Anda di halaman 1dari 6

Situasi Demografi Berdampak pada Kesehatan Masyarakat

Leo Naldi Saputra


102021060
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510
Email: leo.102021060@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Dampak yang paling berpengaruh dari situasi demografi antara lain adalah pernikahan muda, Indonesia
termasuk negara dengan persentase pernikahan dini di dunia, berada di urutan ke-37. Pernikahan dini dengan
seorang wanita akan berdampak negatif karena pertumbuhan organ tubuh khususnya organ reproduksi belum siap
untuk proses kehamilan atau persalinan sehingga dikategorikan berisiko tinggi baik bagi ibu hamil maupun janin
dari segi kesehatan. psikologis, serta pertumbuhan dan perkembangan anak yang dilahirkan. Dilakukanya
penelitian dengan kelompok usia 15-49 tahun yang diikuti dengan wawancara dan memiliki data yang lengkap.
Data yang digunakan diambil dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa wanita yang menikah dini memiliki risiko tinggi terhadap kesehatan janin dan
bahkan kematian. Pada pernikahan dini, pasangan biasanya belum siap menjalani kehidupan berumahtangga dan
akhirnya muncul lah pertengkaran yang terus-menerus, dan pasangan nikah muda tidak tahu cara yang tepat untuk
menyelesaikannya.
Kata kunci : Pernikahan Dini, Indonesia, Janin

Abstract
The most influential impact of the demographic situation, among others, is young marriage, Indonesia,
including the country with the highest percentage of early marriages in the world, is in 37th place. Early
marriage with a woman will have a negative impact because the growth of organs, especially reproductive
organs, is not ready for the process of pregnancy or childbirth so that it is categorized as high risk for both
pregnant women and the fetus in terms of health. psychological, as well as the growth and development of
children born. The study was conducted with the age group 15-49 years followed by interviews and has complete
data. The data used is taken from the Indonesian Demographic Health Survey (IDHS) in 2017. The results show
that women who marry early have a high risk of fetal health and even death. Marriage requires strong
psychological readiness. In early marriage, couples are usually not ready to live married life and eventually
fights constantly arise, and young married couples do not know the right way to resolve it.
Keywords : Early Marriage, Indonesia, Fetus
Pendahuluan

Demografi merupakan data statistik yang menyangkut populasi penduduk yang didasarkan atas berbagai
klasifikasi seperti usia, ras, jenis kelamin, agama, pekerjaan, dan pendidikan. Lalu tingkat kelahiran, tingkat
kematian, kepadatan penduduk, tingkat pendapatan, dan sebagainya. Demografi adalah data yang sangat penting
dalam pengambilan kebijakan pemerintah. Pemerintah lazim menggunakan demografi untuk perencanaan
kebijakan hingga pembagian sumber daya. Peningkatan derajat kesehatan terkait dengan jumlah penduduk.
Semakin besar jumlah penduduk, semakin tinggi pula beban pemerintah memfasilitasi faktor kesehatan. Status
kesehatan masyarakat di suatu negara sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Kualitas sumber daya manusia dapat menjadi tolak ukur kemajuan dari negara tersebut. Selain itu, status
kesehatan yang baik juga dapat membuat seseorang menjadi lebih produktif. Hal ini karenakesehatan merupakan
hal yang penting untuk menentukan keberlangsungan hidup seseorang.

Skenario

Indonesia sedang menghadapi situasi demografi di mana usia produktif terutama yang muda jauh
lebih banyak daripada usia non produktif. Hal ini menjadi pemikiran Kepala Puskesmas A mengenai
dampaknya terhadap kesehatan, dan bagaimana peran puskemas dalam program-programnya juga
masyarakat dalam menghadapinya karena hal ini dapat menjadi ancaman ataupun peluang. Puskesmas A
merupakan puskesmas di suatu kecamatan dengan tingginya kegiatan industri pabrik, dan mayoritas
merupakan buruh pabrik, sangat jarang yang bekerja sebagai petani karena sempitnya lahan. Mayoritas
penduduk berpendidikan rendah, pengangguran sukarela dan terselubung tinggi. Rata-rata harapan hidup
sampai usia 80 tahun bagi wanita dan 78 tahun bagi pria, usia menikah rata-rata di usia kurang dari 22 tahun dan
beberapa menikah di usia 15 tahun (lulus SMP), mayoritas berpenghasilan rendah, banyak balita mengalami gizi
kurang dan gizi di bawah garis merah dan rata rata tinggal di pemukiman kumuh.

