Anda di halaman 1dari 22

Laporan Kasus

Prodi Bedah Saraf Kepada Yth:

PPDS Ilmu Kesehatan Anak

HIDROSEFALUS DAN MENINGITIS PADA ANAK PEREMPUAN USIA 1 TAHUN

2 BULAN

Oleh : Thomas Silaban

Hari/Tanggal :

Pembimbing : dr. Ihsan Z. Tala, Sp.BS (K)

KASUS

Pasien An. AF, perempuan, 1 tahun 2 bulan, datang ke IGD RSHAM pada 2 Juni 2021

dengan keluhan utama (alloanamnesis) penurunan kesadaran. Hal ini dialami sejak 6 hari

yang lalu sebelum masuk rumah sakit (SMRS) secara tiba-tiba. Demam dijumpai sejak 6 hari

yang lalu, hilang timbul, demam turun dengan obat penurun panas. Batuk, pilek, dan sesak

tidak dijumpai. Riwayat trauma tidak dijumpai. Riwayat keluar cairan dari telinga dijumpai 2

minggu yang lalu. BAB dan BAK dalam batas normal.

Riwayat penyakit terdahulu :

Riwayat pemberian obat : Amoxicilin, parasetamol, obat pulvis

Riwayat kelahiran: pasien lahir secara partus per vaginam, usia kehamilan kurang bulan ( +/-
8 bulan), saat lahir segera menangis, riwayat dirawat di ruang bayi sakit / diberi bantuan
oksigen.
Riwayat imunisasi : kesan lengkap

Riwayat keluarga : Tidak ada riwayat keluarga dengan keluhan yang sama
Pemeriksaan fisik:
Sensorium: GCS 8 (E2M4V2)
Kepala: UUB terbuka rata

mata: refleks cahaya dijumpai (+/+), pupil isokor 3mm/3mm. Mulut: mukosa bibir kering
tidak dijumpai

Hidung: pernafasan cuping hidung tidak dijumpai


Leher: kaku kuduk tidak dijumpai
Dada: simetris fusiformis, tanpa retraksi
Frekuensi jantung: 110 kali/menit, regular, tanpa murmur
Frekuensi nafas: 24 kali/menit, regular, tanpa ronki
Abdomen: soepel, peristaltik dijumpai, hepar/lien tidak teraba membesar

A.gerak: frekuensi nadi 110 kali/menit, akral hangat, CRT <2 detik, TD: 80/50mmHg , tonus
otot meningkat, spastik dijumpai di keempat ekstremitas, kekuatan motorik sulit dinilai.

Refleks fisiologis Kanan kiri


APR + +
KPR + +
Biseps + +
Triseps + +

Refleks patologis – babinksi (-)/(-). / chaddock (-)/(-)

Rangsang meningeal:

 -  Kaku kuduk : negatif


 -  Brudzinski I : negatif
 -  Brudzinski II : negatif
 -  Tanda kernig : negatif

Hasil laboratorium 2/6/2021

Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan


Hemoglobin (HGB) 9.8 10.8-15.6
Eritrosit (RBC) 5.00 4.50-6.50
Leukosit (WBC) 25,490 4,500-13,500
Hematokrit 33.7 33-45
Trombosit (PLT) 406,000 171,000-521,000
MCV 67 69-93
MCH 19.6 22-34
MCHC 29.1 32-36
RDW 25.0 11-15
MPV 9.4 6.5-9.5
PCT 0.380 0.100-0.500
PDW 11.7 10.0-18.0

Neutrofil 67.80 25.00-60.00


Limfosil 29.00 25.00-50.00
Monosil 2.40 1.00-6.00
Eosinofil 0.60 1.00-5.00
Basofil 0.20 0.00-1.00
Neutrofil absolut 17.29 2.4-7.3
Limfosil absolut 7.38 1.7-5.1
Monosil absolut 0.62 0.2-0.6
Eosinofil absolut 0.16 0.10-0.31
Basofil absolut 0.04 0.0-0.1
NRBC 0.0

Elektrolit
Natrium (Na) 143 135-155
Kalium (K) 3.6 3.6-5.5
Klorida (Cl) 103 95-106

Protrombin time 15 13.5


INR 1.12 0.8-1.3
APTT 36.8 27-39

Procalcitonin >100 <0.05

pH 7.34 7.35-7.45
pCO2 47 38-42
pO2 176 85-100
HCO3 25.4 22-26
TCO2 26.8 19-25
BE -0.5 (-2)-(+2)
SaO2 100 95-100

KGD sewaktu 60 <200

Blood urea nitrogen(BUN) 14 7-19


Ureum 30 15-40
Kreatinin 0.38 0.6-1.1

Albumin 2.7 3.5-5.0

Anti HIV (3 metode) Non reaktif Non reaktif


Hasil pemeriksaan radiologi

Thoraks AP supine 13/2/2021 :

- Bronkopneumonia, DD/ proses spesifik


- Thymus hyperplasia

CT SCAN 13/2/2021:
- Kesan :SOL + hidrosefalus
Diagnosa ; Penurunan kesadaran ec Meningitis + hidrosefalus + electrolyte imbalance

Terapi :
- IVFD Nacl 0,9 % 22 cc/jam selama 24 jam
- Fenitoin loading dose 10 mg.kg dalam Nacl 0,9 % selama 20 menit
- Inj. Omeprazole 10 mg/12 jam

