Anda di halaman 1dari 34

PROPOSAL POST SC

Disusun oleh:

ERISA GITA CORNELIYA

PO. 62.20.1.19.011

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN


PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA
KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
PALANGKARAYAPROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

1. Pengertian
Section caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka
dinding perut dan dinding uterus (sarwono,2005).
Section Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada
dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina: atau section Caesarae adalah
suatu histrerotomia untuk melahirkan janin dari dalam Rahim(Mochtar R, 2002:117).
Section caesarae adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding
perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi untuk melahirkan janin dari
dalam Rahim (Carpenito L.J, 2001).
a. Section primer (efektif) yaitu section dari semula telah direncanakan karena
tidak diharapkan lagi kelahiran biasa, misalnnya panggul sempit conjugate
vera (CV kurang 8 cm).
b. Section sekunder, dalam hal ini kita bersikap mencoba menungggu kelahiran
biasa (Partus percobaan) dan bila tidak ada kemajuan atau partus percobaan
gagal, baru dilakukan section.
c. Section caesarea ulang (repeat caesarean section ) ibu pada kehamilan yang
lalu mengalami section caesarea ( Previos caesarean secton )dan pada
kehamilan selanjutnya dilakukan section caesarea ulang.
d. Section caesarea Histrektomi oleh karena suatu indikasi.
e. Operasi Porro ( Porro operation ) adalah suatu operasi tanpa mengeluarkan
janin dari kavum uteri (tentunya janin sudah mati), dan langsung dilakukan
Histrektomi, misalnya pada keadaan infeksi Rahim yang berat.

2. Etiologi
Menurut Mochtar (1998) Faktor dari ibu dilakukannya section caesarea adalah
plasenta previa, panggul sempit, partus lama, distosia serviks, pre-eklamasi dan
hipertensi. Sedangkan faktor dari janin adalah letak lintang dan letak bokong.
Menurut Manuaba ( 2001) Indikasi ibu dilakukannya section caesarea adalah
rupture uteri iminen, perdarahan anterpartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi
dari janin adalah fetal distress dan janin besar melebihi 4.000 gram. Dari beberapa
faktor section caesarae diatas dapat diuraikan beberapa penyebab section caesarea
sebagai berikut:
1. CPD ( Chepalo Pelvik Disproportion).
2. KPD (Ketuban Pecah Dini)
3. Janin Besar (Makrosomia)
4. Kelainan letak janin
5. Bayi kembar

3. Tanda Dan Gejala


Ada beberapa hal tanda gejala post section caesarea:
1. Pusing
2. Mual muntah
3. Nyeri di sekitar luka operasi
4. Adanya luka bekas operasi
5. Peristaltic usus menurun
4. Patofisiologi
SC merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500 gr dengan
sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukan tindakan ini yaitu
distorsi kepala panggul , disfungsi, Uterus, distorsia jaringan lunak, placenta previa
dll, untuk ibu. Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan letak
lintang setelah dilakukan SC ibu akan mengalami adaptasi post partum baik dari
aspek kognitif berupa kurang pengetahuan. Akibat kurang informasi dan dari aspek
fisiologi yaitu produk oxsitosin yang tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang
keluar hanya sedikit,luka dari insisi akan menjadi post de entris bagi kuman. Oleh
karena itu perlu diberikan antibiotik dan perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri
adalah salah utama karena inisisi yang mengakibatkan gangguan rasa nyaman.
Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa bersipat regional
dan umum. Namun anestesi umum lebih banyak pengaruhnnya terhadap janin
maupun ibu anestesi janin sehingga kadang-kadang bayi lair dalam keadaan upnoe
yang tidak dapat diatasi dengan mudah. Akibatnnya janin bisa mati, sedangkan
pengaruh anestesi bagi ibu sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa atonia uteri
sehinnga darah banyak yang keluar. Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas
tidak efektif akibat sekret yang berlebihan karena kerja otot nafas yang silia yang
menutup. Anestesi ini juga mempengaruhi saluran pencernaan dengan menurunkan
mobilitas usus.
Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi proses
penghancuran dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian diserap untuk metabolism
sehingga tubuh memperoleh energy. Akibat dari mortilitas yang menurun maka
peristaltik juga menurun. Makanan yang ada di lambung akan menumpuk dank arena
reflek untuk batuk juga menurun. Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi
sehingga perlu dipasang pipa endotracheal. Selain itu motilitas yang menurun juga
berakibat pada perubahan pola eliminasi yaitu. Kontisipasi.

Patyhaw

Insufisiensi plasenta Sirkulasi uteroplasenta cemas pada janin

Tidak timbul HS
Tidak ada perubahan pada serviks

Post Date

SC

Persalinan tidak nor mal

Kurang pengetahuan Nifas Estrogen meningkat

Ancietas. 1. Nyeri penurunan laktasi

ketidakefektifan

menyusui

6. Pemeriksaan penunjang

a. Darah lengkap , golongan darah (ABO)


b. Urinalis untuk mengetahui kadar albumin
c. Kultur mengindetifikasi adanya virus herves simplex II
d. Ultrasonografi melokalisasi lasenta, menentukan pertumbuhan dan presentasi janin.
7.Penatalaksanaan