Identifikasi istilah

1. Demografi adalah gabungan dua kata berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos dan grafein yang artinya rakyat
dan tulisan. Jadi demografi adalah setiap tulisan mengenai rakyat atau kependudukan manusia.
2. Usia Produktif adalah usia ketika seseorang masih mampu bekerja dan menghasilkan sesuatu dengan usia
produktif memiliki rentang usia 15-64 tahun. Usia non produktif adalah usia di mana seseorang tidak lagi
mampu dalam bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. usia non produktif ini adalah mereka yang
usianya 64-65 tahun keatas.
3. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
4. Balita adalah Anak di Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan salah satu periode
usia manusia setelah bayi dengan rentang usia dimulai dari dua sampai dengan lima tahun, atau biasa
digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.
5. Gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh,
pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan.

Rumusan Masalah

Dampak situasi demografi dan factor eksternal terhadap kesehatan masyarakat.

Hipotesis

Situasi demografi berdampak pada permasalahan kesehatan masyarakat dengan beberapa faktor lain
pendidikan yang rendah, pernikahan dini, pengangguran, dan tempat tinggal kumuh.

Sasaran Belajar

1. Mengetahui Program-program Puskesmas


2. Mengetahui Peran Posyandu
3. Mengetahui Tentang Sosial Ekonomi dan Budaya
4. Mengetahui Apa itu Paradigma sehat / Idonesia sehat
5. Mengetahui Konsep (PHBS)
6. Mengetahui UU Perkawinan

PHBS

Gerakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan ujung tombak untuk pembangunan
kesehatan dalam rangka meningkatkan perilaku hidup sehat masyarakat. Program PHBS di Rumah Tangga
merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah
Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga berperilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku hidup bersih dan
sehat seseorang sangat berkaitan dengan peningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan
lingkungannya. Menurut teori HL BLUM diketahui bahwa status kesehatan individu erat kaitanya dengan
perilakunya, semakin baik perilaku yang berhubungan dengan kesehatan maka maka status kesehatanya akan
semakin baik. Rumah Tangga Ber-PHBS didapatkan dari rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku
hidup bersih dan sehat.

Program pembinaan PHBS yang dicanangkan pemerintah sudah berjalan cukup lama, namun pada
kenyataanya capaian keberhasilannya masih jauh dari harapan. Berdasarkan data Kementrian Kesehatan tahun
2013, bahwa rumah tangga di Indonesia yang mempraktekkan PHBS baru mencapai 55,6% sedangkan capaian ini
masih jauh bila dibandingkan dengan target tahun 2013 yaitu sebesar 65%. Angka tersebut masih terlampau jauh
dengan target Rencana Strategis (Restra) Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014 mencantumkan target 70%
rumah tangga sudah mempraktekkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) pada tahun 2014.

Satu konsep PHBS yang wajib dilaksankan adalah PHBS di rumah tangga yang mempunyai tujuan agar
seluruh anggota rumah tangga untuk aktif tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup yang bersih dan
sehat serta memiliki peran yang aktif untuk bergerak di lingkungan masyarakat. Tujuan utama darikonspe PHBS
di tingkat rumah tangga adalah terlaksananya rumah tangga yang sehat. Terdapat 10 indikator PHBS rumah
tangga yang sebagai acuan untuk mengidentifikasi pencapaian dari praktek perilaku hidup bersih dan sehat di
lingkup rumah tangga. Banyak faktor diantaranya pendidikan yang rendah, penghasilan keluarga yang rendah
(digaris kemiskinan) dengan jumlah keluarga rata-rata lebih dari lima orang.

Peran Posyandu

Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan
masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan
dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga. Berencana yang mem
punyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud dengan
nilai strategis untuk pengem bangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam peningkat mutu
manusia masa yang akan datang dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3
intervensi yaitu :

1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga kelangsungan
hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sam pai usia balita.
2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina tumbuh/
kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja
tangguh.
3. Pembinaan kemampuan kerja ( Em ploym ent) yang dimaksud untuk memberikan kesempatan
berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara.
Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat dengan sedikit bantuan dan pengarahan
dari petugas penyelenggara dan pengembangan Posyandu merupakan strategi yang tepat untuk
intervensi ini. Intervensi ke 3 perlu dipersiapkan dengan memperhatikan aspek- aspek Poleksesbud.
Daftar Pustaka
1. Umaroh, A. K., Hanggara, H. Y., & Choiri, C. (2016). Gambaran Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
(Phbs) Di Wilayah Kerja Puskesmas Bulu Kabupaten Sukoharjo Bulan Januari-Maret 2015. Jurnal
Kesehatan, 9(1), 25-31.
2. Siregar, T., & Febriani, N. (2020). Pengaruh Health Education Terhadap Kepatuhan Perilaku Hidup
Bersih Sehat (PHBS) Warga. Jurnal'Aisyiyah Medika, 5(1).
3.

Anda mungkin juga menyukai