Rencana :

- Konsul Bedah saraf


- Konsul PICU

Jawaban konsul Bedah saraf :

Hasil head CT Scan 13/2/2021

- Ventrikulomegali, ventrikel lateralis dan ventrikel III, ventrikel IV membesar


- Periventrikular inhibisi
- Lesi hipodens O/t (R) temporal , berbentuk lingkaran dengan ukuran 1 x0,8 cm
- Th 1,5 cm
- Bvams ratio 30

Diagnosis : Hidrosefalus communicans ec dd/ meningoensefalitis + Anemia +


Hiponatremia
Rencana :

- CSF double set up Cito


- Sambal koreksi hyponatremia berjalan
- Cek HST
- Edukasi keluarga keluarga menolak

Pemantauan tanggal 3/6/2021 Pasien dikonsulkan ke PICU untuk perawatan post


operasi

S: penurunan kesadaran masih dijumpai, demam dijumpai


O: -Sistem SSP = Belum stabil
Sensorium: Fourscore 11 (E1M2B4R4)
Mata : Refleks cahaya dijumpai, pupil aniisokor
-Sistem Repirasi = Belum stabil
Terpasang simple mask 5 liter/menit SpO2 99%
Dada : Simetris fusiformis, tanpa refraksi
Frek.Nafas :36 x/menit,reguler, tanpa ronki
-Sistem Kardiovaskular = Stabil
Frek.Jantung : 136 x/menit, reguler, tanpa desah
Frek.Nadi : 136 x/menit, reguler, akral hangat CRT < 3 detik, tekanan darah
70/50 mmHg
-Sistem Metabolik = stabil
Abdomen soepel, peristaltik dijumpai normal
-Sistem Hematologi = Belum Stabil
Pucat dijumpai dan pendarahan tidak dijumpai
(2/6) Hb 9.8/ Trombosit 406,000
-Sistem Infeksi = Belum stabil
demam saat ini tidak dijumpai, riwayat demam dijumpai
(2/6) Leu 25,490/ Procalcitonin >100
-Sistem Nutrisi = Belum Stabil
Puasa untuk persiapan operasi

A: Penurunan kesadaran ec hidrosefalus komunikans ec DD/ Meningitis TB

P:
- O2 simple mask 5 lpm
-IVFD D5%NaCl 0.225% 10 gtt/mnt

Rencana :
- Operasi cito
- Foto thoraks setelah pemasangan CVC
Jawaban Konsul: acc untuk perawatan PICU
Pemantauan 3/6/2021 pukul 19.35 di ruangan PICU post op EVD

S: Post operasi EVD d/t Hidrosefalus communicans

O: -Sistem SSP = belum stabil


Sensorium: Fourscore 11 (E1M2B4R4)
Mata : Refleks cahaya dijumpai, pupil anisokor 3mm/2mm
-Sistem Repirasi = Belum stabil
Terpasang ETT no 4 cuffed at lip 14 cm, terhubung ventilator modus PC, PEEP
5, FiO2 40%, pc 10, I:E: 1:1.5, RR 20x/menit, SpO2 98%
Dada : Simetris fusiformis, tanpa refraksi
Frek.Nafas :20 x/menit,reguler, tanpa ronki
-Sistem Kardiovaskular = Belum Stabil
Frek.Jantung : 108 x/menit, reguler, tanpa desah
Frek.Nadi : 108 x/menit, reguler, akral hangat CRT < 3 detik
-Sistem Hematologi = Belum Stabil
Pucat dijumpai dan pendarahan tidak dijumpai
(2/6) Hb 9.8/Ht 33.7/Trombo 406,000
-Sistem Infeksi = Belum Stabil
Instabilitas suhu dijumpai, suhu tertinggi 39,4
-Sistem muskuloskletal = belum stabil
Bengkak pada lokasi bekas pemasangan CVC
-Sistem Nutrisi = Belum Stabil
Diet troffic feeding 20 cc/kgBB/hari : 160 cc/hari : 20 cc/ 3 jam
A: Post of VP shunt ec Hidrosephalus komunikan + Gizi kurang + sangkaan
meningitis TB

P:
- Terpasang ETT no 4,5 non cuffed et lip 12cm terhubung ventilator , FiO2 50%,
peep 5, Pc above 20 RR 30x/menit, RR total 30 x/i,SpO2
- IVFD NaCL 0.9 % sesuai balance
- Inj. Cefotaxime 200 mg/12 jam
- Inj. Ranitidine 10 mg/ 12 jam
- Inj. Fenitoin 20 mg/ 12 jam
- Inj. Paracetamol 80 mg/ 8 jam
- Diet 20 cc/ 3 jam, dinaikkan bertahap bila toleransi