Teknik SC transperitanael profunda

a. Persiapan pasien
Pasien dalam posisi tranderbug ringan. Dilakukan anastesi spinal /peridural pada
operasi efektif atau anastesi umum pada darurat alat operasi, obat dan darah
dipersiapkan
b. Pelaksanaan
1) Mula-mula dilakukan disinfeksi pada dinding perut dan lapangan operasi
dipersempit dengan kain suci hama.
2) Pada dinding perut dibuat inisisi mediana mulai dari atas simpisis ampai
dibawah umbilicus lapis demi lais sehingga kavum peritoneum terbuka.
3) dalam rongga perut disekitar Rahim dilingkari dengan kasa laparotomy
4) Dibuat bladder Flap yaitu dengan mengunting peritoneum kandung kencing di
depan segmen bawah Rahim secara melintang pada vesikouterna ini disishkan
secara tumpul ke arah bawah dan samping dilindungi dengan speculum
kandung kencing.
5) Dibuat inisisi pada segmen bawah Rahim 1 cm dibawah irisan
plikavesikouretra tadi SC tajam dengan pisau sedang ± 2 cm. kemudian
diperlebar SC melintang secara tumpul dengan kedua jari telunjuk operator.
Arah insisi pada segmen bawah Rahim dapat melintang (tranversal ).
6) Setelah kavum uteri terbuka selaput ketuban dipecahkan, janin dilahirkan.
Badan janin dilahirkan dengan mengait kedua ketiaknya. Tali pusat dijepit dan
diotong plasenta dilahirkan secara manual ke dalam otot Rahim intramuscular
disuntik oksitosin. Lapisan dinding Rahim dijahit:
Lapisan I : Dijahit jelujur pada endometrium dan miomitrium.
Lapisan II : Dijahit jelujur hanya pada myometrium saja.
Lapisan III :Dijahit jelujur pada plika Vesikoureterina
7) Setelah dinding Rahim selesai dijahit kedua admeska dieksplorasi
8) Rongga perut dibersihkan dari sisa-sisa darah dan akhirnyya luka dinding
perut dijahit.

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Identitas

Mengkaji identitas pasien dan penanggung yang meliputi : Nama, Umur,


Agama,suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,alamat.
b.Alasan Dirawat

Kaji apakah ibu merasakan keluhan pada masa nifas. Kaji adanya sakit perut,
perdarahan, dan ketakutan untuk bergerak.

c.Riwayat Masuk rumah sakit

Kaji riwayat kesehatan ibu dan keluarga serta keadaan bayi saat ini meliputi berat
badan, lingkar kepala, lingkar dada ,lingkar perut, dan lain-lain.

d. Riwayat Obstertri dan Ginokologi


Kaji riwayat mentruasi yang meliputi menarchae, siklus, banyak, lama, keluhan, dan
HPHT. Kaji juga riwayat pernikahan, riwayat kelahiran, persalinan, nifas yang lal dan
riwayat keluarga berencana yang meliputi akseptor KB , masalah, dan rencana KB.

Pola kebutuhan sehari-hari

1). Bernafas

Kaji kemampuan ibu dalam bernapas secara spontan.

2). Nutrisi

Kaji pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan (Kalori, Protein,
vitamin tinggi serat ), frekuensi, konsumsi snack (makanan ringan), nafsu makan, pola
minum, jumlah, frekuensi, kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan kira-kira hari
ketiga.

3). Eliminasi

Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah inkontinensia (hilangnya


infolunter pengeluaran urin), hilangnnya control blas, terjadi over distensi blass, apakah perlu
bantuan saat BAK karena luka perinerium, kebiasaan pengunaan toilet. Diuresi biasannya
terjadi diantara hari kedua dan kelima.

4). Aktivitas

Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan, kemampuan merawat diri


dan melakukan eliminasi, kemampuan bekerja dan menyusui.

5) Istirahat dan Tidur

Lamanya, kapan (malam, siang). Rasa tidak nyaman yang mengganggu


istirahat,pengunaan selimt, lampu atau remang-remang atau gelap, apakah mudah terganggu
dengan suara-suara,posisi saat tidur (penekanan pada perinerium). Insomnia mungkin
teramati.

6). Personal Hygiene

yang dikaji yaitu, pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, pengunaan pembalut dan
kebersihan genitalia, pola berpakaian, tata rias rambut dan wajah.

7). Rasa Nyaman

Nyeri tekan payudara / pembesaran dapat terjadi diantara hari 3 sampai ke-5 pasca partum.

8). Rasa Aman

Peka rangsang, takut/ menangis ( ‘’Postpartum blues’’ sering terlihat kira-kira 3 hari setelah
melahirkan).

9). Suhu

Kaji ada tidaknya perubahan suhu badan ibu dengan rentang normal yaitu 36- 37°C.

10).Ibadah

Kaji adakah perubahan cara atau waktu ibadah ibu selama masa nifas.

11). Hubungan sosial dan komunikasi

Kaji adakah perubahan pola komunikasi ibu pada keluarga dan lingkungannya selama fase
nifas.

12). Produktivitas

Kaji adakah perubahan produktivitas ibu selama beradadalam fase nifas.

13. Rekreasi dan hiburan

Yang dikaji situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan yang membuat fresh dan relaks.

14. Kebutuhan belajar

Kaji adakah perubahan minat ibu untuk mepelajari tentang perawatan ibu dan bayi selama
masa nifas.
PEMERIKSAAN FISIK

1). Keadaan Umum

Observasi tingkat kesadaran dan keadaan emosi ibu.


2). Tanda-Tanda vital
a). Tekanan darah
Tekanan darah bisa meningkat pada 1-3 hari post partum. Setelah persalinan sebagian besar
wanita mengalami peningkatan tekanan darah sementara waktu keadaan ini akan kembali
normal selama beberapa hari . bila tekanan darah menjadi rendah menunjukkan adannya
perdarahan post partum. Sebaliknnya bila tekanan darahtinggi. Dapat menunjukkan
kemungkinan adanya pre-eklampsi yang bisa yimbul pada masa nifas.

b). Suhu
Pada hari ke 4 setelah persalinan suhu ibu bisa naik sedikit kemungkinan disebabkan
dari aktivitas payudara. Bila kenaikan mencapai lebih dari 38 ° C
Pada hari kedua sampai hari-hari berikutnya , harus diwaspadai adannya nfeksi atau sepsi
nifas.

c). Nadi
Denyut nadi ibu akan melambat sampai sekitar 60 x menit yakni pada waktu habis
persalinan karena ibu dalam keadaan istirahat penuh. Ini terjadi utamannya pada minggu
pertama post partum. Pada ibu yang nervus nadinnya bisa cepa, kira-kira 110x /menit bisa
juga terjadi gejala shock karena infeksi khususnnya bila disertai peningkatan.

d). Pernafasan
Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal bila ada respirasi cepat postpartum
(> 30 x/ menit) mungkin karena adannya ikutan dari tanda-tanda syok.

PEMERIKSAAN FISIK

a). Kepala

Memeriksa apakah terjadi edema pada wajah. Memeriksa apakah konjungtiva pucat,
apakah sclera icterus, dan lain-lain.

b). Leher

Hiperpigmentasi perlahan berkurang, kaji pembesaran kelenjar tiroid, pembuluh limfe, dan
pelebaran vena juglaris.

c). Thorax

payudara; payudara membesar. Uting mudah erektil, produksi kolostrums / 48 jam. Kaji
ada tidaknnya mass, atau pembesaran pembuluh limfe.
Jantung : Kaji munculnya bradikardi, SIS2 regular tunggal

Paru: Kaji pernafasan Ibu

d). Abdomen

Kaji bising usus pada empat kuadran, konsistensi, kekuatan kontraksi, posisi , tinggi
fundus, Kaji adanya linea gravidarum, strie, alba, albican,

e). Genetalia

Uterus: Kaji apakah kondisi uterus sudah kembali dalam kondisi normal.

Lokhea: periksa tipe, jumlah, bau,dan komposisi lokhea

Serviks: Kaji adannya edema, distensi, dan perubahan struktur internal dan eksternal

Vagina : Kaji adannya perubahan bentuk, dan perbaiki dan produksi mucus normal.

f). Perinium dan Anus

Pemeriksaan perinerium : REEDA (Red, Edema, Ecchymosis, Discharge,loss of


Approxiomation) Dan kaji ada tidaknnya hemoroid.

g). Ektriminitas

Periksa apakah tangan dan kaki edema ,pucat pada kuku jari, hangat, adannya nyeri dan
kemerahan, varises,refleks patella. Dan kaji homans’ sign (nyeri saat kaki dorsofleksi pasif)

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang mungkin muncul

a. Nyeri akut berhubungan dengan diskontinyuitas jaringan


INTERVENSI

NO DX Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Health education:
berhubungan keperawatan 24 jam a. Berikan informasi mengenai
dengan diharapkan nyeri 1. Fisiologi menyusui
diskonjuitas berkurang drengan 2. Keuntungan menyusui
jaringan indikator 3. Perawatan payudara
a. Mampu mengontrol 4. Kebutuhan diet khusus
nyeri tahu penyebab 5. Faktor-faktor yang
nyeri mampu menghambat proses
menggunakan tehnik menyusui
nonfarmakologi b. Demostrasikan breast care dan
untuk mengurangi pantau kemampuan pasien untuk
nyeri mencari melakukan secara teratur
bantuan ) c. Ajarkan Cara mengeluarkan ASI
b. Melaporkan bahwa dengan benar, cara menyimpan,
nyeri berkurang cara transfortasi, sehinnga bisa
dengan menggunakan diterima oleh bayi.
manajemen nyeri d. Berikan dukungan dan semangat
c. Mampu mengenali pada ibu untuk melaksanakan
nyeri( skala, pemberian asi eklusif.
intensitas, frekuensi e. Berikan penjelasan tentang tand
dan tanda nyeri0 dan gejala bendungan payudara
d. Menyatakan rasa dan ineksi payudara
nyaman setelah f. Anjurkan keluarga untuk
berkurang nyeri. memfasilitasi dan mendukung
e. Tanda vital dalam klien dalam pemberian ASI.
rentang normal g. Diskusikan tentang sumber-
sumber yang dapat memberikan
informasi atau meberikan
pelayanan KIA
Pain Management
a. Lakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi kualitas
dan faktor presipitasi
b. Observasi rekan
nonverbal dari
ketidaknyamanan
c. Gunakan tehnik
komunikasi teraupetik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
d. Kaji kultur yang
mempengaruhi respon
nyeri
e. Evaluasi pengalaman
nyeri masa lampau
f. Evaluasi bersama pasien
dan tim kesehatan lain
tentang ketidakefektifan
control nyeri masa
lampau
g. Bantu pasien dan
keluarga mencari dan
menemukan dukungan
h. Control lingkungan yang
dapat mempengaruhi
nyeri seperi suhu dan
ruangan pencahayaan dan
kebisingan
i. Kurangi faktor persipitasi
nyeri .
j. Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan
interpersonal)
k. Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
intervensi.
l. Ajarkan tentang tehnik
non Farmakalogi.
m. Berikan analgesic untuk
mengurangi nyeri.
n. Evaluasi keefektifan
control nyeri
o. Tingkatkan istirahat
p. Kolaborasikan dengan
dokter jika
q. Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
Analgesic Administrion
a. Tentukan
lokasi,
karakteristik,
kualitas dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian
obat
b. Cek instruksi
dokter tentang
jenis obat,
dosis, dan
frekuensi
c. Cek riwayat
alergi
d. Pilih analgesic
yang
dipelukan atau
kombinasi
dari analgesic
ketika
pemberian
lebih dari satu.
e. Tentukan
pilihan
analgesic
tergantung
tipe dan
beratnnya.
Nyeri.
f. Tentukan
analgesic
pilihan, rute
pemberian,
dan dosis
optimal
g. Pilih rute
pemberian
secara IV , IM
untuk
pengobatan
nyeri secara
teratur
h. Monitor vital
sign sebelum
dan sesudah
pemberian
analgesic
pertama kali.
i. Berikan
analgesic tepat
waktu
terutama saat
nyeri hebat
j. Evaluasi
efektivitas
analgesic ,
tanda dan
gejala (Efek
samping).

Teaching :
Disease
process
a. Berikan penilaian
tentang tingkat
pengetahuan pasien
tentang proses penyakit
yang spesifik.
b. Jelaskan patofisiologi
dari penyakit dan
bagaimana hal ini
berhubungan dengan
anatomi dan fisiologi,
dengan cara yang tepat.
c. Gambarkan tanda dan
gejala yang biasa
muncul pada penyakit,
dengan cara yang tepat.
d. Gambarkan proses
penyakit, dengan cara
yang tepat.
e. Identifikasikan
kemungkinan penyebab
, dengan cara yang
tepat.
f. Sediakan informasi
pada pasien tentang
kondisi, dengan cara
yang tepat
g. Hindari jaminan kosong
h. Sediakan bagi keluarga
atau SO informasi
tentang kemajuan
pasien dengan cara
yang tepat.
i. Diskusikan perubahan
gaya hidup yang
mungkin diperlukan
untuk mencegah
komplikasi di masa
yang akan datang dan
atau proses
pengontrolan penyakit.
j. Diskusikan plihan
terapi atau penanganan
k. Dukung pasien untuk
mengekloprasikan atau
mendapatkan second
opinion dengan cara
yang tepat atau
indikasikan.
l. Eksplorasi
kemungkinan sumber
atau dukungan, dengan
cara yang tepat.
m. Rujuk pasien pada grup
atau agensi di
komunitas local,dengan
cara yang tepat.
n. Instrusikan pasien
mengenai tanda dan
gejala untuk
melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara
yang tepat.

IPLEMENTASI

Pelaksanaan keperawatan merupakan proses keperawatan yang mengikuti rumusan dari


rencana keperawatan. Pelaksaanaan keperawatan mencakup melakukan, membantu, meberikan
askep untuk mencapai tujuan yang berpusat pada pasien, mencatat sertaa melakukan pertukaran
informasi yang relevan dengan perawatan kesehatan berkelanjutan dari pasien.

D. RENPRA KASUS

I.Kasus Post SC

Kasus diterima tanggal 24 Agustus 2020 pukul 14.00

Klien bernama Ny. Y berusia 21 tahun, agama islam berasal dari suku jawa berkebangsaan
indonesia. Klien adalah sebagai seorang ibu rumah tangga, berpendidikan sekolah menengah
atas (SMA), tinggal menetap di Ds. Tangkiling .suaminya Tn. M berusia 24 tahun, sekaligus
sebagai penanggung jawab Tn. S sebagai karyawan swasta dengan pendidikan terakhir SMK

Status Kesehatan

Saat dilakukan pengkajian di rumah klien mengatakan nyeri pada daerah luka post operasi SC
hari ke 4. Klien mengatakan nyeri terasa saat menekuk lutut, miring kiri dan miring kanan.
Nyeri terasa 5 menit setelah bergerak, klien tampak meringis bila miring kiri dan miring
kanan dengan skala nyeri 5-6. Nyeri akan terasa berkurang bila klien berbaring dalam posisi
terlentang dan mengurangi pergerakan, klien terlihat sering memegang luka operasinya.

Klien tidak pernah mengalami alergi, tidak mempunyai kebiasaan merokok, minum alkohol
dan obat-obatan yang pernah dipakai banyak paracetamol dan multivitamin saja. Klien
mengatakan di dalam riwayat kesehatan keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit
menular seperti hepatitis, campak, malaria, TBC, PMS (penyakit menular seksual), dan
penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes millitus atau penyakit keturunan lainnya.

Riwayat obstetri

Klien mengatakan pertama kali mendapat haid saat berusia 12 tahun, dengan siklus 28 hari,
lamanya 7-8 hari, klien mengatakan haid terakhir tanggal 21-09-2018, klien mengatakan
tidak ada gangguan saat haid dan darah bersifat encer. Klien mengatakan ini merupakan
kehamilan yang pertama, saat menikah usia usia 20 tahun. Klien mengatakan tidak pernah
menggunkan alat kontrasepsi, setelah melahirkan anak pertama ini klien berencana
menggunakan konstrasepsi jenis suntik 1 bulan, dan klien berencana hanya punya anak 2
orang anak.

Klien mengatakan ini merupakan persalinan yang pertama dan tidak pernah mengalami
keguguran (abortion), klien mengatakan selama hamil trimester pertama mengalami pusing,
mual dan muntah, klien juga rutin melakukan pemeriksaan hamil rutin do bidan, Klien
bersalin dengan jenis persalinan Sectio Caesarea (SC), selama ± 1 jam, klien menjalani Sectio
Caesarea dikarenakan persalinan tidak maju. Klien melahirkan bayi berjenis kelamin laki-
laki, berat badan 3100 gram, panjang 49 cm, APGAR Score 6-9-10 dan jumlah perdarahan
saat Sectio Caesarea sebanyak ± 500 cc.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, Tanda-tanda vital klien, tekanan darah
120/80 MmHg, nadi 84x/menit, suhu 36,2 OC, respirasi 24x/menit. Ny Y mengeluh nyeri
pada luka post operasi, tampak meringis saat menekuk lutut dan saat badannya miring kiri
dan kanan.

Rambutnya Ny Y berwarna hitam, kulit kepala bersih tidak ada ketombe, bentuk kepala
simetris, dan pada kepala tidak ditemukan adanya benjolan. Tidak ada pembengkakan dan
cloasma gravidarum pada wajah Ny Y. Penglihatan jelas, Ny Y dapat melihat benda-benda di
sekeliling dengan jelas, konjungtiva berwarana merah muda, Ny Y dapat mencium bau-bau
dengan baik, seperti bau minyak kayu putih, tidak ada cairan abnormal yang keluar dari
hidung Ny Y dan tidak ada ditemukan sinusitis. Ny Y dapat membuka dan menutup mulut
dengan baik, bibir tampak kering, tidak ada karies gigi, dan tidak ada stomatitis. Tidak ada
nyeri pada telinga, tidak ditemukan benjolan dan Ny Y depat mendengar dengan baik, pada
dearah leher Ny Y tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran vena
jugularis.

Pada pemeriksaan jantung bunyi jantung S1 dan S2 positif (+) tidak terdengar bunyi jantung
S3 ataupun mur-mur. Pada paru-paru tidak terdengar adanya wheezing, tipe pernafasan
normal, bunyi nafas normal terdengar vesikula di kedua lapang paru. Payudara berbentuk
bulat lonjong normal, simestris sama besar, tidak ditemukan pembesaran pada payudara,
kedua payudara teraba lunak. Puting susu menonjol keluar tamak kehitaman
(hiperpigmentasi) pada aerola. Kedua payudara bersih, keluar cairan kolostrum saat
dilakukan pengkajian. Klien belum mampu mengerti cara menyusui bayinya dengan baik.
Payudara terasa penuh, ASI terus menetes dan bayi terus menangis karena lapar.

Daerah abdomen fundus uteri teraba 2 jari dibawah pusat, konsistensi uterus bulat keras,
posisi uterus di tengah. Tidak dikaji diasstatis rektus abdominalis. Luka operasi tertutup
verban streril , luka sepanjang ± 12 cm dengan posisi horizontal. Bising usus negatif (-), tidak
ada kembung, dan vesika urinaria tidak teraba penuh.Genetalia eksterna tidak ditemukan
adanya varises, tanda- tanda infeksi dan jahitan perinium. Keluar lochea rubra di pembalut
sekitar 30 cc, pembalut selalu diganti. Tidak ditemukan adanya benjolan hemoroid pada
lubang anus. Pada ekstermitas atas dan bawah, tidak ditemukan adanya varises dan edema.
Klien tidak mengeluah kram, homan sign negatif.

Keadaan bayi lahir menangis kuat, kulit kemerahan, gerakan aktif, Pemeriksaan Hr :
146x/menit, Rr : 40 x/menit, Suhu 36,6 oC kepala normal, tidak ada molase, dada normal,
abdomen normal, tidak ada retraksi diding dada, genetalia normal, anus (+), ekstremintas atas
dan bawah normal. Tali pusat tertutup kasa belum puput.

Pola nutrisi sebelum dan saat hamil, nafsu makan klien baik, frekuensi makna 3 kali sahari,
sebanyak 1-2 porsi. Jenis makanan nasi, sayur, lauk pauk, buah-buhan, makanan ringan, susu,
air putih, dan teh. Klien tidak pernah mengalami alergi terhadap makanan, dan tidak ada
makanan yang tidak disukai. Klien takut salah makan sering bertanya jenis makanan yang
boleh dimakan agar sembuh luka dan bagus untuk ASI

Pola eliminasi Ny Y mengatakan sebelum operasi pola buang air besar 1 kali sehari, sampai
hari ini Ny. Y belum ada buang air besar. Pola tidur, istirahat dan aktivitas sehari-hari
sebelum operasi Ny Y mengisi waktu luangnya dengan mengerjkan kegiatannya sebagai ibu
rumah tangga. Saat ini menggunkan waktu luangnya di rumah untuk istirahat

Personal hygiene klien cukup baik, kulit klien tampak berish, lembab dan tidak ada penyakit
kulit. Kulit kepala dan rambut tampak bersih, tidak berketombe. Kulit dan kuku tampak
bersih, pakaian rapi dan bersih, kebersihan vulva cukup, pembalut selalu diganti.

Pola pikir dan persepsi, selama di rumah sakit Ny Y selalu didampingi oleh suaminya, klien
mengatakan merasa senang setelah melahirkan, dan ini merupakan pengalaman pertamanya
melahirkan. Diketahui mereka merencanakna kehamilan dan menginginkan anaknya dengan
selamat. Ibu juga mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin segara merawat bayinya dan
merasa belum bisa memandikan bayinya.

Pemeriksaan penunjang dan terapi ,Pemeriksaan darah lengkap (DL) normal, HB 11 g/dl,
obat oral asam mefenamat 3x500 mg, amoxillin 3x500 mg, lactasin 2x1 tab.
PENGUMPULAN DATA

A. Identitas klien
Nama : NY. Y

Tempat/tgl lahir : tidak ada

Agama : Islam

Suku bangsa : Suku Jawa

Pendidikan terakhir : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Gol. Darah :

Alamat :Ds. Tangkiling

Diagnosa medis : POST SC

Penghasilan perbulan : tidak ada

Tanggal masuk RS

Tanggal pengkajian : 24 Agustus 2020 pukul 14:00

No.medical record : tidak ada

B. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn M

Tempat/tgl lahir : tidak ada

Agama : Islam

Suku bangsa : Jawa.

