Anda di halaman 1dari 22

BASALIOMA

Stevani Rumetna (102019120)

Stase Bedah RSAU Antariksa Esnawan


FK UKRIDA

Pembimbing : dr. Anwar Lewa, Sp.BE-RE


Definisi
Karsinoma sel basal (KSB) atau basalioma, ulkus rodens adalah keganasan yang paling sering ditemukan
pada manusia. Tumor ini berasal dari sel lapisan basal atau lapisan luar sel folikel rambut yang paling
sering muncul pada daerah-daerah yang sering terekspos oleh sinar matahari. KSB biasanya tumbuh lambat
dan jarang bermetastase, akan tetapi dapat menyebabkan kerusakan lokal yang nyata apabila dibiarkan atau
diterapi dengan tidak adekuat. Secara umum prognosanya sangat baik dengan terapi yang adekuat.
Epidemiologi
◦ KSB paling sering muncul pada orang kulit putih, dan jarang pada orang berkulit gelap

◦ Perbandingan antara laki-laki dengan wanita adalah 3 : 2

◦ Rata- rata usia yang beresiko terkena basalioma kurang lebih 60 tahun dan jarang sebelum usia 40 tahun,
namun basalioma juga bisa terjadi pada anak remaja dan sekarang lebih sering ditemukan pada pasien yang
berkulit cerah yang berumur sekitar 30–50tahun.

◦ Sepertiga dari basalioma bermanifestasi pada kepala, leher dengan bentuk nodul yang ulserasi.

◦ Insiden terjadinya metastasis basalioma diperkirakan < 0,1%.


Etiologi
◦ Radiasi ultraviolet adalah penyebab basalioma paling penting dan paling sering.

◦ Pengobatan dengan imonosupressan jangka panjang juga dapat meningkatkan resiko basalioma. Oleh karena
itu, penerima trasplantasi organ atau sel stem mempunyai resiko tinggi hidup untuk menderita basalioma

◦ Adanya trauma, jaringan parut, luka bakar juga dapat menimbulkan basalioma
Faktor genetic, antara lain
◦ Kulit tipe 1, rambut kemerahan atau
keemasan dengan anak mata berwarna hijau
atau biru
◦ Xeroderma pigmentosum
◦ Sindrom nevoid basalioma (sindrom nevus
sel basal , sindrom Gorlin)
◦ Sindrom Bazex
Patogenesis
◦ Aspek terpenting dari basalioma adalah kanker kulit ini terdiri dari sel tumor epithelial berasal dari sel primitive selubung akar

rambut sementara komponen stroma menyerupai lapisan papilaris dermis dan terdiri dari kolagen, fibroblast dan subtansia dasar

yang sebagian besar berupa berbagai jenis glukosa aminoglikans (GAGs).

◦ Hal ini dikarenakan bolus metastase yang besar dengan komponen sel dan stroma di dalamnya sulit memasuki sistem limfatik

ataupun sistem vaskular.

◦ berasal dari sel-sel pluripotensial (sel yang dapat berubah menjadi sel-sel lain) yang ada pada stratum basalis epidermis atau

lapisan follikuler

◦ Sinar ultraviolet menginduksi mutasi pada gen suppressor tumor p53, yang terletak pada kromosom 17

◦ Sebagai tambahan mutasi gen suppressor tumor pada lokus 9q22 yang menyebabkan sindrom nevoid basalioma, suatu keadaan

autosomal dominan ditandai dengan timbulnya basalioma secara dini


Gambaran klinis
Noduler

◦ Paling sering mengenai wajah, terutama pipi, lipat

nasolabial, dahi dan tepi kelopak mata.

◦ Pada awalnya tampak papul atau nodul kecil, transparan

seperti mutiara berdiameter <2 cm dengan tepi meninggi.

◦ Permukaannya tampak mengkilat, sering dijumpai

adanya telangiektasis dan kadang-kadang dengan

skuama yang halus atau krusta yang tipis.

