Anda di halaman 1dari 26

HD pada Pasien

ICU
dr Anis Permanasari
Identitas

 Nama : Ny E

 Usia : 24 thn (11-12-1991)

 Status : Menikah

 No RM : 408-12-xx

 Jaminan : JKN
Anamnesis

 Keluhan utama: lemas

 2 tahun SMRS pasien diketahui menderita hipertensi saat hamil anak pertama pada usia
kandungan 4 bulan, bengkak di kaki (+). Tekanan Darah selama kehamilan berkisar antara
180/100mmHG. Saat usia kandungan 7 bulan pasien didiagnosis mengalami gangguan
ginjal (berdasarkan hasil lab). Pada kehamilan usia 8 bulan pasien melahirkan anak pertama
secara SC. 5 minggu pasca melahirkan pasien menjalani cuci darah pertama kali di RS
Cempaka Putih.

 Setelah itu pasien rutin menjalani cuci darah 2x/minggu (@4jam) di RS Bedah
Rawamangun dengan akses cimino, namun akses mati dan pasien menggunakan akses CDL.

 BAK kadang hanya menetes.

 Pasien masuk melalui poli Ginjal Hipertensi untuk pemasangan CAPD.


 CAPD dilakukan pada tanggal 26 Oktober 2016 dan
mengalami perdarahan, pada tanggal 27 Oktober karena
kondisi pasien yang tidak stabil dengan Hb 3,8 dan
tekanan darah 80/60 mmHg maka pasien dirawat di
ruang ICU, kemudian pada tanggal 31 Oktober pasien
menjalani repair CAPD.
Riwayat Penyakit Dahulu

 Hipertensi (+) saat kehamilan 4 bulan

 DM disangkal
Pemeriksaan Fisik

 Keadaan umum : CM, tampak lemas

 Kesadaran : E4V5M6

Tanda-tanda vital

 Tekanan darah : 189/100 mmHg

 Nadi : 78 x/menit

 Pernapasan : 16 x/menit

 Suhu : 36 ⁰C

 SpO2 : 100% dgn NC 3 lpm


 Mata : Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-

 Leher : JVP meningkat (+) 14cmH2O; pembesaran kGB (-)

 Thorax : simetris, retraksi (–)

 Pulmo : BN vesikuler +/+, rhonchi -/-, wheezing -/-

 Cor : BJ 1 & 2 reguler, murmur -, gallop –

 Abdomen : supel, BU +, Nyeri tekan epigastrium -, timpani, H/L tdk teraba

 Extremitas : akral hangat, CRT < 2”, nadi teraba kuat; edema -/-

 Kulit : turgor dbn


Laboratorium (26/10/2016)
Darah Perifer Lengkap Hasil Nilai Rujukan

Hb 11.4 12.0-14.0
Hmt 33.3 37.0-43.0
Eritrosit 3.89 4.00-5.00
MCV 85.6 82.0-92.0
MCH 29.3 27.0-31.0
MCHC 34.2 32.0-36.0
Trombosit 204 150-400
Leukosit 10.05 5.00-10.00
Basofil 0.8 0-1
eosinofil 3.1 1-3
neutrofil 63.4 52.0-76.0
limfosit 24.5 20-40
monosit 8.2 2-8
PT 11.9 9.8-11.2

APTT 96.0 31.0-47.0

SGOT 30 <31

SGPT 42 <33

Albumin 4.48 3.5-5.2

kreatinin 5.80 0.6-1.2

eGFR 9.4 94.0-142.0

PT 11,9 detik 9.8-11.2

APTT 96 detik 9.8-11.2


Laboratorium (27/10/2016)
Darah Perifer Lengkap Hasil Nilai Rujukan

Hb 3.8 12.0-14.0
Hmt 11.4 37.0-43.0
Eritrosit 1.27 4.00-5.00
MCV 89.8 82.0-92.0
MCH 29.9 27.0-31.0
MCHC 33.3 32.0-36.0
Trombosit 122 150-400
Leukosit 11.99 5.00-10.00
Basofil 0.0 0-1
eosinofil 0.0 1-3
neutrofil 84.2 52.0-76.0
limfosit 8.3 20-40
monosit 7.5 2-8
 Pada Tanggal 27 Oktober masuk PRC 5OO cc
 Pada Tanggal 28 Oktober masuk PRC 500 cc
Laboratorium (28/10/2016)
Darah Perifer Lengkap Hasil Nilai Rujukan

