◦ Rata- rata usia yang beresiko terkena basalioma kurang lebih 60 tahun dan jarang sebelum usia 40 tahun,
namun basalioma juga bisa terjadi pada anak remaja dan sekarang lebih sering ditemukan pada pasien yang
berkulit cerah yang berumur sekitar 30–50tahun.
◦ Sepertiga dari basalioma bermanifestasi pada kepala, leher dengan bentuk nodul yang ulserasi.
◦ Pengobatan dengan imonosupressan jangka panjang juga dapat meningkatkan resiko basalioma. Oleh karena
itu, penerima trasplantasi organ atau sel stem mempunyai resiko tinggi hidup untuk menderita basalioma
◦ Adanya trauma, jaringan parut, luka bakar juga dapat menimbulkan basalioma
Faktor genetic, antara lain
◦ Kulit tipe 1, rambut kemerahan atau
keemasan dengan anak mata berwarna hijau
atau biru
◦ Xeroderma pigmentosum
◦ Sindrom nevoid basalioma (sindrom nevus
sel basal , sindrom Gorlin)
◦ Sindrom Bazex
Patogenesis
◦ Aspek terpenting dari basalioma adalah kanker kulit ini terdiri dari sel tumor epithelial berasal dari sel primitive selubung akar
rambut sementara komponen stroma menyerupai lapisan papilaris dermis dan terdiri dari kolagen, fibroblast dan subtansia dasar
◦ Hal ini dikarenakan bolus metastase yang besar dengan komponen sel dan stroma di dalamnya sulit memasuki sistem limfatik
◦ berasal dari sel-sel pluripotensial (sel yang dapat berubah menjadi sel-sel lain) yang ada pada stratum basalis epidermis atau
lapisan follikuler
◦ Sinar ultraviolet menginduksi mutasi pada gen suppressor tumor p53, yang terletak pada kromosom 17
◦ Sebagai tambahan mutasi gen suppressor tumor pada lokus 9q22 yang menyebabkan sindrom nevoid basalioma, suatu keadaan
◦ Gambaran klinisna seperti nodular. ◦ tipe basalioma agresif dan biasanya terjadi pada
homogen yang secraa klinis tampak seperti ◦ tampak sebagai plak sklerotik yang cekung,
melanoma berwarna putih kekuningan dengan batas tidak jelas
Superficial
Stadium T N M
0 Tis N0 M0
I T1 N0 M0
II T2 N0 M0
T3 N0 M0
III T4 N0 M0
Tiap T N1 M0
IV Tiap T Tiap N M1
Diagnosis
Penentuan Stadium Basalioma (PERABOI 2003), sebagai berikut
A. Anamnesis
keluhan lesi seperti tahi lalat yang semakin membesar, nyeri yang tidak sembuh
Lesi paling sering terlihat pada daerah wajah, telinga, leher dan ekstremitas atas.
Trauma ringan seperti misalnya membersihkan wajah dengan handuk dapat menimbulkan perdarahan
Adanya riwayat berwisata atau pekerjaan yang sering terpapar dengan sinar matahari biasa dijumpai.
B. Pemeriksaan Fisik
Yang paling khas adalah “ulkus rodent” yaitu ulkus dengan tipe yang tidak rata, berwarna kehitaman, di
daerah perifer tampak hyperplasia dan di sentral tampak ulkus.
C. Biopsi
berbentuk nodus biasanya mempunyai inti yang besar, berbentuk oval, hiperkromatik dengan sedikit
sitoplasma.
Bentuk superficial terlihat seperti puncak sel basaloid yang dilekatkan di bawah lapisan epidermis
Kumpulan-kumpulan sarang dengan berbagai ukuran tampak pada bagian atas dermis
Penatalaksanaan
◦ Tujuan penatalaksanaan bedah pada basalioma adalah untuk mengangkat tumor sehingga tidak ada
jaringan tumor yang dapat berkembang lebih lanjut.
◦ Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih terapi adalah jenis subtipe basalioma, lokasi
dan ukuran tumor, umur pasien, kemampuan pasien untuk menoleransi pembedahan, serta biaya
Kuratase dan elektrodesikasi
◦ lesi dengan batas tidak tegas.
◦ Eksisi miring dari tepi perifer dan batas dalam dari horizontal frozen section memungkinkan pemeriksaan yang
komprehensif dari semua tepi jaringan yang dieksisi dan menjamin tingkat kesembuhan yang sangat baik melebihi 98%
Indikasi :
◦ basalioma yang terletak pada daerah H (telinga, periaurikuler, hidung, daerah temporal, periokular, hidung, bibir),
◦ basalioma yang rekuren, basalioma yang besar (>2 cm), basalioma dengan batas yang tidak jelas,
◦ basalioma subtipe agresif, pasien dengan imunosupresi, sindroma basal sel nevus, dan xeroderma pigmentosum.
Krioterapi
◦ digunakan pada lesi primer dengan ukuran < 2 cm dan subtipe nonagresif.
◦ Tingkat kesembuhan >95 % tetapi berhubungan dengan hipopigmentasi dan jaringan parut.
◦ Tidak ada kontrol histologis dengan metode ini, dan jaringan biasanya awalnya menjadi sangat edema.
◦ Terapi fotodimanik, Terapi ini efektif untuk basalioma superfisial. Tehnik ini menggunakan asam
aminolaevulinic yang dibuat dalam emulsi 20 % dan diberikan topikal pada lesi.
◦ Imunimodulatir topical, berupa Imiquimod 5% krim. Imiquimod bekerja dengan menginduksi respon imun
seluler sehingga menyebabkan sekresi interferon gamma (IFN-g), interleukin 12, dan sitokin lainnya.
Prognosis
◦ Basalioma yang tidak diobati secara menyeluruh dapat timbul kembali, semua pengobatan yang telah
dilakukan harus terus-menerus dimonitor, mengingat 20 % dari kekambuhan yang ada biasanya terjadi
antara 6-10 tahun pasca operasi. Rekurensi basalioma setelah follow-up adalah 18% untuk kasus
eksisi,10% untuk terapi radiasi, 40 % untuk elektrodesikasi dan kuretase (dengan follow up < 5tahun).
Sebaliknya dengan terapi Mohs tingkat rekurensi untuk basalioma setelah follow up 5 tahun adalah 3,4
dan 7,9%. Dengan demikian Mohs mikrografi adalah pengobatan pilihan untuk basalioma rekuren.
Kesimpulan
Karsinoma sel basal merupakan kanker sel basal yang disebabkan karena adanya tumor pada sel basal.
Dengan terapi yang adekuat dapat membantu mencegah terjadinya metastasis.