◦ mudah terjadi pendarahan.


Berpigmen Morfea/fibrosing/sklerosing

◦ Gambaran klinisna seperti nodular. ◦ tipe basalioma agresif dan biasanya terjadi pada

◦ berwarna cokelat atau hitam berbintik-bintik atau kepala dan leher

homogen yang secraa klinis tampak seperti ◦ tampak sebagai plak sklerotik yang cekung,
melanoma berwarna putih kekuningan dengan batas tidak jelas
Superficial

◦ Lesi biasanya multiple, mengenai badan

◦ sedikit kemungkinan untuk invsif

◦ plak transparan, eritematosa sampai berpigmen


terang, berbentuk oval sampai ireguler dengan tepi
batas tegas, sedikit meninggi.
Pemeriksaan penunjang - histopatologi
Karsinoma sel basal Karsinoma sel berpigmen Karsinoma sel morfea Karsinoma sel superfisial
modular

• ukleus oval besar, • mengandung melanosit • pola sarang • Penampakannya seperti


hiperkromatik, dan yang terdiri dari pertumbuhannya tidak semak-semak sel
sitoplasma sedikit. sitoplasma granula melingkar tapi basaloid yang berlekatan
• berbentuk palisade di melanin dan dendrit. membentuk untaian. dengan epidermis
daerah perifer dan • Sarang-sarang berbagai
membentuk sarang- ukuran sering terlihat di
sarang. dermis.
• ada peningkatan
produksi musin di
sekitar stroma dermis
Diagnosis
◦ Stadium tumor ganas kulit non melanoma menurut American Joint Committee on Cancer tahun 2006

Stadium T N M

0 Tis N0 M0

I T1 N0 M0

II T2 N0 M0
  T3 N0 M0
III T4 N0 M0

  Tiap T N1 M0

IV Tiap T Tiap N M1
Diagnosis
Penentuan Stadium Basalioma (PERABOI 2003), sebagai berikut

A. Anamnesis

 keluhan lesi seperti tahi lalat yang semakin membesar, nyeri yang tidak sembuh

Lesi paling sering terlihat pada daerah wajah, telinga, leher dan ekstremitas atas.

Trauma ringan seperti misalnya membersihkan wajah dengan handuk dapat menimbulkan perdarahan

Adanya riwayat berwisata atau pekerjaan yang sering terpapar dengan sinar matahari biasa dijumpai.
B. Pemeriksaan Fisik

 dijumpai sesuai dengan tipe-tipe KSB

 Yang paling khas adalah “ulkus rodent” yaitu ulkus dengan tipe yang tidak rata, berwarna kehitaman, di
daerah perifer tampak hyperplasia dan di sentral tampak ulkus.

C. Biopsi

 berbentuk nodus biasanya mempunyai inti yang besar, berbentuk oval, hiperkromatik dengan sedikit
sitoplasma.

 Sel-sel tampak seragam , dan kadang-kadang tampak beberapa gambaran mitosis.

 Bentuk superficial terlihat seperti puncak sel basaloid yang dilekatkan di bawah lapisan epidermis

 Kumpulan-kumpulan sarang dengan berbagai ukuran tampak pada bagian atas dermis
Penatalaksanaan
◦ Tujuan penatalaksanaan bedah pada basalioma adalah untuk mengangkat tumor sehingga tidak ada
jaringan tumor yang dapat berkembang lebih lanjut.

◦ Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih terapi adalah jenis subtipe basalioma, lokasi
dan ukuran tumor, umur pasien, kemampuan pasien untuk menoleransi pembedahan, serta biaya
Kuratase dan elektrodesikasi
◦ lesi dengan batas tidak tegas.

◦ Dapat digunakan sebagai penatalaksanaan basalioma nodular dengan


ukuran kurang dari 2 cm

◦ tingkat kesembuhan dengan metode ini lebih dari 90 %, tetapi rekurensi


dilaporkan pada 30 % lesi dengan diameter lebih dari 3 cm.