Pemantauan 4-7 Juni 2021

04-06-21

S: penurunan kesadaran dijumpai, demam tidak dijumpai, kejang tidak dijumpai

O: -Sistem SSP = belum stabil


Sensorium: Fourscore 11 (E1M2B4R4)
Mata : Refleks cahaya dijumpai, pupil anisokor 3mm/2mm
-Sistem Repirasi = Belum stabil
Terpasang ETT no 4 cuffed at lip 14 cm, terhubung ventilator modus PC, PEEP
5, FiO2 40%, pc 10, I:E: 1:1.5, RR 30x/menit, SpO2 98%
Dada : Simetris fusiformis, tanpa refraksi
Frek.Nafas :20 x/menit,reguler, tanpa ronki
-Sistem Kardiovaskular = Belum Stabil
Frek.Jantung : 130 x/menit, reguler, tanpa desah
Frek.Nadi : 130 x/menit, reguler, akral hangat CRT < 3 detik
-Sistem Hematologi = Belum Stabil
Pucat dijumpai dan pendarahan tidak dijumpai
(2/6) Hb 9.8/Ht 33.7/Trombo 406,000
-Sistem Infeksi = Belum Stabil
Instabilitas suhu dijumpai, suhu tertinggi 39,4
-Sistem muskuloskletal = belum stabil
Bengkak pada lokasi bekas pemasangan CVC
-Sistem Nutrisi = Belum Stabil
Diet troffic feeding 20 cc/kgBB/hari : 160 cc/hari : 20 cc/ 3 jam
A: Post of VP shunt ec Hidrosephalus komunikan + Gizi kurang + sangkaan
meningitis TB

P:
- Terpasang ETT no 4,5 non cuffed et lip 12cm terhubung ventilator , FiO2 50%,
peep 5, Pc above 20 RR 30x/menit, RR total 30 x/i,SpO2
- IVFD NaCL 0.9 % sesuai balance
- Inj. Cefotaxime 200 mg/12 jam
- Inj. Metronidazole LD 12 mg, MD 60 mg/8 jam
- Inj. Ranitidine 10 mg/ 12 jam
- Inj. Fenitoin 20 mg/ 12 jam
- Inj. Paracetamol 80 mg/ 8 jam
- Diet 20 cc/ 3 jam, dinaikkan bertahap bila toleransi
Pasien dikonsulkan ke Divisi Neurologi
S: Demam masih dijumpai, Desaturasi tidak ada, Mencret 2x dijumpai
O: -Sistem SSP = belum stabil
Sensorium: Fourscore5 (E0M2B2R1)
Mata : Refleks cahaya dijumpai, pupil isokor
-Sistem Repirasi = Belum stabil
Terpasang ETT non coffed no 4,5 et lip 12cm, CMV peep 5, FiO2 40%, pr 30%,
Pi above peep 20, VTE, SpO2
Dada : Simetris fusiformis, tanpa refraksi
Frek.Nafas :48 x/menit,reguler, tanpa ronki
-Sistem Kardiovaskular = Belum Stabil
Frek.Jantung : 121 x/menit, reguler, tanpa desah
Frek.Nadi : 121 x/menit, reguler, akral hangat CRT < 3 detik
-Sistem Hematologi = Stabil
Pucat dan pendarahan tidak dijumpai
(6/3) Hb 12,1/Ht 36/ PH 549.000
-Sistem Metabolik = Stabil
Perut : Soepel, peristaltik dijumpai
(6/3) Ca 7,7/K 4/ Na 136/ Cl 96
-Sistem Infeksi = Belum Stabil
demam dijumpai, suhu tertinggi 39,4
(6/3) Hb 11,3/ Leu 18310/ N 51,9/L 7,6

-Sistem Urogenital = Stabil


UOP 24 jam 480 cc
Balance 24 jam = -143cc
-Sistem Nutrisi = Belum Stabil
Kebutuhan kalori menurut scholfield 566 kkal
A: 1. Gagal Nafas ec menigsensephitis + post up vp shunt ec hidrosephalus + sol +
anemic + elektrolit imbalance + VAP ec A. Bavmanis

P:
- Terpasang ETT no 4,5 non cuffed et lip 12cm terhubung ventilator , FiO2 45%,
peep 5, Pc above 20 RR 30x/menit, RR total 30 x/i,SpO2
-IVFD NaCL 0.9 %
- Inj. Fentanyl 100mg
- Inj. Amikasin MD 120 mg/ 24 jam (H6)
- Inj. Fenobarbital MD 12,5 mg/12jam/iv
- Inj. Fenitoin MD 25 mg/12jam
-Inj. Fenobarbital MD Dose 100mg
- Inj. Parasetamol 85 mg/4jam
- Inj. Furosemide 10 mg/12 jam
- Asetozamide 3x0,5 mg
- Urdafalk 2x80 mg
- Diet Pediasure 50 cc/3jam

09/03/2021 (Divisi Neurologi)


S: demam masih dijumpai, apostik dijumpai
O: Sensorium: Compos Mentis Suhu : 38,9
Mata: Refleks cahaya dijumpai, pupil isokor
Dada: Simetris fusformis, tanpa retraksi
HR: 160 kali/menit, reguler, tanpa murmur
RR: 35 kali/menit. Reguler, tanpa ronki
Perut: Soepel, peristaltik dijumpa, luka post up vp shunt tertutup verban
A.Gerak : Akral hangat CRT<2 detik,
A: post vp shunt , hidrosefalus communicans ec meninguensefalitis
P:
- Inj. Fenobarbital MD 25 mg/12jam
- Inj. Fenitoin MD 25 mg/12jam
- Inj. Furosemide 10 mg/12 jam
- Dexametasone 1,0 mg/8jam
- Asetozamide 3x0,5 mg

09-03-2021
S: Demam masih dijumpai. Diet tolerasi, destuasi tidak ada, BAB pagi ini tidak ada
O: -Sistem SSP = belum stabil
Sensorium: Fourscore5 (F0M2B2R1)
Mata : Refleks cahaya dijumpai, pupil isokor
-Sistem Repirasi = Belum stabil
Terpasang ETT non coffed no 4,5 et lip 12cm, CMV peep 5, FiO2 40%, pr 30%,
Pip 20
Dada : Simetris fusiformis, tanpa refraksi
Frek.Nafas :48 x/menit,reguler, tanpa ronki
-Sistem Kardiovaskular = Belum Stabil
Frek.Jantung : 170 x/menit, reguler, tanpa desah
Frek.Nadi : 170 x/menit, reguler, akral hangat CRT < 3 detik
-Sistem Hematologi = Stabil
Pucat dan pendarahan tidak dijumpai
(6/3) Hb 12,1/Ht 36/ PH 549.000
-Sistem Metabolik = Stabil
Perut : Soepel, peristaltik dijumpai
(6/3) Ca 7,7/K 4/ Na 136/ Cl 96

-Sistem Infeksi = Belum Stabil


demam dijumpai, suhu tertinggi 39,3
(6/3) Hb 11,3/ Leu 18310/ N 51,9/L 7,6

-Sistem Urogenital = Stabil


UOP 24 jam 530 cc
Balance 24 jam = -143cc
-Sistem Nutrisi = Belum Stabil
Kebutuhan kalori menurut scholfield 566 kkal

A: 1. Gagal Nafas ec neonatal pneumonia


2. sangkaan sepsis neonatorum
3. Neonatal seizure ec electrolyte imbalance
4. Ikterik neonatorum
5. hipocalcemia ec nipoparatiroidime
6. NCB.SMK
A: 1. Gagal Nafas ec menigsensephitis + post up vp shunt ec hidrosephalus + sol +
anemic + elektrolit imbalance + VAP ec A. Bavmanis

P:
- Terpasang ETT no 4,5 non cuffed et lip 12cm terhubung ventilator , FiO2 40%,
peep 5, Pc above 20 RR 30x/menit, RR total 30 x/i,SpO2
-IVFD NaCL 0.9 %
- Inj. Fentanyl 100mg
- Inj. Amikasin MD 120 mg/ 24 jam (H6)
- Inj. Fenobarbital MD 12,5 mg/12jam/iv
- Inj. Fenitoin MD 25 mg/12jam
-Inj. Fenobarbital MD Dose 100mg
- Inj. Parasetamol 85 mg/4jam
- Inj. Furosemide 10 mg/12 jam
- Asetozamide 3x0,5 mg
- Urdafalk 2x80 mg
- Diet Pediasure 50 cc/3jam
10/03/2021 (Divisi Neurologi)
S: demam masih dijumpai, spastik dijumpai
O: Sensorium: Compos Mentis Suhu : 36,7
Mata: Refleks cahaya dijumpai, pupil isokor
Dada: Simetris fusformis, tanpa retraksi
HR: 150 kali/menit, reguler, tanpa murmur
RR: 24 kali/menit. Reguler, tanpa ronki
Perut: Soepel, peristaltik dijumpa, luka post up vp shunt tertutup verban
A.Gerak : Akral hangat CRT<2 detik, ekstremitas atas = spaltik (+)
A: - post vp shunt (H12), hidrosefalus communicans ec meninguensefalitis
P:
- Inj. Fenobarbital MD 25 mg/12jam
- Inj. Fenitoin MD 25 mg/12jam
- Inj. Furosemide 10 mg/12 jam
- Dexametasone 1,0 mg/8jam
- Asetozamide 3x0,5 mg

Pemantauan 16/3/2021
Sensorium: fourscore 4 (E0M2B2R0)
HR: 122 (N:90-150)
RR: 28 (N:20-30)
TD: 130/90 mmHg (P50-90 = 86-91/40-52mmHg)

Dx: post VP shunt ec hidrosephalus + SOL + prolonged intubation ec gagal nafas ec


meningoensephalitis+ anemia + elektrolit imbalance + VAP ec A. Baumanii +
Candidiasis Kutis

Therapi :
- Terpasang ETT no 4.5 cuffed, at lip 12 cm terhubung ventilator modus Pcontrol
dengan FiO2 25%, PEEP 5, PC above 9, RR 25x/I, RR total 29x/I, I: E 1:2 SpO2
98-99%
- IVFD NaCl 0.9%  sesuai balance
- Inj Fentanyl 100 mcg dalam 50 NS  0,5 mcg/kg/menit  2 cc/jam
- Inj. Amikasin 120 mg/24 jam (H16)
- Inj. Ampisilin sulbactam 400 mg/6jam (H4)
- Inj. fenitoin MD 25 mg dalam 20 cc NS / 12 jam
- Inj. fenobarbital LD dose 100 mg dalam 20 cc NS habis dalam 20 mnt 🡪 selanjutnya
MD 25mg/12jam
- Inj. parasetamol 85 mg/ 4 jam
- Inj. Dexamethasone 0.8 mg/8 jam
- Inj. furosemide 10 mg/ 12 jam
- Inj. omeprazole 10 mg/12 jam
- CTM 2x1mg
- Asetazolamid 3 x 85 mg
- Urdafalk 2x80 mg
- Lioresal 3 x 2.5 mg (selama 3 hari 10-12/3)  selanjutnya lioresal 3 x 5 mg
- Diet pediasure 80 cc/3 jam/NGT

Rencana:
- Hari senin rencana transfuse FFP dari bedah syaraf  konfirmasi bedah
- Susul hasil DL, CRP, PCT
- Kultur sputum/BAL (17/3)
- Weaning SIMV, turunkan FIO2 jika stabil
- Susul konsul rehab. Medik (15/3)
- Rencana trakeostomi Selasa 16/3/21  BATAL

Rangkuman Hasil Pemeriksaan

1. Pemeriksaan darah

25/2 26/2 27/2 13/3


Darah rutin Urinalisa : Hb 12.5/ ht Hb 10,5/ ht 33/ leu Hb 10.8/Ht 31/Leu
Warna 39/ l 19.940/ 14580/ plt 239000 14.750/PLT 632.000
kuning plt 441.000
keruh, Glu-, N 79,7/ L 14/ M E 0.80/B 0.30/N
Bil -, Ket -, BJ N 84.8/ lim 8.6 6,2/ E 0/ B0,1 75.30/L 11.30/M
1.015/ pH 8/ 12.30
Pro- / Nit -/
Leu +/ Blo +
Elektrolit Na: 133 / K: Ca 6,9/ Na 139/ K Na 124/K 2.8/Cl 98
4,6 / Cl: 93 2,9/ cl 99
HST PT: 11,9 PT 16 (14)/ INR PT 11.4 ( 12.60)/APTT
(13,9)/ INR: 1,16/ APTT 31,7 31.7 (18.5)/INR 0.89
0,94 / APTT: (30,2) TT 17,8 (17)
28,6 (31,9) /
TT: 14,7 (16,7)
AGDA Ph: 7,43 / Ph: 7,4 / pCO2: 45/ pH 7.4/pCO2 38/pO2
pCO2: 45/ pO2: 191 / HCO3 125/HCO3 23.5/TCO2
pO2: 89 / 30,6 / TCO2: 32/ 24.7/BE -1.2/SPO2
HCO3 19,9 / BE: 5,8/ SaO2 100 99%
TCO2: 31,3 /
BE: 4,9 / SaO2
96
LFT
RFT BUN: 4 / Ur: Ur 11/Cr 0.23/BUN 5
9 / Cr: 0,28
KGD: 91 / Albumin 2,8/ kgd
albumin: 3,4 85

Antigen:
negatif

2/3 3/3 4/3 6/3 8/3


Darah rutin Hb 9,8/ Ht Hb 12.1/ Hb 10.7/
32/ WBC Ht 36/ Ht 32/
224.400/ Leuk Leuk
Plt 369.000 18310/ PLT 26690/ PLT
E 0/ B 0.3/ 549.000 568.000
N 82,3/ L MCV 78/ MCV 79/
11,1/ M MCH 26.3/ MCH 26.4/
6,3 MCHC 33.6 MCHC 33.5
E v0.2/ B E 0.1/ B
0.3/ N 0.3/ N
81.90/ L 83.40/ L
7.60/ M 8.80/ M
10.00 7.40
Elektrolit Ca ion 1,02/ PT 22,5/ Ca 7.70/
Ca 9,6/ Na INR 1,77/ Na 136/ K
150/K APTT 40/ 4.0/ Cl 96
4,6/Cl 100 TT 23,5
AGDA PH 7.49/
PCO2 37/
PO2 184/
HCO3 28,2/
TCO2 29,3/
BE 4,6/
SaO2 100%

BUN 15/Ur
32/ Cr 0,47

SGOT
91/SGPT 53
LFT SGOT 45/
SGPT 27
RFT BUN 10/
Ur 21/ Cr
0.43
Lain2 Albumin CRP 0.7
2.9 PCT 14.41
As.laktat
arteri 2.5

1. Kultur darah 18/2 : Tidak dijumpai pertumbuhan bakteri


2. 25/2
Kultur LCS : Tidak dijumpai pertumbuhan bakteri
Kultur Sputum : A. Baumanii --> S: Tigecyclin, Amikasin
3. Analisa cairan otak (27/2/2021):
warna jernih/ LDH 221/ total protein 12,4/ jlh leukosit 0,14/ jlh erit 0,001/ glukosa 28/
pH 8,0/ MN sel
4. Genexpert : LCS 1/3 --> MTB (-) / LCS 25/2 🡪 MTB (-)
5. Kultur Sputum 9/3/2021
1. AcinetobacterBaumanii
2. Pseudomonas aeruginosa

KASUS 2.

Pasien An. LSP, laki-laki, 4 tahun 2 bulan datang ke IGD RSHAM 30 Januari 2021 dengan

keluhan utama (alloanamnesis) penurunan kesadaran dialami sejak 30 hari yang lalu .

Riwayat demam dijumpai sejak 1 bulan yang lalu . Riwayat kejang sejak 2 minggu yang lalu

BAB DAN BAK dalma bats normal

O: Sensorium: GCS 5 Suhu : 36,9


Mata: Refleks cahaya dijumpai, pupil isokor
Dada: Simetris fusformis, tanpa retraksi
HR: 86 kali/menit, reguler, tanpa murmur
RR: 20 kali/menit. Reguler, tanpa ronki
Perut: Soepel, peristaltik murmur dijumpai
A.Gerak : Akral hangat CRT<2 detik
A: Meningitis bakterialis dd/ meningoensefalitis + susp. SIADH + elektrolit imbalance
+ hipoalbumunemia + gizi kurang

P:Elevasi Kepala 45 derajat


IVFD KAEN 3B 8 cc/jam
-inj meropenem 500mg/8 jam
Inj. Fenobarbital MD 50 mg/12 jam
-Inj. Furosemide 40 mg/12 jam
- Inj. Parasetamol 200 mg/12 jam
- Prednisone 3 x 5 mg
- Isoniazid 1 x 75 mg
Rifamfisin 1 x150 mg
Pirazinamid 1 x200 mhg
Etambutol 1 x 300 mg

Rencana : -Aantibitotik inj. Cetriaxone + inj. Ampisilin


- Pastikan kalo lagi bangun speatik kuat / tidak pertimbangkan baclufen
-OAT diteruskan
- Urin 24 jam

08-03-2021
Pemeriksaan Fisik :
BB = 13 kg
PB: 100 CM
O: -Sistem SSP = belum stabil
Sensorium: gcs 11 (E5 M5 V3)
Mata : Refleks cahaya dijumpai, pupil isokor
-Sistem Repirasi = stabil
Dada : Simetris fusiformis, tanpa refraksi
Frek.Nafas : 22 x/menit,reguler, tanpa ronki
-Sistem Kardiovaskular = Stabil
Frek.Jantung : 130 x/menit, reguler, tanpa desah
Frek.Nadi : 130 x/menit, reguler, akral hangat CRT < 2 detik
-Sistem Hematologi = Stabil
Pucat dan pendarahan tidak dijumpai
(4/3) Hb 11,2/Ht 35/ PH 555.000
-Sistem Metabolik = Stabil
Perut : Soepel, peristaltik dijumpai
(4/3) K 4,2/ Na 132/ Cl 100/ GDS 73

-Sistem Infeksi = Belum Stabil


demam dijumpai, suhu 37,7
Leu 6540/ N 71,5/L 18,2

-Sistem Urogenital = Stabil


UOP kesan cukup
-Sistem Muskuloskletal : tidak stabil
Spastik dijumpai

-Sistem Nutrisi= stabil


RDA X BBI : 90 x 155 = 1395 kkal

Diagnosis post EVD ec hidrocepalus comunicans + Sangk meningitis bakterial

Rangkuman Pemeriksaan :
DISKUSI MENINGITIS HIDROSEFALUS :

Meningitis bakterialis adalah suatu peradangan selaput jaringan otak dan medulla spinalis

disebabkan oleh bakteri patogen. Peradangan tersebut mengenai araknoid, piamater, dan

cairan serebrospinalis. Perdangan ini dapat meluas melalui ruang subaraknoid sekitar otak,

medulla spinalis dan ventrikel.1

Etiologi Meningitis
 Usia 0-2 bulan : Streptococcus group B, Eschechia coli
 Usia2 bulan-5 tahun : Streptococcuspneumoniae, Neisseria meningitides,
Haemophillus influenza
 Usia diatas 5 tahun: Streptococcus pneumonia, Neisseria meningitides.1
Diagnosis Meningitis

Seringkali didahului infeksi pada saluran napas atau saluran cerna seperti demam, batuk,
pilek, diare, dan muntah. Gejala meningitis adalah demam, nyeri kepala, meningismus
dengan atau tanpa penurunan kesadaran, letargi, malaise, kejang, dan muntah merupakan hal
yang sangat sugestif meningitis tetapi tidak ada satu gejala pun yang khas. Banyak gejala
meningitis yang berkaitan dengan usia, misalnya anak yang kurang dari 3 tahun jarang
mengeluh nyeri kepala. Pada bayi gejala hanya berupa demam, iritabel, letargi, malas minum,
dan high pitched-cry.1
Gangguan kesadarandapat berupa penurunan kesadaran atau iritabilitas. Dapat juga
ditemukan ubun-ubun besar yang membonjol, kaku kuduk, atau tanda rangsang meningeal
lain (Bruzinski dan Kernig), kejang, dan deficit neurologis fokal. Tanda rangsang meningeal
mungkin tidak ditemukan pada anak berusia kurang dari 1 tahun. Tanda-tanda peningkatan
tekanan intracranial juga dapat ditemukan.1
Lumbal pungsi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menganalisis atau
mendapatkan informasi tentang cairan sereberospinal (CSF). Pungsi lumbal biasa digunakan
untuk diagnostik, menyingkirkan diagnosis banding, bahkan terkadang untuk terapeutik.
Pungsi lumbal dilakukan setelah pemeriksaan neurologis.2 CT Scan dan MRI untuk
mengevaluasi lesi structural di otak, medeteksi adanya oedema otak. Jika hasil menunjukkan
tanda-tanda yang menjurus pada ensefalitis maka lumbal pungsi dilakukan untuk melihat
adanya peningkatan TIK. Elektroensefalografi (EEG) biasanya digunakan untuk melihat
adanya memperlihatkan proses inflamasi difus (aktivitas lambat bilateral). 3

Tabel 2 Perbandingan karakter CSS pada jenis meningitis yang berbeda.2

Normal Bakterial Viral TB Fungal


Makroskopi Jernih, tak
Keruh Jernih/opalescent Jernih/opalescent Jernih
k berwarna
Normal atau Normal atau
Tekanan Normal Meningkat Meningkat
meningkat meningkat
Sel 0-5/mm3 100-60.000/mm3 5-100/mm3 5-1000/mm3 20-500/mm3
Neutrofil Tak ada >80% <50% <50% <50%
75%
Rendah (<40% Rendah (<50% Rendah (<80%
Glukosa glukosa Normal
glukosa darah) glukosa darah) glukosa darah)
darah
Protein <0,4 g/L 1-5 g/L >0,4-0,9 g/L 1-5 g/L 0,5-5 g/L
Gram positif <90%;
Gram negatif;
kultur positif <80%; PCR kultur positif Kultur positif 50-
Lainnya kultur positif
kultur darah positif <50% 80%
25- 50%
<60%
Tatalaksana Meningitis

Usia 1-3 bulan


- Ampicilin 200-400 mg/kgBB/hari IV dibagi dalam 4 dosis + sefotaksim 200-300
mg/kgBB/hari IVdibagi dalam 4 dosis, atau
- Seftriakson 100 mh/kgBB/hari IV dibagi dalam 2 dosis

Usia >3 bulan


- Sefotaksim 200-300 mg/khBB/hari IV dibagi dalam 3-4 dosis, atau
- Seftriakson 100 mg/kgBB/hari IVdibagi dalam 2 dosis, atau
- Ampicilin 200-400 mg/kgBB/hari IVdibagi dalam 4 dosis + kloramfenikol 100
mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis.

Jika sudah didapatkan hasil kultur, maka pemberian antibiotic disesuaikan dengan
hasil kultur dan resistensi. Dexamethason 0,6 mg/kgBB/hari IV dibagi dalam 4 dosis selama
4 hari. Injeksi dexamethasone diberikan 15-30 menit sebelum atau pada saat pemberian
antibiotic. Lama pengobatan tergantung kuman penyebab, umumnya 10-14 hari.1
Hidrosefalus merupakan gangguan yang terjadi akibat kelebihan cairan serebrospinal

pada sistem saraf pusat. Kasus ini merupakan salah satu masalah yang sering ditemui di

bidang bedah saraf, yaitu sekitar 40% hingga 50%. Penyebab hidrosefalus pada anak secara

umum dapat dibagi menjadi dua, prenatal dan postnatal. Baik saat prenatal maupun postnatal,

secara teoritis patofisiologi hidrosefalus terjadi karena tiga hal yaitu produksi liquor yang

berlebihan, peningkatan resistensi liquor yang berlebihan, dan peningkatan tekanan sinus

venosa.5,6

Pembentukan cairan serebrospinal terutama dibentuk di dalam sistem ventrikel.

Kebanyakan cairan tersebut dibentuk oleh pleksus koroidalis di ventrikel lateral, yaitu kurang

lebih sebanyak 80% dari total cairan serebrospinalis. Kecepatan pembentukan cairan
serebrospinalis lebih kurang 0,35- 0,40 ml/menit atau 500 ml/hari, kecepatan pembentukan
cairan tersebut sama pada orang dewasa maupun anak-anak. Dengan jalur aliran yang dimulai
dari ventrikel lateral menuju ke foramen monro kemudian ke ventrikel 3, selanjutnya
mengalir ke akuaduktus sylvii, lalu ke ventrikel 4 dan menuju ke foramen luska dan magendi,

hingga akhirnya ke ruang subarakhnoid dan kanalis spinalis.6

Tabel 1. Klasifikasi Hidrosefalus.5,6,7

Hidrosefalus Obstruktif Hidrosefalus komunikans


Kongenital Kongenital

Stenosis akuaduktus Malformasi Arnold Chiari (tipe II, jarang pada type I)
Kista Dandy Walker Ensefalokel
Benign intracranial cysts (seperti kista Deformitas basis kranii
arachnoid) Malformasi vaskular (seperti
aneurisma vena Galen) Didapat

Didapat Infeksi (intrauterin misalnya CMV, toxoplasma, post- bacterial


meningitis)
Tumor (seperti ventrikel 3, regio pineal, fossa Perdarahan (IVH pada infan, sub-arachnoid haemorrhage)
posterior)
Lessi massa lainnya (seperti giant aneurysms, Hipertensi vena (seperti trombosis sinus venosa, arterio±venous
abses) shunts)
Meningeal carcinomatosis
Ventricular scarring Sekresi berlebihan CSF (papiloma pleksus koroidalis)

Diagnosis dapat ditegakkan melalui tanda dan gejala klinis. Makrokrania merupakan

salah satu tanda dimana ukuran kepala lebih besar dari dua deviasi standar di atas ukuran

normal atau persentil 98 dari kelompok usianya. Hal ini disebabkan oleh peningkatan tekanan

intrakranial dan menyebabkan empat gejala hipertensi intrakranial yaitu fontanel anterior

yang sangat tegang (37%), sutura tampak atau teraba melebar, kulit kepala licin, dan sunset

phenomenon dimana kedua bola mata berdiaviasi ke atas dan kelopak mata atas tertarik.
Gejala hipertensi intrakranial lebih menonjol pada anak yang lebih besar daripada bayi, gejala
ini mencakup nyeri kepala, muntah, gangguan okulomotor, dan gejala gangguan batang otak
(bradikardia, aritmia respirasi). Gejala lainnya yaitu spastisitas pada eksremitas inferior yang

berlanjut menjadi gangguan berjalan dan gangguan endokrin5,6,8


Pemeriksaan penunjang dengan menggunakan USG dapat mendeteksi hidrosefalus

pada periode prenatal, dapat pula digunakan untuk mengukur dan memonitor ukuran

ventrikel, terutama digunakan pada anak prematur. CT Scan dapat digunakan untuk

mengukur dilatasi ventrikel secara kasar dan menentukan sumber obstruksi. CT Scan dapat
menilai baik secara fungsional maupun anatomikal namun tidak lebih baik daripada MRI,
namun karena pemeriksaannya cukup lama maka pada bayi perlu dilakukan pembiusan.5,9
Terapi konservatif medikamentosa berguna untuk mengurangi cairan dari pleksus

khoroid (asetazolamid 100 mg/kg BB/hari; furosemid 0,1 mg/kg BB/hari) dan hanya bisa

diberikan sementara saja atau tidak dalam jangka waktu yang lama karena berisiko

menyebabkan gangguan metabolik. Terapi ini direkomendasikan bagi pasien hidrosefalus

ringan bayi dan anak dan tidak dianjurkan untuk dilatasi ventrikular posthemoragik pada

anak.5,10

Pada pasien yang berpotensi mengalami hidrosefalus transisi dapat dilakukan

pemasangan kateter ventrikular atau yang lebih dikenal dengan drainase likuor eksternal.

Namun operasi shunt yang dilakukan pasca drainase ventrikel eksternal memiliki risiko
tertinggi untuk terjadinya infeksi. Cara lain yang mirip dengan metode ini adalah dengan
pungsi ventrikel yang dapat dilakukan berulang kali.11
Metode Endoscopic third ventriculostomy (ETV) semakin sering digunakan di masa

sekarang dan merupakan terapi pilihan bagi hidrosefalus obstruktif serta diindikasikan untuk

kasus seperti stenosis akuaduktus, tumor ventrikel 3 posterior, infark serebral, malformasi

Dandy Walker, syringomyelia dengan atau tanpa malformasi Arnold Chiari tipe 1, hematoma

intraventrikel, myelomeningokel, ensefalokel, tumor fossa posterior dan kraniosinostosis.

ETV juga diindikasikan pada kasus block shunt atau slit ventricle syndrome. Kesuksesan

ETV menurun pada kondisi hidrosefalus pasca perdarahan dan pasca infeksi. Perencanaan
operasi yang baik, pemeriksaan radiologis yang tepat, serta keterampilan dokter bedah dan
perawatan pasca operasi yang baik dapat meningkatkan kesuksesan tindakan ini.12
REFERENSI

1. Pudjiadi, A. H. et al. Pedoman Pelayanan Medis. Ikatan Dokter Anak Indonesia,


2009. h. 189-192.

2. Karen J. Marcdante, Robert M. Kliegman. Nelson Essentials of Pediatrics. US:


Elsevier; 2018; 1(8) : 389.

3. Bykowski J, Kruk P, Gold JJ, et al. Acute pediatric encephalitis neuroimaging: single-
institution series as part of the California encephalitis project. Pediatr Neurol 2015;
52:606.

4. Ropper AH, Brown RH. Adam and Victor’s principles of neurology. 8th ed. New
York: McGraw-Hill; 2005.

5. Satyanegara. Buku Ajar Bedah Saraf Edisi IV. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama; 2010. P.267- 89

6. Ibrahim S, Rosa AB, Harahap AR. Hydrocephalus in children. In: Sastrodiningrat


AD, ed. Neurosurgery lecture notes. Medan: USU Press; 2012. P.671-80.

7. Thompson D. Hydrocephalus and shunts. In: Moore JA, Newell DW, ed.
Neurosurgery principles and practice. London: Springer; 2005. P.425-40.

8. Fazl M, Rowel DW, Laxton A, Panu N, Tawadros P. Neurosurgery. MCCQE; 2006.


P. 33.

9. Dincer A, Ozek MM. Radiologic evaluation of pediatric hydrocephalus. Childs nerv


Syst [internet]. 2011].27(10):1543-62.

10. Zahl SM, Egge A, Helseth E, Wester K. Benign external hydrocephalus: a review,
with emphasis on management. Neurosurg Rev.2011 October.34(4): 417-432. \\

11. Kestle JR, Cambrin-Riva J, Wellons JC, Kulkarni AV, et al. A standardized protocol
to reduce cerebrospinal fluid shunt infection: The Hydrocephalus Clinical Research
Network Quality Improvement Initiative. J neurosurg [Internet]. Jul 2011.8(1): 22-29.

12. Yadav YR, Parihar V, Pande S, Namdev H, Agarwal M. Endoscopic third


ventriculostomy. J Neurosci Rural Pract [Internet]. 2012 May-Aug. (27); 3(2): 1

Anda mungkin juga menyukai