SYOK
KEP MATERNITAS II
S1 KEPERAWATAN
HANIK ROHMAH IRAWATI
PENDAHULUAN
• Syok: adanya ketidaksesuaian antara sirkuasi volume darah dan kapasitas bantalan
vaskuler.
• Pd syok hemoragi, ketidaksesuaian ini terjadi akibat perdarahan, yg pd mulanya
menyebabkan hipotensi.
• Sbg respon thd penurunan tekanan darah, kelenjar adrenal melepaskan katekolamin, yg
menyebabkan aliran darah dialihkan dari daerah yg tdk vital, seperti kulit, ginjal, usus,
otot dan uterus dengan vasokonstriksi, dan dialihkan ke otak dan jantung.
• Distribusi tsb dpt menyebabkan hipoksia janin bahkan sebelum wanita mengalami
hipotensi yg nyata.
• Syok maternal yg signifikan sangat tdk mungkin terjadi apabila rekaman grafik denyut
jantung janin meyakinkan..
• Penurunan volume darah normal pd wanita hamil dpt memungkinkan terjadinya kehilangan
darah mutlak dlm jumlah lebih besar sebelum muncul tanda-tanda klinis syok.
• Nadi dan tekanan darah mungkin tdk mengalami perubahan scr signifikan sampai terjadi
kehilangan darah dlm jumlah besar.
• Kondisi dan ukuran tubuh klien juga membantu menentukan jumlah kehilangan darah yg
dpt ditoleransi.
• Kelelahan akibat persalinan yg lama, anemia yg telah diderita atau penyakit kronis
mengurangi kemampuan tubuh klien melakukan kompensasi.
• Ketika perdarahan telah terjadi cukup hebat, mekanisme kompensasi diaktifkan dan tanda
dan gejala syok muncul.
• Tanda dan gejala syok dihubungkan dengan mekanisme kompensasi.
• Pd mulanya, nadi menjadi cepat, kulit pucat dan dingin, dan pernapasan mungkin
dalam dan cepat.
• Sbg respon vasokonstriksi yg tjd, kemudian frekuensi nadi terus meningkat dan
menjadi sulit diraba; kulit dingin, pucat dan lembab; tekanan darah menurun;
pernapasan menjadi lebih cepat dan dangkal; dan haluaran urin menurun.
• Mual dan muntah dan peningkatan kegelisahan juga dpt terjadi.
• Seiring dengan syok makin berat, tjd perubahan tingkat kesadaran dari mental
berkabut, sampai letargi, koma dan kematian.
MEKANISME KOMPENSASI SYOK
a. Penurunan tekanan darah dlm batas tertentu, akan merangsang
baroreseptor simpatik dan parasimpatik, yg terdapat pd sinus karotikus
dan arkus aorta.
b. Rangsangan diteruskan menuju hipotalamus, sbg pusat vasomotor
sehingga serat saraf simpatik pd arteriol mengeluarkan adrenergic substan
katekolamin, nor epineprin (epineprin dlm jumlah besar).
c. Katekolamin akan merangsang reseptor alfa otot polos pembuluh darah
sehingga terjadi vasokonstriksi.
LANJUTAN…
d. Akibat vasokonstriksi akan terjadi:
1. Symphatetic squeezing (pemerasan darah) dari sirkulasi umum sehingga darah
menuju jantung meningkat dan dpt memperbesar curah jantung.
2. Tekanan mikrosirkuasi menurun, terjadi invasi cairan ekstravaskuler menuju vaskuler
dan menambah besarnya darah serta cairan dlm pemerasan darah.
e. Reseptor alfa otot jantung dan pembuluh darah terjadi:
3. Takikardi
4. Kemampuan kontraksi meningkat
5. Pembuluh darah koroner dpt terjadi:
- Penurunan darah ringan
- Dilatasi pembuluh darah
- Vaskularisasi jantung dpt bertahan sehingga fungsi jantung membaik disebut
“inotropic proses” pd jantung.
LANJUTAN…
f. Bila tekanan darah menurun terus sampai batas tertentu, akan terjadi:
- Rangsangan adrenergic berkurang
- terjadi refleks parasimpatik dan adrenergic substan menurun
- Daerah perifer terjadi vasokonstriksi sehingga tekanan darah makin menurun,
terasa dingin, dan berkeringat dingin.
g. Penurunan adrenergic substan dan refleks parasimpatik, menimbulkan dilatasi
daerah mikrosirkulasi dengan akibat:
1. Perfusi ke jaringan makin terganggu
2. Perubahan aerobic metabolism menuju anaerobic dengan timbunan asam laktat,
asam pirupik, serta terjadi penurunan Ph darah. Dalam situasi demikian, terjadi
kegagalan total metabolism yg menyebabkan gangguan fungsi alat vital.
PATOGENESIS
Hipovolemik
Penurunan MAP,
(kehilangan cairan/
iskemia
perdarahan)
Penurunan preload
Kegagalan
multiorgan:
- ARDS
Peningkatan Aktivitas - KEMATIAN
Kegagalan hepar
simpatik - Perdarahan
- Gagal ginjal
vasokonstriksi
GAMBARAN SYOK : GEJALA DAN TANDA AWAL
SISTEM ORGAN TANDA DAN GEJALA SEBAB
Tekanan darah Normal/ hipertensi Tekanan sistolik 80-100 Sistolik <60 mmHg Tdk dpt dipalpasi
mmHg
Kulit Dingin dan pucat, Dingin, pucat, lembab, Dingin, lembab, tjd Dingin, lembab,
vasokonstriksi perifer tjd sianosis pd lutut sianosis pd bibir dan kuku sianosis
jari tangan.
Haluaran urin Tidak ada perubahan Menurun sampai 10-22 Oliguria (<10 ml) sampai anuria
ml/jam anuria
Tingkat kesadaran Sadar, tdk ada Tdk ada gangguan Letargi, bereaksi thd Tdk berespon thd
gangguan orientasi, orientasi, mental stimulus nyeri, koma stimulus nyeri
difusi ansietas berkabut, kegelisahan
meningkat
Tekanan vena Mungkin normal 3 cm H2O 0-3 cm H2O
sentral
PRINSIP PENGOBATAN SYOK
1. Upaya preventif
a. Menghentikan sumber perdarahan dan dehidrasi.
b. Memperhitungkan kemungkinan syok hipovolemik dengan persiapan pertolongan yang intensif.
TINDAKAN LAIN
TTV diperiksa setiap 5-15 menit
Pantau kondisi kulit, tingkat kesadaran dan haluaran urin.
Hitung pembalut untuk memantau kehilangan darah: jumlah pembalut, seberapa penuh
pembalut, waktu yg diperlukan sampai pembalut basah.
EVALUASI
Kriteria hasil:
1. Periode intrapartum atau pascapartum menunjukkan respon yang tepat.
2. TTV klien kembali normal dan tetap dalam batas normal.
3. Kehilangan darah klien berkurang sampai jumlah yang minimal.
4. Haluaran cairan klien sebanding dengan asupan cairan klien.
5. Klien terbebas dari infeksi.
6. Klien menyatakan pemahaman terhadap kondisi dan pengobatannya
7. Uterus klien tetap berkontraksi setelah persalinan.
Pd perdarahan intrapartum, kondisi janin juga menjadi perhatian dgn efektivitas terapi
difokuskan pd kesejahteraan janin sebelum dan setelah kelahiran.