Pendidikan terakhir : SMK


Pekerjaan : Karyawan Swasta

Gol. Darah : tidak ada

Alamat : DS Tangkiling

Penghasilan perbulan : tidak ada

1. Status Kesehatan
a. Keluhan utama
Nyeri pada daerah luka post operasi SC hari ke 4 klien mengatakan nyeri terasa saat
menekuk lutut, menekuk lutut, miring kiri dan miring kanan nyeri terasa 5 menit
setelah bergerak klien tampak meringis bila miring kiri dan kanan .

b. Riwayat kesehatan sekarang


Faktor pencentus

Post SC

Lama keluhan

Klien mengatakan nyeri pada daerah luka post operasi hari ke 4

Timbulnya keluhan

klien mengatakan nyeri terasa saat menekuk lutut, menekuk lutut, miring kiri dan
miring kanan nyeri terasa 5 menit setelah bergerak klien tampak meringis bila
miring kiri dan kanan .

c. Riwayat kesehatan yang lalu


Penyakit yang pernah dialami

Alergi : Tidak pernah mengalami alergi

Kebiasaan merokok : Tidak mepunyai kebiasaan merokok

Minum alkohol : Tidak mepunyai kebiasaan minum alcohol


Obat-obat yang pernah di pakai : parasetamol dan mulvitamin

2. Riwayat Obstetri
a. Riwayat persalinan sekarang
Tanggal dan jam melahirkan : tidak ada

Jenis persalinan : Post SC

Lama persalinan :±1

Penyulit persalinan : Klien menjalani section caesarea dikarenakan persalinan

tidak maju

Jumlah perdarahan : ± 500 cc

Jenis kelamin bayi : Laki-laki

BB/PB bayi : BB: 3100 Gram

PB: 49 Cm

APGAR score : 6-9-10

3. Pemerksaan Fisik Ibu


a. Keadaan umum : kesadaran composmentis
b. Tanda-tanda vital : TD: 120/80 Mmhg
N: 84X/ Menit
Suhu: 36, 2° C
R : 24 X / Menit

c. Kepala : simetris tidak ada benjolan pada kepala


d. Muka : Tidak ada pembengkakan dan cloasma gravidraium pada wajah
e. Mata : penglihatan jelas dapat melihat benda disekeliling dengan jelas
d. Hidung : konjugtiva berwarna merah muda dapat mencium bau-bau dengan
baik
seperti bau minyak kayu putih tidak ada cairan abnormal keluar dari hidung
e. Mulut : dapat membuka dan menutup mulut dengan baik, bibir tapak kering,
tidak
ada karies gigi, dan tidak ada stomatitis.
f. Telinga : Tidak ada nyeri pada telinga, tidak ditemukan benjolan dan
Ny Y depat mendengar dengan baik
g. Leher : , pada dearah leher Ny Y tidak ditemukan adanya

pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran vena jugularis.

g. Daerah dada :
Jantung dan paru : Pada pemeriksaan jantung bunyi jantung S1 dan S2
positif (+) tidak terdengar bunyi jantung S3 ataupun
mur Pada paru-paru tidak terdengar adanya wheezing,
tipe pernafasan normal, bunyi nafas normal terdengar
vesikula di kedua lapang paru.
Payudara
Bentuk panyudara : Payudara berbentuk bulat lonjong normal, simestris

sama besar,

Pembesaran payudara : tidak ditemukan pembesaran pada payudara, kedua

payudara teraba lunak. Puting susu menonjol keluar

tamak kehitaman (hiperpigmentasi) pada aerola

Hiperpigmentasi areola :

Keadaan puting susu

Cairan yang keluar : keluar cairan kolostrum

Kebersihan : Kedua payudara bersih

Keluhan : saat dilakukan pengkajian. Klien belum mampu mengerti

cara menyusui bayinya dengan baik. Payudara terasa

penuh, ASI terus menetes dan bayi terus menangis karena


lapar.

Masalah keperawatan :

Abdomen :Daerah abdomen fundus uteri teraba 2 jari dibawah pusat,

konsistensi bulat keras, posisi uterus di tengah.

Tinggi FU : 2 jari dibawah pusat

Konsistensi uterus : konsistensi uterus bulat keras, posisi uterus di tengah

Posisi uterus : posisi uterus di tengah.

Tidak dikaji diasstatis rektus abdominalis

Diastasia RA

Panjang : 12 cm dengan posisi horinzontal

Luka sektio : luka operasi tertutup verban steril

Bising uusus : negative (-)

Vesika urinaria: tidak teraba penuh

Keluhan : tidak ada

Masalah keperawatan : Genetelia External

Oedema pada labia : tidak ada pengeluaran

Varises : tidak ada edema

Pengeluaran : . Keluar lochea rubra di pembalut sekitar 30 cc,

pembalut selalu diganti

Kebersihan : selalu dijaga

Keluhan : tidak ada

Masalah keperawatan :

h. Anus
Haemoroid : tidak ada benjolan pada lubang anus

Keluhan : tidak ada

i. Ekstremitas atas dan bawah


Reflek patella :

Varises : tidak ada varises

Oedema : tidak ada oedema

Keluhan : tidak ada

Kram : tidak ada kram

Homan sign : Negatif

Keluhan : tidak ada

Masalah keperawatan : tidak ada

Bayi

Keadaan umum : Keadaan bayi lahir menangis kuat, kulit kemerahan, gerakan aktif

Tanda-tanda vital : Pemeriksaan Hr : 146x/menit, Rr : 40 x/menit, Suhu 36,6 oC

Kepala : kepala normal, tidak ada molase,

Dada : dada normal

Abdomen : abdomen normal

Genetalia : genetalia normal

Anus : anus (+),

Kelengkapan ektrimitas : ekstremintas atas dan bawah normal


Vulva dan vagina

Oedema : Normal

Tumor : Normal

Penyempitan : Normal

4. Pola Aktivitas Sehari-hari (sebelum hamil, sesudah hamil dan sehabis melahirkan)
a. Pola nutrisi : pola nutrisi sebelum dan saat hamil, nafsu
makan klien baik,
Frekwensi makan : frekuensi makan 3 kali sehari, sebanyak 1-2

porsi.

Jenis makanan : Jenis makanan nasi, sayur, lauk pauk, buah-

buah, makanan ringan, susu, air putih, dan

teh

Makanan yang disukai : semua jenis nakanan

Makanan yang tidak disukai : tidak ada yang tidak disukai semua suka

Makanan pantangan/alergi : tidak ada alergi dengan makanan

Nafsu makan : baik

Porsi makan : 3 kali sehari

Minum (jumlah dan jenis) : susu air putih, dan teh.

Masalah keperawatan : Klien takut salah makan sering bertanya jenis makanan

yang boleh dimakan agar sembuh luka dan bagus untuk

ASI

b. Pola eliminasi
Buang air besar
Frekwensi : Pola eliminasi Ny Y mengatakan sebelum operasi pola buang air besar 1 kali

sehari,

Warna : -

Bau :-

Konsistensi :-

Keluhan : ampai hari ini Ny. Y belum ada buang air besar.

Buang air kecil

Frekwensi : tidak ada

Warna : tidak ada

Bau : tidak ada

Masalah keperawatan : tidak ada

c. Pola tidur dan istirahat


Waktu tidur : tidak ada

Lama tidur : tidak ada

Kebiasaan pengantar tidur : tidak ada

Keluhan : tidak ada


Masalah keperawatan :
Pola aktivitas dan latihan
Olah raga : tidak ada

Kegiatan di waktu luang : tidak ada


Kegiatan sehari-hari : aktivitas sehari-hari sebelum operasi Ny Y mengisi waktu

luangnya dengan mengerjkan kegiatannya sebagai ibu rumah

tangga

Masalah keperawatan : tidak ada

d. Personal Hygiene
Kulit : hygiene klien cukup baik, kulit klien tampak berish, lembab

dan tidak ada penyakit kulit.

Rambut : Kulit kepala dan rambut tampak bersih, tidak berketombe


Mulut dan gigi : bersih

Pakaian : bersih

Kuku : kuku tampak bersih kebersihan vulva cukup, pembalut selalu

Diganti.

bersih, pakaian rapi dan bersih,

Vulva hygiene : kebersihan vulva cukup, pembalut selalu diganti pak

ANALISA DATA
Data Fokus
Masalah Kemungkinan Penyebab
(Subjektif dan Objektif)
DS : Klien merasa nyeri Nyeri akut Agen pencedera
pada daerah luka post
operasi SC (SDKI;D.0077 HAL.172) Fisiologi /iskemik

 P: Nyeri pada daerah


luka post operasi
 Q : Nyeri terasa saat
menekuk lutut, dan
miring kiri dan
kanan.
 R: Nyeri pada luka
post operasi
 S: Skala nyeri
(5-6)sedang
T: Nyeri hilang
Timbul.

DO :

 Pasien nampak
meringis
 Nyeri mulai terasa
Saat klien miring
kiri dan kanan
 Klien sering
memegang bekas
luka operasi
 Hasil TTV saat
dikaji:
TTV:TD:120/70

Suhu:35,5° C

Nafas:20 X Menit

Nadi: 87 x/ menit
Inisial Pasien : Ny.
Y

No. Reg :

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWANAN SESUAI PRIORITAS

Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologi /iskemik

d.d pasien mengeluh nyeri,tampak meringis,frekuensi nadi meningkat,sulit tidur,tekanan darah meningkat

(SDKI: D.0077.hal,172)
Tangga Diagnosa Tujuan dan Rencana Keperawatan Rasional Par
Tanggal Keperawatan Kriteria af
Hasil
(SDKI:D.0077ha Setelah SIKI;I.08238.Hal,201)
l,172) dilakukan Intervensi utama:  mengetahui
karakteristik dari
Nyeri Akut tindakan Manajemen nyeri
nyeri yang
keperawatan Observasi: diderita pasien
selama 3 × 4  identifikasikan sehingga
lokasi, karakteristik, mempermudah
Nyeri akut b.d jam durasi, pemberian yang
frekuensi,kualitas, kita inginkan
Agen pencedera diharapkan
itensitas cahaya  mengukur tanda-
fisiologi /iskemik tingkat nyeri  identifikasi skala tanda vital
d.d pasien dengan nyeri  mengajarkan
 identifikasi respon teknik relaksasi
mengeluh kriteria hasil: nyeri non verbal seperti tarik nafas
nyeri,tampak 1. Keluhan  idetifikasi faktor dalam
yang memperberat danmelakukan
meringis, nyeri dan meperingan teknik distrasiksi
frekuensi nadi menurun nyeri mendengarkan
 identifikasi music
meningkat, dengan pengetahuan dan  Memberikan
sulit tidur, skor 5 keyakinan tentang pendkes tentang
nyeri penyebab nyeri
tekanan darah 2. Meringis  identifikasikan akibat dari section
meningkat menurun pengaruh nyeri pada caesarae
kualitas hidup (terputusnya
dengan jaringan ppada
 monitor
skor 5 keberhasilan terapi abdomen)
komplementer yang
3. Kesulitan
sudah diberikan
tidur  monitor efek
samping
menurun
penggunaan
dengan analgetik.
skor 5.
4. Frekuensi
nadi
membaik
Teraupetik:
dengan
 berikan teknik
skor 5. nonfarmakologis
Tekanan untuk mengurangi
darah rasa nyeri (mis.
membaik TENS, hypnosis,
dengan skor akurepresur, terapi,
5 music,
biofedeedback,
terapi pijat,
aromaterapi, teknik,
imajinasi,
termbimbing,
kompres hangat/
dingin terapi
bermain).
 Control lingkungan
memperberat rasa
nyeri (mis, suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan).
 Fasilitas istirahat
dan tidur.
 Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri.
Edukasi:
 Jelaskan
penyebaban periode,
dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat ajarkan teknik
nonformakologis
untuk mengurangi
nyeri
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No. Diagnosa Tanggal/Jam Tindakan paraf


Keperawatan
SDKI;D.0077 24Agustus 2020  mengetahui
pukul 14.00 karakteristik dari nyeri
Hal,172)
yang diderita pasien
Nyeri akut sehingga
mempermudah
pemberian yang kita
inginkan
 mengukur tanda-tanda
vital
 mengajarkan teknik
relaksasi seperti tarik
nafas dalam
danmelakukan teknik
distrasiksi
mendengarkan music
 Memberikan pendkes
tentang penyebab nyeri
akibat dari section
caesarae (terputusnya
jaringan ppada
abdomen)
SOP PERAWATAN LUKA POST OPERASI

Kompetensi : Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan


gangguan
pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman
Sub kompetensi : Perawatan Luka
Pengertian : Membersihkan luka, mengobati luka, dan menutup
kembali luka
dengan tehnik steril
Tujuan :
Untuk membersihkan luka
Mencegah masuknya kuman dan kotoran kedalam luka
Memberikan pengobatan pada luka
Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien
Mengevaluasi tingkat kesembuhan luka

Indikasi : luka baru maupun luka lama, luka post operasi, luka
bersih, luka kotor

Prosedur
Mengganti Balutan Kering
Tahap pre interaksi
Membaca catatan perawat untuk rencana perawatan luka
Mencuci tangan
Menyiapkan alat :
1. Seperangkat set perawatan luka steri
2. Sarung tangan steril
3. Pinset 3 ( 2 anatomis, 1 sirurgis )
4.Gunting ( menyesuaikan kondisi luka )
5.Balutan kassa dan kassa steril
6.Kom untuk larutan antiseptic/larutan pembersih
7.Salep antiseptic ( bila diperlukan )
8.Depress
9.Lidi kapas
10.Larutan pembersih yang diresepkan ( garam fisiologis, betadin, …)
11.Gunting perban / plester
12.Sarung tangan sekali pakai
13. Plester, pengikat, atau balutan sesuai kebutuhan
14.Bengkok
15. Perlak pengalas
16. Kantong untuk sampah
17. Korentang steril
18.Alcohol 70%
19.Troli / meja dorong

Tahap orientasi
a. Memberikan salam, memanggil klien dengan namanya
b. Menjelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien /
keluarga

Tahap kerja
a.Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
b.Susun semua peralatan yang diperlukan di troly dekat pasien
( jangan membuka peralatan steril dulu )
C.Letakkan bengkok di dekat pasien
Jaga privacy pasien, dengan menutup tirai yang ada di sekkitar d.pasien,
serta pintu dan jendela
Mengatur posisi klien, instruksikan pada klien untuk tidak
menyentuh area luka atau peralatan steril
e.Mencuci tangan secara seksama
f.Pasang perlak pengalas
g. sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester, ikatan
atau balutan dengan pinset
h.Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya
dengan perlahan, sejajar pada kulit dan mengarah pada balutan. I.Jika
masih terdapat plester pada kulit, bersihkan dengan kapas alcohol
J.Dengan sarung tangan atau pinset, angkat balutan, pertahankan
permukaan kotor jauh dari penglihatan klien
K.Jika balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan
larutan steril / NaCl
m.Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan
Buang balutan kotor pada bengkok
N.Lepas sarung tangan dan buang pada bengkok
Buka bak instrument steril
L.Siapkan larutan yang akan digunakan
Kenakan sarung tangan steril
.Inspeksi luka
O.Bersihkan luka dengan larutan antiseptic yang diresepkan atau
larutan garam fisiologis
V.Pegang kassa yang dibasahi larutan tersebut dengan pinset steril
Q.Gunakan satu kassa untuk satu kali usapan
R. Bersihkan dari area kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi
S.Gerakan dengan tekanan progresif menjauh dari insisi atau tepi
luka
T.Gunakan kassa baru untuk mengeringkan luka atau insisi. Usap dengan
cara seperti di atas
U. salp antiseptic bila dipesankan / diresepkan, gunakan tehnik seperti
langkah pembersihan
1.Pasang kassa steril kering pada insisi atau luka
2.Gunakan plester di atas balutan,fiksasi dengan ikatan atau balutan
3.Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempatnya
4.Bantu klien pada posisi yang nyaman

Tahap Terminasi
1.Mengevaluasi perasaan klien
2.Menyimpulkan hasil kegiatan
3.Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4.Mengakhiri kegiatan
5.Mencuci dan membereskan alat
Dan tangan

Dokumentasi
a.Mencatat tanggal dan jam perawatan luka
Mencatat Kondisi luka

Anda mungkin juga menyukai