametoksasol 40 mg/kgBB/hari diberikan dalam 2
dosis.
5. Sefotaksim
Dosis terapi intravena yang dianjurkan untuk anak ialah 50 – 200 mg/kg/h dalam 4 – 6
dosis.Sedangkan untuk neonatus 100 mg/kg/h dalam 2 dosis.
KESIMPULAN
KESIMPULAN
• Dengue Haemorrhagic Fever di klasifikasikan menjadi dua yaitu Dengue Haemorrhagic Fever
dengan syok terkompensasi dan Dengue Haemorrhagic Fever dengan syok dekompenasi.
• Dengue Haemorrhagic Fever memiliki gejala yang didahului oleh demam mendadak disertai gejala
seperti anoreksia, lemah, nyeri punggung, tulang, sendi dan kepala. Lama demam sebelum dirawat
berkisar antara 2-7 hari. Uji tourniquet (+) . Hati yang membesar Diagnosis cukup dtekan secara
klinik. Pemeriksaan penunjang pada kasus dbd adalah Darah lengkap pada hasil darah rutin dapat
dijumpai trombositopenia (dibawah 150.000 – 440.000), leukopenia (dibawah 4000), serta
peningkatan hematokrit sampai 10%.
• Penatalaksanaaan pada DHF tatalaksana secara teori diberikan terapi simtomatik serta supportif.
• Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella
Thypi.Kuman Salmonella Typi  masuk tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan air yang
tercemar. Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan
5F yaitu  food (makanan), fingers (jari tangan/kuku), fomitus (muntah), fly (lalat), dan melalui
 feses.
TERIMAKASIH…

Anda mungkin juga menyukai