DISUSUN OLEH :
Penyusun Kelompok 5:
2. Endokrin
Kecendrungan wanita untuk menderita arthritis rheumatoid dan sering dijumpai remisi pada
wanita yang sedang hamil menimbulkan dugaan terhadap faktor keseimbangan hormonal sebagai
salah satu faktor yang berpengaruh pada penyakit ini.
3. Autoimmun
Pada saat ini arthritis rheumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimmun dan infeksi.
Autoimmun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II, faktor infeksi mungkin disebabkan oleh
virus dan organisme mikoplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II
kolagen dari tulang rawan sendi penderita.
4. Metabolik
Faktor metabolik berkaitan dengan produksi energi di dalam sel manusia.
a. Arthritis akut
Sebanyak 10% Arthritis rheumatoid muncul secara akut sebagai
poliartritis, yang berekembang cepat dalam beberapa hari. Pada sepertiga
penderita, gejala mula-mula monoartritis lalu poliartritis.
b. Arthritis kronik
Keruskan struktur persendian akibat kerusakan rawan sendi atau erosi
tulang. Periartikular merupakan proses yang tidak dapat diperbaiki lagi dan
memerlukan modifikasi mekanik atau pembedahan.
6
Menurut Buffer (2019) mengklarifikasikan rheumatoid arthritis menjadi 4 tipe,
yaitu :
a) Rhenumatoid arthritis klasik pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang
harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu .
b) Rhenumatoid arthritis defisit pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang
harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
c) Probable reumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang
harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
d) Possible reumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 2 tipe tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menrus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan.
7
Manifestasi Klinis
Ada beberapa gejala klinis yang sering ditemukan pada penderita arthritis rheumatoid :
Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan menurun dan demam.
Polyarthritis simetris terutama pada sendi perifer, termasuk sendisendi di tangan, namun biasanya tidak
melibatkan sendi-sendi interfalangs distal.
Nyeri yang disebabkan perubahan mekanis dengan nyeri yang disebabkan inflamasi. Nyeri yang timbul
setelah aktivitas serta tidak timbul pada pagi hari merupahkan tanda nyeri mekanis.
Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat generalisata, tetapi dapat menyerang sendi-sendi
Artritis erosive merupakan ciri khas penyakit pada gambaran radiologic.
Deformitas: kerusakan dari struktur-struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit.
Nodula-nodula reumatoid adalah masa subkutan yang ditemukan pada sekitar sepertiga orang dewasa
penderita arthritis rheumatoid.
Manifestasi ekstra articular: arthritis rheumatoid juga dapat menyerang organ-organ lain diluar sendi.
8
Komplikasi
1.Sistem respiratori
Gejala keterlibatan saluran nafas atas ini dapat berupa nyeri tenggorokan, nyeri menelan, atau disfonia
yang umumnya terasa lebih terasa berat dipagi hari. Pada arthritis rheumatoid yang lanjut dapat pula
dijumpai efusi pleura dan fibrosis paru yang luas.
2. Sistem kardiovaskuler
pada arthritis rheumatoid jarang dijumpai gejala pericarditis berupa nyeri dada atau gangguan faal
jantung. Akan tetapi pada beberapa penderita dapat pula dijumpai gejala pericarditis yang berat.
3. Sistem gastrointestinal
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptic yang merupakan
komplikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan
penyakit (disase modifying antireumatoid drug, DMARD) yang menjadi faktor penyebab morbiditasi
dan mortalitasi utama pada arthritis rheumatoid
4. Sistem persarafan
Komplikasi neurologis yang sering dijumpai pada arthritis rheumatoid umumnya tidak memberi
gambaran yang jelas sehingga sukar untuk membedakan komplikasi neurologis akibat lesi articular dari
lesi neuropatik.
6. Sistem hematologi
Anemia akibat penyakit kronik yang ditandai dengan gambaran eritrosit normosistik-normosistik
(hipokromik ringan) yang disertai dengan kadar besi serum yang rendah serta kapasitas pengikatan besi
yang normal atau rendah merupakan gambaran umum yang sering dijumpai pada arthritis rheumatoid.
Patofisiologi
Patofisologi pada Arthritis Rheumatoid, reaksi auto-imun terutama terjadi dalam
jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim- enzim dalam sendi. Enzim-
enzim tersebut akan memecah kalogen sehingga terjadi edema, poliferasi membrane
sinovial dan akhirnya terjadi pembentukkan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang
rawan dan akan menimbulkan erosi tulang. Akibatnya akan menghilangnya permukaan
sendi yang akan menggangu gerak sendi. Otot akan mengalami perubahan degeneratif
dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekakuan kontraksi otot (Smeltzer, 2020).
11
W OC (Web Of Caution)
Antigen penyebab AR berada pada membran
Monosit & Makrofag mengeluarkan IL
Terbentuk antibodi
Hipertermia
Identitas
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Review Of System (ROS)
Pola Fungsi Kesehatan
2. Diagnosa Keperawatan
INTERVENSI RASIONAL
NO DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA HASIL (SLKI, 2018) SIKI (2018)
1. Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi Setelah dilakukan intervensi SIKI : Manajemen Nyeri
muskuloskeletal kronis keperawatan, diharapkan : SLKI : Tingkat Observasi
Data Mayor Nyeri 1. Lokasi, karakteristik, durasi, 1. Mengetahui perkembangan nyeri dan tanda
Data subjektif : Dengan Kriteria Hasil :
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri tanda nya dapat menentukan intervensi
mengeluh nyeri, merasa depresi atau tertekan 1. Keluhan nyeri
Data objektif : 2. Meringis 2. Identifikasi skala nyeri selanjutnya
tampak meringis, gelisah, tidak mampu 3. Sikap protektif 3. Identifikasi respon nyeri non verbal 2. Mengetahui skala nyeri yang dirasakan pasien
menuntaskan aktivitas 4. Gelisah
5. Kesulitan tidur 4. Identifikasi faktor yang memperberat 3. Mengetahui respon pasien terhadap nyeri
Data Minor
Data subjektif : dan memperingan nyeri 4. Mampu menunjukkan faktor penyebab dan
merasa takut mengalami cidera 5. Identifikasi pengetahuan dan memperberat nyeri
berulang 5. Melakukan identifikasi bersama pasien
keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap mengenai nyeri
respon nyeri 6. Mengetahui pengaruh budaya
Data objektif : 7. terhadap respon nyeri pasie Menjelaskan kepada
bersikap protektif 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas pasien dampak dari nyeri, supaya pasien
(mis. Posisi menghndari nyeri), hidup mengetahui dan dapat melakukan alternatif
waspada, pola tidur berubah, tindakan yang lain
anoreksia, fokus menyempit,
berfokus pada diri sendiri. 8. Monitor efek samping penggunaan 8. Mengetahui efek penggunaan analgetik terhadap
analgetik nyeri pasien
Terapeutik
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgetik, seperti : 6. Analgetik bekerja dengan cara menghambat
voltadex, piroxicam, allopurinol prostaglandin dalam upaya menurunkan nyeri
pada pasien
INTERVENSI RASIONAL
NO DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA HASIL SIKI (2018)
(SLKI, 2018)
2. Gangguan Rasa Nyaman berhubungann dengan Setelah dilakukan intervensi SIKI : Terapi Relaksasi
Gejala penyakit keperawatan, diharapkan: SLKI Observasi 1. Mengetahui penurunan tingkat energi,
Data Mayor : Status Kenyamanan 5. Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala
Data subjektif : mengeluh tidak Ekspektasi : Meningkat ketidakmampuan berkonsentrasi, atau lain yang mengganggu kemampuan kognitif
nyaman 1) Meningkat gejala lain yang mengganggu 2. Identifikasiteknik relaksai yang pernah
Data objektif : gelisah 2) Cukup meningkat kemampuan kognitif efektif digunakan
Data Minor 3) Sedang 6. Identifikasiteknik relaksai yang pernah 3. Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan
Data subjektif : 4) Cukup menurun efektif digunakan penggunaan teknik sebelumnya
mengeluh sulit tidur, tidak mampu 5) Menurun 7. Identifikasi kesediaan, kemampuan, 4. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi,
rileks, mengeluh lelah Dengan Kriteria Hasil : dan penggunaan teknik sebelumnya tekanan darah, dan suhu sebelum dan
Data objektif : 1) Keluhan tidak nyaman 8. Periksa ketegangan otot, frekuensi sesudah latihan
menunjukkan gejala distres, tampak 2) Gelisah nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum 5. Monitor respon terhadap terapi relaksai
merintih/menangis 3) Lelah dan sesudah latihan
4) Merintih 9. Monitor respon terhadap terapi
relaksai
Terapeutik
1. Ciptakan lingkungan yang tenag dan 1. Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa
tanpa gangguan dengan pencahayaan dan gangguan dengan pencahayaan dan suhu
suhu ruang nyaman, jika memungkinkan ruang nyaman, jika memungkinkan
2. Berikan informasi tertulis tentang 2. Berikan informasi tertulis tentang persiapan
persiapan dan prosedur teknik relaksasi dan prosedur teknik relaksasi
3. Gunakan pakaian longgar 3. Gunakan pakaian longgar
4. Gunakan nada suara lembut dengan irama 4. Gunakan nada suara lembut dengan irama
lambat dan berirama lambat dan berirama
5. Gunakan relaksasi sebagai strategi 5. Gunakan relaksasi sebagai strategi
penunjang dengan nalgesik atau tindakan penunjang dengan nalgesik atau tindakan
medis lain, jika sesuai medis lain, jika sesuai
Edukasi :
6. Jelaskan tujuan manfaat, batasan, dan 1. Jelaskan tujuan manfaat, batasan, dan jenis
jenis relaksasi yang tersedia (mis. napas relaksasi yang tersedia (mis. napas dalam)
dalam) 2. Jelaskan secara rinci
7. Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang dipilih intervensi relaksasi yang dipilih
3. Anjurkan mengambil posisi nyaman 3. Anjurkan mengambil posisi nyaman
4. Anjurkan rileks dan merasakan 4. Anjurkan rileks dan merasakan
sensai relaksasi sensai relaksasi
5. Anjurkan sering mengulangi atau 5. Anjurkan sering mengulangi atau melatih
melatih teknik yang dipilih teknik yang dipilih
6. Demonstrasikan dan latih teknik 6. Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi
relaksasi (mis. napas dalam) (mis. napas dalam)
4. Implementasi Keperawatan
5 Evaluasi Keperawatan
24
thank you