Hb 7.9 12.0-14.0
Hmt 23.9 37.0-43.0
Eritrosit 2.78 4.00-5.00
MCV 86.0 82.0-92.0
MCH 28.4 27.0-31.0
MCHC 33.1 32.0-36.0
Trombosit 53 150-400
Leukosit 5.45 5.00-10.00
Basofil 0.4 0-1
eosinofil 3.3 1-3
neutrofil 77.2 52.0-76.0
limfosit 9.9 20-40
monosit 9.2 2-8
Laboratorium (31/10/2016)
Jenis Pemeriksaan hasil Nilai Rujukan
Hb 9,4 12.0-14.0
Hmt 28,8 37.0-43.0
Eritrosit 3,27 4.00-5.00
MCV 88,1 82.0-92.0
MCH 28,7 27.0-31.0
MCHC 32,6 32.0-36.0
Trombosit 120 150-400
Leukosit 8,37 5.00-10.00
Basofil 0,1 0-1
eosinofil 0,0 1-3
neutrofil 90,9 52.0-76.0
limfosit 6,0 20-40
monosit 3,0 2-8
LED 37 0-20
PT 10,9 9,8-11,2
APTT 50,5 31-47
SGOT 34 <31
SGPT 29 <33
Kreatinin 1,8 0,6-1,2
Diagnosis Kerja

 CKD st V on HD Post CAPD

 Perdarahan omentum pasca Tenckhoff insertion

 CHF fc II

 Hipertensi st II
Terapi

 Valsartan 1x160mg

 Amlodipin 1x10mg

 Clonidin 3x150mg

 Paracetamol 3x1gr IV

 Ondansentron 3x4mg IV

 OMZ 2X40mg IV

 Dexametason 2x5mg IV

 Cefoperazone 2x1gr IV
Resep HD

 Time : 4 jam

 Uf goal : 2000

 Qb : 250

 Qd : 500

 Heparin : minimal

 Akses : Tunnel kateter Vena Juguaris Dextra

 Mesin : Nipro

 Dialiser : Elisio High Flux

 Bilas peritoneum
Observasi Hemodialisis tanggal 2 November 2016
Pre HD Start 1 2 3 4 Post HD
HD
Jam 08.50 09.00 10.00 11.00 12.00 12.55 13.00
Keluhan Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada
BB Tdk
timbang
Kesadara CM CM CM CM CM CM CM
n
TD 201/109 205/111 220/110 232/115 215/115 195/112 188/109
Nadi/ 16/66 16/68 16/64 14/62 16/70 16/96 18/97
nafas
Suhu 36,5
Qb 250 250 250 250 250
Qd 500 500 500 500 500
Tek vena 69 53 61 57 53
TMP 80 96 102 102 98
Pembahasan

 Kehamilan dengan PGK merupakan kehamilan dengan risiko


yang sangat tinggi.

 Kehamilan bisa menyebabkan kelainan-kelainan pada ginjal


seperti ISK, Hipertensi.

 Pada saat kehamilan bisa terjadi penurunan fungsi ginjal


tergantung pada derajat gangguan pada ginjal pada saat
konsepsi serta adanya penyakit penyerta.

 Hipertensi menyebabkan memburuknya fungsi ginjal.


 Pada saat terjadi gangguan ginjal dalam masa kehamilan secara
umum janin bisa bertahan hidup sekitar 95%.

 Namun pada saat sudah terdiagosa untuk melakukan dialisis maka


kemungkinan tersebut turun menjadi 52%.

 Penderita dengan gangguan ginjal akan mengalami komplikasi


berupa BBLR, Persalinan kurang bulan dan lahir mati.

 Kehamilan merupakan kontraindikasi pada dialisis.


 CAPD / Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis
merupakan suatu bentuk dialisis dengan menggunakan
peritoneum.
 CAPD bersifat rutin, terus menerus dan dapat
dilakukan sendiri.
 Kontraindikasi Absolut :

 1. Kesulitan teknik operasi


 2. Luka yang luas di dinding operasi
 3. Perlekatan yang luas dalam rongga peritoneum ( akibat operasi daerah
abdomen, riwayat inflamasi sebelumnya )
 4. Tumor atau infeksi di dalam rongga abdomen (adneksitis )
 5. Riwayat Ruptur divertikel, hernia berulang yang tidak dapat dikoreksi
 6. Fistel antara peritoneum dengan rongga pleura
 7. Tidak dapat melakukan PD secara mandiri dan tidak ada yang
membantu.

 Kontraindikasi Relatif :
 1. Obesitas tanpa residual renal finction
 2. Gangguan jiwa
 3. Gangguan penglihatan
 4. Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK)
 5. Inflamasi kronik saluran cerna.
 Komplikasi yang sering terjadi:
 Peritonitis
 Kebocoran
 Perdarahan
 Hernia
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai