Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU

BERSALIN DENGAN SEKSIO SESARIA


Kesehatan Reproduksi
Heny Fitriany
PENGERTIAN
• Istilah seksio sesarea berasal dari bahasa Latin dari
kata Caedera yang artinya memotong. Seksio sesarea
adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan
perut (Mochtar, 2012)
• Suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding
rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta
berat janin diatas 500 gram (Sarwono, 2014)
DAFTAR ISTILAH
• S.C primer: dari semula telah direncanakan bahwa janin
akan dilahirkan secara s.c, tdk diharapkan lagi kelahiran
biasa, misalnya pada panggul sempit.
• S.C sekunder: Mencoba menunggu kelahiran biasa
(partus percobaan), bila tidak ada kemajuan persalinan/
partus percobaan gagal, baru dilakukan s.c.
• S.C ulang (repeat caesarean section): ibu pd
kehamilan yg lalu mengalami s.c dan pada kehamilan
selanjutnya dilakukan s.c ulang.
3
Lanjutan…

• S.C Histerektomi: suatu operasi dimana setelah


janin dilahirkan dengan s.c, langsung dilakukan
histerektomi oleh karena sesuatu indikasi.
• Operasi Porro: suatu operasi tanpa mengeluarkan
janin dari kavum uteri (tentunya janin sudah mati),
dan langsung dilakukan histerektomi, misalnya pada
keadaan infeksi rahim yg berat.
01/30/23 4
INDIKASI

1. INDIKASI IBU
a. Panggul sempit absolut
b. Tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi
c. Usia ibu > 35 atau 40 tahun
d. Plasenta previa sentralis/ lateralis (posterior)
e. Disproporsi sefalopelvik
f. Ruptura uteri membakat/ mengancam
g. Partus lama (prolonged labor)
h. Partus tak maju (obstructed labor)
i. Preeklampsia dan hipertensi 6
2. INDIKASI JANIN
a. Kelainan letak/ malpresentasi janin (letak lintang, bokong),
gemelli (multiple pregnancy)
b. Gawat janin (fetal distres) (pada ibu hipertensi)
c. Bayi besar (BBL > 4,0 Kg)
d. Janin abnormal (kelainan genetik, hidrosefalus)
e. Kelainan tali pusat (prolaps tali pusat,terlilit tali pusat).

Pada umumnya seksio sesaria tidak dilakukan pada:


1. Janin mati
2. Syok, anemia berat, sebelum diatasi.
3. Kelainan kongenital berat (monster) 7
KOMPLIKASI

1. Infeksi puerperal (nifas)


a. Ringan: kenaikan suhu beberapa hari
b. sedang: kenaikan suhu lebih tinggi, dehidrasi,
perut kembung
c. Berat: dgn peritonitis, sepsis, ileus paralitik
Penanganan: Pemberian cairan elektrolit dan
antibiotic yang adekuat dan tepat
8
2. Perdarahan karena banyak pembuluh darah
yang terputus dan terbuka disebabkan atonia
uteri
3. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan
kandung kemih bila reperitonealisasi terlalu
tinggi
4. Kemungkinan ruptura uteri spontan pada
01/30/23 9
Risiko SC
Masalah yang muncul dari anestesi dan obat-obatan
penghilang nyeri
Anemia akibat perdarahan shg membutuhkan tranfusi darah
Rawat inap lebih lama (biaya)
Nyeri nifas lama dapat berlangsung berminggu-minggu
Timbulnya masalah dari jaringan parut (keloid)
Cedera pada organ-organ lain (usus besar / kandung kemih
Peningkatan risiko pernapasan dan peningkatan suhu pada bayi
Resiko plasenta previa pada kehamilan berikutnya
Kemungkinan dilakukan SC berulang
Kemungkinan Infertilitas
Nasehat pasca operasi:
Dianjurkan tidak hamil kirang lebih selama satu tahun
dengan menggunakan kontrasepsi
Kehamilan berikutnya dengan ANC yang baik
Anjuran : persalinan berikutnya di RS yang memiliki fasilitas
lengkap
PROGNOSIS

• Angka morbiditas dan mortalitas untuk ibu dan janin


turun, seiring dgn kemajuan yg pesat dlm tehnik
operasi, anastesi, penyediaan cairan dan darah ,
indikasi dan antibiotika.
• Angka kematian ibu pada rumah sakit dgn fasilitas
operasi yg baik dan oleh tenaga yg cekatan adalah
kurang dari 2 per 1000.
01/30/23 12
• Nasib janin yg ditolong secara s.c sangat
tergantung dari keadaan janin sebelum
dilakukan operasi.
• Menurut data dari negara dgn pengawasan
antenatal yg baik dan fasilitas neonatal yg
sempurna, angka kejadian perinatal sekitar
4-7 %.
01/30/23 13
JENIS-JENIS SEKSIO SESARIA
1. Abdomen (s.c abdominalis)
a. s.c transperitoneal
1). Korporal (s.c klasik)
2). Profunda (s.c ismika)
b. s.c ekstraperitonealis tanpa
membuka peritoneum parietalis
(kavum abdomen).
2. Vagina (s.c vaginalis)
Seksio Sesaria Klasik (Korporal)
Dilakukan dgn membuat sayatan memanjang pada
korpus uteri kira-kira sepanjang 10 cm.
Kelebihan:
1. Mengeluarkan janin lebih cepat
2. Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih
tertarik
3.01/30/23
Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal15
Kekurangan:

1. Infeksi mudah menyebar secara intraabdominal


karena tidak ada reperitonealisasi yg baik.
2. Untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi
ruptura uteri spontan.

01/30/23 16
01/30/23 17
Seksio Sesaria Ismika (Profunda)

Dilakukan dengan membuat


sayatan melintang –konkaf
pada segmen bawah rahim
(low cervikal transversal)
kira-kira 10 cm.
Kelebihan:
1. Penjahitan luka lebih mudah
2. Penutupan luka dengan
reperitonealisasi yg baik
3. Tumpang tindih dari peritoneal flap
baik sekali untuk menahan
penyebaran isi uterus ke rongga
peritoneum
4. Perdarahan kurang
5. Kemungkinan ruptura uteri spontan
lebih kecil
Kekurangan:
1. Luka dapat melebar ke kiri,
kanan, dan bawah, shg dapat
menyebabkan arteri uterina
putus shg mengakibatkan
perdarahan yg banyak.
2. Keluhan pada kandung kemih
post operatif tinggi.
01/30/23 21
01/30/23 22
01/30/23 23
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

• Pemantauan janin
• Pemantauan EKG
• Elektrolit, golongan darah
• Urinalisis
• Amniosintesis terhadap maturitas paru janin sesuai
indikasi
• USG
01/30/23 24
• Periksa tekanan darah, nadi dan pernapasan, ukur
jumlah urin dan perdarahan selama operasi.

• Buat laporan operasi dan cantumkan hasil


pemeriksaan. Catat lama operasi, jenis kelamin, nilai
APGAR dan kondisi bayi saat lahir.

01/30/23 25
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Pada pengkajian klien dengan seksio
sesaria, data yang dapat ditemukan
meliputi distres janin, kegagalan untuk
melanjutkan persalinan, malposisi janin,
prolaps tali pusat, abrusio plasenta, dan
plasenta previa.
01/30/23 26
Pathway
Plasenta Previa sentralis dan lateralis,
panggul sempit, pre-eklapmpsia, partus lama

Sectio Caesaria

Penurunan medula oblongata Jaringan terputus Jaringan terbuka

Penurunan refleks batuk Penurunan kerja otot Merangsang area Proteksi kurang
eliminasi sensorik
Akumulasi sekret Penurunan peristaltik Gangguan rasa nyaman Invasi bakteri
usus

Bersihan jalan nafas tidak Konstipasi Nyeri Infeksi


efektif
2. Diagnosa Keperawatan

Bersihan jalan nafas tidak efektik b.d post anestesi


saat operasi
Nyeri b.d kondisi pasca operasi.
Risiko perubahan pola eliminasi perkemihan dan atau
konstipasi b.d manipulasi dan atau trauma sekunder
terhadap s.c
Risiko infeksi atau cedera b.d prosedur pembedahan
01/30/23 28

Anda mungkin juga menyukai