Disusun oleh :
Riama Sihombing (112020002)
KIMIA KLINIK
Glukosa Sewaktu 99 mg/dL 70 – 200
MIKROBIOLOGI
PCR SARS – Cov-2 (-) Negatif
KIMIA KLINIK
8 juni 2022
Bilirubin
Bilirubin Total 0.22 mg/dL < 0.9
Biliribun Direk 0.15 mg/dL < 0.3
Bilirubin Indirek 0.07 mg/dL < 0.75
Diagnosis :
P1A1 post menopause bleeding ec adenocarcinoma endometrial berdiferensiasi baik.
Rencana :
Rujuk ke spesialis onkologi
Rujuk ke spesialis obgyn
Prognosis:
Ad Vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam
Anatomi
Adenocarcinoma Endometrium
Definisi
• Kanker endometrium adalah tumor ganas epitel primer di endometrium, umumnya dengan
diferensiasi glandular dan berpotensi mengenai miometrium dan menyebar jauh; juga merupakan
kanker ginekologi yang sering terjadi. Kanker endometrium merupakan kanker ginekologi yang
sering terjadi pada wanita setelah kanker payudara, kolon dan paru.
Epidemiologi dan Etiologi
• Kanker endometrium merupakan kasus malignansi ginekologi tertinggi dimana terdapat 319.605
kasus baru di seluruh dunia pada tahun 2012.4 Di Indonesia sendiri WHO pernah mencatat
bahwa kanker endometrium merupakan kanker peringkat ke enam terbanyak yang diderita
perempuan di Indonesia dengan insidens 6.745 pada tahun 2012.5 Usia penderita kanker
endometrium cenderung lebih muda, yaitu sebanyak 63,9% pada usia ≥50 tahun dan sebanyak
12,5% pada usia ≤40 tahun.
• Penyebab kanker endometrium belum diketahui pasti, namun terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya kanker endometrium seperti faktor reproduksi dan menstruasi; hormon;
kontrasepsi oral; obesitas, kondisi medis; ataupun faktor genetik, dimana gen pencetus dari
kanker endometrium yaitu MLH1, MSH2, MSH6.
Secara Histopatologi
• Secara histopatologi karsinoma endometrium dapat dibagi menjadi 2 tipe yaitu adenokarsinoma
tipe I yang memiliki karakteristik diferensiasi yang baik dan invasi secara superfisial, sensitif
terhadap progesteron dan memiliki prognostik yang baik. Adenokarsinoma endometrium tipe II
berdiferensiasi buruk dan memiliki tipe histopatologi yang agresif (clear cell, papiler serosa) dan
berinvasi hingga ke miometrium serta memiliki prognosis yang buruk.
Patogenesis
• Berbagai teori diajukan untuk mendasari terjadinya kanker endometrium, namun saat ini
hipotesis unopposed estrogen merupakan dasar kuat untuk menggambarkan proses patofisiologi
penyakit ini, dimana adanya dominasi kerja hormon estrogen pada endometrium oleh berbagai
penyebab baik endogen maupun eksogen memicu terjadinya mutasi gen pada sel-sel
endometrium yang dapat menimbulkan kanker.
• Ketidakseimbangan kerja estrogen yang mendasari terjadinya kanker endometrium dapat
disebabkan oleh beberapa faktor resiko diantaranya adalah faktor reproduksi seperti jumlah
paritas, menstruasi, penggunaan obat obatan seperti tamoxifen, pengaruh hormon seperti
penggunaan hormon reproduksi pasca menopause, gangguan hormon insulin, obesitas, kondisi
medis maupun faktor genetik, gaya hidup yang tidak sehat.
Manifestasi Klinis
• Sebagian besar keluhan utama yang diderita pasien kanker endometrium adalah
perdarahan abnormal pascamenopause bagi pasien yang telah menopause dan perdarahan
intermenstruasi bagi pasien yang belum menopause.
Grade Defenition
• Batu kandung empedu merupakan gabungan material mirip batu yang terbentuk di
dalam kandung empedu. Pada keadaan normal, asam empedu, lesitin dan fosfolipid
membantu dalam menjaga solubilitas empedu. Bila empedu menjadi bersaturasi tinggi
(supersaturated) oleh substansi berpengaruh (kolesterol, kalsium, bilirubin), akan
berkristalisasi dan membentuk nidus untuk pembentukan batu. Kristal yang terbentuk
dalam kandung empedu, kemudian lama-kelamaan kristal tersebut bertambah ukuran,
beragregasi, melebur dan membentuk batu. Faktor motilitas kandung empedu, billiary
statis, dan kandungan empedu merupakan predisposisi pembentukan batu kandung
empedu.
Manifestasi Klinis
Penyakit batu empedu dapat terjadi simtomatik dan asimtomatik. Keluhan klinis yang
sering ditemukan adalah :
• Nyeri pada perut kanan atas
• Nyeri epigastrium
• Demam
• Ikterus
• Mual, muntah.
Diet Pasien Batu Empedu
• Makan sehat rendah lemak menurunkan gejala. Menurunkan makanan dengan kadar
gula tinggi, mengurangi makanan mengandung lemak hewani seperti margarin, keju,
daging berlemak, roti cakes, biskuit. Konsumsi lemak nabati pada minyak kelapa, minyak
zaitun, minyak bunga matahari dan sebagainya. Konsumsi tinggi, buah, sayur, biji
gandum. Minum cukup 2 liter perhari, air bisa teh herbal.
Komplikasi
• Kolesistitis
• Kolangitis
• Hidrops
• Empiema
Penatalaksanaan
• Jika tidak ditemukan gejala, maka tidak perlu dilakukan pengobatan. Nyeri yang hilang
timbul bisa dihindari atau dikurangi dengan menghindari atau mengurangi makanan
berlemak. Pilihan penatalaksanaan antara lain : kolesistektomi terbuka, kolesistektomi
laparoskopi.
Interpretasi dengan kasus yang ada :
Pasien datang ke IGD RSUD Koja dengan keluhan nyeri perut dan tidak BAB sejak 1 hari SMRS. Pasien mual
dan muntah sebanyak 5 kali HMRS dan terdapat benjolan di perut kanan dari 4 tahun yang lalu. Terdapat
juga keluhan keluar banyak cairan kemerahan dari vagina yang terjadi secara terus menerus. Riwayat
penyakit dahulu, keluhan yang serupa (+). Riwayat kuretase (+), di biopsi dan hasilnya menunjukkan
adenocarcinoma endometrium. Ada kemungkinan mengalami kekambuhan.
USG dilakukan pada pasien dengan kesan radiologi :
• Kolelitiasis multiple.
• Lesi solid ukuran 9,31 x 7,65 x 7,78 cm di regio pelvis.
• Lesi solid ukuran 6,74 x 4,34 x 6,57 di regio umbilicus.
Sonografi hepar, pankreas, aorta, lien, ginjal kanan – kiri, vesika urinaria normal.
Pasien pernah dilakukan kuretase dengan hasil adenocarcinoma endometrial sehingga pasien tersebut di
rujuk untuk tatalaksana lebih lanjut.
Kesimpulan
• Kanker endometrium adalah kanker yang tumbuh dari lapisan dalam rahim
(endometrium). Kanker endometrium biasanya terdeteksi dini karena muncul disertai
dengan pendarahan pervaginam yang abnormal. Diagnosis dapat diduga selama USG
transvaginal dan dikonfirmasi dengan biopsi endometrium. Pembedahan / operasi
(pengangkatan uterus dan ovarium) merupakan pengobatan utama. Pada stadium lanjut
pasien mungkin memerlukan radioterapi dan kemoterapi.
• Kolelitiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di dalam kandung
empedu atau di dalam saluran empedu, atau pada keduaduanya. Penyakit batu empedu
dapat terjadi simtomatik dan asimtomatik. Jika tidak ditemukan gejala, maka tidak perlu
dilakukan pengobatan. Nyeri yang hilang timbul bisa dihindari atau dikurangi dengan
menghindari atau mengurangi makanan berlemak. Pilihan penatalaksanaan antara lain
kolesistektomi terbuka, kolesistektomi laparoskopi.