Kekurangan : tingkat rekurensi yang tinggi, luaran kosmetik yang kurang


baik, dan kurangnya kontrol histologis, metode ini tidak diterima sebagai
terapi utama pada basalioma.
Bedah eksisi
◦ tingkat kesembuhan lebih dari 90 %.

◦ tumor diangkat seluruhnya hingga jaringan lemak subkutan dengan


dikelilingi oleh jaringan normal

◦ Literatur merekomendasikan batas 3 mm untuk basalioma kecil (<10


mm) dan 5 mm untuk basalioma yang lebih besar (10-20 mm) pada
wajah.

◦ lokasi lain, direkomendasikan batas 5 mm.

◦ Tepi tumor harus dikonfirmasi ”negatif” dengan pemeriksaan histologis.


Bedah mikrografi Mohs
◦ teknik bedah yang mengkombinasikan ekstipasi tumor dan pemeriksaan mikroskopik tepi jaringan

◦ Eksisi miring dari tepi perifer dan batas dalam dari horizontal frozen section memungkinkan pemeriksaan yang

komprehensif dari semua tepi jaringan yang dieksisi dan menjamin tingkat kesembuhan yang sangat baik melebihi 98%

untuk sebagian besar kanker kulit

Indikasi :

◦ basalioma yang terletak pada daerah H (telinga, periaurikuler, hidung, daerah temporal, periokular, hidung, bibir),

◦ basalioma yang rekuren, basalioma yang besar (>2 cm), basalioma dengan batas yang tidak jelas,

◦ basalioma subtipe agresif, pasien dengan imunosupresi, sindroma basal sel nevus, dan xeroderma pigmentosum.
Krioterapi
◦ digunakan pada lesi primer dengan ukuran < 2 cm dan subtipe nonagresif.

◦ Tingkat kesembuhan >95 % tetapi berhubungan dengan hipopigmentasi dan jaringan parut.

◦ Tidak ada kontrol histologis dengan metode ini, dan jaringan biasanya awalnya menjadi sangat edema.

◦ Tingkat rekurensi dilaporkan 3,7 – 7,5%.


Tatalaksana non bedah
◦ Radioterapi, Area radiasi adalah tumor yang kelihatan dan safety margin dengan range 0,5-1,5 cm,
tergantung dari ukuran tumor.

◦ Terapi fotodimanik, Terapi ini efektif untuk basalioma superfisial. Tehnik ini menggunakan asam
aminolaevulinic yang dibuat dalam emulsi 20 % dan diberikan topikal pada lesi.

◦ Imunimodulatir topical, berupa Imiquimod 5% krim. Imiquimod bekerja dengan menginduksi respon imun
seluler sehingga menyebabkan sekresi interferon gamma (IFN-g), interleukin 12, dan sitokin lainnya.
Prognosis
◦ Basalioma yang tidak diobati secara menyeluruh dapat timbul kembali, semua pengobatan yang telah
dilakukan harus terus-menerus dimonitor, mengingat 20 % dari kekambuhan yang ada biasanya terjadi
antara 6-10 tahun pasca operasi. Rekurensi basalioma setelah follow-up adalah 18% untuk kasus
eksisi,10% untuk terapi radiasi, 40 % untuk elektrodesikasi dan kuretase (dengan follow up < 5tahun).
Sebaliknya dengan terapi Mohs tingkat rekurensi untuk basalioma setelah follow up 5 tahun adalah 3,4
dan 7,9%. Dengan demikian Mohs mikrografi adalah pengobatan pilihan untuk basalioma rekuren.
Kesimpulan
Karsinoma sel basal merupakan kanker sel basal yang disebabkan karena adanya tumor pada sel basal.
Dengan terapi yang adekuat dapat membantu mencegah terjadinya metastasis.

Anda mungkin juga menyukai